SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
BAB 1
                                   PENDAHULUAN


1. Latar Belakang
       Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara-
negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di
tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di
Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur juga
didukung oleh masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis
kemiskinan sehingga masalah kebersihan lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat
kurang menjadi perhatian dalam kehidupan seharihari masyarakat Indonesia (Hare, 1993).
Jamur yang dapat menyebabkan infeksi antara lain Candida albicans dan Trichophyton
rubrum. Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan
pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan maupun eksudat. Ragi ini
adalah anggota flora normal selaput mukosa saluran pernafasan, saluran pencernaan,
dan genitalia wanita. Pada genitalis wanita Candida albicans menyebabkan vulvovaginitis
yang menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran
sekret. Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis kandida.
Dalam keadaan normal pH yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina (Jawetz et al.,
1986). Candida albicans dapat tumbuh secara optimum pada pH 4, tetapi juga dapat
tumbuh antara pH 3-7 (Anonim, 2010).
       Penyakit yang disebabkan oleh Candida dikenal dengan kandidiasis. Kandidiasis
adalah suatu penyakit jamur yang bersifat akut dan sub akut yang disebabkan oleh
spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai kulit mulut, vagina,
kuku, kulit, bronki, atau paru–paru. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia dan dapat
menyerang semua umur baik laki–laki maupun perempuan (Kuswadji, 1987).
Trichophyton rubrum adalah salah satu spesies jamur yang menyebabkan dermatofitosis.
Dermatofitosis adalah penyakit jamur yang menyerang jaringanyang mengandung zat
tanduk (keratin) pada kuku, rambut dan stratum korneum pada epidermis, yang
disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Jamur dermatofita tersebut digolongkan
dalam tiga genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Perbedaan


                                            1
antara ketiga genera tersebut didasarkan pada penampilan spora dan hifa. Jamur
Trichophyton rubrum merupakan rata-rata penyebab infeksi di Indonesia (Kuswadji,1983;
Volk dan Wheeler, 1990).


1.2 Rumusan Masalah
   1. Apa yang dimaksud dengan Jamur?
   2. Apa Tujuan Pemeriksaan Jamur?
   3. Faktor-faktor apa saja penyebab infeksi jamur?
   4. Bagaimana cara memastikan penyakit jamur?
   5. Bagaimana cara pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik?
   6. Bagaimana cara Pemeriksaan Jamur?
   7. Bagaimana hasil Pemeriksaan?
   8. Bagaimana cara efektif mencegah jamur
   9. Bagaimana cara Mengobati Penyakit Jamur?


1.3 Tujuan Makalah
      Penulisan Makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan
dan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa. Secara terperinci tujuan dari
pembuatan makalah ini adalah :
   1. Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia.
   2. Mengetahui pengertian Jamur
   3. Mengetahui tujuan Pemeriksaan Jamur
   4. Mengetahui faktor-faktor apa saja penyebab infeksi jamur
   5. Mengetahui cara memastikan penyakit jamur
   6. Mengetahui cara pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik
   7. Mengetahui Cara Pemeriksaan Jamur
   8. Mengetahui Hasil Pemeriksaan
   9. Mengetahui Cara efektif mencegah jamur
   10. Mengetahui Cara Mengobati penyakit Jamur




                                            2
1.4 Sistematika Penulisan
     Pada pembuatan makalah ini, penulis akan menjelaskan pembahasan dimulai dari:
BAB 1 : PENDAHULUAN
     1.1 Latar Belakang Masalah
     1.2 Rumusan Masalah
     1.3 Tujuan Masalah
     1.4 Sistematika Penulisan
BAB 2 : PEMBAHASAN
      2.1 Pengertian Jamur
      2.2 Tujuan Pemeriksaan Jamur
      2.3 Faktor-faktor penyebab infeksi jamur
      2.4 Cara memastikan penyakit jamur
      2.5 Pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik
         A. Pengambilan Spesimen
         B. Pembuatan Sediaan
         C. Pengiriman Spesimen
      2.6 Cara Pemeriksaan Jamur
      2.7 Hasil Pemeriksaan
      2.8 Cara efektif mencegah jamur
      2.9 Cara Mengobati Penyakit Jamur
BAB 3 : PENUTUP
     1.1 Kesimpulan
     1.2 Saran




                                           3
BAB 2
                                    PEMBAHASAN
                               PEMERIKSAAN JAMUR


2.1 Pengertian Jamur
  Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia.
Jamur memang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedemikian
eratnya sehingga manusia tak terlepas dari jamur. Jenis fungi-fungian ini bisa hidup dan
tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri.
    Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis
superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang
kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton,
Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis
yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung,
mukosa mulut, usus, dan vagina.


2.2 Tujuan Pemeriksaan Jamur
       Untuk Mengetahui Penyebab terjadinya infeksi jamur
       Untuk Mengetahui jenis jamur
       Untuk Mengetahui cara pengobatan dan cara pencegahannya


2.3 Faktor-faktor penyebab infeksi jamur
      Lembab dan panas dari lingkungan, dari pakaian ketat, dan pakaian tak
         menyerap keringat.
      Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.
      Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk.
      Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian
         antibiotik, atau hormonal dalam jangka panjang.
      Penyakit tertentu, misalnya HIV/AIDS, dan diabetes.
      Kehamilan dan menstruasi. Kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan
         hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur. Keputihan sebenarnya


                                            4
adalah sebuah hal yang wajar bila terjadi pada saat2 tertentu. Karena Vagina
        wanita dewasa mengandung flora normal yang disebut Basil Doderlein. Basil
        Doderlein ini adalah bakteri baik, maksudnya adalah bakteri yang membuat
        lingkungan vagina menjadi asam dan berfungsi sebagai perlindungan terhadap
        infeksi yang dimungkinkan terjadi karena berbagai faktor, seperti infeksi jamur,
        bakteri, virus, dll. Selain itu, keputihan yang juga berfungsi sebagai
        perlindungan    terhadap    berbagai      infeksi.   Penyebab   keputihan    dapat
        digolongkan pada dua golongan besar, yaitu fisiologis dan patologis. Pada
        keadaan fisiologis, keputihan dapat terjadi pada saat hamil, sebelum dan
        sesudah haid, saat mendapat rangsang seksual, saat banyak melakukan
        aktivitas fisik yang kesemuanya tidak menimbulkan keluhan tambahan seperti
        bau, gatal, dan perubahan warna. Namun pada keputihan karena infeksi jamur,
        akan lebih berat terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan saat
        menstruasi karena pada saat tersebut kelembaban vagina paling tinggi dan jika
        kita tidak ikut serta menjaga kebersihan vagina.


2.4 Cara Memastikan Penyakit Jamur
  ₋   Pemeriksaan tampilan secara klinis.
  ₋   Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV)yaitu menghasilkan sinar
      ultraviolet 360nm (atau sinar “hitam” yang dapat digunakan untuk membantu
      evaluasi pengakit-penyakit kulit tertentu
  ₋   Kerokan kulit
  ₋   Mukosa
  ₋   Kuku untuk pemeriksaan mikroskopik
  ₋   Pemeriksaan biakan untuk mengetahui jenis jamurnya yaitu dilakukan dengan
      menanamkan sampel pada media buatan yaitu emnggunakan media agar
      dextrose sabouraud. Tujuan dilakukan pemeriksaan ini yaitu sebagai penyokong
      pemeriksaan langsung (KOH) sehingga dapat diketahui secara posisi wujud
      spesies jamur yang menyebabkan kelainan kulit pada pasien. Dengan mengetahui
      spesies jamur yang menginfeksi kulit hal ini dapat membantu menentukan terapi
      spesifik pada pasien, sehingga efek dari terapi yang dapat bekerja maksimal.


                                            5
2.5 Pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik
   a. Prinsip
      Larutan KOH 10% atau 20% akan melisiskan kulit, kuku dan rambut sehingga bila
      mengandung jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hypa dan atau spora.
      Pemeriksaan KOH (kalium hidroksida) merupakan pemeriksaan yang dianjurkan
      untuk menegakkan diagnosis pada setiap kasus kelainan kulit pada infeksi jamur.
      Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengerokkan kulit pada bagian
      kulit yang mengalami infeksi jamur. Hasil yang diterapkan pada pemeriksaan ini
      ditemukannya elemen jamur beruoa hifa panjang dan artrospora (hifa
      bercabang) yang berarti bahwa penyebab kelainan kulit pada pasien disebabkan
      oleh jamur nakal (dermatofita)
   b. Tujuan
      Menemukan adanya hypa dan atau spora pada kulit, kuku dan rambut.
   c. Persiapan Pasien
      Tidak diperlukan


     A. Pengambilan Spesimen
      1)   Alat
           a. Scalpel
           b. Pinset
           c. Alcohol 70%
           d. Kapas
           e. Kertas/wadah bersih
      2) Lokasi
           a. Kulit           : Bagian tepi kelainan kulit
           b. Kuku            : Kuku yang mengalami penebalan
           c. Rambut
                        Rambut rapuh dan berwarna agak pucat
                        Pada rambut terdapat benjolan
                        Daerah sekitar rambut menunjukan kelainan kulit, misalnya
                        bersisik, botak dan lain-lain.
      3) Cara Pengambilan
                                              6
a. Kerokan Kulit
                Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alcohol 70% untuk
                  menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.
                Keroklah bagian yang aktif dengan scalpel dengan arah dari atas ke
                  bawah (cara memegang scalpel harus miring membentuk sudut 450
                  ke atas)
        b. Kerokan/guntingan kuku
                Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah.
                Bersihkan kuku yang sakit dengan kapas alcohol 70% dengan
                  maksud seperti diatas
                Kerokanlah bagian kuku yang sakit pada bagian permukaan dan
                  bagian bawah kuku yang sakit, bila perlu kuku tersebut digunting
        c. Rambut
                Rambut yang sakit dicabut dengan pinset
                Letakkan rambut tersebut pada kertas/wadah yang bersih


B. Pembuatan sediaan
   1.   Alat
        a. Kaca objek
        b. Kaca penutup
        c. Lampu spirtus
        d. Pinset
  2.    Reagen
          Larutan KOH 10% untuk kulit dan kuku
          Larutan KOH 20% untuk rambut


  3. Cara pembuatan sadiaan
        a. Teteskan 1-2 gelas larutan KOH 10% pada kaca objek
        b. Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan
          menggunakan pinset yang sebelumnya dibasahi dahulu dengan larutan
          KOH tersebut. Kemudian tutup dengan kaca penutup.


                                          7
c. Biarkan ± 15 menit atau dihangatkan diatas nyala api selama beberapa
                   detik untuk mempercepat proses lisis
   C. Pengiriman Spesimen
         1)       Wadah
                  Amplop yang bersih
         2)       Cara Pengiriman
                 a. Bungkus specimen yang telah diletakkan pada kertas/wadah yang bersih
                    dan kering
                 b. Kemudain masukkan kedalam amplop
                 c. Tulis identitas pasien diatasnya : nama dan umur pasien, tanggal
                    pengambilan
                 d. Kemudian mesukkan lagi kedalam amplop yang lebih besar dan tebal.
                    Lalu rekatkan
                 e. Spesime siap dikirim


2.6 Cara Pemeriksaan Jamur
       i. Alat
         Mikroskop
 ii.     Cara
         Periksa sediaan dibawah mikroskop.
         Mula-mula dengan pembesaran objektif 10 x kemudian dengan pembesaran 40
         x untuk mencari adanya hypa dan atau spora


2.7 Hasil Pemeriksaan
   Positif            : bila ditemukan adanya hypa dan atau spora
   Negatif            : bila tidak ditemukan adanya hypa dan atau spora




2.8 Cara Efektif Mencegah Jamur
       1. Hindari meminjam barang (pribadi) orang lain, misalnya handuk, pakaian, alat
           mandi, dll.

                                               8
2. Usahakan mengganti pakaian yang sudah basah karena keringat. Sebab
        keringat menyebabkan tumbuhnya jamur
     3. Gunakan pakaian yang benar-benar kering, dan gantilah setiap harinya
     4. Jangan gantung handuk di kamar mandi, langsung jemur handuk untuk
        meminimalis kelembapan sehingga jamur mati saat terkena sinar matahari.
     5. Gunakan kaos kaki yang dapat menyerap keringat, hal ini untuk menghindari
        kelembapan pada sela-sela ruas jari, sehingga tidak menyebabkan jamur kutu
        air
     6. Rajin gunting kuku tangan dan kaki. Mengapa? Jika ada bagian tubuh yang
        terinfeksi jamur dan tidak sengaja menggaruknya, jamur akan menempel di
        bawah kuku, dan mulai menginfeksi jaringan di bawah kuku. Bahkan bisa jua
        kita secara tidak sadar memindahkan jamur tersebut ke daerah lainnya
     7. Usahakan setiap hari mengganti pakaian, gantilah dengan baju yang bersih,
        bukan dengan baju yang sudah dipakai berhari-hari.
     8. Jika sudah terinfeksi ada baiknya langsung diobati agar tidak menyebar ke
        daerah yang lain.
     9. Cucilah tangan dan mandi dengan air bersih.


2.9 Cara Mengobati Penyakit Jamur
   1. Lengkuas (segar) dipotong salah satu ujungnya lalu dicelupkan pada bubuk
       belerang lalu dioleskan pada kulit yang terkena panu/kadas.
       Penggunaan : lakukan secara teratur 1-2
   2. Pengobatan infeksi jamur dilakukan dengan memperhatikan jenis jamur.
       Karenanya kita disarankan untuk mengobati infeksi jamur dengan menggunakan
       obat antijamur. Gunakan obat antijamur sesuai saran pemakaian atau petunjuk
       dokter agar infeksi jamur teratasi maksimal.




                                       BAB III
                                     PENUTUP

                                          9
1.1 Kesimpulan
    Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia.
Sebenarnya bila kita selalu menerapkan pola hidup sehat, maka kemungkinan untuk
menderita penyakit ini sangat kecil. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya jamur
adanya udara yang panas, lembab, kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial
ekonomi rendah, pemakaian obat-obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC
atau keganasan, dan penyakit endokrin (diabetes mellitus).
       Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus
rajin menyeka keringat yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya
yang menyerap keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap
keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut. Selain itu, setelah
terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena jamur senang dengan
tempat yang lembab.


1.2 Saran
    Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “Pemeriksaan Jamur” berharap agar
mahasiswi dapat mengetahui pengertian jamur, cara mencegah pertumbuhan jamur, dan
sebagai seorang tenaga kesehatan kita bisa mendeteksi dan mengetahui jenis jamur apa
yang menyebabkan penyakit, agar bisa dengan segera mengobatinya dengan terapi yang
maksimal.




                                           10

More Related Content

What's hot

Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infection
Rangga Pragasta
 

What's hot (15)

Miasis
MiasisMiasis
Miasis
 
Makalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab munaMakalah frambusia akper pemkab muna
Makalah frambusia akper pemkab muna
 
Tinea
TineaTinea
Tinea
 
Imaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infectionImaging in lung fungal infection
Imaging in lung fungal infection
 
Bakteri yang merugikan manusia (tugas bio)
Bakteri yang merugikan manusia (tugas bio)Bakteri yang merugikan manusia (tugas bio)
Bakteri yang merugikan manusia (tugas bio)
 
Dermatofitosis
DermatofitosisDermatofitosis
Dermatofitosis
 
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOKBakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
Bakteri yang merugikan, tugas biologi kelompok 6, x.4 SMANSA DEPOK
 
Lp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgarisLp pemfigus vulgaris
Lp pemfigus vulgaris
 
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
Presentasi Biologi (Bakteri Yang Merugikan)
 
Infeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunakInfeksi kulit dan jaringan lunak
Infeksi kulit dan jaringan lunak
 
Imunisasi biokimia
Imunisasi biokimiaImunisasi biokimia
Imunisasi biokimia
 
Makalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayaniMakalah frambusia irmayani
Makalah frambusia irmayani
 
Farmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit KulitFarmakologi Penyakit Kulit
Farmakologi Penyakit Kulit
 
K8 jamur artro cacing tropmed16
K8   jamur artro cacing tropmed16K8   jamur artro cacing tropmed16
K8 jamur artro cacing tropmed16
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 

Viewers also liked (7)

Pemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopikPemeriksaan jamur secara mikroskopik
Pemeriksaan jamur secara mikroskopik
 
Mkrobiologi dan parasitologi
Mkrobiologi dan parasitologiMkrobiologi dan parasitologi
Mkrobiologi dan parasitologi
 
Fungi
FungiFungi
Fungi
 
Dermatomikosis
DermatomikosisDermatomikosis
Dermatomikosis
 
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGIDODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
DODIT DWI S, KTI MIKOLOGI
 
Protozoologi
ProtozoologiProtozoologi
Protozoologi
 
1 pedoman penulisan proposal pu ugm
1 pedoman penulisan proposal pu ugm1 pedoman penulisan proposal pu ugm
1 pedoman penulisan proposal pu ugm
 

Similar to Bab 1 3

Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
Warnet Raha
 
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
skst2
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
Warnet Raha
 
Juknis penyakit ulat new
Juknis penyakit ulat newJuknis penyakit ulat new
Juknis penyakit ulat new
BPA_ADMIN
 
kelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulitkelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulit
universitas samawa
 
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptxMIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
BRYSAM2
 

Similar to Bab 1 3 (20)

226443010 tugas-makalah-mikrobiologi
226443010 tugas-makalah-mikrobiologi226443010 tugas-makalah-mikrobiologi
226443010 tugas-makalah-mikrobiologi
 
Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2Makalah penyakit jamur 2
Makalah penyakit jamur 2
 
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5Apa itu mikrooraganisma tahun 5
Apa itu mikrooraganisma tahun 5
 
Makalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamurMakalah penyakit jamur
Makalah penyakit jamur
 
Juknis penyakit ulat new
Juknis penyakit ulat newJuknis penyakit ulat new
Juknis penyakit ulat new
 
6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf6 Konsep Mikologi.pdf
6 Konsep Mikologi.pdf
 
kelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulitkelainan dan Penyakit pada kulit
kelainan dan Penyakit pada kulit
 
Mikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasiMikrobiologi farmasi
Mikrobiologi farmasi
 
penyakit pada kulit
penyakit pada kulitpenyakit pada kulit
penyakit pada kulit
 
Makalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurapMakalah penyakit kurap
Makalah penyakit kurap
 
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptxMIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
MIKOLOGI KLOMPOK 3 alfito rafli safik faton dll.pptx
 
Biologi bab 1 kelas 10
Biologi bab 1 kelas 10Biologi bab 1 kelas 10
Biologi bab 1 kelas 10
 
Kebijakan Lingkungan
Kebijakan LingkunganKebijakan Lingkungan
Kebijakan Lingkungan
 
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatankonsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
konsep infeksi keselamatan dan kenyamanan - d3 keperawatan
 
Rkk11
Rkk11Rkk11
Rkk11
 
Yataba infeksi jamur
Yataba infeksi jamurYataba infeksi jamur
Yataba infeksi jamur
 
Makalah jadi
Makalah jadiMakalah jadi
Makalah jadi
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 
Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2Makalah frambusia 2
Makalah frambusia 2
 

Bab 1 3

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jamur merupakan salah satu penyebab infeksi pada penyakit terutama di negara- negara tropis. Penyakit kulit akibat jamur merupakan penyakit kulit yang sering muncul di tengah masyarakat Indonesia. Iklim tropis dengan kelembaban udara yang tinggi di Indonesia sangat mendukung pertumbuhan jamur. Banyaknya infeksi jamur juga didukung oleh masih banyaknya masyarakat Indonesia yang berada di bawah garis kemiskinan sehingga masalah kebersihan lingkungan, sanitasi dan pola hidup sehat kurang menjadi perhatian dalam kehidupan seharihari masyarakat Indonesia (Hare, 1993). Jamur yang dapat menyebabkan infeksi antara lain Candida albicans dan Trichophyton rubrum. Candida albicans adalah suatu ragi lonjong, bertunas yang menghasilkan pseudomiselium baik dalam biakan maupun dalam jaringan maupun eksudat. Ragi ini adalah anggota flora normal selaput mukosa saluran pernafasan, saluran pencernaan, dan genitalia wanita. Pada genitalis wanita Candida albicans menyebabkan vulvovaginitis yang menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat, dan pengeluaran sekret. Hilangnya pH asam merupakan predisposisi timbulnya vulvovaginitis kandida. Dalam keadaan normal pH yang asam dipertahankan oleh bakteri vagina (Jawetz et al., 1986). Candida albicans dapat tumbuh secara optimum pada pH 4, tetapi juga dapat tumbuh antara pH 3-7 (Anonim, 2010). Penyakit yang disebabkan oleh Candida dikenal dengan kandidiasis. Kandidiasis adalah suatu penyakit jamur yang bersifat akut dan sub akut yang disebabkan oleh spesies Candida, biasanya oleh Candida albicans dan dapat mengenai kulit mulut, vagina, kuku, kulit, bronki, atau paru–paru. Penyakit ini ditemukan diseluruh dunia dan dapat menyerang semua umur baik laki–laki maupun perempuan (Kuswadji, 1987). Trichophyton rubrum adalah salah satu spesies jamur yang menyebabkan dermatofitosis. Dermatofitosis adalah penyakit jamur yang menyerang jaringanyang mengandung zat tanduk (keratin) pada kuku, rambut dan stratum korneum pada epidermis, yang disebabkan oleh golongan jamur dermatofita. Jamur dermatofita tersebut digolongkan dalam tiga genus, yaitu Microsporum, Trichophyton, dan Epidermophyton. Perbedaan 1
  • 2. antara ketiga genera tersebut didasarkan pada penampilan spora dan hifa. Jamur Trichophyton rubrum merupakan rata-rata penyebab infeksi di Indonesia (Kuswadji,1983; Volk dan Wheeler, 1990). 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Jamur? 2. Apa Tujuan Pemeriksaan Jamur? 3. Faktor-faktor apa saja penyebab infeksi jamur? 4. Bagaimana cara memastikan penyakit jamur? 5. Bagaimana cara pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik? 6. Bagaimana cara Pemeriksaan Jamur? 7. Bagaimana hasil Pemeriksaan? 8. Bagaimana cara efektif mencegah jamur 9. Bagaimana cara Mengobati Penyakit Jamur? 1.3 Tujuan Makalah Penulisan Makalah ini dilakukan untuk memenuhi tujuan-tujuan yang diharapkan dan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa. Secara terperinci tujuan dari pembuatan makalah ini adalah : 1. Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Biokimia. 2. Mengetahui pengertian Jamur 3. Mengetahui tujuan Pemeriksaan Jamur 4. Mengetahui faktor-faktor apa saja penyebab infeksi jamur 5. Mengetahui cara memastikan penyakit jamur 6. Mengetahui cara pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik 7. Mengetahui Cara Pemeriksaan Jamur 8. Mengetahui Hasil Pemeriksaan 9. Mengetahui Cara efektif mencegah jamur 10. Mengetahui Cara Mengobati penyakit Jamur 2
  • 3. 1.4 Sistematika Penulisan Pada pembuatan makalah ini, penulis akan menjelaskan pembahasan dimulai dari: BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan Masalah 1.4 Sistematika Penulisan BAB 2 : PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Jamur 2.2 Tujuan Pemeriksaan Jamur 2.3 Faktor-faktor penyebab infeksi jamur 2.4 Cara memastikan penyakit jamur 2.5 Pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik A. Pengambilan Spesimen B. Pembuatan Sediaan C. Pengiriman Spesimen 2.6 Cara Pemeriksaan Jamur 2.7 Hasil Pemeriksaan 2.8 Cara efektif mencegah jamur 2.9 Cara Mengobati Penyakit Jamur BAB 3 : PENUTUP 1.1 Kesimpulan 1.2 Saran 3
  • 4. BAB 2 PEMBAHASAN PEMERIKSAAN JAMUR 2.1 Pengertian Jamur Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Jamur memang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedemikian eratnya sehingga manusia tak terlepas dari jamur. Jenis fungi-fungian ini bisa hidup dan tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri. Penyakit yang disebabkan jamur pada manusia disebut mikosis, yaitu mikosis superficial dan mikosis sistemik. Mikosis superfisial merupakan mikosis yang menyerang kulit, kuku, dan rambut terutama disebabkan oleh 3 genera jamur, yaitu Trichophyton, Microsporum, dan Epidermophyton. Sedangkan mikosis sistemik merupakan mikosis yang menyerang alat-alat dalam, seperti jaringan sub-cutan, paru-paru, ginjal, jantung, mukosa mulut, usus, dan vagina. 2.2 Tujuan Pemeriksaan Jamur  Untuk Mengetahui Penyebab terjadinya infeksi jamur  Untuk Mengetahui jenis jamur  Untuk Mengetahui cara pengobatan dan cara pencegahannya 2.3 Faktor-faktor penyebab infeksi jamur  Lembab dan panas dari lingkungan, dari pakaian ketat, dan pakaian tak menyerap keringat.  Keringat berlebihan karena berolahraga atau karena kegemukan.  Friksi atau trauma minor, misalnya gesekan pada paha orang gemuk.  Keseimbangan flora tubuh normal terganggu, antara lain karena pemakaian antibiotik, atau hormonal dalam jangka panjang.  Penyakit tertentu, misalnya HIV/AIDS, dan diabetes.  Kehamilan dan menstruasi. Kedua kondisi ini terjadi karena ketidakseimbangan hormon dalam tubuh sehingga rentan terhadap jamur. Keputihan sebenarnya 4
  • 5. adalah sebuah hal yang wajar bila terjadi pada saat2 tertentu. Karena Vagina wanita dewasa mengandung flora normal yang disebut Basil Doderlein. Basil Doderlein ini adalah bakteri baik, maksudnya adalah bakteri yang membuat lingkungan vagina menjadi asam dan berfungsi sebagai perlindungan terhadap infeksi yang dimungkinkan terjadi karena berbagai faktor, seperti infeksi jamur, bakteri, virus, dll. Selain itu, keputihan yang juga berfungsi sebagai perlindungan terhadap berbagai infeksi. Penyebab keputihan dapat digolongkan pada dua golongan besar, yaitu fisiologis dan patologis. Pada keadaan fisiologis, keputihan dapat terjadi pada saat hamil, sebelum dan sesudah haid, saat mendapat rangsang seksual, saat banyak melakukan aktivitas fisik yang kesemuanya tidak menimbulkan keluhan tambahan seperti bau, gatal, dan perubahan warna. Namun pada keputihan karena infeksi jamur, akan lebih berat terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan dan saat menstruasi karena pada saat tersebut kelembaban vagina paling tinggi dan jika kita tidak ikut serta menjaga kebersihan vagina. 2.4 Cara Memastikan Penyakit Jamur ₋ Pemeriksaan tampilan secara klinis. ₋ Pemeriksaan dengan bantuan sinar lampu Wood (UV)yaitu menghasilkan sinar ultraviolet 360nm (atau sinar “hitam” yang dapat digunakan untuk membantu evaluasi pengakit-penyakit kulit tertentu ₋ Kerokan kulit ₋ Mukosa ₋ Kuku untuk pemeriksaan mikroskopik ₋ Pemeriksaan biakan untuk mengetahui jenis jamurnya yaitu dilakukan dengan menanamkan sampel pada media buatan yaitu emnggunakan media agar dextrose sabouraud. Tujuan dilakukan pemeriksaan ini yaitu sebagai penyokong pemeriksaan langsung (KOH) sehingga dapat diketahui secara posisi wujud spesies jamur yang menyebabkan kelainan kulit pada pasien. Dengan mengetahui spesies jamur yang menginfeksi kulit hal ini dapat membantu menentukan terapi spesifik pada pasien, sehingga efek dari terapi yang dapat bekerja maksimal. 5
  • 6. 2.5 Pemeriksaan Jamur Secara Mikroskopik a. Prinsip Larutan KOH 10% atau 20% akan melisiskan kulit, kuku dan rambut sehingga bila mengandung jamur, dibawah mikroskop akan terlihat hypa dan atau spora. Pemeriksaan KOH (kalium hidroksida) merupakan pemeriksaan yang dianjurkan untuk menegakkan diagnosis pada setiap kasus kelainan kulit pada infeksi jamur. Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengerokkan kulit pada bagian kulit yang mengalami infeksi jamur. Hasil yang diterapkan pada pemeriksaan ini ditemukannya elemen jamur beruoa hifa panjang dan artrospora (hifa bercabang) yang berarti bahwa penyebab kelainan kulit pada pasien disebabkan oleh jamur nakal (dermatofita) b. Tujuan Menemukan adanya hypa dan atau spora pada kulit, kuku dan rambut. c. Persiapan Pasien Tidak diperlukan A. Pengambilan Spesimen 1) Alat a. Scalpel b. Pinset c. Alcohol 70% d. Kapas e. Kertas/wadah bersih 2) Lokasi a. Kulit : Bagian tepi kelainan kulit b. Kuku : Kuku yang mengalami penebalan c. Rambut Rambut rapuh dan berwarna agak pucat Pada rambut terdapat benjolan Daerah sekitar rambut menunjukan kelainan kulit, misalnya bersisik, botak dan lain-lain. 3) Cara Pengambilan 6
  • 7. a. Kerokan Kulit  Bersihkan kulit yang akan dikerok dengan kapas alcohol 70% untuk menghilangkan lemak, debu dan kotoran lainnya.  Keroklah bagian yang aktif dengan scalpel dengan arah dari atas ke bawah (cara memegang scalpel harus miring membentuk sudut 450 ke atas) b. Kerokan/guntingan kuku  Letakkan hasil kerokan kulit pada kertas atau wadah.  Bersihkan kuku yang sakit dengan kapas alcohol 70% dengan maksud seperti diatas  Kerokanlah bagian kuku yang sakit pada bagian permukaan dan bagian bawah kuku yang sakit, bila perlu kuku tersebut digunting c. Rambut  Rambut yang sakit dicabut dengan pinset  Letakkan rambut tersebut pada kertas/wadah yang bersih B. Pembuatan sediaan 1. Alat a. Kaca objek b. Kaca penutup c. Lampu spirtus d. Pinset 2. Reagen Larutan KOH 10% untuk kulit dan kuku Larutan KOH 20% untuk rambut 3. Cara pembuatan sadiaan a. Teteskan 1-2 gelas larutan KOH 10% pada kaca objek b. Letakkan bahan yang akan diperiksa pada tetesan tersebut dengan menggunakan pinset yang sebelumnya dibasahi dahulu dengan larutan KOH tersebut. Kemudian tutup dengan kaca penutup. 7
  • 8. c. Biarkan ± 15 menit atau dihangatkan diatas nyala api selama beberapa detik untuk mempercepat proses lisis C. Pengiriman Spesimen 1) Wadah Amplop yang bersih 2) Cara Pengiriman a. Bungkus specimen yang telah diletakkan pada kertas/wadah yang bersih dan kering b. Kemudain masukkan kedalam amplop c. Tulis identitas pasien diatasnya : nama dan umur pasien, tanggal pengambilan d. Kemudian mesukkan lagi kedalam amplop yang lebih besar dan tebal. Lalu rekatkan e. Spesime siap dikirim 2.6 Cara Pemeriksaan Jamur i. Alat Mikroskop ii. Cara Periksa sediaan dibawah mikroskop. Mula-mula dengan pembesaran objektif 10 x kemudian dengan pembesaran 40 x untuk mencari adanya hypa dan atau spora 2.7 Hasil Pemeriksaan Positif : bila ditemukan adanya hypa dan atau spora Negatif : bila tidak ditemukan adanya hypa dan atau spora 2.8 Cara Efektif Mencegah Jamur 1. Hindari meminjam barang (pribadi) orang lain, misalnya handuk, pakaian, alat mandi, dll. 8
  • 9. 2. Usahakan mengganti pakaian yang sudah basah karena keringat. Sebab keringat menyebabkan tumbuhnya jamur 3. Gunakan pakaian yang benar-benar kering, dan gantilah setiap harinya 4. Jangan gantung handuk di kamar mandi, langsung jemur handuk untuk meminimalis kelembapan sehingga jamur mati saat terkena sinar matahari. 5. Gunakan kaos kaki yang dapat menyerap keringat, hal ini untuk menghindari kelembapan pada sela-sela ruas jari, sehingga tidak menyebabkan jamur kutu air 6. Rajin gunting kuku tangan dan kaki. Mengapa? Jika ada bagian tubuh yang terinfeksi jamur dan tidak sengaja menggaruknya, jamur akan menempel di bawah kuku, dan mulai menginfeksi jaringan di bawah kuku. Bahkan bisa jua kita secara tidak sadar memindahkan jamur tersebut ke daerah lainnya 7. Usahakan setiap hari mengganti pakaian, gantilah dengan baju yang bersih, bukan dengan baju yang sudah dipakai berhari-hari. 8. Jika sudah terinfeksi ada baiknya langsung diobati agar tidak menyebar ke daerah yang lain. 9. Cucilah tangan dan mandi dengan air bersih. 2.9 Cara Mengobati Penyakit Jamur 1. Lengkuas (segar) dipotong salah satu ujungnya lalu dicelupkan pada bubuk belerang lalu dioleskan pada kulit yang terkena panu/kadas. Penggunaan : lakukan secara teratur 1-2 2. Pengobatan infeksi jamur dilakukan dengan memperhatikan jenis jamur. Karenanya kita disarankan untuk mengobati infeksi jamur dengan menggunakan obat antijamur. Gunakan obat antijamur sesuai saran pemakaian atau petunjuk dokter agar infeksi jamur teratasi maksimal. BAB III PENUTUP 9
  • 10. 1.1 Kesimpulan Jamur merupakan salah satu mikroorganisme penyebab penyakit pada manusia. Sebenarnya bila kita selalu menerapkan pola hidup sehat, maka kemungkinan untuk menderita penyakit ini sangat kecil. Hal-hal yang mempengaruhi tumbuhnya jamur adanya udara yang panas, lembab, kebersihan diri yang kurang, kegemukan, sosial ekonomi rendah, pemakaian obat-obatan yang lama, adanya penyakit kronis seperti TBC atau keganasan, dan penyakit endokrin (diabetes mellitus). Pada kehidupan sehari-hari, sebaiknya bila udara terasa panas, maka kita harus rajin menyeka keringat yang menempel di badan. Baju yang dikenakan juga sebaiknya yang menyerap keringat. Bila terpaksa harus mengenakan baju yang tidak menyerap keringat, kita harus sesering mungkin mengganti baju tersebut. Selain itu, setelah terkena air, maka sebaiknya segera mengeringkannya, karena jamur senang dengan tempat yang lembab. 1.2 Saran Dalam Makalah ini terdapat penjelasan tentang “Pemeriksaan Jamur” berharap agar mahasiswi dapat mengetahui pengertian jamur, cara mencegah pertumbuhan jamur, dan sebagai seorang tenaga kesehatan kita bisa mendeteksi dan mengetahui jenis jamur apa yang menyebabkan penyakit, agar bisa dengan segera mengobatinya dengan terapi yang maksimal. 10