Ringkasan dari dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut mengingatkan umat Islam untuk selalu taat kepada Allah dan mati dalam keadaan beragama Islam.
2) Berisi nasehat untuk meninggalkan maksiat dan berbuat kebajikan seperti mengeluarkan zakat yang akan dibalas Allah dengan kecukupan rizki.
3) Mengandung pesan bahwa kematian dapat datang kapan saja, sehingga perlu selal
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
Renungan untuk manusia
1. “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Alloh
dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekalikah kalian mati melainkan dalam keadaan beragama
Islam.” (QS. Ali Imran [3]: 102).
2. • Barangsiapa yang keluar dari kehinaan
maksiat dan menuju kepada kemuliaan taat,
niscaya Allah akan memberikan kecukupan
padanya walaupun bukan berupa harta dan
Allah akan memberi kekuatan tanpa bala
tentara, dan Allah swt. akan memuliakannya
walau tanpa banyak teman.
• — Hadits Rasulullah saw
3. Nasehat malaikat Jibril
• Hiduplah semaumu, tapi ingat bahwa
akhirnya kamu akan mati. Cintailah siapa
pun, tapi ingat bahwa pada suatu saat
kamu akan berpisah (dengan yang
dicintai). Berbuatlah sekehendak hatimu,
tapi ingat kamu akan menerima
balasannya.
• Pesan Malaikat Jibril kepada Rasulullah
saw
4. NASEHAT DALAM PERJALANAN HIDUP
• Perbaharuilah bidukmu, sebab lautan amat
dalam. Bawalah bekal yang memadai, sebab
perjalanan amat jauh. Ringankan bebanmu,
sebab jalannya curam. Dan ikhlaskanlah
amalmu, sebab pengamatnya sangat
waspada (kepada amal yang baik dan yang
tidak baik).Pesan Rasulullah saw. kepada
Abu Dzar al-Ghiffari r.a
5. lima Hadist Nabi SAW
• Rosulullah SAW Bersabda,”Apabila kamu menyaksikan
pemberian Allah dari materi dunia atas perbuatan dosa (
kepada seseorang dan suatu kaum ) menurut
kehendakNya, maka sesungguhnya itu adalah uluran
waktu dan penangguhan tempo belaka.
• Kemudian Rasulullah Saw membaca firman Allah Swt
dalam surat Al An’am ayat 44 : “Maka tatkala mereka
melupakan peringatan yg telah diberikan kepada mereka,
Kami pun membukakan semua pintu2 kesenangan untuk
mereka, sehingga apabila mereka bergembira dengan apa
yg telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka
dengan sekonyong-konyong, maka ketika itu, mereka
terdiam berputus asa.” (HR. Ahmad dan Ath-Thabrani)
6. • Rosulullah SAW Bersabda,”Bagaimana kamu apabila dilanda lima
perkara? Kalau aku (Rasulullah Saw), aku berlindung kepada Allah
agar tidak menimpa kamu atau kamu mengalaminya.
• (1) Jika perbuatan mesum dlm suatu kaum sudah dilakukan terang2an
maka akan timbul wabah dan penyakit2 yg belum pernah menimpa
orang2 terdahulu.
• (2) Jika suatu kaum menolak mengeluarkan zakat maka Allah akan
menghentikan turunnya hujan. Kalau bukan karena binatang2 ternak
tentu hujan tidak akan diturunkan sama sekali.
• (3) Jika suatu kaum mengurangi takaran dan timbangan maka Allah
akan menimpakan paceklik beberapa waktu, kesulitan pangan dan
kezaliman penguasa. (4) Jika penguasa2 mereka melaksanakan hukum
yg bukan dari Allah maka Allah akan menguasakan musuh2 mereka
untuk memerintah dan merampas harta kekayaan mereka.
• (5) Jika mereka menyia-nyiakan Kitabullah dan sunah Nabi maka Allah
menjadikan permusuhan di antara mereka. (HR. Ahmad dan Ibnu
Majah)
7. • Rosulullah SAW Bersabda,”Ada tiga jenis
orang yang diharamkan Allah masuk surga,
yaitu pemabuk berat, pendurhaka terhadap
kedua orang tua, dan orang yang merelakan
kejahatan berlaku dalam keluarganya
(artinya, merelakan isteri atau anak
perempuannya berbuat maksiat). (HR. An-
Nasaa’i dan Ahmad)
8. • Rosulullah SAW Bersabda,”Para ulama adalah
pelaksana amanat para rasul selama mereka
tidak memasuki (bidang) dunia. Mendengar
sabda tersebut, para sahabat bertanya, “Ya
Rasulullah, apa arti memasuki (bidang)
dunia?” Beliau menjawab, “Mengekor kepada
penguasa dan kalau mereka melakukan seperti
itu maka hati-hatilah terhadap mereka atas
keselamatan agamamu. (HR. Ath-Thabrani)
9. • Rasulullah Saw bersabda : “Ya Allah, rahmatilah
khalifah-khalifahku.” Para sahabat lalu bertanya, “Ya
Rasulullah, siapakah khalifah-khalifahmu?” Beliau
menjawab, “Orang-orang yang datang sesudahku
mengulang-ulang pelajaran hadits-hadits dan
sunahku dan mengajarkannya kepada orang-orang
sesudahku.” (HR. Ar-Ridha)
10. • Banyak orang kaya yg merasa se-olah2 menguasai harta,
padahal dialah yg dikuasai harta. Orang yg menjadikan harta
sebagai tujuan dan melakukan segala cara untuk
mendapatkannya adalah orang yang telah diperbudak oleh
harta dan kesenangan dunia.
• Rasa berkecukupanlah yang membuat orang bisa berdaya
memberi dan berbagi. Sebaliknya, seseorang yang secara
materi kaya, tetapi mentalnya masih berkekurangan dan tamak,
tak akan mampu mengeluarkan hartanya di jalan Allah Ta‟ala.
• Ia malah ingin menyimpan sebanyak-banyaknya lagi.
Mengambil dan mengambil. Orang demikian telah diperalat oleh
hartanya. Seorang yang bertauhid, hanya menjadi hamba Allah
Ta‟ala, bukan hamba selain-Nya. Ia hanya rela dikuasai oleh
Allah Ta‟ala, bukan selain-Nya.
11. • Orang seperti Abdurrahman bin Auf mampu memberikan
hartanya sampai sekian banyak bukan karena ia kaya
raya, tetapi karena ia mampu menguasai hartanya
Dia pernah menyedekahkan 700 ekor unta beserta
muatannya berupa kebutuhan pokok dan barang
perniagaan kepada kaum Muslim.
• Ia juga pernah membeli tanah senilai 40 ribu dinar atau
setara Rp 55 miliar untuk dibagi-bagikan kepada para istri
Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam dan fakir miskin. Ia juga
pernah menginvestasikan tak kurang 500 ekor kuda
perang dan 1.500 ekor unta untuk jihad fi sabilillah.
• Ketika wafat ia pun masih sempat mewasiatkan 50 ribu
dinar untuk diberikan kepada veteran perang Badar.
Masing-masing pahlawan mendapat jatah 400 dinar atau
setara Rp 560 juta.
12. Kekayaan Hidup
Tidak semestinya kelebihan harta menghalangi
kita untuk meraih ridha Allah Ta‟ala. Harta yang
dicari dengan jalan tidak halal jelas hanya akan
mempersulit perjalanan menuju Allah Ta‟ala. Harta
yang dicari dengan jalan halal tetapi belum
digunakan di jalan Allah, juga masih belum
bernilai di sisi-Nya.
Harta yang telah disedekahkan di jalan Allah
Ta‟ala, itulah investasi abadi yang akan
dilipatgandakan balasannya oleh Allah Ta‟ala.
Sementara harta yang tersimpan, saat maut
menjemput, pasti akan kita tinggalkan di dunia ini.
Hanya amal yang akan menyertai kita menghadap
Allah Ta‟ala kelak.
13. Kekayaan Hidup
• Rasulullah SAW berdabda, ”Ada tiga perkara
yang mengikuti mayit sesudah wafatnya,
yaitu keluarganya, hartanya, dan amalnya.
Yang dua kembali dan yang satu tinggal
bersamanya. Yang pulang kembali adalah
keluarga dan hartanya, sedangkan yang
tinggal bersamanya adalah amalnya.” (HR
Bukhari dan Muslim).
14. Maut kapan saja bisa
menghampiri
• “Tiap2 umat mempunyai batas waktu; maka apabila
telah datang waktunya mereka tidak dapat
mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak
dapat (pula) memajukannya.” (QS. Al A’raf: 34).
• “Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan
(kematian) seseorang apabila. datang waktu
kematiannya. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan” (QS. Al Munafiqun: 11).
14
15. Dengan mengingat mati
melapangkan dada
• Rasulullah saw bersabda: “Perbanyaklah mengingat
pemutuskan kelezatan, yaitu kematian, karena sesungguhnya
tidaklah seseorang mengingatnya ketika dlm keadaan
kesempitan hidup, melainkan dia akan melapangkannya, dan
tidaklah seseorang mengingatnya ketika dalam keadaan
lapang, melainkan dia akan menyempitkannya.” HR. Ibnu
HIbban dan dishahihkan di dlm kitab Shahih Al Jami‟.
• “Barangsiapa yg banyak mengingat kematian maka dimuliakan
dg tiga hal: “Bersegera taubat, puas hati dan semangat ibadah,
dan barangsiapa yg lupa kematian diberikan hukuman dg tiga
hal; menunda taubat, tidak ridha dg keadaan dan malas
ibadah”
15
16. Dg mengingat mati seseorang akan
menjadi mukmin yg cerdas berakal
• “Aku pernah bersama Rasulullah saw, lalu datang
seorang lelaki dari kaum Anshar mengucapkan
salam kepada Nabi Muhammad shallallahu „alaihi
wasallam lalu bertanya: “Wahai Rasulullah, orang
beriman manakah yg paling terbaik?”, beliau
menjawab: “Yang paling baik akhlaknya”, orang ini
bertanya lagi: “Lalu orang beriman manakah yang
paling berakal (cerdas)?”, beliau menjawab: “Yg
paling banyak mengingat kematian dan paling baik
persiapannya setelah kematian, merekalah yg
berakal”. (HR. Ibnu Majah )
16