Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Jurnal
1. Gambaran Perbedaan Sikat Gigi konvensioanal dan Sikat Gigi Khusus Orthodonti
terhadap Penurunan Indeks Plak Pengguna Orthodonti Cekat pada Mahasiswa/i
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Novita Safitri
Novita_anabelia@yahoo.com
Sikat gigi merupakan alat utama dalam melaksanakan kontrol plak secara mekanis.
Intruksi dokter gigi untuk melakukan prosedur oral hygiene di rumah sangatlah penting
terutama dalam pemilihan sikat gigi yang dibutuhkan. Pemakaian orthodonti cekat dianjurkan
untuk memakai sikat gigi khusus yaitu baris-baris tengah bulu sikat lebih pendek
dibandingkan bulu sikat pada kedua pinggirnya untuk membantu penyingkiran plak disekitar
bracket.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran perbedaan sikat gigi konvensional
dan sikat gigi khusus orthodonti terhadap penurunan indeks plak pengguna orthodonti cekat
pada mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang.
Metode penelitian yang digunakan adalah ekperimental dengan melakukan
pemeriksaan terhadap mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat. Lokasi penelitian dilakukan di
masing-masing Jurusan Poltekkes Tanjungkarang. Dengan sampel adalah seluruh jumlah
populasi yaitu berjumlah 50 orang. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah plak
gigi, sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti. Penelitian ini dilaksanakan
tanggal 27-30 April 2015.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, terdapat perbedaan penurunan
indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus orthodonti yaitu diperoleh
nilai p = 0,015 dimana nilai tersebut (p<0,05) sehingga Ho ditolak. Hal ini menunjukkan
perbedaan penurunan indeks plak antara sikat gigi konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti pada mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat di Poltekkes Tanjungkarang Tahun
2015.
A. Latar Belakang
Trend penggunaan orthodonti cekat
mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita
semua. Di Indonesia, penggunaan
orthodonti cekat baru dimulai pada tahun
80-an dan semakin populer pada awal
tahun 2000-an. Orthodonti cekat mulanya
ditemukan pada fosil manusia dengan gigi
dipasangi kawat. Fungsinya bukan untuk
mengatur letak gigi, namun untuk
mengikat gigi-gigi yang goyang. Seiring
dengan perkembangan zaman dan
keinginan untuk tampil lebih cantik
dengan senyum yang indah, saat ini
penggunaan orthodonti cekat ini bukan
lagi hanya untuk memperbaiki fungsi gigi,
tetapi sudah menjadi aksesoris.
Ortodonti cekat boleh jadi disebut
sebagai tindakan kosmetika gigi yang
paling populer dan menjadi trend. Tidak
dapat dipungkiri, belakangan ini
penggunaan ortodonti cekat semakin
banyak di masyarakat, apalagi di kalangan
anak-anak dan remaja. Hal ini disebabkan
karena masyarakat mulai menyadari
bahwa gigi mempunyai peranan penting
dalam penampilan. Kebutuhan perawatan
orthodonti akhir-akhir ini semakin
meningkat karena semakin banyak orang
yang sadar akan kondisi gigi geliginya dan
memutuskan untuk melakukan perawatan
orthodonti sebagai terapi yang dapat
mengembalikan efesiensi, fungsi,
keseimbangan struktur dan estetika yang
harmonis dalam diri orang tersebut. Saat
ini perawatan orthodonti cekat lebih
populer dibanding orthodonti lepasan
karena dapat mengatasi maloklusi yang
2. sangat beragam dengan hasil yang baik
(Sinaga, 2012).
B. Rumusan Masalah
Dari uraian diatas maka dapat timbul
permasalahan yang hendak diteliti. Maka
dari itu peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian yaitu bagaimana gambaran
perbedaan penggunaan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks plak
pengguna orthodonti cekat pada
mahasiswa/i Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Umum
Untuk mengetahui perbedaan penggun
aan sikat gigi konvensional dan
sikat gigi khusus orthodonti terhadap
penurunan indeks plak pada pengguna
orthodonti cekat.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional.
2. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi konvensional
3. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi
dengan sikat gigi khusus orthodonti
4. Untuk mengetahui kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi khusus orthodonti.
5. Untuk mengetahui perbedaan
penurunan indeks plak sebelum dan
sesudah menyikat gigi dengan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis : sebagai penerapan
ilmu yang diperoleh selama
kuliah dan menambah pemahaman
serta pengalaman.
2. Bagi Jurusan Keperawatan Gigi :
sebagai tambahan perbendaharaan
karya tulis ilmiah dan diharapkan
bermanfaat bagi mahasiswa yang
lainnya.
3. Bagi Mahasiswa/i pengguna
Orthodonti Cekat : untuk
memberikan informasi dan
mengetahui gambaran sikat gigi
yang baik bagi pengguna orthodonti
cekat.
E. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimental
bertujuan untuk mengetahui bagaimana
gambaran perbedaan penggunaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks plak
pengguna orthodonti pada mahasiswa/i
Poltekkes Tanjungkarang yang akan
dilaksanakan pada bulan April Tahun 2015
di Poltekkes Tanjungkarang.
A. Orthodonti Cekat
Pengertian Orthodonti Cekat
Fixed orthodontic atau disebut juga
dengan orthodonti cekat merupakan alat
orthodonti yang dicekatkan langsung pada
gigi. Komponen fixed orthodontic terdiri
dari bracket, band, archwire, elastics, o
ring dan power chain. Menurut Prof. W. J.
B Houston, fixed orthodontic adalah alat
orthodonti dengan perlekatan pada gigi-
geligi dan tekanan dari arah archwire atau
auxillaris melalui perlekatan tersebut
memungkinkan diperoleh kontrol yang
tepat terhadap sifat dan arah tekanan yang
dihasilkan.
Fixed orthodontic harus didesain agar
tidak terjadi akumulasi plak atau
menghalangi pembersihannya. Ini akan
menjadi masalah pada pasien untuk selalu
menjaga kebersihan. Metode oral hygiene
yang tepat seharusnya diajarkan dan
ditekankan pada pasien saat pemasangan
fixed orthodontic( Sukmawaty, 2010) .
B. Perawatan Orthodonti Cekat
Kebersihan mulut merupakan salah
satu masalah yang sering dihadapi oleh
pasien yang sedang menjalani perawatan
orthodonti cekat karena prosedur
pemeliharaan kebersihan mulut sulit
3. dilakukan ketika alat orthodonti
dicekatkan pada gigi. Kondisi lingkungan
rongga mulut yang berubah setelah insersi
alat orthodonti cekat bisa mengarah pada
peningkatan akumulasi plak. Jaringan
periodontal yang sehat, kontrol plak yang
efektif, penilaian resiko karies, dan
pemeliharaan kebersihan mulut penting
untuk mendukung kerja alat orthodonti
cekat, serta membantu merawat kesehatan
gigi selama perawatan, karena dapat
mengurangi resiko penyakit periodontal
dan karies pada jaringan pendukung di
sekitar alat yang dilekatkan (Tyas, 2012).
Orthodonti cekat memiliki bentuk
yang rumit sehingga mempermudah
melekatnya plak lebih lama dan dapat
meningkatkan resiko karies, gingivitis, dan
kemungkinan terjadi penyakit periodontal.
Perawatan ini akan menimbulkan berbagai
masalah khususnya dalam memelihara
kesehatan gigi dan mulut. Adanya
orthodonti cekat yang menempel pada
gigi-gigi akan menyulitkan untuk
membersihkan gigi sehingga cenderung
terjadi penumpukan plak pada gigi
disekitar bracket dan sepertiga mahkota
gigi pada tepi gingiva (Sukmawaty, 2010).
1. Plak Gigi
Plak gigi adalah suatu endapan lunak
yang terdiri atas kumpulan bakteri yang
berkembang biak diatas suatu matriks,
yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi apabila seseorang
mengabaikan kebersihan mulut dan
giginya. Cara yang paling baik, murah,
efektif dan praktis adalah dengan cara
melakukan tindakan mekanis. Tindakan
mekanis yang dianjurkan disini adalah
dengan cara mempergunakan alat sikat
gigi yang sesuai dengan keadaan.
Berikut ini gambar kondisi plak
pengguna orthodonti cekat setelah diberi
disclossing solution.
Gambar 1. Plak yang terlihat dengan
bantuan disclossing solution disekitar
bracket/ orthodonti cekat
2. Indeks Plak
Banyak indeks yang berkembang
untuk mengukur plak, diantaranya adalah
indeks plak oleh Loe dan Silnes, indeks
plak oleh O’Leary, indeks plak menurut
modifikasi Turesky-Gilmore-Glickman
dari Quigley-Hein,Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley
dan Haley, dan Patient Hygiene
Performance (PHP) index oleh Podshadley
dan Haley yang dimodifikasi. Indeks plak
yang dipopulerkan oleh O’Leary cukup
ideal untuk memonitor kebersihan mulut.
Indeks plak ini menggunakan gambar atau
grafik yang dapat menunjukkan lokasi plak
sehingga memungkinkan dokter gigi dan
pasien untuk melihat kemajuan setelah
pasien melakukan kontrol plak. Selain itu,
gambar ini memudahkan dokter gigi
menentukan lokasi penumpukan plak dan
bagian mana yang harus lebih ditekankan
penyikatan giginya atau pembersihan
dengan benang gigi.Indeks PHP oleh
Podshadley dan Haley yang dimodifikasi
adalah indeks plak yang dibuat khusus
untuk pemakai orthodonti cekat
(Sukmawaty, 2010). Indeks ini pertama
kali dikembangkan untuk menilai individu
atau perorangan dalam pembersihan debris
setelah diberi intruksi menyikat gigi. Cara
pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak
PHP adalah sebagai berikut :
1) Digunakan bahan pewarna gigi
bewarna merah (Disclossing Solution)
untuk memeriksa plak yang terbentuk
pada permukaan gigi.
2) Pemeriksaan dilakukan pada mahkota
gigi bagian fasial atau lingual dengan
4. membagi tiap permukaan mahkota gigi
menjadi lima subdivisi yaitu :
D = distal
G = sepertiga tengah gingival
M = mesial
C = sepertiga tengah
I/O = sepertiga tengah incisal/oklusal
Gambar 2. Lima subdivisi permukaan gigi
dalam Indeks Plak PHP
3) Pemeriksaan dilakukan secara
sistematis pada :
a) Permukaan labial gigi insisif
pertama kanan atas
b) Permukaan labial gigi insisif
pertama kiri bawah
c) Permukaan bukal gigi molar
pertama kanan atas
d) Permukaan bukal gigi molar
pertama kiri atas
e) Permukaan lingual gigi molar
pertama kiri bawah
f) Permukaan lingual gigi pertama
kanan bawah.
Gigi pengganti, seperti ketentuan
pemeriksaan OHI-S Greene Vermillion.
Gigi yang di periksa adalah :
6 1 6
6 1 6
4) Cara penilaian plak adalah sebagai
berikut :
Nilai 0 = tidak ada plak, Nilai 1 = ada
plak
5) Cara pengukuran untuk menentukan
indeks plak PHP, yaitu dengan rumus
dibawah ini dan nilai yang dihasilkan
berupa angka.
IP PHP = Jumlah total skor plak
seluruh permukaan gigi yang diperiksa
Jumlah gigi yang di periksa
6) Kriteria penilaian tingkat
kebersihan mulut berdasarkan
indeks plak PHP (Patient Hygiene
Perfomance), yaitu :
Sangat baik : 0
Baik : 0,1-1,7
Sedang : 1,8-3,4
Buruk : 3,5-5,0
(Megananda, 2012).
C. Sikat Gigi
1. Pengertian Sikat Gigi
Sikat gigi adalah alat untuk
membersihkan gigi yang berbentuk sikat
kecil dengan pegangan. Sikat gigi banyak
jenisnya, dari yang bulunya halus sampai
kasar, bentuknya kecil sampai besar dan
berbagai desain pegangan. Kebanyakan
dokter gigi menganjurkan penggunaan
sikat gigi yang lembut karena sikat gigi
yang keras dapat merusak enamel dan
melukai gusi (Kusumawardani, 2011).
Salah satu cara untuk menjaga
kesehatan gigi adalah dengan menggosok
gigi. Dengan menggosok gigi, kebersihan
gigi dan mulutpun akan terjaga, selain
menghindari terbentuknya lubang gigi dan
penyakit gigi dan gusi. Banyak jenis dan
ragam sikat gigi yang di jual dipasaran,
dari yang manual maupun elektrik.
Namun, untuk pemakai fixed orthodontic
dianjurkan untuk memakai sikat gigi
khusus. Sikat gigi khusus ini dipakai
karena mampu membersihkan kotoran
yang menempel disela-sela gigi dan kawat,
yang tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi
biasa (Sukmawaty, 2010).
2. Macam-macam Sikat Gigi
Terdapat berbagai macam sikat gigi
yang beredar dikalangan masyarakat.
Menurut Pratiwi (2009), berdasarkan cara
menggerakkannya, sikat gigi dibagi
menjadi 3 yaitu :
a. Sikat Gigi Elektrik
Pada umumnya sikat gigi elektrik
mempunyai kepala sikat yang lebih kecil,
sehingga dapat membersihkan daerah-
5. daerah dalam mulut yang sulitdicapai.
Sikat gigi ini pertama kali dibuat tahun
1939 di Swiss. Pada tahun 1959 pertama
kali dipasarkan oleh perusahaan farmasi
Squibbdai ADA (American Dental
Association) (Pratiwi, 2007).
Sikat Gigi Konvensional
Sikat gigi konvensional merupakan
sikat gigi yang dipakai dalam kehidupan
sehari-hari. Penggunaan sikat gigi ini lebih
mudah didapatkan dan dari segi harga jauh
lebih terjangkau (Winata, 2014). Sikat gigi
konvensional terdiri atas kepala sikat, bulu
sikat dan tangkai atau pegangannya.
Umumnya kepala sikat bervariasi,
bentuknya ada yang segiempat, oval,
segitiga atau trapesium agar dapat
disesuaikan dengan anatomi individu yang
berbeda. Kekerasan bulu sikat juga
bervariasi seperti keras, sedang, dan lunak.
Yang penting diingat bahwa sikat gigi orang
dewasa harus berbeda dari sikat gigi anak-
anak baik ukuran kepala sikat maupun
kekerasan bulu sikatnya (Sukmawaty,
2010).
Kepala sikat jangan terlalu besar,
ukuran maksimal kepala sikat gigi untuk
orang dewasa 25-29 mm x 10 mm, untuk
anak-anak 15-24 mm x 8 mm. Jika gigi
molar kedua sudah erupsi minimal 20 mm x
7 mm dan untuk balita 18 mm x 7 mm
(Megananda, 2012).
Contoh gambar sikat gigi konvensional
dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 3. Sikat gigi konvensional
Sikat Gigi Khusus Orthodontic
Beberapa perusahaan membuat sikat gigi
khusus untuk pemakai fixed orthodontic,
dikenal sebagai sikat gigi bi-level yang bulu
sikat pada pinggirnya panjang dan bulu sikat
pada bagian tengah lebih pendek. Bulunya
dirancang sedemikian rupa agar baris terluar
relatif lembut dan panjang. Bulunya dalam
pola panjang dan memendek secara
bertahap. Sikat gigi khusus ini dipakai
karena mampu membersihkan kotoran yang
menempel di sela-sela gigi dan kawat, yang
tidak bisa dijangkau oleh sikat gigi
biasa.Yang perlu diperhatikan bahwa pasien
perlu hati-hati pada waktu membersihkan
plak yang menempel pada kawat agar tidak
sampai merusak kawat giginya (Sukmawaty,
2010).
Contoh sikat gigi khusus orthodonti dapat
dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 4. Sikat gigi khusus orthodonti
4 Metode Menyikat Gigi
Menyikat gigi adalah cara yang umum
dianjurkan untuk membersihkan deposit
lunak pada permukaan gigi dan gusi.
Terdapat teknik yang berbeda-beda untuk
membersihkan gigi dan memijat gusi
dengan sikat gigi. Cara yang terbaik untuk
seorang pasien tertentu dapat ditentukan
oleh dokter gigi atau perawat gigi. Dalam
penyikatan gigi harus diperhatikan hal-hal
sebagai berikut
a. Teknik penyikatan gigi harus dapat
membersihkan semua permukaan gigi
dan gusi secara efisien, terutama daerah
saku gusi dan daerah interdental.
b. Pergerakan dari sikat gigi tidak boleh
menyebabkan kerusakan jaringan gusi
dan abrasi gigi.
c. Teknik penyikatan harus sederhana,
tepat dan efisien dalam waktu (Djuita,
1992).
1) Teknik Vertical
Gerakan vertical, bulu sikat diletakkan
tegak lurus dengan permukaan fasial gigi
dan digerakkan dari atas kebawah atau
sebaliknya. Gerakan ini dilakukan
didaerah permukaan fasial gigi dari depan
6. sampai belakang. Gerak vertical bertujuan
untuk melepaskan sisa makanan yang
terselip diantara lekuk permukaan gigi dan
antara permukaan gigi dan gusi.
Hal ini dilakukan untuk mencegah iritasi
gusi dan pembersihan yang tidak efektif
(Pratiwi, 2007).
2) Teknik Horizontal
Teknik menyikat gigi dengan cara
ujung bulu sikat diletakkan pada area batas
gingiva dan gigi pada permukaan bukal
dan lingual, kemudian digerakkan maju
mundur berulang-ulang. Gerakan
menggosok pada bidang kunyah dikenal
sebagai scrub brush (Pratiwi, 2007).
3) Teknik Roll
Tehnik roll sangat bermanfaat bila
digunakan pada gingiva yang sensitif.
Bagian samping sikat diletakkan berkontak
dengan bagian samping gigi dengan bulu
sikat mengarah ke apikal dan sejajar
terhadap sumbu gigi. Sikat kemudian
diputar perlahan-lahan ke bawah pada
rahang atas dan keatas pada rahang bawah
sehingga bulu sikat menyapu daerah gusi
dan gigi. Permukaan oklusal dapat disikat
dengan gerakan rotasi (Winata, 2014)
4) Teknik Fones atau Teknik Sirkuler
Bulu sikat ditempelkan tegak lurus pada
permukaan gigi. Kedua rahang dalam
keadaan mengatup. Sikat gigi digerakkan
membentuk lingkaran – lingkaran besar,
sehingga gigi dan gingiva rahang atas dan
bawah dapat disikat sekaligus. Bagian
permukan belakang gigi, gerakan yang
dilakukan sama tetapi lingkarannya lebih
kecil. Setelah selesai melakukan
pembersihan gigi, lakukan kumur-kumur,
sehingga plak dan kotoran lain yang sudah
lepas dapat dihilangkan (Winata, 2014)
Untuk lebih jelasnya, kita dapat
melihat teknik menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi konvensional.
Dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 5.
Sumber:
http://health.kompas.com/read/2013/02/
13/08562423/Gigi.Berkarat.akibat.
Pasang.Behel
Untuk kasus-kasus tertentu,
misalnya pada gigi pilar, gigi yang dirawat
ortodonti atau pasien yang cacat perlu
dipertimbangkan beberapa hal. Misalnya
untuk pasien yang menggunakan
orthodonti cekat diperlukan sikat gigi
khusus orthodonti yang lembut dengan
teknik Charters (permukaan fasial
pesawat), Bass (sulkus fasial) dan teknik
Stillman modifikasi untuk membersihkan
permukaan lingualnya (Sukmawaty, 2010).
a. Teknik charter
Pada permukaan bukal dan labial,
sikat dipegang dengan tangkai dalam
kedudukan horizontal. Ujung-ujung bulu
sikat diletakkan pada permukaan gigi
membentuk sudut 45 terhadap sumbu
panjang gigi mengarah ke oklusal. Dalam
posisi ini sisi dari bulu sikat berkontak
dengan tepi gusi, sedangkan ujung dari
bulu-bulu sikat berada pada permukaan
gigi (Megananda, 2012). Selanjutnyatekan
pada daerah leher gigi dan sela-sela gigi
kemudian getarkan minimal 10 kali pada
tiap-tiap area dalam mulut. Gerakan
berputar dilakukan terlebih dulu untuk
membersihkan daerah mahkota gigi.
Metode ini baik untuk membersihkan plak
di daerah sela-sela gigi pada pasien yang
memakai orthodontic cekat/kawat gigi dan
pada pasien dengan gigi tiruan yang
permanen (Pratiwi, 2009)
7. Gambar 1.1 Teknik Charter
b. Teknik Bass
Sikat ditempatkan dengan sudut 450
terhadap sumbu panjang gigi mengarah ke
apical dengan ujung – ujung bulu sikat
pada tepi gusi. Dengan demikian, saku
gusi dapat dibersihkan dan tepi gusi dapat
dipijat. Sikat digerakkan dengan getaran –
getaran kecil ke depan dan ke belakang ke
setiap daerah yang meliputi dua atau tiga
gigi. Untuk menyikat permukaan bukal
dan labial, tangkai dipegang dalam
kedudukan horizontal dan sejajar dengan
lengkung gigi. Untuk permukaan lingual
dan palatinal gigi belakang agak menyudut
(agak horizontal) dan pada gigi depan,
sikat dipegang vertical.
Posisi awal Posisi saat sikat
digerakkan
Gambar 1.2 Teknik Bass
c. Teknik Still-man Modifikasi
Posisi bulu – bulu sikat berlawanan
dengan Charters. Sikat gigi ditempatkan
sebagian pada gigi dan sebagian pada gusi,
membentuk sudut 450
terhadap sumbu
panjang gigi mengarah ke apical.
Kemudian sikat gigi ditekankan sehingga
gusi memucat dan dilakukan gerakan
rotasi kecil tanpa mengubah kedudukan
ujung bulu sikat. Penekanan dilakukan
dengan cara sedikit menekuk bulu – bulu
sikat tanpa mengakibatkan friksi atau
trauma terhadap gusi. Bulu – bulu sikat
dapat ditekuk ketiga jurusan, tetapi ujung –
ujung bulu sikat harus pada tempatnya
(Megananda, 2012)
Posisi awal Posisi sikat saat di
gerakkan
Gambar 1.3 Teknik Still-man Modifikasi
5 Waktu dan Frekuensi Menyikat
Gigi
Umumnya, dokter gigi selalu
menganjurkan pasien untuk menyikat gigi
setelah makan. American Dental
Association (ADA) memodifikasi
pernyataan ini dengan menyatakan bahwa
pasien harus menyikat gigi secara teratur,
minimal 2 kali sehari yaitu pada pagi hari
setelah sarapan dan sebelum tidur malam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bila
plak disingkirkan setiap hari secara
sempurna, maka tidak akan menimbulkan
efek pada rongga mulut. Oleh karena
hanya sedikit orang yang dapat
menyingkirkan plak secara sempurna,
perlu tetap ditekankan pembersihan sulkus
sebagai kontrol terhadap penyakit
periodontal dan lebih sering menggunakan
pasta yang mengandung fluor untuk
mengontrol karies (Sukmawaty, 2010).
Biasanya, rata-rata lama menyikat gigi
adalah kira-kira 1 menit, walaupun
demikian ada juga yang melaporkan 2 -
2,5 menit.
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian eksperimental, yaitu metode
penelitian yang dilakukan dengan
mengadakan perlakuan kepada satu/ lebih
kelompok kemudian hasil (akibat) dari
intervensi tersebut dibandingkan dengan
kelompok yang tidak dikenakan perlakuan
(Notoatmodjo, 2010).
8. B. Populasi dan Sampel
.
1. Populasi adalah keseluruhan obyek
peneliti atau obyek yang akan diteliti.
Populasi pada penelitian ini adalah
seluruh mahasiswa/i Poltekkes
Tanjungkarang yang menggunakan
orthodonti cekat yang berjumlah 50
orang diperoleh dari survey awal yang
dilakukan oleh peneliti. Dengan rincian
masing- masing jurusan adalah :
Keperawatan Tanjungkarang: 8 orang
Kebidanan Tanjungkarang : 11 orang
Keperawatan gigi : 9 orang
Analis kesehatan : 9 orang
Gizi : 4 orang
Farmasi : 8 orang
Teknik gigi : 1 orang
2. Sampel adalah sebagian yang diambil
dari keseluruhan obyek yang diteliti dan
dianggap mewakili seluruh populasi
(Notoatmodjo, 2010). Sampel dalam
penelitian ini adalah seluruh jumlah
populasi yang ada yaitu 50 orang
mahasiswa yang menggunakan
orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian dilakukan di Poltekkes
Tanjungkarang
2. Waktu
Penelitian ini dilakukan pada tanggal
27-30 April Tahun 2015.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah sesuatu yang
digunakan sebagai ciri, sifat, atau ukuran
yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang sesuatu konsep
pengertian tertentu (Notoatmodjo, 2005).
Variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Terpengaruh
Plak Gigi
b. Variabel Bebas
Sikat gigi Konvensional dan Sikat gigi
khusus Orthodonti.
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah suatu jawaban
sementara dari pernyataan penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Hipotesis pada
penelitian ini adalah :
Ho : Tidak ada perbedaan penurunan
indeks plak antara menyikat gigi
dengan sikat gigi konvensional dan
sikat gigi khusus orthodonti.
Ha : Ada perbedaan penurunan indeks plak
antara menyikat gigi dengan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti.
F. Instrumen Penelitian
1. Lembar formulir kartu status
pemeriksaan gigi
2. Alat yang digunakan (alat Oral
Diagnostic) sebanyak 3 set
- Kaca mulut
- Sonde
- Pinset
3. Sikat gigi konvensional
4. Sikat gigi khusus orthodonti
5. Alat tulis
- Pensil
- Penghapus
6. Gelas kumur
7. Hand Schound
8. Masker
9. Alkohol 70%
10. Disclossing solution
11. Pasta gigi.
G. Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian dalam
pengumpulan data plak indeks pada
mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat
dengan perbedaan menggunakan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti peneliti melakukan secara
langsung dengan langkah sebagai berikut :
1. Langkah Pertama
Persiapan
a. Peneliti telah mengikuti seminar
proposal
b. Persiapan surat izin penelitian
c. Sebelum melakukan penelitian,
peneliti melakukan kalibrasi bersama
mahasiswa yang akan membantu
9. melakukan pemeriksaan didalam
penelitian.
d. Persiapan instrument penelitian yang
akan digunakan.
2. Langkah kedua
Proses penelitian
a. Penelitian dilakukan pada tanggal
27-30 April tahun 2015 dengan
melakukan pencarian informasi dan
identifikasi subyek yang meliputi :
nama, umur, jenis kelamin dan
jurusan.
b. Dalam pelaksanaan ini peneliti
dibantu oleh 4 orang mahasiswa/i
Keperawatan Gigi Poltekkes
Tanjungkarang dengan tugas sebagai
berikut peneliti dan 2 orang
memeriksa dan mencatat hasil
pemeriksaan dan 2 orang lagi
melakukan sterilisasi alat.
c. Penelitian dilakukan dengan cara
membagi 2 kelompok dimana
kelompok 1 dengan jumlah 25
orang menyikat gigi dengan
menggunakan sikat gigi
konvensional dan kelompok 2
dengan jumlah 25 orang menyikat
gigi dengan menggunakan sikat gigi
khusus orthodonti.
d. Penelitian dilakukan dengan cara
bertahap sebanyak 4 kali
pemeriksaan, hari pertama
dilakukan pemeriksaan pada 13
orang dengan menggunakan sikat
gigi konvensional, hari kedua
sebanyak 12 orang dengan
menggunakan sikat gigi
konvensional, hari ketiga dilakukan
pemeriksaan sebanyak 13 orang
dengan menggunakan sikat gigi
khusus orthodonti, dan hari keempat
sebanyak 12 orang dengan
menggunakan sikat gigi khusus
orthodonti.
e. Sebelum dilakukan penelitian pada
Mahasiswa/i Poltekkes
Tanjungkarang yang menggunakan
orthodonti cekat terlebih dahulu
diberikan pengarahan tentang
maksud dan tujuan dilakukan
penelitian pemeriksaan gigi dan
mulutnya.
f. Sebagai langkah awal mengoleskan
permukaan gigi dengan disclosing
solution.
g. Melakukan pemeriksaan plak gigi
pada 6 segmen gigi yang telah
diolesi disclosing solution untuk
dicatat skor plaknya.
h. Pencatatan skor plak bertujuan untuk
membandingkan skor plak sebelum
dan sesudah menggunakan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti.
i. Setelah penyikatan, melakukan
pemeriksaan indeks plak PHP
kembali dengan mengoleskan
disclosing solution terlebih dahulu
untuk dicatat skor plaknya.
j. Data hasil pemeriksaan direkap dan
kemudian dimasukan ke lembar
hasil pemeriksaan gigi. Setelah itu
data diolah secara manual dan
komputerisasi dalam bentuk tabel.
H. Cara Pengolahan Data
Pengolahan data merupakan suatu
proses dalam memperoleh data ringkasan
dengan menggunakan cara – cara tertentu.
Pengolahan data meliputi kegiatan sebagai
berikut :
1. Editing
Melakukan pengecekan atau
pengkoreksian lembar pemeriksaan setelah
dilakukan penelitian yang telah
dikumpulkan, karena kemungkinan data
yang masuk atau data yang telah
terkumpul itu tidak lengkap, jelas, relevan,
dan konsisten.
2. Koding
Koding perlu dicantumkan karena data
koding diberikan pada hasil ukur kebersihan
gigi dan mulut (indeks Plak PHP).
3. Transfering
Memindahkan data manual ke
komputerisasi untuk melihat hasil penelitian.
4. Processing
Setelah data pemeriksaan dilakukan
langkah selanjutnya memproses data agar
dapat dianalisa, pemprosesan data dilakukan
10. dengan cara mengentri data ke paket program
komputer.
5. Tabulating
Membuat tabel – tabel yang
berisikan data yang telah diberi kode,
sesuai dengan analisis yang dibutuhkan
yaitu score pencapaian sebagai berikut :
a. Tabel distribusi mahasiswa/i pengguna
orthodonti cekat Poltekkes
Tanjungkarang.
b. Tabel distribusi frekuensi responden
berdasarkan karakteristik umur
mahasiswa/i pengguna orthodonti
cekat.
c. Tabel distribusi responden berdasarkan
kriteria sebelum menyikat gigi dengan
sikat gigi konvensional.
d. Tabel distribusi responden
berdasarkan kriteria sesudah menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
e. Tabel distribusi responden berdasarkan
kriteria sebelum menyikat gigi dengan
sikat gigi khusus orthodonti
f. Tabel distribusi responden berdasarkan
kriteria sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi khusus orthodonti
g. Tabel distribusi responden berdasarkan
perbedaan sebelum dan sesudah
menyikat gigi menggunakan sikat gigi
konvensional dengan sebelum dan
sesudah menyikat gigi menggunakan
sikat gigi khusus orthodonti terhadap
penurunan indeks plak.
6. Cleaning
Cleaning merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah dientri untuk
melihat kemungkinan-kemungkinan
adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan
dan sebagainya untuk kemudian
dilakukan pembetulan atau koreksi
(Notoatmodjo, 2010).
I. Analisis Data
1. Analisis univariat bertujuan untuk
menghasilkan distribusi frekuensi dan
presentase dari tiap variabel
(Notoatmodjo, 2010). Analisis yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
distribusi responden berdasarkan
kriteria plak indeks sebelum dan
sesudah menyikat gigi dengan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti.
2. Analisis bivariat adalah analisis yang
dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkolar
esi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini
menggunakan uji statistik paired t-test
(Riwidikdo, 2010). Dalam analisis ini
digunakan pengujian statistik paired t-
test apabila p<0,05 ada perbedaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti terhadap penurunan indeks
plak dan p>0.05 tidak ada perbedaan
sikat gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti terhadap penurunan
indeks plak.
A. Hasil Penelitian
Dari penelitian yang dilakukan pada
tanggal 27-30 April 2015 pada mahasiswa
pengguna orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang didapatkan hasil sebagai
berikut :
Tabel 2.
Distribusi Pengguna Orthodonti Cekat
pada Mahasiswa/i Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015
No. Jurusan Jumlah
(n)
Presentase
(%)
1 Keperawatan
Tanjungkarang
8 16%
2 Kebidanan
Tanjungkarang
11 22%
3 Keperawatan
Gigi
9 18%
4 Analis
Kesehatan
9 18%
5 Gizi 4 8%
6 Farmasi 8 16%
7 Teknik Gigi 1 2%
TOTAL 50 100%
11. Dari tabel 2 dapat dilihat:
Pengguna orthodonti cekat pada
mahasisiwa Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015 berjumlah 50 orang.
Mahasiswa yang paling banyak
menggunakan orthodonti cekat yaitu
mahasiswa Jurusan Kebidanan
Tanjungkarang dengan jumlah 11
orang (22%), dan paling sedikit
menggunakan yaitu Jurusan Teknik
Gigi dengan jumlah mahasiswa
pengguna orthodonti cekat hanya 1
orang (2%).
Tabel 3.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sebelum Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
Sangat Baik 0 0%
Baik 2 8%
Sedang 18 72%
Buruk 5 20%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 3 diatas dapat dilihat dari
25 responden diketahui bahwa kriteria plak
indeks sebelum menyikat gigi dengan sikat
gigi konvensional dengan kriteria sangat
baik berjumlah 0 orang (0 %), kriteria baik
berjumlah 2 orang dengan (8 %), kriteria
sedang dengan jumlah 18 orang (72 %),
dan kriteria buruk berjumlah 5 orang
(20%).
Tabel 4.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sesudah Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Konvensional di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Dari tabel 4 diatas dapat dilihat dari
25 responden diketahui bahwa kriteria plak
indeks sesudah menyikat gigi dengan sikat
gigi konvensional dengan kriteria sangat
baik berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik
berjumlah 23 orang (92%), kriteria sedang
berjumlah 2 orang (8%), dan kriteria buruk
berjumlah 0 orang (0%).
Tabel 5.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sebelum Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Khusus
Orthodonti di Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase (%)
Sangat Baik 0 0%
Baik 0 0%
Sedang 21 84%
Buruk 4 16%
Jumlah 25 100%
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase (%)
Sangat Baik 0 0%
Baik 23 92%
Sedang 2 8%
Buruk 0 0%
Jumlah 25 100%
12. Dari tabel 5 diatas dapat dilihat dari
25 responden diketahui bahwa distribusi
responden berdasarkan kriteria plak indeks
sebelum menyikat gigi dengan sikat gigi
orthodonti dengan kriteria sangat baik
berjumlah 0 orang (0%), kriteria baik
berjumlah 0 orang (0%), kriteria sedang
berjumlah 21 orang (84%) dan kriteria
buruk berjumlah 4 orang (16%).
Tabel 6.
Distribusi Responden Berdasarkan
Kriteria Plak Indeks Sesudah Menyikat
Gigi dengan Sikat Gigi Khusus
Orthodonti di Poltekkes Tanjungkarang
Tahun 2015
Kriteria Jumlah
(Orang)
Presentase
(%)
Sangat Baik 3 12%
Baik 22 88%
Sedang 0 0%
Buruk 0 0%
Jumlah 25 100%
Dari tabel 6 diatas dapat dilihat
dari 25 responden diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan kriteria
plak indeks sesudah menyikat gigi dengan
sikat gigi orthodonti dengan kriteria sangat
baik berjumlah 3 orang (12%), kriteria
baik berjumlah 22 orang (88%), kriteria
sedang berjumlah 0 orang (0%), dan
kriteria buruk berjumlah 0 orang (0%).
Tabel 7.
Distribusi Responden Berdasarkan
Perbedaan Sebelum dan Sesudah
Menyikat Menggunakan Sikat Gigi
Konvensional dengan Sebelum dan
Sesudah Menyikat Gigi Menggunakan
Sikat Gigi Khusus Orthondonti di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015
Variabel Mean Standar
Deviasi
Standar
Error
Mean
P
Value
(sig)
N
sebelum
sesudah
menyikat
gigi
dengan
sikat gigi
konvensi
onal
Sebelum
sesudah
menyikat
gigi
dengan
sikat gigi
khusus
orthodon
ti
1.492
1.996
0.56
0.90
0.11
0.18
0.015
25
25
Dari tabel 7 diatas dapat dilihat
bahwa untuk mengetahui penurunan
indeks plak antara sikat gigi konvensional
dan sikat gigi khusus orthodonti pada
mahasiswa/i pengguna orthodonti cekat
menggunakan uji beda paired sample t-
test. Pada hasil uji diperoleh nilai p =
0,015 (p<0,05) sehingga Ho ditolak atau
terdapat perbedaan yang signifikan
penurunan indeks plak antara penggunaan
sikat gigi konvensional dengan sikat gigi
khusus orthodonti.
13. B. Pembahasan
Dari hasil penelitian yang telah
dilaksanakan di Poltekkes Tanjungkarang
dengan jumlah 50 responden yang diteliti
pada mahasiswa/i pengguna orthodonti
cekat. Pada kelompok pertama sebanyak
25 responden menggunakan sikat gigi
konvensional dan pada kelompok kedua
sebanyak 25 responden menggunakan
sikat gigi khusus orthodonti. Data
menunjukkan adanya perbedaan antara
penggunaan sikat gigi konvensional dan
sikat gigi khusus orthodonti terhadap
penurunan indeks plak.
Pada kelompok pertama sejumlah
25 responden yang menggunakan sikat
gigi konvensional dari nilai rata-rata
sebelum menyikat gigi didapatkan indeks
plak sebesar 2,75 dan sesudah menyikat
gigi sebesar 1,13 sehingga terjadi
penurunan sebesar 1,62. Kemungkinan
faktor penyebab penurunan indeks plak
pada pengguna orthodonti cekat dengan
menggunakan sikat gigi konvensional
adalah dimana sikat gigi konvensional
memiliki bulu sikat yang lurus sehingga
memungkinkan terhalangnya bulu sikat
oleh bracket pada saat menyikat gigi dan
teknik menyikat gigi dengan menggunakan
sikat gigi konvensional berbeda.
Pada kelompok kedua sebanyak 25
responden yang menggunakan sikat gigi
khusus orthodonti didapatkan penurunan
indeks plak yaitu nilai rata-rata dari
sebelum menyikat gigi sebesar 2,72 dan
sesudah menyikat gigi sebesar 0,84
sehingga terjadi penurunan sebesar 1,88.
Sikat gigi khusus untuk orthodonti adalah
sikat gigi kecil khusus untuk interdental.
Hal ini digunakan untuk membersihkan
daerah yang sulit dijangkau oleh sikat gigi
biasa.
Dan terdapat perbedaan penurunan
indeks plak antara penggunaan sikat gigi
konvensional dan sikat gigi khusus
orthodonti yaitu diperoleh nilai p=0,015
dimana nilai tersebut (p<0,05) sehingga
Ho ditolak. Hal ini menunjukkan terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap
penurunan indeks plak antara penggunaaan
sikat gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti pada mahasiswa/i
pengguna orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan terhadap penurunan indeks plak
antara sikat gigi konvensional dan sikat
gigi khusus orthodonti pada mahasiswa
pengguna orthodonti cekat di Poltekkes
Tanjungkarang Tahun 2015 dapat
disimpulkan bahwa :
1. Dari 25 responden diketahui bahwa
kriteria plak indeks sebelum menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
dengan kriteria sangat baik berjumlah
0 orang (0 %), kriteria baik berjumlah
2 orang dengan (8 %), kriteria sedang
dengan jumlah 18 orang (72 %), dan
kriteria buruk berjumlah 5 orang
(20%).
2. Dari 25 responden diketahui bahwa
kriteria plak indeks sesudah menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
dengan kriteria sangat baik berjumlah
0 orang (0%), kriteria baik berjumlah
23 orang (92%), kriteria sedang
berjumlah 2 orang (8%), dan kriteria
buruk berjumlah 0 orang (0%).
3. Dari 25 responden diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan
kriteria plak indeks sebelum menyikat
gigi dengan sikat gigi orthodonti
dengan kriteria sangat baik berjumlah
0 orang (0%), kriteria baik berjumlah 0
orang (0%), kriteria sedang berjumlah
21 orang (84%) dan kriteria buruk
berjumlah 4 orang (16%).
4. Dari 25 responden diketahui bahwa
distribusi responden berdasarkan
kriteria plak indeks sesudah menyikat
gigi dengan sikat gigi orthodonti
dengan kriteria sangat baik berjumlah
3 orang (12%), kriteria baik berjumlah
22 orang (88%), kriteria sedang
berjumlah 0 orang (0%), dan kriteria
buruk berjumlah 0 orang (0%).
14. 5. Terdapat perbedaan antara menyikat
gigi dengan sikat gigi konvensional
dan menyikat gigi dengan sikat gigi
khusus orthodonti dimana hasil uji
diperoleh nilai p = 0,015 (p<0,05)
sehingga Ho ditolak atau terdapat
perbedaan yang signifikan penurunan
indeks plak antara penggunaan sikat
gigi konvensional dan sikat gigi
khusus orthodonti pada mahasiswa/i
pengguna orthodonti cekat di
Poltekkes Tanjungkarang Tahun 2015.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang
dilakukan, saran yang dapat diajukan
adalah sebagai berikut:
1. Bagi mahasiswa/i pengguna orthodonti
cekat
Bagi mahasiswa/i pengguna
orthodonti cekat lebih baik
menggunakan sikat gigi khusus
orthodonti daripada menggunakan
sikat gigi konvensional.
2. Bagi peneliti lain
Kepada peneliti lain mengingat
penelitian ini masih banyak terdapat
kelemahan dan kekurangan, maka
disarankan bagi peneliti lain terkait
dengan penggunaan orthodonti cekat
dapat dijadikan referensi terhadap
penelitian lebih lanjut.
3. Bagi Jurusan
Kepada Jurusan Keperawatan Gigi
hendaknya lebih menambahkan
sumber referensi diperpustakaan guna
mempermudah dan memperlancar
dalam pembuatan karya tulis ilmiah
mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Djuita, drg. Indah., 1992. Specifik
Protection. Jakarta: SPRG.
Kusumawardani, Endah. 2011. Buruknya
Kesehatan Gigi Dan
Mulut. Yogyakarta:
Siklus.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
. 2010. Metodologi
Penelitian Kesehatan.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Ocw.usu.ac.id/course/...iii.../pt_341_slide_
bab_7_-_control_plak.pdf
( 20 februari 2015).
Pratiwi, drg. Dona. 2007. Gigi Sehat
Merawat Gigi Sehari–Hari.
Jakarta: Kompas.
2009. Gigi Sehat
Merawat Gigi Sehari–Hari.
Jakarta: Kompas.
Putri, Megananda Hiranya; Herijulianti,
Eliza; Nurjanah, Neneng. 2012.
Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan
Pendukung Gigi.Jakarta: EGC.
Riwidikdo, Handoko. 2010. Statistik untuk
Penelitian Kesehatan dengan
Aplikasi Program R dan SPSS.
Yogyakarta. Pustaka Rihama.
Sanjaya, Putra Danan Fredy, 2010,
Perbedaan Status Kebersihan
Mulut Pada Orang Yang
Memakai Alat Ortodontik Cekat
Dan Tidak Memakai Alat
Ortodontik, Skripsi, Fakultas
Kedokteran, Universita Sebelas
Maret, Surakarta.
15. Sinaga BA, 2012 (http://repository.usu.ac.
id/bitstream/123456789/3455
9/4/
Chapter%20II.pdf, Maloklusi
Cekat) (05/02/2015).
Sukmawaty, W. 2010, Efektifitas Sikat
Gigi Konvensional dan Sikat
Gigi Khusus Orthodonti
Terhadap Penurunan Indeks
Plak Pemakai Fixed
Orthodontic Pada Mahasiswa
FKG USU, Skripsi,
Universitas Sumatera utara,
Medan.
Tyas, Ning Prasetya Rahayu. 2012,
Perbandingan Efektivitas Sikat
Gigi Ortodontik Dengan Sikat Gigi
Bulu ZigZag Terhadap Penurunan
Indeks Plak Pada Pemakai
Ortodontik Cekat, Skripsi, Program
Pasca Studi Pendidikan Dokter
Gigi Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah,
Yogyakarta.
Winata, Arya Bayu I Made. 2014,
Penggunaan Sikat Gigi Khusus
Orthodonti lebih menurunkan
akumulasi plak daripada sikat
gigi konvensional pada pengguna
alat Orthodonti Cekat pada
mahasiwa FKG Universitas
Mahasaraswati, Skripsi,
Universitas Mahasaraswati,
Denpasar.