SlideShare a Scribd company logo
1 of 53
FISIKA ATOM Fahmi Iman Alfarizki XII
IPA1
TEORI ATOM DALTON
POSTULAT-POSTULAT DALAM TEORI ATOM DALTON:
1. SETIAP UNSUR TERDIRI ATAS PARTIKEL YANG SUDAH TAK TERBAGI YANG DINAMAI
ATOM.
2. ATOM-ATOM DARI SUATU UNSUR ADALAH IDENTIK. ATOM-ATOM DARI UNSUR
YANG BERBEDA MEMPUNYAI SIFAT-SIFAT YANG BERBEDA, TERMASUK MEMPUNYAI
MASSA YANG BERBEDA.
3. ATOM DARI SUATU UNSUR TIDAK DAPAT DIUBAH MENJADI ATOM UNSUR LAIN,
TIDAK DAPAT DIMUSNAHKAN ATAU DICIPTAKAN. REAKSI KIMIA HANYA
MERUPAKAN PENATAAN ULANG ATOM-ATOM.
4. SENYAWA TERBENTUK KETIKA ATOM-ATOM DARI DUA JENIS ATAU LEBIH
BERGABUNG DENGAN PERBANDINGAN TERTENTU.
BEBERAPA POSTULAT DALAM TEORI ATOM DALTON TERNYATA
KURANG TEPAT:
1. TERNYATA ATOM BUKANLAH SESUATU YANG TAK TERBAGI,
MELAINKAN TERDIRI DARI BERBAGAI PARTIKEL SUBATOM.
2. MESKI MEMPUNYAI SIFAT-SIFAT YANG SAMA, ATOM-ATOM DARI
UNSUR YANG SAMA DAPAT MEMPUNYAI MASSA YANG BERBEDA.
3. MELALUI REAKSI NUKLIR, ATOM DARI SUATU UNSUR DAPAT
DIUBAH MENJADI ATOM UNSUR LAIN.
4. BEBERAPA UNSUR TIDAK TERDIRI ATAS ATOM-ATOM MELAINKAN
MOLEKUL-MOLEKUL.
TEORI ATOM DALTON YANG HINGGA KINI DAPAT DITERIMA:
1. ATOM ADALAH UNIT PEMBANGUN DARI SEGALA MACAM MATERI.
2. ATOM MERUPAKAN BAGIAN TERKECIL DARI SUATU UNSUR YANG
MASIH MEMPUNYAI SIFAT SAMA DENGAN UNSURNYA.
3. DALAM REAKSI KIMIA, ATOM TIDAK DIMUSNAHKAN, TIDAK
DICIPTAKAN, DAN TIDAK DAPAT DIUBAH MENJADI ATOM UNSUR
LAIN. REAKSI KIMIA HANYALAH PENATAAN ULANG SUSUNAN
ATOM-ATOM YANG TERLIHAT DALAM REAKSI.
Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan
di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis.
Materi bermuatan positif
Elektron
Teori Atom Thomson
ATOM MERUPAKAN BOLA PADAT DENGAN DIAMETER 10-10M, YANG
MEMPUNYAI MUATAN POSITIF YANG TERBAGI MERATA KE SELURUH
ATOM. MUATAN INI DINETRALKAN OLEH ELEKTRON-ELEKTRON YANG
TERSEBAR MENGELILINGI SELURUH ATOM. SEHINGGA DINAMAKAN
“MODEL ROTI KISMIS”
TEORI INI DIDASARI DARI PENEMUAN SINAR KATODA YANG OLEH
THOMSON PARTIKELNYA DISEBUT “ELEKTRON”
Hakikat Sinar Katode
J.J.Thomson pada tahun
1897 dapat menentukan
nisbah muatan terhadap
massa (nilai e/m) dari
partikel sinar katode.
𝑒
𝑚
=
𝑣2
2𝑉
𝑒
𝑚
=
𝐸2
2𝑉𝐵2
Sifat-sifat Sinar Katode
Percobaan Tetes Minyak Millikan
Robert Andrews Millikan melakukan
percobaan untuk menentukan muatan
elektron melalui Percobaan Tetes Minyak
𝑛𝑒 =
𝑚𝑔
𝐸
𝑣0
𝑣1
=
𝑚𝑔
𝐸 − 𝑚𝑔
Teori Atom Rutherford
Partikel alfa yang terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat
padat. Pada tahun 1911, Rutherford dapat menjelaskan penghamburan sinar
alfa dengan mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurutnya, sebagian
besar dari massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat
atom (inti atom).
Model atom Rutherford. Atom mempunyai inti yang kecil, sangat pejal, dan bermuatan positif,
yang berada di pusat atom. Elektron beredar mengitari inti pada lintasan yang relatif sangat jauh
sehingga sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa.
Kelemahan teori atom Rutherford. Menurut fisika klasik, dalam pergerakannya
mengitari inti, elektron akan senantiasa memancarkan radiasi elektromagnet.
Jika demikian, maka lintasannya akan berbentuk spiral dan akhirnya akan jatuh
ke inti.
Penemuan Inti Atom
Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans
Geiger dan Ernest Marsden, melakukan percobaan untuk mengetahui tentang
susunan atom.
Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom berikut.
1. Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu tempat elektron dapat mengorbit inti
tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi.
2. Elektron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan (lintasan
yang ada), dan tidak boleh berada di antara dua lintasan.
3. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau
penyerapan sejumlah tertentu energi.
Teori Atom Niels Bohr
Spektrum Atom Hidrogen
Spektrum Hidrogen
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
200
3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500
Panjang Gelombang
Intensitas
Ha
Hb
Hg
Hd
He
Hz
Hh
(Å)
Hq
Apabila seberkas gas hidrogen dipijarkan akan
memancarkan sekumpulan garis terang atau garis emisi
dengan jarak antar satu dan lainnya yang memperlihatkan
suatu keteraturan tertentu. Menurut Balmer (ahli fisika dari
Swiss), panjang gelombang garis emisi tersebut mengikuti
hukum
 = panjang gelombang, n = bilangan bulat 3, 4, 5, . . . . dan R = suatu
tetapan
. . . . . . . . . . . (5-1)
1 1
 22
1
n2
= R
Johann J. Balmer
(1825 – 1898)
Untuk :
deret Balmer pertama : Ha pada  = 6563 Ån = 3
deret Balmer kedua : Hb pada  = 4861 Ån = 4
deret Balmer ketiga : Hg pada  = 4340 Ån = 5
deret Balmer keempat : Hd pada  = 4101 Ån = 6
.
.
.
n =  limit deret Balmer pada  = 3650 Å
4 000 5 000 6 000
 (Å)
HαHβHγHd
Setelah ditemukan deret Balmer ditemukan deret hidrogen lainnya, dan
persamaan deret Balmer masih tetap berlaku dengan mengubah 22 menjadi
m2 dimana m adalah bilangan bulat mulai dari 1, 2, 3, . . . .
ditemukan deret Lyman dengan n = 2, 3, …m = 1
ditemukan deret Balmer dengan n = 3, 4, …m = 2
ditemukan deret Paschen dengan n = 4, 5, …m = 3
ditemukan deret Brackett dengan n = 5, 6, …m = 4
. . . . . . . . . . . . (5-2)
1 1
 m2
1
n2
= R
Konstanta Rydberg
Apabila  dinyatakan dalam cm
maka R = 109 678
Kontinum untuk elektron bebas
n = 1
2
3
4
∞
La Lb Lg
Ha Hb Hg
Tingkat energi dasar
Deret Balmer
Deret Lyman
13,6 eV
Tentukan panjang gelombang terpanjang dan terpendek deret Balmer
atom hidrogen jika konstanta Rydberg R = 1,097×107 m-1!
Penyelesaian:
Panjang gelombang terpanjang terjadi jika elektron mengalami transisi
dari kulit n = 3 ke n = 2. Sesuai dengan persamaan (4) diperoleh:
Spektrum deret Paschen menghasilkan panjang gelombang
1,28 × 10-6 m. Tentukan nilai n pada deret Paschen
tersebut, jika konstanta Rydberg R = 1,097 × 107 m-1!
Penyelesaian:
Pada deret Paschen berlaku:
TEORI ATOM HIDROGEN BOHR
 Atom hidrogen terdiri dari inti yang
bermuatan positif (proton) yang dikelilingi
oleh sebuah elektron
+
proton
elektron
tingkat energi
Massa proton (M) >> massa elektron (me)
 orbit dapat dianggap lingkaran
v = kecepatan elektron
r = jarak elektron-proton
E = energi yang dipancarkan elektron
Misalkan :
-
r
v
elektron berada dalam orbitnya
dalam pengaruh gaya sentral yg
disebabkan gaya elektrostatik
N.H.D. Bohr
(1885 – 1962)
Energi elektron terdiri dari :
Energi kinetik (EK) dan energi potensial (EP)
Energi total elektron adalah,
E = EK + EP
Menurut Coulomb, gaya elektrostatik antara proton dan elektron adalah,
muatan elektron
. . . . . . . . . . . . . . (5-3)
. . . . . . . . . . . . . . (5-4)
. . . . . . . . . . . . . . . . (5-5)
e2
r2
F =
1
2
EK = me v2
Supaya elektron tetap stabil dalam orbitnya, gaya elek-trostatik ini harus
diimbangi oleh gaya sentrifugal
. . . . . . . . . . . . . . . . (5-6)
Dari pers (5-5) :
Mev2
r
F =
dan pers. (5-6) diperoleh,
e2
r2
F =
. . . . . . . (5-7)
mev2
r
e2
r2
=
e
v =
mer
Subtitusikan pers. (5-7) ke pers. (5-4) : 1
2
EK = me v2
diperoleh,
. . . . . . . . . . . (5-8)EK = 1
2
me v2 = 1
2
e2
r
Energi potensial elektron dalam orbitnya adalah,
berarti tarik menarik
. . . . . . . . . . . (5-9)
Dari pers. (5-3), (5-8) dan (5-9) diperoleh,
Momentum sudut elektron pada orbitnya dinyatakan oleh,
ħ = me v r = e(mer)1/2 . . . . . . . . . (5-11)
r
r2
r
EP =
e2

dr = 
e2
E = =1
2
e2
r
e2
r
e2
2r
. . . . . . . . . (5-10)
Menurut Bohr, elektron hanya dapat bergerak mengelilingi proton pada orbit
tertentu dan jarak orbit tersebut (r) memungkinkan momentum sudut
elektron di sekitar inti mempunyai harga yang diberikan oleh kelipatan
konstanta Planck
konsep ini disebut momentum sudut yang terkuantisasi
2
h
 elektron terkuantisasi
Jadi menurut Bohr, momentum sudut elektron dapat dinyatakan oleh,
. . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-12)
n = 1, 2, 3, . . . . = tingkat energi
nh
2
ħ =
ħ =
Dari pers. (5-11) : dan (5-12) :ħ = e(mer)1/2
nh
2
ħ =
diperoleh, . . . . . . . . . . . . . . . (5-13)
nh
2
= e(me r)1/2
Karena itu radius orbit Bohr dapat dinyatakan oleh,
. . . . . . . . . . . . . . . (5-14)
e = 4,803 x 10-10 statcoulomb (gr1/2 cm3/2 s-1)
me = 9,1096 x 10-28 gr
h = 6,626 x 10-27 erg s
42 e2 me
n2 h2
r =
Jika harga-harga ini dimasukan ke pers. (5-14) dan ambil n = 1 maka
diperoleh (1 erg = 1 gr cm2 s-2)
r = 5,29 x 10-9 cm = 0,5290 Å
Apabila harga r dalam pers. (5-14) :
E =
e2
2r
disubtitusikan ke, pers. ( 5-10) :
dan kita masukan harga e, me serta h akan diperoleh energi orbit Bohr
yaitu,
4 2 e2 me
n2 h2
r =
(1 eV = 1,602 x 10-12 erg)
Untuk atom yg berada pada tingkat dasar (ground state)
E =  13,6 eV . . . . . . . . . . . . (5-16)
melepaskan elektron
 n = 1
Maka diperoleh,
. .(5-15)eV
22 e4 me
n2 h2
En = =
13,6
n2
2,18 x 10-11
ergs =
n2
Apabila elektron berpindah dari tingkat n ke tingkat m (m > n)
 elektron akan kehilangan energi.
 Energi ini akan dipancarkan sebagai foton atau butiran cahaya
dengan energi sebesar h (h adalah konstanta Planck dan 
adalah frekuensi foton)
Dari pers. 5-15 : En = eV
13,6
n2
akan diperoleh,
h = Em – En =
13,6
m2
13,6
n2
= 13,6
1
m2
1
n2
. . (5-17)
Oleh karena  = c/, maka
. . (5-18)
h c

1
m2
= 13,6
1
n2
pers. (5-17) : h = 13,6
1
m2
1
n2
dapat dituliskan menjadi,
Apabila harga c dan h dimasukan ke pers. (5-18) maka akan diperoleh,
Konstanta Rydberg (R),
 dinyatakan dalam cm
Sama dengan
yang ditemukan
oleh Balmer
secara empiris
. . . . . . . (5-19)= 109 678
1
m2
1
n2
1
 Suatu atom yang elektronnya berada ditingkat yang lebih tinggi
dari tingkat dasar, dikatakan atom tersebut berada dalam
keadaan tereksitasi
 Pada umumnya suatu atom berada keadaan tereksitasi di
tingkat energi tertentu hanya dalam waktu yang singkat, sekitar
10-8 detik.
 Selanjutnya elektron akan kembali lagi ke tingkat yang lebih
rendah dengan disertai pemancaran foton, atau dapat juga
meloncat ke tingkat yang lebih tinggi dengan menyerap foton.
Elektron atom hidrogen berada pada orbit Bohr n = 2. Jika k = 9 × 109 Nm2/c2,
dengan e = 1,6 × 10-19 C, me = 9,1 × 10-31 kg, tentukan:
a. jari-jari orbit,
b. gaya elektrostatik yang bekerja pada elektron,
c. kelajuan elektron!
a. Jari-jari orbit (rn):
rn = 0,53 . n2 = (0,53)(22) = 2,12
Penyelesaian:
c. Kelajuan elektron (ve)
b. Gaya elektrostatik yang bekerja pada elektron (FC)
Sebuah elektron berpindah lintasan dari n = 2 ke n = 1 dengan
memancarkan energi. Tentukan:
a. energi foton yang dipancarkan,
b. frekuensi foton,
c. panjang gelombang foton!
Penyelesaian:
a. Energi foton yang dipancarkan
ΔE = -1,632 × 10-18 joule (tanda (-) menyatakan pemancaran energi)
b. Frekuensi foton (f )
c. Panjang gelombang foton
Teori Atom Mekanika Kuantum
Pada tahun 1926, Shrödinger mengajukkan suatu persamaan, kini disebut persamaan
gelombang Shrödinger, untuk mendeskripsikan keberadaan elektron dalam atom.
Dalam teori atom mekanika kuantum, posisi elektron tidak dipastikan. Hal yang dapat
dikatakan tentang posisi elektron adalah peluang menemukan elektron pada setiap titik dalam
ruang di sekitar inti.
Istilah lain untuk menyatakan peluang menemukan elektron adalah densitas elektron.
2
h
nmvr 
POSTULAT BOHR:
“ELEKTRON BERPUTAR MENGELILIGI INTI MELALUI LINTASAN TERTENTU
YANG DISEBUT KULIT, TANPA MELEPAS/MENYERAP ENERGI DENGAN BESAR
BESAR MOMENTUM SUDUT MEMENUHI:
PERSAMAAN DE BROGLIE
POSTULA DE BROGLIE MENYATAKAN DUALISME GELOMBANG-MATERI SELAIN
BERLAKU PADA RADIASI ELEKTROMAGNETIK, JUGA BERLAKU BAGI MATERI.
FOTON BERFREKUENSI V MEMPUNYAI MOMENTUM
PANJANG GELOMBANG FOTON
MENURUT BROGLIE SEMUA PARTIKEL YANG BERGERAK DENGAN MOMENTUMP,
TERKAIT SUATU GELOMBANG DENGAN PANJANG GELOMBANG MENURUT
HUBUNGAN
Sebuah elektron hanya dapat mengelilingi inti atom bila lintasan
orbitnya merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang
Broglie-nya
n = 2
n = 8
n = 4
Eplistrik = EK
eV =
1
2
𝑚𝑣2 𝑣 =
2𝑒𝑉
𝑚
𝜆 =
ℎ
𝑚𝑣
=
ℎ
2𝑚𝑒𝑉
Tegangan pemercepat V memberikan energi potensial listrik eV pada
elektron (e = 1,6x10-19 C). Energi eV diubah menjadi energi kinetik
elektron, sehingga diperoleh hubungan
Akan diperoleh
Panjang gelombang de Broglie elektron adalah
Dengan λ = panjang gelombang de Broglie
elektron
h = 6,6x10-34 Js
m = massa elektron = 9,1x10-31 kg
e = muatan elektron = 1,6x10-19 C
V = tegangan pemercepat (volt)
Azas Ketidakpastian Werner Heisenberg
Menurut Heisenberg, tidak mungkin menentukan posisi dan momentum elektron secara
bersamaan dengan ketelitian tinggi. Heisenberg merumuskan hubungan ketidakpastian
momentum sebagai berikut.
Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom
secara teoretis dilakukan dengan menggunakan bilangan
kuantum.
Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n),
bilangan kuantum azimut (l), bilangan kuantum magnetik (m), dan
bilangan kuantum spin (s).
Bilangan kuantum utama, azimut, dan magnetik menyatakan
posisi suatu elektron dalam atom, sedangkan bilangan kuantum
spin menyatakan arah putaran elektron.
Elektron berada pada tingkat energi tertentu. Bilangan kuantum utama
(n) menyatakan di tingkat energi utama (kulit) mana elektron berada.
Nilai n dari bilangan kuantum utama adalah satu sampai dengan tujuh.
Jumlah Elektron Maksimal pada Tingkat Energi Utama (Kulit)
Bilangan kuantum azimut menyatakan di subkulit mana elektron berada.
Orbital dinyatakan dalam lambang s untuk l = 0, p untuk l = 1, d untuk l
= 2, dan f untuk l = 3. Banyaknya orbital pada tiap tingkat energi utama
(kulit) sesuai dengan harga n. Harga l dimulai dari 0 sampai dengan n–1.
Bilangan Kuantum Azimut pada Tingkat Energi Utama
Besar momentum sudut 𝑳 = 𝒍(𝒍 + 𝟏) ℏ
Dengan ℏ =
𝒉
𝟐𝝅
Jika bilangan kuantum orbital l = 3, tentukanlah
besar momentum sudut elektron yang mungkin.
Penyelesaian:
Bilangan kuantum magnetik menyatakan di orbital mana elektron
berada. Nilai bilangan kuantum magnetik (m) tergantung pada harga
bilangan kuantum azimut (l), yaitu dari – l sampai dengan + l .
Orbital biasanya digambarkan dalam bentuk segi empat.
Banyak nilai ml yang diperbolehkan:
banyak ml = 2l + 1
Bilangan kuantum spin menyatakan ke arah mana elektron berputar.
Jika arah putaran berlawanan maka elektron akan berlaku sebagai kutub
magnet yang berlawanan, jadi akan tarik-menarik.
Jika arah putaran searah maka elektron akan tolak-menolak, sehingga satu
orbital maksimal hanya berisi dua elektron.
Masing-masing elektron mempunyai harga s = +1/2 (searah jarum jam)
dan s = -1/2 (berlawanan arah jarum jam).
Elektron di dalam orbital digambarkan dengan anak panah, yang dikenal
dengan diagram orbital.
Harga s = +1/2 digambarkan dengan anak panah ke atas:
Harga s = -1/2 digambarkan dengan anak panah ke bawah:
Jika orbital terisi penuh elektron maka digambarkan dengan
anak panah ke atas dan ke bawah:
Satu orbital maksimal berisi dua elektron maka:
– orbital s maksimal berisi 2 elektron:
– orbital p maksimal berisi 6 elektron:
– orbital d maksimal berisi 10 elektron:
– orbital f maksimal berisi 14 elektron:
Asas aufbau
menyatakan bahwa
pengisian elektron
pada orbital dimulai
dari tingkat energi
terendah ke tingkat
energi yang lebih
tinggi.
Orbital s mempunyai
tingkat energi
terendah dan
berturut-turut makin
tinggi untuk orbital p,
d, dan f.
Asas larangan Pauli menyatakan bahwa tidak mungkin dalam satu atom
ada dua elektron yang harga keempat bilangan kuantumnya sama.
Contoh:
Li (n.a Na = 3): Elektron pertama dan kedua dari atom litium mempunyai
harga keempat bilangan kuantum yang sama dengan
elektron pertama dan elektron kedua helium. Bilangan
kuantum elektron ketiga litium adalah sebagai berikut.
n = 2 m = 0
l = 0 s =
Menurut kaidah Hund, pengisian elektron pada orbital-orbital yang
tingkat energinya sama, elektron tidak berpasangan terlebih dahulu
sebelum orbital-orbital lainnya masing-masing terisi satu elektron.
Contoh:
C (n.a C = 6):
N (n.a N = 7):

More Related Content

What's hot

Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonKira R. Yamato
 
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumKegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumAdli Sone
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantumHana Dango
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombangRaa Yu
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom HidrogenKhotim U
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti FKIP UHO
 
Ppt efek compton
Ppt efek comptonPpt efek compton
Ppt efek comptonAmalia Lia
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gaussanggundiantriana
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gasRfebiola
 
Inferensi dan difraksi cahaya
Inferensi dan difraksi cahayaInferensi dan difraksi cahaya
Inferensi dan difraksi cahayaYoga Pratama
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGAstari Sari
 
Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiAnnis Kenny
 
ppt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayappt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayasuyono fis
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikwindyramadhani52
 

What's hot (20)

Persamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamiltonPersamaan lagrange dan hamilton
Persamaan lagrange dan hamilton
 
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika KuantumKegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
Kegagalan Fisika Klasik menjelaskan Mekanika Kuantum
 
Fisika kuantum
Fisika kuantumFisika kuantum
Fisika kuantum
 
Ppt gelombang
Ppt gelombangPpt gelombang
Ppt gelombang
 
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogenteori Bohr tentang Atom Hidrogen
teori Bohr tentang Atom Hidrogen
 
Fisika Inti
Fisika Inti Fisika Inti
Fisika Inti
 
Ppt efek compton
Ppt efek comptonPpt efek compton
Ppt efek compton
 
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum GaussFluks Listrik dan Hukum Gauss
Fluks Listrik dan Hukum Gauss
 
kumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gaskumpulan soal hukum-hukum gas
kumpulan soal hukum-hukum gas
 
Teori Pita Energi
Teori Pita EnergiTeori Pita Energi
Teori Pita Energi
 
Inferensi dan difraksi cahaya
Inferensi dan difraksi cahayaInferensi dan difraksi cahaya
Inferensi dan difraksi cahaya
 
Kisi difraksi
Kisi difraksiKisi difraksi
Kisi difraksi
 
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANGFISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
FISIKA LISTRIK STATIS KELAS 12 MIPA 6 SMAN 7 TANGERANG
 
Entropi (new)
Entropi (new)Entropi (new)
Entropi (new)
 
Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford Laporan Praktikum Rutherford
Laporan Praktikum Rutherford
 
Makalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksiMakalah interferensi dan difraksi
Makalah interferensi dan difraksi
 
ppt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahayappt Gelombang cahaya
ppt Gelombang cahaya
 
Ppt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetikPpt gelombang elektromagnetik
Ppt gelombang elektromagnetik
 
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balikPpt 2 difraksi kristal dan kisi balik
Ppt 2 difraksi kristal dan kisi balik
 
4 hukum gauss
4  hukum gauss4  hukum gauss
4 hukum gauss
 

Similar to Fisika Atom

Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Hanarsp
 
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.pptKuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.pptHarrisSilitonga3
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O MIwan Setiawan
 
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.pptPertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.pptAndreanSaputra13
 
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678nurislamiah449
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiamfebri26
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiSinta Sry
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01sanoptri
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBayu Ariantika Irsan
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia wafiqasfari
 

Similar to Fisika Atom (20)

Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12Fisika atom sma kelas 12
Fisika atom sma kelas 12
 
Astronomi fisika bab va
Astronomi fisika bab vaAstronomi fisika bab va
Astronomi fisika bab va
 
Fsk atom lengkap
Fsk atom lengkapFsk atom lengkap
Fsk atom lengkap
 
Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8Fisika atom bab 8
Fisika atom bab 8
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
Materi Fisika Atom SMA XII Semester 2
 
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.pptKuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
Kuliah ke 5_Struktur Atom.ppt
 
01b model atom
01b model atom01b model atom
01b model atom
 
Atom bohr
Atom bohrAtom bohr
Atom bohr
 
Bahan ajar kimia xi
Bahan ajar kimia xiBahan ajar kimia xi
Bahan ajar kimia xi
 
S T R U K T U R A T O M
S T R U K T U R  A T O MS T R U K T U R  A T O M
S T R U K T U R A T O M
 
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.pptPertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt
 
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678
Pertemuan-5.-Struktur-Atom-1.ppt12345678
 
kimia
kimia kimia
kimia
 
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimiastruktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
struktur atom, sistem periodik, dan ikatan kimia
 
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xiBab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
Bab 1 struktur atom,sistem periodik, ikatan kimia kelas xi
 
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
Bab1strukturatomsistemperiodikikatankimiakelasxi 141109045814-conversion-gate01
 
Bab1 stru
Bab1 struBab1 stru
Bab1 stru
 
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XIBab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
Bab1 struktur atom, sistem periodik dan ikatan kimia | Kimia Kelas XI
 
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
Bab 1 struktur atom, tabel periodik, dan ikatan kimia
 

Recently uploaded

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxFitriaSarmida1
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024DessyArliani
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerakputus34
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptpalagoro17
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxMaskuratulMunawaroh
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024ssuser0bf64e
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptxfurqanridha
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppthidayatn24
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakAjiFauzi8
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 

Recently uploaded (20)

Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docxKisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
Kisi kisi Ujian sekolah mata pelajaran IPA 2024.docx
 
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 20241. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
1. Kisi-kisi PAT IPA Kelas 7 Kurmer 2024
 
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 5 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas pptsistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
sistem digesti dan ekskresi pada unggas ppt
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerakMateri Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
Materi Modul 1.4_Fitriani Program guru penggerak
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 

Fisika Atom

  • 1. FISIKA ATOM Fahmi Iman Alfarizki XII IPA1
  • 2. TEORI ATOM DALTON POSTULAT-POSTULAT DALAM TEORI ATOM DALTON: 1. SETIAP UNSUR TERDIRI ATAS PARTIKEL YANG SUDAH TAK TERBAGI YANG DINAMAI ATOM. 2. ATOM-ATOM DARI SUATU UNSUR ADALAH IDENTIK. ATOM-ATOM DARI UNSUR YANG BERBEDA MEMPUNYAI SIFAT-SIFAT YANG BERBEDA, TERMASUK MEMPUNYAI MASSA YANG BERBEDA. 3. ATOM DARI SUATU UNSUR TIDAK DAPAT DIUBAH MENJADI ATOM UNSUR LAIN, TIDAK DAPAT DIMUSNAHKAN ATAU DICIPTAKAN. REAKSI KIMIA HANYA MERUPAKAN PENATAAN ULANG ATOM-ATOM. 4. SENYAWA TERBENTUK KETIKA ATOM-ATOM DARI DUA JENIS ATAU LEBIH BERGABUNG DENGAN PERBANDINGAN TERTENTU.
  • 3. BEBERAPA POSTULAT DALAM TEORI ATOM DALTON TERNYATA KURANG TEPAT: 1. TERNYATA ATOM BUKANLAH SESUATU YANG TAK TERBAGI, MELAINKAN TERDIRI DARI BERBAGAI PARTIKEL SUBATOM. 2. MESKI MEMPUNYAI SIFAT-SIFAT YANG SAMA, ATOM-ATOM DARI UNSUR YANG SAMA DAPAT MEMPUNYAI MASSA YANG BERBEDA. 3. MELALUI REAKSI NUKLIR, ATOM DARI SUATU UNSUR DAPAT DIUBAH MENJADI ATOM UNSUR LAIN. 4. BEBERAPA UNSUR TIDAK TERDIRI ATAS ATOM-ATOM MELAINKAN MOLEKUL-MOLEKUL.
  • 4. TEORI ATOM DALTON YANG HINGGA KINI DAPAT DITERIMA: 1. ATOM ADALAH UNIT PEMBANGUN DARI SEGALA MACAM MATERI. 2. ATOM MERUPAKAN BAGIAN TERKECIL DARI SUATU UNSUR YANG MASIH MEMPUNYAI SIFAT SAMA DENGAN UNSURNYA. 3. DALAM REAKSI KIMIA, ATOM TIDAK DIMUSNAHKAN, TIDAK DICIPTAKAN, DAN TIDAK DAPAT DIUBAH MENJADI ATOM UNSUR LAIN. REAKSI KIMIA HANYALAH PENATAAN ULANG SUSUNAN ATOM-ATOM YANG TERLIHAT DALAM REAKSI.
  • 5. Menurut Thomson, atom terdiri dari materi bermuatan positif dan di dalamnya tersebar elektron bagaikan kismis dalam roti kismis. Materi bermuatan positif Elektron Teori Atom Thomson
  • 6. ATOM MERUPAKAN BOLA PADAT DENGAN DIAMETER 10-10M, YANG MEMPUNYAI MUATAN POSITIF YANG TERBAGI MERATA KE SELURUH ATOM. MUATAN INI DINETRALKAN OLEH ELEKTRON-ELEKTRON YANG TERSEBAR MENGELILINGI SELURUH ATOM. SEHINGGA DINAMAKAN “MODEL ROTI KISMIS” TEORI INI DIDASARI DARI PENEMUAN SINAR KATODA YANG OLEH THOMSON PARTIKELNYA DISEBUT “ELEKTRON”
  • 7. Hakikat Sinar Katode J.J.Thomson pada tahun 1897 dapat menentukan nisbah muatan terhadap massa (nilai e/m) dari partikel sinar katode. 𝑒 𝑚 = 𝑣2 2𝑉 𝑒 𝑚 = 𝐸2 2𝑉𝐵2
  • 9. Percobaan Tetes Minyak Millikan Robert Andrews Millikan melakukan percobaan untuk menentukan muatan elektron melalui Percobaan Tetes Minyak 𝑛𝑒 = 𝑚𝑔 𝐸 𝑣0 𝑣1 = 𝑚𝑔 𝐸 − 𝑚𝑔
  • 10. Teori Atom Rutherford Partikel alfa yang terpantul itu pastilah telah menabrak sesuatu yang sangat padat. Pada tahun 1911, Rutherford dapat menjelaskan penghamburan sinar alfa dengan mengajukan gagasan tentang inti atom. Menurutnya, sebagian besar dari massa dan muatan positif atom terkonsentrasi pada bagian pusat atom (inti atom). Model atom Rutherford. Atom mempunyai inti yang kecil, sangat pejal, dan bermuatan positif, yang berada di pusat atom. Elektron beredar mengitari inti pada lintasan yang relatif sangat jauh sehingga sebagian besar atom terdiri dari ruang hampa.
  • 11. Kelemahan teori atom Rutherford. Menurut fisika klasik, dalam pergerakannya mengitari inti, elektron akan senantiasa memancarkan radiasi elektromagnet. Jika demikian, maka lintasannya akan berbentuk spiral dan akhirnya akan jatuh ke inti.
  • 12. Penemuan Inti Atom Pada tahun 1910, Ernest Rutherford bersama dua orang asistennya, yaitu Hans Geiger dan Ernest Marsden, melakukan percobaan untuk mengetahui tentang susunan atom.
  • 13. Pada tahun 1913, Niels Bohr mengajukan model atom berikut. 1. Dalam atom terdapat lintasan-lintasan tertentu tempat elektron dapat mengorbit inti tanpa disertai pemancaran atau penyerapan energi. 2. Elektron hanya boleh berada pada lintasan-lintasan yang diperbolehkan (lintasan yang ada), dan tidak boleh berada di antara dua lintasan. 3. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke kulit lain disertai pemancaran atau penyerapan sejumlah tertentu energi. Teori Atom Niels Bohr
  • 15. Spektrum Hidrogen 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 3500 4000 4500 5000 5500 6000 6500 Panjang Gelombang Intensitas Ha Hb Hg Hd He Hz Hh (Å) Hq
  • 16. Apabila seberkas gas hidrogen dipijarkan akan memancarkan sekumpulan garis terang atau garis emisi dengan jarak antar satu dan lainnya yang memperlihatkan suatu keteraturan tertentu. Menurut Balmer (ahli fisika dari Swiss), panjang gelombang garis emisi tersebut mengikuti hukum  = panjang gelombang, n = bilangan bulat 3, 4, 5, . . . . dan R = suatu tetapan . . . . . . . . . . . (5-1) 1 1  22 1 n2 = R Johann J. Balmer (1825 – 1898)
  • 17. Untuk : deret Balmer pertama : Ha pada  = 6563 Ån = 3 deret Balmer kedua : Hb pada  = 4861 Ån = 4 deret Balmer ketiga : Hg pada  = 4340 Ån = 5 deret Balmer keempat : Hd pada  = 4101 Ån = 6 . . . n =  limit deret Balmer pada  = 3650 Å 4 000 5 000 6 000  (Å) HαHβHγHd
  • 18. Setelah ditemukan deret Balmer ditemukan deret hidrogen lainnya, dan persamaan deret Balmer masih tetap berlaku dengan mengubah 22 menjadi m2 dimana m adalah bilangan bulat mulai dari 1, 2, 3, . . . . ditemukan deret Lyman dengan n = 2, 3, …m = 1 ditemukan deret Balmer dengan n = 3, 4, …m = 2 ditemukan deret Paschen dengan n = 4, 5, …m = 3 ditemukan deret Brackett dengan n = 5, 6, …m = 4 . . . . . . . . . . . . (5-2) 1 1  m2 1 n2 = R Konstanta Rydberg Apabila  dinyatakan dalam cm maka R = 109 678
  • 19. Kontinum untuk elektron bebas n = 1 2 3 4 ∞ La Lb Lg Ha Hb Hg Tingkat energi dasar Deret Balmer Deret Lyman 13,6 eV
  • 20. Tentukan panjang gelombang terpanjang dan terpendek deret Balmer atom hidrogen jika konstanta Rydberg R = 1,097×107 m-1! Penyelesaian: Panjang gelombang terpanjang terjadi jika elektron mengalami transisi dari kulit n = 3 ke n = 2. Sesuai dengan persamaan (4) diperoleh:
  • 21. Spektrum deret Paschen menghasilkan panjang gelombang 1,28 × 10-6 m. Tentukan nilai n pada deret Paschen tersebut, jika konstanta Rydberg R = 1,097 × 107 m-1! Penyelesaian: Pada deret Paschen berlaku:
  • 22. TEORI ATOM HIDROGEN BOHR  Atom hidrogen terdiri dari inti yang bermuatan positif (proton) yang dikelilingi oleh sebuah elektron + proton elektron tingkat energi Massa proton (M) >> massa elektron (me)  orbit dapat dianggap lingkaran v = kecepatan elektron r = jarak elektron-proton E = energi yang dipancarkan elektron Misalkan : - r v elektron berada dalam orbitnya dalam pengaruh gaya sentral yg disebabkan gaya elektrostatik N.H.D. Bohr (1885 – 1962)
  • 23. Energi elektron terdiri dari : Energi kinetik (EK) dan energi potensial (EP) Energi total elektron adalah, E = EK + EP Menurut Coulomb, gaya elektrostatik antara proton dan elektron adalah, muatan elektron . . . . . . . . . . . . . . (5-3) . . . . . . . . . . . . . . (5-4) . . . . . . . . . . . . . . . . (5-5) e2 r2 F = 1 2 EK = me v2
  • 24. Supaya elektron tetap stabil dalam orbitnya, gaya elek-trostatik ini harus diimbangi oleh gaya sentrifugal . . . . . . . . . . . . . . . . (5-6) Dari pers (5-5) : Mev2 r F = dan pers. (5-6) diperoleh, e2 r2 F = . . . . . . . (5-7) mev2 r e2 r2 = e v = mer Subtitusikan pers. (5-7) ke pers. (5-4) : 1 2 EK = me v2 diperoleh, . . . . . . . . . . . (5-8)EK = 1 2 me v2 = 1 2 e2 r
  • 25. Energi potensial elektron dalam orbitnya adalah, berarti tarik menarik . . . . . . . . . . . (5-9) Dari pers. (5-3), (5-8) dan (5-9) diperoleh, Momentum sudut elektron pada orbitnya dinyatakan oleh, ħ = me v r = e(mer)1/2 . . . . . . . . . (5-11) r r2 r EP = e2  dr =  e2 E = =1 2 e2 r e2 r e2 2r . . . . . . . . . (5-10)
  • 26. Menurut Bohr, elektron hanya dapat bergerak mengelilingi proton pada orbit tertentu dan jarak orbit tersebut (r) memungkinkan momentum sudut elektron di sekitar inti mempunyai harga yang diberikan oleh kelipatan konstanta Planck konsep ini disebut momentum sudut yang terkuantisasi 2 h  elektron terkuantisasi Jadi menurut Bohr, momentum sudut elektron dapat dinyatakan oleh, . . . . . . . . . . . . . . . . . . (5-12) n = 1, 2, 3, . . . . = tingkat energi nh 2 ħ = ħ =
  • 27. Dari pers. (5-11) : dan (5-12) :ħ = e(mer)1/2 nh 2 ħ = diperoleh, . . . . . . . . . . . . . . . (5-13) nh 2 = e(me r)1/2 Karena itu radius orbit Bohr dapat dinyatakan oleh, . . . . . . . . . . . . . . . (5-14) e = 4,803 x 10-10 statcoulomb (gr1/2 cm3/2 s-1) me = 9,1096 x 10-28 gr h = 6,626 x 10-27 erg s 42 e2 me n2 h2 r = Jika harga-harga ini dimasukan ke pers. (5-14) dan ambil n = 1 maka diperoleh (1 erg = 1 gr cm2 s-2) r = 5,29 x 10-9 cm = 0,5290 Å
  • 28. Apabila harga r dalam pers. (5-14) : E = e2 2r disubtitusikan ke, pers. ( 5-10) : dan kita masukan harga e, me serta h akan diperoleh energi orbit Bohr yaitu, 4 2 e2 me n2 h2 r = (1 eV = 1,602 x 10-12 erg) Untuk atom yg berada pada tingkat dasar (ground state) E =  13,6 eV . . . . . . . . . . . . (5-16) melepaskan elektron  n = 1 Maka diperoleh, . .(5-15)eV 22 e4 me n2 h2 En = = 13,6 n2 2,18 x 10-11 ergs = n2
  • 29. Apabila elektron berpindah dari tingkat n ke tingkat m (m > n)  elektron akan kehilangan energi.  Energi ini akan dipancarkan sebagai foton atau butiran cahaya dengan energi sebesar h (h adalah konstanta Planck dan  adalah frekuensi foton) Dari pers. 5-15 : En = eV 13,6 n2 akan diperoleh, h = Em – En = 13,6 m2 13,6 n2 = 13,6 1 m2 1 n2 . . (5-17)
  • 30. Oleh karena  = c/, maka . . (5-18) h c  1 m2 = 13,6 1 n2 pers. (5-17) : h = 13,6 1 m2 1 n2 dapat dituliskan menjadi, Apabila harga c dan h dimasukan ke pers. (5-18) maka akan diperoleh, Konstanta Rydberg (R),  dinyatakan dalam cm Sama dengan yang ditemukan oleh Balmer secara empiris . . . . . . . (5-19)= 109 678 1 m2 1 n2 1
  • 31.  Suatu atom yang elektronnya berada ditingkat yang lebih tinggi dari tingkat dasar, dikatakan atom tersebut berada dalam keadaan tereksitasi  Pada umumnya suatu atom berada keadaan tereksitasi di tingkat energi tertentu hanya dalam waktu yang singkat, sekitar 10-8 detik.  Selanjutnya elektron akan kembali lagi ke tingkat yang lebih rendah dengan disertai pemancaran foton, atau dapat juga meloncat ke tingkat yang lebih tinggi dengan menyerap foton.
  • 32.
  • 33. Elektron atom hidrogen berada pada orbit Bohr n = 2. Jika k = 9 × 109 Nm2/c2, dengan e = 1,6 × 10-19 C, me = 9,1 × 10-31 kg, tentukan: a. jari-jari orbit, b. gaya elektrostatik yang bekerja pada elektron, c. kelajuan elektron! a. Jari-jari orbit (rn): rn = 0,53 . n2 = (0,53)(22) = 2,12 Penyelesaian:
  • 34. c. Kelajuan elektron (ve) b. Gaya elektrostatik yang bekerja pada elektron (FC)
  • 35. Sebuah elektron berpindah lintasan dari n = 2 ke n = 1 dengan memancarkan energi. Tentukan: a. energi foton yang dipancarkan, b. frekuensi foton, c. panjang gelombang foton! Penyelesaian: a. Energi foton yang dipancarkan ΔE = -1,632 × 10-18 joule (tanda (-) menyatakan pemancaran energi)
  • 36. b. Frekuensi foton (f ) c. Panjang gelombang foton
  • 37. Teori Atom Mekanika Kuantum Pada tahun 1926, Shrödinger mengajukkan suatu persamaan, kini disebut persamaan gelombang Shrödinger, untuk mendeskripsikan keberadaan elektron dalam atom. Dalam teori atom mekanika kuantum, posisi elektron tidak dipastikan. Hal yang dapat dikatakan tentang posisi elektron adalah peluang menemukan elektron pada setiap titik dalam ruang di sekitar inti. Istilah lain untuk menyatakan peluang menemukan elektron adalah densitas elektron.
  • 38. 2 h nmvr  POSTULAT BOHR: “ELEKTRON BERPUTAR MENGELILIGI INTI MELALUI LINTASAN TERTENTU YANG DISEBUT KULIT, TANPA MELEPAS/MENYERAP ENERGI DENGAN BESAR BESAR MOMENTUM SUDUT MEMENUHI:
  • 39. PERSAMAAN DE BROGLIE POSTULA DE BROGLIE MENYATAKAN DUALISME GELOMBANG-MATERI SELAIN BERLAKU PADA RADIASI ELEKTROMAGNETIK, JUGA BERLAKU BAGI MATERI. FOTON BERFREKUENSI V MEMPUNYAI MOMENTUM PANJANG GELOMBANG FOTON MENURUT BROGLIE SEMUA PARTIKEL YANG BERGERAK DENGAN MOMENTUMP, TERKAIT SUATU GELOMBANG DENGAN PANJANG GELOMBANG MENURUT HUBUNGAN
  • 40. Sebuah elektron hanya dapat mengelilingi inti atom bila lintasan orbitnya merupakan kelipatan bulat dari panjang gelombang Broglie-nya n = 2 n = 8 n = 4
  • 41. Eplistrik = EK eV = 1 2 𝑚𝑣2 𝑣 = 2𝑒𝑉 𝑚 𝜆 = ℎ 𝑚𝑣 = ℎ 2𝑚𝑒𝑉 Tegangan pemercepat V memberikan energi potensial listrik eV pada elektron (e = 1,6x10-19 C). Energi eV diubah menjadi energi kinetik elektron, sehingga diperoleh hubungan Akan diperoleh Panjang gelombang de Broglie elektron adalah Dengan λ = panjang gelombang de Broglie elektron h = 6,6x10-34 Js m = massa elektron = 9,1x10-31 kg e = muatan elektron = 1,6x10-19 C V = tegangan pemercepat (volt)
  • 42. Azas Ketidakpastian Werner Heisenberg Menurut Heisenberg, tidak mungkin menentukan posisi dan momentum elektron secara bersamaan dengan ketelitian tinggi. Heisenberg merumuskan hubungan ketidakpastian momentum sebagai berikut.
  • 43. Untuk menentukan kedudukan atau posisi elektron dalam atom secara teoretis dilakukan dengan menggunakan bilangan kuantum. Ada empat bilangan kuantum, yaitu bilangan kuantum utama (n), bilangan kuantum azimut (l), bilangan kuantum magnetik (m), dan bilangan kuantum spin (s). Bilangan kuantum utama, azimut, dan magnetik menyatakan posisi suatu elektron dalam atom, sedangkan bilangan kuantum spin menyatakan arah putaran elektron.
  • 44. Elektron berada pada tingkat energi tertentu. Bilangan kuantum utama (n) menyatakan di tingkat energi utama (kulit) mana elektron berada. Nilai n dari bilangan kuantum utama adalah satu sampai dengan tujuh. Jumlah Elektron Maksimal pada Tingkat Energi Utama (Kulit)
  • 45. Bilangan kuantum azimut menyatakan di subkulit mana elektron berada. Orbital dinyatakan dalam lambang s untuk l = 0, p untuk l = 1, d untuk l = 2, dan f untuk l = 3. Banyaknya orbital pada tiap tingkat energi utama (kulit) sesuai dengan harga n. Harga l dimulai dari 0 sampai dengan n–1. Bilangan Kuantum Azimut pada Tingkat Energi Utama Besar momentum sudut 𝑳 = 𝒍(𝒍 + 𝟏) ℏ Dengan ℏ = 𝒉 𝟐𝝅
  • 46. Jika bilangan kuantum orbital l = 3, tentukanlah besar momentum sudut elektron yang mungkin. Penyelesaian:
  • 47. Bilangan kuantum magnetik menyatakan di orbital mana elektron berada. Nilai bilangan kuantum magnetik (m) tergantung pada harga bilangan kuantum azimut (l), yaitu dari – l sampai dengan + l . Orbital biasanya digambarkan dalam bentuk segi empat. Banyak nilai ml yang diperbolehkan: banyak ml = 2l + 1
  • 48. Bilangan kuantum spin menyatakan ke arah mana elektron berputar. Jika arah putaran berlawanan maka elektron akan berlaku sebagai kutub magnet yang berlawanan, jadi akan tarik-menarik. Jika arah putaran searah maka elektron akan tolak-menolak, sehingga satu orbital maksimal hanya berisi dua elektron. Masing-masing elektron mempunyai harga s = +1/2 (searah jarum jam) dan s = -1/2 (berlawanan arah jarum jam).
  • 49. Elektron di dalam orbital digambarkan dengan anak panah, yang dikenal dengan diagram orbital. Harga s = +1/2 digambarkan dengan anak panah ke atas: Harga s = -1/2 digambarkan dengan anak panah ke bawah: Jika orbital terisi penuh elektron maka digambarkan dengan anak panah ke atas dan ke bawah:
  • 50. Satu orbital maksimal berisi dua elektron maka: – orbital s maksimal berisi 2 elektron: – orbital p maksimal berisi 6 elektron: – orbital d maksimal berisi 10 elektron: – orbital f maksimal berisi 14 elektron:
  • 51. Asas aufbau menyatakan bahwa pengisian elektron pada orbital dimulai dari tingkat energi terendah ke tingkat energi yang lebih tinggi. Orbital s mempunyai tingkat energi terendah dan berturut-turut makin tinggi untuk orbital p, d, dan f.
  • 52. Asas larangan Pauli menyatakan bahwa tidak mungkin dalam satu atom ada dua elektron yang harga keempat bilangan kuantumnya sama. Contoh: Li (n.a Na = 3): Elektron pertama dan kedua dari atom litium mempunyai harga keempat bilangan kuantum yang sama dengan elektron pertama dan elektron kedua helium. Bilangan kuantum elektron ketiga litium adalah sebagai berikut. n = 2 m = 0 l = 0 s =
  • 53. Menurut kaidah Hund, pengisian elektron pada orbital-orbital yang tingkat energinya sama, elektron tidak berpasangan terlebih dahulu sebelum orbital-orbital lainnya masing-masing terisi satu elektron. Contoh: C (n.a C = 6): N (n.a N = 7):