SlideShare a Scribd company logo
1 of 3
Praktikum kali ini melakukan ekstraksi simplisia kulit batang jengkol secara sokletasi.
Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada
bahan alam. Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan
pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Sampel dalam
sokletasi perlu dikeringkan hingga menjadi simplisia kering sebelum disokletasi. Tujuan
dilakukannya pengeringan adalah untuk mengilangkan kandungan air yang terdapat dalam
sampel. Kulit batang jengkol juga di perkecil ukuran partikelnya untuk mempermudah
senyawa yang terkandung untuk terlarut dalam pelarut. Ekstraksi sokletasi ini digunakan
untuk simplisia yang jumlahnya sedikit dan tahan terhadap pemanasan.
Adapun prinsip sokletasi ini yaitu: Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil
yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah
selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode
sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa
organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak
diinginkan. Alat ekstraktor sokletasi terdiri dari tiga komponen besar yaitu pemanas,
pendingin dan labu sokletasi. Pemanas disini berfungsi untuk menguapkan pelarut dan
membawa simplisia (menarik senyawa yang terdapat di simplisia). Kemudian pendingin
berfungsi sebagai pengubah bentuk pelarut yang semula berbentuk uap menjadi bentuk cair
dan labu berfungsi untuk menampung pelarut dan menampung ekstrak. komponen lain dari
alat ekstraktor sokletasi adalah pipa samping dan pipa sifon
Simplisia kulit batang jengkol ditimbang sebanyak 30 gram dan kemudian
dimasukkan dalam selongsong (kertas saring yang sudah dibentuk seperti guling) lalu diikat
bagian atasnya dengan erat menggunakan benang agar sampel tidak bocor saat sokletasi
berlangsung. Pelarut yang digunakan yaitu etanol yang titik didihnya 78,4°C. Selanjutnya
labu kosong diisi 2 buah batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Labu
diisi dengan etanol sebanyak 200 ml. Etanol digunakan sebagai pelarut karena etanol
mempunyai polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak kulit batang jengkol lebih
banyak dibandingkan jenis pelarut organik yang lain. Etanol mempunyai titik didih yang
rendah dan cenderung aman. Etanol juga tidak beracun dan berbahaya. Hanya saja
kelemahan penggunaan pelarut etanol adalah etanol larut dalam air, dan juga melarutkan
komponen lain yang mengakibatkan berkurangnya tingkat kemurnian ekstrak. Menurut
Snyder (1997) pelarut etanol merupakan pelarut universal yang dapat menarik senyawa-
senyawa yang larut dalam pelarut non polar hingga polar dan memiliki indeks polaritas
sebesar 5,2. Etanol diharapkan dapat menarik saponin, flavonoid dan tanin. Ketiga senyawa
tersebut merupakan senyawa polar juga. Prinsip dari penarikan senyawa yaitu like dissolve
like, artinya suatu zat akan terlarut sempurna di dalam pelarutnya jika keduanya memiliki
kepolaran yang sama. Berdasarkan kepolaran dan kelarutan, senyawa yang bersifat polar
akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut
dalam pelarut nonpolar (Depkes RI, 2000).
Saponin pada umumnya berada dalam bentuk glikosida sehingga cenderung bersifat
polar (Harbone, 1987). Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang dapat menimbulkan
busa jika dikocok dalam air. Hal tersebut terjadi karena saponin memiliki gugus polar dan
non polar yang akan membentuk misel. Pada saat misel terbentuk maka gugus polar akan
menghadap ke luar dan gugus nonpolar menghadap ke dalam dan keadaan inilah yang
tampak seperti busa (Robinson, 1991; Sangi dkk., 2008). Flavonoid umumnya lebih mudah
larut dalam air atau pelarut polar dikarenakan memiliki ikatan dengan gugus gula (Markham,
1988). Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air dan senyawa aktifnya dapat
diektraksi dengan etanol 70% (Harbone 1987). Golongan tanin yang merupakan senyawa
fenolik cenderung larut dalam air sehingga cenderung bersifat polar (Harbone, 1987).
Selongsong yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet
disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat
pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi
mulai dipanaskan. Setiap bagian atau sela pada alat soklet di lilitkan menggunakan plastic
wrapping untuk mencegah uap pelarut keluar dan mencegah alat yang disambungkan
terlepas akibat pemanasan yang dilakukan. Pemanasan dilakukan pada suhu 80o
C. hal ini
dilakukan agar uap pelarut cepat mendidih. Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati
soklet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser
mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair yang ditandai dengan
terdapatnya titik-titik air di dinding tabung, kemudian menetes ke selongsong. Massa
komponen atau senyawa-senyawa dalam sampel akan berpindah masuk ke dalam pelarut
dan perpindahan mulai terjadi pada lapisan antarmuka kemudian berdifusi masuk ke dalam
pelarut (Harbone, 1987).
Mekanisme difusi yang terjadi dalam ekstraksi padat-cair sendiri dapat dibedakan
menjadi difusi internal dan difusi eksternal. Solute yang terkandung dalam padatan bisa
berada pada pori-pori padatan maupun permukaan padatan. Perpindahan solute dari pori-
pori padatan menuju permukaan padatan terjadi secara difusi internal, sedangkan
perpindahan solute dari permukaan padatan menuju pelarut merupakan tahap difusi
eksternal. Laju perpindahan difusi ini bergantung pada luas permukan padatan di mana laju
perpindahan ini akan berbanding lurus dengan luas permukaan partikel padatan (Treyball,
1980; Skoog.W.H., 2002). Pelarut melarutkan senyawa-senyawa tersebut dalam selongsong
dan membuat warna pelarut sama dengan warna simplisia kering yaitu coklat. Larutan sari
ini terkumpul dalam selongsong dan bila volumenya telah mencukupi hingga berada di
lengkungan atas sifon atau pelarut sejajar dengan tinggi pipa kapiler, larutan sari akan
dialirkan lewat sifon menuju labu. Warna pelarut dalam labu yang mulanya bening berubah
seketika menjadi coklat tua. Tiap 1 kali larutan penyari melewati sifon menuju labu
dinamakan 1 siklus atau 1 sirkulasi.
Siklus pertama pada sokletasi terjadi setelah 43 menit pemanasan. Setelah itu, siklus
berikutnya terjadi tiap kisaran 10-12 menit sekali. Proses sokletasi menghasilkan 6 siklus.
Ekstrak kental etanol kulit batang jengkol yang didapatkan dalah sebesar 4,2 gram.
Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh
dengan simplisia awal yang digunakan dan dikalikan 100%, didapatkanlah hasil sebesar
14%.

More Related Content

What's hot

Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
mtrko
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
Fransiska Puteri
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
Fransiska Puteri
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
ChaLim Yoora
 

What's hot (20)

Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
Ekstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitikEkstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitik
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi KafeinITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 4 Ekstraksi Kafein
 
Otk presentasi
Otk presentasiOtk presentasi
Otk presentasi
 
Pengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industriPengaplikasian ekstraksi di industri
Pengaplikasian ekstraksi di industri
 
Pemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organikPemisahan zat dalam organik
Pemisahan zat dalam organik
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
Laporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeineLaporan praktikum kimia organik coffeine
Laporan praktikum kimia organik coffeine
 
Ekstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cairEkstraksi pelarut cair cair
Ekstraksi pelarut cair cair
 
Praktek kimia organik pr
Praktek kimia organik prPraktek kimia organik pr
Praktek kimia organik pr
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubiITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 6 Ekstraksi bit ubi
 
Presentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasiPresentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasi
 
Presentasi perkolasi
Presentasi perkolasiPresentasi perkolasi
Presentasi perkolasi
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
Koef distribusi laporan
Koef distribusi laporanKoef distribusi laporan
Koef distribusi laporan
 
laporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cairlaporan ekstrasi cair cair
laporan ekstrasi cair cair
 

Similar to Sokletasi

Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperin
ershahasan
 
Sokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatanSokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatan
poltekkes kemenkes kendari
 
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
SriYunita8
 

Similar to Sokletasi (20)

Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1
Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1
Pembahasan dan kesimpulan percobaan 1
 
PRESENTASI SOXHLETASI.ppt
PRESENTASI SOXHLETASI.pptPRESENTASI SOXHLETASI.ppt
PRESENTASI SOXHLETASI.ppt
 
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
 
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docxLaporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
Laporan Kimia Organik Syaiful (1) (2).docx
 
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxtugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
 
Laporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasarLaporan praktikum kimia dasar
Laporan praktikum kimia dasar
 
4-ekstraksi.ppt
4-ekstraksi.ppt4-ekstraksi.ppt
4-ekstraksi.ppt
 
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
 
Makalah sejarah
Makalah sejarahMakalah sejarah
Makalah sejarah
 
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusiLaporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
Laporan praktikum pemisahan kimia penentuan koefisien distribusi
 
Pemisahan
PemisahanPemisahan
Pemisahan
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 
Isolasi Piperin
Isolasi PiperinIsolasi Piperin
Isolasi Piperin
 
Sokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatanSokletasi analis kesehatan
Sokletasi analis kesehatan
 
Kelarutan
KelarutanKelarutan
Kelarutan
 
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
Ekstraksi pelarut
Ekstraksi pelarutEkstraksi pelarut
Ekstraksi pelarut
 
Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)Prak fito (benalu teh)
Prak fito (benalu teh)
 
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 

Recently uploaded

SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
BagasTriNugroho5
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
NezaPurna
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
Zuheri
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
Acephasan2
 

Recently uploaded (20)

PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONALIMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
IMPLEMENTASI FORNAS DALAM PELAKSANAAN JAMINAN KESEHATAN NASIONAL
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
1 FEB_KEBIJAKAN DAN SITUASI SURV PD3I_AK I CIKARANG.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakatKONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
KONSEP ANSIETAS kesehatan jiwa masyarakat
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOAPROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA PROTOZOA
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 

Sokletasi

  • 1. Praktikum kali ini melakukan ekstraksi simplisia kulit batang jengkol secara sokletasi. Tujuan ekstraksi bahan alam adalah untuk menarik komponen kimia yang terdapat pada bahan alam. Sokletasi adalah suatu metode / proses pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam zat padat dengan cara penyaringan berulang ulang dengan menggunakan pelarut tertentu, sehingga semua komponen yang diinginkan akan terisolasi. Sampel dalam sokletasi perlu dikeringkan hingga menjadi simplisia kering sebelum disokletasi. Tujuan dilakukannya pengeringan adalah untuk mengilangkan kandungan air yang terdapat dalam sampel. Kulit batang jengkol juga di perkecil ukuran partikelnya untuk mempermudah senyawa yang terkandung untuk terlarut dalam pelarut. Ekstraksi sokletasi ini digunakan untuk simplisia yang jumlahnya sedikit dan tahan terhadap pemanasan. Adapun prinsip sokletasi ini yaitu: Penyaringan yang berulang ulang sehingga hasil yang didapat sempurna dan pelarut yang digunakan relatif sedikit. Bila penyaringan ini telah selesai, maka pelarutnya diuapkan kembali dan sisanya adalah zat yang tersari. Metode sokletasi menggunakan suatu pelarut yang mudah menguap dan dapat melarutkan senyawa organik yang terdapat pada bahan tersebut, tapi tidak melarutkan zat padat yang tidak diinginkan. Alat ekstraktor sokletasi terdiri dari tiga komponen besar yaitu pemanas, pendingin dan labu sokletasi. Pemanas disini berfungsi untuk menguapkan pelarut dan membawa simplisia (menarik senyawa yang terdapat di simplisia). Kemudian pendingin berfungsi sebagai pengubah bentuk pelarut yang semula berbentuk uap menjadi bentuk cair dan labu berfungsi untuk menampung pelarut dan menampung ekstrak. komponen lain dari alat ekstraktor sokletasi adalah pipa samping dan pipa sifon Simplisia kulit batang jengkol ditimbang sebanyak 30 gram dan kemudian dimasukkan dalam selongsong (kertas saring yang sudah dibentuk seperti guling) lalu diikat bagian atasnya dengan erat menggunakan benang agar sampel tidak bocor saat sokletasi berlangsung. Pelarut yang digunakan yaitu etanol yang titik didihnya 78,4°C. Selanjutnya labu kosong diisi 2 buah batu didih. Fungsi batu didih ialah untuk meratakan panas. Labu diisi dengan etanol sebanyak 200 ml. Etanol digunakan sebagai pelarut karena etanol mempunyai polaritas yang tinggi sehingga dapat mengekstrak kulit batang jengkol lebih banyak dibandingkan jenis pelarut organik yang lain. Etanol mempunyai titik didih yang rendah dan cenderung aman. Etanol juga tidak beracun dan berbahaya. Hanya saja kelemahan penggunaan pelarut etanol adalah etanol larut dalam air, dan juga melarutkan komponen lain yang mengakibatkan berkurangnya tingkat kemurnian ekstrak. Menurut Snyder (1997) pelarut etanol merupakan pelarut universal yang dapat menarik senyawa- senyawa yang larut dalam pelarut non polar hingga polar dan memiliki indeks polaritas sebesar 5,2. Etanol diharapkan dapat menarik saponin, flavonoid dan tanin. Ketiga senyawa tersebut merupakan senyawa polar juga. Prinsip dari penarikan senyawa yaitu like dissolve like, artinya suatu zat akan terlarut sempurna di dalam pelarutnya jika keduanya memiliki kepolaran yang sama. Berdasarkan kepolaran dan kelarutan, senyawa yang bersifat polar akan mudah larut dalam pelarut polar, sedangkan senyawa nonpolar akan mudah larut dalam pelarut nonpolar (Depkes RI, 2000).
  • 2. Saponin pada umumnya berada dalam bentuk glikosida sehingga cenderung bersifat polar (Harbone, 1987). Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang dapat menimbulkan busa jika dikocok dalam air. Hal tersebut terjadi karena saponin memiliki gugus polar dan non polar yang akan membentuk misel. Pada saat misel terbentuk maka gugus polar akan menghadap ke luar dan gugus nonpolar menghadap ke dalam dan keadaan inilah yang tampak seperti busa (Robinson, 1991; Sangi dkk., 2008). Flavonoid umumnya lebih mudah larut dalam air atau pelarut polar dikarenakan memiliki ikatan dengan gugus gula (Markham, 1988). Flavonoid terutama berupa senyawa yang larut dalam air dan senyawa aktifnya dapat diektraksi dengan etanol 70% (Harbone 1987). Golongan tanin yang merupakan senyawa fenolik cenderung larut dalam air sehingga cenderung bersifat polar (Harbone, 1987). Selongsong yang sudah terisi sampel dimasukan ke dalam soxhlet. Soxhlet disambungkan dengan labu dan ditempatkan pada alat pemanas listrik serta kondensor. Alat pendingin disambungkan dengan soxhlet. Air untuk pendingin dijalankan dan alat ekstraksi mulai dipanaskan. Setiap bagian atau sela pada alat soklet di lilitkan menggunakan plastic wrapping untuk mencegah uap pelarut keluar dan mencegah alat yang disambungkan terlepas akibat pemanasan yang dilakukan. Pemanasan dilakukan pada suhu 80o C. hal ini dilakukan agar uap pelarut cepat mendidih. Ketika pelarut dididihkan, uapnya naik melewati soklet menuju ke pipa pendingin. Air dingin yang dialirkan melewati bagian luar kondenser mengembunkan uap pelarut sehingga kembali ke fase cair yang ditandai dengan terdapatnya titik-titik air di dinding tabung, kemudian menetes ke selongsong. Massa komponen atau senyawa-senyawa dalam sampel akan berpindah masuk ke dalam pelarut dan perpindahan mulai terjadi pada lapisan antarmuka kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut (Harbone, 1987). Mekanisme difusi yang terjadi dalam ekstraksi padat-cair sendiri dapat dibedakan menjadi difusi internal dan difusi eksternal. Solute yang terkandung dalam padatan bisa berada pada pori-pori padatan maupun permukaan padatan. Perpindahan solute dari pori- pori padatan menuju permukaan padatan terjadi secara difusi internal, sedangkan perpindahan solute dari permukaan padatan menuju pelarut merupakan tahap difusi eksternal. Laju perpindahan difusi ini bergantung pada luas permukan padatan di mana laju perpindahan ini akan berbanding lurus dengan luas permukaan partikel padatan (Treyball, 1980; Skoog.W.H., 2002). Pelarut melarutkan senyawa-senyawa tersebut dalam selongsong dan membuat warna pelarut sama dengan warna simplisia kering yaitu coklat. Larutan sari ini terkumpul dalam selongsong dan bila volumenya telah mencukupi hingga berada di lengkungan atas sifon atau pelarut sejajar dengan tinggi pipa kapiler, larutan sari akan dialirkan lewat sifon menuju labu. Warna pelarut dalam labu yang mulanya bening berubah seketika menjadi coklat tua. Tiap 1 kali larutan penyari melewati sifon menuju labu dinamakan 1 siklus atau 1 sirkulasi. Siklus pertama pada sokletasi terjadi setelah 43 menit pemanasan. Setelah itu, siklus berikutnya terjadi tiap kisaran 10-12 menit sekali. Proses sokletasi menghasilkan 6 siklus. Ekstrak kental etanol kulit batang jengkol yang didapatkan dalah sebesar 4,2 gram. Rendemen ekstrak dihitung dengan cara membandingkan jumlah ekstrak yang diperoleh
  • 3. dengan simplisia awal yang digunakan dan dikalikan 100%, didapatkanlah hasil sebesar 14%.