Ekstraksi senyawa organik dilakukan untuk memisahkan iodium dari campuran dengan air dan kloroform. Iodium larut dalam air dan tidak larut dalam kloroform, sehingga terbentuk dua lapisan setelah diocok dan diberi waktu untuk pemisahan. Tujuan percobaan ini adalah untuk mempelajari prinsip ekstraksi cair-cair.
2. A. JUDUL PERCOBAAN
Ekstrasi Senyawa Organik
B. TUJUAN PERCOBAAN
Untuk mengetahui prinsip-prinsip dan cara pemisahan campuran
senyawa organik, menjadi senyawa tunggal dengan menggunakan metode
ekstraksi padat-cair.
C. DASAR TEORI
Ekstraksi adalah pemisahan sutu zat berdasarkan perbedaan
kelarutan terhadap dua cairan tdak saling larut. Ekstraksi juga merupakan
proses pemisahan satu atau leb;ih komponen dari suatu campuran
homogen menggunakan pelarut cair (solvent) sebagai separating agent.
Pemisahan terjadi atas dasar kemampuan larut yang berbeda dari
komponen-komponen dalam campuran. Sebagai separating agent, solvent
harus dipilih sedemikian hingga kelarutannya terhadap salah satu
komponen murninya adalah terbatas atau sama sekali tidak saling
melarutkan. Oleh karena itu, dalam proses ekstraksi akan terbentuk dua
fase cairan yang saling bersinggungan dan selalu mengadakan kontak.
Fase yang banyak mengandung diluent disebut fase rafinat, sedangkan
fase yang banyak mengandung solvent dinamakan ekstrak (Ananda, 2017)
Ekstraksi padat – cair atau leaching adalah transfer difusi komponen
terlarut dalam dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Pada proses leaching
ini terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu ukuran partikel,
pengadukan, suhu, dan pelarut. Untuk mempercepat pendispersian solute
dari partikel padatan dapat dilakukan dengan perlakuan pemanasan
maupun dengan memperkecil ukuran partikel padatan. Sehingga
memperluas kontak permukaan antara material padatan dengan zat
pelarutnya. Ekstraksi padat cair banyak digunakan di industri kimia,
metalurgi maupun farmasi, misalnya pada pemisahan biji emas, tembaga
dari biji- bijian logam, produk-produk farmasi dari akar atau daun tumbuh-
tumbuhan (Ananda, 2017)
3. Proses ini biasanya digunakan untuk mengolah suatu larutan pekat
dari suatu solute (konstituen) dalam solid (leaching) atau untuk
membersihkan suatu solute inert dari kontaminannya dengan bahan
(konstituen) yang dapatlarut (washing). Jadi, prinsip ini dapat digunakan
untuk menganalisis kandungan suatu bahan secara spesifik.Pemisahan ini
dalam penentuan unsur-unsur suatu sampel sangat efektif dan baik
(Mukhriani, 2014).
Proses ekstraksi padat cair, dari padatan ke cairan berlangsung
melalui dua tahapan proses yaitu difusi dari dalam padatan ke permukaan
padatan ke cairan karena butiran padatan cukup kecil, maka diambil
asumsi bahwa konsentrasi solut dalam padatan selalu homogen atau serba
sama, jadi dalam hal ini tidak ada gradient konsentrasi dalam padatan
(Riswiyanto, 2019)
Potensi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak bercampur untuk
pemisahan analitis. Ekstraksi pelarut merupakan suatu langkah penting
dalam urutan menuju ke suatu produk murni dalam laboratorium organik,
anorganik atau biokimia seringkali suatu pemisahan ekstraksi pelarut dapat
diselesaikan, dalam beberapa menit (Ananda, 2017).
D. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Batang pengaduk
2. Corong
3. Corong Pisah
4. Erlenmeyer 250 ml (3 buah)
5. Gelas kimia 100 ml (3 buah)
6. Gelas ukur 50 ml (3 buah)
7. Kaca arloji
8. Neraca analitik
9. Sendok tanduk
10. Statif dan klem
B. Bahan
4. 1. Aluminium foil
2. Aquadest
3. Iodium
4. Kloroform
C. Uraian bahan
1. Aquadest (Ditjen POM, 1979, Hal. 96)
Nama resmi : Aqua Destillata
Nama lain : Air suling
Berat molekul : 18,02 g/mol
Rumus molekul : H2O
Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berasa,
tidak berbau
Kelarutan : Larut dalam etanol gliser.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Zat tambahan, pelarut
2. Iodium (Ditjen POM, 1979, Hal. 235)
Nama resmi : Iodum
Nama lain : Iodida
Berat molekul : 126,91 g/mol
Rumus molekul : I2
Pemerian : Keping atau butir, berat mengkilat seperti
logam, hitam kelabu dan bau khas.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 3.500 bagian air,
dalam 13 bagian etanol 95%.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Kegunaan : Sebagai pereaksi
3. Kloroform (Dirjen POM, 1979, Hal. 151)
Nama resmi : Chloroform
Nama lain : Kloroform
Berat molekul : 119,38 g/mol
5. Rumus molekul : CHCl3
Pemerian : Cairan tidak berwarna, mudah menguap,
bau khas, rasa manis dan membakar.
Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 200 bagian air,
mudah larut dalam etanolmutlak P, dalam
eter P, dalam sebagian besar pelarut
organik,dalam minyak atsiri dan dalam
minyak lemak.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
E. PROSEDUR KERJA
1. Ditimbang iodium menggunakan timbangan analitik sebanyak
0,005 gram
2. Dimasukkan kedalam erlenmeyer
3. Ditambahkan 30 mL air, lalu masukkan kedalam corong pisah
4. Dikocok selama 5 menit dengan sesekali membuka sumbat
5. Diamkan beberapa menit hingga terbentuk dua lapisan
6. Lapisan atas : Fasa air H2O
Lapisan bawah : Fase organik CHCl3
F. HASIL PENGAMATAN
Aktivitas Gambar
Saat menimbang iodium
6. Proses pengocokan larutan
Proses pemipetan kloroform
Iodium dilarutkan dengan
aquadest
Hasil larutan yang jadi
G. PEMBAHASAN
Ekstraksi merupakan metode pemisahan yang menyangkut
perpindahan zat dari fasa yang satu ke fasa yang lain. Jika kedua fasa
merupakan cairan yang tidak saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair.
Pada ekstraksi cair-cair, suatu senyawa dipartisikan di antara dua fasa
7. (pelarut). Pemisahan dapat berhasil bila ada perbedaan kelarutan senyawa
dalam kedua pelarut
Pada percobaan kali ini praktikan di minta untuk menetukan ekstraksi
cair-cair dimana dengan menggunakan sampel: Kloroform, iodium, dan
juga aquadest. Hal pertama yang di lakukan adalah dengan menyiapkan
alat bahan, setelah itu timbang iodium sebanyak 0,005 gram, kemudian
masukkan kedalam erlenmeyer dan tambahkan aquadest sebanyak 30 mL,
jika sudah di tambahkan aquadest masukkan kedalam corong pisah,
kemudian tambahkan kloroform 30 mL yang sudah di pipit dalam lemari
asam, jika sudah di masukkan ke dalam corong pisah kocok selama 5
menit dengan sesekali membuka sumbat, setelah itu diamkan beberapa
menit hingga membentuk 2 lapisan, yang dimana lapisan atas adalah fasa
air, sedangkan lapisan bawah adalah fasa organik kloroform (CHCl3). Pada
percobaan ini terdapat kesalahan dalam melakukan percobaan ini
sehingga reaksi yang terjadi adalah perubahan warna dimana warna awal
bening berubah menjadi kemerahan di karenakan dalam corong pisah
terdapat residu lain sehingga menyebabkan terjadi perubahan warna.
Air dan kloroform merupakan senyawa polar sedangkan iodium
merupakan senyawa non polar. Apabila antar senyawa bertemu akan
menimbulkan reaksi dipol-dipol atau dipol terimbas, sehingga senyawa
polar memiliki kelarutan yang lebih besar di bandingkan senyawa polar
lainnya dan apabila senyawa polar dan non polar bertemu akan terjadinya
gaya disperse London namun dalam tingkat yang sangat lemah sehingga
kelarutannya sangat kecil.
Adanya penambahan senyawa tersebut karena kedua senyawa ini
merupakan senyawa nonpolar yang di mana tidak bisa menyatu dengan
senyawa polar lainnya (air), sehingga membentuk 2 lapisan larutan.
Fungsi dari penambahan senyawa ini agar kita dapat mengetahui
bahwa tingkat kepolaran senyawa mana yang mempunyai tingkat kepolran
yang lebih tinggi.
8. H. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan ini dapat di simpulkan bahwa ekstraksi cair-cair
adalah ekstraksi yang melibatkan fasa cair-cair yang tidak mampu
bercampur. Untuk melakukan ekstraksi cair-cair biasanya digunakan alat
corong pisah. Cara menggunakan corong pisah adalah dengan mengocok-
nocok larutan yang ada dalam corong pisah, sambil dikeluarkan sesekali
gasnya. Setelahnya tidak keluar lagi, kemudian dilakukan pemisahan salah
satu pelarut. Dengan menggunakan metode ini maka terbentuklah senyawa
tunggal. Inti dari percobaan ekstraksi cair-cair adalah air memiliki sifat
kepolaran lebih tinggi di bandingkan kloroform.
I. DAFTAR PUSTAKA
Ananda, 2017, Makalah Pemisahan dengan cara Ekstraksi padat – cair,
Erlangga, Jakarta.
Bachtiar, Wahyuni, 2016, Laporan Praktikum Ekstraksi Padat-Cair,
Universitas Indonesia, Jakarta.
Ditjen POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi Ketiga, Departemen
Kesehatan RI, Jakarta.
Mukhriani, 2014, Ekstraksi, pemisahan senyawa dan identifikasi senyawa
Aktif, Prodi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan, UIN Alaudin
Makassar.
Riswiyanto, 2019, Penuntun Pratikum Kimia Organik 1, Jimbaran:
Program Studi Kimia FMIPA UNUD, Bali.