SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Download to read offline
SNI 06-7069.8-2005



Standar Nasional Indonesia




             Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas –
               Bagian 8: Gemuk lumas kendaraan
                            bermotor




ICS 75.100                   Badan Standardisasi Nasional
SNI 06-7069.8-2005



                                                               Daftar isi



Daftar isi............................................................................................................................     i
Prakata .............................................................................................................................     ii
1     Ruang lingkup ...........................................................................................................           1
2     Acuan normatif .........................................................................................................            1
3     Istilah dan definisi ....................................................................................................           2
4     Spesifikasi mutu gemuk lumas kendaraan bermotor .................................................                                   4
5     Persyaratan mutu .....................................................................................................              6
6    Penggolongan kategori pengental (thickener) ............................................................                            10
7     Pengambilan contoh ................................................................................................                10
8     Penandaan ..............................................................................................................           10
Lampiran A (informatif) Klasifikasi mutu pelumasan gemuk lumas ................................                                          12
Lampiran B (informatif) Makna karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja .....                                                 13
Bibliografi ..........................................................................................................................   15
Daftar Tabel
Tabel 1        Nomor konsistensi NLGI ..................................................................................                  5
Tabel 2        Karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan
               untuk gemuk lumas kendaraan bermotor ......................................................                                6
Tabel 3        Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
               untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LA ..........................................................                          7
Tabel 4        Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
               untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LB ..........................................................                          7
Tabel 5        Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
               untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GA ..........................................................                          8
Tabel 6        Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
               untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GB .........................................................                           8
Tabel 7        Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
               untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC .........................................................                           9
Tabel 8        Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
               untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC/LB ....................................................                             9
Tabel 9        Jenis pengental (thickener) dan sifat-sifatnya...................................................                         10




                                                                       i
SNI 06-7069.8-2005


                                         Prakata




Standar Nasional Indonesia (SNI) Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas – Bagian 8: Gemuk
lumas kendaraan bermotor ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 28S, Produk Minyak Bumi
dan Pelumas.

SNI ini telah dibahas beberapa kali pada rapat teknis dan telah dilaksanakan Forum
Konsensus pada tanggal 24 dan 25 November 2004 di Bandung yang dihadiri para
stakeholders antara lain instansi Pemerintah terkait, Perguruan Tinggi/Profesional,
Konsumen dan Produsen.

Tujuan SNI ini untuk mendapatkan kepastian mutu gemuk lumas yang diproduksi, diimpor
dan dipasarkan dalam rangka melindungi kepentingan konsumen, produsen dan
distributor/importir serta menciptakan iklim usaha yang sehat.

Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas terdiri dari berbagai jenis dan disusun secara berseri
menjadi beberapa bagian.




                                             ii
SNI 06-7069.8-2005


                      Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas –
                    Bagian 8: Gemuk lumas kendaraan bermotor



1    Ruang lingkup

Standar ini menetapkan persyaratan mutu yang dinyatakan dalam spesifikasi karakteristik
fisika kimia dan spesifikasi parameter unjuk kerja untuk gemuk lumas kendaraan bermotor.


2    Acuan normatif

ASTM Standards D 217, Standard Test Method for Cone Penetration of Lubricating Grease.

ASTM Standards D 566, Standard Test Method for Dropping Point of Lubricating Grease.

ASTM Standards D 1264, Standard Test Method for Determining the Water Washout
Characteristics of Lubricating Grease.

ASTM Standards D 1742, Standard Test Method for Oil Separation from Lubricating Grease
During Storage.

ASTM Standards D 1743, Standard Test Method for Determining Corrosion Preventive
Properties of Lubricating Grease.

ASTM Standards D 2266, Standard Test Method for Wear Preventive Characteristics of
Lubricating Grease (Four-Ball Method).

ASTM Standards D 2596, Standard Test Method for Measurement of Extreme-Pressure
Properties of Lubricating Grease (Four-Ball Method).

ASTM Standards D 3527, Standard Test Method for Life Performance of Automotive Wheel
Bearing Grease.

ASTM Standards D 4170, Standard Test Method for Fretting Wear Protection by Lubricating
Grease.

ASTM Standards D 4289, Standard Test Method for Elastomer Compatibility of Lubricating
Greases and Fluids.

ASTM Standards D 4290, Standard Test Method for Determining the Leakage Tendencies of
Automotive Wheel Bearing Grease Under Accelerated Conditions.

ASTM Standards D 4628/AAS, Standard Test Method for Analysis of Barium, Calcium,
Magnesium, and Zinc In Unused Lubricating Oils By Atomic Absorption Spectrometry.

ASTM Standards D 4693, Standard Test Method for Low-Temperature Torque of Grease-
Lubricated Whell Bearings.

ASTM Standards D 4950, Standard Classification and Specification for Automotive Service
Greases.
National Lubricating Grease Institute (NLGI), Lubricating Grease Guide-Softcover, 1996




                                         1 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


3    Istilah dan definisi

3.1
gemuk lumas kendaraan bermotor
pelumas bersifat lunak (antara padat dengan cair) hasil proses pencampuran minyak lumas
dasar yang berasal dari minyak bumi (mineral), minyak lumas daur ulang dan bahan lainnya
termasuk bahan sintetik ditambah dengan pengeras (thickener) dan aditif, yang
dipergunakan untuk tujuan pelumasan bantalan roda (wheel bearing) dan casis (chassis)
pada kendaraan bermotor dan industri dimana pelumas cair (minyak lumas) tak dapat
melakukannya

3.2
minyak lumas dasar mineral
salah satu bahan utama yang berasal dari hasil pengolahan minyak bumi yang digunakan
untuk pembuatan minyak lumas

3.3
minyak lumas dasar sintetik
salah satu bahan utama yang berasal dari hasil reaksi kimia untuk menghasilkan senyawa
dengan karakter terencana dan terukur yang digunakan untuk pembuatan minyak lumas

3.4
pengental (thickener)
salah satu bahan utama untuk mengentalkan minyak lumas dasar menjadi gemuk lumas
kendaraan bermotor

3.5
mutu gemuk lumas kendaraan bermotor
kualitas gemuk lumas kendaraan bermotor yang dinyatakan dalam spesifikasi parameter
unjuk kerja dan spesifikasi fisika kimia

3.6
spesific gravity
densiti zat pada suhu standar per densiti H2O pada suhu yang sama

3.7
penetrasi
ukuran kedalaman daya tembus jarum standar berbentuk konis dalam satuan 0,1mm
terhadap gemuk lumas kendaraan bermotor selama kurun waktu tertentu menurut metode
standar

3.8
titik leleh
suhu yang menunjukkan batas perubahan gemuk lumas kendaraan bermotor dari bentuk
plastik ke bentuk cair (pelelehan)

3.9
titik nyala
suatu keadaan uap jenuh yang dihasilkan dari laju penguapan terendah diatas permukaan
minyak lumas pada suhu tertentu dimana pada keadaan ini minyak lumas telah mampu
terbakar sesaat (menyala) oleh suatu sumber panas yang berada dalam lingkungan ini




                                        2 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


3.10
konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor
bilangan yang menyatakan tingkat konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor yang
ditetapkan oleh NLGI

3.11
klasifikasi konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor
penggolongan tingkat konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh
NLGI

3.12
varnish
lapisan sangat tipis akibat oksidasi yang melekat pada permukaan logam yang saling
bergesekan yang sulit dibersihkan

3.13
parameter unjuk kerja
jenis pengukuran unjuk kerja dari masing-masing metode uji unjuk kerja gemuk lumas
kendaraan bermotor

3.14
spesifikasi parameter unjuk kerja
nilai batas minimum dan/atau maksimum untuk tingkat mutu gemuk lumas kendaraan
bermotor berdasarkan tingkat mutu uji unjuk kerja NLGI

3.15
karakteristik fisika kimia
sifat fisika kimia yang menunjukkan identitas gemuk lumas kendaraan bermotor yang diuji
dengan metode ASTM dan/atau padanannya

3.16
spesifikasi karakteristik fisika kimia
nilai batas minimum dan/atau maksimum dari karakteristik fisika kimia gemuk lumas
kendaraan bermotor

3.17
nama dagang gemuk lumas kendaraan bermotor
merek dari suatu gemuk lumas kendaraan bermotor dengan identitas yang dicantumkan
pada kemasan minyak lumas dan/atau pada sertikat mutu

3.19
kemasan
wadah berukuran tertentu dengan identitas produk, nama perusahaan, dan tujuan
penggunaan

3.20
perusahaan
produsen/penghasil dan atau importir dan atau agen tunggal pelumas yang telah mendapat
izin usaha dari Pemerintah

3.21
laboratorium uji
laboratorium yang mempunyai kemampuan teknis dan tenaga ahli untuk melaksanakan
pengujian mutu pelumas serta mendapatkan akreditasi dari lembaga yang berwenang


                                       3 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


3.22
persyaratan
persyaratan standar lain yang termasuk dalam acuan standar pelumas ini penting untuk
spesifikasi mutu pelumas, batasan mutu pelumas, keamanan dan kemampuan penggantian
dari peralatan yang diproduksikan/dihasilkan untuk pelumas yang beredar di Indonesia


4     Spesifikasi mutu gemuk lumas kendaraan bermotor

Spesifikasi mutu gemuk lumas kendaraan bermotor terdiri dari 2 (dua) spesifikasi, sebagai
berikut :
a) karakteristik fisika kimia termasuk konsistensinya,
b) parameter mutu unjuk kerja
Batasan nilai karakteristik hasil uji fisika kimia gemuk lumas kendaraan bermotor harus
sesuai dengan tingkat unjuk kerja NLGI, yaitu NLGI LA dan NLGI LB untuk casis (chassis)
serta NLGI GA, NLGI GB dan NLGI GC untuk bantalan roda (bearing).
Untuk mengetahui batasan nilai karakteristik fisika kimia gemuk lumas kendaraan bermotor
harus diuji dengan metode uji yang ditetapkan yaitu ASTM atau standar padanannya.
Pengujian parameter unjuk kerja minyak lumas ini tidak dilaksanakan, tetapi harus
menyerahkan dokumen uji unjuk kerja yang telah disahkan oleh additive manufacturer`s atau
perwakilan resmi dari lembaga yang mengeluarkannya, kecuali pengujian keausan Four-Ball
harus dilakukan.

4.1   Nomor konsistensi NLGI

Tingkat konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh NLGI
berdasarkan hasil uji metode ASTM D 217 (Penetrasi melalui 60 langkah pemadatan
(worked) pada suhu 25oC) seperti disajikan pada Tabel 1.




                                          4 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


                            Tabel 1   Nomor konsistensi NLGI


         No. NLGI                           Worked (60 Stroke) penetration
                                            (mm/10) at 25oC , ASTM D 217

             000                                       445 – 475

             00                                        400 – 430

              0                                        355 – 385

              1                                        310 – 340

              2                                        265 – 295

              3                                        220 – 250

              4                                        175 – 205

              5                                        130 – 160

              6                                         85 – 115



4.2   Karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja

Karakteristik fisika kimia dan parameter uji unjuk kerja menurut tingkat mutu unjuk kerja NLGI
LA dan LB untuk casis (chassis) serta NLGI GA, GB dan GC untuk bantalan roda (wheel
bearing) yang dipersyaratkan untuk gemuk lumas kendaraan bermotor yang boleh beredar di
Indonesia disajikan dalam Tabel 2, sedangkan informasi makna dari masing-masing
karakteristik tersebut disajikan pada Lampiran, yaitu Lampiran A Klasifikasi NLGI untuk
tingkat kemampuan unjuk kerja gemuk lumas kendaraan bermotor menurut ASTM D 4950
dan Lampiran B Makna uji karakteristik fisika kimia gemuk lumas kendaraan bermotor.




                                          5 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


    Tabel 2    Karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan
               untuk gemuk lumas kendaraan bermotor

                                                       Chassis              Wheel bearing
      Karakteristik/parameter         Metode
                                      ASTM            LA     LB       GA         GB     GC

 Penetration                           D 217

 Dropping point                        D 566

 Water washout                        D 1264          --      --       --

 Oil separation                       D 1742          --               --

 Rust protection                      D 1743          --               --

 4 – Ball wear                        D 2266                           --

 4 – Ball EP                          D 2596          --               --        --

 High – temperature life              D 3527          --      --       --

 Fretting wear                        D 4170          --               --        --         --

 Elastomer compatibility              D 4289                           --

 Leakage                              D 4290          --      --       --

 Low – temperature torque             D 4693          --

 CATATAN
    Jenis uji yang dipersyaratkan


Pelaksanaan uji karakteristik pada Tabel 2 di atas dilakukan oleh Laboratorium uji.


5     Persyaratan mutu

Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan harus
memuat batasan nilai minimum dan/atau maksimum sesuai dengan tingkat mutu unjuk kerja
NLGI LA dan NLGI LB untuk Chasis ; NLGI GA, NLGI GB dan NLGI GC untuk bantalan roda
(wheel bearing) serta NLGI GC/LB seperti disajikan pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6,
Tabel 7 dan Tabel 8.




                                          6 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


Tabel 3   Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
          untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LA

                                                          Batasan
 No                 Karakteristik        Satuan                                Metode uji
                                                    Min.       Maks.

  1   Penetrasi, worked, 25oC            mm/10      220         340           ASTM D 217

  2   NLGI grade 1)                                   3             1            NLGI
                                           o
  3   Titik leleh                           C        80          ---          ASTM D 566

  4   Warna                                        Sesuai spes. prod.            Visual

  5   Kandungan logam & unsur lain :     % berat   Sesuai spes. prod.         ASTM 4628
      jenis pengental (thickener)
  6   Uji keausan (four ball), scar        mm        ---         0,9         ASTM D 2266
      diameter

CATATAN
1)
   Lihat Tabel 1



Tabel 4   Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
          untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LB

                                                           Batasan
 No                 Karakteristik        Satuan                                Metode uji
                                                    Min.        Maks.

  1   Penetrasi, worked, 25oC            mm/10      220          340          ASTM D 217

  2   NLGI grade 1)                                   3              1            NLGI
                                           o
  3   Titik leleh                           C        150            ---       ASTM D 566

  4   Warna                                        Sesuai spes. prod.            Visual

  5   Kandungan logam & unsur lain :     % berat   Sesuai spes. prod.          ASTM 4628
      jenis pengental (thickener)
  6   Uji keausan (four ball), scar        mm        ---         0,6          ASTM D 2266
      diameter

CATATAN
1)
   Lihat Tabel 1




                                       7 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


Tabel 5   Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
          untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GA

                                                           Batasan
 No                  Karakteristik        Satuan                            Metode uji
                                                      Min.      Maks.

  1    Penetrasi, worked, 25oC            mm/10       220        340       ASTM D 217

  2    NLGI grade 1)                                   3             1        NLGI
                                            o
  3    Titik leleh                           C         80            ---   ASTM D 566

  4    Warna                                        Sesuai spes. prod.        Visual

  5    Kandungan logam & unsur lain :     % berat   Sesuai spes. prod.     ASTM 4628
       jenis pengental (thickener)
 CATATAN
 1)
    Lihat Tabel 1



Tabel 6    Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
           untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GB

                                                           Batasan
 No                  Karakteristik        Satuan                            Metode uji
                                                      Min.      Maks.

  1    Penetrasi, worked, 25oC            mm/10       220        340       ASTM D 217

  2    NLGI grade 1)                                   3             1        NLGI
                                            o
  3    Titik leleh                           C        175            ---   ASTM D 566

  4    Warna                                        Sesuai spes. prod.        Visual

  5    Kandungan logam & unsur lain :     % berat   Sesuai spes. prod.     ASTM 4628
       jenis pengental (thickener)
  6    Uji keausan (four ball), scar        mm         ---       0,9       ASTM D 2266
       diameter

 CATATAN
 1)
    Lihat Tabel 1




                                        8 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


Tabel 7      Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
             untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC

                                                             Batasan
No                     Karakteristik        Satuan                                Metode uji
                                                        Min.      Maks.

     1   Penetrasi, worked, 25oC            mm/10       220        340            ASTM D 217

     2   NLGI grade 1)                                   3             1             NLGI
                                              o
     3   Titik leleh                           C        220            ---        ASTM D 566

     4   Warna                                        Sesuai spes. prod.             Visual

     5   Kandungan logam & unsur lain :     % berat   Sesuai spes. prod.          ASTM 4628
         jenis pengental (thickener)
     6   Uji keausan (four ball), scar        mm         ---       0,9           ASTM D 2266
         diameter

CATATAN
1)
   Lihat Tabel 1



Tabel 8      Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas
             untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC/LB

                                                             Batasan
No                     Karakteristik        Satuan                                Metode uji
                                                        Min.      Maks.

     1   Penetrasi, worked, 25oC            mm/10       220        340            ASTM D 217

     2   NLGI grade 1)                                   3             1             NLGI
                                              o
     3   Titik leleh                           C        220            ---        ASTM D 566

     4   Warna                                        Sesuai spes. prod.             Visual

     5   Kandungan logam & unsur lain :     % berat   Sesuai spes. prod.          ASTM 4628
         jenis pengental (thickener)
     6   Uji keausan (four ball), scar        mm         ---       0,6           ASTM D 2266
         diameter

CATATAN
1)
   Lihat Tabel 1




                                          9 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


6        Penggolongan kategori pengental (thickener)

Penggolongan kategori pengental (thickener) sebagai bahan utama gemuk lumas kendaraan
bermotor berikut sifat-sifatnya, disajikan pada Tabel 9.


                   Tabel 9   Jenis pengental (thickener) dan sifat-sifatnya

                                    Titik leleh   Suhu kerja
     Tipe pengental      Bentuk                                            Manfaat
                                       ( oC )     Max. ( oC )

 Sodium Soap:            Berserat      177          93 – 135    Tahan karat, tahan air, sifat
 (Na)                                                           suhu rendahnya buruk.
 Calcium       Simple    Halus      132 – 143         121       Sangat tahan air.
 Soap:
 (Ca)          Complex Halus,         > 232           149       Mampu mendukung beban
                       seperti                                  tekanan ekstrim dan cukup
                       mentega                                  tahan terhadap air.
 Lithium       Simple    Halus         199            163       Mempunyai kestabilan secara
 Soap:                                                          mekanis dan tahan terhadap
                                                                air.
 (Li)          Complex Halus,         > 232           177       Mempunyai kestabilan secara
                       sedikit                                  mekanis dan tahan terhadap
                       berserat                                 air.
 Aluminum Complex Halus,              > 232           163       Sangat tahan air, mempunyai
 Soap:            bentuk                                        stabilitas shear dan dapat
 (Al)             gel                                           dipompa.
 Clay:                   Halus        > 260           177       Ketahanan terbaik terhadap
 (Si)                                                           air, tidak meleleh dan
                                                                mempunyai stabilitas shear
                                                                yang terbatas.
 Polyurea:               Opague,      > 232           177       Cukup tahan terhadap oksidasi
 (N)                     sedikit                                dan tahan air.
                         seperti
                         tepung


7        Pengambilan contoh

Pengambilan contoh gemuk lumas kendaraan bermotor sesuai ASTM Standards D 4057.


8        Penandaan

Penandaan kemasan gemuk lumas kendaraan bermotor yang dipasarkan harus memenuhi
ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ditandai dengan informasi
penting dan lengkap bagi pengguna sebagai berikut :
a)      nama dagang;
b)      merek dagang;
c)      nama dan alamat perusahaan;


                                             10 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


d)   tingkat mutu unjuk kerja;
e)   klasifikasi viskositas;
f)   nomor batch;
g)   kategori minyak lumas dasar (bila diperlukan);
h)   fungsi/penggunaan;
i)   berat atau isi produk;
j)   syarat keamanan dan keselamatan;




                                          11 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


                                      Lampiran A
                                      (informatif)

                      Klasifikasi mutu pelumasan gemuk lumas



NLGI berdasarkan ASTM D 4950 membentuk sistem klasifikasi mutu pelumasan gemuk
lumas kendaraan bermotor, seperti disajikan pada Tabel A.1

          Tabel A.1   Klasifikasi NLGI mutu pelumasan menurut ASTM D 4950

 Klasifikasi
                           Kriteria mutu pelumasan menurut ASTM D 4950
    NLGI

     LA        Digunakan untuk chasis dan mekanik penghubung pada kendaraan
               penumpang , truk dan kendaraan lain dengan beban ringan. Gemuk lumas
               kendaraan bermotor dengan kategori ini , masa pakainya relatif pendek,
               sehingga harus sering diganti. Sebagai gambaran , gemuk lumas
               kendaraan bermotor untuk kendaraan penumpang harus diganti setelah
               mencapai jarak tempuh kira-kira 3200 Km. Selama itu, kemampuan
               layanannya akan semakin menurun, baik ketahanan oksidasi maupun
               konsistensinya.

     LB        Digunakan untuk chasis dan mekanik penghubung pada kendaraan
               penumpang , truk dan kendaraan lain dengan beban ringan sampai berat
               serta mampu bekerja pada suhu operasi antara -40oC sampai 120oC. Masa
               pakainya juga relatif lebih panjang dari pada klasifikasi LA.

     GA        Digunakan untuk bantalan roda pada kendaraan penumpang , truk dan
               kendaraan lain dengan beban ringan. Mampu bekerja pada suhu operasi
               antara -20oC sampai 70oC. Kemampuan layanan yang lebih spesifik untuk
               klasifikasi GA tidak diperlukan.

     GB        Digunakan untuk bantalan roda pada kendaraan penumpang , truk dan
               kendaraan lain dengan beban ringan sampai sedang. Mampu bekerja pada
               suhu operasi antara -20oC sampai 120oC. Kemampuan layanan untuk
               klasifikasi GB adalah tahan oksidasi , tidak mudah menguap dan sebagai
               pelindung pada bagian mekanik dari keausan.

    GC         Digunakan untuk bantalan roda pada kendaraan penumpang , truk dan
               kendaraan lain dengan beban ringan sampai berat termasuk kendaraan
               yang sering dioperasikan pada berhenti dan bergerak (stop-and-go) seperti
               kendaraan penumpang umum. Mampu bekerja pada suhu operasi antara
               -20oC sampai 160oC , bahkan bisa mencapai 200oC. Kemampuan layanan
               untuk klasifikasi GC adalah tahan oksidasi , tidak mudah menguap dan
               sebagai pelindung yang lebih baik dari komponen mekanik bantalan dari
               keausan.




                                        12 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


                                       Lampiran B
                                        (informatif)

            Makna karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja


Jenis karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan untuk
mengetahui mutu gemuk lumas kendaraan bermotor, masing-masing mempunyai makna
seperti yang diuraikan pada Tabel B.1

      Tabel B.1     Makna karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja
                    gemuk lumas kendaraan bermotor

          Karakteristik/
 No                                                     Makna uji
          parameter uji
  1   Penetrasi                 Konsistensi merupakan sifat gemuk lumas kendaraan
                                bermotor untuk memberikan daya dukung pada lapisan film
                                nya. Semakin tinggi konsistensinya, maka semakin tinggi
                                kemampuan nya untuk menahan beban. Gemuk lumas
                                kendaraan bermotor yang berada dibawah kondisi operasi
                                beban yang berat, bila tidak mempunyai tingkat konsistensi
                                yang cukup tinggi, maka lapisan film gemuk lumas
                                kendaraan bermotor diantara 2 komponen yang saling
                                bergesekan tidak cukup mampu mendukungnya, sehingga
                                terjadi kontak langsung antara komponen tersebut dan
                                mengakibatkan gagalnya pelumasan.
                                Pengujian penetrasi dengan satuan mm/10 pada suhu 25°C
                                dilakukan dengan metode ASTM D 217.
  2   Titik Leleh               Dibawah kondisi operasi, diharapkan gemuk lumas
                                kendaraan bermotor dapat mempertahankan bentuknya
                                (semi padat) dan harus tetap tinggal pada tempatnya.
                                Sedangkan gemuk lumas kendaraan bermotor mempunyai
                                sifat dapat meleleh pada suhu tinggi. Hal ini menyebabkan
                                gemuk lumas kendaraan bermotor kehilangan daya
                                dukungnya dan fungsi perapatnya juga akan hilang,
                                sehingga terjadi kebocoran dan berakibat pada gagalnya
                                pelumasan.
                                Pengujian titik leleh dengan satuan oC dilakukan melalui
                                metode ASTM D 566.
  3   Warna                     Sifat warna dapat dijadikan ciri untuk jenis gemuk lumas
                                kendaraan bermotor terhadap jenis lainnya dan sebagai
                                indikator mutu. Perbedaan warna dari gemuk lumas
                                kendaraan bermotor dengan jenis yang sama merupakan
                                suatu petunjuk, bahwa perubahan warna gemuk lumas
                                kendaraan bermotor menunjukkan adanya perubahan
                                struktur atau mutu gemuk lumas kendaraan bermotor
                                sehingga sudah tak layak pakai.
  4   Kandungan elemen:         Untuk mengetahui sifat gemuk lumas kendaraan bermotor
                                menurut kebutuhannya, maka gemuk lumas kendaraan
                                bermotor ditentukan oleh jenis elemen yang terkandung
                                didalam pengentalnya seperti yang diuraikan pada Tabel 7.


                                         13 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


                                Tabel B.1 (lanjutan)

          Karakteristik/
 No                                                Makna uji
          parameter uji
6     Uji keausan           Pelumasan gemuk lumas yang kurang sempurna pada 2
                            bidang     kontak   yang    saling  bergesekan     dapat
                            mengakibatkan keausan. Hal ini terjadi lebih disebabkan
                            oleh pencemaran kotoran terhadap gemuk lumas,
                            konsistensi gemuk lumas yang kurang tepat dan kandungan
                            aditifnya kurang mencukupi.
                            Metode uji yang digunakan adalah Four Ball Test dengan
                            metode ASTM D 2266 dimana dibatasi untuk nilai
                            maksimumnya.

7     Uji tekanan ekstrim   Molekul gemuk lumas kendaraan bermotor dapat rusak
                            akibat tegangan shear yang berlebihan pada saat terjadi
                            tekanan ekstrim. Kerusakan ini menyebabkan konsistensi
                            gemuk lumas menurun, sehingga fungsi pelumasannya
                            akan berkurang.
                            Dibawah kondisi tekanan ekstrim, gemuk lumas kendaraan
                            bermotor diharapkan akan mampu bertahan dengan
                            penurunan konsistensi yang relatif kecil.
                            Metode uji yang digunakan adalah Four Ball Test dengan
                            metode ASTM D 2596 dimana dibatasi untuk nilai
                            maksimumnya.




                                     14 dari 19
SNI 06-7069.8-2005


                                      Bibliografi



ETHYL, Specification Handbook, April 2002.
ORONITE, Automotive Engine Lubricant Clasification & Specification Handbook, September
2002.
INFINEUM, Reference Data for Crankcase Oil, 1998.




                                       15 dari 19

More Related Content

What's hot

554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknik554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknik
Mukhlis Adam
 
Tugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organikTugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organik
sanrorobby
 
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
Gilang The'iceMan
 
Uji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensiUji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensi
Felita Victoria
 

What's hot (20)

Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
Tugas Project Bioteknologi Farmasi kel:2/Kelas:5b. "Pembuatan Bioetanol Dari ...
 
Makalah elektrokimia
Makalah elektrokimiaMakalah elektrokimia
Makalah elektrokimia
 
Laporan praktikum instrumen 5
Laporan praktikum instrumen 5Laporan praktikum instrumen 5
Laporan praktikum instrumen 5
 
Pengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak LumasPengenalan Minyak Lumas
Pengenalan Minyak Lumas
 
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetriMakalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
Makalah katalis enzim reaksi aldol asimmetri
 
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloidLaporan praktikum 6 - persiapan koloid
Laporan praktikum 6 - persiapan koloid
 
Laporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetriLaporan praktikum turbidimetri
Laporan praktikum turbidimetri
 
Dns
DnsDns
Dns
 
Electronic spark-advancer (1)
Electronic spark-advancer (1)Electronic spark-advancer (1)
Electronic spark-advancer (1)
 
554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknik554 pengetahuan bahan-teknik
554 pengetahuan bahan-teknik
 
Karbohidrat part 2 2014
Karbohidrat part 2 2014Karbohidrat part 2 2014
Karbohidrat part 2 2014
 
Perhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju KorosiPerhitungan Laju Korosi
Perhitungan Laju Korosi
 
Tugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organikTugas mekanisme kimia organik
Tugas mekanisme kimia organik
 
Instrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklahInstrumen kimia hplc mklah
Instrumen kimia hplc mklah
 
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
4633 didik-prasetyoko-prosiding non hayati (nh)
 
Job sheet memperbaiki sistem pendingin 1
Job sheet memperbaiki sistem pendingin 1Job sheet memperbaiki sistem pendingin 1
Job sheet memperbaiki sistem pendingin 1
 
Uji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensiUji reprodusibilitas dan profisiensi
Uji reprodusibilitas dan profisiensi
 
Resume (CV) Ika Sulistyaningtiyas
Resume (CV) Ika SulistyaningtiyasResume (CV) Ika Sulistyaningtiyas
Resume (CV) Ika Sulistyaningtiyas
 
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
Makalah retrosintesis Kimia Organik 3
 
Katalis heterogen
Katalis heterogenKatalis heterogen
Katalis heterogen
 

Viewers also liked

Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...
Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...
Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...
Alexander Decker
 
Chem gard ansi cga-11-20
Chem gard ansi cga-11-20Chem gard ansi cga-11-20
Chem gard ansi cga-11-20
Eko Kiswanto
 
Cambridge english first__fce__handbook
Cambridge english first__fce__handbookCambridge english first__fce__handbook
Cambridge english first__fce__handbook
Dinh Thi Diep Thao
 
Automated testing handbook
Automated testing handbookAutomated testing handbook
Automated testing handbook
Andrei Hortúa
 

Viewers also liked (19)

Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...
Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...
Abnormalities of hormones and inflammatory cytokines in women affected with p...
 
Material science & eng 2012
Material science  & eng 2012Material science  & eng 2012
Material science & eng 2012
 
Series l
Series lSeries l
Series l
 
Handbook noise measurement
Handbook noise measurementHandbook noise measurement
Handbook noise measurement
 
Material science & eng 2011
Material science  & eng 2011Material science  & eng 2011
Material science & eng 2011
 
Calor syn
Calor synCalor syn
Calor syn
 
Sumur resapan
Sumur resapanSumur resapan
Sumur resapan
 
Liqtro industrial
Liqtro industrialLiqtro industrial
Liqtro industrial
 
Stern Tube and Shafting Arrangements
Stern Tube and Shafting ArrangementsStern Tube and Shafting Arrangements
Stern Tube and Shafting Arrangements
 
Liqtro automotive
Liqtro automotiveLiqtro automotive
Liqtro automotive
 
Chem gard ansi cga-11-20
Chem gard ansi cga-11-20Chem gard ansi cga-11-20
Chem gard ansi cga-11-20
 
Cambridge english first__fce__handbook
Cambridge english first__fce__handbookCambridge english first__fce__handbook
Cambridge english first__fce__handbook
 
المآسي الكبرى وليم شكسبير
المآسي الكبرى   وليم شكسبيرالمآسي الكبرى   وليم شكسبير
المآسي الكبرى وليم شكسبير
 
150 circuitos
150 circuitos150 circuitos
150 circuitos
 
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14Mesin Diesel Toyota tipe  2 KD FTV 14
Mesin Diesel Toyota tipe 2 KD FTV 14
 
Ankylosis of tmj__oral_surgery_ new
Ankylosis of tmj__oral_surgery_ newAnkylosis of tmj__oral_surgery_ new
Ankylosis of tmj__oral_surgery_ new
 
Razonamiento Lógico
Razonamiento LógicoRazonamiento Lógico
Razonamiento Lógico
 
Petroleum production engineering
Petroleum production engineeringPetroleum production engineering
Petroleum production engineering
 
Automated testing handbook
Automated testing handbookAutomated testing handbook
Automated testing handbook
 

Similar to Sni gemuk

4. standard iso 9001 2015 2 bahasa
4. standard iso 9001 2015 2 bahasa4. standard iso 9001 2015 2 bahasa
4. standard iso 9001 2015 2 bahasa
dito priyambodo
 
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
oktaviani saputri
 
SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009
citraglobal
 
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
Eko Supriyadi
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
Eko Supriyadi
 

Similar to Sni gemuk (20)

SNI-ISO-IEC-17025-2008-Standard.pdf
SNI-ISO-IEC-17025-2008-Standard.pdfSNI-ISO-IEC-17025-2008-Standard.pdf
SNI-ISO-IEC-17025-2008-Standard.pdf
 
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat TerbangStudi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
Studi Sertifikasi Roda dan Rem Pesawat Terbang
 
Handbook-FM.pdf
Handbook-FM.pdfHandbook-FM.pdf
Handbook-FM.pdf
 
standard iso 9001 2015 2 bahasa
standard iso 9001 2015 2 bahasastandard iso 9001 2015 2 bahasa
standard iso 9001 2015 2 bahasa
 
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
 
4. standard iso 9001 2015 2 bahasa
4. standard iso 9001 2015 2 bahasa4. standard iso 9001 2015 2 bahasa
4. standard iso 9001 2015 2 bahasa
 
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
C1 sistem-manajemen-mutu iso-9001_2015
 
SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009SNI ISO 22000 2009
SNI ISO 22000 2009
 
SEMINAR KERJA PRAKTEK
SEMINAR KERJA PRAKTEKSEMINAR KERJA PRAKTEK
SEMINAR KERJA PRAKTEK
 
LEMBAR_KERJA_PESERTA_DIDIK_LKPD_TEKNIK_S.pdf
LEMBAR_KERJA_PESERTA_DIDIK_LKPD_TEKNIK_S.pdfLEMBAR_KERJA_PESERTA_DIDIK_LKPD_TEKNIK_S.pdf
LEMBAR_KERJA_PESERTA_DIDIK_LKPD_TEKNIK_S.pdf
 
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburatorLaporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
Laporan praktek kerja industri tsm. cara merawat karburator
 
Skkni 2018 098
Skkni 2018 098Skkni 2018 098
Skkni 2018 098
 
Skkni pengelasan 2018
Skkni pengelasan 2018Skkni pengelasan 2018
Skkni pengelasan 2018
 
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation SlideTugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
Tugas Besar Kelaikan Udara - Evacuation Slide
 
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
SNI 09-7118.2-2005 tentang Emisi Gas Buang - Sumber Bergerak - Bagian 2: Cara...
 
09 e01037
09 e0103709 e01037
09 e01037
 
Materi diskusi ilmiah 1
Materi diskusi ilmiah 1Materi diskusi ilmiah 1
Materi diskusi ilmiah 1
 
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
04 r1 -_kapasitas_simpang_apill
 
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
40 001-3-pelatihan cbt otomotif chasis (3)
 
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
20 010-3-pelatihan cbt otomotif engine (3)
 

More from Eko Kiswanto

Ulsab final report
Ulsab final reportUlsab final report
Ulsab final report
Eko Kiswanto
 
Ulsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeUlsab engineer report complete
Ulsab engineer report complete
Eko Kiswanto
 
Faw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sFaw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview s
Eko Kiswanto
 
Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2
Eko Kiswanto
 
Whizol flyer quick
Whizol flyer quickWhizol flyer quick
Whizol flyer quick
Eko Kiswanto
 
Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14
Eko Kiswanto
 
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
Eko Kiswanto
 

More from Eko Kiswanto (20)

Af3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialistAf3 instruction manual-cm specialist
Af3 instruction manual-cm specialist
 
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FEKijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
Kijang Innova-bensin-vvt-i 1 TR FE
 
Pengukuran listrik
Pengukuran listrikPengukuran listrik
Pengukuran listrik
 
Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik Teknisi k3 listrik
Teknisi k3 listrik
 
Material science & eng 2014
Material science  & eng 2014Material science  & eng 2014
Material science & eng 2014
 
Agya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalogAgya ayla part number catalog
Agya ayla part number catalog
 
Avanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalogAvanza xenia part number catalog
Avanza xenia part number catalog
 
Rush terios part number catalog
Rush terios part number catalogRush terios part number catalog
Rush terios part number catalog
 
Ulsab final report
Ulsab final reportUlsab final report
Ulsab final report
 
Ulsab engineer report complete
Ulsab engineer report completeUlsab engineer report complete
Ulsab engineer report complete
 
Wika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbookWika pressure & temperature handbook
Wika pressure & temperature handbook
 
Faw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview sFaw whizol cp preview s
Faw whizol cp preview s
 
Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2Fa whizol poster_a2
Fa whizol poster_a2
 
Whizol flyer quick
Whizol flyer quickWhizol flyer quick
Whizol flyer quick
 
Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14Whizol product cat 03 14
Whizol product cat 03 14
 
Geomagz201409
Geomagz201409Geomagz201409
Geomagz201409
 
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
7 langkah selamat dari gempa bumi di rumah
 
Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2Buku burung-baluran-2
Buku burung-baluran-2
 
Gz250 manual red
Gz250 manual redGz250 manual red
Gz250 manual red
 
Manual service 250
Manual service 250Manual service 250
Manual service 250
 

Sni gemuk

  • 1. SNI 06-7069.8-2005 Standar Nasional Indonesia Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas – Bagian 8: Gemuk lumas kendaraan bermotor ICS 75.100 Badan Standardisasi Nasional
  • 2.
  • 3. SNI 06-7069.8-2005 Daftar isi Daftar isi............................................................................................................................ i Prakata ............................................................................................................................. ii 1 Ruang lingkup ........................................................................................................... 1 2 Acuan normatif ......................................................................................................... 1 3 Istilah dan definisi .................................................................................................... 2 4 Spesifikasi mutu gemuk lumas kendaraan bermotor ................................................. 4 5 Persyaratan mutu ..................................................................................................... 6 6 Penggolongan kategori pengental (thickener) ............................................................ 10 7 Pengambilan contoh ................................................................................................ 10 8 Penandaan .............................................................................................................. 10 Lampiran A (informatif) Klasifikasi mutu pelumasan gemuk lumas ................................ 12 Lampiran B (informatif) Makna karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja ..... 13 Bibliografi .......................................................................................................................... 15 Daftar Tabel Tabel 1 Nomor konsistensi NLGI .................................................................................. 5 Tabel 2 Karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan untuk gemuk lumas kendaraan bermotor ...................................................... 6 Tabel 3 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LA .......................................................... 7 Tabel 4 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LB .......................................................... 7 Tabel 5 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GA .......................................................... 8 Tabel 6 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GB ......................................................... 8 Tabel 7 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC ......................................................... 9 Tabel 8 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC/LB .................................................... 9 Tabel 9 Jenis pengental (thickener) dan sifat-sifatnya................................................... 10 i
  • 4. SNI 06-7069.8-2005 Prakata Standar Nasional Indonesia (SNI) Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas – Bagian 8: Gemuk lumas kendaraan bermotor ini dirumuskan oleh Panitia Teknis 28S, Produk Minyak Bumi dan Pelumas. SNI ini telah dibahas beberapa kali pada rapat teknis dan telah dilaksanakan Forum Konsensus pada tanggal 24 dan 25 November 2004 di Bandung yang dihadiri para stakeholders antara lain instansi Pemerintah terkait, Perguruan Tinggi/Profesional, Konsumen dan Produsen. Tujuan SNI ini untuk mendapatkan kepastian mutu gemuk lumas yang diproduksi, diimpor dan dipasarkan dalam rangka melindungi kepentingan konsumen, produsen dan distributor/importir serta menciptakan iklim usaha yang sehat. Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas terdiri dari berbagai jenis dan disusun secara berseri menjadi beberapa bagian. ii
  • 5. SNI 06-7069.8-2005 Klasifikasi dan spesifikasi – Pelumas – Bagian 8: Gemuk lumas kendaraan bermotor 1 Ruang lingkup Standar ini menetapkan persyaratan mutu yang dinyatakan dalam spesifikasi karakteristik fisika kimia dan spesifikasi parameter unjuk kerja untuk gemuk lumas kendaraan bermotor. 2 Acuan normatif ASTM Standards D 217, Standard Test Method for Cone Penetration of Lubricating Grease. ASTM Standards D 566, Standard Test Method for Dropping Point of Lubricating Grease. ASTM Standards D 1264, Standard Test Method for Determining the Water Washout Characteristics of Lubricating Grease. ASTM Standards D 1742, Standard Test Method for Oil Separation from Lubricating Grease During Storage. ASTM Standards D 1743, Standard Test Method for Determining Corrosion Preventive Properties of Lubricating Grease. ASTM Standards D 2266, Standard Test Method for Wear Preventive Characteristics of Lubricating Grease (Four-Ball Method). ASTM Standards D 2596, Standard Test Method for Measurement of Extreme-Pressure Properties of Lubricating Grease (Four-Ball Method). ASTM Standards D 3527, Standard Test Method for Life Performance of Automotive Wheel Bearing Grease. ASTM Standards D 4170, Standard Test Method for Fretting Wear Protection by Lubricating Grease. ASTM Standards D 4289, Standard Test Method for Elastomer Compatibility of Lubricating Greases and Fluids. ASTM Standards D 4290, Standard Test Method for Determining the Leakage Tendencies of Automotive Wheel Bearing Grease Under Accelerated Conditions. ASTM Standards D 4628/AAS, Standard Test Method for Analysis of Barium, Calcium, Magnesium, and Zinc In Unused Lubricating Oils By Atomic Absorption Spectrometry. ASTM Standards D 4693, Standard Test Method for Low-Temperature Torque of Grease- Lubricated Whell Bearings. ASTM Standards D 4950, Standard Classification and Specification for Automotive Service Greases. National Lubricating Grease Institute (NLGI), Lubricating Grease Guide-Softcover, 1996 1 dari 19
  • 6. SNI 06-7069.8-2005 3 Istilah dan definisi 3.1 gemuk lumas kendaraan bermotor pelumas bersifat lunak (antara padat dengan cair) hasil proses pencampuran minyak lumas dasar yang berasal dari minyak bumi (mineral), minyak lumas daur ulang dan bahan lainnya termasuk bahan sintetik ditambah dengan pengeras (thickener) dan aditif, yang dipergunakan untuk tujuan pelumasan bantalan roda (wheel bearing) dan casis (chassis) pada kendaraan bermotor dan industri dimana pelumas cair (minyak lumas) tak dapat melakukannya 3.2 minyak lumas dasar mineral salah satu bahan utama yang berasal dari hasil pengolahan minyak bumi yang digunakan untuk pembuatan minyak lumas 3.3 minyak lumas dasar sintetik salah satu bahan utama yang berasal dari hasil reaksi kimia untuk menghasilkan senyawa dengan karakter terencana dan terukur yang digunakan untuk pembuatan minyak lumas 3.4 pengental (thickener) salah satu bahan utama untuk mengentalkan minyak lumas dasar menjadi gemuk lumas kendaraan bermotor 3.5 mutu gemuk lumas kendaraan bermotor kualitas gemuk lumas kendaraan bermotor yang dinyatakan dalam spesifikasi parameter unjuk kerja dan spesifikasi fisika kimia 3.6 spesific gravity densiti zat pada suhu standar per densiti H2O pada suhu yang sama 3.7 penetrasi ukuran kedalaman daya tembus jarum standar berbentuk konis dalam satuan 0,1mm terhadap gemuk lumas kendaraan bermotor selama kurun waktu tertentu menurut metode standar 3.8 titik leleh suhu yang menunjukkan batas perubahan gemuk lumas kendaraan bermotor dari bentuk plastik ke bentuk cair (pelelehan) 3.9 titik nyala suatu keadaan uap jenuh yang dihasilkan dari laju penguapan terendah diatas permukaan minyak lumas pada suhu tertentu dimana pada keadaan ini minyak lumas telah mampu terbakar sesaat (menyala) oleh suatu sumber panas yang berada dalam lingkungan ini 2 dari 19
  • 7. SNI 06-7069.8-2005 3.10 konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor bilangan yang menyatakan tingkat konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh NLGI 3.11 klasifikasi konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor penggolongan tingkat konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh NLGI 3.12 varnish lapisan sangat tipis akibat oksidasi yang melekat pada permukaan logam yang saling bergesekan yang sulit dibersihkan 3.13 parameter unjuk kerja jenis pengukuran unjuk kerja dari masing-masing metode uji unjuk kerja gemuk lumas kendaraan bermotor 3.14 spesifikasi parameter unjuk kerja nilai batas minimum dan/atau maksimum untuk tingkat mutu gemuk lumas kendaraan bermotor berdasarkan tingkat mutu uji unjuk kerja NLGI 3.15 karakteristik fisika kimia sifat fisika kimia yang menunjukkan identitas gemuk lumas kendaraan bermotor yang diuji dengan metode ASTM dan/atau padanannya 3.16 spesifikasi karakteristik fisika kimia nilai batas minimum dan/atau maksimum dari karakteristik fisika kimia gemuk lumas kendaraan bermotor 3.17 nama dagang gemuk lumas kendaraan bermotor merek dari suatu gemuk lumas kendaraan bermotor dengan identitas yang dicantumkan pada kemasan minyak lumas dan/atau pada sertikat mutu 3.19 kemasan wadah berukuran tertentu dengan identitas produk, nama perusahaan, dan tujuan penggunaan 3.20 perusahaan produsen/penghasil dan atau importir dan atau agen tunggal pelumas yang telah mendapat izin usaha dari Pemerintah 3.21 laboratorium uji laboratorium yang mempunyai kemampuan teknis dan tenaga ahli untuk melaksanakan pengujian mutu pelumas serta mendapatkan akreditasi dari lembaga yang berwenang 3 dari 19
  • 8. SNI 06-7069.8-2005 3.22 persyaratan persyaratan standar lain yang termasuk dalam acuan standar pelumas ini penting untuk spesifikasi mutu pelumas, batasan mutu pelumas, keamanan dan kemampuan penggantian dari peralatan yang diproduksikan/dihasilkan untuk pelumas yang beredar di Indonesia 4 Spesifikasi mutu gemuk lumas kendaraan bermotor Spesifikasi mutu gemuk lumas kendaraan bermotor terdiri dari 2 (dua) spesifikasi, sebagai berikut : a) karakteristik fisika kimia termasuk konsistensinya, b) parameter mutu unjuk kerja Batasan nilai karakteristik hasil uji fisika kimia gemuk lumas kendaraan bermotor harus sesuai dengan tingkat unjuk kerja NLGI, yaitu NLGI LA dan NLGI LB untuk casis (chassis) serta NLGI GA, NLGI GB dan NLGI GC untuk bantalan roda (bearing). Untuk mengetahui batasan nilai karakteristik fisika kimia gemuk lumas kendaraan bermotor harus diuji dengan metode uji yang ditetapkan yaitu ASTM atau standar padanannya. Pengujian parameter unjuk kerja minyak lumas ini tidak dilaksanakan, tetapi harus menyerahkan dokumen uji unjuk kerja yang telah disahkan oleh additive manufacturer`s atau perwakilan resmi dari lembaga yang mengeluarkannya, kecuali pengujian keausan Four-Ball harus dilakukan. 4.1 Nomor konsistensi NLGI Tingkat konsistensi gemuk lumas kendaraan bermotor yang ditetapkan oleh NLGI berdasarkan hasil uji metode ASTM D 217 (Penetrasi melalui 60 langkah pemadatan (worked) pada suhu 25oC) seperti disajikan pada Tabel 1. 4 dari 19
  • 9. SNI 06-7069.8-2005 Tabel 1 Nomor konsistensi NLGI No. NLGI Worked (60 Stroke) penetration (mm/10) at 25oC , ASTM D 217 000 445 – 475 00 400 – 430 0 355 – 385 1 310 – 340 2 265 – 295 3 220 – 250 4 175 – 205 5 130 – 160 6 85 – 115 4.2 Karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja Karakteristik fisika kimia dan parameter uji unjuk kerja menurut tingkat mutu unjuk kerja NLGI LA dan LB untuk casis (chassis) serta NLGI GA, GB dan GC untuk bantalan roda (wheel bearing) yang dipersyaratkan untuk gemuk lumas kendaraan bermotor yang boleh beredar di Indonesia disajikan dalam Tabel 2, sedangkan informasi makna dari masing-masing karakteristik tersebut disajikan pada Lampiran, yaitu Lampiran A Klasifikasi NLGI untuk tingkat kemampuan unjuk kerja gemuk lumas kendaraan bermotor menurut ASTM D 4950 dan Lampiran B Makna uji karakteristik fisika kimia gemuk lumas kendaraan bermotor. 5 dari 19
  • 10. SNI 06-7069.8-2005 Tabel 2 Karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan untuk gemuk lumas kendaraan bermotor Chassis Wheel bearing Karakteristik/parameter Metode ASTM LA LB GA GB GC Penetration D 217 Dropping point D 566 Water washout D 1264 -- -- -- Oil separation D 1742 -- -- Rust protection D 1743 -- -- 4 – Ball wear D 2266 -- 4 – Ball EP D 2596 -- -- -- High – temperature life D 3527 -- -- -- Fretting wear D 4170 -- -- -- -- Elastomer compatibility D 4289 -- Leakage D 4290 -- -- -- Low – temperature torque D 4693 -- CATATAN Jenis uji yang dipersyaratkan Pelaksanaan uji karakteristik pada Tabel 2 di atas dilakukan oleh Laboratorium uji. 5 Persyaratan mutu Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan harus memuat batasan nilai minimum dan/atau maksimum sesuai dengan tingkat mutu unjuk kerja NLGI LA dan NLGI LB untuk Chasis ; NLGI GA, NLGI GB dan NLGI GC untuk bantalan roda (wheel bearing) serta NLGI GC/LB seperti disajikan pada Tabel 3, Tabel 4, Tabel 5, Tabel 6, Tabel 7 dan Tabel 8. 6 dari 19
  • 11. SNI 06-7069.8-2005 Tabel 3 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LA Batasan No Karakteristik Satuan Metode uji Min. Maks. 1 Penetrasi, worked, 25oC mm/10 220 340 ASTM D 217 2 NLGI grade 1) 3 1 NLGI o 3 Titik leleh C 80 --- ASTM D 566 4 Warna Sesuai spes. prod. Visual 5 Kandungan logam & unsur lain : % berat Sesuai spes. prod. ASTM 4628 jenis pengental (thickener) 6 Uji keausan (four ball), scar mm --- 0,9 ASTM D 2266 diameter CATATAN 1) Lihat Tabel 1 Tabel 4 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI LB Batasan No Karakteristik Satuan Metode uji Min. Maks. 1 Penetrasi, worked, 25oC mm/10 220 340 ASTM D 217 2 NLGI grade 1) 3 1 NLGI o 3 Titik leleh C 150 --- ASTM D 566 4 Warna Sesuai spes. prod. Visual 5 Kandungan logam & unsur lain : % berat Sesuai spes. prod. ASTM 4628 jenis pengental (thickener) 6 Uji keausan (four ball), scar mm --- 0,6 ASTM D 2266 diameter CATATAN 1) Lihat Tabel 1 7 dari 19
  • 12. SNI 06-7069.8-2005 Tabel 5 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GA Batasan No Karakteristik Satuan Metode uji Min. Maks. 1 Penetrasi, worked, 25oC mm/10 220 340 ASTM D 217 2 NLGI grade 1) 3 1 NLGI o 3 Titik leleh C 80 --- ASTM D 566 4 Warna Sesuai spes. prod. Visual 5 Kandungan logam & unsur lain : % berat Sesuai spes. prod. ASTM 4628 jenis pengental (thickener) CATATAN 1) Lihat Tabel 1 Tabel 6 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GB Batasan No Karakteristik Satuan Metode uji Min. Maks. 1 Penetrasi, worked, 25oC mm/10 220 340 ASTM D 217 2 NLGI grade 1) 3 1 NLGI o 3 Titik leleh C 175 --- ASTM D 566 4 Warna Sesuai spes. prod. Visual 5 Kandungan logam & unsur lain : % berat Sesuai spes. prod. ASTM 4628 jenis pengental (thickener) 6 Uji keausan (four ball), scar mm --- 0,9 ASTM D 2266 diameter CATATAN 1) Lihat Tabel 1 8 dari 19
  • 13. SNI 06-7069.8-2005 Tabel 7 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC Batasan No Karakteristik Satuan Metode uji Min. Maks. 1 Penetrasi, worked, 25oC mm/10 220 340 ASTM D 217 2 NLGI grade 1) 3 1 NLGI o 3 Titik leleh C 220 --- ASTM D 566 4 Warna Sesuai spes. prod. Visual 5 Kandungan logam & unsur lain : % berat Sesuai spes. prod. ASTM 4628 jenis pengental (thickener) 6 Uji keausan (four ball), scar mm --- 0,9 ASTM D 2266 diameter CATATAN 1) Lihat Tabel 1 Tabel 8 Spesifikasi karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas untuk tingkat mutu unjuk kerja NLGI GC/LB Batasan No Karakteristik Satuan Metode uji Min. Maks. 1 Penetrasi, worked, 25oC mm/10 220 340 ASTM D 217 2 NLGI grade 1) 3 1 NLGI o 3 Titik leleh C 220 --- ASTM D 566 4 Warna Sesuai spes. prod. Visual 5 Kandungan logam & unsur lain : % berat Sesuai spes. prod. ASTM 4628 jenis pengental (thickener) 6 Uji keausan (four ball), scar mm --- 0,6 ASTM D 2266 diameter CATATAN 1) Lihat Tabel 1 9 dari 19
  • 14. SNI 06-7069.8-2005 6 Penggolongan kategori pengental (thickener) Penggolongan kategori pengental (thickener) sebagai bahan utama gemuk lumas kendaraan bermotor berikut sifat-sifatnya, disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Jenis pengental (thickener) dan sifat-sifatnya Titik leleh Suhu kerja Tipe pengental Bentuk Manfaat ( oC ) Max. ( oC ) Sodium Soap: Berserat 177 93 – 135 Tahan karat, tahan air, sifat (Na) suhu rendahnya buruk. Calcium Simple Halus 132 – 143 121 Sangat tahan air. Soap: (Ca) Complex Halus, > 232 149 Mampu mendukung beban seperti tekanan ekstrim dan cukup mentega tahan terhadap air. Lithium Simple Halus 199 163 Mempunyai kestabilan secara Soap: mekanis dan tahan terhadap air. (Li) Complex Halus, > 232 177 Mempunyai kestabilan secara sedikit mekanis dan tahan terhadap berserat air. Aluminum Complex Halus, > 232 163 Sangat tahan air, mempunyai Soap: bentuk stabilitas shear dan dapat (Al) gel dipompa. Clay: Halus > 260 177 Ketahanan terbaik terhadap (Si) air, tidak meleleh dan mempunyai stabilitas shear yang terbatas. Polyurea: Opague, > 232 177 Cukup tahan terhadap oksidasi (N) sedikit dan tahan air. seperti tepung 7 Pengambilan contoh Pengambilan contoh gemuk lumas kendaraan bermotor sesuai ASTM Standards D 4057. 8 Penandaan Penandaan kemasan gemuk lumas kendaraan bermotor yang dipasarkan harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan ditandai dengan informasi penting dan lengkap bagi pengguna sebagai berikut : a) nama dagang; b) merek dagang; c) nama dan alamat perusahaan; 10 dari 19
  • 15. SNI 06-7069.8-2005 d) tingkat mutu unjuk kerja; e) klasifikasi viskositas; f) nomor batch; g) kategori minyak lumas dasar (bila diperlukan); h) fungsi/penggunaan; i) berat atau isi produk; j) syarat keamanan dan keselamatan; 11 dari 19
  • 16. SNI 06-7069.8-2005 Lampiran A (informatif) Klasifikasi mutu pelumasan gemuk lumas NLGI berdasarkan ASTM D 4950 membentuk sistem klasifikasi mutu pelumasan gemuk lumas kendaraan bermotor, seperti disajikan pada Tabel A.1 Tabel A.1 Klasifikasi NLGI mutu pelumasan menurut ASTM D 4950 Klasifikasi Kriteria mutu pelumasan menurut ASTM D 4950 NLGI LA Digunakan untuk chasis dan mekanik penghubung pada kendaraan penumpang , truk dan kendaraan lain dengan beban ringan. Gemuk lumas kendaraan bermotor dengan kategori ini , masa pakainya relatif pendek, sehingga harus sering diganti. Sebagai gambaran , gemuk lumas kendaraan bermotor untuk kendaraan penumpang harus diganti setelah mencapai jarak tempuh kira-kira 3200 Km. Selama itu, kemampuan layanannya akan semakin menurun, baik ketahanan oksidasi maupun konsistensinya. LB Digunakan untuk chasis dan mekanik penghubung pada kendaraan penumpang , truk dan kendaraan lain dengan beban ringan sampai berat serta mampu bekerja pada suhu operasi antara -40oC sampai 120oC. Masa pakainya juga relatif lebih panjang dari pada klasifikasi LA. GA Digunakan untuk bantalan roda pada kendaraan penumpang , truk dan kendaraan lain dengan beban ringan. Mampu bekerja pada suhu operasi antara -20oC sampai 70oC. Kemampuan layanan yang lebih spesifik untuk klasifikasi GA tidak diperlukan. GB Digunakan untuk bantalan roda pada kendaraan penumpang , truk dan kendaraan lain dengan beban ringan sampai sedang. Mampu bekerja pada suhu operasi antara -20oC sampai 120oC. Kemampuan layanan untuk klasifikasi GB adalah tahan oksidasi , tidak mudah menguap dan sebagai pelindung pada bagian mekanik dari keausan. GC Digunakan untuk bantalan roda pada kendaraan penumpang , truk dan kendaraan lain dengan beban ringan sampai berat termasuk kendaraan yang sering dioperasikan pada berhenti dan bergerak (stop-and-go) seperti kendaraan penumpang umum. Mampu bekerja pada suhu operasi antara -20oC sampai 160oC , bahkan bisa mencapai 200oC. Kemampuan layanan untuk klasifikasi GC adalah tahan oksidasi , tidak mudah menguap dan sebagai pelindung yang lebih baik dari komponen mekanik bantalan dari keausan. 12 dari 19
  • 17. SNI 06-7069.8-2005 Lampiran B (informatif) Makna karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja Jenis karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja yang dipersyaratkan untuk mengetahui mutu gemuk lumas kendaraan bermotor, masing-masing mempunyai makna seperti yang diuraikan pada Tabel B.1 Tabel B.1 Makna karakteristik fisika kimia dan parameter unjuk kerja gemuk lumas kendaraan bermotor Karakteristik/ No Makna uji parameter uji 1 Penetrasi Konsistensi merupakan sifat gemuk lumas kendaraan bermotor untuk memberikan daya dukung pada lapisan film nya. Semakin tinggi konsistensinya, maka semakin tinggi kemampuan nya untuk menahan beban. Gemuk lumas kendaraan bermotor yang berada dibawah kondisi operasi beban yang berat, bila tidak mempunyai tingkat konsistensi yang cukup tinggi, maka lapisan film gemuk lumas kendaraan bermotor diantara 2 komponen yang saling bergesekan tidak cukup mampu mendukungnya, sehingga terjadi kontak langsung antara komponen tersebut dan mengakibatkan gagalnya pelumasan. Pengujian penetrasi dengan satuan mm/10 pada suhu 25°C dilakukan dengan metode ASTM D 217. 2 Titik Leleh Dibawah kondisi operasi, diharapkan gemuk lumas kendaraan bermotor dapat mempertahankan bentuknya (semi padat) dan harus tetap tinggal pada tempatnya. Sedangkan gemuk lumas kendaraan bermotor mempunyai sifat dapat meleleh pada suhu tinggi. Hal ini menyebabkan gemuk lumas kendaraan bermotor kehilangan daya dukungnya dan fungsi perapatnya juga akan hilang, sehingga terjadi kebocoran dan berakibat pada gagalnya pelumasan. Pengujian titik leleh dengan satuan oC dilakukan melalui metode ASTM D 566. 3 Warna Sifat warna dapat dijadikan ciri untuk jenis gemuk lumas kendaraan bermotor terhadap jenis lainnya dan sebagai indikator mutu. Perbedaan warna dari gemuk lumas kendaraan bermotor dengan jenis yang sama merupakan suatu petunjuk, bahwa perubahan warna gemuk lumas kendaraan bermotor menunjukkan adanya perubahan struktur atau mutu gemuk lumas kendaraan bermotor sehingga sudah tak layak pakai. 4 Kandungan elemen: Untuk mengetahui sifat gemuk lumas kendaraan bermotor menurut kebutuhannya, maka gemuk lumas kendaraan bermotor ditentukan oleh jenis elemen yang terkandung didalam pengentalnya seperti yang diuraikan pada Tabel 7. 13 dari 19
  • 18. SNI 06-7069.8-2005 Tabel B.1 (lanjutan) Karakteristik/ No Makna uji parameter uji 6 Uji keausan Pelumasan gemuk lumas yang kurang sempurna pada 2 bidang kontak yang saling bergesekan dapat mengakibatkan keausan. Hal ini terjadi lebih disebabkan oleh pencemaran kotoran terhadap gemuk lumas, konsistensi gemuk lumas yang kurang tepat dan kandungan aditifnya kurang mencukupi. Metode uji yang digunakan adalah Four Ball Test dengan metode ASTM D 2266 dimana dibatasi untuk nilai maksimumnya. 7 Uji tekanan ekstrim Molekul gemuk lumas kendaraan bermotor dapat rusak akibat tegangan shear yang berlebihan pada saat terjadi tekanan ekstrim. Kerusakan ini menyebabkan konsistensi gemuk lumas menurun, sehingga fungsi pelumasannya akan berkurang. Dibawah kondisi tekanan ekstrim, gemuk lumas kendaraan bermotor diharapkan akan mampu bertahan dengan penurunan konsistensi yang relatif kecil. Metode uji yang digunakan adalah Four Ball Test dengan metode ASTM D 2596 dimana dibatasi untuk nilai maksimumnya. 14 dari 19
  • 19. SNI 06-7069.8-2005 Bibliografi ETHYL, Specification Handbook, April 2002. ORONITE, Automotive Engine Lubricant Clasification & Specification Handbook, September 2002. INFINEUM, Reference Data for Crankcase Oil, 1998. 15 dari 19