SlideShare a Scribd company logo
1 of 34
NAMA : REZA RIZKY PRADITYA
NRP : 12-2012-091
INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL
Automotive Alloy Wheel Manufacturer
PENGUJIAN LAJU PEMBEKUAN CASTING ALUMINIUM ALLOY
A356.2 PADA WHEEL TIPE K15 RR DENGAN METODE
PENGUKURAN SECONDARY DENDRITE ARMS SPACING
LATAR BELAKANG
PT. Pakoakuina Motorcycle merupakan salah satu
perusahaan manufaktur aluminium alloy terkemuka di Indonesia yang
memproduksi sebagian besar kebutuhan industri otomotif pada skala
nasional maupun internasional. PT. Pakoakuina Motorcycle mengolah
bahan mentah berupa aluminium alloy menjadi barang jadi berupa
diantaranya cylinder head dan wheel.
Pada proses pengolahan aluminium alloy untuk
menghasilkan barang jadi berupa wheel harus melewati beberapa
tahapan proses produksi diantaranya proses melting, casting, sprue cut,
deburring, heat threatment, flattening, shotblasting, machining, repair
painting, hingga proses painting.
Proses casting memiliki pengaruh besar terhadap kualitas
hasil cetakan terutama potensi terdapatnya defect atau cacat. Cacat
hasil casting antara lain dipengauhi parameter laju pembekuan
casting.
Atas dasar tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui laju
pembekuan pada hasil casting wheel tipe K15G RR yang pengujian dan
penelitiannya dilakukan di PT. Pakoakuina Motorcycle Karawang.
TUJUAN
Untuk mengetahui laju pembekuan casting pada wheel
tipe K15G RR dengan metode pengukuran Secondary
Dendrite Arm Spacing (SDAS) dan pengaruhnya
terhadap struktur mikro.
BATASAN MASALAH
Penelitian ini hanya dibatasi pada
proses pengukuran laju pembekuan
casting menggunakan metode
pengukuran SDAS.
SECONDARY DENDRITE ARMS SPACING (SDAS)
Jarak antara pusat-pusat dua
lengan dendrit sekunder yang
berdekatan ditentukan oleh
kecepatan proses pendinginan,
dengan pendinginan yang sangat
lambat SDAS yang dihasilkan
akan menjadi lebih besar.
Diantara lengan dendrite banyak
terdapat fasa Si eutektik.
Silikon Eutektik Aluminium
Flattening
Shotblasting
Sprue cut
Melting
Casting
Deburring
Heat
treatment
Machining
Painting
PROSES PRODUKSI CASTING VELG
Suatu proses produksi yang menfaatkan perubahan fasa dari fasa cair
kemudian membeku dan menjadi sebuah padatan dengan bentuk sesuai
cetakan yang diinginkan.
CASTING
Ingot virgin Ingot ex-chip Return wheel defect
Proses peleburan
material aluminium
di dalam furnace
sampai temperatur
690°-720°C
MELTING
» Virgin Ingot adalah ingot murni
yang memiliki kandungan
komposisi kimia aluminium sekitar
± 93%. Tipe virgin ingot yang
dipakai pada proses produksi di
PT. PakoAkuina Motor Cycle
adalah A356.2
» Proses pembersihan metal
hasil proses melting dari
kotoran dan gas melalui proses
Fluxing dan GBF (Gas Bubble
Filtration).
GDC (Gravity Dies Casting)
Mesin Sprue cut
Proses pemotongan
sprue & riser pada
produk casting.
SPRUE CUT
Rotary bar Orbital sander
Proses penghilangan burry & finishing permukaan produk dengan amplas
DEBURRING
Mesin Heat treatmentProses perlakuan panas
untuk meningkatkan
kemampuan mekanis
produk.
HEAT TREATMENT
Standart Aktual
T Solution 520o-540oC 535oC
T Quenching 70oC 70oC
T Aging 155oC 165oC
Cycle Time 48 menit 50 menit
Kekerasan 30-60 HRB 45.83 HRB
Mesin Flattening
Proses penekanan /
pembentukan untuk
memperbaiki kerataan
produk
FLATTENING
Mesin Shotblasting
Proses perlakukan
permukaan dengan
tembakan butiran
baja (steel shot/cut
wire)
SHOTBLASTING
Mesin CNCProses permesinan
untuk memotong
bagian produk agar
sesuai dengan
spesifikasi pelanggan
MACHINING
Line Painting
Proses pengecatan
permukaan produk
PAINTING
MULAI
1. Pembuatan Sampel
- Pemotongan
2. Pemolesan Permukaan Sampel
Mesh : 120, 320, 600, 1000, 1200
3. Pemeriksaan Permukaan : visual
& mikroskopik
4. Pengambilan foto
permukaan sampel
5. Perhitungan
teoritik SDAS
SELESAI
DIAGRAM ALIR
PROSES
PENGUJIAN
PEMBUATAN SAMPEL
Raw material : virgin ingot (A356.2), ingot ex.chips altika, return
wheel, dan sisa casting berupa riser
Paduan Aluminium A356.2 merupakan salah satu paduan aluminium
yang cocok dipakai untuk material velg-racing sepeda motor. Karena
paduan ini mempunyai beberapa kelebihan seperti; ringan, tahan
korosi dan warnanya menarik.
Komposisi Kimia Aluminium Alloy A356.2
Component Si Cu Mg Ti Fe Mn Zn Al
Wt % 6.5-7.5 0.10 0.30-0.45 0.20 0.12 0.05 0.05 93
Sampel diambil dari potongan hasil casting
dengan GDC (Gravity Die Casting) velg tipe
K15 RR . Sample dipotong secara melintang
agar didapat beberapa bagian dari velg yang
akan diuji struktur mikro.
SPRUE
RAISER
SPOKE
HUB
Sampel mengalami proses pemotongan dari beberapa
bagian sehingga dimensinya menjadi lebih kecil
disesuaikan dengan ukuran cetakan mounting. Pada
pengujian ini, pengukuran SDAS menggunakan 32 buah
sampel yang nantinya setiap sampel digunakan untuk
pengujian struktur mikro
PEMOLESAN PERMUKAAN
SAMPEL
Pemolesan sampel bertujuan untuk menghaluskan salah
satu permukaan sampel, karena pengujian dilakukan
pada satu sisi permukaan yang halus. Pemolesan
dilakukan dengan menggunakan mesin poles dan
menggunakan tingkatan kekasaran abrasive dari mulai
mesh : 600, 1000, 1500, 2000, 2500.
PEMERIKSAAN PERMUKAAN
SAMPEL
Proses ini dilakukan pada saat pemolesan berlangsung,
setiap beberapa menit dilakukan pemeriksaan
permukaan sampel dengan mata telanjang, yang dilihat
adalah kerataan permukaan dan juga alur dari
permukaan sampel
PEMERIKSAAN SECARA VISUAL
PEMERIKSAAN DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP
Proses pemeriksaan ini adalah dengan mengamati
sampel lebih detail dengan menggunakan mikroskop
dengan pembesaran 100x untuk melihat permukaan
lebih jelasnya. Bila hasil pemeriksaan ini menunjukkan
masih banyak alur yang terdapat pada sampel maka
dilakukan proses pemolesan kembali hingga didapatkan
permukaan yang rata dan halus.
PENGAMBILAN FOTO
PERMUKAAN SAMPEL
Pengambilan foto dilakukan dengan menggunakan
mikroskop yang telah dilengkapi kamera dengan
pembesaran hingga 100x dengan mengambil 3 gambar
dengan 3 tempat yang berbeda pada sampel yang sama.
PERHITUNGAN TEORITIK SDAS
PENGUKURAN NILAI SECONDARY DENDRITE
ARMS SPACING (SDAS)
Software Clemex Vision Professional Edition
Foto struktur mukro dari sampel akan di proses setelah
foto telah di input kedalam perangkat lunak ini
Untuk mendapatakn nilai Grey Threshold yang
tepat harus dilakukannya spekulasi untuk
mengetahui nilai Count tertinggi.
Hasil dari pengukuran yang
akan digunakan merupakan
nilai rata-rata SDAS yang
didapat dari tahapan proses
yang dilakukan menggunaka
perangkat lunak ini dengan
memilih “OBJM2 Count –
SectLenghtArrms”, sehingga
hasil yang muncul akan
sesuai dengan yang
diinginkan yaitu nilai SDAS
dari foto struktur mikro
yang di input ke dapam
perangkat lunak ini.
PERHITUNGAN WAKTU PEMBEKUAN CORAN
PERSAMAAN KIRCWOOD
𝑺𝑫𝑨𝑺 = 𝝁ₒ. 𝒕𝒇 𝟏/𝟑
Dimana : SDAS : Secondary Denrite Arms Spacing (𝛍𝐦)
𝝁ₒ : Konstanta kekasaran material (8.99)
tf : Waktu pembekuan coran (s)
Jadi, untuk mencari waktu pembekuan coran dapat menggunakan persamaan :
𝒕𝒇 =
𝟎.𝟑𝟒 𝑺𝑫𝑨𝑺
𝝁ₒ
0.0
5.0
10.0
15.0
20.0
25.0
30.0
35.0
40.0
9 15 16 18 19 20 22 22 25 26 30 31 32 34 47 53
SDAS(µm)
Solidification time (s)
SDAS vs Solidification time
Grafik SDAS vs Solidification Time
SAMPEL 6
SAMPEL 29
Sampel Rata-rata SDAS (µm) Waktu Solidifikasi (s)
6 34.6 53
Sampel Rata-rata SDAS (µm) Waktu Solidifikasi (s)
29 19 9
Setelah melakukan serangkaian tahapan proses pengujian laju pembekuan casting
aluminium alloy A356.2 pada sampel wheel K15 RR dengan menggunakan metode
pengukuran SDAS (Secondary Dendrite Arms Spacing), Ada beberapa hal yang menjadi
bahan pertimbangan untuk dianalisa. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
Proses penghalusan permukaan sampel perlu mendapat perhatian terutama mengenai
teknik pengampelasan, sampel-sampel dan tekanan yang terjadi pada sampel dengan
abbrasive saat pengampelasan akan mempengaruhi kualitas dari permukaan sampel.
Goresan atau kotoran yang terdapat pada permukaan sampel setelah proses pemolesan
dapat mempengaruhi nilai SDAS yang diidapat dari perangkat lunak Clemex Vision
Professional Edition.
Pada sampel 29 memiliki bentuk butir yang cenderung lebih kecil dibandingkan
dengan sampel yang lainnya, dikarenakan waktu pembekuan yang sangat cepat.
Waktu pembekuan paling lama memiliki ukuran butir yang cenderung besar terdapat
pada sampel 19.
Terdapat fenomena mikroskopik pada sampel 14 dan15 yaitu berupa porositas dan
penyusutan atau cacat shrinkage
KESIMPULAN
Setelah melakukan serangkaian tahapan proses pengujian laju pembekuan
casting aluminium alloy A356.2 pada spesimen wheel K15 RR dengan
menggunakan metode pengukuran SDAS (Secondary Dendrite Arms Spacing)
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai laju pembekuan casting aluminium
alloy A356.2 pada spesimen wheel K15 RR dengan metode pengukuran SDAS
yaitu goresan, cacat dan kotoran pada permukaan spesimen setelah proses
pemolesan serta pengambilan gambar struktur mikro pada spesimen.
Waktu pembekuan paling lama yaitu 54 detik memiliki ukuran butir yang
cenderung besar terdapat pada spesimen 19.
Pada spesimen 29 memiliki bentuk butir yang cenderung lebih kecil
dibandingkan dengan spesimen yang lainnya, dikarenakan waktu pembekuan
yang sangat cepat yaitu 9 detik.
Semakin lama laju solidifikasi maka besar ukuran SDAS (Secondary Dendrite
Arms Spacing) pada butir Al-Si akan semakin besar.
SARAN
Mencoba menggunakan beberapa metode dan software
yang berbeda, kemudian membandingkan hasilnya dari
setiap metode pengujian utuk mengetahui ketepatan
hasil pengujian.
TERIMAKASIH

More Related Content

Similar to SEMINAR KERJA PRAKTEK

Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanicaloiua
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesEka Chelsea Fc
 
Motorcycle Spoke desain
Motorcycle Spoke desainMotorcycle Spoke desain
Motorcycle Spoke desainIbrahim Mat
 
Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingRajanson Siregar
 
Kompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinker
Kompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinkerKompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinker
Kompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinkerMuhamad Faizal Rosli
 
Dir ind hilir june 2019
Dir ind hilir june 2019Dir ind hilir june 2019
Dir ind hilir june 2019Wage Karsana
 
Pembuatan axle shaft
Pembuatan axle shaftPembuatan axle shaft
Pembuatan axle shaftHary Prihadi
 
Boiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptx
Boiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptxBoiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptx
Boiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptxAndriZi1
 
drilling sistem
drilling sistemdrilling sistem
drilling sistemrajay18
 
Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12
Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12
Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12jallyjunkiez
 
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptxANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptxRamlialian
 
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...ejacock
 
Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222
Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222
Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222Akhmad Sakir
 
Kelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptx
Kelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptxKelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptx
Kelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptxIskandar Muda
 

Similar to SEMINAR KERJA PRAKTEK (20)

Mechanical
MechanicalMechanical
Mechanical
 
Proposal ta amir
Proposal ta amirProposal ta amir
Proposal ta amir
 
Pemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan prosesPemilihan bahan dan proses
Pemilihan bahan dan proses
 
Motorcycle Spoke desain
Motorcycle Spoke desainMotorcycle Spoke desain
Motorcycle Spoke desain
 
Sni gemuk
Sni gemukSni gemuk
Sni gemuk
 
Machinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishingMachinability dan-surface-finishing
Machinability dan-surface-finishing
 
Pembuatan ban
Pembuatan banPembuatan ban
Pembuatan ban
 
Kompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinker
Kompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinkerKompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinker
Kompetensi kp mpi 602.01 cnc edm die sinker
 
Dir ind hilir june 2019
Dir ind hilir june 2019Dir ind hilir june 2019
Dir ind hilir june 2019
 
Pembuatan axle shaft
Pembuatan axle shaftPembuatan axle shaft
Pembuatan axle shaft
 
ppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptxppt seminar Kp.pptx
ppt seminar Kp.pptx
 
Boiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptx
Boiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptxBoiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptx
Boiler assessment seminar 30 Nov Dede Rukanda rev 01.pptx
 
drilling sistem
drilling sistemdrilling sistem
drilling sistem
 
Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12
Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12
Qcc cakram tmc xxvi '12 jurlap rev. 01-10-12
 
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptxANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
ANALISA_KEGAGALAN_KOPLING_SCREW_COMPRESSOR_JENIS_KARET_BINTANG.pptx
 
3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian3. jurnal hasil penelitian
3. jurnal hasil penelitian
 
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM)              2. ULTRASONICMACHINING (USM)  ...
1. ABRASIVE JET MACHINING (AJM) 2. ULTRASONICMACHINING (USM) ...
 
Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222
Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222
Presentasi Akhir MT Akhmad Sakir - 99001222
 
Kelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptx
Kelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptxKelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptx
Kelompok 15 - Manajemen Operasi Suzuki Inazuma_rev Ismud.pptx
 
Presentasi pt
Presentasi ptPresentasi pt
Presentasi pt
 

SEMINAR KERJA PRAKTEK

  • 1. NAMA : REZA RIZKY PRADITYA NRP : 12-2012-091 INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL Automotive Alloy Wheel Manufacturer PENGUJIAN LAJU PEMBEKUAN CASTING ALUMINIUM ALLOY A356.2 PADA WHEEL TIPE K15 RR DENGAN METODE PENGUKURAN SECONDARY DENDRITE ARMS SPACING
  • 2. LATAR BELAKANG PT. Pakoakuina Motorcycle merupakan salah satu perusahaan manufaktur aluminium alloy terkemuka di Indonesia yang memproduksi sebagian besar kebutuhan industri otomotif pada skala nasional maupun internasional. PT. Pakoakuina Motorcycle mengolah bahan mentah berupa aluminium alloy menjadi barang jadi berupa diantaranya cylinder head dan wheel. Pada proses pengolahan aluminium alloy untuk menghasilkan barang jadi berupa wheel harus melewati beberapa tahapan proses produksi diantaranya proses melting, casting, sprue cut, deburring, heat threatment, flattening, shotblasting, machining, repair painting, hingga proses painting. Proses casting memiliki pengaruh besar terhadap kualitas hasil cetakan terutama potensi terdapatnya defect atau cacat. Cacat hasil casting antara lain dipengauhi parameter laju pembekuan casting. Atas dasar tersebut penelitian dilakukan untuk mengetahui laju pembekuan pada hasil casting wheel tipe K15G RR yang pengujian dan penelitiannya dilakukan di PT. Pakoakuina Motorcycle Karawang.
  • 3. TUJUAN Untuk mengetahui laju pembekuan casting pada wheel tipe K15G RR dengan metode pengukuran Secondary Dendrite Arm Spacing (SDAS) dan pengaruhnya terhadap struktur mikro. BATASAN MASALAH Penelitian ini hanya dibatasi pada proses pengukuran laju pembekuan casting menggunakan metode pengukuran SDAS.
  • 4. SECONDARY DENDRITE ARMS SPACING (SDAS) Jarak antara pusat-pusat dua lengan dendrit sekunder yang berdekatan ditentukan oleh kecepatan proses pendinginan, dengan pendinginan yang sangat lambat SDAS yang dihasilkan akan menjadi lebih besar. Diantara lengan dendrite banyak terdapat fasa Si eutektik. Silikon Eutektik Aluminium
  • 5. Flattening Shotblasting Sprue cut Melting Casting Deburring Heat treatment Machining Painting PROSES PRODUKSI CASTING VELG Suatu proses produksi yang menfaatkan perubahan fasa dari fasa cair kemudian membeku dan menjadi sebuah padatan dengan bentuk sesuai cetakan yang diinginkan. CASTING
  • 6. Ingot virgin Ingot ex-chip Return wheel defect Proses peleburan material aluminium di dalam furnace sampai temperatur 690°-720°C MELTING » Virgin Ingot adalah ingot murni yang memiliki kandungan komposisi kimia aluminium sekitar ± 93%. Tipe virgin ingot yang dipakai pada proses produksi di PT. PakoAkuina Motor Cycle adalah A356.2 » Proses pembersihan metal hasil proses melting dari kotoran dan gas melalui proses Fluxing dan GBF (Gas Bubble Filtration).
  • 7. GDC (Gravity Dies Casting)
  • 8. Mesin Sprue cut Proses pemotongan sprue & riser pada produk casting. SPRUE CUT
  • 9. Rotary bar Orbital sander Proses penghilangan burry & finishing permukaan produk dengan amplas DEBURRING
  • 10. Mesin Heat treatmentProses perlakuan panas untuk meningkatkan kemampuan mekanis produk. HEAT TREATMENT Standart Aktual T Solution 520o-540oC 535oC T Quenching 70oC 70oC T Aging 155oC 165oC Cycle Time 48 menit 50 menit Kekerasan 30-60 HRB 45.83 HRB
  • 11. Mesin Flattening Proses penekanan / pembentukan untuk memperbaiki kerataan produk FLATTENING
  • 12. Mesin Shotblasting Proses perlakukan permukaan dengan tembakan butiran baja (steel shot/cut wire) SHOTBLASTING
  • 13. Mesin CNCProses permesinan untuk memotong bagian produk agar sesuai dengan spesifikasi pelanggan MACHINING
  • 15. MULAI 1. Pembuatan Sampel - Pemotongan 2. Pemolesan Permukaan Sampel Mesh : 120, 320, 600, 1000, 1200 3. Pemeriksaan Permukaan : visual & mikroskopik 4. Pengambilan foto permukaan sampel 5. Perhitungan teoritik SDAS SELESAI DIAGRAM ALIR PROSES PENGUJIAN
  • 16. PEMBUATAN SAMPEL Raw material : virgin ingot (A356.2), ingot ex.chips altika, return wheel, dan sisa casting berupa riser Paduan Aluminium A356.2 merupakan salah satu paduan aluminium yang cocok dipakai untuk material velg-racing sepeda motor. Karena paduan ini mempunyai beberapa kelebihan seperti; ringan, tahan korosi dan warnanya menarik. Komposisi Kimia Aluminium Alloy A356.2 Component Si Cu Mg Ti Fe Mn Zn Al Wt % 6.5-7.5 0.10 0.30-0.45 0.20 0.12 0.05 0.05 93
  • 17. Sampel diambil dari potongan hasil casting dengan GDC (Gravity Die Casting) velg tipe K15 RR . Sample dipotong secara melintang agar didapat beberapa bagian dari velg yang akan diuji struktur mikro. SPRUE RAISER SPOKE HUB
  • 18. Sampel mengalami proses pemotongan dari beberapa bagian sehingga dimensinya menjadi lebih kecil disesuaikan dengan ukuran cetakan mounting. Pada pengujian ini, pengukuran SDAS menggunakan 32 buah sampel yang nantinya setiap sampel digunakan untuk pengujian struktur mikro
  • 19. PEMOLESAN PERMUKAAN SAMPEL Pemolesan sampel bertujuan untuk menghaluskan salah satu permukaan sampel, karena pengujian dilakukan pada satu sisi permukaan yang halus. Pemolesan dilakukan dengan menggunakan mesin poles dan menggunakan tingkatan kekasaran abrasive dari mulai mesh : 600, 1000, 1500, 2000, 2500.
  • 20. PEMERIKSAAN PERMUKAAN SAMPEL Proses ini dilakukan pada saat pemolesan berlangsung, setiap beberapa menit dilakukan pemeriksaan permukaan sampel dengan mata telanjang, yang dilihat adalah kerataan permukaan dan juga alur dari permukaan sampel PEMERIKSAAN SECARA VISUAL
  • 21. PEMERIKSAAN DENGAN MENGGUNAKAN MIKROSKOP Proses pemeriksaan ini adalah dengan mengamati sampel lebih detail dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100x untuk melihat permukaan lebih jelasnya. Bila hasil pemeriksaan ini menunjukkan masih banyak alur yang terdapat pada sampel maka dilakukan proses pemolesan kembali hingga didapatkan permukaan yang rata dan halus.
  • 22. PENGAMBILAN FOTO PERMUKAAN SAMPEL Pengambilan foto dilakukan dengan menggunakan mikroskop yang telah dilengkapi kamera dengan pembesaran hingga 100x dengan mengambil 3 gambar dengan 3 tempat yang berbeda pada sampel yang sama.
  • 23. PERHITUNGAN TEORITIK SDAS PENGUKURAN NILAI SECONDARY DENDRITE ARMS SPACING (SDAS) Software Clemex Vision Professional Edition
  • 24. Foto struktur mukro dari sampel akan di proses setelah foto telah di input kedalam perangkat lunak ini
  • 25. Untuk mendapatakn nilai Grey Threshold yang tepat harus dilakukannya spekulasi untuk mengetahui nilai Count tertinggi.
  • 26. Hasil dari pengukuran yang akan digunakan merupakan nilai rata-rata SDAS yang didapat dari tahapan proses yang dilakukan menggunaka perangkat lunak ini dengan memilih “OBJM2 Count – SectLenghtArrms”, sehingga hasil yang muncul akan sesuai dengan yang diinginkan yaitu nilai SDAS dari foto struktur mikro yang di input ke dapam perangkat lunak ini.
  • 27. PERHITUNGAN WAKTU PEMBEKUAN CORAN PERSAMAAN KIRCWOOD 𝑺𝑫𝑨𝑺 = 𝝁ₒ. 𝒕𝒇 𝟏/𝟑 Dimana : SDAS : Secondary Denrite Arms Spacing (𝛍𝐦) 𝝁ₒ : Konstanta kekasaran material (8.99) tf : Waktu pembekuan coran (s) Jadi, untuk mencari waktu pembekuan coran dapat menggunakan persamaan : 𝒕𝒇 = 𝟎.𝟑𝟒 𝑺𝑫𝑨𝑺 𝝁ₒ
  • 28. 0.0 5.0 10.0 15.0 20.0 25.0 30.0 35.0 40.0 9 15 16 18 19 20 22 22 25 26 30 31 32 34 47 53 SDAS(µm) Solidification time (s) SDAS vs Solidification time Grafik SDAS vs Solidification Time
  • 29.
  • 30. SAMPEL 6 SAMPEL 29 Sampel Rata-rata SDAS (µm) Waktu Solidifikasi (s) 6 34.6 53 Sampel Rata-rata SDAS (µm) Waktu Solidifikasi (s) 29 19 9
  • 31. Setelah melakukan serangkaian tahapan proses pengujian laju pembekuan casting aluminium alloy A356.2 pada sampel wheel K15 RR dengan menggunakan metode pengukuran SDAS (Secondary Dendrite Arms Spacing), Ada beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan untuk dianalisa. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut : Proses penghalusan permukaan sampel perlu mendapat perhatian terutama mengenai teknik pengampelasan, sampel-sampel dan tekanan yang terjadi pada sampel dengan abbrasive saat pengampelasan akan mempengaruhi kualitas dari permukaan sampel. Goresan atau kotoran yang terdapat pada permukaan sampel setelah proses pemolesan dapat mempengaruhi nilai SDAS yang diidapat dari perangkat lunak Clemex Vision Professional Edition. Pada sampel 29 memiliki bentuk butir yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan sampel yang lainnya, dikarenakan waktu pembekuan yang sangat cepat. Waktu pembekuan paling lama memiliki ukuran butir yang cenderung besar terdapat pada sampel 19. Terdapat fenomena mikroskopik pada sampel 14 dan15 yaitu berupa porositas dan penyusutan atau cacat shrinkage
  • 32. KESIMPULAN Setelah melakukan serangkaian tahapan proses pengujian laju pembekuan casting aluminium alloy A356.2 pada spesimen wheel K15 RR dengan menggunakan metode pengukuran SDAS (Secondary Dendrite Arms Spacing) dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut : Beberapa faktor yang mempengaruhi nilai laju pembekuan casting aluminium alloy A356.2 pada spesimen wheel K15 RR dengan metode pengukuran SDAS yaitu goresan, cacat dan kotoran pada permukaan spesimen setelah proses pemolesan serta pengambilan gambar struktur mikro pada spesimen. Waktu pembekuan paling lama yaitu 54 detik memiliki ukuran butir yang cenderung besar terdapat pada spesimen 19. Pada spesimen 29 memiliki bentuk butir yang cenderung lebih kecil dibandingkan dengan spesimen yang lainnya, dikarenakan waktu pembekuan yang sangat cepat yaitu 9 detik. Semakin lama laju solidifikasi maka besar ukuran SDAS (Secondary Dendrite Arms Spacing) pada butir Al-Si akan semakin besar.
  • 33. SARAN Mencoba menggunakan beberapa metode dan software yang berbeda, kemudian membandingkan hasilnya dari setiap metode pengujian utuk mengetahui ketepatan hasil pengujian.