Intelijensi Buatan merupakan materi yang membahas tentang representasi pengetahuan, termasuk definisi pengetahuan priori dan posteriori, pengetahuan prosedural dan deklaratif, serta tingkat-tingkat pengetahuan. Dokumen ini juga menjelaskan proses logika, penalaran deduktif dan induktif, serta resolusi sebagai aturan inferensi.
3. Definisi: fakta atau kondisi sesuatu atau keadaan yg
timbul karena suatu pengalaman.
Priori Knowledge: pengetahuan datang sebelumnya
dan bebas dari arti. Kebenaran universal dan tidak dpt
disangkal tanpa kontradiksi. Contoh: pernyataan
logika, hukum matematika
Posteriori knowledge: pengetahuan yg diturunkan
dari akal pikiran yg sehat. Kebenaran atau kesalahan
dpt dibuktikan dgn menggunakan pengalaman akal
sehat. Contoh: bola mata seseorg berwarna biru,
tetapi kadang berwarna hijau karena berganti contact
lens.
4. Procedural Knowledge
Bagaimana melakukan sesuatu
Declarative Knowledge
Mengetahui sesuatu itu benar atau salah
Tacit Knowledge
Tidak dapat diungkapkan dengan bahasa
5. Analogi dengan ekspresi klasik Wirth:
Algoritma + Struktur data = PROGRAM
Pada sistem pakar:
Knowledge + Inferensi = Sistem Pakar
6. Meta Meta • knowledge dan keahlian
Knowledge knowledge:
• Informasi yg sangat khusus
Knowledge Knowledge
• Data yg telah diproses
Informasi informasi
• Hal yg paling potensial
Data Data
• Data yg masih kabur
Noise Noise
7. adalah bentuk representasi pengetahuan
yang paling tua.
Proses logika adalah proses membentuk
kesimpulan atau menarik suatu inferensi
berdasarkan fakta yang telah ada.
Input dari proses logika berupa premis atau
fakta-fakta yang diakui kebenarannya
sehingga dengan melakukan penalaran pada
proses logika dapat dibentuk suatu inferensi
atau kesimpulan yang benar juga.
8. Input : Output :
Premis atau Proses Logika Inferensi atau
Fakta Konklusi
Gambar Proses Logika
9. Ada 2 penalaran yang dapat dilakukan untuk
mendapat konklusi :
Penalaran deduktif
Penalaran induktif
10. Dimulai dari prinsip umum untuk
mendapatkan konklusi yang lebih khusus.
Contoh :
Premis mayor:
Jika hujan turun saya tidak akan berangkat kuliah
Premis minor:
Hari ini hujan turun
Konklusi:
Hari ini saya tidak akan berangkat kuliah
11. Dimulai dari fakta-fakta khusus untuk
mendapatkan kesimpulan umum.
Contoh :
Premis -1: Aljabar adalah pelajaran yang sulit
Premis -2: Geometri adalah pelajaran yang sulit
Premis -3: Kalkulus adalah pelajaran yang sulit
Konklusi: Matematika adalah pelajaran yang sulit
12. Munculnya premis baru bisa mengakibatkan
gugurnya konklusi yang sudah diperoleh, misal :
Premis -4 : Kinematika adalah pelajaran yang sulit.
Premis tersebut menyebabkan konklusi :
“Matematika adalah pelajaran yang sulit”,
menjadi salah, karena Kinematika bukan
merupakan bagian dari Matematika, sehingga
bila menggunakan penalaran induktif sangat
dimungkinkan adanya ketidakpastian.
13. Proposisi adalah suatu pernyataan yang
dapat bernilai Benar atau Salah.
Simbol-simbol seperti P dan Q menunjukkan
proposisi.
14. Dua atau lebih proposisi dapat digabungkan
dengan menggunakan operator logika :
a. Konjungsi : ∧ (and)
b. Disjungsi : ∨ (or)
c. Negasi : ¬ (not)
d. Implikasi : → (if then)
e. Ekuivalensi : ↔ (if and only if)
17. Adalah suatu aturan untuk melakukan
inferensi yang dapat berjalan secara efisien
dalam suatu bentuk khusus yaitu conjunctive
normal form (CNF),
ciri – cirinya :
- setiap kalimat merupakan disjungsi literal.
- semua kalimat terkonjungsi secara implicit.
18. Hilangkan implikasi dan ekuivalensi
x → y menjadi ¬ x ∨ y
x ↔ y menjadi (¬ x ∨ y) ∧ (¬ y ∨ x)
Kurangi lingkup semua negasi menjadi satu
negasi saja
¬ (¬ x) menjadi x
¬ (x ∨ y) menjadi (¬ x ∧ ¬ y)
¬ (x ∧ y) menjadi (¬ x ∨ ¬ y)
19. Gunakan aturan assosiatif dan distributif
untuk mengkonversi menjadi conjuction of
disjunction
Assosiatif : (A ∨ B) ∨ C menjadi A ∨ (B ∨ C)
Distributif : (A ∧ B) ∨ C menjadi (A ∨C) ∧ (B ∨
C)
Buat satu kalimat terpisah untuk tiap-tiap
konjungsi
20. Diketahui basis pengetahuan (fakta-fakta
yang bernilai benar) sebagai berikut :
1. P
2. (P ∧ Q) → R
3. (S ∨ T) → Q
4. T
Tentukan kebenaran R.
23. Kemudian kita tambahkan kontradiksi pada
tujuannya R menjadi ¬R sehingga fakta-fakta
(dalam bentuk CNF) dapat disusun menjadi :
1. P
2. ¬ P ∨ ¬ Q ∨ R
3. ¬ S ∨ Q
4. ¬ T ∨ Q
5. T
6. ¬R
25. Contoh bila diterapkan dalam kalimat : 1. P
P : Ani anak yang cerdas. 2. (P ∧ Q) → R
Q : Ani rajin belajar. 3. (S ∨ T) → Q
R : Ani akan menjadi juara kelas. 4. T
S : Ani makannya banyak.
T : Ani istirahatnya cukup.
Kalimat yang terbentuk :
1. Ani anak yang cerdas.
2. Jika ani anak yang cerdas dan ani rajin belajar, maka ani akan
menjadi juara kelas.
3. Jika ani makannya banyak atau ani istirahatnya cukup, maka Ani
rajin belajar.
4. Ani istirahatnya cukup.
26. Setelah dilakukan konversi
ke bentuk CNF, didapat :
Fakta ke-2 : Ani tidak cerdas
atau Ani tidak rajin belajar atau
Ani akan menjadi juara kelas.
Fakta ke-3 : Ani tidak makan
banyak atau Ani tidak rajin
belajar.
Fakta ke-4 : Ani tidak cukup
istirahat atau Ani rajin belajar.