SlideShare a Scribd company logo
1 of 27
SAMBUNGAN KELING ( RIVET JOINTS) 
Sebuah paku keling adalah batang silindris pendek dengan kepala 
yang integral dengan batangnya.
Metode Pengelingan 
Fungsi paku keling dalam sebuah sambungan memiliki 
kekuatan dan kekencangan. Kekuatan untuk mencegah 
kerusakan sambungan, sedangkan kekencangan membantu 
kekuatan dan mencegah kebocoran. 
Dua metode pengelingan yaitu pengelingan dengan 
tangan/manual dan pengelingan menggunakan mesin.
Jenis Kepala Paku Keling 
Kepala Paku keling untuk penggunaan umum: Diameter di bawah 12 mm.
Kepala Paku keling untuk penggunaan umum: 
Diameter paku keling dari 12 mm sampai 48 mm.
Kepala Paku keling untuk pekerjaan Ketel: 
Diameter paku keling dari 12 mm sampai 48 mm.
Bahan Paku Keling 
Bahan paku keling untuk tujuan umum dibuat dari bahan baja atau yang 
ringan dari bahan timah. 
Jenis Sambungan Keling 
1. Sambungan Tempel (lap joint) 
2. Sambungan Tumpuk ( Butt joint) 
1. Sambungan Tempel (lap joint)
2. Sambungan Tumpuk ( Butt joint)
Kegagalan Sambungan Keling 
Sobek/robek (tarik) plat pada bagian Tepi 
Sobek/robek (tarik) plat pada bagian Melintang thd Arah Gaya
Fig. 8-17. Crushing (desak) of the rivets
Efisiensi Sambungan Keling 
Diameter Paku Keling
DESAIN SAMBUNGAN KELING DENGAN BEBAN EKSENTRIK 
. Desain sambungan keling dengan beban eksentrik 
dianalisis dan dihitung berdasarkan pada: (1) garis kerja 
beban tidak melalui pusat sistem paku keling; (2) semua 
paku keling tidak terbebani secara sama.
Beban eksentrik mengakibatkan geseran sekunder 
yang disebabkan oleh kecenderungan gaya/beban untuk 
memuntir sambungan terhadap pusat titik berat disamping 
geseran langsung/primer. 
P = beban eksentrik pada sambungan 
e = eksentrisitas beban yaitu jarak antara garis kerja beban 
dan titik pusat sistem paku keling yaitu G.
Prosedur perhitungan: 
1. Menentukan sumbu (x dan y) pada gambar desain sambungan paku keling; 
2. Menentukan titik berat/pusat gravitasi (G) dari sistem paku keling, 
x1 . A1 + x2 . A2 + x3 . A3 + … 
x = ___________________________________________ 
A1 + A2 + A3 + … 
y1 . A1 + y2 . A2 + y3 . A3 + … 
y = ___________________________________________ 
A1 + A2 + A3 + … 
3. Menunjukkan dua gaya P1 dan P2 pada pusat grafitasi G dari sistem paku 
keling. Gaya-gaya tersebut sama dan berlawanan arah terhadap P;
4. Anggap semua paku keling berdiameter sama, berakibat P1 = P menghasilkan 
beban geser langsung pada setiap paku keling yang besarnya sama. 
Beban geser langsung pada setiap paku keling: 
5. Akibat P2 = P menghasilkan momen putar sebesar P x e yang cenderung 
memutar sambungan dari pusat gravitasi G pada sistem paku keling yang searah 
putaran jam. Momen putar yang bekerja menghasilkan beban sekunder pada setiap 
paku keling. 
Beban geser sekunder pada setiap paku keling diperoleh dengan membuat 
dua asumsi: (1) beban geser sekunder proporsional dengan jarak radial paku keling 
dari pusat gravitasi sistem paku keling; (2) arah beban geser sekunder tegak lurus 
terhadap garis singgung pusat paku keling ke pusat gravitasi sistem paku keling; 
F1, F2, F3, … = beban geser sekunder pada paku keling 1, 2, 3 , dst. 
l1, l2, l3, ... = jarak radial paku keling 1, 2, 3 dari pusat grafitasi G sistem 
paku keling. 
푃푠 = 
푃 
푛 
, bekerja parallel terhadap beban P
푭ퟏ ∞ 푙1 ; 퐹2 ∞ 푙2 ; 푑푎푛 seterusnya 
퐹₁ 
퐹₂ 
퐹₃ 
= 
= 
= ⋯ 
푙₁ 
푙₂ 
푙₃ 
퐹2 = 퐹1. 
푙₂ 
푙₁ 
퐹3 = 퐹1 . 
푙₃ 
푙₁ 
Jumlah momen putar eksternal dan jumlah momen putar internal harus sama 
dengan nol: 
푷 . 풆 = 푭ퟏ. 풍ퟏ + 푭ퟐ. 풍ퟐ + 푭₃. 풍ퟑ + … 
= 푭ퟏ. 풍ퟏ + 푭ퟏ. 
풍₂ 
풍₁ 
. 풍ퟐ + 푭ퟏ . 
풍ퟑ 
풍₁ 
. 풍ퟑ + … 
= 
푭₁ 
풍₁ 
(풍ퟏ² 
+ 풍ퟐ² 
+ 풍ퟑퟐ 
+ …) 
Arah gaya-gaya tersebut menyudut ke kanan dari garis temu/sambung 
terhadap pusat gravitasi sistem paku keling
Beban geser primer dan sekunder dapat dijumlahkan secara vektor untuk 
menentukan beban resultan R pada setiap paku keling, atau dengan rumus: 
Beban geser (resultan) maksimum yg terjadi pada paku 
keling 풕풆풓풅풆풌풂풕 풅풆풏품풂풏 풂풓풂풉 풌풆풓풋풂 풃풆풃풂풏, 
sehingga ukuran (diameter) paku keling didasarkan pada paku 
keling tersebut, melalui hubungan rumus berikut, 
풇풔 = 
푹 
흅 
ퟒ 
풅ퟐ → 푓푠 = tegangan geser paku keling 
푅 = beban resultan yang bekerja 
pada paku keling 
푑 = diameter paku keling 
푹 = 푭ퟐ + 푷풔 
ퟐ + ퟐ 푭. 푷풔 . 퐜퐨퐬 휽 
휽 = sudut antara garis beban geser primer dan 
garis beban geser sekunder
Contoh soal 1: 
Sebuah sambungan keling - lap dibebani secara eksentrik dirancang untuk 
sebuah siku baja sebagaimana gambar di bawah. Plat siku tebalnya 25mm. Seluruh 
paku keeling berukuran diameter sama. Beban pada siku 5000kg, jarak antar paku 
keling 10cm, lengan beban 40cm. Tegangan geser ijin 650kg/cm² dan tegangan 
desak (chrushing) 1200kg/cm². Tentukan ukuran (diameter) paku keeling yang 
digunakan untuk sambungan!
1. Titik berat pada sumbu x dan sumbu y dari sistem sambungan paku keling, 
푥 = 
푥1 + 푥2 + 푥3 + 푥4 + 푥5 + 푥6 + 푥7 
푛 
푥 = 
0 + 10 + 20 + 20 + 20 + 0 + 0 
7 
풙 = ퟏퟎ cm (sebelah kanan sumbu 푦) 
푦 = 
푦1 + 푦2 + 푦3 + 푦4 + 푦5 + 푦6 + 푦7 
푛 
푦 = 
20 + 20 + 20 + 10 + 0 + 0 + 10 
7 
풚 = ퟏퟏ, ퟒퟑ cm (sebelah atas sumbu 푥} 
2. Beban geser langsung pada setiap paku keling, 
푃푠 = 
푃 
푛 
= 
5000 
7 
= 714,3 kg 
3. Momen putar (eksternal) yang dihasilkan oleh beban P secara eksentrik, 
푀 = 푃 . 푒 = 5000 x 40 = 200.000 kgcm
4. Kesetimbangan momen eksternal dan momen internal sistem sambungan keling, 
푷 . 풆 = 
푭₁ 
풍₁ 
ퟐ+ 풍ퟐ 
(풍ퟏ 
ퟐ + 풍ퟑ 
ퟐ + 풍ퟒ 
ퟐ + 풍ퟔ 
ퟐ + 풍ퟓ 
ퟐ + 풍ퟕ 
ퟐ) 
ퟐퟎퟎ. ퟎퟎퟎ = 
푭ퟏ 
ퟏퟑ, ퟏퟕ 
(ퟏퟑ, ퟏퟕퟐ + ퟏퟑ, ퟏퟕퟐ + ퟖ, ퟓퟕퟐ + ퟏퟎ, ퟏퟐ + ퟏퟓ, ퟐퟐ + ퟏퟎ, ퟏퟐ + ퟏퟓ, ퟐퟐ) 
ퟐퟎퟎ. ퟎퟎퟎ 퐱 ퟏퟑ, ퟏퟓ = 푭ퟏ 퐱 ퟏퟎퟖퟔ, ퟔ 
푭ퟏ = 
ퟐퟎퟎ. ퟎퟎퟎ 퐱 ퟏퟑ, ퟏퟓ 
ퟏퟎퟖퟔ, ퟔ 
= ퟐퟒퟐퟎ 퐤퐠. 
푭ퟐ = 푭ퟏ. 
풍₂ 
풍₁ 
= ퟐퟒퟐퟎ x 
ퟖ,ퟓퟕ 
ퟏퟑ,ퟏퟕ 
= ퟏퟓퟕퟓ 퐤퐠 
푭ퟑ = 푭ퟏ = 2420 kg 
푭ퟒ = 푭ퟏ. 
풍ퟒ 
풍ퟏ 
= ퟐퟒퟐퟎ x 
ퟏퟎ,ퟏ 
ퟏퟑ,ퟏퟕ 
= ퟏퟖퟓퟓ 퐤퐠 
푭ퟓ = 푭ퟏ. 
풍ퟓ 
풍₁ 
= ퟐퟒퟐퟎ x 
ퟏퟓ,ퟐ 
ퟏퟑ,ퟏퟕ 
= ퟐퟕퟗퟑ 퐤퐠 
푭ퟔ = 푭ퟓ = 2793 kg 
푭ퟕ = 푭ퟒ = 1856 kg
5. Dengan menggambarkan gaya-gaya geser langsung dan sekunder pada setiap 
paku keling, terlihat bahwa paku keling 3 dan 4 yang paling terbebani: 
6. Sudut antara gaya langsung dan gaya sekunder dari dua paku 
keling (3 dan 4) tersebut, secara geometri gambar, diperoleh: 
cos θ3 = 
10 
푙3 
= 
10 
13,17 
= 0,76 
cos θ4 = 
10 
푙4 
= 
10 
10,1 
= 0,99 
7. Beban resultan maksimum pada paku keling 3: 
2 + 푃푠 
푅 = 퐹3 
2 + 2 퐹3 푃푠 cos 휃3 
푅 = 24202 + 714,32 + 2 x 2420 x 714,3 x 0,76 
= 3000 kg
Beban resultan maksimum pada paku keling 4: 
2 + 푃푠 
푅 = 퐹4 
2 + 2 퐹4 푃푠 cos 휃4 
푅 = 18562 + 714,32 + 2 x 1856 x 714,3 x 0,99 
= 2565 kg 
Beban geser (resultan) maksimum terjadi pada paku keling ퟑ. 
8. Diameter paku keling diperoleh melalui hubungan rumus, 
흅 
ퟒ 
풅ퟐ 풇풔 = 푹ퟑ 
푑2 = 
4 푅3 
휋 푓푠 
= 
4 x 3000 
3,14 x 650 
= 5,88 
∴ 푑 = 5,88 = ퟐ, ퟒퟐ 퐜퐦 = ퟐퟒ, ퟐ 퐦퐦
Soal 2 : 
Sebuah siku dikeling pada sebuah kolom dengan 6 paku keling yang 
berukuran sama sebagaimana gambar berikut. Siku tersebut membawa 
beban 60 kN pada jarak 200 mm dari pusat kolom. Jika tegangan geser 
maksimum dalam paku keling 150 N/mm², tentukan diameter paku keling!
Soal 3: 
Sebuah siku dikeling pada sebuah kolom dengan 6 paku keling yang 
berukuran sama sebagaimana gambar di bawah, membawa beban 10 ton 
pada jarak 25 cm dari pussat kolom. Jika tegangan geser maksimum dalam 
paku keling 630 kg/cm², tentukan diameter paku keling!
Soal 4: 
Sebuah siku disambung menggunakan 4 paku keling berukuran sama 
sebagaimana gambar berikut. Tentukan diameter paku keling jika tegangan 
geser maksimum 140 N/mm² !

More Related Content

What's hot

Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
Abrianto Akuan
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
Bayu Fajri
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
Rumah Belajar
 

What's hot (20)

Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan PorosElemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
Elemen Mesin Modul 1 - Perencanaan Poros
 
Elemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - RantaiElemen Mesin II - Rantai
Elemen Mesin II - Rantai
 
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
Laporan Praktikum Proses Produksi - Teknik Industri (Lengkap)
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Laporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasanLaporan uji kekerasan
Laporan uji kekerasan
 
Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)Kelelahan Logam (Fatigue)
Kelelahan Logam (Fatigue)
 
Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4Modul Elemen Mesin 4
Modul Elemen Mesin 4
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Diagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 cDiagram fasa fe fe3 c
Diagram fasa fe fe3 c
 
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okkMekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
Mekanika fluida 2 pertemuan 3 okk
 
Siklus rankine
Siklus rankineSiklus rankine
Siklus rankine
 
Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
Bab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan lasBab 09 kekuatan sambungan las
Bab 09 kekuatan sambungan las
 
Uji kekerasan
Uji kekerasanUji kekerasan
Uji kekerasan
 
Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)Pengujian lengkung (bend test)
Pengujian lengkung (bend test)
 
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi LurusElemen Mesin II - Rodagigi Lurus
Elemen Mesin II - Rodagigi Lurus
 
Bab 02 material dan proses
Bab 02 material dan prosesBab 02 material dan proses
Bab 02 material dan proses
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
 

Similar to Elemen Mesin 1 - Keling 2

Similar to Elemen Mesin 1 - Keling 2 (20)

Bab vijb
Bab vijbBab vijb
Bab vijb
 
71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)71-80 osn fisika (tkunci)
71-80 osn fisika (tkunci)
 
Perencanaan balok
Perencanaan balokPerencanaan balok
Perencanaan balok
 
Bab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kudaBab iii perencanaan kuda
Bab iii perencanaan kuda
 
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptxPPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
PPT PRAPRO AZRCHKM.pptx
 
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
RANGKUMAN BATANG TEKAN DAN BATANG TARIK KONSTRUKSI BAJA 1
 
torsi.pdf
torsi.pdftorsi.pdf
torsi.pdf
 
Analisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidangAnalisis tegangan dan regangan bidang
Analisis tegangan dan regangan bidang
 
Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2Soal dan pembahasan fisika part 2
Soal dan pembahasan fisika part 2
 
2012 osnk fisika (tkunci)
2012 osnk fisika (tkunci)2012 osnk fisika (tkunci)
2012 osnk fisika (tkunci)
 
Skru
SkruSkru
Skru
 
Lingkaran
LingkaranLingkaran
Lingkaran
 
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.pptSTRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
STRUKTUR BAJA TARIK DAN TEKAN rev.ppt
 
3
33
3
 
PPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptxPPT BIMA HUTARI.pptx
PPT BIMA HUTARI.pptx
 
Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)Poros present (elemen mesin)
Poros present (elemen mesin)
 
51-60 osn fisika (tkunci)
51-60 osn fisika (tkunci)51-60 osn fisika (tkunci)
51-60 osn fisika (tkunci)
 
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.pptSNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
SNI Tata Cara Perencanaan Struktur Baja.ppt
 
Batang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptxBatang Tarik Baja.pptx
Batang Tarik Baja.pptx
 
2013 osnk fisika (tkunci)
2013 osnk fisika (tkunci)2013 osnk fisika (tkunci)
2013 osnk fisika (tkunci)
 

More from Charis Muhammad

Peralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan OtomotifPeralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan Otomotif
Charis Muhammad
 
Pengetahuan Bahan Teknik : Plastik
Pengetahuan Bahan Teknik : PlastikPengetahuan Bahan Teknik : Plastik
Pengetahuan Bahan Teknik : Plastik
Charis Muhammad
 

More from Charis Muhammad (20)

Jobsheet Memperbaiki Gangguan-Gangguan Sistem Bahan Bakar Diesel
Jobsheet Memperbaiki Gangguan-Gangguan Sistem Bahan Bakar DieselJobsheet Memperbaiki Gangguan-Gangguan Sistem Bahan Bakar Diesel
Jobsheet Memperbaiki Gangguan-Gangguan Sistem Bahan Bakar Diesel
 
Jobsheet Overhaul Motor Starter
Jobsheet Overhaul Motor StarterJobsheet Overhaul Motor Starter
Jobsheet Overhaul Motor Starter
 
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Starter Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Starter Pada KendaraanJobsheet Pemeriksaan Sistem Starter Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Starter Pada Kendaraan
 
Jobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
Jobsheet Overhaul Alternator Dan RegulatorJobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
Jobsheet Overhaul Alternator Dan Regulator
 
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengisian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengisian Pada KendaraanJobsheet Pemeriksaan Sistem Pengisian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengisian Pada Kendaraan
 
Jobsheet Overhaul Karburator
Jobsheet Overhaul KarburatorJobsheet Overhaul Karburator
Jobsheet Overhaul Karburator
 
Jobsheet Memeriksa Pompa Bahan Bakar
Jobsheet Memeriksa Pompa Bahan BakarJobsheet Memeriksa Pompa Bahan Bakar
Jobsheet Memeriksa Pompa Bahan Bakar
 
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan KarburatorJobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
Jobsheet Pemeriksaan Dan Penyetelan Karburator
 
Jobsheet Overhaul Distributor
Jobsheet Overhaul DistributorJobsheet Overhaul Distributor
Jobsheet Overhaul Distributor
 
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada KendaraanJobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
Jobsheet Pemeriksaan Sistem Pengapian Pada Kendaraan
 
Jobsheet Overhaule Motor Starter Mobil
Jobsheet Overhaule Motor Starter MobilJobsheet Overhaule Motor Starter Mobil
Jobsheet Overhaule Motor Starter Mobil
 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - Rem
 
Elemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - RemElemen Mesin II - Rem
Elemen Mesin II - Rem
 
Keuntungan dan Kerugian Diesel Dibanding Bensin
Keuntungan dan Kerugian Diesel Dibanding BensinKeuntungan dan Kerugian Diesel Dibanding Bensin
Keuntungan dan Kerugian Diesel Dibanding Bensin
 
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor BensinMesin Konversi Energi - Motor Bensin
Mesin Konversi Energi - Motor Bensin
 
Diagnosis Sistem Starter
Diagnosis Sistem StarterDiagnosis Sistem Starter
Diagnosis Sistem Starter
 
Motor Bensin 2 TAKT
Motor Bensin 2 TAKTMotor Bensin 2 TAKT
Motor Bensin 2 TAKT
 
Manajemen Bengkel
Manajemen BengkelManajemen Bengkel
Manajemen Bengkel
 
Peralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan OtomotifPeralatan Pengecatan Otomotif
Peralatan Pengecatan Otomotif
 
Pengetahuan Bahan Teknik : Plastik
Pengetahuan Bahan Teknik : PlastikPengetahuan Bahan Teknik : Plastik
Pengetahuan Bahan Teknik : Plastik
 

Recently uploaded (9)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
10.-Programable-Logic-Controller (1).ppt
 
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptxMateri Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
Materi Asesi SKK Manajer Pelaksana SPAM- jenjang 6.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdfMODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
MODUL AJAR PENGANTAR SURVEY PEMETAAN.pdf
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
4. GWTJWRYJJJJJJJJJJJJJJJJJJWJSNJYSRR.pdf
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdfMetode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
Metode numerik Bidang Teknik Sipil perencanaan.pdf
 

Elemen Mesin 1 - Keling 2

  • 1. SAMBUNGAN KELING ( RIVET JOINTS) Sebuah paku keling adalah batang silindris pendek dengan kepala yang integral dengan batangnya.
  • 2. Metode Pengelingan Fungsi paku keling dalam sebuah sambungan memiliki kekuatan dan kekencangan. Kekuatan untuk mencegah kerusakan sambungan, sedangkan kekencangan membantu kekuatan dan mencegah kebocoran. Dua metode pengelingan yaitu pengelingan dengan tangan/manual dan pengelingan menggunakan mesin.
  • 3. Jenis Kepala Paku Keling Kepala Paku keling untuk penggunaan umum: Diameter di bawah 12 mm.
  • 4. Kepala Paku keling untuk penggunaan umum: Diameter paku keling dari 12 mm sampai 48 mm.
  • 5. Kepala Paku keling untuk pekerjaan Ketel: Diameter paku keling dari 12 mm sampai 48 mm.
  • 6. Bahan Paku Keling Bahan paku keling untuk tujuan umum dibuat dari bahan baja atau yang ringan dari bahan timah. Jenis Sambungan Keling 1. Sambungan Tempel (lap joint) 2. Sambungan Tumpuk ( Butt joint) 1. Sambungan Tempel (lap joint)
  • 7. 2. Sambungan Tumpuk ( Butt joint)
  • 8.
  • 9. Kegagalan Sambungan Keling Sobek/robek (tarik) plat pada bagian Tepi Sobek/robek (tarik) plat pada bagian Melintang thd Arah Gaya
  • 10. Fig. 8-17. Crushing (desak) of the rivets
  • 11. Efisiensi Sambungan Keling Diameter Paku Keling
  • 12. DESAIN SAMBUNGAN KELING DENGAN BEBAN EKSENTRIK . Desain sambungan keling dengan beban eksentrik dianalisis dan dihitung berdasarkan pada: (1) garis kerja beban tidak melalui pusat sistem paku keling; (2) semua paku keling tidak terbebani secara sama.
  • 13. Beban eksentrik mengakibatkan geseran sekunder yang disebabkan oleh kecenderungan gaya/beban untuk memuntir sambungan terhadap pusat titik berat disamping geseran langsung/primer. P = beban eksentrik pada sambungan e = eksentrisitas beban yaitu jarak antara garis kerja beban dan titik pusat sistem paku keling yaitu G.
  • 14. Prosedur perhitungan: 1. Menentukan sumbu (x dan y) pada gambar desain sambungan paku keling; 2. Menentukan titik berat/pusat gravitasi (G) dari sistem paku keling, x1 . A1 + x2 . A2 + x3 . A3 + … x = ___________________________________________ A1 + A2 + A3 + … y1 . A1 + y2 . A2 + y3 . A3 + … y = ___________________________________________ A1 + A2 + A3 + … 3. Menunjukkan dua gaya P1 dan P2 pada pusat grafitasi G dari sistem paku keling. Gaya-gaya tersebut sama dan berlawanan arah terhadap P;
  • 15. 4. Anggap semua paku keling berdiameter sama, berakibat P1 = P menghasilkan beban geser langsung pada setiap paku keling yang besarnya sama. Beban geser langsung pada setiap paku keling: 5. Akibat P2 = P menghasilkan momen putar sebesar P x e yang cenderung memutar sambungan dari pusat gravitasi G pada sistem paku keling yang searah putaran jam. Momen putar yang bekerja menghasilkan beban sekunder pada setiap paku keling. Beban geser sekunder pada setiap paku keling diperoleh dengan membuat dua asumsi: (1) beban geser sekunder proporsional dengan jarak radial paku keling dari pusat gravitasi sistem paku keling; (2) arah beban geser sekunder tegak lurus terhadap garis singgung pusat paku keling ke pusat gravitasi sistem paku keling; F1, F2, F3, … = beban geser sekunder pada paku keling 1, 2, 3 , dst. l1, l2, l3, ... = jarak radial paku keling 1, 2, 3 dari pusat grafitasi G sistem paku keling. 푃푠 = 푃 푛 , bekerja parallel terhadap beban P
  • 16. 푭ퟏ ∞ 푙1 ; 퐹2 ∞ 푙2 ; 푑푎푛 seterusnya 퐹₁ 퐹₂ 퐹₃ = = = ⋯ 푙₁ 푙₂ 푙₃ 퐹2 = 퐹1. 푙₂ 푙₁ 퐹3 = 퐹1 . 푙₃ 푙₁ Jumlah momen putar eksternal dan jumlah momen putar internal harus sama dengan nol: 푷 . 풆 = 푭ퟏ. 풍ퟏ + 푭ퟐ. 풍ퟐ + 푭₃. 풍ퟑ + … = 푭ퟏ. 풍ퟏ + 푭ퟏ. 풍₂ 풍₁ . 풍ퟐ + 푭ퟏ . 풍ퟑ 풍₁ . 풍ퟑ + … = 푭₁ 풍₁ (풍ퟏ² + 풍ퟐ² + 풍ퟑퟐ + …) Arah gaya-gaya tersebut menyudut ke kanan dari garis temu/sambung terhadap pusat gravitasi sistem paku keling
  • 17. Beban geser primer dan sekunder dapat dijumlahkan secara vektor untuk menentukan beban resultan R pada setiap paku keling, atau dengan rumus: Beban geser (resultan) maksimum yg terjadi pada paku keling 풕풆풓풅풆풌풂풕 풅풆풏품풂풏 풂풓풂풉 풌풆풓풋풂 풃풆풃풂풏, sehingga ukuran (diameter) paku keling didasarkan pada paku keling tersebut, melalui hubungan rumus berikut, 풇풔 = 푹 흅 ퟒ 풅ퟐ → 푓푠 = tegangan geser paku keling 푅 = beban resultan yang bekerja pada paku keling 푑 = diameter paku keling 푹 = 푭ퟐ + 푷풔 ퟐ + ퟐ 푭. 푷풔 . 퐜퐨퐬 휽 휽 = sudut antara garis beban geser primer dan garis beban geser sekunder
  • 18. Contoh soal 1: Sebuah sambungan keling - lap dibebani secara eksentrik dirancang untuk sebuah siku baja sebagaimana gambar di bawah. Plat siku tebalnya 25mm. Seluruh paku keeling berukuran diameter sama. Beban pada siku 5000kg, jarak antar paku keling 10cm, lengan beban 40cm. Tegangan geser ijin 650kg/cm² dan tegangan desak (chrushing) 1200kg/cm². Tentukan ukuran (diameter) paku keeling yang digunakan untuk sambungan!
  • 19.
  • 20. 1. Titik berat pada sumbu x dan sumbu y dari sistem sambungan paku keling, 푥 = 푥1 + 푥2 + 푥3 + 푥4 + 푥5 + 푥6 + 푥7 푛 푥 = 0 + 10 + 20 + 20 + 20 + 0 + 0 7 풙 = ퟏퟎ cm (sebelah kanan sumbu 푦) 푦 = 푦1 + 푦2 + 푦3 + 푦4 + 푦5 + 푦6 + 푦7 푛 푦 = 20 + 20 + 20 + 10 + 0 + 0 + 10 7 풚 = ퟏퟏ, ퟒퟑ cm (sebelah atas sumbu 푥} 2. Beban geser langsung pada setiap paku keling, 푃푠 = 푃 푛 = 5000 7 = 714,3 kg 3. Momen putar (eksternal) yang dihasilkan oleh beban P secara eksentrik, 푀 = 푃 . 푒 = 5000 x 40 = 200.000 kgcm
  • 21. 4. Kesetimbangan momen eksternal dan momen internal sistem sambungan keling, 푷 . 풆 = 푭₁ 풍₁ ퟐ+ 풍ퟐ (풍ퟏ ퟐ + 풍ퟑ ퟐ + 풍ퟒ ퟐ + 풍ퟔ ퟐ + 풍ퟓ ퟐ + 풍ퟕ ퟐ) ퟐퟎퟎ. ퟎퟎퟎ = 푭ퟏ ퟏퟑ, ퟏퟕ (ퟏퟑ, ퟏퟕퟐ + ퟏퟑ, ퟏퟕퟐ + ퟖ, ퟓퟕퟐ + ퟏퟎ, ퟏퟐ + ퟏퟓ, ퟐퟐ + ퟏퟎ, ퟏퟐ + ퟏퟓ, ퟐퟐ) ퟐퟎퟎ. ퟎퟎퟎ 퐱 ퟏퟑ, ퟏퟓ = 푭ퟏ 퐱 ퟏퟎퟖퟔ, ퟔ 푭ퟏ = ퟐퟎퟎ. ퟎퟎퟎ 퐱 ퟏퟑ, ퟏퟓ ퟏퟎퟖퟔ, ퟔ = ퟐퟒퟐퟎ 퐤퐠. 푭ퟐ = 푭ퟏ. 풍₂ 풍₁ = ퟐퟒퟐퟎ x ퟖ,ퟓퟕ ퟏퟑ,ퟏퟕ = ퟏퟓퟕퟓ 퐤퐠 푭ퟑ = 푭ퟏ = 2420 kg 푭ퟒ = 푭ퟏ. 풍ퟒ 풍ퟏ = ퟐퟒퟐퟎ x ퟏퟎ,ퟏ ퟏퟑ,ퟏퟕ = ퟏퟖퟓퟓ 퐤퐠 푭ퟓ = 푭ퟏ. 풍ퟓ 풍₁ = ퟐퟒퟐퟎ x ퟏퟓ,ퟐ ퟏퟑ,ퟏퟕ = ퟐퟕퟗퟑ 퐤퐠 푭ퟔ = 푭ퟓ = 2793 kg 푭ퟕ = 푭ퟒ = 1856 kg
  • 22. 5. Dengan menggambarkan gaya-gaya geser langsung dan sekunder pada setiap paku keling, terlihat bahwa paku keling 3 dan 4 yang paling terbebani: 6. Sudut antara gaya langsung dan gaya sekunder dari dua paku keling (3 dan 4) tersebut, secara geometri gambar, diperoleh: cos θ3 = 10 푙3 = 10 13,17 = 0,76 cos θ4 = 10 푙4 = 10 10,1 = 0,99 7. Beban resultan maksimum pada paku keling 3: 2 + 푃푠 푅 = 퐹3 2 + 2 퐹3 푃푠 cos 휃3 푅 = 24202 + 714,32 + 2 x 2420 x 714,3 x 0,76 = 3000 kg
  • 23. Beban resultan maksimum pada paku keling 4: 2 + 푃푠 푅 = 퐹4 2 + 2 퐹4 푃푠 cos 휃4 푅 = 18562 + 714,32 + 2 x 1856 x 714,3 x 0,99 = 2565 kg Beban geser (resultan) maksimum terjadi pada paku keling ퟑ. 8. Diameter paku keling diperoleh melalui hubungan rumus, 흅 ퟒ 풅ퟐ 풇풔 = 푹ퟑ 푑2 = 4 푅3 휋 푓푠 = 4 x 3000 3,14 x 650 = 5,88 ∴ 푑 = 5,88 = ퟐ, ퟒퟐ 퐜퐦 = ퟐퟒ, ퟐ 퐦퐦
  • 24. Soal 2 : Sebuah siku dikeling pada sebuah kolom dengan 6 paku keling yang berukuran sama sebagaimana gambar berikut. Siku tersebut membawa beban 60 kN pada jarak 200 mm dari pusat kolom. Jika tegangan geser maksimum dalam paku keling 150 N/mm², tentukan diameter paku keling!
  • 25.
  • 26. Soal 3: Sebuah siku dikeling pada sebuah kolom dengan 6 paku keling yang berukuran sama sebagaimana gambar di bawah, membawa beban 10 ton pada jarak 25 cm dari pussat kolom. Jika tegangan geser maksimum dalam paku keling 630 kg/cm², tentukan diameter paku keling!
  • 27. Soal 4: Sebuah siku disambung menggunakan 4 paku keling berukuran sama sebagaimana gambar berikut. Tentukan diameter paku keling jika tegangan geser maksimum 140 N/mm² !