bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
IPS - SEJARAH "pengaruh kebijakan pendudukan jepang"
1. IPS - SEJARAH
Mendiskripsikan Perang Dunia ke-2 termasuk
pendudukan Jepang serta pengaruhnya terhadap
keadaan Ekonomi, Sosial dan politik di Indonesia
Indikator 3 :
Menjelaskan Pengaruh Kebijakan pemerintah
pendudukn jepangterhadap Kehidupan Ekonomi,
Sosial, Politik dan Pergerakan kebangsaan Indonesia
4. Pengaruh Kebijakan Pemerintah Pendudukan Jepang
Pendudukan Jepang di Indonesia memengaruhi di berbagai bidang
kehidupan,
yakni di bidang politik, ekonomi, militer, sosial budaya.
Bidang Politik
Pada masa kedudukan Jepang, kegitan politimk
berupa Oranisasi dilarang keras. Semua
Organisasi perjuangan dibubarkan. Upaya
jepang dalam memperkuat kedudukannya salah
satunya mendekati tokoh nasionalis yaitu K.H.
Mas Mansur denga cara tidak membubarkan
organisasi MIAI dengan syarat agar umat islam
tidak melakukan kegiatan yang bersifat politik.
Jepang juga mendekati kaum nasionalis skuler
dengan cara melakukan kerja saama dengan
Mr. Samsudin untuk membentuk Gerakan Tiga
A. nama gerakan ini bila dijabarkan menjadi
semboyan jepang yaitu “Nippon Cahaya Asia,
Nippon Pelindung Asia, Nippon Pemimpin Asia”
5. Bidang Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyaraakat saat pendudukan jepang sangat
menderita. Ekonomi raakyat menjadi lumpuh dan berganrti menjadi ekonomi
perang sejak sistem bumi hangus hindia belanda.
Awalnya jepang membenasi sarana prasarana umum (seperti jembatan,
jalan, dan komunikasi) kemudian jepang menyita seluruh kekayaan (seperti bank,
pabrik, perkebunan, dll) sebegai perbekalan perang .
Kebijakan ekonomi ini digunakan untuk mencukupi kebutuhan perang.
Misalnya menggantikan perkebunan the, kopi, dnan tembakau sebagai
perkebunan penghasil pangan sbg perbekalan.
6. Bidang Ekonomi
Cara jepang dalam memeras kekayaan Indonesia adalah :
1) Petani wajib menyetorkan hasil tani padi dan jagung. Hal ini menyebabkan
kelaparan
2) Penebangan hutan besar-besaran sebagai bahan senjata. Hal ini menyebabkan
adanya bencana alam
3) Perkebunan yang tidak ada kaitannya dengan kebutuhan perang (seperti
tembakau, kopi, teh) dihilangkan. Hal ini menyebabkan kemiskinan
4) Penyerahan hewan ternakuntuk disembelih besar-besaraan membuat petani
menderita karena kehilangan alat pembajak.
Pihak jepang member 2 tugas waajib untuk pulau jawa, yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan sendiri untuk bertahan
2) Mengusahakan kepentingan untuk berperang
7. Bidang Ekonomi
Dengan dua tugas inilah maka serta kekayaan pulau Jawa menjadi korban dari
sistem ekonomi perang pemerintah pendudukan Jepang.
Pihak jepang juga membujuk orang Indonesia agar mau dikerjakan secara paksa
(Romusha). Mereka mengatakan pada orang Indonesia bahwa pekerjaan itu
sangat mulia dan sebagai penolong bangsa mereka di zaman ini. Namun jika
mereka tidak dapat dibujuk maka akan dipaksa untuk kut. Akibat adanya
romunsha adalah semakin menipisnya jumlah pria dalam suatu kampong . banyak
pekerja yang terbengkalai, bahkan banyak yang tidak kembali lagi ke kampong
dikarenakan mati sengsara atau dibunuh tentara jepang. Hal ini semakin membuat
mental bangsa Indonesia menjadi ketakutan.
10. Bidang Militer
Perang Asia Pasifik sudah meluas di Asia Tenggara dan Asia Timur serta Pasifik.
Untuk keperluan tersebut Jepang memerlukan bantuan tenaga dari bangsa
Indonesia. Untuk itu dibentuklah organisasi-organisasi militer maupun semi militer
berikut ini:
1) Seinendan (Barisan Pemuda)
Seinendan merupakan organisasi semi militer yang dibentuk secara resmi tanggal
29 April 1943. Anggotanya terdiri atas pemuda usia 14-22 tahun. Mereka dilatih
militer untuk mempertahankan diri maupun penyerangan. Tujuan pembentukan
Seinendan yang sebenarnya adalah agar Jepang memperoleh tenaga cadangan
untuk memperkuat pasukannya dalam Perang Asia Pasifik.
12. Bidang Militer
2) Keibodan (Barisan Pembantu Polisi)
Keibodan merupakan organisasi semi militer yang dibentuk pada tanggal 29 April
1943. Anggotanya terdiri atas para pemuda usia 23 – 25 tahun. Tugas Keibodan
adalah sebagai pembantu polisi dalam yang bertugas antara lain menjaga lalu
lintas, pengamanan desa, sebagai mata-mata, dan lain-lain. Jadi keibodan ini selain
untuk memperkuat kewaspadaan dan disiplin masyarakat juga untuk politik pecah
belah. Keibodan mendapat pengawasan ketat dari tentara Jepang karena untuk
menghindari pengaruh dari kaum nasionalis dalam badan ini. Di seluruh pelosok
tanah air sudah dibentuk Keibodan walaupun namanya berbeda, antara lain di
Sumatera disebut Bogodan sedangkan di Kalimantan disebut Borneo Konen
Hokukudan.
14. Bidang Militer
3) Fujinkai (Barisan Wanita)
Fujinkai dibentuk pada bulan Agustus 1943. Anggotanya terdiri atas wanita yang
berumur 15 tahun ke atas. Tugas Fujinkai adalah ikut memperkuat pertahanan
dengan cara mengumpulkan dana wajib berupa perhiasan, hewan ternak, dan
bahan makanan untuk kepentingan perang.
16. Bidang Militer
4) Heiho (Pembantu Prajurit Jepang)
Heiho merupakan organisasi militer resmi yang dibentuk pada bulan April 1945.
Anggotanya adalah para pemuda yang berusia 18 – 25 tahun. Heiho merupakan
barisan pembantu kesatuan angkatan perang dan dimasukkan sebagai bagian dari
ketentaraan Jepang. Heiho dijadikan sebagai tenaga kasar yang dibutuhkan dalam
peperangan misalnya memindahkan senjata dan peluru dari gudang ke atas truk,
serta pemeliharaan senjata lain-lain. Sampai berakhirnya masa pendudukan
Jepang jumlah anggota Heiho mencapai 42.000 orang. Prajurit Heiho juga dikirim
ke luar negeri untuk menghadapi pasukan Sekutu antara lain ke Malaya (Malaysia),
Birma (Myanmar), dan Kepulauan Salomon.
18. Bidang Militer
5) Syuisyintai (Barisan Pelopor)
Syuisyintai diresmikan pada tanggal 25 September 1944. Syuisyintai ini dipimpin
oleh Ir. Soekarno yang dibantu oleh Oto Iskandardinata, R.P. Suroso, dan Dr.
Buntaran Martoatmojo. Barisan pelopor memiliki kekuatan satu batalyon di tiap
kota atau kabupaten, menyiapkan pemuda-pemuda dewasa untuk gerakan
perlawanan rakyat. Latihan-latihannya ditekankan pada semangat kemiliteran.
20. Bidang Militer
6) Jawa Hokokai (Perhimpunan Kebaktian Rakyat Jawa)
Jawa Hokokai diresmikan pada tanggal 1 Maret 1944. Jawa Hokokai merupakan
organisasi resmi pemerintah dan langsung di bawah pengawasan pejabat Jepang.
Pimpinan tertinggi dipegang oleh Guneseikan (Kepala / pemerintahan militer yang
dijabat kepala staf tentara). Keanggotaan Jawa Hokokai adalah para pemuda yang
berusia minimal 14 tahun. Tugas Jawa Hokokai adalah menggerakkan rakyat guna
mengumpulkan pajak, upeti, dan hasil pertanian rakyat.
22. Bidang Militer
7) PETA (Pembela Tanah Air)
PETA dibentuk pada tanggal3 Oktober 1944 atas usul Gotot Mangkupraja kepada
Letjend. Kumakici Harada (Panglima Tentara ke-16). PETA di Sumatera dikenal
dengan Gyugun. Pembentukan PETA ini berbeda dengan organisasi lain bentukan
Jepang. Anggota PETA terdiri atas orang Indonesia yang mendapat pendidikan
militer Jepang. PETA bertugas mempertahankan tanah air Indonesia. PETA
merupakan tentara garis kedua. Di Jawa dibentuk 50 batalion PETA. Jabatan
komando batalion dipegang oleh orang Indonesia tetapi setiap komandan ada
pelatih dan penasihat Jepang. Tokoh-tokoh PETA yang terkenal antara lain
Supriyadi, Jenderal Sudirman, Jenderal Gatot Subroto, dan Jenderal Ahmad Yani.
Pergerakan massa rakyat dalam organisasi-organisasi di atas telah mendorong
rakyat memiliki keberanian, sikap mental untuk menentang penjajah, pemahaman
terhadap kemerdekaan maupun sikap mental yang mengarah pada terbentuknya
nasionalisme.
24. Bidang Sosial Budaya
Salah satu kebijakan yang ada pada waktu itu adalah pembagian kelas masyarakat.
Masyarakat hanya dibedakan menjadi “saudara tua”(Jepang) dan “saudara
muda”(Indonesia). Sedangkan penduduk Timur asing, termasuk keturunan Cina.
Hal ini dikarenakan bangsa Cina telah mempersulit untuk mewujudkan cita-cita
bangsa Jepang. Yaitu Bangsa Indonesia hanya untuk Jepang.
Jepang juga mengeluarkan berbagai kebijakan sosial seperti :
1. Pembentukan RT. Untuk mempermudah pengawasan Jepang terhadap pekerjaan
yang akan dilaksanakan oleh orang Indonesia maka jepang embentuk RT. Hal ini
juga dilakukan agar masyarakat dapat bersosialisasi atas sesama tetangga.
2. Romusha. Romusha adalah pengerahan kerja paks yang akan dilakukan oleh orang
dari tiap desa untuk mengabdi pada Jepang din daerah pertempurannya. Awalnya
Romusha hanyalah kerja sukarela, namun setelah berkembangnya daeraah
peperangan Jepang, maka pihak Jepang mengharuskan beberapa orang dari
masing-masing Desa untuk bekerja.
25. Bidang Sosial Budaya
3. Pendidikan pada masa penjajahan Jepang mengalami perubahan. Adanya sekolah
dasar (Gokumin Gakko) yang diperuntukkan semua anak tanpa membedakan
status sosialnya selama 6 tahun. Lalu sekolah menengah dibedakan menjdi dua,
yaitu SMP(Shoto Chu Gakko) dan SMA (Chu Gakko). Namun pada saat tu Jepang
tidak mengadakan tingkat Perguruan Tinggi, hanya saja ada Sekolah Tinggi
Kedokteran (Ika Dai Gakko)
4. Pada saat Jepang memasuki Indonesia, maka Terciptalah larangan menggunakan
Bahasa Belanda. Maka hilanglah Bahasa Belanda sebagai bahasa pergaulan seharihari, bahkan poster yang bertebaran di seluruh kota yang menggunakan bahasa
Belanda telah dilepaskan. Bahasa Belanda digaantikan menjadi bahasa Jepang,
namun karna Jepang baru memasuki Indonesia, tidak banyak orang bisa berbahasa
Jepaang maka diperbolehkanlah Bahasa Indonesia menjadi bahasa sehari-hari.
Sejak saat itu maka banyak lahir karya tulis sastra indonesia. Dengan demikian
bangsaa Jepang telah memberikan kebebasan pada bangsa Indonesia supaya
menjadikan bahasa komunikasi hingga penjuru tanah air.
26. Ananda Riski Tarigan
Fauzi E$ffendi Haris
Wahyu Tri Sejati
Wulan Aprilia Kinanthi
Zyahdo Nikri Jofalo
(08)
(21)
(22)
(23)
(28)
SEKIAN DAN TERIMA
KASIH