2. KERAJAAN SAMUDRA PASAI
Dari catatan perjalanan Marcopolo, yang
menerangkan bahwa ia pernah singgah di daerah
pantai ujung utara pulau sumatra yang bernama
kerajaan samudera yang beribukota di Pasai
Catatan Ibn Batuttah, utusan dari Dehi (india) yang
pernah singgah di samudera pasai dalam perjalanan
pulang dan pergi ke Cina
3. KERAJAAN SAMUDRA PASAI
Dari beberapa bukti sejarah, diketahui beberapa raja
yang pernah memerintah di Kerajaan Samudra
Pasai. Di antaranya Meurah Noe atau juga dikenal
Sultan Nazimuddin al-Kamil 1238 M sebagai
pendiri kerajaan, Sultan Malikul Saleh (Meurah
Silu) 1285-1297 M, Sultan Malikul Thahir
(1297-1326) dan Sultan Ahmad Perumadal Peruma
(Malikul Thahir II)
Kerajaan Samudra Pasai mengalami perkembangan
dibidang bilateral dengan kesultanan Delhi (india)
pada masa pemerintahan Sultan Muhammad yang
bergelar Sultan Malik al-Tahir.
4. KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA
DI KERAJAAN SAMUDRA PASAI
Ekonom i Perdagangan, hasil bumi berupa Lada
Pelabuhan persinggahan (transito)
Sosial, Budaya
Sebagai pelabuhan transito, kehidupan sosial
di Pasai menjadi bercampur antara penduduk
asli, para pedagang dari timur tengah dan
india. Mayoritas masyarakat beragama islam
sehingga di pasai diberlakukan hukum islam
sehingga dijuluki “daerah serambi mekah“
sampai sekarang
5. KEHIDUPAN EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA
DI KERAJAAN SAMUDRA PASAI
Kesultanan Pasai akhirnya runtuh setelah
ditaklukkan oleh Portugal tahun 1521 yang
sebelumnya telah menaklukan Melaka tahun
1511, dan kemudian tahun 1524 wilayah Pasai
sudah menjadi bagian dari kedaulatan
Kesultanan Aceh.
6.
7.
8.
9. Lonceng Cakra Donyo
Lonceng Ini merupakan
suatu bukti peradaban
kerajaan samudra pasai,
Yang berarti, terdapat
nilai kemanusiaan yang
adil dan beradab,
Dalam Kerajaan
Samudra Pasai
10. 2. Majapahit dan Islam
Adanya kerajaan Islam tidak membuat masalah bagi Majapahit.
Pedagang – pedagang dari Majapahit banyak yang datang ke
Samudra Pasai dan di pelabuhan – pelabuhan Tuban dan Gresik
banyak pula pedagang Islam dari India yang dari Samudra Pasai.
Menurut cerita, di Majapahit itu ada seorang puteri Islam disebut
Puteri Cempa. Puteri ini adalah permaisuri dari salah seorang
Raja Majapahit. Majapahit bersikap penuh toleransi terhadap
Islam, terbukti banyak makam – makam Islam di desa Trowulan.
Hal ini menunjukkan bahwa dalam pertengahan abad 13 Islam
di Majapahit bukanlah sesuatu yang baru saja masuk
melainkan sesuatu yang sudah biasa