Dokumen tersebut membahas tentang sejarah Nusantara mulai dari konsep Nusantara, kerajaan-kerajaan Hindu dan Budha di Nusantara, serta penyebaran agama Islam di Nusantara. Kerajaan-kerajaan tersebut meliputi Sriwijaya, Majapahit, Demak, hingga berdirinya kerajaan-kerajaan Islam di berbagai wilayah Nusantara. Agama Islam mulai masuk ke Nusantara pada abad ke-7 melalui jalur
4. SEJARAH NUSANTARA
Secara etimologi, kata ”NUSANTARA” tersusun dari dua kata
NUSA ANTARA
”NUSA” dalam bahasa Sanskerta
berarti pulau atau kepulauan.
dalam bahasa Sanskerta, kata ”ANTARA”
dapat diartikan sebagai laut,seberang,
atau luar (sebagaimana pemaknaan dalam
Sumpah Palapa Patih Gadjah Mada
di Kerajaan Majapahit).
Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”ANTARA”
mempunyai makna, yaitu antar (antara),
relasi, seberang, dan laut.
5. Melihat dari segi sejarah, kata “nusantara” pertama kali tertulis dalam literatur berbahasa
Jawa sekitar abad ke-12 sampai 16.Penggunaan kata “nusantara” semakin dikenal ketika Patih
Amangkubumi Kerajaan Majapahit, Gadjah Mada mengucapkan kata ini dalam Sumpah Palapa
pada tahun 1258 Saka (1336 M).
Dia Gajah Mada Patih Amangkubumi tidak ingin melepaskan puasa.
Ia Gajah Mada, "Jika telah mengalahkan Nusantara,saya (baru akan) melepaskan puasa.
Jika mengalahkan Gurun, Seram, Tanjung Pura, Haru, Pahang, Dompo, Bali, Sunda, Palembang,
Tumasik, demikianlah saya (baru akan) melepaskan puasa".
6. Belakangan ini baru diketahui bahwa kebanyakan sejarawan Indonesia percaya bahwa
konsep kesatuan Nusantara bukanlah pertama kali dicetuskan oleh Gajah Mada dalam
Sumpah Palapa pada tahun 1336, melainkan dicetuskan lebih dari setengah abad lebih awal
oleh Kertanegara pada tahun 1275. Sebelumnya dikenal konsep dwipantara yang
dicetuskan oleh Kertanegara, raja Singhasari. Dwipantara adalah kata dalam bahasa
Sanskerta untuk "kepulauan antara", yang maknanya sama persis dengan Nusantara, karena
"dwipa" adalah sinonim "nusa" yang bermakna "pulau"
Kitab Negara kertagama mencantumkan wilayah-wilayah "Nusantara", yang pada masa
sekarang dapat dikatakan mencakup sebagian besar wilayah modern Indonesia (Sumatra,
Kalimantan, Nusa Tenggara, sebagian Sulawesi dan pulau-pulau di sekitarnya, sebagian
Kepulauan Maluku, dan Papua Barat) ditambah wilayah Malaysia, Singapura, Brunei dan
sebagian kecil Filipina bagian selatan, hal demikian juga selaras dengan pernyataan tokoh
pahlawan nasional indonesia Eduard Douwes Dekker (1879-1950) beliau menyatakan “NUSA
(kepulauan) di ANTARA dua benua (benua ASIA dan Australia) dan disebrangi oleh dua samudra
(samudra hindia dan pasifik)”
7.
8.
9. KRONOLOGI KERAJAAN HINDU BUDHA DI NUSANTARA
101 M
Penempatan Lembah Bujang yang menggunakan aksara
Sanskrit Pallava membuktikan hubungan dengan India di Sungai
Batu
150 M
Kerajaan Salakanagara, berdasarkan Naskah Wangsakerta -
Pustaka Rajyarajya i Bhumi Nusantara (yang disusun sebuah
panitia dengan ketuanya Pangeran Wangsakerta) diperkirakan
merupakan kerajaan paling awal yang ada di Nusantara.
Kerajaan-kerajaan di asia tenggara telah melakukan hubungan
dagang dengan India. Hubungan dagang ini mulai intensif
pada abad ke-2 M. Memperdagangkan barang-barang dalam
pasaran internasional misalnya: logam mulia, perhiasan,
kerajinan, wangi-wangian, obat-obatan hubungan dagang ini
memberi pengaruh yang besar dalam masyarakat Indonesia,
terutama dengan masuknya ajaran Hindu dan Budha
300 M
10. 400 M
692 M
500 M
Pada fase ini mulai banyak tumbuh kerajaan kerajaan hindu budha di
berbagi daerah nusantara sampai kepada puncaknya salah satu kerajaan
Budha di Indonesia yaitu Sriwijaya tumbuh dan berkembang menjadi pusat
perdagangan yang dikunjungi oleh pedagang Arab, Parsi, dan Tiongkok. Yang
diperdagangkan antara lain tekstil, kapur barus, mutiara, rempah-rempah,
emas, perak. Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Semenanjung
Malaya, Kamboja, dan Jawa. Sriwijaya juga menguasai jalur
perdagangan Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut China Selatan. Dengan
penguasaan ini, Sriwijaya mengontrol lalu lintas perdagangan
antara Tiongkok dan India, sekaligus menciptakan kekayaan bagi kerajaan.
1292 M
Musafir Venesia, Marco Polo singgah di bagian utara Sumatera dalam
perjalanan pulangnya dari Tiongkok ke Persia melalui laut. Marco Polo
berpendapat bahwa Perlak merupakan sebuah kota Islam.
Raden Wijaya, atas izin Jayakatwang, membuka hutan tarik menjadi
permukiman yang disebut Majapahit. Nama ini berasal dari pohon
Maja yang berbuah pahit di tempat ini
11. Raden Wijaya memanfaatkan tentara Mongol untuk
menggulingkan Jayakatwang di Kediri. Memukul mundur tentara
Mongol, lalu ia naik takhta sebagai raja Majapahit pertama pada
12 November
Kota Majapahit menjadi pusat kemaharajaan yang pengaruhnya
membentang dari Sumatera ke Papua, kecuali Sunda dan Madura.
Kawasan urban yang padat dihuni oleh populasi yang kosmopolitan
dan menjalankan berbagai macam pekerjaan. Kitab
Negarakertagama menggambarkan keluhuran budaya Majapahit
dengan cita rasa yang halus dalam seni, sastra, dan ritual
keagamaan
1293 M
1345 - 1346 M
Musafir Maroko, Ibn Battutah melewati Samudra dalam
perjalanannya dari Tiongkok. Diketahui juga bahwa Samudra
merupakan pelabuhan yang sangat penting, tempat kapal-kapal
dagang dari India dan Tiongkok. Ibn Battuta mendapati bahwa
penguasa Samudra adalah seorang pengikut Mahzab Syafi'i salah
satu ajaran dalam Islam.
12. 1350 - 1389 M
Puncak kejayaan Majapahit dibawah pimpinan raja Hayam
Wuruk dan patihnya Gajah Mada. Majapahit menguasai
seluruh kepulauan di asia tenggara bahkan jazirah Malaya
sesuai dengan "Sumpah Palapa" yang menyatakan bahwa
Gajah Mada menginginkan Nusantara bersatu.
Majapahit runtuh akibat serangan Demak. Kota ini berangsur-
angsur ditinggalkan penduduknya, tertimbun tanah, dan menjadi
hutan jati
1478 M
Pajajaran, ibukota Kerajaan Hindu terakhir di pulau Jawa
dihancurkan oleh Kesultanan Banten
1570 M
13. Salakanagara (130-362)
Tarumanagara (358–669)
Kutai (abad ke-4)
Kendan (536–612)
Galuh (612-1528)
Kalingga (abad ke-6 sampai ke-7)
Sriwijaya (abad ke-7 sampai ke-13)
Sailendra (abad ke-8 sampai ke-9)
Kanjuruhan (abad ke-8)
Kerajaan Medang (752–1006)
Kerajaan Kahuripan (1006–1045)
Kediri (1045–1221)
Dharmasraya (abad ke-12 sampai ke-14)
Singhasari (1222–1292)
Majapahit (1293–1500)
Malayapura (abad ke-14 sampai ke-15)
Kerajaan padjajaran Sunda (932–1579)
NAMA NAMA 17 KERAJAAN HINDU BUDHA DARI AWAL SAMPAI AKHIR ABAD 16
14.
15. SEJARAH ISLAM MASUK KE NUSANTARA
Pada masa kedatangan agama Islam, penyebaran agama Islam dilakukan oleh para
pedagang Arab dibantu oleh para pedagang Persia dan India. Abad ke 7 / 674 Masehi
merupakan awal kedatangan agama Islam. Pada masa ini, baru sebagian kecil penduduk
yang bersedia menganutnya karena masih berada dalam kekuasaan raja-raja Hindu-Budha.
Dalam hal ini disebutkan bahwa wilayah Indonesia yang pertama kali menerima pengaruh
Islam adalah daerah pantai Sumatera Utara atau wilayah Samudra Pasai.
Wilayah Samudra Pasai merupakan pintu gerbang menuju wilayah Indonesia lainnya.
Dari Samudra Pasai, melalui jalur perdagangan agama Islam menyebar ke Malaka dan
selanjutnya ke Pulau Jawa.
16. Sejarah masuknya Islam ke Indonesia dan proses penyebarannya berlangsung dalam
waktu yang lama yaitu dari abad ke 7 sampai abad ke 16 Masehi. Selama masa itu, para
pedagang dari Arab, Gujarat, dan Persia makin intensif menyebarkan Islam di daerah
yang mereka kunjung terutama di daerah pusat perdagangan. Di samping itu, para
pedagang Indonesia yang sudah masuk Islam dan para Mubaligh Indonesia juga ikut
berperan dalam penyebaran Islam di berbagai wilayah Indonesia. Akibatnya, pengaruh
Islam di Indonesia makin bertambah luas di kalangan masyarakat terutama di daerah
pantai.
Pada tahun 1500, Demak berdiri sebagai kerajaan Islam pertama di Jawa.
Berkembangnya kerajaan Demak sebagai kerajaan Islam ini kemudian disusul berdirinya
Kesultanan Banten dan Kesultanan Cirebon. Di luar Jawa juga banyak berkembang
kerajaan yang bercorak Islam seperti Kesultanan Ternate, Kesultanan Gowa, dan
kesultanan Banjar. Melalui kerajaan-kerajaan bercorak Islam itulah, agama Islam makin
berkembang pesat dan tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Agama Islam tidak hanya
dianut oleh penduduk di daerah pantai saja, tetapi sudah menyebar ke daerah-daerah
pedalaman.
17. Pada awal abad ke 15, kerajaan Majapahit mengalami kemerosotan, bahkan pada
tahun 1478 mengalami keruntuhan. Banyak daerah yang berusaha melepaskan
diri dari kerajaan Majapahit, kondisi politik inilah yang dimanfaatkan oleh
kerajaan islam demak untuk melakukan ekspansi penyebaran agama islam yang
pada akhirnya kerajaan majapahit dapat ditaklukan oleh kerajaan demak,
ALUR PENYEBARAN AGAMA ISLAM DI NUSANTARA
1.Jalur perdagangan
2.Proses perkawinan
3.Proses berdakwah
4.Jalur pendidikan
5.Jalur seni budaya
6.Kondisi politik kerajaan hindu budha pada saat itu
7.proses tasawuf, penyebaran Islam dilakukan dengan menyesuaikan pola pikir
masyarakat yang masih berorientasi pada ajaran agama Hindu dan Budha
18. ALASAN AJARAN ISLAM DAPAT MUDAH DITERIMA DIMASYRAKAT NUSANTARA
1.Syarat masuk Islam sangat mudah karena seseorang dianggap telah masuk Islam jika ia telah
mengucapkan kalimah syahadat.
2.Pelaksanaan ibadah sederhana dan biayanya murah.
3.Agama Islam tidak mengenal pembagian kasta sehingga banyak kelompok masyarakat yang
masuk Islam karena ingin memperoleh derajat yang sama.
4.Aturan-aturan dalam Islam bersifat fleksibel dan tidak memaksa.
5.Agama Islam yang masuk dari Gujarat, India mendapat pengaruh Hindu dan tasawuf sehingga
mudah dipahami.
6.Penyebaran agama Islam di Indonesia dilakukan secara damai tanpa kekerasan dan disesuaikan
dengan kondisi sosial budaya yang ada.
7.Runtuhnya kerajaan Majapahit pada akhir abad ke 15 yang memudahkan penyebaran Islam
tanpa ada pembatasan dari otoritas kerajaan Hindu-Budha.
19. KERAJAAN KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI NUSANTARA
1.Kerajaan Jeumpa
2.Kesultanan Peureulak
3.Kesultanan Samudera Pasai
4.Kesultanan Lamuri
5.Kerajaan Pedir
6.Kerajaan Daya
7.Kerajaan Linge
8.Kesultanan Aceh
9.Kerajaan Malayu Tambayung (abad 6 akhir)
10.Kesultanan Indrapura
11.Kerajaan Pasaman
12.Kerajaan Pagaruyung
13.Kerajaan Siguntur
14.Kerajaan Sungai Pagu
15.Kerajaan Pulau Punjung
16.Kerajaan Jambu Lippo
17.Kerajaan Koto Anau
18.Kerajaan Bungo Setangkai
KERAJAAN KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI SUMATRA
20. KERAJAAN KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI JAWA
1.Kesultanan Cirebon (1552 - 1677)
2.Kesultanan Demak (1500 - 1550)
3.Kesultanan Banten (1524 - 1813)
4.Kesultanan Pajang (1568 - 1618)
5.Kesultanan Mataram (1586 - 1755)
KERAJAAN KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI MALUKU
1.Kesultanan Ternate (1257)
2.Kesultanan Tidore (1110 - 1947)
3.Kesultanan Jailolo
4.Kesultanan Bacan
5.Kerajaan Loloda
6.Kerajaan Tanah Hitu (1470-1682)
7.Kerajaan Iha
8.Kerajaan Honimoa/ Siri Sori
9.Kerajaan Huamual
21. KERAJAAN KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI KALIMANTAN
1.Kesultanan Pasir (1516)
2.Kesultanan Banjar (1526-1905)
3.Kesultanan Kotawaringin
4.Kerajaan Pagatan (1750)
5.Kesultanan Sambas (1671)
6.Kesultanan Kutai Kartanegara ing Martadipura
7.Kesultanan Berau (1400)
8.Kesultanan Sambaliung (1810)
9.Kesultanan Gunung Tabur (1820)
10.Kesultanan Pontianak (1771)
11.Kerajaan Tidung
12.Kesultanan Bulungan (1731)
KERAJAAN KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI SULAWESI
1.Kesultanan Gowa (awal abad ke-16 - 1667)
2.Kesultanan Buton (1332 - 1911)
3.Kesultanan Bone (abad 17)
4.Kerajaan Banggai ([abad 16)]
22. KERAJAAN KERAJAAN ISLAM YANG ADA DI PAPUA
1.Kerajaan Waigeo
2.Kerajaan Misool/Lilinta (marga Dekamboe)
3.Kerajaan Salawati (marga Arfan)
4.Kerajaan Sailolof/Waigama (marga Tafalas)
5.Kerajaan Fatagar (marga Uswanas)
6.Kerajaan Rumbati (marga Bauw)
7.Kerajaan Atiati (marga Kerewaindżai)
8.Kerajaan Sekar (marga Rumgesan)
9.Kerajaan Patipi
10.Kerajaan Arguni
11.Kerajaan Wertuar (marga Heremba)
12.Kerajaan Kowiai/kerajaan Namatota
13.Kerajaan Aiduma
14.Kerajaan Kaimana
ADA 62 KERAJAAN ISLAM
YANG TERSEBAR DI BERBAGAI
PENJURU NUSANTARA
23. Bangsa adalah suatu kelompok manusia yang dianggap memiliki identitas bersama,
dan memiliki kesamaan Bahasa,agama,ideology,budaya dan sejarah dan bertempat
di satu wilayah yang sama
Negara adalah sekumpulan orang yang menempati wilayah tertentu dan diorganisasi
oleh pemerintah negara yang sah, yang umumnya memiliki kedaulatan. Negara juga
merupakan suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi
semua individu di wilayah tersebut, dan berdiri secara independent. Syarat primer
sebuah negara adalah memiliki rakyat, memiliki wilayah, dan memiliki pemerintahan
yang berdaulat. Sedangkan syarat sekundernya adalah mendapat pengakuan dari
negara lain
NEGARA
BANGSA
24.
25. x
Nama Indonesia berasal dari berbagai rangkaian sejarah yang
puncaknya terjadi dipertengahan abad ke-19. Catatan masa lalu
menyebut kepulauan di antara Indocina dan Australia dengan aneka
nama, sementara kronik-kronik bangsaTionghoa menyebut kawasan ini
sebagai Nan-hai ("Kepulauan Laut Selatan"). Berbagai catatan kuno
bangsa India menamai kepulauan ini Dwipantara ("Kepulauan Tanah
Seberang"),nama yang diturunkan dari kata dalam bahasa
Sanskerta dwipa (pulau) dan antara (luar, seberang)
Bangsa-bangsa Eropa yang pertama kali datang beranggapan bahwa Asia hanya
terdiri dari orang Arab,Persia, India, dan Tiongkok. Bagi mereka, daerah yang
terbentang luas antara Persia dan Tiongkok semuanya adalah Hindia.
Jazirah Asia Selatan mereka sebut "Hindia Muka" dan daratan Asia Tenggara
dinamai "Hindia Belakang", sementara kepulauan ini memperoleh nama
Kepulauan Hindia (Indische Archipel, Indian Archipelago, l'Archipel Indien)
atau Hindia Timur (Oost Indie, East Indies, Indes Orientales).
26. Nama lain yang kelak juga dipakai adalah "Kepulauan Melayu"
(Maleische Archipel,Malay Archipelago, l'Archipel Malais). Unit politik yang
berada di bawah jajahan Belanda memiliki nama resmi Nederlandsch-
Indie (Hindia Belanda).
Pemerintah pendudukan Jepang 1942-1945 memakai istilah To-Indo (Hindia
Timur) untuk menyebut wilayah taklukannya di kepulauan ini.
Eduard Douwes Dekker (1820-1887), yang dikenal dengan nama samaran Multatuli,
pernah memakai nama yang spesifik untuk menyebutkan kepulauan Indonesia, yaitu
"Insulinde", yang artinya juga "Kepulauan Hindia" (dalam bahasa Latin"insula" berarti
pulau). Nama "Insulinde" ini selanjutnya kurang populer, walau pernah menjadi nama
surat kabar dan organisasi pergerakan di awal abad ke-20.
Pada tahun 1847 di Singapura terbit sebuah majalah ilmiah tahunan, Journal of the Indian
Archipelago and Eastern Asia (JIAEA, BI: "Jurnal Kepulauan Hindia dan Asia Timur"), yang
dikelola oleh James Richardson Logan (1819-1869), seorang Skotlandia yang meraih
sarjana hukum dari Universitas Edinburgh. Kemudian pada tahun 1849 seorang ahli etnologi
bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl (1813-1865), menggabungkan diri sebagai
redaksi majalah JIAEA.
27. Dalam JIAEA volume IV tahun 1850, halaman 66-74, Earl menulis artikel On the Leading
Characteristics of the Papuan, Australian and Malay-Polynesian Nations
("Pada Karakteristik Terkemuka dari Bangsa-bangsa Papua, Australia dan Melayu-
Polinesia"). Dalam artikelnya itu Earl menegaskan bahwa sudah tiba saatnya bagi penduduk
Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu untuk memiliki nama khas (a distinctive name),
sebab nama Hindia tidaklah tepat dan sering rancu dengan penyebutan India yang lain. Earl
mengajukan dua pilihan nama: Indunesia atau Malayunesia ("nesos" dalam bahasa Yunani
berarti "pulau"). Pada halaman 71 artikelnya itu tertulis (diterjemahkan ke Bahasa
Indonesia dari Bahasa Inggris)
" Penduduk Kepulauan Hindia atau Kepulauan Melayu masing-masing akan menjadi
“ Orang Indunesia" atau "Orang Malayunesia"".
Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia (Kepulauan Melayu)
daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab Malayunesia sangat tepat
untuk ras Melayu, Earl sendiri menyatakan memilih nama Malayunesia
(Kepulauan Melayu) daripada Indunesia (Kepulauan Hindia), sebab
Malayunesia sangat tepat untuk ras Melayu,
28. Dalam JIAEA Volume IV itu juga, halaman 252-347, James Richardson Logan menulis artikel
The Ethnology of the Indian Archipelago ("Etnologi dari Kepulauan Hindia"). Pada awal
tulisannya, Logan pun menyatakan perlunya nama khas bagi kepulauan yang sekarang
dikenal sebagai Indonesia, sebab istilah Indian Archipelago ("Kepulauan Hindia") terlalu
panjang dan membingungkan. Logan kemudian memungut nama Indunesia yang dibuang
Earl, dan huruf u digantinya dengan huruf o agar ucapannya lebih baik. Maka lahirlah istilah
Indonesia. Dan itu membuktikan bahwa sebagian kalangan Eropa tetap meyakini bahwa
penduduk di kepulauan ini adalah Indian, sebuah julukan yang dipertahankan karena sudah
terlanjur akrab di Eropa.
Untuk pertama kalinya kata Indonesia muncul di dunia dengan tercetak pada halaman 254
dalam tulisan Logan (dan diterjemahkan ke Bahasa Indonesia):
Pribumi yang mula-mula menggunakan istilah "Indonesia" adalah Suwardi Suryaningrat
(Ki Hajar Dewantara). Ketika dibuang ke negeri Belanda tahun 1913 ia mendirikan sebuah
biro pers dengan nama Indonesische Persbureau. Nama Indonesisch (pelafalan Belanda
untuk "Indonesia") juga diperkenalkan sebagai pengganti Indisch ("Hindia") oleh
Prof.Cornelis van Vollenhoven (1917). Sejalan dengan itu, inlander ("pribumi") diganti
dengan Indonesiër ("orang Indonesia").
29. ERA KOLONIALISASI SPANYOL SAMPAI JEPANG
Masa kolonialisasi spanyol tidak berlangsung lama dimulai pada tahun 1521
Dan pada tahun 1646 Spanyol di usir dari Minahasa dan Sulawesi Utara.
Tahun selanjutnya Spanyol masih mencoba memengaruhi kerajaan sekitar untuk merebut
kembali Minahasa tapi gagal
SPANYOL
PORTUGIS
MASA KOLINIALISASI PORTUGIS DIMULAI PADA TAHUN 1509 PADA TAHUN TERSEBUT
PASUKAN PORTUGIS YANG DIPIMPIN OLEH ALFONSO DE ALBUQUERQUE TIBA DI MALAKA
PADA TAHUN 1509, PROSES KOLONIALISASI TERSEBUT TERJADI SELAMA 65 TAHUN, DALAM
PROSES KOLONILAISASI TERSEBUT PORTUGIS MENERAPKAN MISI 3G ( GOLD,GLORY,GOSPEL)
AKHIRNYA PADA TAHUN 1574 PORTUGIS MAMPU DIUSIR DARI INDONESIA OLEH
SULTAN BABULLAH YANG BERASAL DARI KESULTANAN TERNATE
30. KOLONIALISASI VOC - BELANDA
Mulai tahun 1602 Belanda secara perlahan-lahan menjadi penguasa
wilayah yang kini adalah Indonesia, dengan memanfaatkan perpecahan
di antara kerajaan-kerajaan kecil yang telah menggantikan Majapahit.
Belanda menguasai Indonesia selama hampir 350 tahun (antara 1602 dan 1945)
Pada abad ke-17 dan 18 Hindia Belanda tidak dikuasai secara langsung oleh pemerintah Belanda
namun oleh perusahaan dagang bernama Perusahaan Hindia Timur Belanda
(bahasa Belanda: Verenigde Oostindische Compagnie atau VOC). VOC telah diberikan hak
monopoli terhadap perdagangan dan aktivitas kolonial di wilayah tersebut oleh Parlemen Belanda
pada tahun 1602. Markasnya berada di Batavia, yang kini bernama Jakarta.
Tujuan utama VOC adalah mempertahankan monopolinya terhadap perdagangan rempah-rempah
di Nusantara. Hal ini dilakukan melalui penggunaan dan ancaman kekerasan terhadap penduduk
di kepulauan-kepulauan penghasil rempah-rempah, dan terhadap orang-orang non-Belanda
yang mencoba berdagang dengan para penduduk tersebut.
31. Setelah VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) jatuh bangkrut
dan dibubarkan pada akhir abad ke-18, tepatnya adalah pada tahun 1
Januari 1800 dan setelah Belanda kalah Perang Eropa dan dikuasai
Perancis, maka Hindia Belanda (INDONESIA) jatuh ke tangan Perancis,
walaupun secara pemerintahan masih di bawah negara kesatuan
Republik Belanda (hingga 1806), kemudian dilanjutkan Kerajaan
Hollandia (hingga 1810). Setelah Kongres Wina mengakhiri Perang
Napoleon dan mengembalikan Jawa ke Belanda, sejak 16 Agustus
1816 pemerintah Kerajaan Belanda berkuasa dan berdaulat penuh
atas wilayah Hindia Belanda yang tertulis dalam Undang-Undang
Kerajaan Belanda tahun 1814 dan diamendemen tahun 1848, 1872,
dan 1922 menurut perkembangan wilayah Hindia Belanda, pada
masa ini belanda bertahan di Indonesia dan mengalami berbagai
macam pemberontakan dari rakyat pribumi hingga pada tahun 1942
ketika Jepang datang menyerbu belanda dalam Perang Dunia II
belanda kalah dan Indonesia dikuasai oleh jepang.
32. SUMPAH PEMUDA
Lahirnya Sumpah Pemuda adalah hasil perkembangan dari organisasi Budi Utomo yang telah
lahir sebelumnya. Keberadaan Budi Utomo melahirkan beberapa organisasi kepemudaan,
seperti Tri Koro Darmo (Jong Java), Jong Sumatranen Bond, Jong Minahasa, Jong Betawi, dan
lain-lain. Organisasi-organisasi itulah yang menjadi cikal bakal lahirnya Sumpah Pemuda.Untuk
mewujudkan persatuan organisasi-organisasi tersebut, mereka kemudian melakukan
pertemuan dalam rangka mencapai kata mufakat. Pada 15 November 1925, mereka
mengadakan kongres pemuda untuk membentuk panitia pelaksanaan kesepakatan bersama.
Kemudian, pada 30 April 1926, organisasi-organisasi itu berkumpul dan membentuk rapat
besar yang dikenal sebagai Kongres Pemuda I.
Kongres Pemuda I : diketuai Mohamad Tabarani
27 april – 28 Mei 1926 Kongres Pemuda I berlangsung di Jakarta, pada 30 April—2 Mei 1926.
Di kongres itu, mereka membicarakan pentingnya persatuan bangsa bagi perjuangan menuju
kemerdekaan. Namun Gagal menghasilkan keputusan karena unsur kedaerahan masing-
masing organisasi masih kental .
33. Dua tahun setelah itu, pada 26-28 Oktober 1928, organisasi-organisasi pemuda, mahasiswa, dan
partai politik, berkumpul kembali dalam Kongres Pemuda II, dengan agenda utama
mempersatukan dan mengobarkan semangat perjuangan dalam diri masing-masing peserta. Pada
hari ketiga kongres itulah Sumpah Pemuda dideklarasikan.
Rumusan Sumpah Pemuda ditulis oleh Muhammad Yamin pada sebuah kertas, ketika Mr. Sunario
sebagai utusan kepanduan tengah berpidato pada sesi terakhir kongres. Sumpah tersebut awalnya
dibacakan oleh Soegondo, dan kemudian dijelaskan panjang lebar oleh Muhammad Yamin.
Pada hari itu, secara resmi Muhammad Yamin mengusulkan agar bahasa Melayu menjadi bahasa
persatuan Indonesia, dan di hari itu pula untuk pertama kalinya W.R. Supratman
memperdengarkan lagu “Indonesia Raya” melalui gesekan biola yang diiringi alunan piano Dolly,
putri Haji Agus Salim.
34. Bangunan di Jalan Kramat Raya 106, tempat dibacakannya Sumpah Pemuda, adalah sebuah rumah
pondokan untuk pelajar dan mahasiswa milik Sie Kok Liong ( yang sekarang menjadi museum
sumpah pemuda )
Isi dari sumpah pemuda adalah :
Pertama
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kedua
Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga
Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
35. Pada Juli 1942, Soekarno menerima tawaran Jepang untuk mengadakan
kampanye publik dan membentuk pemerintahan yang juga dapat memberikan
jawaban terhadap kebutuhan militer Jepang. Soekarno, Mohammad Hatta, dan
para Kyai memperoleh penghormatan dari Kaisar Jepang pada tahun 1943. Tetapi,
pengalaman dari penguasaan Jepang di Indonesia sangat bervariasi, tergantung di
mana seseorang hidup dan status sosial orang tersebut. Bagi yang tinggal di
daerah yang dianggap penting dalam peperangan, mereka mengalami siksaan,
terlibat perbudakan seks, penahanan sembarang dan hukuman mati, dan
kejahatan perang lainnya. Orang Belanda dan campuran Indonesia-Belanda
merupakan target sasaran dalam penguasaan Jepang.
Pada Maret 1945 Jepang membentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada pertemuan pertamanya di bulan Mei,
Soepomo membicarakan integrasi nasional
MASA KEPENDUDUKAN JEPANG
36. Pada sesi pertama persidangan BPUPKI yang dilaksanakan pada 29 Mei – 1 Juni 1945 beberapa
anggota BPUPKI diminta untuk menyampaikan usulan mengenai bahan-bahan konstitusi dan
rancangan “blue print” Negara Republik Indonesia yang akan didirikan. Pada tanggal 29 Mei
1945 Mr. Mohammad Yamin menyampaikan usul dasar negara dihadapan sidang pleno BPUPKI
baik dalam pidato maupun secara tertulis yang disampaikan kepada BPUPKI. Isi pidato
m.yamin tersebut adalah :
1.Ketuhanan Yang Maha Esa
2.Kebangsaan Persatuan Indonesia
3.Rasa Kemanusiaan yang Adil dan Beradab
4.Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan
5.Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
37. Pada tanggal 31 Mei 1945, Soepomo pun menyampaikan rumusan dasar negaranya,
yaitu:
1.Persatuan
2.Kekeluargaan
3.Keseimbangan lahir dan batin
4.Musyawarah
5.Keadilan rakyat
38. Selain Muh Yamin dan Soepomo, beberapa anggota BPUPKI juga menyampaikan usul
dasar negara, di antaranya adalah Ir Sukarno. Usul ini disampaikan pada 1 Juni 1945
yang kemudian dikenal sebagai hari lahir Pancasila.Namun masyarakat bangsa
indonesia ada yang tidak setuju mengenai pancasila yaitu Ketuhanan, dengan
menjalankan syari'at Islam bagi pemeluk-pemeluknya.Lalu diganti bunyinya menjadi
Ketuhanan Yg Maha Esa. Usul Sukarno sebenarnya tidak hanya satu melainkan tiga
buah usulan calon dasar negara yaitu lima prinsip, tiga prinsip, dan satu prinsip.
Sukarno pula-lah yang mengemukakan dan menggunakan istilah “Pancasila” (secara
harfiah berarti lima dasar) pada rumusannya ini atas saran seorang ahli bahasa
(Muhammad Yamin) yang duduk di sebelah Sukarno. Oleh karena itu rumusan
Sukarno di atas disebut dengan Pancasila, Trisila, dan Ekasila
39. Rumusan pancasila versi soekarno :
Rumusan Pancasila
1.Kebangsaan Indonesia - atau nasionalisme -
2.Internasionalisme - atau peri-kemanusiaan -
3.Mufakat - atau demokrasi -
4.Kesejahteraan sosial
5.Ketuhanan
Rumusan Trisila
1.Sosio-nasionalisme
2.Sosio-demokratis
3.ke-Tuhanan
Rumusan Ekasila
1.Gotong-Royong
40. Dari berbagai macam versi maka disempurnakan teks pancasila menjadi :
1. Ketuhanan yang maha esa
2. Kemanusaiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyaratan perwakilan
5. Keadilan social bagi seluruh rakyat indonesia
41. Setelah dibentuk BPUPKI maka segera dibentuk sebuah konstitusi dasar Negara
yang dinamakan Piagam Jakarta, piagam jakarta merupakan teks tertulis yang
isinya memuat rumusan dari hukum dasar negara Republik Indonesia.
Nama Piagam Jakarta diberikan oleh Muhammad Yamin yang merupakan salah
satu tokoh Nasional 1945.
Piagam ini dirumuskan oleh Panitia Sembilan pada tanggal 22 Juni 1945 di
rumah bung Karno dan disetujui oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 10-16 Juli 1945.
Kelak piagam yang juga memuat rumusan sila Pancasila ini akan menjadi cikal
bakal lahirnya Undang-Undang Dasar 1945.
Piagam Jakarta merupakan dokumen historis berupa kompromi antara pihak
Islam dengan pihak kebangsaan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) untuk menjembatani perbedaan dalam
agama serta negara.
42. Piagam ini disusun karena wilayah Jakarta yang besar, terdiri dari 5 kota dan satu kabupaten, yaitu Jakarta Utara, Jakarta
Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan Kepulauan Seribu.
Oleh karenanya, provinsi DKI Jakarta dibentuk dengan piagam ini yang kemudian menetapkan Soewirjo sebagai gubernur
pertama DKI Jakarta sampai tahun 1947.
Piagam ini disusun karena wilayah Jakarta yang besar, terdiri dari 5 kota dan satu kabupaten,
yaitu Jakarta Utara, Jakarta Selatan, Jakarta Barat, Jakarta Timur, Jakarta Pusat, dan
Kepulauan Seribu. Panitia Sembilan tersebut adalah :
1.Haji Soekarno
2.Haji Achmad Soebardjo
3.Haji Abdul Kahar Muzakkir
4.Alex Andries Maramis
5.Abikoesno Tjokrosoejoso
6.Haji Mohammad Hatta
7.Haji Abudul Wahid Hasyim
8.Haji Agus Salim
9.Haji Mohammad Yamin
Oleh karenanya, provinsi DKI Jakarta dibentuk dengan piagam ini yang kemudian menetapkan
Soewirjo sebagai gubernur pertama DKI Jakarta sampai tahun 1947.
43. Piagam Jakarta
Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa, dan oleh sebab itu maka
penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan
peri keadilan.
Dan perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang
berbahagia, dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang
negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa, dan dengan didorongkan oleh keinginan luhur,
supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini
kemerdekaannya.
44. Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia Merdeka
yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka
disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu susunan negara Republik
Indonesia, yang berkedaulatan rakyat, dengan berdasarkan kepada: Ketuhanan, dengan
kewajiban menjalankan syari’at Islam bagi pemeluk-pemeluknya, menurut dasar kemanusiaan
yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, dan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan-perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Jakarta, 22 Juni 1945
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI)
Panitia Sembilan
45. Pada 9 Agustus 1945 Soekarno, Hatta dan Radjiman Widjodiningrat diterbangkan ke Vietnam
untuk bertemu Marsekal Terauchi. Mereka dikabarkan bahwa pasukan Jepang
sedang menuju kehancuran tetapi Jepang menginginkan kemerdekaan Indonesia
pada 24 Agustus.
Mendengar kabar bahwa Jepang tidak lagi mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan
seperti itu pada 16 Agustus, Soekarno membacakan "Proklamasi" pada hari berikutnya.
Kabar mengenai proklamasi menyebar melalui radio dan selebaran sementara pasukan
militer Indonesia pada masa perang, Pasukan Pembela Tanah Air (PETA), para pemuda, dan
lainnya langsung berangkat mempertahankan kediaman Soekarno.
Pada 18 Agustus 1945 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) melantik Soekarno sebagai
Presiden danMohammad Hatta sebagai Wakil Presiden dengan menggunakan konstitusi yang
dirancang beberapa hari sebelumnya. Kemudian dibentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
sebagai parlemen sementara hingga pemilu dapat dilaksanakan. Kelompok ini mendeklarasikan
pemerintahan baru pada 31 Agustus dan menghendaki Republik Indonesia yang terdiri dari 8
provinsi: Sumatra, Kalimantan (tidak termasuk wilayah Sabah, Sarawak dan Brunei), Jawa Barat,
Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi, Maluku (termasuk Papua) dan Nusa Tenggara.
46. Dari 1945 hingga 1949, persatuan kelautan Australia yang bersimpati dengan
usaha kemerdekaan, melarang segala pelayaran Belanda sepanjang konflik ini agar
Belanda tidak mempunyai dukungan logistik maupun suplai yang diperlukan untuk
membentuk kembali kekuasaan kolonial.
Usaha Belanda untuk kembali berkuasa dihadapi perlawanan yang kuat peristiwa
ini dinamakan agresi militer ke II. Setelah kembali ke Jawa, pasukan Belanda
segera merebut kembali ibukota kolonial Batavia, akibatnya para nasionalis
menjadikan Yogyakarta sebagai ibukota mereka Pada 27 Desember 1949, setelah 4
tahun peperangan dan negosiasi, Ratu Juliana dari Belanda memindahkan
kedaulatan kepada pemerintah Federal Indonesia. Pada 1950, Indonesia menjadi
anggota ke-60 PBB.