SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
[1] Kelompok 2
Kata pengantar
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan
tuntunan-Nya kami kelompok dapat menyelesaikan makalah Pengantar Dasar Matematika ini
dengan baik. Di dalam makalah ini berisikan penjelasan mengenai Relasi antara Himpunan.
Penulis berterima kasih kepada Dosen yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis
serta kepada teman-teman yang telah membantu penulis dari tahap awal sampai terselesainya
makalah ini.
Tanpa kerja sama dari kelompok,makalah ini tentulah tidak dapat terselesaikan.
Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu perlu adanya kritik dan saran bagi
pembaca.
Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Tondano, Maret 2013
Penulis,
[2] Kelompok 2
Daftar isi
Kata pengantar……………………………………………….....................................................................1
Daftar isi……………………………………………………………..........................................................2
BAB 1 Pendahuluan
Latar belakang……………………………………………………………………………………………...3
Rumusan masalah…………………………………………………………………………………………..3
Tujuan……………………………………………………………………...................................................3
Manfaat……………………………………………………………………………………………………..3
Metode Pengumpulan Data………………………………………………...................................................3
Sistematika………………………………………………………………………………………………….3
BAB 2 Pembahasan
1.1 Himpunan bagian…………………………………………………………………………………..4
1.2 Himpunan yang sama………………………………………………………………………………4
1.3 Himpunan yang berpotongan………………………………………………………………………5
1.4 Himpunan yang lepas………………………………………………………………………………5
1.5 Dua himpunan finit yang ekivalen…………………………………………………………………5
1.6 Diagram venn euler………………………………………………………………………………...6
BAB 3 Penutup
Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..........7
Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………..8
[3] Kelompok 2
BAB I
Pendahuluan
A.Latar belakang
Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga
dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam
himpunan tersebut.
Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan himpunan itu menyebabkan kita dapat membedakan
obyek yang merupakan anggota himpunan dan obyek yang bukan anggota himpunan. Himpunan
yang mempunyai syarat tertentu dan jelas sehingga kita dapat menentukan obyek mana yang
menjadi anggota anggota himpunan itu,contoh Kumpulan hewan berkaki dua antara lain ayam,
itik, dan burung. Kumpulan hewan berkaki dua adalah suatu himpunan, karena setiap disebut
hewan berkaki dua, maka hewan tersebut pasti termasuk dalam kumpulan tersebut dan obyek
mana yang bukan anggota himpunan itu disebut himpunan yang terdefinisi dengan baik,contoh
kumpulan orang kaya,kumpulan ini bukan suatu himpunan.
B.Rumusan masalah
Perumusan masalah dalam makalah ini berisikan antara lain :
Himpunan bagian
Himpunan yang sama
Himpunan yang berpotongan
Himpunan yang lepas
Dua himpunan finit yang ekivalen
Diagram venn euler
C.Tujuan
Menjelaskan tentang relasi antara himpunan dan menyelesaikan soal-soal.
D.Manfaat
Dapat memahami bagaimana cara menghitung relasi antara himpunan
E.Metode pengumpulan data
Cara pengumpulan data dan informasi untuk membuat makalah ini adalah sbb
- Membaca buku
- Pencarian informasi dari internet
F.Sistematika
- Kata pengantar
- Daftar isi
- BAB 1 Pendahuluan
- BAB 2 Isi
- BAB 3 Penutup
[4] Kelompok 2
BAB II
Pembahasan
 Himpunan Bagian
Relasi ini dinyatakan dengan notasi (dibaca A “himpunan bagian” atau “subset” dari B).
Contoh:
1. C = {1, 3, 5} adalah himpunan bagian dari Q = {1, 3, 5, 7, 9} karena 1, 3, 5 yang anggota C
juga menjadi anggota Q. Maka dapat ditulis C Q
2. Diketahui D = {a, i, o, e} dan E = {i, a, e, o}. Karena a, i, o, e yang menjadi anggota D juga
menjadi anggota E, maka dapat ditulis D E
3. Diketahui G = {bilangan bulat genap} dan B = {bilangan bulat}. Maka G B
 Himpunan yang Sama
Jika banyaknya anggota himpunan P = banyaknya anggota himpunan Q, atau n(P) = n(Q) maka P dan Q
dikatakan ekuivalen
Contoh :
1. Ditentukan himpunan A = {a, b, c, d} dan B = {b, d, a, c}. Maka himpunan A = B, berarti
{a, b, c, d} = {b, d, a, c} karena setiap anggota himpunan A juga menjadi anggota himpunan
B begitu juga sebaliknya. Dengan demikian urutan anggota tidak diperhatikan.
2. Ditentukan himpunan P = {1, 2, 3} dan Q = {1, 3, 2, 1,2}. Maka himpunan P = Q, berarti {1,
2, 3} = {1, 3, 2, 1, 2} karena setiap anggota himpunan P juga menjadi anggota himpunan Q
begitu juga sebaliknya. Dengan demikian penulisan ulang anggota suatu himpunan tidak
diperhatikan dan ditulis tanpa pengulangan.
3. Ditentukan himpunan K = {x |x – 2x – 3 = 0} dan L = {3, -1, 1} serta M = {-1,3}. Karena
setiap anggota ketiga himpunan itu sama, maka K = L = M.
Definisi : Himpunan A disebut himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika setiap anggota A juga
merupakan anggota B
Definisi : Himpunan A dan himpunan B adalah sama (ditulis A=B) jika dan hanya jika A B dan
B A
[5] Kelompok 2
 Himpunan yang Berpotongan
Contoh :
1. C = {3, 4, 5, 6} dan D = {2, 5, 8} adalah dua himpunan yang berpotongan, karena ada anggota C yaitu 5
yang menjadi anggota D.
2. Ditentukan X = { x |x2
+ 3x + 2 = 0} dan Y = { x |x2
– x – 6 = 0}. Maka X dan Y berpotongan, karena X =
{-1, -2} dan Y = {3, -2} ada anggota X yang juga menjadi anggota Y , yaitu -2.
 Himpunan yang Lepas
Diketahui A = {burung, ayam, bebek} dan
B = {kucing, anjing, ikan}.
Perhatikan bahwa tidak ada satupun anggota himpunan A yang menjadi anggota himpunan B. Demikian pula
sebaliknya, tidak ada satu pun anggota himpunan B yang menjadi anggota himpunan A. Dalam hal ini
dikatakan bahwa tidak ada anggota persekutuan antara himpunan A dan B. Hubungan antara himpunan A
dan B seperti ini disebut himpunan saling lepas atau saling asing.
Contoh :
1. F = himpunan bilangan bulat positif dan G = himpunan bilangan bulat negatif merupakan dua
himpunan yang saling lepas, karena kedua himpunan itu tidak mempunyai elemen yang sama.
2. Ditentukan V = {1, 3, 5} dan W = {2, 3, 4}. Maka V dan W tidak saling lepas , karena kedua
himpunan itu mempunyai anggota persekutuan yaitu 3.
 Dua Himpunan Finit yang Ekivalen
 Bilangan Kardinal dari himpunan yang berhingga (finit)
Banyak anggota yang berbeda di dalam suatu himpunan A disebut bilangan kardinal himpunan A,
ditulis n(A) .
Contoh :
1. X = {a, b, c, d} maka n(X) = 4 (Baca : bilangan cardinal himpunan X ada 4)
2. K = himpunan nama-nama hari dalam satu minggu , maka n(K) = 7
Definisi : Dua himpunan A dan B dikatakan berpotongan jika dan hanya jika ada anggota A yang menjadi
anggota B
Definisi : Dua himpunan A dan B dikatakan lepas (ditulis A || B) jika dan hanya jika kedua himpunan itu
tidak kosong dan tidak mempunyai elemen yang sama.
[6] Kelompok 2
Contoh :
1. Ditentukan P = {1, 2, 3} dan Q = {a, b, c}. Maka P ∞ Q, karena n(P) = n(Q)
2. Ditentukan A = { x |x2
– 2x + 1 = 0} dan B = {-1} maka A ∞ B, tetapi juga A = B
 Diagram Venn Euler
Diagram Venn pertama kali diketemukan oleh John Venn, seorang ahli matematika dari Inggris yang
hidup pada tahun 1834–1923. Dalam diagram Venn, himpunan semesta dinyatakan dengan daerah persegi
panjang, sedangkan himpunan lain dalam semesta pembicaraan dinyatakan dengan kurva mulus tertutup
sederhana dan noktah-noktah untuk menyatakan anggotanya.
Diketahui : S = {0, 1, 2, 3, 4, ..., 9};
P = {0, 1, 2, 3}; dan
Q = {4, 5, 6, 7}
Himpunan S = {0, 1, 2, 3, 4, ..., 9} adalah himpunan semesta (semesta pembicaraan). Dalam diagram Venn,
himpunan semesta dinotasikan dengan S berada di pojok kiri. Perhatikan himpunan P dan Q. Karena tidak
ada anggota persekutuan antara P dan Q, maka P Q = { }. Jadi, dapat dikatakan bahwa kedua himpunan
saling lepas. Dalam hal ini, kurva yang dibatasi oleh himpunan P dan Q saling terpisah. Selanjutnya,
anggota-anggota himpunan P diletakkan pada kurva P, sedangkan anggota-anggota himpunan Q
diletakkan pada kurvaQ. Anggota himpunan S yang tidak menjadi anggota himpunan P dan Q diletakkan
di luar kurva P dan Q.
Diagram Venn-nya seperti di bawah ini
Definisi : Dua himpunan finit A dan B dikatakan ekivalen (ditulis A ∞ B) jika dan hanya jika banyak
anggota kedua himpunan itu sama.
S P Q
●8 ●9
●0 ●2
●1 ●3
●4 ●5
●6 ●7
[7] Kelompok 2
Himpunan yang berpotongan Himpunan Bagian
Himpunan yang sama Himpunan saling lepas
[8] Kelompok 2
BAB 3
KESIMPULAN
Suatu himpunan disebut himpunan bagian (subset) dari suatu himpunan lain jika dan hanya jika setiap
anggota himpunan itu juga menjadi anggota himpunan lain tersebut.
Dua himpunan dikatakan sama jika dan hanya jika kedua himpunan itu merupakan subset satu dan
lainnya.
Dua himpunan dikatakan berpotongan jika dan hanya jika ada anggota himpunan yang satu yang juga
menjadi anggota himpunan lainnya.
Dua himpunan dikatakan lepas jika dan hanya jika kedua himpunan itu tidak kosong dan tidak
mempunyai elemen yang sama.
Banyak anggota yang berbeda di dalam suatu himpunan disebut bilangan cardinal himpunan itu.
Dua himpunan finit dikatakan ekivalen jika dan hanya jika banyak anggota kedua himpunan itu sama.
[9] Kelompok 2
Daftar pustaka
Buku Pengantar Dasar Matematika ,penerbit erlangga
[10] Kelompok
2
LAPORAN KELOMPOK
 Kelompok 1
Stella Pailah : bagaimana bentuk dari himpunan semesta yang berbentuk persegi dan segitiga?
 Kelompok 2
Yopi Laloring : Apa yang dimaksud dengan diagram Venn?
 Kelompok 3
William Sumendap : Bagaimana gambar diagram venn jika himpunan bagian terdapat
himpunan kosong?
 Kelompok 4
Abdul malik : dalam 2 himpunan apakah boleh langsung menghasilkan 2 penyelesaian?
 Kelompok 5
Reza Sumaila : apa perbedaan himpunan yang berpotongan dan himpunan irisan
 Kelompok 6
Julisa Sambur : bagaimana membandingkan 2 himpunan bagian itu?
 Kelompok 7
Anderzend Awuy : apa perbedaan himpunan bagian dan himpunan yang sama ?
 Kelompok 8
PRESENTASI
 Kelompok 9
Wiwin Djojobo: Apa bedanya x |x dan x/x ?
 Kelompok 10
Sofia : apa perbedaan diagram venn dan diagram euler?

More Related Content

What's hot

Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
Zaenal Khayat
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
BAIDILAH Baidilah
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
rahmawarni
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
Anarstn
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
AyuShaleha
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
RindyArini
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G
 

What's hot (20)

Contoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzyContoh peyelesaian logika fuzzy
Contoh peyelesaian logika fuzzy
 
Modul3 metode newton raphson praktikum metode numerik
Modul3 metode newton raphson praktikum metode numerikModul3 metode newton raphson praktikum metode numerik
Modul3 metode newton raphson praktikum metode numerik
 
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
Fungsi Vektor ( Kalkulus 2 )
 
Analisa korelasi ganda
Analisa korelasi gandaAnalisa korelasi ganda
Analisa korelasi ganda
 
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban duniaKontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
Kontribusi islam dalam pengembangan peradaban dunia
 
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
Matematika Diskrit - 05 rekursi dan relasi rekurens - 01
 
Graf pohon (bagian ke 6)
Graf pohon (bagian ke 6)Graf pohon (bagian ke 6)
Graf pohon (bagian ke 6)
 
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
Menyederhanakan fungsi boolean dengan menggunakan metode quin1
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 
TUGAS LATIHAN AGAMA SEBAGAI TUGAS AKHIR UNTUK MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KR...
TUGAS LATIHAN AGAMA SEBAGAI TUGAS AKHIR UNTUK MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KR...TUGAS LATIHAN AGAMA SEBAGAI TUGAS AKHIR UNTUK MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KR...
TUGAS LATIHAN AGAMA SEBAGAI TUGAS AKHIR UNTUK MATA KULIAH PENDIDIKAN AGAMA KR...
 
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.pptAljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
Aljabar linear:Kebebasan Linear, Basis, dan Dimensi.ppt
 
Laporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip FlopLaporan Praktikum Flip Flop
Laporan Praktikum Flip Flop
 
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannyaContoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
Contoh Soal Persamaan Schrodinger dan penyelesaiannya
 
Determinan matriks kelas xi
Determinan matriks kelas xiDeterminan matriks kelas xi
Determinan matriks kelas xi
 
pewarnaan graf
pewarnaan grafpewarnaan graf
pewarnaan graf
 
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
Statistika non-parametrik dengan metode Uji Tanda
 
relasi himpunan
relasi himpunanrelasi himpunan
relasi himpunan
 
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian AritmatikaEdo A.G - Rangkaian Aritmatika
Edo A.G - Rangkaian Aritmatika
 
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
Vektor Diruang 2 dan 3 (vector 2D & 3D)
 
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh MapPertemuan 6   Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
Pertemuan 6 Penyederhanaan RL-Karnaugh Map
 

Similar to Operasi himpunan

Modul matematika-smp-himpunan
Modul matematika-smp-himpunanModul matematika-smp-himpunan
Modul matematika-smp-himpunan
nadiahbsa
 
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
fiko ahmad
 

Similar to Operasi himpunan (20)

himpunan.pptx
himpunan.pptxhimpunan.pptx
himpunan.pptx
 
Modul matematika-smp-himpunan
Modul matematika-smp-himpunanModul matematika-smp-himpunan
Modul matematika-smp-himpunan
 
HIMPUNAN MATEMATIKA
HIMPUNAN MATEMATIKAHIMPUNAN MATEMATIKA
HIMPUNAN MATEMATIKA
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT HimpunanPuspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
Puspasari Ramadhani_ PPT Himpunan
 
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress1268850 himpunan joniwarman.wordpress
1268850 himpunan joniwarman.wordpress
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
1. himpunan.ppt
1. himpunan.ppt1. himpunan.ppt
1. himpunan.ppt
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 
Himpunan (syarifah hubaba zainah aliyah)
Himpunan (syarifah hubaba zainah aliyah)Himpunan (syarifah hubaba zainah aliyah)
Himpunan (syarifah hubaba zainah aliyah)
 
1_2.pdf
1_2.pdf1_2.pdf
1_2.pdf
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
R5 b kel 6
R5 b kel 6R5 b kel 6
R5 b kel 6
 
Modul himpunan kelas VII k13
Modul himpunan kelas VII k13Modul himpunan kelas VII k13
Modul himpunan kelas VII k13
 
Review himpunan
Review himpunanReview himpunan
Review himpunan
 
Teori-himpunan
Teori-himpunanTeori-himpunan
Teori-himpunan
 
Bab ii lanjutan
Bab ii lanjutanBab ii lanjutan
Bab ii lanjutan
 
Himpunan
HimpunanHimpunan
Himpunan
 

More from Anderzend Awuy

Soal pilihan ganda himpunan
Soal pilihan ganda himpunanSoal pilihan ganda himpunan
Soal pilihan ganda himpunan
Anderzend Awuy
 
Soal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasSoal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitas
Anderzend Awuy
 

More from Anderzend Awuy (16)

Soal pilihan ganda fungsi
Soal pilihan ganda fungsiSoal pilihan ganda fungsi
Soal pilihan ganda fungsi
 
Soal pilihan ganda validitas pembuktian
Soal pilihan ganda validitas pembuktianSoal pilihan ganda validitas pembuktian
Soal pilihan ganda validitas pembuktian
 
Soal pilihan ganda tautologi, ekivalen dan kontradiksi
Soal pilihan ganda tautologi, ekivalen dan kontradiksiSoal pilihan ganda tautologi, ekivalen dan kontradiksi
Soal pilihan ganda tautologi, ekivalen dan kontradiksi
 
Soal pilihan ganda operasi himpunan
Soal pilihan ganda operasi himpunanSoal pilihan ganda operasi himpunan
Soal pilihan ganda operasi himpunan
 
Soal pilihan ganda pendahuluan pengantar dasar matematika
Soal pilihan ganda pendahuluan pengantar dasar matematikaSoal pilihan ganda pendahuluan pengantar dasar matematika
Soal pilihan ganda pendahuluan pengantar dasar matematika
 
Soal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasSoal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitas
 
Soal pilihan ganda logika matematika
Soal pilihan ganda logika matematikaSoal pilihan ganda logika matematika
Soal pilihan ganda logika matematika
 
Soal pilihan ganda kuantor
Soal pilihan ganda kuantorSoal pilihan ganda kuantor
Soal pilihan ganda kuantor
 
Soal pilihan ganda himpunan
Soal pilihan ganda himpunanSoal pilihan ganda himpunan
Soal pilihan ganda himpunan
 
Soal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitasSoal pilihan ganda kardinalitas
Soal pilihan ganda kardinalitas
 
Logika dan teori himpunan
Logika dan teori himpunanLogika dan teori himpunan
Logika dan teori himpunan
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Peubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinuPeubah acak diskrit dan kontinu
Peubah acak diskrit dan kontinu
 
Cover ptp 2
Cover ptp 2Cover ptp 2
Cover ptp 2
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
ssuser35630b
 

Recently uploaded (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 

Operasi himpunan

  • 1. [1] Kelompok 2 Kata pengantar Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan tuntunan-Nya kami kelompok dapat menyelesaikan makalah Pengantar Dasar Matematika ini dengan baik. Di dalam makalah ini berisikan penjelasan mengenai Relasi antara Himpunan. Penulis berterima kasih kepada Dosen yang telah memberi bimbingan dan arahan kepada penulis serta kepada teman-teman yang telah membantu penulis dari tahap awal sampai terselesainya makalah ini. Tanpa kerja sama dari kelompok,makalah ini tentulah tidak dapat terselesaikan. Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu perlu adanya kritik dan saran bagi pembaca. Akhir kata , semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Tondano, Maret 2013 Penulis,
  • 2. [2] Kelompok 2 Daftar isi Kata pengantar……………………………………………….....................................................................1 Daftar isi……………………………………………………………..........................................................2 BAB 1 Pendahuluan Latar belakang……………………………………………………………………………………………...3 Rumusan masalah…………………………………………………………………………………………..3 Tujuan……………………………………………………………………...................................................3 Manfaat……………………………………………………………………………………………………..3 Metode Pengumpulan Data………………………………………………...................................................3 Sistematika………………………………………………………………………………………………….3 BAB 2 Pembahasan 1.1 Himpunan bagian…………………………………………………………………………………..4 1.2 Himpunan yang sama………………………………………………………………………………4 1.3 Himpunan yang berpotongan………………………………………………………………………5 1.4 Himpunan yang lepas………………………………………………………………………………5 1.5 Dua himpunan finit yang ekivalen…………………………………………………………………5 1.6 Diagram venn euler………………………………………………………………………………...6 BAB 3 Penutup Kesimpulan…………………………………………………………………………………………..........7 Daftar Pustaka……………………………………………………………………………………………..8
  • 3. [3] Kelompok 2 BAB I Pendahuluan A.Latar belakang Himpunan adalah kumpulan benda atau objek yang dapat didefinisikan dengan jelas, sehingga dengan tepat dapat diketahui objek yang termasuk himpunan dan yang tidak termasuk dalam himpunan tersebut. Syarat tertentu dan jelas dalam menentukan himpunan itu menyebabkan kita dapat membedakan obyek yang merupakan anggota himpunan dan obyek yang bukan anggota himpunan. Himpunan yang mempunyai syarat tertentu dan jelas sehingga kita dapat menentukan obyek mana yang menjadi anggota anggota himpunan itu,contoh Kumpulan hewan berkaki dua antara lain ayam, itik, dan burung. Kumpulan hewan berkaki dua adalah suatu himpunan, karena setiap disebut hewan berkaki dua, maka hewan tersebut pasti termasuk dalam kumpulan tersebut dan obyek mana yang bukan anggota himpunan itu disebut himpunan yang terdefinisi dengan baik,contoh kumpulan orang kaya,kumpulan ini bukan suatu himpunan. B.Rumusan masalah Perumusan masalah dalam makalah ini berisikan antara lain : Himpunan bagian Himpunan yang sama Himpunan yang berpotongan Himpunan yang lepas Dua himpunan finit yang ekivalen Diagram venn euler C.Tujuan Menjelaskan tentang relasi antara himpunan dan menyelesaikan soal-soal. D.Manfaat Dapat memahami bagaimana cara menghitung relasi antara himpunan E.Metode pengumpulan data Cara pengumpulan data dan informasi untuk membuat makalah ini adalah sbb - Membaca buku - Pencarian informasi dari internet F.Sistematika - Kata pengantar - Daftar isi - BAB 1 Pendahuluan - BAB 2 Isi - BAB 3 Penutup
  • 4. [4] Kelompok 2 BAB II Pembahasan  Himpunan Bagian Relasi ini dinyatakan dengan notasi (dibaca A “himpunan bagian” atau “subset” dari B). Contoh: 1. C = {1, 3, 5} adalah himpunan bagian dari Q = {1, 3, 5, 7, 9} karena 1, 3, 5 yang anggota C juga menjadi anggota Q. Maka dapat ditulis C Q 2. Diketahui D = {a, i, o, e} dan E = {i, a, e, o}. Karena a, i, o, e yang menjadi anggota D juga menjadi anggota E, maka dapat ditulis D E 3. Diketahui G = {bilangan bulat genap} dan B = {bilangan bulat}. Maka G B  Himpunan yang Sama Jika banyaknya anggota himpunan P = banyaknya anggota himpunan Q, atau n(P) = n(Q) maka P dan Q dikatakan ekuivalen Contoh : 1. Ditentukan himpunan A = {a, b, c, d} dan B = {b, d, a, c}. Maka himpunan A = B, berarti {a, b, c, d} = {b, d, a, c} karena setiap anggota himpunan A juga menjadi anggota himpunan B begitu juga sebaliknya. Dengan demikian urutan anggota tidak diperhatikan. 2. Ditentukan himpunan P = {1, 2, 3} dan Q = {1, 3, 2, 1,2}. Maka himpunan P = Q, berarti {1, 2, 3} = {1, 3, 2, 1, 2} karena setiap anggota himpunan P juga menjadi anggota himpunan Q begitu juga sebaliknya. Dengan demikian penulisan ulang anggota suatu himpunan tidak diperhatikan dan ditulis tanpa pengulangan. 3. Ditentukan himpunan K = {x |x – 2x – 3 = 0} dan L = {3, -1, 1} serta M = {-1,3}. Karena setiap anggota ketiga himpunan itu sama, maka K = L = M. Definisi : Himpunan A disebut himpunan bagian (subset) dari himpunan B jika setiap anggota A juga merupakan anggota B Definisi : Himpunan A dan himpunan B adalah sama (ditulis A=B) jika dan hanya jika A B dan B A
  • 5. [5] Kelompok 2  Himpunan yang Berpotongan Contoh : 1. C = {3, 4, 5, 6} dan D = {2, 5, 8} adalah dua himpunan yang berpotongan, karena ada anggota C yaitu 5 yang menjadi anggota D. 2. Ditentukan X = { x |x2 + 3x + 2 = 0} dan Y = { x |x2 – x – 6 = 0}. Maka X dan Y berpotongan, karena X = {-1, -2} dan Y = {3, -2} ada anggota X yang juga menjadi anggota Y , yaitu -2.  Himpunan yang Lepas Diketahui A = {burung, ayam, bebek} dan B = {kucing, anjing, ikan}. Perhatikan bahwa tidak ada satupun anggota himpunan A yang menjadi anggota himpunan B. Demikian pula sebaliknya, tidak ada satu pun anggota himpunan B yang menjadi anggota himpunan A. Dalam hal ini dikatakan bahwa tidak ada anggota persekutuan antara himpunan A dan B. Hubungan antara himpunan A dan B seperti ini disebut himpunan saling lepas atau saling asing. Contoh : 1. F = himpunan bilangan bulat positif dan G = himpunan bilangan bulat negatif merupakan dua himpunan yang saling lepas, karena kedua himpunan itu tidak mempunyai elemen yang sama. 2. Ditentukan V = {1, 3, 5} dan W = {2, 3, 4}. Maka V dan W tidak saling lepas , karena kedua himpunan itu mempunyai anggota persekutuan yaitu 3.  Dua Himpunan Finit yang Ekivalen  Bilangan Kardinal dari himpunan yang berhingga (finit) Banyak anggota yang berbeda di dalam suatu himpunan A disebut bilangan kardinal himpunan A, ditulis n(A) . Contoh : 1. X = {a, b, c, d} maka n(X) = 4 (Baca : bilangan cardinal himpunan X ada 4) 2. K = himpunan nama-nama hari dalam satu minggu , maka n(K) = 7 Definisi : Dua himpunan A dan B dikatakan berpotongan jika dan hanya jika ada anggota A yang menjadi anggota B Definisi : Dua himpunan A dan B dikatakan lepas (ditulis A || B) jika dan hanya jika kedua himpunan itu tidak kosong dan tidak mempunyai elemen yang sama.
  • 6. [6] Kelompok 2 Contoh : 1. Ditentukan P = {1, 2, 3} dan Q = {a, b, c}. Maka P ∞ Q, karena n(P) = n(Q) 2. Ditentukan A = { x |x2 – 2x + 1 = 0} dan B = {-1} maka A ∞ B, tetapi juga A = B  Diagram Venn Euler Diagram Venn pertama kali diketemukan oleh John Venn, seorang ahli matematika dari Inggris yang hidup pada tahun 1834–1923. Dalam diagram Venn, himpunan semesta dinyatakan dengan daerah persegi panjang, sedangkan himpunan lain dalam semesta pembicaraan dinyatakan dengan kurva mulus tertutup sederhana dan noktah-noktah untuk menyatakan anggotanya. Diketahui : S = {0, 1, 2, 3, 4, ..., 9}; P = {0, 1, 2, 3}; dan Q = {4, 5, 6, 7} Himpunan S = {0, 1, 2, 3, 4, ..., 9} adalah himpunan semesta (semesta pembicaraan). Dalam diagram Venn, himpunan semesta dinotasikan dengan S berada di pojok kiri. Perhatikan himpunan P dan Q. Karena tidak ada anggota persekutuan antara P dan Q, maka P Q = { }. Jadi, dapat dikatakan bahwa kedua himpunan saling lepas. Dalam hal ini, kurva yang dibatasi oleh himpunan P dan Q saling terpisah. Selanjutnya, anggota-anggota himpunan P diletakkan pada kurva P, sedangkan anggota-anggota himpunan Q diletakkan pada kurvaQ. Anggota himpunan S yang tidak menjadi anggota himpunan P dan Q diletakkan di luar kurva P dan Q. Diagram Venn-nya seperti di bawah ini Definisi : Dua himpunan finit A dan B dikatakan ekivalen (ditulis A ∞ B) jika dan hanya jika banyak anggota kedua himpunan itu sama. S P Q ●8 ●9 ●0 ●2 ●1 ●3 ●4 ●5 ●6 ●7
  • 7. [7] Kelompok 2 Himpunan yang berpotongan Himpunan Bagian Himpunan yang sama Himpunan saling lepas
  • 8. [8] Kelompok 2 BAB 3 KESIMPULAN Suatu himpunan disebut himpunan bagian (subset) dari suatu himpunan lain jika dan hanya jika setiap anggota himpunan itu juga menjadi anggota himpunan lain tersebut. Dua himpunan dikatakan sama jika dan hanya jika kedua himpunan itu merupakan subset satu dan lainnya. Dua himpunan dikatakan berpotongan jika dan hanya jika ada anggota himpunan yang satu yang juga menjadi anggota himpunan lainnya. Dua himpunan dikatakan lepas jika dan hanya jika kedua himpunan itu tidak kosong dan tidak mempunyai elemen yang sama. Banyak anggota yang berbeda di dalam suatu himpunan disebut bilangan cardinal himpunan itu. Dua himpunan finit dikatakan ekivalen jika dan hanya jika banyak anggota kedua himpunan itu sama.
  • 9. [9] Kelompok 2 Daftar pustaka Buku Pengantar Dasar Matematika ,penerbit erlangga
  • 10. [10] Kelompok 2 LAPORAN KELOMPOK  Kelompok 1 Stella Pailah : bagaimana bentuk dari himpunan semesta yang berbentuk persegi dan segitiga?  Kelompok 2 Yopi Laloring : Apa yang dimaksud dengan diagram Venn?  Kelompok 3 William Sumendap : Bagaimana gambar diagram venn jika himpunan bagian terdapat himpunan kosong?  Kelompok 4 Abdul malik : dalam 2 himpunan apakah boleh langsung menghasilkan 2 penyelesaian?  Kelompok 5 Reza Sumaila : apa perbedaan himpunan yang berpotongan dan himpunan irisan  Kelompok 6 Julisa Sambur : bagaimana membandingkan 2 himpunan bagian itu?  Kelompok 7 Anderzend Awuy : apa perbedaan himpunan bagian dan himpunan yang sama ?  Kelompok 8 PRESENTASI  Kelompok 9 Wiwin Djojobo: Apa bedanya x |x dan x/x ?  Kelompok 10 Sofia : apa perbedaan diagram venn dan diagram euler?