Sistem akuntansi di negara-negara Islam berkembang seiring dengan kewajiban zakat pada abad ke-7 Masehi. Sistem ini dirancang untuk mencatat pendapatan dan pengeluaran Baitul Mal serta proyek-proyek pemerintah seperti industri, pertanian, keuangan, dan jasa sesuai syariat Islam. Sistem tersebut menggabungkan buku besar dan prosedur pencatatan untuk memantau berbagai aktivitas keuangan.
2. Pengembangan akuntansi pada negara
Islam dimotivasi oleh agama dan
diasosiasikan dengan kewajiban zakat
pada tahun 2 H (624), akuntansi
nampaknya dimulai dengan pendirian
Dewans untuk pencatatan Baitul Mal
pendapatan dan pengeluaran. Sistem
akuntansi disusun untuk mrefleksikan
tipe proyek yang dikerjakan oleh negara
Islam sejalan dengan pemenuhan
terhadap syara’. Projek-projek tersebut
termasuk industri, pertanian, keuangan,
perumahan dan proyek jasa.
3. Sistem akuntansi menggabungkan
rangkain pembukuan dan prosedur
pencatatan, beberapa prosedur-
prosedur tersebut meruapakan sifat
dasar dan digunakan untuk semua
sistem akuntansi, sementara yang
lain diperuntukkan bagi sistem
akuntansi tertentu. Sebagaimana
disebutkan diatas, orang yang diberi
tanggung jawab ini disebut dengan
Al-Kateb (Pembukuan/akuntan).