SlideShare a Scribd company logo
1 of 62
Dosen : Dr. Yetria Rilda
TIO PUTRA WENDARI
1530412008
Nanosain dan Teknologi
Pascasarjana Universitas Andalas
Jurusan Kimia
Padang
2016
Nanosains - Nanoteknologi
NanoScience
Didefinisikan sebagai studi fenomena dan manipulasi material pada skala atomik,
molekuler dan makromolekuler dimana sifatnya berbeda secara signifikan daripada
material pada skala besarnya
Nanoteknologi
Didefinisikan sebagai desain, karakterisasi, produksi dan aplikasi pada aplikasi struktur
alat dan sistem dengan mengontrol
Mengapa sifat-sifat pada nanomaterial berbeda ??
Ada 2 faktor prinsipnya menyebabkan sifat dari nanomaterial berbeda secara
signifikan dengan material lain :
1. Peningkatan area permukaan spesifiknya
2. Efek Quantum confinement
Faktor-faktor ini dapat mengubah atau meningkatkan sifat-sifat seperti :
reaktivitas, kekuatan dan sifat listriknya.
Nanopartikel sangat menarik karena sifat barunya (seperti reaktivitas kimiawi dan
sifat optik) yang ditunjukkan dibandingkan dengan partikel yang lebih besar dari
material yang sama
Sebagai contoh : TiO2 dan ZnO menjadi berwarna bening pada skala nano dan dapat
diaplikasikan sebagai sunscreens
Nanopartikel juga dapat disusun menjadi lapisan pada permukaan, menyediakan area
spesifik yang besar dan meningkatkan aktivitasnya seperti pada aplikasinya untuk
katalis
Nano material memiliki sifat yang berbeda dari material bulknya. Kebanyakan material
dengan struktur nano berupa kristalin alaminya dan memiliki sifat yang unik
Sifat fisika
 Struktur kristal dari nanopartikel sama dengan struktur bulknya dengan parameter kisi yang berbeda
 Jarak antaratomik berkurang seiring naiknya ukuran diakrenakan oleh gaya elektrostatik jarak jauh
dan daya tolak antar inti jarak dekat.
 Titik leleh dari nanopartikel menurun seiring meningkatnya ukuran
Nanomaterial
Sifat kimiawi
 Struktur elektronik dari nanopartikel bergantung pada ukuran dan kemampuan dari nanopartikel
tersebut untuk bereaksi bergantung pada ukuran klaster
 Luas permukaan yang lebih besar dibandingkan rasio volume dari nanopartikel memiliki efek yang
besar terhadap sifat katalitik.
Electrical properties
 Struktur elektronik dari nanomaterial berbeda dari material bulknya.
 Densiti tingkat energi pada pita konduksi berubah.
 Saat jarak energi antara 2 level energi lebih daripada KBT , E gap terbentuk.
 Nanoklaster dengan ukuran yang berbeda akan memiliki struktur elektronik yang berbeda dan
pemisahan level energi yang berbeda
 Potensial ionisasi pada ukuran nano lebih besar daripada material bulknya.
 Suatu partikel dengan diameter antara 1-100 nanometer (109 meter) atau memiliki 10-106
atom/molekul per partikelnya.
 Nanopartikel umumnya memiliki sifat-sifat seperti :
1. Memiliki luas permukaan yang besar dengan volume yang kecil
2. Memiliki partikel yang lebih reaktif
3. Memiliki sifat yang berbeda dibandingkan ukuran bulk nya
4. Umumnya membentuk sebuah kluster.
Nanopartikel
Klasifikasi nanomaterial
• Kumpulan unit (atom atau molekul) yang terdiri dari 50 unit.Cluster
• Cairan stabil yang menggandung partikel berukuran 1-1000 nm.Colloid
• Padatan yang berukuran 1-1000 nm.Nanoparticle
• Padatan yang berbentuk singel kristal berukuran nano.Nanocrystall
• 3D : partikel ; 2D: lapis tipis ; 1D: kawat tipisNanostructural
• Sama dengan material nanostruktur.Nanophase
• Partikel yang menunjukkan pengaruh ukuran setidaknya dalam 1DQuantum dot
Ukuran nano dari suatu material sangat berpengaruh terhadap sifat material tersebut,
antara lain :
1. Luas permukaan
2. Atom Pada Permukaan
3. Reaktivitas
4. Sifat Elektronik
5. Efisiensi Fotokatalitik
Efek Nanopartikel
 Hampir semua bidang dalam kedokteran, elektronik, fashion, dll sangat bergantung
pada bidang nanoteknologi.
 Salah satu konsep penting dalam memahami nanopartikel melibatkan rasio luas
permukaan : volume.
 Saat sebuah objek semakin besar, peningkatan ukuran permukaannya tidak sebanding
dengan peningkatan volumenya, begitu sebaliknya. Hal ini sangat berpengaruh pada
reaksi katalisis
1. Luas Permukaan
Dengan volume material yang sama, material
nanopartikel memiliki luas permukaan tang jauh
lebih besar.
Faktor ini sangat berpengaruh dalam kerekativan
dalam aplikasi
Persen efektif dari permukaan atom sebagai
fungsi dari diameter partikel.
Ukuran partikel  persen dispersi dari atom
logam pada permukaan, sebagai sisi aktif
reaktan. Berperan penting dalam bidang katalis
Atom pada permukaan material nano akan
tersusun lebih banyak dan rapat sehingga akan
berpengaruh dalam sifat material terutama
fotokatalis.
2. Atom Pada Permukaan
3. Reaktivitas - Quntum Well
Bentuk energi pada permukaan jika atom
pada permukaan bulk akan memiliki
permbedaan dengan reaktivitas permukaan
dengan banyak atom yang tersusun pada
nanopartikel
Hamiltonian: penjumlahan dari total energi kinetik dari seluruh partikel,
serta energi potensial dari partikel-partikel yang berkaitan dengan sistem.
Biasanya dinyatakan per unit volume
Hamiltonian suatu elektron di dalam padatan:
Keterlibatan interaksi interatomic yang meningkatkan level energi single-atom 
energy band ketika single atom  bulk solid
Hamltonian dan Energi Gap
 Salah satu efek paling langsung mengurangi ukuran bahan
untuk rentang nanometer adalah munculnya efek
kuantisasi karena confinement gerakan elektron.
 Ini menyebabkan energi level akan memiliki ciri tersendiri
dengan adanya faktor ukuran nano
Efek ukuran nanopartikel akan mempengaruhi efek struktur,
termodinamika, elektronika, spektroskopi, elektronik, atau
sifat kimia lainnya.
Efek ukuran nanopartikel dapat dilkasifikasikan menjadi 2 :
1. Efek ukuran spesifik, seperti jumlah atom dalam kluster
metal.
2. Efek ukuran nanostruktur yang lebih besar.
4. Sifat Elektronik
 Disamping merupakan kurva jumlah atom
Fe dari nanopartikel spherical pada
permukaan dan bulk(interiornya)
 Disini terlihat bahwa keunggulan dari
nanopartikel terletak pada jumlah atom Fe
berukuran 1-5 nm pada permukaannya yang
sangat tinggi, yang notabene merupakan atom
yang akan menjadi katalisator dari suatu reaksi
 Ukuran partikel Fe pada permukaan yang
semakin kecil memungkinkan semakin banyak
atom Fe yang mampu mengkatalisis reaksi
 Ukuran nanopartikel yang kecil juga
meningkatkan reaktivitas dari nanopartikel itu
sendiri.
5. Efisiensi Fotokatalis
Bentuk Partikel
(a) Nanokristalin MgO
(b) Mikrokristalin MgO
(c) MgO bulk
.... Lanjutan (efek bentuk dalam fotokatalis)
Semakin nano ukuran suatu katalis, maka
akan semakin banyak permukaan (sisi
aktif) yang berperan dalam reaksi katalitik
tersebut.
Fotokatalis/ katalis yang berukuran nano
lebih menguntungkan dikarenakan luas
permukaan yang lebih besar.
 Medis
• Seng oksida sebagai campuran dengan + 0.5%
iron (III) oksida (Fe2O3) disebut kalamina dan
digunakan di dalam berbagai jenis obat kulit
 sifat antimikroba
• Drug delivery vehicles
Dengan ukuran nano, dinilai lebih efisien dalam
transport obat ke sumber penyakit.
Tabir surya  menghalangi sinar UV-A (320-400
nm) / UV-B (280-320 nm) – melindungi kulit dan
mencegah kanker kulit
 Industri Polimer
Sekitar 50% dari ZnO digunakan dalam industri
polimer.  Proses vulkanisasi karet ban mobil
 meningkatkan konduktivitas bahan (ban) dan
anti bakteri-jamur (tekstil)
Nanopartikel ZnO  Semakin banyak partikel
nano ZnO pada permukaan  Peningktakan efek
konduktivitas dan anti
Aplikasi Nanomaterial
Nanomaterial sangat menarik untuk
dikembangkan lebih lanjut, dikarenakan
sifatnya yang berbeda dengan material ukuran
bulk-nya. Beberapa aplikasi dalam dunia
industri dari nanomaterial :
Source : Small wonder Nanotechnology and cosmetic
 Agen pengcoatingan
Cat anti korosi pada logam Campuran warna cat/
lukisan yang lebih beragam  Nanoscale
terhadap emisi.
 Sensor
Pendeteksian perubahan arus listrik  adanya
absorpsi molekul gas pada permukaan nanorod 
respon sensor  menghasilkan data.
Deteksi gas Hidrogen hingga 10 ppm
 Piezoelektrisitas
Kemampuan kristal untuk merenggang sehingga
menghasilkan energi listrik dikarenakan susunan
atom yang rapat pada permukaan nanomaterial.
 Kosmetik
Campuran ZnO sebagai bahan make up, sabun
pasta gigi, deodoran
Semakin besar ukuran (mikro), ZnO terlihat
semakin putih  Ukuran nanopartikel warna
menjadi transparant (natural).
Anti bakteria agent, sunblock, dll
Nano
Lanjutan...
Tio Putra Wendari
1530412008
Kimia
Dosen : Dr. Yetria Rilda, MS
Nanostruktur Oksida Pada Fotokatalis
Sebuah semikonduktor dapat
mengalami proses eksitasi elektron
dengan adanya energi cahaya yang
lebih tinggi dibandingkan energi
gap, dan banyak membentuk
pasangan elektron-hole.
Photo-
Induced
Fotokatalis FotoelektrokemikalFotoelektrikFotovoltaik
Adanya Proses kimia yang
“dikatalisis” oleh material
padatan yang diberikan
energi berupa gelombang
elektromagnetik dengan
panjang gelombang UV
hingga Sinar tampak.
Semikonduktor
Fotokatalis
Absorpsi Cahaya Difusi Rekombinan
Degradasi
Perangkapan muatan
Initial Step Absorpsi
Photo-Induced
Material
padatan
Foton (hv)
UV-Vis
Absorpsi
Scattering
 Pengaruh Ukuran nanokristal terhadap
Strukutral dan Sifat Elektronik dari
fotokatalis.
 Pengaruh Nanostruktur pada proses ”Initial
Step” dari reaksi fotokatalis dan pengaruh
ukuran partikel dan bentuk morfologi
terhadap pengukuran katalitik.
Elektronik
Semikonduktor  memiliki perbedaan energi valensi dan
pita konduksi, sebesar 1-3.5 eV
Tahapan reaksi pada semikonduktor :
1. Penyerapan foton dengan energi yang sama atau
lebih besar dari celah pita dari semikonduktor (misalnya,
3,2 eV untuk TiO2)
2. Menghasilkan sepasang pembawa muatan, yaitu
elektron-hole (e / h +) pasangan.
Foto-katalitik semikonkonduktor biasanya oksida,
Seperti : TiO2, ZnO, WO3, CeO2, orAxByOz, tetapi juga
sulfida, MoSx, WSx, atau BiSx, atau nitrida, TaNx, SiNx, atau
GEnx.
Semikonduktor
Dalam proses fotokatalitis,
Generation  satu elektron terkestasi pada pita
valensi (VB) akan membentuk hole.
Hole dan elektron akan mengalami transfer muatan
dengan spesies absorben pada permukaan
semikonduktor dengan pembentukan radikal yang
akan mebgoksidasi senyawa organik atau mereduksi
senyawa logam.
Rekombinan  Proses kembalinya elektron dan
bergabung dengan hole pada pita valensi, umumnya
menghasilkan radiasi (sinar).
Dieperlukan masa hidup elektron dan hole yang lama
 Proses traping elektron dan hole
Mekanisme reaksi :
Dn+ + e−
cb → D(n−1)+ electron trapping
Dn+ + h+
vb → D(n+1)+ hole trapping
• Intrinsik  vacancy Oxygen pada nanostruktur
oksida
• Ekstrinsi  Penambahan dopant/ impuritis
E- dan h+
 Sintesis Organik
Oksidasi hidrokarbon rantai lurus dan siklik
 Degradasi polutan
Mineralisasi senyawa organik
Disinfektan/destruksi dari material biologi
Detoksifikasi senyawa anorganik dan removal ion
 Reaksi Spesial
Fotofiksasi Nitrogen
Fotoreduksi CO2
Fotospliting air untuk produksi H2
Proses Elektronik pada semikonduktor
Area Riset Fotokatalis
Fotokatalis yang baik memiliki sifat :
 Fotoaktif
 Dapat menyerap sinar UV/Visible
 Inert terhadap reaksi kimia/biologi
 Murah
 Nontoksik
Struktur
Elektronik
Luas Permukaan
Sisi aktif
Pengaruh ukuran kristal dari semikonduktor
 Karakteristik Morfologi (bola, elips, jarum,
prismatik, dan batang) sangat mempengaruhi
aktivitas fotokatalitik
Karakteristik Fotokatalis
Pengaruh ukuran partikel terhadap fotoreaktivitas semikonduktor dengan adanya 2 pendekatan:
(1) Dijelaskan bahwa peningkatan yeild kuantum ketika ukuran partikel menurun. Efek ini bisa
berhubungan dengan luas permukaan yang meningkat dari partikel yang diameter lebih kecil
atau ke potensial redoks disempurnakan pita konduksi elektron, dan mungkin karena
konsentrasi situs permukaan jenuh
(2) Kenaikan yield kuantum sebagai ukuran partikel menurun karena harga rekombinasi elektron-
lubang di permukaan yang lambat karena meningkatkan pemisahan pengisi foto yang dihasilkan
(334). Juga, efek ini bisa disebabkan permukaan kepadatan spesiasi dan permukaan cacat,
yang sangat terkait dengan metode persiapan (335.336).
Penelitian-penelitian terbaru menyarankan
 Keberadaan ukuran partikel optimum untuk reaksi fotokatalitik, dengan adanya efek ukuran
partikel efektif pada penyerapan cahaya dan efisiensi hamburan, rekombinan pembawa muatan,
dan luas permukaan.
Kaitan Ukuran Dengan Efek Fotokatalis
Ukuran partikel memegang peranan penting terhadap sifat-sifat struktur dari berbagai material.,
seperti simetri kisi dan parameter sel.
 ketika ukuran partikel menurun, jumlah atom permukaan dan atom antarmuka meningkat,
menghasilkan regangan / stres dan gangguan struktural.
Contoh efek ukuran yang mempengaruhi reaksi fotokatalis :
 Fasa kristalin
 Sifat/jumlah pusat defek
 Cacat sangat diperlukan dikarenakan memiliki sifat perangkap (elektron/hole) atau sebagai
pusat rekombinasi.
 Permukaan kimia
 Sangat berpengaruh dakam transfer muatan ke molekul dan efisiensi proses generation dari
elektron dan hole.
Efek Ukuran Pada Struktur
Efek ukuran pada struktur dan stabilitas dari partikel berhubungan dengan
keseimbangan energi antara permukaan dan bulk.
Pusat Defek
Reaksi fotokatalis dimulai dengan penyerapan
foton dan diikuti generasi pasangan elektron-
hole. Elektron dan hole ini dapat berekombinan
secara cepat pada ukuran bulk.
CACAT PADA STRUKTUR dapat berperan sebagai
“trapping center” tergantung pada lokasi cacat.
Ukuran partikel nano dapat berkontribusi
untuk rekombinasi muatan terperangkap
sendiri, karena kedekatan spasial
pusat perangkap permukaan. Mereka tertarik
dengan gaya elektrostatik, menghindari
stabilisasi pemisahan muatan.
Seperti pada TiO2
Penangkap elektron pada semikonduktor TiO2
berupa ion Ti4+ dana kekosongan oksida.
Ion Ti4+ dapat dibagi menjadi 2 tipe sisi
penangkap :
 Pada dalam nanopartikel
 Pada permukaan nanopartikel
Ion Ti4+ berinteraksi dengan elektron eksitasi
untuk memebentuk Ti3+.
 TiIV−OH + e−
cb → TiIII−OH (17.8)
 TiIII−OH + h+
vb → TiIV−OH
Defek Sebagai Penangkap Elektron
Absorption of Light: Charge Separation
Penyerapan cahaya dengan energi yang lebih tinggi dibandingkan band gap akan menyebabkan
eksitasi/ pemisahan elektron ke pita konduksi (CB), menghasilkan hole pada Pita Valensi (VB).
MOx + hν → MOx(e−cb + h+vb)
MOX = semikonduktor
Interaksi Cahaya dan Materi
Adanya efek “quantum confinement”
proses penyerapan cahaya memiliki ciri
tersendiri tergantung pada ukuran partikel
semikonduktor.
Band gap behavior versus size for TiO2, ZnO, and MoS2
materials.
Quantum Confinement
A. Proses Fotokatalis : Pada proses ini dihasilkan spesies aktif radikal melalui
reaksi kimia dengan bantuan penyinaran.
TiO2 + hv TiO2 + hVb
+ + ecb
-
hVb
+ + >Ti(IV)OH [>Ti(IV)OH●]+
ecb
- + >Ti(IV)OH [>Ti(III)OH]
[>Ti(IV)OH●]+ + Red [>Ti(IV)OH●]+ + Red●
ecb
- + Ox [>Ti(IV)OH + Ox●-
B. Radikal bebas yang dihasilkan dari reaksi fotokatalis akan menyerang senyawa
organik target dengan jalan memutus ikatan rangkap yang ada senyawa organik
seperti zat warna, bakteri, dan jamur.
Mekanisme Degradasi Oleh Fotokatalis (TiO2)
Reaksi dari trapping e- dan h+
 Mn+ + e−
cb −→ M(n−1)+ electron trapping
 Mn+ + h+
vb −→ M(n+1)+ hole trapping
Perlakuan trapping pada elektron/hole saja tidak
efektif karena spesies muatan yang ditangkap akan
segera berekombinasi dengan pasangan spesies
muatannya
Meningkatkan waktu hidup dari charge carrier
Menghindari proses rekombinasi
Pendopingan
semikonduktor
Mampu melakukan
trapping e- dan h+
Kemampuan ion dopan sebagai penangkap
muatan bergantung kepada:
Konsentrasi dopan
Level energi pada kisi semikonduktor
Konfigurasi elektronik d dan f
Distribusi antarpartikel
Konsentrasi donor elektron
Kation dopan yang melakukan trapping
akan mengganggu keseimbangan
konfigurasi elektroniknya, menyebabkan
ketidakstabilan
Difusi dan Trapping Muatan
Elektron dan hole yang terbentuk dilibatkan dalam reaksi kimia stelah terjadinya
transfer muatan pada permukaan.
Porses trapping dan transfer muatan harus bersaing lebih dulu terjadi dibandingkan
proses deeksitasi /relaksasi yang menyebabkan rekombinan muatan.
Rekombinasi
Elektron-hole
Transfer muatan ke
permukaan
2 Tahapan proses setelah pembentukan muatan
Fate of Trapped Charge Species
Proses relaksasi/ rekombinasi suatu material semikonduktor akan menghasilkan
energi dalam bentuk radiasi/panas .
 e−cb + h+vb −→ MOx + energy (17.28)
 e−Tr + h+vb −→ MOx + energy (17.29)
 e−cb + h+Tr −→ MOx + energy (17.30)
 e−Tr + h+Tr −→ MOx + energy
Dimana CB = pita konduksI, VB = Pita valensi, Tr = muatan terperangkap
Rekombinasi Elektron - Hole
Dalam reaksi kimia fotokatalis, pembawa muatan harus melakukan kontak
dengan molekul gas/ cairan untuk terjadinya proses degradasi atau
transfromasi kimia. Transfer
Pada reaksi fotokatalis oksigen akan selalu hadir sebagai media reaksi sebagai
akseptor elektron utama. Elektron ditransfer ke molekul oksigen pada
permukaan katalismenghasilkan superoksida atau hidrogen peroksida radikal.
Transfer Muatan Ke Permukaan
Pendeposisian logam mulia (Pt, Au, Ag dll) pada permukaan semikonduktor dapat meningkatkan
efisiensi fotokatalitik dengan bertindak mirip seperti
Pendeposisian juga meningkatkan laju transfer elektron ke oksigen dan meningkatkan nilai hasil
kuantum
Jumlah deposit yang terlalu banyak akan menurunkan efisiensi dan mengurangi jumlah cahaya yang
masuk akibat efek UV shielding pada logam mulia
Nilai peningkatan efisiensi fotokatalitik terhadap pelapisan logam dapat dihitung dengan rumus
dibawah:
Efek Pelapisan Logam Pada Semikonduktor
𝐸 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 =
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑀𝑢𝑙𝑖𝑎
𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑀𝑢𝑙𝑖𝑎
 Oksida campuran yang terdiri dari semikonduktor yang didispersikan kedalam support inert
seperti silika, alumina atau zirkonia telah dibuat
 Support pada semikonduktor dilakukan agar semikonduktor lebih stabil dan memiliki luas
permukaan yang besar.
 Dispersi TiO2 pada silika terbukti menstabilkan fasa anatase TiO2
 Heterojucntions merupakan campuran dari 2 semikonduktor yang memiliki level energi dan nilai
bandgap yang berbeda agar memiliki efek sinergis terhadap proses fotokatalitik
Oksida Campuran dan Heterojunction
Logam transisi seperti V, Nb dan Ta pada tingkat oksidasi tertingginya dpaat membentuk klaster
anion logam-oskigen yang disebut sebagai polioksometalat (POM)/polioksoanion
Klasifikasi POM adalah:
Senyawa isopoli dengan rumus umum MxOq-y, dihasilkan melalui kondensasi asam dari MoO2-
4/WO2-4 murni
Contoh: MO7O6-24
Senyawa heteropoli dengan rumus umum AqMxOq-y, dihasilkan melalui kondensasi asam dari
MoO2-4/WO2-4 dan suatu heteroatom (A = P, Si, As dll)
Conth: PW12O3-40
Senyawa heteropoli yang mengandung rasio campuran Mo:W yang berbeda dari MoO2-4/WO2-4 dan
Polioksometalat
Aplikasi Nanomaterial Semikonduktor
~ Tekstil TiO2 ~
A. Farouk, S. Sharaf∗, M.M. Abd El-Hady
National Research Center, Textile Research Division, Dokki,
Cairo, Egypt
Degradasi Metilen Biru (Self-Cleaning)
C16H18N3SCl + 51/2 O2  HCl + H2SO4 + 3 HNO3 + 16 CO2 + 6 H2O
Anti-mikroba
Anti UV
Anti air
Fotokatalis
Egap Konduktor : 0 – 1 eV
Semikonduktor : 1 – 3 eV
Isolator : > 4 eV
Nano-TiO2
Katun Multifungsi
(Non-Toksik)
Fotokatalis
• Efek penyebaran pembawa muatan
Semakin kecil ukuran partikel,
meningkatakan efesiensi fotokatalis 
semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk
“photo-induced electrons” tersebar dari
kristal ke permukaan substrat yang
mengurangi kemungkinan rekombinan
elektron dan hole.
• Efek luas permukaan
Peningkatan luas permukaan dengan
penurunan ukuran partikel akan
meningkatkan aktivitas katalis. Peningkatan
disebabkan adanya penambahan permukaan
reaktif untuk adsorpsi substrat.
• Coupled-Photocatalyst
Meningkatkan pemisahan muatan sehingga
memperpanjang energi pemisahan fotokatalis
TiO2
Bahan :
• Kain katun (100%) 2x2 cm
• 3-Chloro-2-hydroxypropyl trimethyl ammonium chloride (Quat 188)
• Diallyl dimethyl ammonium chloride (DADMAC)
• 1,2,3,4-butane tetracarboxylic acid (BTCA)
• Stearic acid
• Ethanol
• Sodium hypophosphite (SHP)
• SiO2 nanoparticles
• Titanium Dioxide P25 (campuran fasa anatase/rutile)
Material
Kain katun
• Dikationisasi menggunakan metode pad-batch
menggunakan 20 g/L Quat-188 dan 8 g/L NaOH
(Dilakukan untuk DADMAC – NaOH)
Fig. 1. Chemical structures of Quat-188 and DADMAC.
Kain katun terkationisasi
• Ditempatkan dalam kantong tertutup selama
24 pada suhu ruang
• Diperas
• Disimpan dalam kantong pada suhu ruang
selama 24 jam
• Sampel dicuci dengan air dingin + asam asetat
• Dicuci beberapa kali dengan air dingin
• Dikeringkan pada suhu kamar
Kain katun terkationisasi
Preparasi Katun Tekstil Terkationisasi
Larutan BTCA 30 g/L
• Dicampurkan dan distirrer 0,5% Nano-TiO2
Natrium Hipofosfit 6% w/w
• Disuspensikan dalam etanol
Larutan Campuran
• Kain Katun kationisasi dilapisi dengan 2x dip-nip
• Diperas
• Dikeringkan pada 80oC 5 menit
• Dikeringkan pada 180oC 3 menit
• Dibilas dengan air panas dan kemudian air dingin
• Dikeringkan pada suhu kamar
Katun tekstil terlapisi
Pelapisan BTCA/TiO2 Pada Katun
Larutan BTCA 30 g/L
• Dicampurkan dan distirrer 0,5% Nano-TiO2
Natrium Hipofosfit 6% w/w
• Disuspensikan dalam etanol
• Diultrasonik selama 30 menit
Larutan Campuran
• Kain Katun kationisasi dilapisi dengan 2x dip-nip
• Diperas
• Dikeringkan pada 80oC 5 menit
• Dikeringkan pada 180oC 3 menit
• Dibilas dengan air panas dan kemudian air dingin
• Dikeringkan pada suhu kamar
Katun tekstil terlapisi
0,5% Nano-SiO2
Pelapisan BTCA/TiO2/SiO2 Pada Katun
• Dicelupkan dalam asam stearat 1wt% yang terlarut dalam
aseton selama 10 menit
Kain Katun Terlapisi
Larutan Campuran
• Kain Katun kationisasi dilapisi dengan 2x dip-nip
• Diperas
• Dikeringkan pada 80oC 5 menit
• Dikeringkan pada 180oC 3 menit
• Dibilas dengan air panas dan kemudian air dingin
• Dikeringkan pada suhu kamar
Katun tekstil terlapisi
Treatmen Hidrofobik
• Transmission Electron Microscopy
Penentuan ukuran partikel dan kehomogenan
TiO2/SiO2
• Scanning Electron Microscopy/EDX
 Morfologi partikel TiO2/SiO2
• X-Ray Diffraction
Penentuan fasa kristal TiO2/SiO2
• Tensile Strength
Penentuan kekakuan kain katun terlapisi
• Kekasaran Permukaan
Penentuan kekasaran kain setelah dilapisi
• Permibilitas udara
 Penentuan kemampuan dilewati angin
• Faktor UV Protektor
Kemampuan menahan sinar UV
• Pengukuran anti basah
Kemampuan kain anti air
• Anti bakteri dan self cleaning
Meode Karakterisasi – Uji Sifat Kain
Hasil Dan Pembahasan
Suggested mechanism of the reaction of cationized
cotton fabric with BTCA/TiO2 nanoparticles.
Chemical structures of the cationized cotton.
Kationisasi Katun Mekanisme Pelapisan Katun
(a) TiO2 on DADMAC cationized cotton
(b) TiO2SiO2 nanomaterials on
DADMAC cationized cotton
(c) TiO2 on Quat cationized cotton
(d) TiO2SiO2 nanomaterials on Quat
cationized cotton fabrics.
Pola XRD
Pola XRD menunjukan puncak yang khas dari senyawa TiO2 dan SiO2 pada
katun, sehingga dapat disimpulkan bahwa fotokatalis telah terlapisi pada
katun tekstil.
The morphology of SiO2 nanoparticles and TiO2/SiO2 nanomaterials.
TEM - SEM
Effect of cationization/or nanoparticles treatments on the UV protection properties of cotton fabrics.
UV Protection
Sifat anti UV dari katun tekstil muncul dengan adanya lapisan TiO2 dan SiO2
pada katun, sehingga ketika sinar UV menyinari kain sinar akan diserap oleh
fotokatalis sehingga dapat melindungi kulit dari sinar UV.
Effect of cationization/or nanoparticles treatments on the antibacterial properties of cotton fabrics.
Anti Bakteri
Nanopartikel TiO2 dan SiO2 berperan dalam reaksi fotokatalitik dengan
terbentuknya hole dan e- yang akan bereaksi mendegradasi protein yang
menyusun dinding sel bakteri sehingga terbentuk zona inhibisi
(A) Decolorization of MB dye on cotton fabric
surface
(B) UV–vis absorption spectra of decolourization of
methylen blue (10 mg/l) after 1 h UV-
irradiation.
Panel (B) is untreated cotton sample
(1) Quat cationized cotton treated with TiO2
nanoparticles
(2) DADMAC cationized cotton treated with TiO2
nanoparticles
(3) Quat cationized cotton treated with TiO2/SiO2
nanomaterials
(4) DADMAC cationized cotton treated TiO2/SiO2
nanomaterials.
Self-Cleaning
Schematic illustration of preparation of hydrophobic surfaces on cotton fabric.
Sifat Hidrofobik
Sifat hidrofobik dari katun tekstil
muncul dikarena gugus hidrofob dari
asam stearat yang melapisi katun
tekstil.
Shows drop penetration time (TEGEWA test) for cotton fabrics before and after treatment with
stearic acid as hydrophobic additive [after 2 washing cycles].
Sifat Hidrofobik
Effect of different treatments on the physical properties of cotton fabrics.
Sifat Fisika Katun
Kesimpulan
Berdasarkan teori mengenai efek nanopartikel dan aplikasi nanomaterial dalam bidang
tekstil, dapat disimpulkan bahwa :
1. Efek ukuran nano dari suatu material berpengaruh terhadap struktur, sifat elektronik,
luas permukaan, reaktivitas dari material.
2. Sifat material berukuran bulk akan sangat berbeda dengan material bersifat nano.
3. Material fotokatalis sangat bdipengaruhi dengan ukuran partikel, dimana semakin nano
ukuran fotokatalis maka akan semakin reaktif.
4. Dari hasil penelitian mengenai faktor ukuran partikel dalam fotokatalis, TiO2 berukuran
nano sangat berpengaruh dalam terbentuknya hole dan elektron tereksitasi.
5. Material semikonduktor sangat menarik dikembangkan sebagai fotokatalis dikarenakan
bersifat heterogen sehingga dapat digunakan berulang dan band gap dapat dimodifikasi
sesuai dengan aplikasinya.
Nanopartikel, nanosains, nanoteknologi

More Related Content

What's hot

Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
reza_kaligis
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Dokter Tekno
 

What's hot (20)

Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)Senyawa koordinasi (kompleks)
Senyawa koordinasi (kompleks)
 
Kestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleksKestabilan ion kompleks
Kestabilan ion kompleks
 
Spektrometri massa
Spektrometri massaSpektrometri massa
Spektrometri massa
 
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docxATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
ATP fase E - kimia kelas x kurikulum merdeka.docx
 
Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt Laju Reaksi ppt
Laju Reaksi ppt
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
Ikatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigmaIkatan pi dan ikatan sigma
Ikatan pi dan ikatan sigma
 
Jurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoksJurnal reaksi redoks
Jurnal reaksi redoks
 
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat PadatIkatan Kristal - Fisika Zat Padat
Ikatan Kristal - Fisika Zat Padat
 
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echangNukleofilik dan elektrofilik_by:echang
Nukleofilik dan elektrofilik_by:echang
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
 
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
Aes(Atomic Emission Spectroscopy)
 
Spektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom HidrogenSpektrum Garis Atom Hidrogen
Spektrum Garis Atom Hidrogen
 
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organikPenyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
Penyerangan Nukleofilik pada senyawa organik
 
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi AnionReaksi-Reaksi Identifikasi Anion
Reaksi-Reaksi Identifikasi Anion
 
Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)Makalah Sel volta (Galvani)
Makalah Sel volta (Galvani)
 
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDALAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR VISKOSITAS FLUIDA
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 
Teknologi nano
Teknologi nanoTeknologi nano
Teknologi nano
 

Viewers also liked

Nano HyThec Maker
Nano HyThec MakerNano HyThec Maker
Nano HyThec Maker
Pulung Sambadha
 
Perencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi final
Perencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi finalPerencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi final
Perencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi final
Matax Balai
 
Gaya van der waals
Gaya van der waalsGaya van der waals
Gaya van der waals
arsanta
 
Nano material and surface engineering ppt
Nano material  and surface engineering pptNano material  and surface engineering ppt
Nano material and surface engineering ppt
Vipin Singh
 
Intro to nanomaterial
Intro to nanomaterialIntro to nanomaterial
Intro to nanomaterial
ziad zohdy
 
Preparation of Nanoparticles
Preparation of NanoparticlesPreparation of Nanoparticles
Preparation of Nanoparticles
hephz
 

Viewers also liked (10)

Nano HyThec Maker
Nano HyThec MakerNano HyThec Maker
Nano HyThec Maker
 
Nanomaterial sampling at NIST
Nanomaterial sampling at NISTNanomaterial sampling at NIST
Nanomaterial sampling at NIST
 
Perencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi final
Perencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi finalPerencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi final
Perencanaan penyebaran informasi kemampuan lipi final
 
Gaya van der waals
Gaya van der waalsGaya van der waals
Gaya van der waals
 
Pembuatan SiO2 dengan metode sol gel
Pembuatan SiO2 dengan metode sol gelPembuatan SiO2 dengan metode sol gel
Pembuatan SiO2 dengan metode sol gel
 
Nano material and surface engineering ppt
Nano material  and surface engineering pptNano material  and surface engineering ppt
Nano material and surface engineering ppt
 
Toxic effects of nanomaterials ppt
Toxic effects of nanomaterials pptToxic effects of nanomaterials ppt
Toxic effects of nanomaterials ppt
 
Intro to nanomaterial
Intro to nanomaterialIntro to nanomaterial
Intro to nanomaterial
 
Preparation of Nanoparticles
Preparation of NanoparticlesPreparation of Nanoparticles
Preparation of Nanoparticles
 
Nanomaterials
NanomaterialsNanomaterials
Nanomaterials
 

Similar to Nanopartikel, nanosains, nanoteknologi

Penerapan fisika dalam asuhan keperawatan
Penerapan fisika dalam asuhan keperawatanPenerapan fisika dalam asuhan keperawatan
Penerapan fisika dalam asuhan keperawatan
hammad hammad
 

Similar to Nanopartikel, nanosains, nanoteknologi (20)

PPT Nano teknologi.ppsx
PPT Nano teknologi.ppsxPPT Nano teknologi.ppsx
PPT Nano teknologi.ppsx
 
Ilovepdf merged (4)
Ilovepdf merged (4)Ilovepdf merged (4)
Ilovepdf merged (4)
 
Nanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptxNanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptx
 
Abstract
AbstractAbstract
Abstract
 
3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx
 
Nanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptxNanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptx
 
Nanopartikel
NanopartikelNanopartikel
Nanopartikel
 
Makalah ms
Makalah msMakalah ms
Makalah ms
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Aas 1
Aas 1Aas 1
Aas 1
 
besara dan pngukuran kelas x smt 1 a.ppt
besara dan pngukuran kelas x smt 1 a.pptbesara dan pngukuran kelas x smt 1 a.ppt
besara dan pngukuran kelas x smt 1 a.ppt
 
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber OptikLaporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
Laporan praktikum Fislab Serat Fiber Optik
 
Nanoteknologi Musa
Nanoteknologi  MusaNanoteknologi  Musa
Nanoteknologi Musa
 
interaksi-radiasi-dengan-materi.pdf
interaksi-radiasi-dengan-materi.pdfinteraksi-radiasi-dengan-materi.pdf
interaksi-radiasi-dengan-materi.pdf
 
Penerapan fisika dalam asuhan keperawatan
Penerapan fisika dalam asuhan keperawatanPenerapan fisika dalam asuhan keperawatan
Penerapan fisika dalam asuhan keperawatan
 
Rpp radiasi gelombang em
Rpp radiasi gelombang emRpp radiasi gelombang em
Rpp radiasi gelombang em
 
Radioaktif
RadioaktifRadioaktif
Radioaktif
 
Gamma decay
Gamma decayGamma decay
Gamma decay
 
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahayaLaporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
Laporan lengakap percobaan karakteristik piranti cahaya
 
Kimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimiaKimia Inti dan RadioKimia
Kimia Inti dan RadioKimia
 

Recently uploaded

Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
MemenAzmi1
 

Recently uploaded (12)

PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
PPT KLONING (Domba Dolly), perkembangan kloning hewan, mekanisme kloning hewa...
 
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksiAnalisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
Analisis varinasi (anova) dua arah dengan interaksi
 
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )Dana Setiawan   (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
Dana Setiawan (Paparan terkait Konstruksi Jalan )
 
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
Petunjuk Teknis Penggunaan Aplikasi OSNK 2024
 
tranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energitranformasi energi atau perubahan energi
tranformasi energi atau perubahan energi
 
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
Lampiran 4 _ Lembar Kerja Rencana Pengembangan Kompetensi DIri_Titin Solikhah...
 
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdfSoal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
Soal Campuran Asam Basa Kimia kelas XI.pdf
 
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non BankRuang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
Ruang Lingkup Lembaga Keuangan Bank dan Non Bank
 
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptxMateri Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
Materi Kelas 8 - Unsur, Senyawa dan Campuran.pptx
 
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI pptMATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
MATERI IPA KELAS 9 SMP: BIOTEKNOLOGI ppt
 
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampelbagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
bagian 2 pengujian hipotesis deskriptif 1 sampel
 
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis dataUji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
Uji hipotesis, prosedur hipotesis, dan analisis data
 

Nanopartikel, nanosains, nanoteknologi

  • 1. Dosen : Dr. Yetria Rilda TIO PUTRA WENDARI 1530412008 Nanosain dan Teknologi Pascasarjana Universitas Andalas Jurusan Kimia Padang 2016
  • 2.
  • 3. Nanosains - Nanoteknologi NanoScience Didefinisikan sebagai studi fenomena dan manipulasi material pada skala atomik, molekuler dan makromolekuler dimana sifatnya berbeda secara signifikan daripada material pada skala besarnya Nanoteknologi Didefinisikan sebagai desain, karakterisasi, produksi dan aplikasi pada aplikasi struktur alat dan sistem dengan mengontrol
  • 4. Mengapa sifat-sifat pada nanomaterial berbeda ?? Ada 2 faktor prinsipnya menyebabkan sifat dari nanomaterial berbeda secara signifikan dengan material lain : 1. Peningkatan area permukaan spesifiknya 2. Efek Quantum confinement Faktor-faktor ini dapat mengubah atau meningkatkan sifat-sifat seperti : reaktivitas, kekuatan dan sifat listriknya. Nanopartikel sangat menarik karena sifat barunya (seperti reaktivitas kimiawi dan sifat optik) yang ditunjukkan dibandingkan dengan partikel yang lebih besar dari material yang sama Sebagai contoh : TiO2 dan ZnO menjadi berwarna bening pada skala nano dan dapat diaplikasikan sebagai sunscreens Nanopartikel juga dapat disusun menjadi lapisan pada permukaan, menyediakan area spesifik yang besar dan meningkatkan aktivitasnya seperti pada aplikasinya untuk katalis
  • 5. Nano material memiliki sifat yang berbeda dari material bulknya. Kebanyakan material dengan struktur nano berupa kristalin alaminya dan memiliki sifat yang unik Sifat fisika  Struktur kristal dari nanopartikel sama dengan struktur bulknya dengan parameter kisi yang berbeda  Jarak antaratomik berkurang seiring naiknya ukuran diakrenakan oleh gaya elektrostatik jarak jauh dan daya tolak antar inti jarak dekat.  Titik leleh dari nanopartikel menurun seiring meningkatnya ukuran Nanomaterial Sifat kimiawi  Struktur elektronik dari nanopartikel bergantung pada ukuran dan kemampuan dari nanopartikel tersebut untuk bereaksi bergantung pada ukuran klaster  Luas permukaan yang lebih besar dibandingkan rasio volume dari nanopartikel memiliki efek yang besar terhadap sifat katalitik.
  • 6. Electrical properties  Struktur elektronik dari nanomaterial berbeda dari material bulknya.  Densiti tingkat energi pada pita konduksi berubah.  Saat jarak energi antara 2 level energi lebih daripada KBT , E gap terbentuk.  Nanoklaster dengan ukuran yang berbeda akan memiliki struktur elektronik yang berbeda dan pemisahan level energi yang berbeda  Potensial ionisasi pada ukuran nano lebih besar daripada material bulknya.
  • 7.  Suatu partikel dengan diameter antara 1-100 nanometer (109 meter) atau memiliki 10-106 atom/molekul per partikelnya.  Nanopartikel umumnya memiliki sifat-sifat seperti : 1. Memiliki luas permukaan yang besar dengan volume yang kecil 2. Memiliki partikel yang lebih reaktif 3. Memiliki sifat yang berbeda dibandingkan ukuran bulk nya 4. Umumnya membentuk sebuah kluster. Nanopartikel
  • 8. Klasifikasi nanomaterial • Kumpulan unit (atom atau molekul) yang terdiri dari 50 unit.Cluster • Cairan stabil yang menggandung partikel berukuran 1-1000 nm.Colloid • Padatan yang berukuran 1-1000 nm.Nanoparticle • Padatan yang berbentuk singel kristal berukuran nano.Nanocrystall • 3D : partikel ; 2D: lapis tipis ; 1D: kawat tipisNanostructural • Sama dengan material nanostruktur.Nanophase • Partikel yang menunjukkan pengaruh ukuran setidaknya dalam 1DQuantum dot
  • 9. Ukuran nano dari suatu material sangat berpengaruh terhadap sifat material tersebut, antara lain : 1. Luas permukaan 2. Atom Pada Permukaan 3. Reaktivitas 4. Sifat Elektronik 5. Efisiensi Fotokatalitik Efek Nanopartikel
  • 10.  Hampir semua bidang dalam kedokteran, elektronik, fashion, dll sangat bergantung pada bidang nanoteknologi.  Salah satu konsep penting dalam memahami nanopartikel melibatkan rasio luas permukaan : volume.  Saat sebuah objek semakin besar, peningkatan ukuran permukaannya tidak sebanding dengan peningkatan volumenya, begitu sebaliknya. Hal ini sangat berpengaruh pada reaksi katalisis 1. Luas Permukaan Dengan volume material yang sama, material nanopartikel memiliki luas permukaan tang jauh lebih besar. Faktor ini sangat berpengaruh dalam kerekativan dalam aplikasi
  • 11. Persen efektif dari permukaan atom sebagai fungsi dari diameter partikel. Ukuran partikel  persen dispersi dari atom logam pada permukaan, sebagai sisi aktif reaktan. Berperan penting dalam bidang katalis Atom pada permukaan material nano akan tersusun lebih banyak dan rapat sehingga akan berpengaruh dalam sifat material terutama fotokatalis. 2. Atom Pada Permukaan
  • 12. 3. Reaktivitas - Quntum Well Bentuk energi pada permukaan jika atom pada permukaan bulk akan memiliki permbedaan dengan reaktivitas permukaan dengan banyak atom yang tersusun pada nanopartikel
  • 13. Hamiltonian: penjumlahan dari total energi kinetik dari seluruh partikel, serta energi potensial dari partikel-partikel yang berkaitan dengan sistem. Biasanya dinyatakan per unit volume Hamiltonian suatu elektron di dalam padatan: Keterlibatan interaksi interatomic yang meningkatkan level energi single-atom  energy band ketika single atom  bulk solid Hamltonian dan Energi Gap
  • 14.  Salah satu efek paling langsung mengurangi ukuran bahan untuk rentang nanometer adalah munculnya efek kuantisasi karena confinement gerakan elektron.  Ini menyebabkan energi level akan memiliki ciri tersendiri dengan adanya faktor ukuran nano Efek ukuran nanopartikel akan mempengaruhi efek struktur, termodinamika, elektronika, spektroskopi, elektronik, atau sifat kimia lainnya. Efek ukuran nanopartikel dapat dilkasifikasikan menjadi 2 : 1. Efek ukuran spesifik, seperti jumlah atom dalam kluster metal. 2. Efek ukuran nanostruktur yang lebih besar. 4. Sifat Elektronik
  • 15.  Disamping merupakan kurva jumlah atom Fe dari nanopartikel spherical pada permukaan dan bulk(interiornya)  Disini terlihat bahwa keunggulan dari nanopartikel terletak pada jumlah atom Fe berukuran 1-5 nm pada permukaannya yang sangat tinggi, yang notabene merupakan atom yang akan menjadi katalisator dari suatu reaksi  Ukuran partikel Fe pada permukaan yang semakin kecil memungkinkan semakin banyak atom Fe yang mampu mengkatalisis reaksi  Ukuran nanopartikel yang kecil juga meningkatkan reaktivitas dari nanopartikel itu sendiri. 5. Efisiensi Fotokatalis
  • 16. Bentuk Partikel (a) Nanokristalin MgO (b) Mikrokristalin MgO (c) MgO bulk .... Lanjutan (efek bentuk dalam fotokatalis) Semakin nano ukuran suatu katalis, maka akan semakin banyak permukaan (sisi aktif) yang berperan dalam reaksi katalitik tersebut. Fotokatalis/ katalis yang berukuran nano lebih menguntungkan dikarenakan luas permukaan yang lebih besar.
  • 17.  Medis • Seng oksida sebagai campuran dengan + 0.5% iron (III) oksida (Fe2O3) disebut kalamina dan digunakan di dalam berbagai jenis obat kulit  sifat antimikroba • Drug delivery vehicles Dengan ukuran nano, dinilai lebih efisien dalam transport obat ke sumber penyakit. Tabir surya  menghalangi sinar UV-A (320-400 nm) / UV-B (280-320 nm) – melindungi kulit dan mencegah kanker kulit  Industri Polimer Sekitar 50% dari ZnO digunakan dalam industri polimer.  Proses vulkanisasi karet ban mobil  meningkatkan konduktivitas bahan (ban) dan anti bakteri-jamur (tekstil) Nanopartikel ZnO  Semakin banyak partikel nano ZnO pada permukaan  Peningktakan efek konduktivitas dan anti Aplikasi Nanomaterial Nanomaterial sangat menarik untuk dikembangkan lebih lanjut, dikarenakan sifatnya yang berbeda dengan material ukuran bulk-nya. Beberapa aplikasi dalam dunia industri dari nanomaterial :
  • 18. Source : Small wonder Nanotechnology and cosmetic  Agen pengcoatingan Cat anti korosi pada logam Campuran warna cat/ lukisan yang lebih beragam  Nanoscale terhadap emisi.  Sensor Pendeteksian perubahan arus listrik  adanya absorpsi molekul gas pada permukaan nanorod  respon sensor  menghasilkan data. Deteksi gas Hidrogen hingga 10 ppm  Piezoelektrisitas Kemampuan kristal untuk merenggang sehingga menghasilkan energi listrik dikarenakan susunan atom yang rapat pada permukaan nanomaterial.  Kosmetik Campuran ZnO sebagai bahan make up, sabun pasta gigi, deodoran Semakin besar ukuran (mikro), ZnO terlihat semakin putih  Ukuran nanopartikel warna menjadi transparant (natural). Anti bakteria agent, sunblock, dll Nano Lanjutan...
  • 19. Tio Putra Wendari 1530412008 Kimia Dosen : Dr. Yetria Rilda, MS Nanostruktur Oksida Pada Fotokatalis
  • 20. Sebuah semikonduktor dapat mengalami proses eksitasi elektron dengan adanya energi cahaya yang lebih tinggi dibandingkan energi gap, dan banyak membentuk pasangan elektron-hole. Photo- Induced Fotokatalis FotoelektrokemikalFotoelektrikFotovoltaik Adanya Proses kimia yang “dikatalisis” oleh material padatan yang diberikan energi berupa gelombang elektromagnetik dengan panjang gelombang UV hingga Sinar tampak. Semikonduktor Fotokatalis
  • 21. Absorpsi Cahaya Difusi Rekombinan Degradasi Perangkapan muatan Initial Step Absorpsi Photo-Induced Material padatan Foton (hv) UV-Vis Absorpsi Scattering
  • 22.  Pengaruh Ukuran nanokristal terhadap Strukutral dan Sifat Elektronik dari fotokatalis.  Pengaruh Nanostruktur pada proses ”Initial Step” dari reaksi fotokatalis dan pengaruh ukuran partikel dan bentuk morfologi terhadap pengukuran katalitik. Elektronik
  • 23. Semikonduktor  memiliki perbedaan energi valensi dan pita konduksi, sebesar 1-3.5 eV Tahapan reaksi pada semikonduktor : 1. Penyerapan foton dengan energi yang sama atau lebih besar dari celah pita dari semikonduktor (misalnya, 3,2 eV untuk TiO2) 2. Menghasilkan sepasang pembawa muatan, yaitu elektron-hole (e / h +) pasangan. Foto-katalitik semikonkonduktor biasanya oksida, Seperti : TiO2, ZnO, WO3, CeO2, orAxByOz, tetapi juga sulfida, MoSx, WSx, atau BiSx, atau nitrida, TaNx, SiNx, atau GEnx. Semikonduktor
  • 24. Dalam proses fotokatalitis, Generation  satu elektron terkestasi pada pita valensi (VB) akan membentuk hole. Hole dan elektron akan mengalami transfer muatan dengan spesies absorben pada permukaan semikonduktor dengan pembentukan radikal yang akan mebgoksidasi senyawa organik atau mereduksi senyawa logam. Rekombinan  Proses kembalinya elektron dan bergabung dengan hole pada pita valensi, umumnya menghasilkan radiasi (sinar). Dieperlukan masa hidup elektron dan hole yang lama  Proses traping elektron dan hole Mekanisme reaksi : Dn+ + e− cb → D(n−1)+ electron trapping Dn+ + h+ vb → D(n+1)+ hole trapping • Intrinsik  vacancy Oxygen pada nanostruktur oksida • Ekstrinsi  Penambahan dopant/ impuritis E- dan h+
  • 25.  Sintesis Organik Oksidasi hidrokarbon rantai lurus dan siklik  Degradasi polutan Mineralisasi senyawa organik Disinfektan/destruksi dari material biologi Detoksifikasi senyawa anorganik dan removal ion  Reaksi Spesial Fotofiksasi Nitrogen Fotoreduksi CO2 Fotospliting air untuk produksi H2 Proses Elektronik pada semikonduktor Area Riset Fotokatalis
  • 26. Fotokatalis yang baik memiliki sifat :  Fotoaktif  Dapat menyerap sinar UV/Visible  Inert terhadap reaksi kimia/biologi  Murah  Nontoksik Struktur Elektronik Luas Permukaan Sisi aktif Pengaruh ukuran kristal dari semikonduktor  Karakteristik Morfologi (bola, elips, jarum, prismatik, dan batang) sangat mempengaruhi aktivitas fotokatalitik Karakteristik Fotokatalis
  • 27. Pengaruh ukuran partikel terhadap fotoreaktivitas semikonduktor dengan adanya 2 pendekatan: (1) Dijelaskan bahwa peningkatan yeild kuantum ketika ukuran partikel menurun. Efek ini bisa berhubungan dengan luas permukaan yang meningkat dari partikel yang diameter lebih kecil atau ke potensial redoks disempurnakan pita konduksi elektron, dan mungkin karena konsentrasi situs permukaan jenuh (2) Kenaikan yield kuantum sebagai ukuran partikel menurun karena harga rekombinasi elektron- lubang di permukaan yang lambat karena meningkatkan pemisahan pengisi foto yang dihasilkan (334). Juga, efek ini bisa disebabkan permukaan kepadatan spesiasi dan permukaan cacat, yang sangat terkait dengan metode persiapan (335.336). Penelitian-penelitian terbaru menyarankan  Keberadaan ukuran partikel optimum untuk reaksi fotokatalitik, dengan adanya efek ukuran partikel efektif pada penyerapan cahaya dan efisiensi hamburan, rekombinan pembawa muatan, dan luas permukaan. Kaitan Ukuran Dengan Efek Fotokatalis
  • 28. Ukuran partikel memegang peranan penting terhadap sifat-sifat struktur dari berbagai material., seperti simetri kisi dan parameter sel.  ketika ukuran partikel menurun, jumlah atom permukaan dan atom antarmuka meningkat, menghasilkan regangan / stres dan gangguan struktural. Contoh efek ukuran yang mempengaruhi reaksi fotokatalis :  Fasa kristalin  Sifat/jumlah pusat defek  Cacat sangat diperlukan dikarenakan memiliki sifat perangkap (elektron/hole) atau sebagai pusat rekombinasi.  Permukaan kimia  Sangat berpengaruh dakam transfer muatan ke molekul dan efisiensi proses generation dari elektron dan hole. Efek Ukuran Pada Struktur
  • 29. Efek ukuran pada struktur dan stabilitas dari partikel berhubungan dengan keseimbangan energi antara permukaan dan bulk. Pusat Defek
  • 30. Reaksi fotokatalis dimulai dengan penyerapan foton dan diikuti generasi pasangan elektron- hole. Elektron dan hole ini dapat berekombinan secara cepat pada ukuran bulk. CACAT PADA STRUKTUR dapat berperan sebagai “trapping center” tergantung pada lokasi cacat. Ukuran partikel nano dapat berkontribusi untuk rekombinasi muatan terperangkap sendiri, karena kedekatan spasial pusat perangkap permukaan. Mereka tertarik dengan gaya elektrostatik, menghindari stabilisasi pemisahan muatan. Seperti pada TiO2 Penangkap elektron pada semikonduktor TiO2 berupa ion Ti4+ dana kekosongan oksida. Ion Ti4+ dapat dibagi menjadi 2 tipe sisi penangkap :  Pada dalam nanopartikel  Pada permukaan nanopartikel Ion Ti4+ berinteraksi dengan elektron eksitasi untuk memebentuk Ti3+.  TiIV−OH + e− cb → TiIII−OH (17.8)  TiIII−OH + h+ vb → TiIV−OH Defek Sebagai Penangkap Elektron
  • 31. Absorption of Light: Charge Separation Penyerapan cahaya dengan energi yang lebih tinggi dibandingkan band gap akan menyebabkan eksitasi/ pemisahan elektron ke pita konduksi (CB), menghasilkan hole pada Pita Valensi (VB). MOx + hν → MOx(e−cb + h+vb) MOX = semikonduktor Interaksi Cahaya dan Materi
  • 32. Adanya efek “quantum confinement” proses penyerapan cahaya memiliki ciri tersendiri tergantung pada ukuran partikel semikonduktor. Band gap behavior versus size for TiO2, ZnO, and MoS2 materials. Quantum Confinement
  • 33. A. Proses Fotokatalis : Pada proses ini dihasilkan spesies aktif radikal melalui reaksi kimia dengan bantuan penyinaran. TiO2 + hv TiO2 + hVb + + ecb - hVb + + >Ti(IV)OH [>Ti(IV)OH●]+ ecb - + >Ti(IV)OH [>Ti(III)OH] [>Ti(IV)OH●]+ + Red [>Ti(IV)OH●]+ + Red● ecb - + Ox [>Ti(IV)OH + Ox●- B. Radikal bebas yang dihasilkan dari reaksi fotokatalis akan menyerang senyawa organik target dengan jalan memutus ikatan rangkap yang ada senyawa organik seperti zat warna, bakteri, dan jamur. Mekanisme Degradasi Oleh Fotokatalis (TiO2)
  • 34. Reaksi dari trapping e- dan h+  Mn+ + e− cb −→ M(n−1)+ electron trapping  Mn+ + h+ vb −→ M(n+1)+ hole trapping Perlakuan trapping pada elektron/hole saja tidak efektif karena spesies muatan yang ditangkap akan segera berekombinasi dengan pasangan spesies muatannya Meningkatkan waktu hidup dari charge carrier Menghindari proses rekombinasi Pendopingan semikonduktor Mampu melakukan trapping e- dan h+ Kemampuan ion dopan sebagai penangkap muatan bergantung kepada: Konsentrasi dopan Level energi pada kisi semikonduktor Konfigurasi elektronik d dan f Distribusi antarpartikel Konsentrasi donor elektron Kation dopan yang melakukan trapping akan mengganggu keseimbangan konfigurasi elektroniknya, menyebabkan ketidakstabilan Difusi dan Trapping Muatan
  • 35. Elektron dan hole yang terbentuk dilibatkan dalam reaksi kimia stelah terjadinya transfer muatan pada permukaan. Porses trapping dan transfer muatan harus bersaing lebih dulu terjadi dibandingkan proses deeksitasi /relaksasi yang menyebabkan rekombinan muatan. Rekombinasi Elektron-hole Transfer muatan ke permukaan 2 Tahapan proses setelah pembentukan muatan Fate of Trapped Charge Species
  • 36. Proses relaksasi/ rekombinasi suatu material semikonduktor akan menghasilkan energi dalam bentuk radiasi/panas .  e−cb + h+vb −→ MOx + energy (17.28)  e−Tr + h+vb −→ MOx + energy (17.29)  e−cb + h+Tr −→ MOx + energy (17.30)  e−Tr + h+Tr −→ MOx + energy Dimana CB = pita konduksI, VB = Pita valensi, Tr = muatan terperangkap Rekombinasi Elektron - Hole
  • 37. Dalam reaksi kimia fotokatalis, pembawa muatan harus melakukan kontak dengan molekul gas/ cairan untuk terjadinya proses degradasi atau transfromasi kimia. Transfer Pada reaksi fotokatalis oksigen akan selalu hadir sebagai media reaksi sebagai akseptor elektron utama. Elektron ditransfer ke molekul oksigen pada permukaan katalismenghasilkan superoksida atau hidrogen peroksida radikal. Transfer Muatan Ke Permukaan
  • 38. Pendeposisian logam mulia (Pt, Au, Ag dll) pada permukaan semikonduktor dapat meningkatkan efisiensi fotokatalitik dengan bertindak mirip seperti Pendeposisian juga meningkatkan laju transfer elektron ke oksigen dan meningkatkan nilai hasil kuantum Jumlah deposit yang terlalu banyak akan menurunkan efisiensi dan mengurangi jumlah cahaya yang masuk akibat efek UV shielding pada logam mulia Nilai peningkatan efisiensi fotokatalitik terhadap pelapisan logam dapat dihitung dengan rumus dibawah: Efek Pelapisan Logam Pada Semikonduktor 𝐸 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 = 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑟𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑀𝑢𝑙𝑖𝑎 𝐿𝑎𝑗𝑢 𝑅𝑒𝑎𝑘𝑠𝑖 𝑡𝑎𝑛𝑝𝑎 𝐿𝑜𝑔𝑎𝑚 𝑀𝑢𝑙𝑖𝑎
  • 39.  Oksida campuran yang terdiri dari semikonduktor yang didispersikan kedalam support inert seperti silika, alumina atau zirkonia telah dibuat  Support pada semikonduktor dilakukan agar semikonduktor lebih stabil dan memiliki luas permukaan yang besar.  Dispersi TiO2 pada silika terbukti menstabilkan fasa anatase TiO2  Heterojucntions merupakan campuran dari 2 semikonduktor yang memiliki level energi dan nilai bandgap yang berbeda agar memiliki efek sinergis terhadap proses fotokatalitik Oksida Campuran dan Heterojunction
  • 40. Logam transisi seperti V, Nb dan Ta pada tingkat oksidasi tertingginya dpaat membentuk klaster anion logam-oskigen yang disebut sebagai polioksometalat (POM)/polioksoanion Klasifikasi POM adalah: Senyawa isopoli dengan rumus umum MxOq-y, dihasilkan melalui kondensasi asam dari MoO2- 4/WO2-4 murni Contoh: MO7O6-24 Senyawa heteropoli dengan rumus umum AqMxOq-y, dihasilkan melalui kondensasi asam dari MoO2-4/WO2-4 dan suatu heteroatom (A = P, Si, As dll) Conth: PW12O3-40 Senyawa heteropoli yang mengandung rasio campuran Mo:W yang berbeda dari MoO2-4/WO2-4 dan Polioksometalat
  • 42. A. Farouk, S. Sharaf∗, M.M. Abd El-Hady National Research Center, Textile Research Division, Dokki, Cairo, Egypt
  • 43. Degradasi Metilen Biru (Self-Cleaning) C16H18N3SCl + 51/2 O2  HCl + H2SO4 + 3 HNO3 + 16 CO2 + 6 H2O Anti-mikroba Anti UV Anti air Fotokatalis Egap Konduktor : 0 – 1 eV Semikonduktor : 1 – 3 eV Isolator : > 4 eV Nano-TiO2 Katun Multifungsi (Non-Toksik) Fotokatalis
  • 44. • Efek penyebaran pembawa muatan Semakin kecil ukuran partikel, meningkatakan efesiensi fotokatalis  semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk “photo-induced electrons” tersebar dari kristal ke permukaan substrat yang mengurangi kemungkinan rekombinan elektron dan hole. • Efek luas permukaan Peningkatan luas permukaan dengan penurunan ukuran partikel akan meningkatkan aktivitas katalis. Peningkatan disebabkan adanya penambahan permukaan reaktif untuk adsorpsi substrat. • Coupled-Photocatalyst Meningkatkan pemisahan muatan sehingga memperpanjang energi pemisahan fotokatalis TiO2
  • 45. Bahan : • Kain katun (100%) 2x2 cm • 3-Chloro-2-hydroxypropyl trimethyl ammonium chloride (Quat 188) • Diallyl dimethyl ammonium chloride (DADMAC) • 1,2,3,4-butane tetracarboxylic acid (BTCA) • Stearic acid • Ethanol • Sodium hypophosphite (SHP) • SiO2 nanoparticles • Titanium Dioxide P25 (campuran fasa anatase/rutile) Material
  • 46. Kain katun • Dikationisasi menggunakan metode pad-batch menggunakan 20 g/L Quat-188 dan 8 g/L NaOH (Dilakukan untuk DADMAC – NaOH) Fig. 1. Chemical structures of Quat-188 and DADMAC. Kain katun terkationisasi • Ditempatkan dalam kantong tertutup selama 24 pada suhu ruang • Diperas • Disimpan dalam kantong pada suhu ruang selama 24 jam • Sampel dicuci dengan air dingin + asam asetat • Dicuci beberapa kali dengan air dingin • Dikeringkan pada suhu kamar Kain katun terkationisasi Preparasi Katun Tekstil Terkationisasi
  • 47. Larutan BTCA 30 g/L • Dicampurkan dan distirrer 0,5% Nano-TiO2 Natrium Hipofosfit 6% w/w • Disuspensikan dalam etanol Larutan Campuran • Kain Katun kationisasi dilapisi dengan 2x dip-nip • Diperas • Dikeringkan pada 80oC 5 menit • Dikeringkan pada 180oC 3 menit • Dibilas dengan air panas dan kemudian air dingin • Dikeringkan pada suhu kamar Katun tekstil terlapisi Pelapisan BTCA/TiO2 Pada Katun
  • 48. Larutan BTCA 30 g/L • Dicampurkan dan distirrer 0,5% Nano-TiO2 Natrium Hipofosfit 6% w/w • Disuspensikan dalam etanol • Diultrasonik selama 30 menit Larutan Campuran • Kain Katun kationisasi dilapisi dengan 2x dip-nip • Diperas • Dikeringkan pada 80oC 5 menit • Dikeringkan pada 180oC 3 menit • Dibilas dengan air panas dan kemudian air dingin • Dikeringkan pada suhu kamar Katun tekstil terlapisi 0,5% Nano-SiO2 Pelapisan BTCA/TiO2/SiO2 Pada Katun
  • 49. • Dicelupkan dalam asam stearat 1wt% yang terlarut dalam aseton selama 10 menit Kain Katun Terlapisi Larutan Campuran • Kain Katun kationisasi dilapisi dengan 2x dip-nip • Diperas • Dikeringkan pada 80oC 5 menit • Dikeringkan pada 180oC 3 menit • Dibilas dengan air panas dan kemudian air dingin • Dikeringkan pada suhu kamar Katun tekstil terlapisi Treatmen Hidrofobik
  • 50. • Transmission Electron Microscopy Penentuan ukuran partikel dan kehomogenan TiO2/SiO2 • Scanning Electron Microscopy/EDX  Morfologi partikel TiO2/SiO2 • X-Ray Diffraction Penentuan fasa kristal TiO2/SiO2 • Tensile Strength Penentuan kekakuan kain katun terlapisi • Kekasaran Permukaan Penentuan kekasaran kain setelah dilapisi • Permibilitas udara  Penentuan kemampuan dilewati angin • Faktor UV Protektor Kemampuan menahan sinar UV • Pengukuran anti basah Kemampuan kain anti air • Anti bakteri dan self cleaning Meode Karakterisasi – Uji Sifat Kain
  • 52. Suggested mechanism of the reaction of cationized cotton fabric with BTCA/TiO2 nanoparticles. Chemical structures of the cationized cotton. Kationisasi Katun Mekanisme Pelapisan Katun
  • 53. (a) TiO2 on DADMAC cationized cotton (b) TiO2SiO2 nanomaterials on DADMAC cationized cotton (c) TiO2 on Quat cationized cotton (d) TiO2SiO2 nanomaterials on Quat cationized cotton fabrics. Pola XRD Pola XRD menunjukan puncak yang khas dari senyawa TiO2 dan SiO2 pada katun, sehingga dapat disimpulkan bahwa fotokatalis telah terlapisi pada katun tekstil.
  • 54. The morphology of SiO2 nanoparticles and TiO2/SiO2 nanomaterials. TEM - SEM
  • 55. Effect of cationization/or nanoparticles treatments on the UV protection properties of cotton fabrics. UV Protection Sifat anti UV dari katun tekstil muncul dengan adanya lapisan TiO2 dan SiO2 pada katun, sehingga ketika sinar UV menyinari kain sinar akan diserap oleh fotokatalis sehingga dapat melindungi kulit dari sinar UV.
  • 56. Effect of cationization/or nanoparticles treatments on the antibacterial properties of cotton fabrics. Anti Bakteri Nanopartikel TiO2 dan SiO2 berperan dalam reaksi fotokatalitik dengan terbentuknya hole dan e- yang akan bereaksi mendegradasi protein yang menyusun dinding sel bakteri sehingga terbentuk zona inhibisi
  • 57. (A) Decolorization of MB dye on cotton fabric surface (B) UV–vis absorption spectra of decolourization of methylen blue (10 mg/l) after 1 h UV- irradiation. Panel (B) is untreated cotton sample (1) Quat cationized cotton treated with TiO2 nanoparticles (2) DADMAC cationized cotton treated with TiO2 nanoparticles (3) Quat cationized cotton treated with TiO2/SiO2 nanomaterials (4) DADMAC cationized cotton treated TiO2/SiO2 nanomaterials. Self-Cleaning
  • 58. Schematic illustration of preparation of hydrophobic surfaces on cotton fabric. Sifat Hidrofobik Sifat hidrofobik dari katun tekstil muncul dikarena gugus hidrofob dari asam stearat yang melapisi katun tekstil.
  • 59. Shows drop penetration time (TEGEWA test) for cotton fabrics before and after treatment with stearic acid as hydrophobic additive [after 2 washing cycles]. Sifat Hidrofobik
  • 60. Effect of different treatments on the physical properties of cotton fabrics. Sifat Fisika Katun
  • 61. Kesimpulan Berdasarkan teori mengenai efek nanopartikel dan aplikasi nanomaterial dalam bidang tekstil, dapat disimpulkan bahwa : 1. Efek ukuran nano dari suatu material berpengaruh terhadap struktur, sifat elektronik, luas permukaan, reaktivitas dari material. 2. Sifat material berukuran bulk akan sangat berbeda dengan material bersifat nano. 3. Material fotokatalis sangat bdipengaruhi dengan ukuran partikel, dimana semakin nano ukuran fotokatalis maka akan semakin reaktif. 4. Dari hasil penelitian mengenai faktor ukuran partikel dalam fotokatalis, TiO2 berukuran nano sangat berpengaruh dalam terbentuknya hole dan elektron tereksitasi. 5. Material semikonduktor sangat menarik dikembangkan sebagai fotokatalis dikarenakan bersifat heterogen sehingga dapat digunakan berulang dan band gap dapat dimodifikasi sesuai dengan aplikasinya.