SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Nanometal (juga disebut nanopartikel logam) sangat menarik karena
sifatnya yang bergantung pada ukuran dan bentuknya. Sifat optik (linier dan
non-linier) bergantung padanya dan mereka di dominasi oleh sesuatu yang
disebut osilasi kolektif elektron induksi. Ada begitu banyak cara untuk
menyiapkan nanopartikel logam tetapi metode yang paling banyak digunakan
didasarkan pada kimia basah. Kita dapat menemukan nanometal yang
digunakan dalam aplikasi medis untuk persenjataan yang digunakan militer.
Nanometal juga memiliki sesuatu yang disebut Surface Plasmon Resonance
(SPR). Inilah yang menyebabkan perubahan warna yang kita lihat. Misalnya
pada abad ke-4 ketika cangkir Lycurgus diciptakan. Cangkir berubah warna
menjadi merah ketika cahaya bersinar di dalam cangkir dan hijau ketika
cahaya reflektif bersinar di luarnya.
Ada begitu banyak metode yang dapat kita siapkan untul nanometal dan
cara yang paling popular adalah dengan mereduksi HAuCl4 (asam kloraurat)
dalam larutan natrium sitrat yang mendidih dan kemudian pembentukan
nanopartikel emas terungkap dengan warna merah tua yang terlihat seperti
anggur di sekitar 10 menit. Nano partikel metal sering digunakan untuk
mengontrol dan memanipulasi medan optis skala nano melalui eksitasi
bersama elektron bebas bernama plasmon. Modifikasi sifat optik molekul
fluorofor melalui induksi plasmon telah banyak dimanfaatkan di berbagai
riset termasuk untuk aplikasi eptoelektronik, biosensor, fotosintesis artifisial,
dan spektroskopi resolusi tinggi.
Dalam media nanometal, cahaya dapat dipandu, dibatasi, dan difokuskan
jauh melampaui apa yang ditawarkan teknologi dielektrik konvensional.
Sedangkan dalam media dielektrik, pemfokusan dibatasi panjang gelombang
(terbatas difraksi) hingga ~300 nm paling baik, dalam media nanometal,
pemfokusan tidak bergantung pada panjang gelombang yang masuk, tanpa
batas karena hanya dibatasi oleh ukuran struktur nano, praktis membatasi
cahaya menjadi “hot-spots” super intens. Selain itu, nanometal menunjukkan
perubahan warna yang kuat; dan menjadi panas dan sangat interaktif dengan
lingkungan setelah penerangan cahaya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari nanometal?
2. Apa saja karakteristik/sifat dari nanometal?
3. Bagaimana penerapan/aplikasi nanometal dalam kehidupan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari nanometal
2. Mengetahui karakteristik/sifat dari nanometal
3. Mengetahui penerapan/pengaplikasian nanometal dalam kehidupan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Nanometal
Nanometal adalah zat logam biru keabu-abuan muda. Ini terdiri dari
nanomachines individu mikroskopis, yang ketika dikelompokkan bersama dalam
volume besar menjadi cairan kebiruan. Nanometal dapat mengeras menjadi logam
padat, yang mempertahankan warna biru keabu-abuan tetapi mungkin ditutupi
dalam susunan garis-garis putih yang tampaknya acak yang menyerupai vein.
Nanometal juga dapat tersebar sebagai uap untuk membentuk lapisan penyangga
energi termal. Dalam keadaan ini dibutuhkan bentuk kabut abu-abu. Ketika
Nanometal cair bergerak dan menyebarkannya merayap di permukaan seperti
jamur atau cetakan lendir sebelum benar-benar menutupi seluruh permukaan dan
mengeras. Nanometal dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk atau membentuk
sejumlah mesin kompleks.
Nanometal (juga disebut nanopartikel logam) sangat menarik karena
sifatnya yang bergantung pada ukuran dan bentuknya. Sifat optik (linier dan non-
linier) bergantung padanya dan mereka di dominasi oleh sesuatu yang disebut
osilasi kolektif elektron induksi. Nanopartikel logam mempunyai struktur 3 dimensi
berbentuk seperti bola (solid). Partikel ini dibuat dengan cara mereduksi ion logam
menjadi logam yang tidak bermuatan (nol). Pembentukan nanopartikel dengan
keteraturan yang tinggi dapat menghasilkan pola yang lebih seragam dan ukuran yang
yang seragam pula. Kebanyakan penelitian telah mampu menghasilkan nanopartikel
yang lebih bagus dengan menggunakan metoda-metoda yang umum digunakan, seperti:
kopresipitasi, sol-gel, mikroemulsi, hidrotermal/solvoterma, menggunakan cetakan
(templated synthesis), sintesis biomimetik, metode cairan superkritis, dan sintesis cairan
ionik. Pada makalah ini, akan difokuskan pada metoda kimia basah (wet chemical
method).
3. Karakteristik / Sifat Nanometal
3.1 Efek Permukaan
Karakteristik kunci dari nanomaterial yang pertama adalah jumlah atom
permukaan yang signifikan. Semakin kecil ukuran benda maka permukaan atom
penyusun benda tersebut yang terekspos dipermukaan benda akan memiliki fraksi
yang semakin besar. Jika benda tersusun dari kristal dengan struktur FCC maka
bisa kita hitung energi permukaan pada masaing – masing bidang permukaannya.
Dari gambar diatas, maka dapat disimpulkan jika bidang {111} dari FCC
merupakan permukaan yang paling stabil karena mengandung energi permukaan
yang paling kecil. Hal ini menyebabkan permukaan dari bahan kristalin
nanopartikel cenderung tersusun dari bidang {111} seperti pada gambar berikut
berupa gambar TEM dari nanopartikel emas yang membentuk faset dengan bidang
[111]. Sifat dari nanomaterial yang berkaitan dengan atom permukaan adalah
sebagai berikut :
1. Nanomaterial memiliki luas permukaan yang besar serta jumlah atom
dipermukaan yang besar.
2. Memiliki energi permukaan dan tegangan permukaan yang tinggi.
3. Permukaan dari partikel kristalin dengan ukuran nano cenderung
membentuk faset.
4. Bidang faset cenderung tersusun dari bidang yang paling rapat.
5. Permukaan bersifat sangat reaktif dan mudah teroksidasi.
6. Perhatian perlu diberikan ketika menyimpan logam partikel nano karena
bisa terjadi ledakan.
3.2 Efek Ukuran
Dalam skala nanometer, sifat baru dari bahan akan muncul. Hal ini
diakibatkan karena ukuran dari nanomaterial menjadi komparabel dengan banyak
parameter fisis seperti ukuran gelombang kuantum, mean free path, ukuran
koherensi, dan domain dimensi yang kesemuanya menentukan sifat – sifat dari
material. Dalam ilustrasi dibawah ini digambarkan perubahan suhu leleh dari logam
emas yang merupakan fungsi dari ukuran partikelnya.
3.3 Efek Kuantum
Efek kuantum dapat dijelaskan dengan Teori Kubo, ketika perbedaan energi
(delta E) lebih besar dari nilai k.T (maksimal internal energi dari tsistem), maka
akan banyak sifat yang ada pada bulk material yang hilang dan digantikan dengan
sifat yang unik.
Pita energi yang kontinyu tergantikan oleh energi level yang bterpisah jika ukuran
partikel mendekati radius Bohr dari elektron dalam padatan hal ini dikenal dengan
efek kuantum. Untuk nanomaterial, energi bandgap sangat sensitif terhadap
morfologinya (ukuran, bentuk, defek) dan dari distribusi komposisinya.
3.4 Perubahan Struktur Kristal
Pada kondisi bulk Ta memiliki struktur kristal kubik, namun ketika ukuran
diperkecil maka struktur kristal beralih ke tetragonal. Hal ini dibuktikan oleh hasil
analisa menggunakan XRD seperti pada gambar dibawah ini.
3.5 Sifat Termal
Nanomaterial memiliki titik lebur yang lebih rendah dan panas spesifik
yang lebih tinggi dibanding sifat bulk-nya. Kemudian reduksi ukuran ke skala nano
akan menurunkan suhu sintering dan suhu pengkristalan dikarenakan kandungan
energi permukaannya yang tinggi.
3.6 Sifat Mekanik
Kekerasan dan kekuatan dari bahan logam dan aloy berukuran nano dapat
meningkat sampai dengan satu order diatas ukuran normalnya. Ketika bahan
keramik direduksi sampai skala nano sifat duktilitasnya meningkat sangat
signifikan.
3.7 Sifat Listrik
Sifat konduktivitas cenderung mengalami pembalikan ketika terjadi reduksi
ukuran. Nanokeramik dan nanokomposit memiliki kecenderungan menghantarkan
listrik, sedangkan nanologam menjadi bersifat isolator. Contohnya Cu nanopartikel
bersifat isolator sedangkan SiO2 nanopartikel bersifat penghantar listrik yang baik.
3.8 Sifat Katalis
Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih baik. Hal ini
disebabkan luas permukaan yang bertambah dan atom diujung – ujung permukaan
semakin banyak mengakibatkan bertambahnya reaktivitas dari bahan. Dibawah ini
dicontohkan data aktivitas dari logam emas untuk mengkatalis oksidasi CO dengan
semakin mengecilnya ukuran partikel.

More Related Content

What's hot

Material technology (pertemuan 1)
Material technology (pertemuan 1)Material technology (pertemuan 1)
Material technology (pertemuan 1)Jeriko Manurung
 
Pendahuluan Fisika Material (2)
Pendahuluan Fisika Material (2)Pendahuluan Fisika Material (2)
Pendahuluan Fisika Material (2)jayamartha
 
Tugas kimia dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3
Tugas  kimia  dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3Tugas  kimia  dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3
Tugas kimia dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3Sylvester Saragih
 
Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)
Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)
Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)rezatambang
 
Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4Ghozali Rois
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasiAlfina Haqoh
 
Bab 2 kimia unsur periode ke 4
Bab 2 kimia unsur periode ke 4Bab 2 kimia unsur periode ke 4
Bab 2 kimia unsur periode ke 4syifardina
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknikVJ Asenk
 
Kimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii b
Kimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii bKimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii b
Kimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii bMuhammad Rasyidi
 
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)rifkymaulana7
 
Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4noussevarenna
 
Unsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatUnsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatIrma Bakkara
 
Sifat listrik bahan
Sifat listrik bahanSifat listrik bahan
Sifat listrik bahanmansen3
 
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK BogorUnsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK BogorDeviPurnama
 

What's hot (17)

Nanomaterial
NanomaterialNanomaterial
Nanomaterial
 
Material technology (pertemuan 1)
Material technology (pertemuan 1)Material technology (pertemuan 1)
Material technology (pertemuan 1)
 
Pendahuluan Fisika Material (2)
Pendahuluan Fisika Material (2)Pendahuluan Fisika Material (2)
Pendahuluan Fisika Material (2)
 
Tugas kimia dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3
Tugas  kimia  dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3Tugas  kimia  dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3
Tugas kimia dasar ii sifat sifat unsur periodik ke 3
 
Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)
Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)
Magnetik & elektrikal sparator (tugas pbg)
 
Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4Unsur Kimia Periode 4
Unsur Kimia Periode 4
 
02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi02. naskahpublikaasi
02. naskahpublikaasi
 
Bab 2 kimia unsur periode ke 4
Bab 2 kimia unsur periode ke 4Bab 2 kimia unsur periode ke 4
Bab 2 kimia unsur periode ke 4
 
Sifat fisis alkali
Sifat fisis alkaliSifat fisis alkali
Sifat fisis alkali
 
Material teknik
Material teknikMaterial teknik
Material teknik
 
Kimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii b
Kimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii bKimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii b
Kimia anorganik 2 unsur transisi golongan viii b
 
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
Unsur Unsur Transisi Periode ke-4 (Co)
 
Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4Kimia unsur transisi periode 4
Kimia unsur transisi periode 4
 
Unsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empatUnsur transisi periode ke empat
Unsur transisi periode ke empat
 
Kimia unsur
Kimia unsurKimia unsur
Kimia unsur
 
Sifat listrik bahan
Sifat listrik bahanSifat listrik bahan
Sifat listrik bahan
 
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK BogorUnsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
Unsur unsur transisi kelompok 4 SMK-SMAK Bogor
 

Similar to OPTIMASI NANOMETAL

PPT Nano teknologi.ppsx
PPT Nano teknologi.ppsxPPT Nano teknologi.ppsx
PPT Nano teknologi.ppsxNiniNurviani3
 
Nanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptxNanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptxWatiUsman1
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopyfarid hasannudin
 
Nanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptxNanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptxriri891544
 
2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptx
2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptx2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptx
2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptxuptsmandelbulukumba
 
3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docxyussy2
 
KELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptx
KELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptxKELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptx
KELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptxWahyuYulianto12
 
KELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptx
KELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptxKELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptx
KELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptxindranaldi1
 
Laporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airLaporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airSalminah Saleh
 
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASIEFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASIFaisal Husaini
 
Susunan atomdalambendapadat
Susunan atomdalambendapadatSusunan atomdalambendapadat
Susunan atomdalambendapadatdudin_madambo
 

Similar to OPTIMASI NANOMETAL (20)

PPT Nano teknologi.ppsx
PPT Nano teknologi.ppsxPPT Nano teknologi.ppsx
PPT Nano teknologi.ppsx
 
Nanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptxNanomaterial.pptx
Nanomaterial.pptx
 
Transmission electron microscopy
Transmission electron microscopyTransmission electron microscopy
Transmission electron microscopy
 
Nanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptxNanochemistry in Supramolecule.pptx
Nanochemistry in Supramolecule.pptx
 
2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptx
2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptx2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptx
2.2ppt perkembangan model atom-iin.pptx
 
Makalah logam alkali tanah
Makalah logam alkali tanahMakalah logam alkali tanah
Makalah logam alkali tanah
 
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
SCANNING ELECTRON MICROSCOPE (SEM)
 
3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx3. ATP KIMIA FASE E.docx
3. ATP KIMIA FASE E.docx
 
Matahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai BintangMatahari Sebagai Bintang
Matahari Sebagai Bintang
 
Abstract
AbstractAbstract
Abstract
 
Teori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan RadioaktivitasTeori atom dan Radioaktivitas
Teori atom dan Radioaktivitas
 
KELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptx
KELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptxKELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptx
KELAS 9 PPT PARTIKEL PENYUSUN BENDA, SIFAT BAHAN.pptx.pptx
 
KELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptx
KELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptxKELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptx
KELAS_9_PPT_PARTIKEL_PENYUSUN_BENDA,_SIFAT_BAHAN.pptx[1].pptx
 
Keramik
KeramikKeramik
Keramik
 
Bab3 mt
Bab3 mtBab3 mt
Bab3 mt
 
Laporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin airLaporan kuat medan ligan amin air
Laporan kuat medan ligan amin air
 
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASIEFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
EFEK FOTOLISTRIK DARI TEORI KE APLIKASI
 
Unsur periode Tiga
Unsur periode TigaUnsur periode Tiga
Unsur periode Tiga
 
Susunan atomdalambendapadat
Susunan atomdalambendapadatSusunan atomdalambendapadat
Susunan atomdalambendapadat
 
Fisling
FislingFisling
Fisling
 

Recently uploaded

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 

Recently uploaded (9)

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 

OPTIMASI NANOMETAL

  • 1. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanometal (juga disebut nanopartikel logam) sangat menarik karena sifatnya yang bergantung pada ukuran dan bentuknya. Sifat optik (linier dan non-linier) bergantung padanya dan mereka di dominasi oleh sesuatu yang disebut osilasi kolektif elektron induksi. Ada begitu banyak cara untuk menyiapkan nanopartikel logam tetapi metode yang paling banyak digunakan didasarkan pada kimia basah. Kita dapat menemukan nanometal yang digunakan dalam aplikasi medis untuk persenjataan yang digunakan militer. Nanometal juga memiliki sesuatu yang disebut Surface Plasmon Resonance (SPR). Inilah yang menyebabkan perubahan warna yang kita lihat. Misalnya pada abad ke-4 ketika cangkir Lycurgus diciptakan. Cangkir berubah warna menjadi merah ketika cahaya bersinar di dalam cangkir dan hijau ketika cahaya reflektif bersinar di luarnya. Ada begitu banyak metode yang dapat kita siapkan untul nanometal dan cara yang paling popular adalah dengan mereduksi HAuCl4 (asam kloraurat) dalam larutan natrium sitrat yang mendidih dan kemudian pembentukan nanopartikel emas terungkap dengan warna merah tua yang terlihat seperti anggur di sekitar 10 menit. Nano partikel metal sering digunakan untuk mengontrol dan memanipulasi medan optis skala nano melalui eksitasi bersama elektron bebas bernama plasmon. Modifikasi sifat optik molekul fluorofor melalui induksi plasmon telah banyak dimanfaatkan di berbagai riset termasuk untuk aplikasi eptoelektronik, biosensor, fotosintesis artifisial, dan spektroskopi resolusi tinggi. Dalam media nanometal, cahaya dapat dipandu, dibatasi, dan difokuskan jauh melampaui apa yang ditawarkan teknologi dielektrik konvensional. Sedangkan dalam media dielektrik, pemfokusan dibatasi panjang gelombang (terbatas difraksi) hingga ~300 nm paling baik, dalam media nanometal, pemfokusan tidak bergantung pada panjang gelombang yang masuk, tanpa batas karena hanya dibatasi oleh ukuran struktur nano, praktis membatasi cahaya menjadi “hot-spots” super intens. Selain itu, nanometal menunjukkan perubahan warna yang kuat; dan menjadi panas dan sangat interaktif dengan lingkungan setelah penerangan cahaya.
  • 2. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari nanometal? 2. Apa saja karakteristik/sifat dari nanometal? 3. Bagaimana penerapan/aplikasi nanometal dalam kehidupan? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui definisi dari nanometal 2. Mengetahui karakteristik/sifat dari nanometal 3. Mengetahui penerapan/pengaplikasian nanometal dalam kehidupan
  • 3. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Nanometal Nanometal adalah zat logam biru keabu-abuan muda. Ini terdiri dari nanomachines individu mikroskopis, yang ketika dikelompokkan bersama dalam volume besar menjadi cairan kebiruan. Nanometal dapat mengeras menjadi logam padat, yang mempertahankan warna biru keabu-abuan tetapi mungkin ditutupi dalam susunan garis-garis putih yang tampaknya acak yang menyerupai vein. Nanometal juga dapat tersebar sebagai uap untuk membentuk lapisan penyangga energi termal. Dalam keadaan ini dibutuhkan bentuk kabut abu-abu. Ketika Nanometal cair bergerak dan menyebarkannya merayap di permukaan seperti jamur atau cetakan lendir sebelum benar-benar menutupi seluruh permukaan dan mengeras. Nanometal dapat dibentuk menjadi berbagai bentuk atau membentuk sejumlah mesin kompleks. Nanometal (juga disebut nanopartikel logam) sangat menarik karena sifatnya yang bergantung pada ukuran dan bentuknya. Sifat optik (linier dan non- linier) bergantung padanya dan mereka di dominasi oleh sesuatu yang disebut osilasi kolektif elektron induksi. Nanopartikel logam mempunyai struktur 3 dimensi berbentuk seperti bola (solid). Partikel ini dibuat dengan cara mereduksi ion logam menjadi logam yang tidak bermuatan (nol). Pembentukan nanopartikel dengan keteraturan yang tinggi dapat menghasilkan pola yang lebih seragam dan ukuran yang yang seragam pula. Kebanyakan penelitian telah mampu menghasilkan nanopartikel yang lebih bagus dengan menggunakan metoda-metoda yang umum digunakan, seperti: kopresipitasi, sol-gel, mikroemulsi, hidrotermal/solvoterma, menggunakan cetakan (templated synthesis), sintesis biomimetik, metode cairan superkritis, dan sintesis cairan ionik. Pada makalah ini, akan difokuskan pada metoda kimia basah (wet chemical method).
  • 4. 3. Karakteristik / Sifat Nanometal 3.1 Efek Permukaan Karakteristik kunci dari nanomaterial yang pertama adalah jumlah atom permukaan yang signifikan. Semakin kecil ukuran benda maka permukaan atom penyusun benda tersebut yang terekspos dipermukaan benda akan memiliki fraksi yang semakin besar. Jika benda tersusun dari kristal dengan struktur FCC maka bisa kita hitung energi permukaan pada masaing – masing bidang permukaannya. Dari gambar diatas, maka dapat disimpulkan jika bidang {111} dari FCC merupakan permukaan yang paling stabil karena mengandung energi permukaan yang paling kecil. Hal ini menyebabkan permukaan dari bahan kristalin nanopartikel cenderung tersusun dari bidang {111} seperti pada gambar berikut berupa gambar TEM dari nanopartikel emas yang membentuk faset dengan bidang [111]. Sifat dari nanomaterial yang berkaitan dengan atom permukaan adalah sebagai berikut : 1. Nanomaterial memiliki luas permukaan yang besar serta jumlah atom dipermukaan yang besar. 2. Memiliki energi permukaan dan tegangan permukaan yang tinggi. 3. Permukaan dari partikel kristalin dengan ukuran nano cenderung membentuk faset. 4. Bidang faset cenderung tersusun dari bidang yang paling rapat. 5. Permukaan bersifat sangat reaktif dan mudah teroksidasi. 6. Perhatian perlu diberikan ketika menyimpan logam partikel nano karena bisa terjadi ledakan.
  • 5. 3.2 Efek Ukuran Dalam skala nanometer, sifat baru dari bahan akan muncul. Hal ini diakibatkan karena ukuran dari nanomaterial menjadi komparabel dengan banyak parameter fisis seperti ukuran gelombang kuantum, mean free path, ukuran koherensi, dan domain dimensi yang kesemuanya menentukan sifat – sifat dari material. Dalam ilustrasi dibawah ini digambarkan perubahan suhu leleh dari logam emas yang merupakan fungsi dari ukuran partikelnya. 3.3 Efek Kuantum Efek kuantum dapat dijelaskan dengan Teori Kubo, ketika perbedaan energi (delta E) lebih besar dari nilai k.T (maksimal internal energi dari tsistem), maka akan banyak sifat yang ada pada bulk material yang hilang dan digantikan dengan sifat yang unik. Pita energi yang kontinyu tergantikan oleh energi level yang bterpisah jika ukuran partikel mendekati radius Bohr dari elektron dalam padatan hal ini dikenal dengan efek kuantum. Untuk nanomaterial, energi bandgap sangat sensitif terhadap morfologinya (ukuran, bentuk, defek) dan dari distribusi komposisinya. 3.4 Perubahan Struktur Kristal Pada kondisi bulk Ta memiliki struktur kristal kubik, namun ketika ukuran diperkecil maka struktur kristal beralih ke tetragonal. Hal ini dibuktikan oleh hasil analisa menggunakan XRD seperti pada gambar dibawah ini.
  • 6. 3.5 Sifat Termal Nanomaterial memiliki titik lebur yang lebih rendah dan panas spesifik yang lebih tinggi dibanding sifat bulk-nya. Kemudian reduksi ukuran ke skala nano akan menurunkan suhu sintering dan suhu pengkristalan dikarenakan kandungan energi permukaannya yang tinggi. 3.6 Sifat Mekanik Kekerasan dan kekuatan dari bahan logam dan aloy berukuran nano dapat meningkat sampai dengan satu order diatas ukuran normalnya. Ketika bahan keramik direduksi sampai skala nano sifat duktilitasnya meningkat sangat signifikan.
  • 7. 3.7 Sifat Listrik Sifat konduktivitas cenderung mengalami pembalikan ketika terjadi reduksi ukuran. Nanokeramik dan nanokomposit memiliki kecenderungan menghantarkan listrik, sedangkan nanologam menjadi bersifat isolator. Contohnya Cu nanopartikel bersifat isolator sedangkan SiO2 nanopartikel bersifat penghantar listrik yang baik. 3.8 Sifat Katalis Nanomaterial cenderung memiliki aktivitas katalisis yang lebih baik. Hal ini disebabkan luas permukaan yang bertambah dan atom diujung – ujung permukaan semakin banyak mengakibatkan bertambahnya reaktivitas dari bahan. Dibawah ini dicontohkan data aktivitas dari logam emas untuk mengkatalis oksidasi CO dengan semakin mengecilnya ukuran partikel.