SlideShare a Scribd company logo
1 of 54
DHF
Dengue Haemorraghic Fever
Nama Kelompok
Ach Aris Pratama
130012088 )
Afni Latifatul F
)
Ega lina Pribadi
)
M.Iqbal Sumbarta
130012111 )
Pungki Herlinda
)
Ummi Halida

(
( 130012091
( 130012096
(

( 130012114
( 130012125
Hematologi
Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair

dan komponen padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna
kekuning-kuningan yang terdiri dari :
1. Air : terdiri dari 91 – 92 %
2. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 % (protein, bahan anorganik, bahan
organik )
3. Komponen padat darah , yang terdiri dari :
a.

Sel darah merah , yang berbentuk cakram bikonkaf dengan
diameter sekitar 8,6 µm . Pembentukan eritrosit dirangsang oleh
glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit normal
yaitu : laki-laki : 4,5 – 5,5 106 / mm3 dan prempuan : 4,1 – 5,1 106
/ mm3. fungsi eritrosit adalah mengangkut dan melakukan
pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang dewasa umur
eritrosit adalah 120 hari.
b. Trombosit
Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma
megakariosit . Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis

karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka.
Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu
adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.
Pada struktur trombosit terdiri dari membran trombosit yang
kaya akan fosfolipid, diantaranya adalah faktor trombosit 3
yang

meningkatkan

pembekuan

selama

hemostasis.

Fosfolipid membran ini berfungsi sebagai suatu permukaan
untuk berinteraksi dengan protein-protein plasma yang
berperan

dalam

proses

koagulasi

darah.

Sitoplasma

trombosit mengandung mikrofilamen, terdiri dari trombostenin
, suatu protein kontraktif mirip dengan aktinomiosin yang
berperan dalam kontraksi jaringan otot.
c. Sel darah putih
Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah
putih. Jumlah normalnya adalah 4.000 – 11.000 / mm3. 5 jenis sel darah
putih yaitu :
Plasma Darah
Merupakan

cairan

darah

yang

berwarna

kekuning

–

kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari – sari makanan,
garam – garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein

darah: albumin, globulin, dan fibrinogen.
Didalam plasma darah terdapat antibodi, macam antibodi
berdasarkan cara kerjanya:
a)

antibodi yang menggumpalkan antigen yaitu presipitin

b)

antibodi yang menguraikan antigen yaitu lisin

c)

antibodi yang menawarkan racun yaitu antitoksin
Imunologi
Imunitas

merupakan

lini

pertama

tubuh

terhadap infeksi, namun imunitas tersebut
dapat memicu respon imun

didapat yang

timbul lebih lambat dan lebbih spesifik .

Begitu

terfaktifkan,

sel

imun

akan

berkomuniasi dengan sitokinin dan kemokin.
Sel-sel ini akan membunuh virus, bakteri dan
sel asing lain dengan mengeluarkan berbagai
sitoknin

lain

dan

mengaktifkan

sistem
Sitokinin
Sitokin adalah molekul-molekul mirip hormon yang
biasanya bekerja dengan cara parenkin untuk mengatur
sistem imun. Sitokinin tidak hanya dikeluarkan oleh

limfosit dan makrofag tetapi di keluarkan oeh sel
endotel, neuron, sel glia, dan jenis sel lain.
Banyak dari reseptor untuk sitokini dan faktor pertumbuhan
hematopoitik,

serta

reseptor

untuk

prolaktin,

dan

hormon

pertumbuhan

menjadi anggota dari super famili reseptor-sitokin

yang memiliki tiga subfamili :
A.

Anggota subfamili 1, meliputi IL-4 dan IL-7 merupakan homodimer.

B.

Anggota subfamili 2, meliputi reseptor untuk IL-3, IL-5, dan IL-6
merupakan heterodimer.

C.

Anggota subfamili 3, memiliki rantai yang sama dengan IL-2R.
Sitokinin dan makna
klinisnya
Sistem Komplemen
Yaitu kemampuan imunitas bawaan dan didapatkan untuk membunuh sel,sebagian
diperantai oleh suatu enzim. Sistem ini diaktifkan oleh tiga jalur atau jenjang enzimenzim

yang berbeda
1.

Jalur klasik, yang dipicu oleh kompleks imun

2.

Jalur lektin pengikat-manosa, yang terpicujia lektin mengikat gugus manosa pada
bakteri

3.

Jalur alternatif atau properdin yang terpicu dengan klontak dengan berbagai bakteri,
virus , jamur dan sel tumor .

Protein yang dihasilkan memiliki tiga fungsi membantu mematikan organisme penyerng

melalui opsoniasi, keotaksis, dan akhirnya lisis sel . Sebagian berfungsi sebagai jembatan
penghubung antara imunitas bawaan dan imunitas didapat denan mengaktifkan sel B dan
memebantu memori imunologik dan membantu menhancurkan produk sisa setelah
apoptosis. Lisis sel, yakni salah satu cara utama sistem komplemen mematikan sel, terjadi
Perkembangan sistem
kekebalan

Prekusor
Limfosit
Sumsum tulang

Limfosit B
Ekuivalen bursa
(hati, sumsung
tulang)

Timus
Limfosit T

Sel B
memori

Sel T
sitotoksin
(kebanyakan
CD8)

Imunitas Selular

Sel T CD
4

Sel T
memori

Sel plasma

IgG
IgA
IgM
IgD
IgE

Imunitas
Humoral
Immunoglubin


Imunoglobulin G

Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi
sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin berhubungan
erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang
dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan

neutrofil.


Imunoglobulin A
Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata,
keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah

kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak
kuman yang memudahkan fagositosis.


Imunoglobulin M
Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat
rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah
gerakan mikroorganisme antigen memudahkan fagositosis dan Aglutinosis
kuat terhadap antigen



Imunoglobulin E
Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil
dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing,
skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing



Imunoglobulin D
Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen.
Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
Struktur Ig G
Struktur Ig G
Imunitas humoral


MELALUI MEDIATOR PRODUK LIMFOSIT BANTIBODI
BERDASARKAN SELEKSI KLONAL



KESEIMBANGAN AB DIATUR OLEH Th DAN Ts



MEKANISME:
- PENGOLAHAN DAN PRESENTASI AG
MAKROFAG MEMFAGOSITEKSPRESI FRAGMEN AG DIPERMUKAAN BERSAMA
MHC KLS II
- INTERAKSI SEL B DENGAN SEL T
 KONTAK LANGSUNG MELALUI TCR DG KOMPLEKS AG-MHC ATAU MELALUI

MOLEKUL ADESI
SEL B MEMPRESENTASIKAN AG PD SEL T  SEL T (IL-2) MENGAKTIVASI
/PROLIFERASI /DIFERENSIASI SEL B
-

PRODUKSI AB

-

AB BERIKATAN DG AG  KOMPLEKS IMUN  MENGAKTIVASI

KOMPLEMEN AG
Imunitas selular


MENGHANCURKAN M.O INTRASELULER YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU Ab



FUNGSI UTAMA SUB POPULASI LIMFOSIT T



MEKANISME
-

AKTIVASI SEL T
PENGENALAN M.O MELALUI MHC KLS II DI PERMUKAAN MAKROFAG OLEH

Th
 SINYAL MENGINDUKSI LIMFOSIT MEMPRODUKSI LIMFOKIN
( INTERFERON )  MEMBANTU MENGHANCURKAN M.O
-

SUBPOPULASI Tc :
MENGHANCURKAN M.O SCR LANGSUNG MELALUI PENGENALAN

EKSPRESI MHC KLS I
MEMPRODUKSI -IFN UTK MENCEGAH PENYEBARAN M.O
-

AKTIVASI SEL NK, MAKROFAG DAN ADCC


DHF
Dengue Haemorraghic
Fever
Definisi


Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang
disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang
bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan
kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).



Dengue Haemorrhagic Fever ialah suatu penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam
tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.(Suriadi, 2001 : 57)
Etiologi


Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini
termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus)
group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe
1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut
terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari
yang lainnya secara serologis virus dengue yang
termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40
nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada
berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari
sel – sel mamalia
PATOFISIOLOGI
Klasifikasi
Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4
tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu :
I.

Derajat I

Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif
II.

Derajat II
Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan
seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan

gusi telinga dan sebagainya.
III.

Derajat III
Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah
dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun

(120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg.
IV.

Derajat IV
Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg)
anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
Tanda dan Gejala

Demam pelana Kuda


Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae,
ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis,
melena



Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah,
anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati



Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di
daerah belakang bola mata (retro orbita), hepatomegali,
splenomegali



Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.



Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah –
muntah, diare
Pemeriksaan Penunjang


Darah



Trombosit menurun.



HB meningkat lebih 20 %



HT meningkat lebih 20 %



Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3



Protein darah rendah



Ureum PH bisa meningkat



NA dan CL rendah



Serology : HI (hemaglutination inhibition test).



Uji test tourniket (+)
Penatalaksanaan


Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :



Tirah baring atau istirahat baring.



Diet makan lunak.



Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis,
sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan
hal yang paling penting bagi penderita DHF.



Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali)
merupakan cairan yang paling sering digunakan.



Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan)
jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.



Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.


Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.



Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.



Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.



Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum,
perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang
memburuk.



Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.



Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif
dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang
dan bila tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma
ekspander atau dekstran sebanyak 20 – 30 ml/kg BB.



Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum
sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
Pencegahan
Pencegahan dilakukan dengan m elakukan
fogging dan 3 M plus yaitu:


Menguras tempat – tempat penampungan air
secara teratur sekurang – kurangnya sekali
seminggu atau penaburan bubuk abate ke
dalamnya.



Menutup rapat tempat penampungan air.



Mengubur atau menyingkirkan barang – barang
bekas yang dapat menampung air
PLUS +
Tidak menggantung baju
 Memelihara Ikan
 Hidari Gigitan nyamuk
 Membubuhkan obat abate

Diagnosa Banding


Demam chiku nguya
Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas

400C disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot.


Demam tyfoid
Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif, adanya
leukopenia, limfositosis relatif.



Anemia aplastik
Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut, demam
timbul karena infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan
pansitopenia.



Purpura trombositopenia idiopati (ITP)
Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang,
tidak terjadi hemokonsentrasi.
SISTEM PELAYANAN KESEHATAN

Definisi
Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga
miskin dan kurang mampu (GAKIN) adalah
jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan

kepada keluarga miskin dan kurang mampu yang
membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi
rawat jalan dan rawat inap sebagaimana yang
ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di
Rumah Sakit yang ditunjuk di Wilayah.
Prosedur rawat inap bagi peserta GAKIN/SKTM di Rumah Sakit
Prosedur Mendapatkan Layanan Program
JPK GAKIN








Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN
Pemegang Kartu GAKIN
Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan
(Program Pemerintah lainnya)
Foto kopi kartu keluarga (KK)
Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila emergensi
KTP

2. Pasien Panti
 Sertifikat panti
 Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah
 Daftar nama penghuni panti







3. KLB/Kebanjiran/Kebakaran
Surat keterangan dari posko atau Puskesmas









4. Orang Terlantar
Surat keterangan Polisi
Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit
Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos
Rujukan







5. Pasien SKTM
Kartu BBM (BLT/PKH)
Surat keterangan tidak mampu
Rujukan
DOKUMENTASI KEPERAWATAN















Pengkajian
Tanggal masuk
: 10 November 2007
Jam Masuk
: 19.00 WIB
Ruang
: Menular Anak
No. Reg. Med : 1005905
Pengkajian
: 11 November 2007;19.00 WIB
IDENTITAS KLIEN
Nama Klien
: An. Y
Tgl Lahir
: 01 Januari 1998
Jenis Kelamin : laki-laki
Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
Agama
: Islam
Pendidikan
: SD
Pekerjaan
:Alamat
: Gubeng Jaya Sby
IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB
 Nama Orang Tua : Tn. Y.E
 Umur
: 28 tahun
 Jenis Kelamin
: Laki-laki
 Suku/Bangsa
:Jawa/Indonesia
 Agama
:Islam
 pendidikan
: SLTA
 Pekerjaan
: Karyawan



STATUS KESEHATAN
◦ Riwayat Penyakit Sekarang



Klien masuk rumah sakit dengan dibawa oleh keluarga/orang tua
setelah sebelumnya mengalami demam semenjak hari rabu siang
(sepulang sekolah)/telah lima hari demam. Demam yang dialami klien

tidak berkurang (relatif menetap). Penyebab demam tidak diketahui
keluarga, demam tidak berkurang dengan pemberian obat-obatan
turun panas dan kompres.Pada hari minggu pagi anak mengalami
epistaksis dan kemudian dibawa ke RS Dr. Sutomo.


Saat ini klien kurang nafsu makan.Klien selalu merasa kenyang
setelah makan 2-3 sendok makan dan mengatakan perutnya terasa
penuh.Kondisi ini terjadi semenjak empat hari yang lalu.Klien dan
keluarga mengatakan tidak tahu penyebab tidak nafsu makan.Dengan
kondisinya saat ini klien merasa badannya agak lemas.
Riwayat Penyakit Keluarga
Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, penyakit kencing
manis
Riwayat Kesehatan Lingkungan

Klien dan keluarga tinggal di daerah yang berpenduduk padat dengan
tingkat sosial ekonomi menengah kebawah, pada jarak 10 meter
dari rumah klien terdapat tetangga yang terjangkit penyakit Demam
Berdarah.Penyemprotan nyamuk sering dilakukan dan terakhir kali
sekitar 2 ½ bulan yang lalu.Tempat penampungan air yang ada
dirumah adalah bak mandi yang setiap hari digunakan dan tempat
minuman burung yang biasa diganti tiap dua hari sekali.Keluarga

biasa mengantung baju di belakang pintu.
◦ PEMERIKSAAN FISIK








Status Present
Keadaan umum
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
RR
Suhu

: Tampak sakit sedang
: Compos mentis
: 100/70 mmHg
: 80 x/menit
: 24 x/menit
: 37,8











Status Generalis
Kepala
Bentuk
Rambut
Muka
Mata
Telinga
Hidung
hidung
Mulut

: Normal, simetris
: Hitam, lurus, distribusi merata,
: Bulat, simetris
: Konjungtiva ananemis, sklera anikterik
: Liang telinga lapang, serumen (-),
: Septum tidak deviasi, pernapasan cuping
: Bibir tidak kering, sianosis
Patofisiologi pada dhf ?
 Mengapa dhf ditandai oleh pendarahan ?
 Pada pasien dhf leukosit menurun,
apakah dapat menyebabkan infeksi ?
 Penatalaksanaan pada dhf ?
 Keluhan utama dhf pada woc ?
 Perawatan dhf derajat 2 ?
 Yang dimaksud dgn Peregangan kapsul
hati ?
 Kenapa pada derajat 4 tekanan darah
semakin meningkat


More Related Content

What's hot

Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
Hotimah Kusuma
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Yabniel Lit Jingga
 
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahSistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
Ryan Pangeran
 

What's hot (17)

Presentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darahPresentasi sistem peredaran darah
Presentasi sistem peredaran darah
 
18 reinaldi idsya
18 reinaldi idsya18 reinaldi idsya
18 reinaldi idsya
 
Bab 5 sistem peredaran darah manusia
Bab 5 sistem peredaran darah manusiaBab 5 sistem peredaran darah manusia
Bab 5 sistem peredaran darah manusia
 
Imunologi das10
Imunologi das10Imunologi das10
Imunologi das10
 
Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem Peredaran Darah Pada ManusiaSistem Peredaran Darah Pada Manusia
Sistem Peredaran Darah Pada Manusia
 
Makalah pk
Makalah pkMakalah pk
Makalah pk
 
PPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darahPPT Komposisi darah dan golongan darah
PPT Komposisi darah dan golongan darah
 
Biokimia Darah
Biokimia DarahBiokimia Darah
Biokimia Darah
 
Golongan Darah
Golongan DarahGolongan Darah
Golongan Darah
 
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MABuku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
Buku Sistem Sirkulasi untuk siswa SMA/MA
 
Sistem peredaran darah
Sistem peredaran darahSistem peredaran darah
Sistem peredaran darah
 
Anatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologiAnatomi fisiologi sistem hematologi
Anatomi fisiologi sistem hematologi
 
Peredaran darah dan pengangkutan
Peredaran darah dan pengangkutanPeredaran darah dan pengangkutan
Peredaran darah dan pengangkutan
 
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran DarahSistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
 
3. hematologi
3. hematologi3. hematologi
3. hematologi
 
Ppt sistem transportasi darah mutmainnah
Ppt sistem transportasi darah mutmainnahPpt sistem transportasi darah mutmainnah
Ppt sistem transportasi darah mutmainnah
 
Hematologi
Hematologi Hematologi
Hematologi
 

Similar to Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

Similar to Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C (20)

Dhf
DhfDhf
Dhf
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
Askep dhf print
Askep dhf printAskep dhf print
Askep dhf print
 
Makalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulinMakalah immunoglobulin
Makalah immunoglobulin
 
Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22Makalah immunoglobulin22
Makalah immunoglobulin22
 
Resume imunologi
Resume imunologiResume imunologi
Resume imunologi
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
 
Imunologi darah
Imunologi darahImunologi darah
Imunologi darah
 
BIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptxBIOMEDIK 8.pptx
BIOMEDIK 8.pptx
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM_IMUN DAN HEMATOLOGI.ppt
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jgAsuhan keperawatan leukemia pada anak jg
Asuhan keperawatan leukemia pada anak jg
 
Makalah anafilaktif
Makalah anafilaktifMakalah anafilaktif
Makalah anafilaktif
 
Sistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuhSistem pertahanan tubuh
Sistem pertahanan tubuh
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-iJtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
Jtptunimus gdl-onysuci-5726-3-3.babii-i
 

Recently uploaded

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Acephasan2
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
khalid1276
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
Acephasan2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
AGHNIA17
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
Zuheri
 

Recently uploaded (20)

Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatanLogic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
Logic Model perencanaan dan evaluasi kesehatan
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitasDbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
Dbd analisis SOAP, tugas Farmakoterapi klinis dan komunitas
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
Adaftasi fisiologis neonatus setelah dilahirkan antara lain pernafasan, suhu ...
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptxKETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
KETIDAKBERDAYAAN DAN KEPUTUSASAAN (1).pptx
 

Dengue Haemorraghic Fever - UNUSA S1 KEP 3C

  • 2. Nama Kelompok Ach Aris Pratama 130012088 ) Afni Latifatul F ) Ega lina Pribadi ) M.Iqbal Sumbarta 130012111 ) Pungki Herlinda ) Ummi Halida ( ( 130012091 ( 130012096 ( ( 130012114 ( 130012125
  • 3. Hematologi Darah adalah medium transport tubuh. Darah terdiri dari komponen cair dan komponen padat. Komponen cair darah disebut plasma, berwarna kekuning-kuningan yang terdiri dari : 1. Air : terdiri dari 91 – 92 % 2. Zat padat yang terdiri dari 7 – 9 % (protein, bahan anorganik, bahan organik ) 3. Komponen padat darah , yang terdiri dari : a. Sel darah merah , yang berbentuk cakram bikonkaf dengan diameter sekitar 8,6 µm . Pembentukan eritrosit dirangsang oleh glikoprotein dan eritropoetin dari ginjal. Jumlah eritrosit normal yaitu : laki-laki : 4,5 – 5,5 106 / mm3 dan prempuan : 4,1 – 5,1 106 / mm3. fungsi eritrosit adalah mengangkut dan melakukan pertukaran oksigen dan karbondioksida. Pada orang dewasa umur eritrosit adalah 120 hari.
  • 4. b. Trombosit Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma megakariosit . Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis karena trombosit membentuk sumbat hemostatik untuk menutup luka. Pembentukan sumbat hemostatik terjadi melalui beberapa tahap yaitu adhesi trombosit, agregrasi trombosit dan reaksi pelepasan.
  • 5. Pada struktur trombosit terdiri dari membran trombosit yang kaya akan fosfolipid, diantaranya adalah faktor trombosit 3 yang meningkatkan pembekuan selama hemostasis. Fosfolipid membran ini berfungsi sebagai suatu permukaan untuk berinteraksi dengan protein-protein plasma yang berperan dalam proses koagulasi darah. Sitoplasma trombosit mengandung mikrofilamen, terdiri dari trombostenin , suatu protein kontraktif mirip dengan aktinomiosin yang berperan dalam kontraksi jaringan otot.
  • 6. c. Sel darah putih Pertahanan tubuh melawan infeksi adalah peranan utama sel darah putih. Jumlah normalnya adalah 4.000 – 11.000 / mm3. 5 jenis sel darah putih yaitu :
  • 7. Plasma Darah Merupakan cairan darah yang berwarna kekuning – kuningaan, yang mengandung 91 % air , sari – sari makanan, garam – garam mineral, sisa- sisa metabolisme ,dan protein darah: albumin, globulin, dan fibrinogen. Didalam plasma darah terdapat antibodi, macam antibodi berdasarkan cara kerjanya: a) antibodi yang menggumpalkan antigen yaitu presipitin b) antibodi yang menguraikan antigen yaitu lisin c) antibodi yang menawarkan racun yaitu antitoksin
  • 8.
  • 9. Imunologi Imunitas merupakan lini pertama tubuh terhadap infeksi, namun imunitas tersebut dapat memicu respon imun didapat yang timbul lebih lambat dan lebbih spesifik . Begitu terfaktifkan, sel imun akan berkomuniasi dengan sitokinin dan kemokin. Sel-sel ini akan membunuh virus, bakteri dan sel asing lain dengan mengeluarkan berbagai sitoknin lain dan mengaktifkan sistem
  • 10. Sitokinin Sitokin adalah molekul-molekul mirip hormon yang biasanya bekerja dengan cara parenkin untuk mengatur sistem imun. Sitokinin tidak hanya dikeluarkan oleh limfosit dan makrofag tetapi di keluarkan oeh sel endotel, neuron, sel glia, dan jenis sel lain.
  • 11. Banyak dari reseptor untuk sitokini dan faktor pertumbuhan hematopoitik, serta reseptor untuk prolaktin, dan hormon pertumbuhan menjadi anggota dari super famili reseptor-sitokin yang memiliki tiga subfamili : A. Anggota subfamili 1, meliputi IL-4 dan IL-7 merupakan homodimer. B. Anggota subfamili 2, meliputi reseptor untuk IL-3, IL-5, dan IL-6 merupakan heterodimer. C. Anggota subfamili 3, memiliki rantai yang sama dengan IL-2R.
  • 13.
  • 14.
  • 15. Sistem Komplemen Yaitu kemampuan imunitas bawaan dan didapatkan untuk membunuh sel,sebagian diperantai oleh suatu enzim. Sistem ini diaktifkan oleh tiga jalur atau jenjang enzimenzim yang berbeda 1. Jalur klasik, yang dipicu oleh kompleks imun 2. Jalur lektin pengikat-manosa, yang terpicujia lektin mengikat gugus manosa pada bakteri 3. Jalur alternatif atau properdin yang terpicu dengan klontak dengan berbagai bakteri, virus , jamur dan sel tumor . Protein yang dihasilkan memiliki tiga fungsi membantu mematikan organisme penyerng melalui opsoniasi, keotaksis, dan akhirnya lisis sel . Sebagian berfungsi sebagai jembatan penghubung antara imunitas bawaan dan imunitas didapat denan mengaktifkan sel B dan memebantu memori imunologik dan membantu menhancurkan produk sisa setelah apoptosis. Lisis sel, yakni salah satu cara utama sistem komplemen mematikan sel, terjadi
  • 16. Perkembangan sistem kekebalan Prekusor Limfosit Sumsum tulang Limfosit B Ekuivalen bursa (hati, sumsung tulang) Timus Limfosit T Sel B memori Sel T sitotoksin (kebanyakan CD8) Imunitas Selular Sel T CD 4 Sel T memori Sel plasma IgG IgA IgM IgD IgE Imunitas Humoral
  • 17. Immunoglubin  Imunoglobulin G Terbanyak dalam serum (75%). Dapat menembus plasenta membentuk imunitas bayi sampai berumur 6 sampai dengan 9 bulan. Mempunyai sifat opsonin berhubungan erat dengan fagosit, monosit dan makrofag. Berperan pada imunitas seluler yang dapat merusak antigen seluler berinteraksi dengan komplemen, sel K, eosinofil dan neutrofil.  Imunoglobulin A Sedikit dalam serum. Banyak terdapat dalam saluran nafas, cerna, kemih, air mata, keringat, ludah dan air susu. Fungsinya menetralkan toksin dan virus, mencegah kontak antara toksin/ virus dng sel sasaran dan mengumpalkan/ mengganggu gerak kuman yang memudahkan fagositosis.
  • 18.  Imunoglobulin M Tidak dapat menembus plasenta, dibentuk pertama kali oleh tubuh akibat rangsangan antigen sifilis, rubela, toksoplasmosis. Fungsinya mencegah gerakan mikroorganisme antigen memudahkan fagositosis dan Aglutinosis kuat terhadap antigen  Imunoglobulin E Jumlah paling sedikit dalam serum. Mudah diikat oleh sel mastosit, basofil dan eosinofil. Kadar tinggi pada kasus: alergi, infeksi cacing, skistosomiasis, trikinosis. Proteksi terhadap invasi parasit seperti cacing  Imunoglobulin D Sedikit ditemukan dalam sirkulasi. Tidak dapat mengikat komplemen. Mempunyai aktifitas antibodi terhadap makanan dan autoantigen.
  • 21. Imunitas humoral  MELALUI MEDIATOR PRODUK LIMFOSIT BANTIBODI BERDASARKAN SELEKSI KLONAL  KESEIMBANGAN AB DIATUR OLEH Th DAN Ts  MEKANISME: - PENGOLAHAN DAN PRESENTASI AG MAKROFAG MEMFAGOSITEKSPRESI FRAGMEN AG DIPERMUKAAN BERSAMA MHC KLS II - INTERAKSI SEL B DENGAN SEL T  KONTAK LANGSUNG MELALUI TCR DG KOMPLEKS AG-MHC ATAU MELALUI MOLEKUL ADESI SEL B MEMPRESENTASIKAN AG PD SEL T  SEL T (IL-2) MENGAKTIVASI /PROLIFERASI /DIFERENSIASI SEL B - PRODUKSI AB - AB BERIKATAN DG AG  KOMPLEKS IMUN  MENGAKTIVASI KOMPLEMEN AG
  • 22. Imunitas selular  MENGHANCURKAN M.O INTRASELULER YG TIDAK DAPAT DIJANGKAU Ab  FUNGSI UTAMA SUB POPULASI LIMFOSIT T  MEKANISME - AKTIVASI SEL T PENGENALAN M.O MELALUI MHC KLS II DI PERMUKAAN MAKROFAG OLEH Th  SINYAL MENGINDUKSI LIMFOSIT MEMPRODUKSI LIMFOKIN ( INTERFERON )  MEMBANTU MENGHANCURKAN M.O - SUBPOPULASI Tc : MENGHANCURKAN M.O SCR LANGSUNG MELALUI PENGENALAN EKSPRESI MHC KLS I MEMPRODUKSI -IFN UTK MENCEGAH PENYEBARAN M.O - AKTIVASI SEL NK, MAKROFAG DAN ADCC 
  • 24. Definisi  Dengue haemoragic fever adalah penyakit demam akut yang disertai dengan adanya manifestasi perdarahan, yang bertendensi mengakibatkan renjatan yang dapat menyebabkan kematian (Arief Mansjoer &Suprohaita; 2000; 419).  Dengue Haemorrhagic Fever ialah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.(Suriadi, 2001 : 57)
  • 25. Etiologi  Virus dengue yang menjadi penyebab penyakit ini termasuk ke dalam Arbovirus (Arthropodborn virus) group B, tetapi dari empat tipe yaitu virus dengue tipe 1,2,3 dan 4 keempat tipe virus dengue tersebut terdapat di Indonesia dan dapat dibedakan satu dari yang lainnya secara serologis virus dengue yang termasuk dalam genus flavivirus ini berdiameter 40 nonometer dapat berkembang biak dengan baik pada berbagai macam kultur jaringan baik yang berasal dari sel – sel mamalia
  • 26.
  • 28.
  • 29.
  • 30.
  • 31. Klasifikasi Menurut derajat ringannya penyakit, Dengue Haemoragic Fever (DHF) dibagi menjadi 4 tingkat (UPF IKA, 1994 ; 201) yaitu : I. Derajat I Panas 2 – 7 hari , gejala umum tidak khas, uji taniquet hasilnya positif II. Derajat II Sama dengan derajat I di tambah dengan gejala – gejala pendarahan spontan seperti petekia, ekimosa, epimosa, epistaksis, haematemesis, melena, perdarahan gusi telinga dan sebagainya. III. Derajat III Penderita syok ditandai oleh gejala kegagalan peredaran darah seperti nadi lemah dan cepat (> 120 / menit) tekanan nadi sempit (< 20 mmHg) tekanan darah menurun (120 / 80 mmHg) sampai tekanan sistolik dibawah 80 mmHg. IV. Derajat IV Nadi tidak teraba,tekanan darah tidak terukur (denyut jantung > - 140 mmHg) anggota gerak teraba dingin, berkeringat dan kulit tampak biru.
  • 32. Tanda dan Gejala Demam pelana Kuda
  • 33.  Manifestasi perdarahan : uji rumpeleede positif, ptekiae, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena  Keluhan pada saluran pencernaan : mual, muntah, anoreksia, diare atau konstipasi, nyeri ulu hati  Nyeri sendi , nyeri kepala, nyeri otot, rasa sakit di daerah belakang bola mata (retro orbita), hepatomegali, splenomegali  Kadang ditemui keluhan batuk pilek dan sakit menelan.  Gejala klinik lain yaitu nyeri epigasstrium, muntah – muntah, diare
  • 34. Pemeriksaan Penunjang  Darah  Trombosit menurun.  HB meningkat lebih 20 %  HT meningkat lebih 20 %  Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3  Protein darah rendah  Ureum PH bisa meningkat  NA dan CL rendah  Serology : HI (hemaglutination inhibition test).  Uji test tourniket (+)
  • 35. Penatalaksanaan  Penatalaksanaan penderita dengan DHF adalah sebagai berikut :  Tirah baring atau istirahat baring.  Diet makan lunak.  Minum banyak (2 – 2,5 liter/24 jam) dapat berupa : susu, teh manis, sirup dan beri penderita sedikit oralit, pemberian cairan merupakan hal yang paling penting bagi penderita DHF.  Pemberian cairan intravena (biasanya ringer laktat, NaCl Faali) merupakan cairan yang paling sering digunakan.  Monitor tanda-tanda vital tiap 3 jam (suhu, nadi, tensi, pernafasan) jika kondisi pasien memburuk, observasi ketat tiap jam.  Periksa Hb, Ht dan trombosit setiap hari.
  • 36.  Pemberian obat antipiretik sebaiknya dari golongan asetaminopen.  Monitor tanda-tanda perdarahan lebih lanjut.  Pemberian antibiotik bila terdapat kekuatiran infeksi sekunder.  Monitor tanda-tanda dan renjatan meliputi keadaan umum, perubahan tanda-tanda vital, hasil pemeriksaan laboratorium yang memburuk.  Bila timbul kejang dapat diberikan Diazepam.  Pada kasus dengan renjatan pasien dirawat di perawatan intensif dan segera dipasang infus sebagai pengganti cairan yang hilang dan bila tidak tampak perbaikan diberikan plasma atau plasma ekspander atau dekstran sebanyak 20 – 30 ml/kg BB.  Pasien terus menerus muntah, tidak dapat diberikan minum sehingga mengancam terjadinya dehidrasi.
  • 37. Pencegahan Pencegahan dilakukan dengan m elakukan fogging dan 3 M plus yaitu:  Menguras tempat – tempat penampungan air secara teratur sekurang – kurangnya sekali seminggu atau penaburan bubuk abate ke dalamnya.  Menutup rapat tempat penampungan air.  Mengubur atau menyingkirkan barang – barang bekas yang dapat menampung air
  • 38. PLUS + Tidak menggantung baju  Memelihara Ikan  Hidari Gigitan nyamuk  Membubuhkan obat abate 
  • 39. Diagnosa Banding  Demam chiku nguya Dimana serangan demam lebih mendadak dan lebih pendek tapi suhu di atas 400C disertai ruam dan infeksi konjungtiva ada rasa nyeri sendi dan otot.  Demam tyfoid Biasanya timbul tanda klinis khas seperti pola demam, bradikardi relatif, adanya leukopenia, limfositosis relatif.  Anemia aplastik Penderita tampak anemis, timbul juga perdarahan pada stadium lanjut, demam timbul karena infeksi sekunder, pemeriksaan darah tepi menunjukkan pansitopenia.  Purpura trombositopenia idiopati (ITP) Purpura umumnya terlihat lebih menyeluruh, demam lebih cepat menghilang, tidak terjadi hemokonsentrasi.
  • 40. SISTEM PELAYANAN KESEHATAN Definisi Jaminan pemeliharan kesehatan bagi keluarga miskin dan kurang mampu (GAKIN) adalah jaminan pemeliharaan kesehatan yang diberikan kepada keluarga miskin dan kurang mampu yang membutuhkan pelayanan kesehatan meliputi rawat jalan dan rawat inap sebagaimana yang ditetapkan, baik di Puskesmas maupun di Rumah Sakit yang ditunjuk di Wilayah.
  • 41.
  • 42. Prosedur rawat inap bagi peserta GAKIN/SKTM di Rumah Sakit
  • 43. Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN       Prosedur Mendapatkan Layanan Program JPK GAKIN Pemegang Kartu GAKIN Kartu GAKIN, RASKIN, BLT PKH, Kader Kesehatan (Program Pemerintah lainnya) Foto kopi kartu keluarga (KK) Rujukan dari puskesmas, tidak perlu apabila emergensi KTP 2. Pasien Panti  Sertifikat panti  Surat keterangan kepalah panti atau rumah singgah  Daftar nama penghuni panti  
  • 44.   3. KLB/Kebanjiran/Kebakaran Surat keterangan dari posko atau Puskesmas       4. Orang Terlantar Surat keterangan Polisi Surat keterangan dari direktur Rumah Sakit Surat keterangan dari Dinas Bintal dan Kessos Rujukan      5. Pasien SKTM Kartu BBM (BLT/PKH) Surat keterangan tidak mampu Rujukan
  • 45. DOKUMENTASI KEPERAWATAN              Pengkajian Tanggal masuk : 10 November 2007 Jam Masuk : 19.00 WIB Ruang : Menular Anak No. Reg. Med : 1005905 Pengkajian : 11 November 2007;19.00 WIB IDENTITAS KLIEN Nama Klien : An. Y Tgl Lahir : 01 Januari 1998 Jenis Kelamin : laki-laki Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan :Alamat : Gubeng Jaya Sby
  • 46. IDENTITAS PENANGGUNG JAWAB  Nama Orang Tua : Tn. Y.E  Umur : 28 tahun  Jenis Kelamin : Laki-laki  Suku/Bangsa :Jawa/Indonesia  Agama :Islam  pendidikan : SLTA  Pekerjaan : Karyawan 
  • 47.  STATUS KESEHATAN ◦ Riwayat Penyakit Sekarang  Klien masuk rumah sakit dengan dibawa oleh keluarga/orang tua setelah sebelumnya mengalami demam semenjak hari rabu siang (sepulang sekolah)/telah lima hari demam. Demam yang dialami klien tidak berkurang (relatif menetap). Penyebab demam tidak diketahui keluarga, demam tidak berkurang dengan pemberian obat-obatan turun panas dan kompres.Pada hari minggu pagi anak mengalami epistaksis dan kemudian dibawa ke RS Dr. Sutomo.  Saat ini klien kurang nafsu makan.Klien selalu merasa kenyang setelah makan 2-3 sendok makan dan mengatakan perutnya terasa penuh.Kondisi ini terjadi semenjak empat hari yang lalu.Klien dan keluarga mengatakan tidak tahu penyebab tidak nafsu makan.Dengan kondisinya saat ini klien merasa badannya agak lemas.
  • 48. Riwayat Penyakit Keluarga Orang tua tidak ada yang menderita penyakit jantung, penyakit kencing manis Riwayat Kesehatan Lingkungan Klien dan keluarga tinggal di daerah yang berpenduduk padat dengan tingkat sosial ekonomi menengah kebawah, pada jarak 10 meter dari rumah klien terdapat tetangga yang terjangkit penyakit Demam Berdarah.Penyemprotan nyamuk sering dilakukan dan terakhir kali sekitar 2 ½ bulan yang lalu.Tempat penampungan air yang ada dirumah adalah bak mandi yang setiap hari digunakan dan tempat minuman burung yang biasa diganti tiap dua hari sekali.Keluarga biasa mengantung baju di belakang pintu.
  • 49. ◦ PEMERIKSAAN FISIK       Status Present Keadaan umum Kesadaran Tekanan darah Nadi RR Suhu : Tampak sakit sedang : Compos mentis : 100/70 mmHg : 80 x/menit : 24 x/menit : 37,8          Status Generalis Kepala Bentuk Rambut Muka Mata Telinga Hidung hidung Mulut : Normal, simetris : Hitam, lurus, distribusi merata, : Bulat, simetris : Konjungtiva ananemis, sklera anikterik : Liang telinga lapang, serumen (-), : Septum tidak deviasi, pernapasan cuping : Bibir tidak kering, sianosis
  • 50.
  • 51.
  • 52.
  • 53.
  • 54. Patofisiologi pada dhf ?  Mengapa dhf ditandai oleh pendarahan ?  Pada pasien dhf leukosit menurun, apakah dapat menyebabkan infeksi ?  Penatalaksanaan pada dhf ?  Keluhan utama dhf pada woc ?  Perawatan dhf derajat 2 ?  Yang dimaksud dgn Peregangan kapsul hati ?  Kenapa pada derajat 4 tekanan darah semakin meningkat 