SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
PKP2A III LAN SAMARINDA
           2008           1
Tim Peneliti Bidang Kajian
PKP2A III LAN Samarinda
    •   Tri Widodo W. Utomo
    •   Siti Zakiyah
    •   Said Fadhil
    •   Andi Wahyudi
    •   Fani Heru Wismono
    •   Rustan A
    •   Maria AP Sari
    •   Tri Noor Aziza
    •   Lany Erinda R
    •   Betha Miranti A
    •   Lina Maulana
    •   Fajar Iswahyudi
    •   Wildan Lutfi A
    •   Mustari Kurniawati
    •   Tri Wahyuni
Lokus Kajian
        Kategori               Provinsi              Daerah Sampel

                                               Provinsi Kalimantan Timur
                       1. Kalimantan Timur
                                               Kabupaten Kutai Timur

                                               Provinsi Kalimantan Barat
                       2. Kalimantan Barat
                                               Kabupaten Sintang
Wilayah Kajian Utama
                                               Provinsi Kalimantan Tengah
                       3. Kalimantan Tengah
                                               Kabupaten Seruyan

                                               Provinsi Kalimantan Selatan
                       4. Kalimantan Selatan
                                               Kabupaten Tapin

                                                                     3
Tujuan yang Ingin Dicapai
•   Untuk mengidentifikasi pelaksanaan dan mekanisme
    penyusunan Perda dari aspek prosedural.
•   Untuk mengidentifikasi pelaksanaan dan mekanisme
    penyusunan Perda dari aspek substansial.
•   Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi
    penghambat dalam penyusunan dan pengimplementasian
    Perda.
•   Untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam
    proses penyusunan Perda.
•   Untuk mengidentifikasi sistem yang dipakai dalam
    mengawasi dan mengevaluasi Perda menjadi Perda yang
    berkualitas.




                                                                  4
Latar Belakang Lahirnya Perda
Digulirkannya otonomi daerah melalui UU No 22/1999 jo
UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebenarnya
diharapkan mengurangi sistem pemerintahan yang terlalu
sentralistis.

Daerah diberikan hak mengatur beberapa urusan rumah
tangganya. Kewenangan daerah untuk menjalankan beberapa
urusannya itu diatur dalam sebuah peraturan daerah yang
selanjutnya disebut Perda.

Dalam UU No 10/2004 tentang Pembentukan Perundang-
Undangan, psl 7(1) jenis dan hirarki perundang-undangan
adalah UUD’45, UU/Perpu, PP, Peraturan Presiden, Perda

Perda tidak hanya berfungsi sebagai penerjemah
peraturan yang lebih tinggi atau sebagai lex specialis,
tetapi juga untuk menciptakan hukum baru (law making)
                                                          5
Kriteria Sebuah Perda
 Mengikat masyarakat umum, membebankan kewajiban
  tertentu kepada penduduk, mengurangi kebebasan warga
  negara, atau memuat keharusan & larangan tertentu.
 Ada penyebutan secara limitatif dari peraturan perundangan
  yg lebih tinggi (UU, PP, Kepres) bahwa suatu aspek tertentu
  harus / dapat diatur dengan Perda.
 Untuk melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam
  peraturan perundangan yg lebih tinggi yg tidak disebutkan
  secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot
  kepentingan yg luas untuk daerah ybs dan masyarakatnya.
 Melaksanakan peraturan perundangan dalam bidang
  legislatif (UU Kepartaian, UU Pemilu, UU Susduk
  MPR/DPR/DPRD, dsb).


                                                                6
Peraturan Perundangan Yang
     Berkaitan Dengan Perda
• UU No 10/2004 Tentang Pembentukan Peraturan
  Perundang-Undangan
• UU No 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah
• PP No 79/2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan
  Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
• PerMendagri No 15/2006 Tentang Jenis dan Bentuk
  Produk Hukum Daerah
• PerMendagri No 16/2006 Tentang Prosedur
  Penyusunan Produk Hukum Daerah
• KepMendagri No 169/2004 Tentang Pedoman
  Penyusunan Program Legislasi Daerah

                                                    7
Masalah Umum Yang Terjadi Pada
       Pelaksanaan Perda

 Perda hanya disusun dan berkutat pada
 pemerintah lokal, itupun kadang sudah
 terjadi konflik antara eksekutif dan
 legislatif, dan pada akhirnya
 Pemerintah Pusat akan terkejut dengan
 jumlah dan kualitas Perda yang
 notabene hanya menyusahkan dan
 memperburuk kondisi di berbagai
 bidang kehidupan secara nasional.

                                         8
STATISTIK PERATURAN DAERAH (PERDA) “BERMASALAH”

                                                                      Jumlah   Persentase
Jenis Pelanggaran/Masalah
Secara Umum Tidak Bermasalah                                           152        14,8
Relevansi Yuridis                                                       30        2,9
Up to date Acuan Yuridis                                               162        15,7
Kelengkapan Yuridis                                                     58        5,6
Diskoneksi Tujuan dan Isi (Konsistensi Pasal)                           32        3,1
Kejelasan Obyek                                                         76        7,4
Kejelasan Subyek                                                        5         0,5
Kejelasan Hak dan Kewajiban Wajib Pungut                                81        7,9
Kejelasan Standar Waktu, Biaya, Prosedur, Struktur Tarif               234        22,7
Kesesuaian Filosofi dan Prinsip Pungutan                                46        4,5
Keutuhan Wilayah Ekonomi Nasional & Prinsip Free Internal Trade         24        2,3
Persaingan Sehat                                                        9         0,9
Dampak Ekonomi Negatif                                                  95        9,2
Menghalangi Akses Masyarakat, Perlindungan Lingkungan Hidup             11        1,1
Pelanggaran Kewenangan Pemerintahan                                     15        1,5
Jumlah Peraturan Daerah                                                1030      100,0


Sumber: Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) , 2003                      9
NO                         Perda Bermasalah                                    Sumber

1.        Sebanyak 2.665 rancangan peraturan daerah dan              Koran Kompas
           peraturan daerah terkait aturan pajak dan retribusi        12/12/2008
           dibatalkan oleh pemerintah pusat. Rancangan perda dan
           perda itu dinilai mengganggu iklim investasi,
           menimbulkan ekonomi biaya tinggi, dan tidak sejalan
           dengan aturan yang dibuat pemerintah pusat
          sejak tahun 2001 hingga 10 Desember 2008, Departemen
           Keuangan telah mengevaluasi 1.121 rancangan
           peraturan daerah (raperda). Dari jumlah tersebut,
           67% di antaranya dibatalkan atau direvisi dan 33 persen
           diizinkan diterapkan menjadi perda
          Perda PDRD yang dibatalkan sebagian besar soal aturan
           pungutan. Dari 11.401 perda, 15 persen di antaranya di
           sektor perhubungan, 13 persen pertanian, 13 persen
           industri dan perdagangan, dan 11 persen kehutanan.
          Pungutan yang ditetapkan di daerah, yang dinilai
           bermasalah, antara lain, adalah pajak pengolahan
           minyak yang tumpang tindih dengan aturan di pusat.
           Di pusat sudah ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk
           industri pengolahan minyak.
          Contoh lain, retribusi atas pasar atau pelabuhan yang
           bukan milik pemerintah daerah (pemda). Pajak Hotel
           yang dikenakan atas jasa katering yang tumpang
           tindih dengan Undang-Undang PPN. Pajak Hiburan
           yang dikenakan atas taman rekreasi dan cagar budaya di
           daerah, padahal taman rekreasi bukan obyek Pajak
           Hiburan.
      (Mardiasmo, Dirjen Perimbangan Keuangan, Departemen Keuangan)




                                                                                         10
2.                                                                     www.kapanlagi.com
          Lebih dari 10.000 Perda dari 400 lebih kabupaten di         Selasa, 27 Mei 2008
           Indonesia bermasalah
          Perda-perda bermasalah terjadi karena adanya
           tumpang tindih dengan peraturan yang sudah ada,
           baik itu peraturan pemerintah pusat ataupun Perda di
           daerah itu sendiri
     (MS Hidayat, Ketua Umum KADIN)

3.                                                                     www.kapanlagi.com
          Ada sekitar 700 Perda yang mendesak untuk diperbaiki.       Selasa, 27 Mei 2008
          Jenis Perda-perda yang menghambat investasi masuk
           dan berkembang di daerah umumnya adalah yang
           terkait masalah perijinan dan retribusi.
          Beberapa daerah yang terdesak menggunakan Perda untuk
           keberlangsungan daerahnya, tetapi jika investasi berhenti
           dampaknya akan lebih buruk bagi daerah ke depannya.
     (Sandiaga Uno, Presiden Direktur Saratoga Kapital)




4.   Sejak 1999 hingga November 2007 ada sebanyak 1.406                www.antara.co.id
          Peraturan Daerah (Perda) dibatalkan, karena                  19/11/07
          bertentangan dengan kepentingan umum dan
          Pancasila serta UUD 1945
     (Andi Mattalata, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia)


5.   Total Perda yang dibatalkan sejak 1999, maka 90 persen            www.antara.co.id
           diantaranya merupakan peraturan tentang pajak dan           19/11/07
           retribusi daerah.
     (Wahiduddin Adams, Direktur Fasilitasi Perancangan Peraturan
           Daerah Depkumham)
                                                                                             11
Masalah Umum Yang Terjadi
  Pada Pelaksanaan Perda
Harus diakui perda yang selama ini tersusun
ditingkat Pemda memang belum sepenuhnya
menggunakan sistem berjenjang

       Dilain pihak, pemerintah pusat yang
        sebenarnya mempunyai tugas untuk
            meletakkan kerangka kebijakan,
memfasilitasi penguatan kapasitas, mereview
    dan memonitor penerapan Perda dirasa
         belum menunjukkan efektifitasnya

                                         12
Matrik Pelaksanaan Perda Di
                Daerah
No         Daerah           Konsepsi           Pelaksanaan Perda di Daerah         Catatan
                            Pembentukan
                               Perda           Prosedural     Substansial

1    Kalimantan Timur   Dimaksudkan untuk      Selaras      1. Mengatur dan    Jarang
                        menciptakan            dengan          mengurus        ditemukan perda
                        ketertiban, keadilan   Peraturan       kepentingan     yang dibatalkan
                        dan keharmonisan       yang            masyarakat      oleh pemerintah
                        kehidupan berbangsa    berkaitan    2. Menurut         pusat
                        dan bermasyarakat,     dengan          prakarsa
                        sekaligus menjamin     penyusunan      sendiri
                        terselenggaranya       Perda           berdasarkan
                                                               aspirasi
                        fungsi pemerintah
                                                               masyarakat
                        secara optimal dalam
                        rangka pelayanan                    3. Sesuai dengan
                                                               perundang-
                        kepada masyarakat.
                                                               undangan,
                                                               adanya
                                                               kekhususan
                                                               daerah,
                                                               kebijakan
                                                               daerah, dan
                                                               adanya aturan
                                                               yang lebih
                                                               tinggi yang
                                                               mengaturnya.


                                                                                             13
Matrik Pelaksanaan Perda Di
                Daerah
No      Daerah    Konsepsi Pembentukan           Pelaksanaan Perda di Daerah         Catatan
                            Perda
                                                Prosedural         Substansial

1    Kalimantan   1. Dalam rangka             1. Berdsrkan      1. Adanya asas
     Selatan         mencapai visi dan           program           dpt
                     misi daerah                 legislasi         dilaksanakan,
                                                 daerah            kedayagunaan,
                  2. Dibuat berdasarkan                            kehasilgunaan,
                     kewenangan               2. Dimulai dari      mencerminkan
                     Pemerintah Provinsi         inisiatif         pembentukan
                  3. Berdasarkan hasil           SKPD terkait      perda
                     studi banding ke         3. Dilakukan         berdasarkan
                     daerah lain dan layak/      sinkronisasi      kebutuhan
                     sesuai untuk                oleh Biro         daerah dan
                     diterapkan di daerah        Hukum lewat       atas dasar
                                                 Sekda             masukan dari
                  4. Perda harus                                   masyarakat
                     memperhatikan
                                                                2. Substansi yang
                     kemampuan                                     bersifat
                     masyarakat, sasaran                           pungutan
                     yang ingin dicapai                            terlebih dahulu
                     kedepannya                                    dikonfirmasi
                                                                   dgn pihak yg
                                                                   akan terkena
                                                                   dampak perda.


                                                                                           14
Matrik Pelaksanaan Perda Di Daerah
No         Daerah             Konsepsi           Pelaksanaan Perda di Daerah            Catatan
                              Pembentukan
                                 Perda          Prosedural         Substansial

1    Kalimantan Tengah   Perda disusun dalam   1. Dibuat atas   1. Merupakan         Ada beberapa
                         rangka kemandirian       inisiatif        daerah yg         perda yang
                         daerah dengan            SKPD             produktif         dibatalkan
                         meningkatkan PAD         terkait dan      mengeluarkan
                                                  yg               perda pajak dan
                                                  menyangkut       retribusi
                                                  pajak dan     2. Pajak dan
                                                  retribusi        retribusi dalam
                                                  daerah,          rangka
                                                  dikoordinir      meningkatkan
                                                  oleh Dinas       PAD
                                                  Pendapatan    3. Mengupayakan
                                                  Daerah.          selaras dengan
                                               2. DPRD             kebutuhan
                                                  belum            daerah
                                                  pernah
                                                  mengeluarka
                                                  n perda
                                                  inisiatif
                                               3. Biro hukum
                                                  hanya
                                                  menyelarask
                                                  an dan
                                                  harmonisasi
                                                  perda
                                                                                                  15
Matrik Pelaksanaan Perda Di Daerah

No         Daerah            Konsepsi        Pelaksanaan Perda di Daerah            Catatan
                             Pembentukan
                                             Prosedural        Substansial
                                Perda
1    Kalimantan Barat   1. Perda disusun   1. Selain         Substansi yang     Belum
                           dalam rangka       menyeleras     diusung            ditemukan perda
                           kemandirian        kan dengan     merupakan          yang dibatalkan
                           daerah dengan      peraturan      penjabaran dalam
                           meningkatkan       yang           rangka
                           PAD                berlaku,       penyelenggaraan
                                           2. Juga sudah     otonomi daerah
                                              diterapkan     dan tugas
                                              uji publik     pembantuan
                                              meskipun
                                              belum
                                              disosialisas
                                              ikan secara
                                              transparan




                                                                                              16
Dampak Pelaksanaan Perda di Daerah
                     (Produk Hukum Daerah Yang Dibatalkan)

No   Nama Perda                         Dasar Pembatalan


1.   Kalimantan Timur:
     Tidak ditemukan Perda yang
          dibatalkan
                                        -
2.   Kutai Timur:
     Belum ditemukan data perda
          dibatalkan
                                        -
3.   Kalimantan Selatan:
     •   Peraturan Daerah No. 1 Tahun         •   Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 46 Tahun
         2000 Tentang Larangan                    2003 Tentang Pembatalan Peraturan Daerah
         Minuman Beralkohol                       Provinsi Kalimantan Selatan No. 1 Tahun 2000
     •   Peraturan Daerah No. 4 Tahun             Tentang Larangan Minuman Beralkohol
         2003 Tentang Retribusi Izin          •   Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 122 Tahun
         Trayek dan Izin Angkutan                 2007 Tentang Pembatalan Peraturan Daerah
         Khusus di Perairan Daratan               Provinsi Kalimantan Selatan No. 4 Tahun 2003
         Lintas Kabupaten/ Kota                   Tentang Retribusi Izin Trayek dan Izin Angkutan
                                                  Khusus di Perairan Daratan Lintas Kabupaten/ Kota




                                                                                                17
Dampak Pelaksanaan Perda di Daerah
                  (Produk Hukum Daerah Yang Dibatalkan)

No   Nama Perda                            Dasar Pembatalan


4.   Tapin:                                •dibatalkan berdasarakan Kepmendagri No. 99 tahun 2008
     Perda No. 5/2002 Tentang              Tentang Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin No 5
     Pertambangan Batu Bara                Tahun 2002 Tentang Pertambangan Batu Bara

                                           •ditindak lanjuti dengan Instruksi Bupati No. 188/01/KUM/2008
                                           untuk mencabut Perda Tersebut



5.   Kalimantan Barat:
     Tidak ditemukan perda yang
     dibatalkan
                                           -
6.   Sintang:
     2.Tentang pembentukan badan           •Dibatalkan karena kewenangan ada di Depkop
     hukum koperasi
     3.Tentang retribusi pemanfaat hasil   •Walaupun tidak pernah diterapkan karena bertentangan
     hutan,
     4.Tentang pertambangan                •Karena mengatur perijinan dan besaran tarif ini diluar
                                           kewenangan

                                                                                                      18
Dampak Pelaksanaan Perda di Daerah
                  (Produk Hukum Daerah Yang Dibatalkan)

No   Nama Perda                           Dasar Pembatalan


7    Kalimantan Tengah:
     •   Perda Provinsi Kalimantan        •   Surat teguran Mendagri No.188.342/2410/SJ. Tanggal 7
         Tengah No.4 Tahun 2002               September 2002
         tentang TertibPemanfaatan        •   Dibatalkan dengan Kepmendagri No.242 Tahun 2004
         Jalan dan Pengendalian               Tanggal 7 Oktober 2004.
         Muatan.
     •   Pengujian Mutu-Mutu              •   Dibatalkan dengan Kepmendagri No 185 Tahun 2004
         Dagangan Ekspor




8.   Seruyan:
     •    Perda No 3 Tahun 2004           •   Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 97 Tahun
          Tentang Retribusi Hasil hutan       2006 Tentang Pembatalan Peraturan Daerah
          dan Perkebunan
                                              Kabupaten Seruyan Nomor 3 Tahun 2004 Tentang
                                              Retribusi Hasil hutan dan Perkebunan

                                                                                                     19
Perbandingan Data Terbaru
                             Perda Yang Direkomendasikan Dibatalkan
                                (Kota Tarakan Sebagai Pembanding)
       Perda                      Objek                       Tarif                          Alasan Pembatalan
Perda No 3/2000         Pemberian izin usaha rumah   Biaya daftar ulang          •    Retribusi izin dikenakan sekali untuk
     tentang                makan/restoran                dipungut tiap               masa berlakunya izin
     Pemberian                                            tahun                  •    Izin usaha rumah makan/restoran
     Usaha Rumah                                                                      berlaku selama masih menjalankan
     Makan/Restoran                                                                   kegiatan usahanya sesuai dengan pasal
                                                                                      103 PP 67/1996 tentang
                                                                                      Penyelenggaraan Kepariwisataan
Perda 11/2003 tentang   Pemberian izin usaha rumah   Diatur lebih lanjut dalam   Struktur dan besarnya tariff retribusi harus
     Perubahan Atas         makan/restoran                keputusan kepala            ditetapkan dengan Perda, sesuai
     Perda No 3/2000                                      daerah dgn                  dengan pasal 24 ayat (3) UU No
     tentang                                              persetujuan DPRD            34/2000 tentang Pajak dan Retribusi
     Pemberian                                                                        Daerah
     Usaha Rumah
     Makan/Restoran
Perda 21/2001 tentang   Pengesahan pendirian,        Pendirian badan hukum       Pengesahan, pembentukan, penggabungan,
     Pengesahan              perubahan badan              koperasi kena tariff        peleburan serta pembubaran koperasi
     Pendirian Badan         hukum koperasi               Rp.250.000                  merupakan kewenangan pusat, sesuai
     Hukum Koperasi                                  Perubahan badan hukum            pasal 9 UU 25/1992 tentang
                                                          koperasi kena tariff        Perkoperasian, PP 4/1994 tentang
                                                          Rp.150.000                  Persyaratan dan Tata Cara Pendirian
                                                                                      dan Perubahan Anggaran Dasar
                                                                                      Koperasi dan PP 38/2007 tentang
                                                                                      Pembagian Urusan Pemerintahan
                                                                                      antara Pemerintah, Pemda Provinsi
                                                                                      dan Kabupaten/Kota.
                                                                                                                   20
         Sumber: Radar Tarakan 3 Desember 2008
Temuan Lapangan
•   Di Kabupaten Kutim:
    Tidak ada sosialisasi (dalam hal ini tidak ada tembusan ke
    pihak terkait yang terkena dampak Perda, ex: ke KADIN)Perda
    yg sifatnya pajak dan retribusi, sehingga baru diketahui pada
    saat dipungut kewajian pembayaran dan masyarakat tidak bisa
    melayangkan keberatan lagi.

•   Besaran nilai retribusi masih diatur dalam SK Bupati,
    bukan didalam Perdanya. Seharusnya struktur dan besarnya
    tarif retribusi harus sudah ditetapkan dalam Perda, sesuai pasal
    24 ayat (3) UU No 34/2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah

•   Koordinasi antara eksekutif dan legislatif bisa memakan waktu
    hingga 2 tahun, sehingga dirasakan tidak efisien dan bisa saja
    substansi Perda sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini.

                                                                   21
Temuan Lapangan

• Di Kalsel: masih ditemukan kesalahan
  pengetikan pada Perda yang diterbitkan.
  Perda No. 12 Tahun 2003 tentang Pajak
  Kendaraan di Atas Air, dimana isi Perda
  mengatakan Perda ini tentang Bea Balik
  Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air.
  Sehingga seharusnya tertulis Perda No 12
  Tahun 2003 Tentang Bea Balik Nama
  Kendaraan Bermotor di Atas Air bukan
  Tentang Pajak Kendaraan di Atas Air

                                             22
Temuan Lapangan
•   Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2000 Tentang Larangan Minuman
    Beralkohol dibatalkan dengan alasan bertentangan dengan PP No.
    13 Tahun 1995 Tentang Izin Usaha Industri dan PP No. 25 Tahun
    2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi
    sebagai daerah otonom serta Keputusan Presiden No. 3 Tahun
    1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol
    selain secara tradisional kewenangan pemerintah dan penjualan
    minuman beralkohol di hotel, bar, restoran, dan tempat-tempat
    tertentu tidak dilarang dan merupakan kewenangan kabupaten/ kota.

•   Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2003 Tentang Retribusi Izin Trayek
    dan Izin Angkutan Khusus di Perairan Daratan Lintas Kabupaten/
    Kota dibatalkan dengan alasan bertentangan dengan Undang-
    Undang No. 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang-
    Undang No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi
    Daerah dan PP No. 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah
    karena (1) izin trayek angkutan perairan di daratan tidak diatur
    dalam PP No. 82 Tahun 1999 Tentang Angkutan di Perairan, (2)
    izin trayek angkutan sungai, danau, dan penyeberangan tidak
    diperlukan karena sudah termasuk dalam persetujuan pengoperasian
    kapal dan berlaku selama 5 (lima) tahun sebagaimana diatur dalam
    Pasal 43 Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun 2004
    Tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau.

                                                                   23
Temuan Lapangan
• Di Kabupaten Tapin:
  Selama ini, setiap Raperda yang diterbitkan
  oleh instansi pengusul telah dilengkapi
  dengan naskah akademik terlebih dahulu
  yang merupakan dasar pemikiran serta latar
  belakang pentingnya raperda tersebut dibuat.
• Adanya target secara kuantitas dalam
  pembuatan perda bagi legislatif yang bisa
  mengakibatkan kurang terjaganya kualitas
  produk Perda yang dihasilkan

                                             24
Temuan Lapangan
• Kabupaten Tapin:
  Perda No. 5/2002 tentang pertambangan Batu Bara.
  Perda yang dibuat pada tahun 2002 ini sudah
  berjalan kurang lebih 6 tahun, tetapi karena alasan
  menimbulkan biaya yang tinggi menurut pemerintah
  pusat, maka Perda tersebut dibatalkan
  pemberlakuannya pada tahun 2008.
• Tidak ada sosialisasi terhadap pembatalan Perda
  tersebut, pemberitahuan hanya dilakukan jika secara
  kebetulan ada ada masyarakat mengurus hal yang
  sama di biro hukum


                                                    25
Temuan Lapangan


Kalimantan Barat:
• Sepanjang periode 2005 – 2008 Pemerintah
  Provinsi Kalimantan Barat mengeluarkan
  beberapa peraturan daerah. Selama kurun 4
  (empat) tahun tersebut tidak menerbitkan
  peraturan daerah tentang pajak
• Perencanaan penyusunan peraturan daerah di
  Provinsi Kalimantan Barat belum melalui
  program legislasi daerah (Prolegda)

                                           26
Temuan Lapangan
• Di Provinsi Kalimantan Barat kasus yang
  sering terjadi adalah, perbaikan bahasa.
  Dengan kata lain, belum pernah ada kasus
  penolakan perda (secara substansi)
• Ini terjadi karena Pemda dalam
  menyeleraskan dan harmonisasi Raperda
  langsung berkonsultasi ke pusat, sehingga
  mengeliminir dampak penolakan Perda pada
  saat dijalankan.

                                              27
Temuan Lapangan
• Di Provinsi Kalimantan Barat:
  masih tumpang tindihnya antar satu perizinan dengan
  yang lainnya dan tidak selaras dengan peraturan
  diatasnya.
  Ex: dalam struktur retribusi perizinan pemanfaatan
  sumber daya perikanan terdapat pungutan terhadap
  penerbitan Surat Pengolahan Ikan (SPI) dan Surat
  Keterangan Pengiriman Hasil Perikanan (SKPHP).
  Padahal keduanya bertentangan dengan PP No
  54/2002 tentang Usaha Perikanan dan harus
  dihapuskan.


                                                   28
Temuan Lapangan
Di Provinsi Kalimantan Tengah merupakan
daerah yang produktif mengeluarkan perda
tentang Pajak dan Retribusi daerah dalam
rangka meningkatkan PAD. Sehingga
sebenarnya perlu ditinjau kembali apakah
kebijakan tersebut tidak membebani
masyarakat dan mengganggu iklim investasi
di daerah tersebut?


                                        29
Evaluasi perda
           Pengujian Perda oleh Mahkamah Agung dan Pemerintah
Kategori                        Mahkamah Agung                     Pemerintah
Jenis Review                    Judicial review                    Executive Review
Bentuk Review                   Permohonan Keberatan               •    Pengawasan preventif
                                                                        terhadap Raperda bermuatan
                                                                        APBD, pajak dan retribusi
                                                                        daerah serta tata ruang
                                                                   •    Pengawasan represif terhadap
                                                                        semua Perda yang dihasilkan
                                                                        daerah
Lembaga yang melakukan review   Mahkamah Agung                     Departemen Dalam Negeri dibantu
                                                                       dengan:
                                                                      Departemen Keuangan
                                                                      Departemen PU
                                                                      Depkumham
Sifat kewenangan lembaga yg     Pasif, menunggu datangnya          Aktif melakukan pengawasan,
      mereview                        permohonan                         evaluasi terhadap seluruh
                                                                         Perda
Kapasitas Lembaga               Menyelesaikan sengketa peraturan   Dalam rangka pengawasan dan
                                    perundangan yg timbul              pembinaan terhadap
                                    dibawah undang-undang              pemerintah daerah
                                    terhadap undang-undang
                                    (konflik norma)
Standar pengujian               •    Bertentangan dengan           1.Bertentangan dengan peraturan
                                     peraturan perundangan yang         perundangan yang lebih
                                     lebih tinggi                       tinggi
                                •    Pembentukannya tidak sesuai   2.Bertentangan dengan
                                     dengan ketentuan yang              kepentingan umum
                                     berlaku                                                         30
Prosedur Penyiapan Perda
(Berdasarkan Permendagri No 16/2006)




                                       31
Uji Publik Produk Hukum Daerah
         (Inisiatif Draft)




                                 32
Prosedur Pembahasan di DPRD




                              33
Evaluasi perda
• Pemerintah daerah sebenarnya boleh melayangkan
  keberatan terhadap pembatalan perda
  didaerahnya oleh pemerintah pusat melalui
  Mahkamah Agung. Namun jarang sekali atau bahkan
  tidak ada daerah yang melakukan mekanisme ini.
• Pada praktiknya pembatalan Perda dilakukan dengan
  Kepmendagri. Seharusnya Perda dibatalkan dengan
  Perpres, dan janggal bila perda (rumpun regelling)
  dibatalkan oleh Kepmendagri (rumpun beschikking).
  Setidaknya Kepmendagri tsb belum final dan harus
  dikemas ulang dalam bentuk Perpres. Namun dari
  temuan lapangan tidak didapatkan pembatalan
  Perda dalam bentuk Perpres.




                                                   34
Kesimpulan
• Bagi Pemerintah daerah, PAD merupakan simbol
  kemandirian daerah, sehingga semakin besar PAD,
  semakin menunjukkan bahwa daerah itu mandiri.
  Selama ini daerah belum mampu menghasilkan
  perbaikan yang signifikan terhadap iklim usaha di
  daerah. Justru, perizinan usaha semakin berbelit
  karena pemerintah daerah menjadikannya sebagai
  obyek untuk meningkatkan PAD, tanpa peduli
  dengan keluhan masyarakat (terutama pebisnis) yang
  menjadi obyek (penderita) pungutan



                                                   35
Kesimpulan
• Pada umumnya proses penyusunan Perda Di
  Kalimantan sudah berusaha memenuhi aspek yang
  dipersyaratkan sesuai dengan peraturan dan
  perundangan yang berlaku (UU No 32/2004, UU No
  10/2004, PerMendagri No 16/2006, KepMendagri
  No 169/2004, dll)
• Minimnya partisipasi masyarakat dalam Proses
  penyusunan Perda. Masyarakat sebagai filter pertama
  dalam menyaring Perda, namun karena lemahnya
  berbagai organisasi kemasyarakatan untuk
  mereprensentasikan masyarakat sehingga menjadi
  problem dalam penyusunan Perda

                                                   36
Kesimpulan
             (Alasan Pembatalan Sebuah Perda)

• Masalah prinsip adalah pelanggaran terkait dengan
  Peraturan Perundangan di Atasnya dan menghalangi /
  melanggar kepentingan umum
• Lebih jauh lagi pelanggaran terkait dalam konteks
  aktivitas perekonomian secara luas. Yang
  termasuk dalam hal ini adalah pelanggaran prinsip
  free internal trade, menghalangi akses ekonomi
  masyarakat, serta kewenangan pemerintah.
• Pembatalan berdasarkan pelanggaran substansial
  antara lain diskoneksi antara tujuan dan isi perda.
  Ketidakjelasan standar pelayanan seperti waktu,
  biaya, prosedur, struktur, dan standar tarif. Terakhir,
  teknis menyangkut relevansi acuan sumber hukum,
  acuan perundangan terbaru, dan kelengkapan teknis
  yuridis formal yang harus dipenuhi perda mengenai
  pungutan.
                                                       37
Kesimpulan
• Tidak tertibnya evaluasi Perda karena Perda tidak
  segera diserahkan kepada Pemerintah Pusat untuk
  dievaluasi.
• Pemerintah pusat juga lemah dalam menyerahkan
  hasil evaluasi yang menyebabkan perda terkatung-
  katung sampai beberapa tahun.
• Tidak tertibnya pendokumentasian Perda dapat
  dilihat dari: (1) daerah kurang peduli kewajibannya
  menyerahkan perda kepada pemerintah pusat,
  (2) tidak adanya sanksi bila tidak/terlambat
  menyerahkan perda ke pemerintah pusat dan (3)
  untuk menghindari pembatalan perda karena
  dinilai bertentangan peraturan diatasnya dan
  kepentingan umum
                                                    38
Rekomendasi
          1. Dalam rangka tertib administrasi dan
        peningkatan kualitas produk hukum daerah,
           diperlukan suatu proses atau prosedur
            penyusunan Perda agar lebih terarah dan
        terkoordinasi, yakni perlu adanya Panduan
 Memahami Perancangan Peraturan Daerah yang
mempunyai beberapa perspektif mengenai: Pajak dan
  Retribusi, Hak Asasi Manusia, Kesetaraan Jender,
    Pembangunan yang berkelanjutan, dll sehingga
  memudahkan melakukan evaluasi dan monitoring



                                                 39
Rekomendasi
2. Perda sebagai produk hukum daerah yang bersifat pengaturan
   harus didasarkan Prolegda sebagaimana diatur dalam
   KepMendagri No 169/2004 Tentang Pedoman Penyusunan
   Program Legislasi Daerah
3. Melakukan perencanaan, persiapan penyusunan rancangan Perda
   dan harmonisasi materi atau substansi rancangan perda antar
   satuan kerja perangkat daerah.
4. Pelibatan masyarakat secara lebih intensif sangat diperlukan
   agar lebih terlibat secara substansial pada proses pembuatan
   Raperda dalam rangka menghasilkan Perda yang berkualitas
   dan dapat diterima.
5. Peningkatan kapasitas dan kompetensi legal drafter baik
   dari pihak eksekutif maupun legislatif dalam menyusun raperda
   melalui kegiatan diklat,worshop ataupun pelatihan lainnya
   merupakan langkah penting dalam rangka menghasilkan perda
   sesuai dengan ketentuan yang berlaku
6. Sosialisasi lebih gencar terhadap raperda sebelum disahkan
   penting untuk dilakukan agar segenap pihak yang terkena
   dampak dari pemberlakuan raperda tersebut dapat mengetahui
   dan menerima raperda tersebut. Sosialisasi bisa lewat koran,
   majalah, softfile, buku, media elektronik dan internet.

                                                                40
Rekomendasi
7. Penting untuk membuat naskah akademik
terlebih dahulu sebelum menyusun Perda. Hal ini
sejalan dengan Surat Keputusan Kepala Badan
Pembinaan Hukum Nasional No. G-159.PR.09.10
Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan
Naskah Akademik, sebagai naskah awal yg memuat
gagasan-gagasan pengaturan dan materi muatan
perundangan-undangan bidang tertentu yg telah
ditinjau scr holistik-futuristik dan dari berbagai aspek
ilmu, dilengkapi dengan referensi yang memuat
urgensi, konsepsi, landasan, alas hukum dan prinsip-
prinsip yg digunakan dan disajikan dalam bentuk
uraian sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan
secara ilmu hukum dan sesuai politik hukum yang
digariskan.

                                                      41
Rekomendasi
8. Pemerintah pusat perlu lebih serius dalam
   menerbitkan peraturan yang layak (juklak
   pengawasan dan evaluasi yang jelas dan memiliki
   status hukum cukup tinggi,ex: Peraturan Pemerintah
   (PP) merupakan level ideal bagi pengawasan Perda)
   sebagai landasan operasional pelaksanaan evaluasi
   (review) Perda
9. Perlu diberikan sanksi bagi pemda yang “bandel”,
   yaitu Pemda yang tidak menyerahkan Perda dan
   tidak segera mencabut perda yang sudah dibatalkan
   oleh Pemerintah Pusat. Sanksi bisa berupa
   pengurangan/pemotongan dana perimbangan yang
   dibagi kedaerah

                                                        42
Rekomendasi
10. Secara substansial Perda yang dibuat perlu
memperhatikan kemampuan masyarakat, sasaran
yang ingin dicapai kedepannya, serta kewenangan
yang dilimpahkan kepada provinsi maupun
kabupaten/kota. Hal ini penting agar tidak terjadi
pungutan ganda pada suatu wilayah teritorial yang
sama dimana tentunya akan sangat memberatkan
masyarakat/ pelaku usaha dan selain itu diharapkan
bahwa Perda-Perda tersebut dapat memberikan
manfaat dan kegunaan bagi pembangunan daerah.
Partisipasi aktif masyarakat dalam penyusunan
Perda harus ditingkatkan dengan membuka kran-
kran saluran penyampaian aspirasi melalui
mekanisme tertentu baik individu, organisasi,
lembaga kemasyarakatan atau kelompok-kelompok
bidang/urusan/sektor tertentu.


                                                43
Rekomendasi
11.Selain sosialisasi, perlunya uji publik pada
   penerapan Perda baru. Pada saat Perda diterapkan,
   dalam jangka waktu tertentu dilakukan pengujian
   apakah ada pelanggaran kepentingan umum dan
   peraturan perundangan diatasnya serta adanya
   keberatan dari masyarakat dalam penerapannya.
   Sehingga uji publik menjadi satu mekanisme baku
   dalam penyusunan dan sebagai bentuk evaluasi perda
   secara simultan.
12.Adanya kebijakan pengendalian kecenderungan
   penambahan Perda secara kuantitas yang semakin
   banyak (efek multiplikasi). Bisa juga dilakukan
   dengan memberdayakan peraturan dibawah perda
   (ex: keputusan Bupati/Walikota untuk penjabaran
   rinci perda). Sehingga tidak perlu mengakomodir
   semua issue yang berkembang dalam bentuk Perda.

                                                   44
Rekomendasi

13. Meskipun Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan
Pusat dan daerah (DJPKPD) melalui surat atas nama Menteri
Keuangan No: S-37/MK.7/2001 tertanggal 4 Desember 2001,
meminta Gubernur, Bupati, atau Wali Kota seluruh Indonesia
untuk mengirimkan salinan perda kepada DJPKPD. Serta
Depdagri mengeluarkan Surat Edaran Mendagri No
188.34/1586/SJ tertanggal 5 Juli 2006 Tentang Penertiban
Penyusunan dan Penetapan Perda, dimana keduanya
dimaksudkan agar penerbitan perda dapat lebih terkontrol,
terarah, dan memudahkan pengawasan. Namun perlu ditetapkan
lagi mekanisme sederhana pengumpulan perda
(penyampaian, status evaluasi dan database perda scr
elektronik) serta efisiensi waktu dalam menetapkan batas
waktu penyelesaian penilaian (asistensi melekat dan total)
shg dapat segera diketahui hasil evaluasinya oleh pemda,
jangan sampai berlarut-larut hingga beberapa tahun kemudian
baru muncul pembatalan setelah suatu Perda diterapkan.



                                                         45
PKP2A III LAN SAMARINDA




                          46

More Related Content

What's hot

Pandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperda
Pandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperdaPandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperda
Pandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperda
Haris Sahido
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
ppbkab
 
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Ade Suerani
 
2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng
PA_Klaten
 
Pemekaran wilayah
Pemekaran wilayahPemekaran wilayah
Pemekaran wilayah
Lisa SYP
 
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
Dodi Palowan
 
No. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usahaNo. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usaha
ppbkab
 
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
STIE Mulia Pratama
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Ade Suerani
 

What's hot (20)

Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asingPerda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
Perda Kabupaten nunukan tentang retribusi perpanjangan izin tenaga kerja asing
 
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaPerda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
Perda no. 3 thn 2012 Tentang perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr... POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
POWERPOINT MAKALH MANAJEMEN PENDAPATAN DAERAH Tugas k.1..bismillahirohmanirr...
 
P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011P sulsel 9_2011
P sulsel 9_2011
 
Pandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperda
Pandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperdaPandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperda
Pandangan umum fraksi golkar terhadap lima raperda
 
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usahaNo. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
No. 4 ttg perubahan no. 10 thn 2010 ttg retribusi jasa usaha
 
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
Pemandangan Umum Fraksi Bangun Sultra atas Raperda tentang Perubahan APBD 2010
 
Pandangan umum fraksi pan dprd kab pringsewu 2010
Pandangan umum fraksi pan dprd kab pringsewu 2010Pandangan umum fraksi pan dprd kab pringsewu 2010
Pandangan umum fraksi pan dprd kab pringsewu 2010
 
2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng2011 Penyertaan modal bank jateng
2011 Penyertaan modal bank jateng
 
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) harisEkbis vol 2 2019 (autosaved) haris
Ekbis vol 2 2019 (autosaved) haris
 
Pemekaran wilayah
Pemekaran wilayahPemekaran wilayah
Pemekaran wilayah
 
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
(2017) pmk 50~pmk.07~2017 tentang pengelolaan transfer ke daerah dan dana desa
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
No. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usahaNo. 10 ttg retribusi jasa usaha
No. 10 ttg retribusi jasa usaha
 
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan ...
 
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayekPerda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
Perda Kabupaten Nunukan tentang retribusi izin trayek
 
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
ANALISIS KONTRIBUSI PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DAN BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH ...
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
 
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
Peraturan Pemerintah No. 105 Tahun 2000 tentang Pengelolaan Dan Pertanggungja...
 
Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman Laporan Pansus Perda Pinjaman
Laporan Pansus Perda Pinjaman
 

Similar to Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusunan Perda

BENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptxBENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptx
bandi2340
 
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisiMateri legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
deivie dedep
 
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
Kementerian Dalam Negeri
 
Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1
Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1
Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1
deivie dedep
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Azizahluthfi
 

Similar to Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusunan Perda (20)

Slide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptxSlide Hasil Tesis.pptx
Slide Hasil Tesis.pptx
 
Kajian Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas serta Mekanisme Penyusun...
Kajian Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas serta Mekanisme Penyusun...Kajian Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas serta Mekanisme Penyusun...
Kajian Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas serta Mekanisme Penyusun...
 
BENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptxBENGKAYANG PERUMDA .pptx
BENGKAYANG PERUMDA .pptx
 
Materi Bagian Hukum
Materi Bagian HukumMateri Bagian Hukum
Materi Bagian Hukum
 
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRDPenguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
Penguatan Kapasitas Legislasi Anggota DPRD
 
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAHOTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
OTONOMI PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
 
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisiMateri legalitas kerjasama desa pur_revisi
Materi legalitas kerjasama desa pur_revisi
 
Permasalahan dalam pembuatan peraturan direkri tentang
Permasalahan dalam pembuatan peraturan direkri tentangPermasalahan dalam pembuatan peraturan direkri tentang
Permasalahan dalam pembuatan peraturan direkri tentang
 
Otda Dalam Kerangka NKRI
Otda Dalam Kerangka NKRIOtda Dalam Kerangka NKRI
Otda Dalam Kerangka NKRI
 
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
Rencana Workshop "OMNIBUS LAW: Perubahan Regulasi Kewirausahaan Koperasi & UMKM"
 
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
REFORMASI KEUANGAN NEGARA DAN AKUNTANSI PEMERINTHAN
 
Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1
Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1
Legalitas kelembagaan badan kerjasama antar desa1
 
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)Otonomi Daerah (PKN kelas  IX)
Otonomi Daerah (PKN kelas IX)
 
EI1 Perizinan Pertambangan (bahasa)
EI1 Perizinan Pertambangan (bahasa)EI1 Perizinan Pertambangan (bahasa)
EI1 Perizinan Pertambangan (bahasa)
 
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta KerjaMateri MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
Materi MenLHK Prescon Omnibus Law UU Cipta Kerja
 
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial PerusahanPerda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
Perda No 10 Tahun2013 Tentang Tanggung Jawab Sosial Perusahan
 
Desain Penataan Daerah: Pemekaran dan Penggabungan
Desain Penataan Daerah: Pemekaran dan PenggabunganDesain Penataan Daerah: Pemekaran dan Penggabungan
Desain Penataan Daerah: Pemekaran dan Penggabungan
 
Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017Pergub nomor 18 tahun 2017
Pergub nomor 18 tahun 2017
 
Orientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten okiOrientasi dewan kabupaten oki
Orientasi dewan kabupaten oki
 
Bintek Setrawan PNPM
Bintek Setrawan PNPMBintek Setrawan PNPM
Bintek Setrawan PNPM
 

More from Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN

More from Bidang ANDROIDA-Puslatbang KDOD LAN (20)

Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
Policy Paper Strategi Kebijakan Penguatan Pelayanan Investasi di Daerah Tahun...
 
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKNPolicy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
Policy Paper: Strategi Kebijakan Pengembangan ASN Daerah Penyangga/ Mitra IKN
 
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdfBuku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
Buku Policy Brief-Telaah Isu Strategis-Penyederhanaan Birokrasi (final) 2022.pdf
 
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
Penguatan Daerah Penyangga Ibu Kota Negara (IKN)
 
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
Pengenalan Pengelolaan Jurnal Borneo Administrator-2020
 
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
Kajian penguatan daerah penyangga dalam mendukung IKN 2020
 
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
Konsep Perhitungan Tunjangan Transport atau Tunjangan Mobilitas Kerja Sebagai...
 
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
survey kepuasan masyarakat & survey kepuasan pegawai 2020
 
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
Daftar berita inovasi melawan corona (jilid 1)
 
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
Ekspose Kajian Kepemimpinan Kewirausahaan Daerah 2019
 
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASNPolicy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
Policy Brief Optimalisasi Pengawasan Netralitas ASN
 
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASNPolicy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
Policy Brief Pelaksanaan Kebijakan Netralitas ASN
 
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
Kajian aktualisasi revolusi mental-PKP2A III LAN 2017
 
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpimKajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
Kajian pemetaan kemanfaatan proyek perubahan pasca diklatpim
 
Telaahan TPP Kaltim 2016
Telaahan TPP Kaltim 2016Telaahan TPP Kaltim 2016
Telaahan TPP Kaltim 2016
 
Policy Brief 2016 (Diskresi)
Policy Brief 2016 (Diskresi)Policy Brief 2016 (Diskresi)
Policy Brief 2016 (Diskresi)
 
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
Policy Brief 2016 (Potensi SDM)
 
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
Policy Brief 2016 (Peningkatan Kapasitas Desa)
 
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
Policy Brief 2016 (kapasitas desa)
 
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ PerbatasanPresentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
Presentasi potensi SDM sebatik/ Perbatasan
 

Expose Evaluasi Pelaksanaan dan Peningkatan Kualitas Serta Mekanisme Penyusunan Perda

  • 1. PKP2A III LAN SAMARINDA 2008 1
  • 2. Tim Peneliti Bidang Kajian PKP2A III LAN Samarinda • Tri Widodo W. Utomo • Siti Zakiyah • Said Fadhil • Andi Wahyudi • Fani Heru Wismono • Rustan A • Maria AP Sari • Tri Noor Aziza • Lany Erinda R • Betha Miranti A • Lina Maulana • Fajar Iswahyudi • Wildan Lutfi A • Mustari Kurniawati • Tri Wahyuni
  • 3. Lokus Kajian Kategori Provinsi Daerah Sampel Provinsi Kalimantan Timur 1. Kalimantan Timur Kabupaten Kutai Timur Provinsi Kalimantan Barat 2. Kalimantan Barat Kabupaten Sintang Wilayah Kajian Utama Provinsi Kalimantan Tengah 3. Kalimantan Tengah Kabupaten Seruyan Provinsi Kalimantan Selatan 4. Kalimantan Selatan Kabupaten Tapin 3
  • 4. Tujuan yang Ingin Dicapai • Untuk mengidentifikasi pelaksanaan dan mekanisme penyusunan Perda dari aspek prosedural. • Untuk mengidentifikasi pelaksanaan dan mekanisme penyusunan Perda dari aspek substansial. • Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi penghambat dalam penyusunan dan pengimplementasian Perda. • Untuk mengidentifikasi tingkat partisipasi masyarakat dalam proses penyusunan Perda. • Untuk mengidentifikasi sistem yang dipakai dalam mengawasi dan mengevaluasi Perda menjadi Perda yang berkualitas. 4
  • 5. Latar Belakang Lahirnya Perda Digulirkannya otonomi daerah melalui UU No 22/1999 jo UU No 32/2004 tentang Pemerintahan Daerah, sebenarnya diharapkan mengurangi sistem pemerintahan yang terlalu sentralistis. Daerah diberikan hak mengatur beberapa urusan rumah tangganya. Kewenangan daerah untuk menjalankan beberapa urusannya itu diatur dalam sebuah peraturan daerah yang selanjutnya disebut Perda. Dalam UU No 10/2004 tentang Pembentukan Perundang- Undangan, psl 7(1) jenis dan hirarki perundang-undangan adalah UUD’45, UU/Perpu, PP, Peraturan Presiden, Perda Perda tidak hanya berfungsi sebagai penerjemah peraturan yang lebih tinggi atau sebagai lex specialis, tetapi juga untuk menciptakan hukum baru (law making) 5
  • 6. Kriteria Sebuah Perda  Mengikat masyarakat umum, membebankan kewajiban tertentu kepada penduduk, mengurangi kebebasan warga negara, atau memuat keharusan & larangan tertentu.  Ada penyebutan secara limitatif dari peraturan perundangan yg lebih tinggi (UU, PP, Kepres) bahwa suatu aspek tertentu harus / dapat diatur dengan Perda.  Untuk melaksanakan pasal-pasal atau ketentuan dalam peraturan perundangan yg lebih tinggi yg tidak disebutkan secara limitatif, namun dipandang memiliki bobot kepentingan yg luas untuk daerah ybs dan masyarakatnya.  Melaksanakan peraturan perundangan dalam bidang legislatif (UU Kepartaian, UU Pemilu, UU Susduk MPR/DPR/DPRD, dsb). 6
  • 7. Peraturan Perundangan Yang Berkaitan Dengan Perda • UU No 10/2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan • UU No 32/2004 Tentang Pemerintahan Daerah • PP No 79/2005 Tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah • PerMendagri No 15/2006 Tentang Jenis dan Bentuk Produk Hukum Daerah • PerMendagri No 16/2006 Tentang Prosedur Penyusunan Produk Hukum Daerah • KepMendagri No 169/2004 Tentang Pedoman Penyusunan Program Legislasi Daerah 7
  • 8. Masalah Umum Yang Terjadi Pada Pelaksanaan Perda Perda hanya disusun dan berkutat pada pemerintah lokal, itupun kadang sudah terjadi konflik antara eksekutif dan legislatif, dan pada akhirnya Pemerintah Pusat akan terkejut dengan jumlah dan kualitas Perda yang notabene hanya menyusahkan dan memperburuk kondisi di berbagai bidang kehidupan secara nasional. 8
  • 9. STATISTIK PERATURAN DAERAH (PERDA) “BERMASALAH” Jumlah Persentase Jenis Pelanggaran/Masalah Secara Umum Tidak Bermasalah 152 14,8 Relevansi Yuridis 30 2,9 Up to date Acuan Yuridis 162 15,7 Kelengkapan Yuridis 58 5,6 Diskoneksi Tujuan dan Isi (Konsistensi Pasal) 32 3,1 Kejelasan Obyek 76 7,4 Kejelasan Subyek 5 0,5 Kejelasan Hak dan Kewajiban Wajib Pungut 81 7,9 Kejelasan Standar Waktu, Biaya, Prosedur, Struktur Tarif 234 22,7 Kesesuaian Filosofi dan Prinsip Pungutan 46 4,5 Keutuhan Wilayah Ekonomi Nasional & Prinsip Free Internal Trade 24 2,3 Persaingan Sehat 9 0,9 Dampak Ekonomi Negatif 95 9,2 Menghalangi Akses Masyarakat, Perlindungan Lingkungan Hidup 11 1,1 Pelanggaran Kewenangan Pemerintahan 15 1,5 Jumlah Peraturan Daerah 1030 100,0 Sumber: Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD) , 2003 9
  • 10. NO Perda Bermasalah Sumber 1.  Sebanyak 2.665 rancangan peraturan daerah dan Koran Kompas peraturan daerah terkait aturan pajak dan retribusi 12/12/2008 dibatalkan oleh pemerintah pusat. Rancangan perda dan perda itu dinilai mengganggu iklim investasi, menimbulkan ekonomi biaya tinggi, dan tidak sejalan dengan aturan yang dibuat pemerintah pusat  sejak tahun 2001 hingga 10 Desember 2008, Departemen Keuangan telah mengevaluasi 1.121 rancangan peraturan daerah (raperda). Dari jumlah tersebut, 67% di antaranya dibatalkan atau direvisi dan 33 persen diizinkan diterapkan menjadi perda  Perda PDRD yang dibatalkan sebagian besar soal aturan pungutan. Dari 11.401 perda, 15 persen di antaranya di sektor perhubungan, 13 persen pertanian, 13 persen industri dan perdagangan, dan 11 persen kehutanan.  Pungutan yang ditetapkan di daerah, yang dinilai bermasalah, antara lain, adalah pajak pengolahan minyak yang tumpang tindih dengan aturan di pusat. Di pusat sudah ada Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk industri pengolahan minyak.  Contoh lain, retribusi atas pasar atau pelabuhan yang bukan milik pemerintah daerah (pemda). Pajak Hotel yang dikenakan atas jasa katering yang tumpang tindih dengan Undang-Undang PPN. Pajak Hiburan yang dikenakan atas taman rekreasi dan cagar budaya di daerah, padahal taman rekreasi bukan obyek Pajak Hiburan. (Mardiasmo, Dirjen Perimbangan Keuangan, Departemen Keuangan) 10
  • 11. 2. www.kapanlagi.com  Lebih dari 10.000 Perda dari 400 lebih kabupaten di Selasa, 27 Mei 2008 Indonesia bermasalah  Perda-perda bermasalah terjadi karena adanya tumpang tindih dengan peraturan yang sudah ada, baik itu peraturan pemerintah pusat ataupun Perda di daerah itu sendiri (MS Hidayat, Ketua Umum KADIN) 3. www.kapanlagi.com  Ada sekitar 700 Perda yang mendesak untuk diperbaiki. Selasa, 27 Mei 2008  Jenis Perda-perda yang menghambat investasi masuk dan berkembang di daerah umumnya adalah yang terkait masalah perijinan dan retribusi.  Beberapa daerah yang terdesak menggunakan Perda untuk keberlangsungan daerahnya, tetapi jika investasi berhenti dampaknya akan lebih buruk bagi daerah ke depannya. (Sandiaga Uno, Presiden Direktur Saratoga Kapital) 4. Sejak 1999 hingga November 2007 ada sebanyak 1.406 www.antara.co.id Peraturan Daerah (Perda) dibatalkan, karena 19/11/07 bertentangan dengan kepentingan umum dan Pancasila serta UUD 1945 (Andi Mattalata, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia) 5. Total Perda yang dibatalkan sejak 1999, maka 90 persen www.antara.co.id diantaranya merupakan peraturan tentang pajak dan 19/11/07 retribusi daerah. (Wahiduddin Adams, Direktur Fasilitasi Perancangan Peraturan Daerah Depkumham) 11
  • 12. Masalah Umum Yang Terjadi Pada Pelaksanaan Perda Harus diakui perda yang selama ini tersusun ditingkat Pemda memang belum sepenuhnya menggunakan sistem berjenjang Dilain pihak, pemerintah pusat yang sebenarnya mempunyai tugas untuk meletakkan kerangka kebijakan, memfasilitasi penguatan kapasitas, mereview dan memonitor penerapan Perda dirasa belum menunjukkan efektifitasnya 12
  • 13. Matrik Pelaksanaan Perda Di Daerah No Daerah Konsepsi Pelaksanaan Perda di Daerah Catatan Pembentukan Perda Prosedural Substansial 1 Kalimantan Timur Dimaksudkan untuk Selaras 1. Mengatur dan Jarang menciptakan dengan mengurus ditemukan perda ketertiban, keadilan Peraturan kepentingan yang dibatalkan dan keharmonisan yang masyarakat oleh pemerintah kehidupan berbangsa berkaitan 2. Menurut pusat dan bermasyarakat, dengan prakarsa sekaligus menjamin penyusunan sendiri terselenggaranya Perda berdasarkan aspirasi fungsi pemerintah masyarakat secara optimal dalam rangka pelayanan 3. Sesuai dengan perundang- kepada masyarakat. undangan, adanya kekhususan daerah, kebijakan daerah, dan adanya aturan yang lebih tinggi yang mengaturnya. 13
  • 14. Matrik Pelaksanaan Perda Di Daerah No Daerah Konsepsi Pembentukan Pelaksanaan Perda di Daerah Catatan Perda Prosedural Substansial 1 Kalimantan 1. Dalam rangka 1. Berdsrkan 1. Adanya asas Selatan mencapai visi dan program dpt misi daerah legislasi dilaksanakan, daerah kedayagunaan, 2. Dibuat berdasarkan kehasilgunaan, kewenangan 2. Dimulai dari mencerminkan Pemerintah Provinsi inisiatif pembentukan 3. Berdasarkan hasil SKPD terkait perda studi banding ke 3. Dilakukan berdasarkan daerah lain dan layak/ sinkronisasi kebutuhan sesuai untuk oleh Biro daerah dan diterapkan di daerah Hukum lewat atas dasar Sekda masukan dari 4. Perda harus masyarakat memperhatikan 2. Substansi yang kemampuan bersifat masyarakat, sasaran pungutan yang ingin dicapai terlebih dahulu kedepannya dikonfirmasi dgn pihak yg akan terkena dampak perda. 14
  • 15. Matrik Pelaksanaan Perda Di Daerah No Daerah Konsepsi Pelaksanaan Perda di Daerah Catatan Pembentukan Perda Prosedural Substansial 1 Kalimantan Tengah Perda disusun dalam 1. Dibuat atas 1. Merupakan Ada beberapa rangka kemandirian inisiatif daerah yg perda yang daerah dengan SKPD produktif dibatalkan meningkatkan PAD terkait dan mengeluarkan yg perda pajak dan menyangkut retribusi pajak dan 2. Pajak dan retribusi retribusi dalam daerah, rangka dikoordinir meningkatkan oleh Dinas PAD Pendapatan 3. Mengupayakan Daerah. selaras dengan 2. DPRD kebutuhan belum daerah pernah mengeluarka n perda inisiatif 3. Biro hukum hanya menyelarask an dan harmonisasi perda 15
  • 16. Matrik Pelaksanaan Perda Di Daerah No Daerah Konsepsi Pelaksanaan Perda di Daerah Catatan Pembentukan Prosedural Substansial Perda 1 Kalimantan Barat 1. Perda disusun 1. Selain Substansi yang Belum dalam rangka menyeleras diusung ditemukan perda kemandirian kan dengan merupakan yang dibatalkan daerah dengan peraturan penjabaran dalam meningkatkan yang rangka PAD berlaku, penyelenggaraan 2. Juga sudah otonomi daerah diterapkan dan tugas uji publik pembantuan meskipun belum disosialisas ikan secara transparan 16
  • 17. Dampak Pelaksanaan Perda di Daerah (Produk Hukum Daerah Yang Dibatalkan) No Nama Perda Dasar Pembatalan 1. Kalimantan Timur: Tidak ditemukan Perda yang dibatalkan - 2. Kutai Timur: Belum ditemukan data perda dibatalkan - 3. Kalimantan Selatan: • Peraturan Daerah No. 1 Tahun • Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 46 Tahun 2000 Tentang Larangan 2003 Tentang Pembatalan Peraturan Daerah Minuman Beralkohol Provinsi Kalimantan Selatan No. 1 Tahun 2000 • Peraturan Daerah No. 4 Tahun Tentang Larangan Minuman Beralkohol 2003 Tentang Retribusi Izin • Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 122 Tahun Trayek dan Izin Angkutan 2007 Tentang Pembatalan Peraturan Daerah Khusus di Perairan Daratan Provinsi Kalimantan Selatan No. 4 Tahun 2003 Lintas Kabupaten/ Kota Tentang Retribusi Izin Trayek dan Izin Angkutan Khusus di Perairan Daratan Lintas Kabupaten/ Kota 17
  • 18. Dampak Pelaksanaan Perda di Daerah (Produk Hukum Daerah Yang Dibatalkan) No Nama Perda Dasar Pembatalan 4. Tapin: •dibatalkan berdasarakan Kepmendagri No. 99 tahun 2008 Perda No. 5/2002 Tentang Tentang Pembatalan Peraturan Daerah Kabupaten Tapin No 5 Pertambangan Batu Bara Tahun 2002 Tentang Pertambangan Batu Bara •ditindak lanjuti dengan Instruksi Bupati No. 188/01/KUM/2008 untuk mencabut Perda Tersebut 5. Kalimantan Barat: Tidak ditemukan perda yang dibatalkan - 6. Sintang: 2.Tentang pembentukan badan •Dibatalkan karena kewenangan ada di Depkop hukum koperasi 3.Tentang retribusi pemanfaat hasil •Walaupun tidak pernah diterapkan karena bertentangan hutan, 4.Tentang pertambangan •Karena mengatur perijinan dan besaran tarif ini diluar kewenangan 18
  • 19. Dampak Pelaksanaan Perda di Daerah (Produk Hukum Daerah Yang Dibatalkan) No Nama Perda Dasar Pembatalan 7 Kalimantan Tengah: • Perda Provinsi Kalimantan • Surat teguran Mendagri No.188.342/2410/SJ. Tanggal 7 Tengah No.4 Tahun 2002 September 2002 tentang TertibPemanfaatan • Dibatalkan dengan Kepmendagri No.242 Tahun 2004 Jalan dan Pengendalian Tanggal 7 Oktober 2004. Muatan. • Pengujian Mutu-Mutu • Dibatalkan dengan Kepmendagri No 185 Tahun 2004 Dagangan Ekspor 8. Seruyan: • Perda No 3 Tahun 2004 • Keputusan Menteri Dalam Negeri No. 97 Tahun Tentang Retribusi Hasil hutan 2006 Tentang Pembatalan Peraturan Daerah dan Perkebunan Kabupaten Seruyan Nomor 3 Tahun 2004 Tentang Retribusi Hasil hutan dan Perkebunan 19
  • 20. Perbandingan Data Terbaru Perda Yang Direkomendasikan Dibatalkan (Kota Tarakan Sebagai Pembanding) Perda Objek Tarif Alasan Pembatalan Perda No 3/2000 Pemberian izin usaha rumah Biaya daftar ulang • Retribusi izin dikenakan sekali untuk tentang makan/restoran dipungut tiap masa berlakunya izin Pemberian tahun • Izin usaha rumah makan/restoran Usaha Rumah berlaku selama masih menjalankan Makan/Restoran kegiatan usahanya sesuai dengan pasal 103 PP 67/1996 tentang Penyelenggaraan Kepariwisataan Perda 11/2003 tentang Pemberian izin usaha rumah Diatur lebih lanjut dalam Struktur dan besarnya tariff retribusi harus Perubahan Atas makan/restoran keputusan kepala ditetapkan dengan Perda, sesuai Perda No 3/2000 daerah dgn dengan pasal 24 ayat (3) UU No tentang persetujuan DPRD 34/2000 tentang Pajak dan Retribusi Pemberian Daerah Usaha Rumah Makan/Restoran Perda 21/2001 tentang Pengesahan pendirian, Pendirian badan hukum Pengesahan, pembentukan, penggabungan, Pengesahan perubahan badan koperasi kena tariff peleburan serta pembubaran koperasi Pendirian Badan hukum koperasi Rp.250.000 merupakan kewenangan pusat, sesuai Hukum Koperasi Perubahan badan hukum pasal 9 UU 25/1992 tentang koperasi kena tariff Perkoperasian, PP 4/1994 tentang Rp.150.000 Persyaratan dan Tata Cara Pendirian dan Perubahan Anggaran Dasar Koperasi dan PP 38/2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota. 20 Sumber: Radar Tarakan 3 Desember 2008
  • 21. Temuan Lapangan • Di Kabupaten Kutim: Tidak ada sosialisasi (dalam hal ini tidak ada tembusan ke pihak terkait yang terkena dampak Perda, ex: ke KADIN)Perda yg sifatnya pajak dan retribusi, sehingga baru diketahui pada saat dipungut kewajian pembayaran dan masyarakat tidak bisa melayangkan keberatan lagi. • Besaran nilai retribusi masih diatur dalam SK Bupati, bukan didalam Perdanya. Seharusnya struktur dan besarnya tarif retribusi harus sudah ditetapkan dalam Perda, sesuai pasal 24 ayat (3) UU No 34/2000 tentang Pajak dan Retribusi Daerah • Koordinasi antara eksekutif dan legislatif bisa memakan waktu hingga 2 tahun, sehingga dirasakan tidak efisien dan bisa saja substansi Perda sudah tidak relevan lagi dengan kondisi saat ini. 21
  • 22. Temuan Lapangan • Di Kalsel: masih ditemukan kesalahan pengetikan pada Perda yang diterbitkan. Perda No. 12 Tahun 2003 tentang Pajak Kendaraan di Atas Air, dimana isi Perda mengatakan Perda ini tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air. Sehingga seharusnya tertulis Perda No 12 Tahun 2003 Tentang Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor di Atas Air bukan Tentang Pajak Kendaraan di Atas Air 22
  • 23. Temuan Lapangan • Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2000 Tentang Larangan Minuman Beralkohol dibatalkan dengan alasan bertentangan dengan PP No. 13 Tahun 1995 Tentang Izin Usaha Industri dan PP No. 25 Tahun 2000 Tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom serta Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1997 Tentang Pengawasan dan Pengendalian Minuman Beralkohol selain secara tradisional kewenangan pemerintah dan penjualan minuman beralkohol di hotel, bar, restoran, dan tempat-tempat tertentu tidak dilarang dan merupakan kewenangan kabupaten/ kota. • Peraturan Daerah No. 4 Tahun 2003 Tentang Retribusi Izin Trayek dan Izin Angkutan Khusus di Perairan Daratan Lintas Kabupaten/ Kota dibatalkan dengan alasan bertentangan dengan Undang- Undang No. 34 Tahun 2000 Tentang Perubahan atas Undang- Undang No. 18 Tahun 1997 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah dan PP No. 66 Tahun 2001 Tentang Retribusi Daerah karena (1) izin trayek angkutan perairan di daratan tidak diatur dalam PP No. 82 Tahun 1999 Tentang Angkutan di Perairan, (2) izin trayek angkutan sungai, danau, dan penyeberangan tidak diperlukan karena sudah termasuk dalam persetujuan pengoperasian kapal dan berlaku selama 5 (lima) tahun sebagaimana diatur dalam Pasal 43 Keputusan Menteri Perhubungan No. 73 Tahun 2004 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan Danau. 23
  • 24. Temuan Lapangan • Di Kabupaten Tapin: Selama ini, setiap Raperda yang diterbitkan oleh instansi pengusul telah dilengkapi dengan naskah akademik terlebih dahulu yang merupakan dasar pemikiran serta latar belakang pentingnya raperda tersebut dibuat. • Adanya target secara kuantitas dalam pembuatan perda bagi legislatif yang bisa mengakibatkan kurang terjaganya kualitas produk Perda yang dihasilkan 24
  • 25. Temuan Lapangan • Kabupaten Tapin: Perda No. 5/2002 tentang pertambangan Batu Bara. Perda yang dibuat pada tahun 2002 ini sudah berjalan kurang lebih 6 tahun, tetapi karena alasan menimbulkan biaya yang tinggi menurut pemerintah pusat, maka Perda tersebut dibatalkan pemberlakuannya pada tahun 2008. • Tidak ada sosialisasi terhadap pembatalan Perda tersebut, pemberitahuan hanya dilakukan jika secara kebetulan ada ada masyarakat mengurus hal yang sama di biro hukum 25
  • 26. Temuan Lapangan Kalimantan Barat: • Sepanjang periode 2005 – 2008 Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengeluarkan beberapa peraturan daerah. Selama kurun 4 (empat) tahun tersebut tidak menerbitkan peraturan daerah tentang pajak • Perencanaan penyusunan peraturan daerah di Provinsi Kalimantan Barat belum melalui program legislasi daerah (Prolegda) 26
  • 27. Temuan Lapangan • Di Provinsi Kalimantan Barat kasus yang sering terjadi adalah, perbaikan bahasa. Dengan kata lain, belum pernah ada kasus penolakan perda (secara substansi) • Ini terjadi karena Pemda dalam menyeleraskan dan harmonisasi Raperda langsung berkonsultasi ke pusat, sehingga mengeliminir dampak penolakan Perda pada saat dijalankan. 27
  • 28. Temuan Lapangan • Di Provinsi Kalimantan Barat: masih tumpang tindihnya antar satu perizinan dengan yang lainnya dan tidak selaras dengan peraturan diatasnya. Ex: dalam struktur retribusi perizinan pemanfaatan sumber daya perikanan terdapat pungutan terhadap penerbitan Surat Pengolahan Ikan (SPI) dan Surat Keterangan Pengiriman Hasil Perikanan (SKPHP). Padahal keduanya bertentangan dengan PP No 54/2002 tentang Usaha Perikanan dan harus dihapuskan. 28
  • 29. Temuan Lapangan Di Provinsi Kalimantan Tengah merupakan daerah yang produktif mengeluarkan perda tentang Pajak dan Retribusi daerah dalam rangka meningkatkan PAD. Sehingga sebenarnya perlu ditinjau kembali apakah kebijakan tersebut tidak membebani masyarakat dan mengganggu iklim investasi di daerah tersebut? 29
  • 30. Evaluasi perda Pengujian Perda oleh Mahkamah Agung dan Pemerintah Kategori Mahkamah Agung Pemerintah Jenis Review Judicial review Executive Review Bentuk Review Permohonan Keberatan • Pengawasan preventif terhadap Raperda bermuatan APBD, pajak dan retribusi daerah serta tata ruang • Pengawasan represif terhadap semua Perda yang dihasilkan daerah Lembaga yang melakukan review Mahkamah Agung Departemen Dalam Negeri dibantu dengan:  Departemen Keuangan  Departemen PU  Depkumham Sifat kewenangan lembaga yg Pasif, menunggu datangnya Aktif melakukan pengawasan, mereview permohonan evaluasi terhadap seluruh Perda Kapasitas Lembaga Menyelesaikan sengketa peraturan Dalam rangka pengawasan dan perundangan yg timbul pembinaan terhadap dibawah undang-undang pemerintah daerah terhadap undang-undang (konflik norma) Standar pengujian • Bertentangan dengan 1.Bertentangan dengan peraturan peraturan perundangan yang perundangan yang lebih lebih tinggi tinggi • Pembentukannya tidak sesuai 2.Bertentangan dengan dengan ketentuan yang kepentingan umum berlaku 30
  • 31. Prosedur Penyiapan Perda (Berdasarkan Permendagri No 16/2006) 31
  • 32. Uji Publik Produk Hukum Daerah (Inisiatif Draft) 32
  • 34. Evaluasi perda • Pemerintah daerah sebenarnya boleh melayangkan keberatan terhadap pembatalan perda didaerahnya oleh pemerintah pusat melalui Mahkamah Agung. Namun jarang sekali atau bahkan tidak ada daerah yang melakukan mekanisme ini. • Pada praktiknya pembatalan Perda dilakukan dengan Kepmendagri. Seharusnya Perda dibatalkan dengan Perpres, dan janggal bila perda (rumpun regelling) dibatalkan oleh Kepmendagri (rumpun beschikking). Setidaknya Kepmendagri tsb belum final dan harus dikemas ulang dalam bentuk Perpres. Namun dari temuan lapangan tidak didapatkan pembatalan Perda dalam bentuk Perpres. 34
  • 35. Kesimpulan • Bagi Pemerintah daerah, PAD merupakan simbol kemandirian daerah, sehingga semakin besar PAD, semakin menunjukkan bahwa daerah itu mandiri. Selama ini daerah belum mampu menghasilkan perbaikan yang signifikan terhadap iklim usaha di daerah. Justru, perizinan usaha semakin berbelit karena pemerintah daerah menjadikannya sebagai obyek untuk meningkatkan PAD, tanpa peduli dengan keluhan masyarakat (terutama pebisnis) yang menjadi obyek (penderita) pungutan 35
  • 36. Kesimpulan • Pada umumnya proses penyusunan Perda Di Kalimantan sudah berusaha memenuhi aspek yang dipersyaratkan sesuai dengan peraturan dan perundangan yang berlaku (UU No 32/2004, UU No 10/2004, PerMendagri No 16/2006, KepMendagri No 169/2004, dll) • Minimnya partisipasi masyarakat dalam Proses penyusunan Perda. Masyarakat sebagai filter pertama dalam menyaring Perda, namun karena lemahnya berbagai organisasi kemasyarakatan untuk mereprensentasikan masyarakat sehingga menjadi problem dalam penyusunan Perda 36
  • 37. Kesimpulan (Alasan Pembatalan Sebuah Perda) • Masalah prinsip adalah pelanggaran terkait dengan Peraturan Perundangan di Atasnya dan menghalangi / melanggar kepentingan umum • Lebih jauh lagi pelanggaran terkait dalam konteks aktivitas perekonomian secara luas. Yang termasuk dalam hal ini adalah pelanggaran prinsip free internal trade, menghalangi akses ekonomi masyarakat, serta kewenangan pemerintah. • Pembatalan berdasarkan pelanggaran substansial antara lain diskoneksi antara tujuan dan isi perda. Ketidakjelasan standar pelayanan seperti waktu, biaya, prosedur, struktur, dan standar tarif. Terakhir, teknis menyangkut relevansi acuan sumber hukum, acuan perundangan terbaru, dan kelengkapan teknis yuridis formal yang harus dipenuhi perda mengenai pungutan. 37
  • 38. Kesimpulan • Tidak tertibnya evaluasi Perda karena Perda tidak segera diserahkan kepada Pemerintah Pusat untuk dievaluasi. • Pemerintah pusat juga lemah dalam menyerahkan hasil evaluasi yang menyebabkan perda terkatung- katung sampai beberapa tahun. • Tidak tertibnya pendokumentasian Perda dapat dilihat dari: (1) daerah kurang peduli kewajibannya menyerahkan perda kepada pemerintah pusat, (2) tidak adanya sanksi bila tidak/terlambat menyerahkan perda ke pemerintah pusat dan (3) untuk menghindari pembatalan perda karena dinilai bertentangan peraturan diatasnya dan kepentingan umum 38
  • 39. Rekomendasi 1. Dalam rangka tertib administrasi dan peningkatan kualitas produk hukum daerah, diperlukan suatu proses atau prosedur penyusunan Perda agar lebih terarah dan terkoordinasi, yakni perlu adanya Panduan Memahami Perancangan Peraturan Daerah yang mempunyai beberapa perspektif mengenai: Pajak dan Retribusi, Hak Asasi Manusia, Kesetaraan Jender, Pembangunan yang berkelanjutan, dll sehingga memudahkan melakukan evaluasi dan monitoring 39
  • 40. Rekomendasi 2. Perda sebagai produk hukum daerah yang bersifat pengaturan harus didasarkan Prolegda sebagaimana diatur dalam KepMendagri No 169/2004 Tentang Pedoman Penyusunan Program Legislasi Daerah 3. Melakukan perencanaan, persiapan penyusunan rancangan Perda dan harmonisasi materi atau substansi rancangan perda antar satuan kerja perangkat daerah. 4. Pelibatan masyarakat secara lebih intensif sangat diperlukan agar lebih terlibat secara substansial pada proses pembuatan Raperda dalam rangka menghasilkan Perda yang berkualitas dan dapat diterima. 5. Peningkatan kapasitas dan kompetensi legal drafter baik dari pihak eksekutif maupun legislatif dalam menyusun raperda melalui kegiatan diklat,worshop ataupun pelatihan lainnya merupakan langkah penting dalam rangka menghasilkan perda sesuai dengan ketentuan yang berlaku 6. Sosialisasi lebih gencar terhadap raperda sebelum disahkan penting untuk dilakukan agar segenap pihak yang terkena dampak dari pemberlakuan raperda tersebut dapat mengetahui dan menerima raperda tersebut. Sosialisasi bisa lewat koran, majalah, softfile, buku, media elektronik dan internet. 40
  • 41. Rekomendasi 7. Penting untuk membuat naskah akademik terlebih dahulu sebelum menyusun Perda. Hal ini sejalan dengan Surat Keputusan Kepala Badan Pembinaan Hukum Nasional No. G-159.PR.09.10 Tahun 1994 tentang Petunjuk Teknis Penyusunan Naskah Akademik, sebagai naskah awal yg memuat gagasan-gagasan pengaturan dan materi muatan perundangan-undangan bidang tertentu yg telah ditinjau scr holistik-futuristik dan dari berbagai aspek ilmu, dilengkapi dengan referensi yang memuat urgensi, konsepsi, landasan, alas hukum dan prinsip- prinsip yg digunakan dan disajikan dalam bentuk uraian sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmu hukum dan sesuai politik hukum yang digariskan. 41
  • 42. Rekomendasi 8. Pemerintah pusat perlu lebih serius dalam menerbitkan peraturan yang layak (juklak pengawasan dan evaluasi yang jelas dan memiliki status hukum cukup tinggi,ex: Peraturan Pemerintah (PP) merupakan level ideal bagi pengawasan Perda) sebagai landasan operasional pelaksanaan evaluasi (review) Perda 9. Perlu diberikan sanksi bagi pemda yang “bandel”, yaitu Pemda yang tidak menyerahkan Perda dan tidak segera mencabut perda yang sudah dibatalkan oleh Pemerintah Pusat. Sanksi bisa berupa pengurangan/pemotongan dana perimbangan yang dibagi kedaerah 42
  • 43. Rekomendasi 10. Secara substansial Perda yang dibuat perlu memperhatikan kemampuan masyarakat, sasaran yang ingin dicapai kedepannya, serta kewenangan yang dilimpahkan kepada provinsi maupun kabupaten/kota. Hal ini penting agar tidak terjadi pungutan ganda pada suatu wilayah teritorial yang sama dimana tentunya akan sangat memberatkan masyarakat/ pelaku usaha dan selain itu diharapkan bahwa Perda-Perda tersebut dapat memberikan manfaat dan kegunaan bagi pembangunan daerah. Partisipasi aktif masyarakat dalam penyusunan Perda harus ditingkatkan dengan membuka kran- kran saluran penyampaian aspirasi melalui mekanisme tertentu baik individu, organisasi, lembaga kemasyarakatan atau kelompok-kelompok bidang/urusan/sektor tertentu. 43
  • 44. Rekomendasi 11.Selain sosialisasi, perlunya uji publik pada penerapan Perda baru. Pada saat Perda diterapkan, dalam jangka waktu tertentu dilakukan pengujian apakah ada pelanggaran kepentingan umum dan peraturan perundangan diatasnya serta adanya keberatan dari masyarakat dalam penerapannya. Sehingga uji publik menjadi satu mekanisme baku dalam penyusunan dan sebagai bentuk evaluasi perda secara simultan. 12.Adanya kebijakan pengendalian kecenderungan penambahan Perda secara kuantitas yang semakin banyak (efek multiplikasi). Bisa juga dilakukan dengan memberdayakan peraturan dibawah perda (ex: keputusan Bupati/Walikota untuk penjabaran rinci perda). Sehingga tidak perlu mengakomodir semua issue yang berkembang dalam bentuk Perda. 44
  • 45. Rekomendasi 13. Meskipun Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan Pusat dan daerah (DJPKPD) melalui surat atas nama Menteri Keuangan No: S-37/MK.7/2001 tertanggal 4 Desember 2001, meminta Gubernur, Bupati, atau Wali Kota seluruh Indonesia untuk mengirimkan salinan perda kepada DJPKPD. Serta Depdagri mengeluarkan Surat Edaran Mendagri No 188.34/1586/SJ tertanggal 5 Juli 2006 Tentang Penertiban Penyusunan dan Penetapan Perda, dimana keduanya dimaksudkan agar penerbitan perda dapat lebih terkontrol, terarah, dan memudahkan pengawasan. Namun perlu ditetapkan lagi mekanisme sederhana pengumpulan perda (penyampaian, status evaluasi dan database perda scr elektronik) serta efisiensi waktu dalam menetapkan batas waktu penyelesaian penilaian (asistensi melekat dan total) shg dapat segera diketahui hasil evaluasinya oleh pemda, jangan sampai berlarut-larut hingga beberapa tahun kemudian baru muncul pembatalan setelah suatu Perda diterapkan. 45
  • 46. PKP2A III LAN SAMARINDA 46