KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
Terumbu Karang, Dilihat Boleh - Disentuh Jangan
1. Catatan Menyelam dari Pulau Derawan, 4-5 Mei 2013
Terumbu Karang; Dilihat Boleh, Disentuh Jangan!!!
Bagi kebanyakan orang mungkin berfikir dan menyangka menyentuh atau memegang
karang memang tidak berbahaya sama sekali, namun bagi yang mungkin belum mengerti
bahwa karang adalah makhluk hidup dan dengan satu sentuhan saja dapat memiliki
konsekuensi yang berbahaya bagi kehidupan karang itu sendiri. Sentuhan tsb dapat
menyebabkan kerusakan fisik kepada karang dan menyebabkan “shock” terhadap proses
pertumbuhan karang yang dapat menghambat proses perkembangan dan pada akhirnya
dapat mengakibatkan kematian pada karang tsb.
Keindahan Terumbu Karang yang harus senantiasa dijaga demi Generasi selanjutnya
Sangat penting untuk kita ketahui - baik sebagai penyelam ataupun bukan - dan pahami
bahwa terumbu karang saat ini sangat mengalami begitu banyak gangguan lingkungan
seperti berbagai macam pencemaran, peningkatan temperatur laut, peningkatan tinggi
muka air laut, terganggunya nilai pasang surut, penangkapan ikan yang tidak terkendali dan
berlebihan serta kegiatan konstruksi. Oleh karena itu, cukup dengan satu sentuhan yang
tampaknya tidak berbahaya, dapat berakibat berkurangnya kualitas kehidupan pada
kehidupan akuatik pada lingkungan tsb dan pada akhirnya tidak ada lagi yang tersisa untuk
generasi selanjutnya.
Kecerobohan Yang Sering Dilakukan
Beberapa orang teman dari Ocean Awareness Community pernah melakukan penelitian
pada Gugusan Terumbu Karang di Key West National Park - Teluk Meksiko disekitar Pulau
2. Catatan Menyelam dari Pulau Derawan, 4-5 Mei 2013
Key West, Florida - USA pada awal 1990’an. Penelitian ini hanya ditujukan untuk membantu
semua orang dapat lebih memahami dan menghargai alam dan sangat penting sekali
sepenuhnya melindungi Lautan kita.
Dokumentasi terhadap hasil penelitian tsb menyimpulkan, dalam kurun waktu lima tahun
saja sebuah karang dengan dimensi 2X3 m yang berada pada kedalaman kurang lebih 3 m
dibawah permukaan laut dapat mati karena terlalu banyak menerima sentuhan dari setiap
orang yang melihat dan memegangnya baik ketika melakukan kegiatan penyelaman
maupun snorkeling. Dimulai dengan rusaknya bagian luar dari karang hingga meningkat
kepada jumlah polip-polip yang mati pada setiap bagian tubuh dari karang tsb, dan pada
tahun terakhir ditemukan seluruh bagian tubuh karang telah benar-benar mati.
Kehancuran Gugusan Terumbu Karang akibat Polusi Manusia
Kenapa sentuhan kita berbahaya bagi kehidupan Karang?
Dalam kehidupan kita sehari-hari banyak sekali residu reaksi kimia atau kontaminasi yang
secara tidak sengaja terserap atau menempel pada kulit kita, dan ketika menyentuh
karang, kita masih tetap dapat mentransfer sejumlah kecil residu reaksi kimia yang
merupakan racun bagi kehidupan karang. Karang tidak memiliki sistem kekebalan tubuh
sama sekali. Polip karang memiliki seperti struktur jaring-jaring nan sangat halus ketika
hendak menjaring makanan saat ada arus yang bergerak, Necmatocysts Mikroskopis nama
untuk struktur jaring-jaring pada polip tsb dan bila ini yang tersentuh, tentunya akan
3. Catatan Menyelam dari Pulau Derawan, 4-5 Mei 2013
langsung mencerna residu kimia atau kontaminasi dari kulit kita dan menjadi racun bagi
karang karena akan mengganggu proses metabolismenya.
Apakah Karang dapat disentuh jika penyelam menggunakan sarung tangan?
Mengenakan sarung tangan tidak membantu kehidupan karang sama sekali karena sarung
tangan penyelam terbuat dari senyawa kimia yang memiliki potensi racun terhadap
metabolism karang itu sendiri. Neoprene, lateks, dan nilon semua terbuat dari zat yang
berbahaya.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk mengatasi masalah ini?
Sebagian besar terumbu karang saat ini berada di bawah tekanan lingkungan yang sangat
luar biasa sebagai akibat dari polusi manusia. Pada kondisi dibawah tekanan yang besar,
karang pasti akan mati jika tersentuh dengan cara yang tidak baik dan benar. Kebanyakan
penyelam hanya memiliki sedikit atau bahkan tidak ada pengetahuan tentang hal ini dan
harus mengaplikasikan "tidak menyentuh" terumbu karang sama sekali ketika melakukan
kegiatan penyelaman.
Beberapa tahun belakangan ini sebagian besar Dive Center, Organisasi atau Klub Selam di
Indonesia sudah mulai menjadi sadar terhadap tindakan yang merusak dan setiap
penyelam harus sudah melai menetapkan tekad untuk “Tidak Menyentuh Karang”.
Cara Untuk Menghindari Menyentuh Karang
Mengontrol buoyancy [nilai apung] yang tepat sangatlah penting setiap saat melakukan
penyelaman. Penyelam yang belum terlatih dengan kontrol nilai apung yang belum terlalu
baik tidak perlu menyelam terlalu dekat dan menjaga jarak dengan karang karena memiliki
resiko untuk menabrak hingga merusak terumbu karang. Guide & Instruktur harus memilih
tempat menyelam yang tepat dan sangat tergantung kepada tingkat kemahiran setiap
penyelam untuk memastikan keselamatan penyelam dan kelestarian terumbu karang.
Nilai apung yang baik sangatlah penting, namun ada faktor lain yang perlu diingat seperti
pengunaan fin. Karena bukan hanya akan merusak bagi terumbu karang, tapi juga sangat
menganggu ketika menyelam dan terjebak bersama seorang penyelam yang melakukan
paddling yang buruk dengan menendang pasir dan merusak jarak pandang [visibility] kita
semua. Hal ini tidak hanya akan merusak terumbu karang, namun juga mengganggu
kehidupan akuatik.
Hal lain yang harus selalu diingat adalah penempatan seluruh peralatan menyelam seperti
gauges, reel & buoy, kamera, hook, dll. Selalu pastikan benar-benar teriikat dengan baik
dan tidak menggelantung sehingga akan menyentuh terumbu karang.
Selalulah berlatih menyelam dengan rutin agar mendapatkan nilai apung yang terbaik
sesuai dengan kharakteristik setiap penyelam serta akan semakin mudah dan terbiasa
untuk mengontrolnya.
TAKE PICTURE ONLY & ONLY LEAVED THE BUBBLE