SlideShare a Scribd company logo
1 of 1
Alat tangkap yang tertinggal di laut akan menyebabkan tertangkapnya ikan, yang kemudian
karena mati, ikan menjadi busuk. Ikan yang telah membusuk tersebut kemudian menarik ikan atau
biota pemangsa bangkai dan krustasea lainnya berkumpul di sekitarnya. Selanjutnya, kehadiranikan
dankrustaseapemangsabangkai di sekitaralattangkap,menarikikanyangtropiklevelnyalebihtinggi
untukdatangdanmemangsaikandanbiotayangada.Kecelakaanterjadi,beberapaikanterperangkap
alattangkapyangtertinggal danmemicusiklusghostfishingselanjutnya,demikianseterusnya.Proses
ini akan berulangterussampai alat tangkap ituhancur sama sekali.Umurdari siklusghost fishingini
bervariasi, dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan di sekitar tertinggalnya alat tangkap
tersebut.
Perhatianyanglebihbesardari ghostfishingperludiberikankepadabubuataualatperangkap
lainnya, bukan pada alat tangkap jaring, seperti gillnetatau trammelnet. Hal ini karena, bubu atau
perangkap biasanya terbangun atas material atau bahan-bahan yang tahan lama dan struktur yang
kuat, misalnya besi, kawat, bambu atau kayu. Sehingga bila tertinggal atau hilang di laut akan
menyebabkanprosesghostfishingyangrelatif lebihlamadibandingkanjaring.Bubuatau perangkap
yang masih berumpan bila hilang atau tertinggal di laut, akan menarik ikan ikan-ikan pemangsa
bangkai ataubiotayang bernilai ekonomislainnyauntukmasukdankemudianterperangkapdi dalam
bubu. Ikan atau biota yang terperangkap tersebut karena kekurangan makanan dan ruang akhirnya
mati,danmenjadikannyaumpanbagi ikanpemangsaselanjutnya.Bilabahandari bubuinimerupakan
bahan yang tidakmudahrusak, maka proseshilangnyasumberdayaikanakibatghostfishingini akan
semakin banyak dan lebih merugikan dibanding jaring.
Nilai danjenisdampakdari ghostfishingsangatberagam, tergantungpada wilayahdanjenis
perikanannya. Meskipun relatif sulit untuk menghitung nilai dampak dari ghost fishing, beberapa
penelitian terhadap alat tangkap statis menunjukkan bahwa kehilangan akibat ghost
fishingdiperkirakan sebesar 10% dari populasi yang ada. Amerika Serikat memperkirakankehilangan
pendapatan sekitar $250 juta per tahun dari hilangnya lobster akibat dari ghost fishing. Dilaporkan
jugabahwa,jeniskerugiandari ghostfishinginibukansajadari hilangnyasumberdayaikan,tetapijuga
dialami oleh sumberdaya non-ikan seperti burung laut dan mamalia. Yang tak kalah pentingnya,
hilangnya alat tangkap di laut ternyata juga berdampak luas terhadap ekologi laut dan juga
transportasi laut khususnya keselamatan kapal di laut.
Mengingatbegitumenakutkannyadampakdari ghost fishing,makaFAOmerekomendasikan
beberapa langkah antisipasi dan penanganan hilangnya alat tangkap termasuk di dalamnya ghost
fishingdalamFAO Code of Conductof Responsible Fisheries.Sebagai solusi kongkret,disarankanalat
penangkapan ikan, khususnya bubu untuk menggunakan lubang keluar dan menggunakan material
yangbiodegradable.Penelitiansecaraberkalaghostfishingdenganunderwatercameraatauteknologi
lainnyajugadisarankan,untukmengantisipasi peningkatandampaknyapadamasayangakan datang.

More Related Content

Similar to Tanggapan ghost fishing

KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMIKRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
Ike Wulanduri
 
alga diatomae
alga diatomaealga diatomae
alga diatomae
Ci UMam
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
Register Undip
 

Similar to Tanggapan ghost fishing (18)

Makanan ikan
Makanan ikanMakanan ikan
Makanan ikan
 
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
Berbagai Macam Alat Tangkap Ikan (By. Wartono)
 
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMIKRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
KRITERIA KERAMAHAN ALAT TANGKAP MUROAMI
 
Terumbu Karang, Dilihat Boleh - Disentuh Jangan
Terumbu Karang, Dilihat Boleh - Disentuh JanganTerumbu Karang, Dilihat Boleh - Disentuh Jangan
Terumbu Karang, Dilihat Boleh - Disentuh Jangan
 
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
Presentasi_PenangkapanIkan.ppt merupakan presentasi terkaitmacam-macam alat t...
 
alga diatomae
alga diatomaealga diatomae
alga diatomae
 
Tugas 1
Tugas 1Tugas 1
Tugas 1
 
Dugong presentasi
Dugong presentasiDugong presentasi
Dugong presentasi
 
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptxKEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
KEANEKARAGAMAN BAHAN BIOTA LAUT.pptx
 
Presentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long linePresentasi kapal ikan tuna long line
Presentasi kapal ikan tuna long line
 
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA.doc
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA.docBIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA.doc
BIODIVERSITAS BIOTA LAUT INDONESIA.doc
 
Terumbu karang
Terumbu karangTerumbu karang
Terumbu karang
 
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkapPim1221 3 klasifikasi alat tangkap
Pim1221 3 klasifikasi alat tangkap
 
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATISALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
ALAT TANGKAP AKTIF, PASIF DAN STATIS
 
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...TUGAS MATA KULIAH  MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN  (ALAT BANTU PURSE S...
TUGAS MATA KULIAH MESIN DAN ALAT BANTU PENANGKAPAN IKAN (ALAT BANTU PURSE S...
 
Penyu
PenyuPenyu
Penyu
 
Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal Pantai berbatu habitat supratidal
Pantai berbatu habitat supratidal
 
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obatAlat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
Alat tangkap-jenis-ikan-dan-obat
 

Recently uploaded

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
pipinafindraputri1
 

Recently uploaded (20)

MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 

Tanggapan ghost fishing

  • 1. Alat tangkap yang tertinggal di laut akan menyebabkan tertangkapnya ikan, yang kemudian karena mati, ikan menjadi busuk. Ikan yang telah membusuk tersebut kemudian menarik ikan atau biota pemangsa bangkai dan krustasea lainnya berkumpul di sekitarnya. Selanjutnya, kehadiranikan dankrustaseapemangsabangkai di sekitaralattangkap,menarikikanyangtropiklevelnyalebihtinggi untukdatangdanmemangsaikandanbiotayangada.Kecelakaanterjadi,beberapaikanterperangkap alattangkapyangtertinggal danmemicusiklusghostfishingselanjutnya,demikianseterusnya.Proses ini akan berulangterussampai alat tangkap ituhancur sama sekali.Umurdari siklusghost fishingini bervariasi, dan sangat bergantung pada kondisi lingkungan di sekitar tertinggalnya alat tangkap tersebut. Perhatianyanglebihbesardari ghostfishingperludiberikankepadabubuataualatperangkap lainnya, bukan pada alat tangkap jaring, seperti gillnetatau trammelnet. Hal ini karena, bubu atau perangkap biasanya terbangun atas material atau bahan-bahan yang tahan lama dan struktur yang kuat, misalnya besi, kawat, bambu atau kayu. Sehingga bila tertinggal atau hilang di laut akan menyebabkanprosesghostfishingyangrelatif lebihlamadibandingkanjaring.Bubuatau perangkap yang masih berumpan bila hilang atau tertinggal di laut, akan menarik ikan ikan-ikan pemangsa bangkai ataubiotayang bernilai ekonomislainnyauntukmasukdankemudianterperangkapdi dalam bubu. Ikan atau biota yang terperangkap tersebut karena kekurangan makanan dan ruang akhirnya mati,danmenjadikannyaumpanbagi ikanpemangsaselanjutnya.Bilabahandari bubuinimerupakan bahan yang tidakmudahrusak, maka proseshilangnyasumberdayaikanakibatghostfishingini akan semakin banyak dan lebih merugikan dibanding jaring. Nilai danjenisdampakdari ghostfishingsangatberagam, tergantungpada wilayahdanjenis perikanannya. Meskipun relatif sulit untuk menghitung nilai dampak dari ghost fishing, beberapa penelitian terhadap alat tangkap statis menunjukkan bahwa kehilangan akibat ghost fishingdiperkirakan sebesar 10% dari populasi yang ada. Amerika Serikat memperkirakankehilangan pendapatan sekitar $250 juta per tahun dari hilangnya lobster akibat dari ghost fishing. Dilaporkan jugabahwa,jeniskerugiandari ghostfishinginibukansajadari hilangnyasumberdayaikan,tetapijuga dialami oleh sumberdaya non-ikan seperti burung laut dan mamalia. Yang tak kalah pentingnya, hilangnya alat tangkap di laut ternyata juga berdampak luas terhadap ekologi laut dan juga transportasi laut khususnya keselamatan kapal di laut. Mengingatbegitumenakutkannyadampakdari ghost fishing,makaFAOmerekomendasikan beberapa langkah antisipasi dan penanganan hilangnya alat tangkap termasuk di dalamnya ghost fishingdalamFAO Code of Conductof Responsible Fisheries.Sebagai solusi kongkret,disarankanalat penangkapan ikan, khususnya bubu untuk menggunakan lubang keluar dan menggunakan material yangbiodegradable.Penelitiansecaraberkalaghostfishingdenganunderwatercameraatauteknologi lainnyajugadisarankan,untukmengantisipasi peningkatandampaknyapadamasayangakan datang.