SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
MATERI TAMBAHAN
                  MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3
                        By : Dra. Peni Sawitri, MM


Analisis Matrix SWOT

Salah satu model perencanaan strategis adalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses,
Opportunities dan Threats).
        S dan W mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam
hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemberian motivasi dan pengendalian). S dan W juga mengidentifikasi kekuatan dan
kelemahan pada fungsi bisnis yaitu : merancang pemasaran dan produk; produksi dan
penawaran; sumber daya manusia; dan keuangan.
        O dan T merupakan analisis eksternal – berupa peluang dan ancaman yang
meliputi aspek : sosial, teknologi, ekonomi, politik, hukum, lingkungan, demografi dan
pesaing.
        Dalam analisis matrix SWOT diterapkan sistem “skoring” untuk unsur-unsur
yang dianggap penting. Makna pemberian persentase skor dapat terlihat pada tabel
berikut.

  Skor SWOT                         Makna
  %

   90 – 100                         Tertinggi untuk SWOT
   80 – 89                          Sangat tinggi atau jelas SWOT
   70 – 79                          Tinggi SWOT
   60 – 69                          Unsur penting SWOT
   50 – 59                          Parsial SWOT
   40 – 49                          Salah satu atau dua wilayah saja SWOT
   30 – 39                          Kecil sekali SWOT
   20 – 29                          Hampir tidak ada SWOT
   0 – 19                           Tidak ada SWOT

“Bobot” menunjukkan kepentingan relatif dari sub-elemen dalam komponen SWOT pada
setiap perusahaan dari waktu ke waktu. Untuk perusahaan baru, aspek S dan W –nya
tentu berbeda dengan perusahaan yang sudah berdiri, khususnya di aspek kinerja. Di sini
analisis harus mencatat berbagai macam perbedaan yang ada pada laporan tersebut.

Analisis BCG

       Teknik analisis ini berwujud matriks yang mencerminkan kajian “heterogen
product”. Pada matriks ini diketengahkan berbagai “keputusan diagnostik” yang
mengisyaratkan bahwa suatu perusahaan bisa mengalokasikan sumberdayanya pada
berbagai produk dan atau jasa yang produktif .
Asumsi dasar yang melingkupi analisis BCG :
•   Pangsa pasar suatu produk atau jasa relatif besar dan sedang menanjak secara pesat,
    umumnya cenderung menghasilkan profitabilitas yang tinggi dan berada pada tingkat
    persaingan yang stabil.
•   Sebaliknya bila suatu produk perusahaan mengalami pertumbuhan pasar yang
    lamban, upaya peningkatan pangsa pasarnya memerlukan biaya besar. Dalam kondisi
    ini BCG menganjurkan agar dana tunai yang didistribusikan untuk kegiatan usaha
    disesuaikan dengan pengembangan pangsa pasarnya.
•   Setiap perusahaan akan mengambil opsi strategi pertumbuhan pangsa pasar bila
    memiliki keunggulan daya saing dan mempunyai uang cukup untuk pengembangan
    itu.

Penjelasan Ilustrasi Matriks BCG :
• Bintang menggambarkan kondisi perusahaan yang pasarnya melesat, di samping itu
   pangsa pasarnya juga besar, sehingga perusahaan mudah memperoleh dana tunai.
   Keadaan ini memudahkan perusahaan melakukan investasi-investasi baru. Jadi
   perusahaan yang berada pada posisi bintang mempunyai kemungkinan terbaik untuk
   mengembangkan investasinya.
• Sapi perahan menggambarkan perusahaan mengalami pertumbuhan pasar yang
   rendah, tetapi mempunyai pangsa pasar tinggi. Kondisi ini masih memungkinkan
   rendahnya biaya (economies of scale) dan laba yang tidak maksimal. Implikasinya,
   biaya investasi ulang juga rendah bahkan bisa tidak ada. Dengan demikian bisa
   dikatakan perusahaan berada pada situasi yang apa adanya (tidak ekspansi).
• Anjing merupakan kondisi perusahaan yang pertumbuhan produk dan pasarnya
   rendah dan memiliki pangsa pasar yang juga rendah. Keadaan demikian
   mengakibatkan laba perusahaan kecil. Untuk mempertahankan eksistensinya,
   perusahaan perlu tambahan dana. Upaya meminimalkan risiko lain dengan cara
   perusahaan dilikuidasi.
• Tanda tanya mencerminkan kondisi perusahaan yang pangsa pasar produknya
   menanjak pesat tetapi mempunyai pangsa pasar rendah. Keadaan seperti ini sangat
   buruk. Kebutuhan dana tunainya tinggi tetapi pendapatannya rendah. Dalam kondisi
   pertumbuhan tinggi seperti ini, pangsa pasar akan lebih mudah ditingkatkan jika ada
   dana tunai dibandingkan dalam keadaan anjing, karenanya akan dapat berubah
   mencapai bintang. Kalau strategi ini dilaksanakan, maka dalam jangka pendek akan
   terjadi aliran kas keluar (cash out), dalam rangka pelunasan pangsa pasar.
   Harapannya, tentu dikemudian hari terjadi hal yang sebaliknya – aliran kas masuk
   (cash in). Jika rekayasa/mengubah usaha seperti itu gagal, sebagian aktivitas
   bisnisnya hendaknya ditinggalkan.

Dari apa yang telah dibahas, bisa diketengahkan bahwa analisis BCG bertujuan
mengembangkan keseimbangan antara berbagai portofolio produk. Posisi bintang dan
sapi perahan diharapkan akan mencapai omzet penjualan yang besar. Sedang posisi tanda
tanya relatif hanya sedikit dan posisi anjing sangat sedikit.
Evaluasi dan Pengendalian Strategi berupa pengendalian operasi dan pelaporan
kinerja.

        Pengendalian strategi dapat dilakukan melalui pengendalian operasi secara
terintegrasi yang menyertakan unsur perbaikan berkelanjutan. Sifat perbaikan secara ber-
kesinambungan ini dalam bahasa manajemen terkini dikenal dengan istilah “continous
improvement” atau dalam bahasa Jepangnya “Kaizen”. Substansi dari falsafah ini bisa
dijelaskan dengan siklus/rantai “Deming”.
        Program untuk pengendalian dan peningkatan mutu operasi dapat dilaksanakan
dengan tahapan-tahapan berikut :
1. Menentukan opsi program pengendalian dan perbaikan operasi
2. Menjelaskan mengapa opsi program itu dipilih
3. Mengkaji situasi pemantauan yang kondusif
4. Melaksanakan agregasi data
5. Melakukan analisis data
6. Menentukan rencana perbaikan
7. Melakukan program perbaikan dalam jangka waktu tertentu
8. Mengevaluasi program perbaikan tersebut
9. Melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan atas standar yang ada.

Tahapan-tahapan pengendalian dan perbaikan mutu operasi ini selaras dengan siklus
Deming yang masing-masing diinisialkan dengan P = plan, D = do, S = study dan A =
action. Secara skematik dapat digambarkan sbb :
                                                                    Act “A”
        Plan                 Do
                                              Study
        “P”                  “D”
                                              “S”
                                                           Yes      Standardi
                                              Objectives            zation
                                              tercapai



                                                     No
                   Act
                                                                   Follow Up
                Correction




                                                                  Improvement
Implikasi sistem Kaizen ini bisa dijabarkan melalui gambar berikut :

                           Perbaikan mutu
                               operasi




                            Meminimalkan
                               Biaya




                             Meningkatkan
                             Produktivitas




                            Penetapan harga
                             yang bersaing




                              Memperluas
                                Pasar



                              Eksis dalam
                                Usaha




                            Kembalian Investasi
                                 (ROI)
                             Yang meningkat


Proses pengendalian dan perbaikan operasi secara terintegrasi ini merupakan bagian dari
jiwa manajemen mutu terpadu (Total Qualitiy Management = TQM). TQM tidak sama
dengan TQC (total quality control) karena TQM mempunyai jangkauan lebih luas. TQC
merupakan program perbaikan mutu yang mengubah jalan pikiran karyawan tentang
mutu dengan menekankan pada performance bebas kesalahan (zero defects). Adapun
pada TQM, eksistensi kualitas dijadikan strategi perusahaan untuk memenangkan
persaingan.
Prinsip-prinsip umum TQM :
    • Customer focus
    • Quality Leadership
    • Stakeholder focus
    • Integrated Business Strategy
    • Teamwork
    • Empowerment

Produksi Tepat Waktu (just in time)

         Salah satu wujud pemahaman mutu adalah memberikan layanan yang tepat waktu
kepada konsumen. Just in time merupakan falsafah yang diterapkan dengan hanya
memproduksi produk yang diperlukan, pada saat yang dibutuhkan konsumen dan dalam
jumlah sebesar permintaan konsumen, dengan scenario yang paling efisien.
         TQM adalah komitmen strategic untuk mengembangkan mutu dengan
menggunakan dan mengkombinasikan metode-metode pengendalian mutu secara statistic
(Statistical quality control procedure) serta merupakan komitmen budaya untuk mencari
peningkatan produktivitas dan meminimalkan biaya. Metode statistic ini mencakup dua
kategori :
1. Acceptance sampling procedure
    Yaitu prosedur pengendalian mutu untuk menentukan apakah produk jadi sesuai
    dengan desainnya.
2. Process control procedure
    Yaitu prosedur pengendalian mutu untuk memantau mutu selama proses produksi atas
    produk atau jasa.
Secara skematik system Just in time diilustrasikan sebagai berikut :
Strategi Produksi Just in Time


       Meminimalkan biaya                                                    Meningkatkan tingkat
                                                                              Perputaran modal

                                  Mengeliminasi Pemborosan


                                       Menciptakan aliran produksi
                                          berkesinambungan


        Sistem produksi just in time                                           Sistem unit/pusat
                                                                              pertanggungjawaban
   Metode Produksi                Arus informasi

   -    persediaan rendah                                               Pengawasan via       Peralatan
   -    waktu set up singkat             -   stock card                 team work            otomatis
   -    Staf multifungsional             -   filling
   -    Siklus waktu singkat



CAMEL

Bank Indonesia berdasarkan SK Direksi BI No. 26/23/Kep/Dir tanggal 29 Mei 1993,
telah mempunyai pedoman untuk menilai sehat tidaknya suatu bank – yaitu dengan
menilai CAMEL-nya (C = capital, A = Asset produktif diklasifikasikan, M =
management, E = earning, L = Liquidity) Hakekatnya menyerupai analisis rasio yang
dikombinasikan dengan system scoring (benchmarking). Khususnya untuk aspek
manajemen, di sini disediakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab.
Rasio-rasio perhitungan CAMEL adalah :

   1. Capital Adequacy Ratio (CAR) = Jumlah modal
             (bobot 25%)             Jumlah aktiva tertimbang menurut resiko

   2. Kualitas aktiva produktif :
         a. Aktiva produktif diklasifikasikan                  (bobot 30%)
                   Aktiva produktif

            b. Cadangan penghapusan aktiva produktif
                   Aktiva yang diklasifikasikan                           (bobot 5%)

   3. Sejumlah pertanyaan yang menyangkut berbagai aspek manajemen yang masing-
      masing ada benchmarkingnya yaitu :
         a. Manajemen Permodalan         (bobot 2,5%)
         b. Manajemen Aktiva             (bobot 5%)
         c. Manajemen Umum               (bobot 12,5%)
d. Manajemen Rentabilitas            (bobot 2,5%)
      e. Manajemen Likuiditas              (bobot 2,5%)

4. Rentabilitas :
      a.     Laba
         Volume Usaha (asset)              (bobot 5%)

      b.      Biaya Operasional
           Pendapatan Operasional          (bobot 5%)

5. Likuiditas :
      a. Kewajiban bersih call money
         Kas, Giro BI, Surat Berharga            (bobot 5%)

      b.     Kredit yang disalurkan
             Dana pihak III + modal inti         (bobot 5%)

Hasil diagnosis CAMEL disimpulkan sebagai berikut :
Nilai CAMEL       : 80 – 100 = sehat
                   66 – 80 = cukup sehat
                   51 – 65 = kurang sehat
                   0 – 50 = tidak sehat

More Related Content

What's hot

analisis strategis swot
analisis strategis swotanalisis strategis swot
analisis strategis swotDaryanto Dt
 
Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...
Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...
Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...maya indrawati
 
Spm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasi
Spm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasiSpm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasi
Spm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasiADE MAYA SARASWATI
 
Muhammad Sutarno - Strategi Operasi
Muhammad Sutarno - Strategi OperasiMuhammad Sutarno - Strategi Operasi
Muhammad Sutarno - Strategi Operasibelajarkomputer
 
Analisa laporan keuangan
Analisa laporan keuanganAnalisa laporan keuangan
Analisa laporan keuangandiandie2
 
Strategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisStrategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisEko Mardianto
 
Analisis Swot
Analisis SwotAnalisis Swot
Analisis SwotMrirfan
 
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...Nurrul Tiara Dinni
 
Man Strat Bisnis 2
Man Strat Bisnis 2Man Strat Bisnis 2
Man Strat Bisnis 2Andi Iswoyo
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...Intan Wachyuni
 
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...triwahyunugroho3
 
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...khoirulanwar99
 
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...khoirulanwar99
 

What's hot (19)

Manajemen Stratejik 4
Manajemen Stratejik  4Manajemen Stratejik  4
Manajemen Stratejik 4
 
analisis strategis swot
analisis strategis swotanalisis strategis swot
analisis strategis swot
 
Manajemen operasional
Manajemen operasionalManajemen operasional
Manajemen operasional
 
Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...
Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...
Sm, maya dwi indrawati, prof. dr. hapzi ali, cma,strategi multi bisnis, unive...
 
Spm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasi
Spm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasiSpm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasi
Spm bab 13 pengendalian atas strategis yang terdiferensiasi
 
Muhammad Sutarno - Strategi Operasi
Muhammad Sutarno - Strategi OperasiMuhammad Sutarno - Strategi Operasi
Muhammad Sutarno - Strategi Operasi
 
maching stage
 maching stage  maching stage
maching stage
 
Manajemen Pemasaran ch 3
Manajemen Pemasaran ch 3Manajemen Pemasaran ch 3
Manajemen Pemasaran ch 3
 
Analisa laporan keuangan
Analisa laporan keuanganAnalisa laporan keuangan
Analisa laporan keuangan
 
Strategi Unit Bisnis
Strategi Unit BisnisStrategi Unit Bisnis
Strategi Unit Bisnis
 
Analisis Swot
Analisis SwotAnalisis Swot
Analisis Swot
 
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
Xii, sm, nurrul tiara dinni, hapzi ali, porter's five competitiveness force m...
 
Analisis SWOT
Analisis SWOT Analisis SWOT
Analisis SWOT
 
BUSINESS UNIT STRATEGY
BUSINESS UNIT STRATEGYBUSINESS UNIT STRATEGY
BUSINESS UNIT STRATEGY
 
Man Strat Bisnis 2
Man Strat Bisnis 2Man Strat Bisnis 2
Man Strat Bisnis 2
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Strategi Unit Bisnis,Universitas Mercubuana,20...
 
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
1, sm, tri wahyu nugroho, prof. dr. hapzi ali, strategic management, porters ...
 
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
SM, Khoirul Anwar, Hapzi Ali, Porter’s Five Competitiveness Force Model, BCG ...
 
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...
Sm, khoirul anwar, hapzi ali, business level strategi, strategi di tingkat un...
 

Similar to Analisis matrix swot

Strategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede Auditta
Strategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede AudittaStrategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede Auditta
Strategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede AudittaI Gede Auditta
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...Rudy Harland
 
Pertemuan4[Pengenalan BSC]
Pertemuan4[Pengenalan BSC]Pertemuan4[Pengenalan BSC]
Pertemuan4[Pengenalan BSC]Indra IndaRasya
 
MB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptxMB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptxMingEnKwee
 
Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives _ Training "FINANCE F...
Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives  _ Training "FINANCE F...Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives  _ Training "FINANCE F...
Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives _ Training "FINANCE F...Kanaidi ken
 
Memahami 4 Perspektif BALANCED SCORECARD
Memahami  4 Perspektif BALANCED SCORECARDMemahami  4 Perspektif BALANCED SCORECARD
Memahami 4 Perspektif BALANCED SCORECARDKanaidi ken
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.pptRizkyFakcham
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggulRio Corleone
 
Intro to Strategic Cost Management SCM
Intro to Strategic Cost Management SCMIntro to Strategic Cost Management SCM
Intro to Strategic Cost Management SCMIvan Giovanni
 
Mgt Biaya (1) Introducing
Mgt Biaya   (1) IntroducingMgt Biaya   (1) Introducing
Mgt Biaya (1) Introducingmondru mondru
 
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursJudianto Nugroho
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...Intan Wachyuni
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Pengendalian Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Pengendalian Stra...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Pengendalian Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Pengendalian Stra...Ipung Sutoyo
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASgiyantilinda
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Heldy Eriston
 
Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"
Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"
Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"krisnasagita
 

Similar to Analisis matrix swot (20)

Balanced scorecard
Balanced scorecardBalanced scorecard
Balanced scorecard
 
Strategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede Auditta
Strategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede AudittaStrategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede Auditta
Strategi bisnis dan eksekusi strategi bisnis by I Gede Auditta
 
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
SM, Rudy Harland Seniang Sakti, Prof. Dr. Hapzi Ali, CMA, Strategic Control, ...
 
Manajemen stratejik 6
Manajemen stratejik  6Manajemen stratejik  6
Manajemen stratejik 6
 
Balanced scorecard
Balanced scorecardBalanced scorecard
Balanced scorecard
 
Pertemuan4[Pengenalan BSC]
Pertemuan4[Pengenalan BSC]Pertemuan4[Pengenalan BSC]
Pertemuan4[Pengenalan BSC]
 
MB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptxMB_kasus_klmpk.pptx
MB_kasus_klmpk.pptx
 
Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives _ Training "FINANCE F...
Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives  _ Training "FINANCE F...Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives  _ Training "FINANCE F...
Balance Scorecard (BSC); Fungsi BSC & BSC Perspectives _ Training "FINANCE F...
 
Memahami 4 Perspektif BALANCED SCORECARD
Memahami  4 Perspektif BALANCED SCORECARDMemahami  4 Perspektif BALANCED SCORECARD
Memahami 4 Perspektif BALANCED SCORECARD
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt
 
six sigma-maksi Esa unggul
 six sigma-maksi Esa unggul six sigma-maksi Esa unggul
six sigma-maksi Esa unggul
 
Intro to Strategic Cost Management SCM
Intro to Strategic Cost Management SCMIntro to Strategic Cost Management SCM
Intro to Strategic Cost Management SCM
 
Mgt Biaya (1) Introducing
Mgt Biaya   (1) IntroducingMgt Biaya   (1) Introducing
Mgt Biaya (1) Introducing
 
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kursManajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
Manajemen Risiko 17 resiko operasional & perubahan kurs
 
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
SM, Intan Wachyuni, Hapzi Ali, Evaluasi dan Kontrol Perusahaan,Universitas Me...
 
Skyscraper three
Skyscraper threeSkyscraper three
Skyscraper three
 
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Pengendalian Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Pengendalian Stra...SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary  mengenai: Pengendalian Stra...
SM, Purwono Sutoyo, Hapzi Ali, Executive summary mengenai: Pengendalian Stra...
 
MANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITASMANAJEMEN KUALITAS
MANAJEMEN KUALITAS
 
Kinerja (performance)
Kinerja (performance)Kinerja (performance)
Kinerja (performance)
 
Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"
Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"
Manajemen kualitas "Balanced Scorecard"
 

Analisis matrix swot

  • 1. MATERI TAMBAHAN MANAJEMEN STRATEGI Angkatan 19 SIB 3 By : Dra. Peni Sawitri, MM Analisis Matrix SWOT Salah satu model perencanaan strategis adalah analisis SWOT (Strength, Weaknesses, Opportunities dan Threats). S dan W mengidentifikasikan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen (perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pemberian motivasi dan pengendalian). S dan W juga mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan pada fungsi bisnis yaitu : merancang pemasaran dan produk; produksi dan penawaran; sumber daya manusia; dan keuangan. O dan T merupakan analisis eksternal – berupa peluang dan ancaman yang meliputi aspek : sosial, teknologi, ekonomi, politik, hukum, lingkungan, demografi dan pesaing. Dalam analisis matrix SWOT diterapkan sistem “skoring” untuk unsur-unsur yang dianggap penting. Makna pemberian persentase skor dapat terlihat pada tabel berikut. Skor SWOT Makna % 90 – 100 Tertinggi untuk SWOT 80 – 89 Sangat tinggi atau jelas SWOT 70 – 79 Tinggi SWOT 60 – 69 Unsur penting SWOT 50 – 59 Parsial SWOT 40 – 49 Salah satu atau dua wilayah saja SWOT 30 – 39 Kecil sekali SWOT 20 – 29 Hampir tidak ada SWOT 0 – 19 Tidak ada SWOT “Bobot” menunjukkan kepentingan relatif dari sub-elemen dalam komponen SWOT pada setiap perusahaan dari waktu ke waktu. Untuk perusahaan baru, aspek S dan W –nya tentu berbeda dengan perusahaan yang sudah berdiri, khususnya di aspek kinerja. Di sini analisis harus mencatat berbagai macam perbedaan yang ada pada laporan tersebut. Analisis BCG Teknik analisis ini berwujud matriks yang mencerminkan kajian “heterogen product”. Pada matriks ini diketengahkan berbagai “keputusan diagnostik” yang mengisyaratkan bahwa suatu perusahaan bisa mengalokasikan sumberdayanya pada berbagai produk dan atau jasa yang produktif .
  • 2. Asumsi dasar yang melingkupi analisis BCG : • Pangsa pasar suatu produk atau jasa relatif besar dan sedang menanjak secara pesat, umumnya cenderung menghasilkan profitabilitas yang tinggi dan berada pada tingkat persaingan yang stabil. • Sebaliknya bila suatu produk perusahaan mengalami pertumbuhan pasar yang lamban, upaya peningkatan pangsa pasarnya memerlukan biaya besar. Dalam kondisi ini BCG menganjurkan agar dana tunai yang didistribusikan untuk kegiatan usaha disesuaikan dengan pengembangan pangsa pasarnya. • Setiap perusahaan akan mengambil opsi strategi pertumbuhan pangsa pasar bila memiliki keunggulan daya saing dan mempunyai uang cukup untuk pengembangan itu. Penjelasan Ilustrasi Matriks BCG : • Bintang menggambarkan kondisi perusahaan yang pasarnya melesat, di samping itu pangsa pasarnya juga besar, sehingga perusahaan mudah memperoleh dana tunai. Keadaan ini memudahkan perusahaan melakukan investasi-investasi baru. Jadi perusahaan yang berada pada posisi bintang mempunyai kemungkinan terbaik untuk mengembangkan investasinya. • Sapi perahan menggambarkan perusahaan mengalami pertumbuhan pasar yang rendah, tetapi mempunyai pangsa pasar tinggi. Kondisi ini masih memungkinkan rendahnya biaya (economies of scale) dan laba yang tidak maksimal. Implikasinya, biaya investasi ulang juga rendah bahkan bisa tidak ada. Dengan demikian bisa dikatakan perusahaan berada pada situasi yang apa adanya (tidak ekspansi). • Anjing merupakan kondisi perusahaan yang pertumbuhan produk dan pasarnya rendah dan memiliki pangsa pasar yang juga rendah. Keadaan demikian mengakibatkan laba perusahaan kecil. Untuk mempertahankan eksistensinya, perusahaan perlu tambahan dana. Upaya meminimalkan risiko lain dengan cara perusahaan dilikuidasi. • Tanda tanya mencerminkan kondisi perusahaan yang pangsa pasar produknya menanjak pesat tetapi mempunyai pangsa pasar rendah. Keadaan seperti ini sangat buruk. Kebutuhan dana tunainya tinggi tetapi pendapatannya rendah. Dalam kondisi pertumbuhan tinggi seperti ini, pangsa pasar akan lebih mudah ditingkatkan jika ada dana tunai dibandingkan dalam keadaan anjing, karenanya akan dapat berubah mencapai bintang. Kalau strategi ini dilaksanakan, maka dalam jangka pendek akan terjadi aliran kas keluar (cash out), dalam rangka pelunasan pangsa pasar. Harapannya, tentu dikemudian hari terjadi hal yang sebaliknya – aliran kas masuk (cash in). Jika rekayasa/mengubah usaha seperti itu gagal, sebagian aktivitas bisnisnya hendaknya ditinggalkan. Dari apa yang telah dibahas, bisa diketengahkan bahwa analisis BCG bertujuan mengembangkan keseimbangan antara berbagai portofolio produk. Posisi bintang dan sapi perahan diharapkan akan mencapai omzet penjualan yang besar. Sedang posisi tanda tanya relatif hanya sedikit dan posisi anjing sangat sedikit.
  • 3. Evaluasi dan Pengendalian Strategi berupa pengendalian operasi dan pelaporan kinerja. Pengendalian strategi dapat dilakukan melalui pengendalian operasi secara terintegrasi yang menyertakan unsur perbaikan berkelanjutan. Sifat perbaikan secara ber- kesinambungan ini dalam bahasa manajemen terkini dikenal dengan istilah “continous improvement” atau dalam bahasa Jepangnya “Kaizen”. Substansi dari falsafah ini bisa dijelaskan dengan siklus/rantai “Deming”. Program untuk pengendalian dan peningkatan mutu operasi dapat dilaksanakan dengan tahapan-tahapan berikut : 1. Menentukan opsi program pengendalian dan perbaikan operasi 2. Menjelaskan mengapa opsi program itu dipilih 3. Mengkaji situasi pemantauan yang kondusif 4. Melaksanakan agregasi data 5. Melakukan analisis data 6. Menentukan rencana perbaikan 7. Melakukan program perbaikan dalam jangka waktu tertentu 8. Mengevaluasi program perbaikan tersebut 9. Melakukan tindakan koreksi jika terjadi penyimpangan atas standar yang ada. Tahapan-tahapan pengendalian dan perbaikan mutu operasi ini selaras dengan siklus Deming yang masing-masing diinisialkan dengan P = plan, D = do, S = study dan A = action. Secara skematik dapat digambarkan sbb : Act “A” Plan Do Study “P” “D” “S” Yes Standardi Objectives zation tercapai No Act Follow Up Correction Improvement
  • 4. Implikasi sistem Kaizen ini bisa dijabarkan melalui gambar berikut : Perbaikan mutu operasi Meminimalkan Biaya Meningkatkan Produktivitas Penetapan harga yang bersaing Memperluas Pasar Eksis dalam Usaha Kembalian Investasi (ROI) Yang meningkat Proses pengendalian dan perbaikan operasi secara terintegrasi ini merupakan bagian dari jiwa manajemen mutu terpadu (Total Qualitiy Management = TQM). TQM tidak sama dengan TQC (total quality control) karena TQM mempunyai jangkauan lebih luas. TQC merupakan program perbaikan mutu yang mengubah jalan pikiran karyawan tentang mutu dengan menekankan pada performance bebas kesalahan (zero defects). Adapun pada TQM, eksistensi kualitas dijadikan strategi perusahaan untuk memenangkan persaingan.
  • 5. Prinsip-prinsip umum TQM : • Customer focus • Quality Leadership • Stakeholder focus • Integrated Business Strategy • Teamwork • Empowerment Produksi Tepat Waktu (just in time) Salah satu wujud pemahaman mutu adalah memberikan layanan yang tepat waktu kepada konsumen. Just in time merupakan falsafah yang diterapkan dengan hanya memproduksi produk yang diperlukan, pada saat yang dibutuhkan konsumen dan dalam jumlah sebesar permintaan konsumen, dengan scenario yang paling efisien. TQM adalah komitmen strategic untuk mengembangkan mutu dengan menggunakan dan mengkombinasikan metode-metode pengendalian mutu secara statistic (Statistical quality control procedure) serta merupakan komitmen budaya untuk mencari peningkatan produktivitas dan meminimalkan biaya. Metode statistic ini mencakup dua kategori : 1. Acceptance sampling procedure Yaitu prosedur pengendalian mutu untuk menentukan apakah produk jadi sesuai dengan desainnya. 2. Process control procedure Yaitu prosedur pengendalian mutu untuk memantau mutu selama proses produksi atas produk atau jasa. Secara skematik system Just in time diilustrasikan sebagai berikut :
  • 6. Strategi Produksi Just in Time Meminimalkan biaya Meningkatkan tingkat Perputaran modal Mengeliminasi Pemborosan Menciptakan aliran produksi berkesinambungan Sistem produksi just in time Sistem unit/pusat pertanggungjawaban Metode Produksi Arus informasi - persediaan rendah Pengawasan via Peralatan - waktu set up singkat - stock card team work otomatis - Staf multifungsional - filling - Siklus waktu singkat CAMEL Bank Indonesia berdasarkan SK Direksi BI No. 26/23/Kep/Dir tanggal 29 Mei 1993, telah mempunyai pedoman untuk menilai sehat tidaknya suatu bank – yaitu dengan menilai CAMEL-nya (C = capital, A = Asset produktif diklasifikasikan, M = management, E = earning, L = Liquidity) Hakekatnya menyerupai analisis rasio yang dikombinasikan dengan system scoring (benchmarking). Khususnya untuk aspek manajemen, di sini disediakan sejumlah pertanyaan yang harus dijawab. Rasio-rasio perhitungan CAMEL adalah : 1. Capital Adequacy Ratio (CAR) = Jumlah modal (bobot 25%) Jumlah aktiva tertimbang menurut resiko 2. Kualitas aktiva produktif : a. Aktiva produktif diklasifikasikan (bobot 30%) Aktiva produktif b. Cadangan penghapusan aktiva produktif Aktiva yang diklasifikasikan (bobot 5%) 3. Sejumlah pertanyaan yang menyangkut berbagai aspek manajemen yang masing- masing ada benchmarkingnya yaitu : a. Manajemen Permodalan (bobot 2,5%) b. Manajemen Aktiva (bobot 5%) c. Manajemen Umum (bobot 12,5%)
  • 7. d. Manajemen Rentabilitas (bobot 2,5%) e. Manajemen Likuiditas (bobot 2,5%) 4. Rentabilitas : a. Laba Volume Usaha (asset) (bobot 5%) b. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (bobot 5%) 5. Likuiditas : a. Kewajiban bersih call money Kas, Giro BI, Surat Berharga (bobot 5%) b. Kredit yang disalurkan Dana pihak III + modal inti (bobot 5%) Hasil diagnosis CAMEL disimpulkan sebagai berikut : Nilai CAMEL : 80 – 100 = sehat 66 – 80 = cukup sehat 51 – 65 = kurang sehat 0 – 50 = tidak sehat