2. Ilmu itu didefinisikan sebagai pengetahuan, kepandaian (dalam
perkara dunia, akhirat, lahir, batin dll). Pengetahuan tentang
sesuatu bidang yang disusun secara bersistem menurut kaidah
(metode) tertentu dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu dalam bidang (pengetahuan itu) (kamus bahasa Melayu
Nusantara, 2003:979).
3. Didalam Al-Qur’an terdapat kata-kata tentang ilmu dalam
berbagai bentuk (‘ilma, ‘ilmi, ‘ilmu, ‘ilman, ‘ilmihi, ‘ilmuha,
‘ilmuhum) terulang sebanyak 99 kali, (Ali Audah, 1997:278-279).
Kata ilmu dalam pengertian teknik pengamalan ialah kesadaran
yang reliti. Pengertian ini didapat dari makna-makna ayat yang
ada di dalam Al-Qur’an. Orang yang memiliki kesadaran tentang
realiti lewat pendengaran, penglihatan dan hati akan berpikir
rasional dalam menggapai kebenaran (Q.S. 17:36)
4. Amal didefinisikan sebagai perbuatan setiap umat manusia tanpa
mengharapkan imbalan apapun (ikhlas). Amal dapat diwujudkan
dalam bentuk bermacam-macam, seperti beramal dengan ilmu
pengetahuan, amal tanpa ilmu merupakan amalan yang sia-sia,
tidak akan diterima karena belum tentu amalan itu menepati
sunnah Nabi Muhammad S.A.W.
5. Pernah ditanyakan kepada Nabi Muhammad S.A.W tentang
amalan yang paling disukai oleh Allah, jawab Baginda: “Amalan
yang sedikit tapi berterusan”. Ini memberikan makna bahwa tidak
berguna berilmu banyak tanpa penghayatan dan amalan. Allah
menegaskan dalam firmannya yang bermaksud: “Wahai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu perkatakan sesuatu yang
kamu tidak lakukan”.
6. Nabi Muhammad banyak memperingatkan Umat Islam akan hakikat menuntut
ilmu pengetahuan, dalam hadistnya:
“Menuntut ilmu itu wajib bagi semua Umat Islam (Lelaki dan Perempuan).”
“Siapa yang menuntut ilmu akan menjadi kafarah (penebus) segala dosa-dosa
yang lalu.”
“Siapa yang berjalan disuatu jalan untuk menuntut ilmu pengetahuan, Allah
akan memudahkan baginya jalan ke Surga.”
“Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia akan berjuang fisabilillah
(pada jalan Allah) hingga kembali.”
7. Dari hadist tersebut tertera kepentingan-kepentingan ilmu pengetahuan yang
harus menjadi titik berat Umat Islamdan bukan menjadi bahan kajian saja. Ilmu
yang salah tanpa iman dan amal akan mencetuskan huru-hara di sana-sini. Lihat saja
kerakusan Israel terhadap Palestina, dan bumi Islam yang lain, semuanya karena
ilmu yang tinggi tetapi digunakan kejalan yang terkutuk.
Seterusnya martabat dan kedudukan orang berilmu pengetahuan diperjelas lagi
oleh Allah SWT dalam satu Ayat Al-Qur’an: “Wahai orang yang beriman! Apabila
diminta kepada kamu memberi lapang daripada tempat duduk kamu (untuk orang
lain), maka lapangkanlah seboleh-bolehnya, supaya Allah melapangkan (serba-
serbinya) untuk kamu. Dan apabila diminta kamu bangun, maka bangunlah, supaya
Allah meninggikan derajat orang yang beriman di antara kamu, dan orang yang
diberi ilmu pengetahuan agama (dari kalangan kamu) beberapaderajat. Dan
(ingatlah) Allah Maha Mendalam Pengetahuan-Nya tentang apa yang kamu
lakukan.”
8. Ilmu tidak dapat dikatakan ilmu jika ia tidak dihubungkan dengan
amal perbuatan manusia. Rasulullah SAW mengibaratkan
hubungan ilmu dan amal ini dengan pohon dan buahnya. Jika ilmu
adalah sebatang pohon maka amal adalah buahnya. Jika ilmu tidak
disertai dengan amal kebajikan maka ilmu tersebut tidak banyak
berguna laksana pohon yang tak berbuah.
9. Dalam kitab Ta`limul Muta`allim, Syekh az-Zarnuji, menerangkan bahwa
banyak sekali umat Islam di masanya yang mengalami kegagalan dalam menuntut
ilmu. Kegegalan yang dimaksud bukanlah kegagalan lulus atau tidak lulus dalam
ujian sekolah. Akan tetapi lebih jauh lagi merupakan kegagalan sebab tidak dapat
menjadikan ilmu yang diperoleh bermanfaat bagi masyarakat luas. Dengan kata
lain, ilmu yang tidak dapat dipetik buahnya.
Menurut Syekh Zarnuji, kegagalan ini disebabkan oleh kekeliruan
motivasi menuntut ilmu (niat), memilih disiplin ilmu, guru dan teman, kurangnya
penghormatan terhadap guru dan orang yang berilmu, kemalasan dalam belajar,
kurangnya ibadah dan rendahnya sikap tawakkal (berserah diri kepada
Allah), wara` (menjauhi makan barang haram), zuhud (melepaskan ketergantungan
terhadap materi). Sementara seluruh hal di atas merupakan syarat-syarat dan jalan
yang dibutuhkan oleh setiap pelajar dalam mencapai ilmu pengetahuan yang
diridhai Allah SWT.
10. Dari syarat-syarat keberhasilan mendapatkan ilmu di atas,
terlihat jelas bahwa sebenarnya pendidikan dalam Islam
memberikan perpaduan yang indah antara ilmu dan amal.
Bersendikan pada kesungguhan dalam mengasah potensi
intelektual dan keikhlasan dalam beramal.
Barangsiapa yang berhasil memenuhi syarat-syarat dan
benar dalam cara menuntut ilmu niscara mereka akan tercerahkan
hati dan pikirannya. Mereka akan mendapatkan ilmu yang
bermanfaat baik bagi dirinya sendiri juga bagi masyarakt luas serta
akan selalu berada di bawah petunjuk Allah SWT.
11. Sebaliknya mereka yang meninggalkan syarat-syarat yang
diperlukan dalam menuntut ilmu dan belajar dengan jalan yang
salah maka sudah dapat dipastikan mereka akan mengalami
kegagalan dalam memadukan antara ilmu dan amal.
Dalam dunia pendidikan Islam terdapat sebuah slogan yang
sangat populer.
Yang artinya: “Barangsiapa yang bertambah ilmunya akan
tetapi tidak bertambah petunjuknya maka ia tidak akan
mendapatkan apa-apa kecuali semakin jauh dari Allah.”