teknologi reproduksi pada tumbuhan merupakan suatu proses pemanfaatan lahan da tumbuhan secara maksimal. terdiri dari vertikulur, hidroponik, dan sebagainya. teknologi reproduksi ini sudah dikembangkan jauh pada tahun2 sebelumnya. dan untuk jenis vertikultur dan hiroponik saat ini sudah memasyarakat. dan dijadikan lahan bisnis atau agrobisnis
teknologi reproduksi pada tumbuhan merupakan suatu proses pemanfaatan lahan da tumbuhan secara maksimal. terdiri dari vertikulur, hidroponik, dan sebagainya. teknologi reproduksi ini sudah dikembangkan jauh pada tahun2 sebelumnya. dan untuk jenis vertikultur dan hiroponik saat ini sudah memasyarakat. dan dijadikan lahan bisnis atau agrobisnis
agronomi memiliki beberapa aspek di dalamnya. agronomi sangat penting bagi bidang pertanian. agronomi berbeda dengan agrobisnis, dan dengan agroteknologi, namun tidak terpisah antara satu dengan lainnya.
agronomi memiliki beberapa aspek di dalamnya. agronomi sangat penting bagi bidang pertanian. agronomi berbeda dengan agrobisnis, dan dengan agroteknologi, namun tidak terpisah antara satu dengan lainnya.
Fundamental gerakan pramuka merupakan dasar dasar apa saja yang harus dimiliki oleh seorang pramuka
Fundamental Gerakan Pramuka meliputi :
1. Definisi dari istilah Pramuka, Pendidikan Kepramukaan, Kepramukaan dan Gerakan Pramuka
2. Tujuan Gerakan Pramuka ( Karakter, Keterampilan, Kebangsaan)
3. Kurikulum Pendidikan Kepramukaan ( SKU, SKK, SPG )
4. PDK dan MK (PDK= Prinsip Dasar Kepramukaan , MK= Metode Kepramukaan )
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
6. Pengembangan Karakter SESOSIF
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
8. Indikator Ketercapaian Tujuan ( Happy, Healthy, Helpful, Handycraft )
9. Tujuan Akhir (Hidup Bahagia, Mati Bahagia )
Tentang Fundamental Gerakan Pramuka tersebut dapat dijabarkan sbb :
1. Definisi
a. Pramuka adalah setiap warga negara Indonesia yang secara sukarela aktif dalam pendidikan Kepramukaan serta berusaha mengamalkan Satya Pramuka dan Darma Pramuka.
b. Pendidikan Kepramukaan adalah proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai-nilai kepramukaan.
c. Kepramukaan adalah proses pendidikan nonformal di luar lingkungan sekolah dan diluar linkungan keluarga dalam bentuk kegiatan menarik, menyenangkan, sehat, teratur, terarah, praktis yang dilakukan di alam terbuka denga Prinsip Dasar Kepramukaan dan Metode Kepramukaan, yang sasaran akhirnya pembentukan watak, akhlak, dan budi pekerti luhur (SK Kwarnas No. 231 Tahun 2017)
d. Gerakan Pramuka adalah organisasi yang dibentuk oleh pramuka untuk menyelenggarakan pendidikan Kepramukaan
b. 8 MK (Metode Kepramukaan), meliputi:
1. Pengamalan Kode Kehormatan Pramuka;
2. Belajar sambil melakukan;
3. Kegiatan berkelompok, bekerjasama, dan berkompetisi;
4. Kegiatan yang menarik dan menantang;
5. Kegiatan di alam terbuka;
6. Kehadiran orang dewasa yang memberikan bimbingan, dorongan, dan dukungan;
7. Penghargaan berupa tanda kecakapan; dan
8. Satuan terpisah antara putra dan putri.
5. Sistem Among dan Kiasan Dasar
Dalam melaksanakan pendidikan kepramukaan digunakan Sistem Among.
Sistem Among merupakan proses pendidikan kepramukaan yang membentuk peserta didik agar berjiwa merdeka, disiplin, dan mandiri dalam hubungan timbal balik antarmanusia.
Sistem Among memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan diri dengan bimbingan orang dewasa melalui prinsip kepemimpinan sebagai berikut:
Ing ngarso sung tulodo maksudnya di depan menjadi teladan;
Ing madyo mangun karso maksudnya di tengah membangun kemauan; dan
Tutwuri handayani maksudnya di belakang memberi dorongan ke arah kemandirian yang lebih baik.
. Pengembangan Karakter SESOSIF
Di dalam SKU, SKK, dan SPG mengandung inti SESOSIF, yaitu : Spiritual, Emosional, Sosial, Intelektual, dan Fisik.
Yang kesemuanya itu ditumbuhkembangkan dalam diri seorang pramuka. Keterpaduan kelima area pengembangan diri itu akan mengantarkan sang Pramuka menjadi generasi bangsa yang unggul.
7. Ketrampilan Kepramukaan dan Teknik Kepramukaan
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Â
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratEldi Mardiansyah
Â
Di dalamnya mencakup Presentasi tentang Pendampingan Individu 2 Pendidikan Guru Penggerak Aangkatan ke 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat tahun 2024 yang bertemakan Visi dan Prakarsa Perubahan pada SMP Negeri 4 Ciemas. Penulis adalah seorang Calon Guru Penggerak bernama Eldi Mardiansyah, seorang guru bahasa Inggris kelahiran Bogor.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Â
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. TEKNOLOGI
WWWWACANAACANAACANAACANA No. 3/Juli-Agustus 1996 5
PPPPERTANIANANERTANIANANERTANIANANERTANIANAN SSSSISTEMISTEMISTEMISTEM VVVVERTIKULTURERTIKULTURERTIKULTURERTIKULTUR
Anya .P. Damastuti
Sistem pertanian vertikultur adalah sistem budi daya pertanian yang dilakukan secara vertikal atau bertingkat. Sistem ini cocok
diterapkan di lahan-lahan sempit atau di pemukiman yang padat penduduknya. Sistem ini dapat menjadi solusi kesulitan mencari
lahan pertanian yang tergusur oleh perumahan dan industri.
elebihan sistem pertanian v ertikultur: (1) ef isiensi
penggunaan lahan karena y ang ditanam jumlahny a
lebih bany ak dibandingkan sistem konv ensional, (2)
penghematan pemakaian pupuk dan pestisida, (3)
kemungkinan tumbuhny a rumput dan gulma lebih kecil, (4)
dapat dipindahkan dengan mudah karena tanaman diletakkan
dalam wadah tertentu, (5) mempermudah
monitoring/pemeliharaan tanaman, dan (6) adany a atap
plastik memberikan keuntungan (a) mencegah kerusakan
karena hujan, (b) menghemat biay a peny iraman karena atap
plastik mengurangi penguapan. Kekuranganny a adalah (1)
rawan terhadap serangan jamur, karena kelembaban udara
y ang tinggi akibat tingginy a populasi tanaman adany a atap
plastik, (2) inv estasi awal cukup tinggi, (3) sistem
peny iraman harus continu, dan diperlukan beberapa
peralatan tambahan, misalny a tangga sebagai alat bantu
peny iraman.
Jenis tanaman y ang dapat ditanam dengan sistem ini sangat
bany ak, misalny a tanaman buah dan say ur semusim (sawi,
selada, kubis, wortel, tomat, terong, cabai dan lain-lainny a),
juga bunga seperti anggrek, bougenv ille, mawar, melati,
azelea dan kembang sepatu y ang diatur tingginy a dengan
pemangkasan.
Lingkungan y ang dibutuhkan adalah tersediany a unsur hara
(makro dan mikro), cukup sinar matahari dan karbondioksida
untuk f otosintesis dan oksigen untuk pernapasan. Hal lain
y ang perlu diperhatikan adalah ketinggian daerah y ang
hendak ditanami karena berkaitan dengan temperatur dan
kelembaban udara. Juga derajat keasaman tanah. Yang
paling penting, air harus mudah diperoleh di daerah tersebut.
Untuk optimasi sebaikny a di daerah dekat pasar
(mempermudah penjualan).
Pelaksanaan v ertikultur dapat menggunakan bangunan
khusus (modif ikasi dari sistem green house) maupun tanpa
bangunan khusus, misalny a di pot gantung dan penempelan
di tembok-tembok. Wadah tanaman sebaikny a disesuaikan
dengan bahan y ang bany ak tersedia di pasar lokal. Bahan
y ang dapat digunakan, misalny a kay u, bambu, pipa paralon,
pot, kantong plastik dan gerabah. Bentuk bangunan dapat
dimodif ikasi menurut kreativ itas dan lahan y ang tersedia.
Yang penting perlu diketahui lebih dahulu adalah karakteristik
tanaman y ang ingin dibudiday akan sehingga kita dapat
merancang sistemny a dengan benar.
Media y ang digunakan biasany a terdiri atas: (1) top soil;
y aitu berupa lapisan tanah y ang bany ak mengandung
humus, (2) pasir halus, (3) pupuk kandang, (4) pupuk hijau
dan (5) kapur pertanian. Komposisiny a tergantung
kandungan unsur hara masing-masing lokasi. Bila kita
kesulitan untuk menentukan komposisi, kita dapat
menggunakan metode trial and error untuk beberapa
komposisi dan kemudian dipilih y ang hasilny a paling baik.
Untuk tanaman y ang bernilai ekonomis tinggi, media tanam
lebih baik disterilisasi lebih dahulu untuk mematikan semua
jasad pengganggu tanaman dan menghemat pemakaian
pestisida. Sterilisasi dapat dilakukan dengan cara kimia,
misalny a dengan f ungisida, insektisida dan bakterisida
dengan dosis tertentu dan dengan cara f isis, misalny a
dengan pemanasan dengan suhu di atas 100 derajat Celcius
setelah itu dilakukan pengukuran pH y ang dapat dilakukan
dengan kertas lakmus atau pH meter
Cara penanaman tergantung pada jenis tanamanny a. Ada
y ang dapat ditanam langsung di wadah v ertikultur, ada y ang
harus disemai dulu baru ditanam, dan ada y ang harus
disemai kemudian disapih dan baru ditanam di wadah.
Pesemaian dibutuhkan oleh tanaman y ang berbiji kecil,
misalny a sawi, kubis, tomat, cabai, terong, lobak, selada
dan wortel. Untuk tanaman y ang bernilai ekonomis tinggi dan
membutuhkan perawatan y ang agak khusus, misalny a
paprika, cabai hot beauty atau cabai keriting dan tomat buah
dilakukan cara penanaman y ang terakhir.
Peny usunan tanaman diusahakan maksimal dengan
memperhatikan kelembaban udara, kerapian dan
kemungkinan berjangkitny a peny akit. Peny iraman harus
dilakukan secara teratur sesuai kebutuhan tanaman,
misalny a pagi dan sore. Penggantian tanaman y ang sakit
dan mati perlu dilakukan agar tidak meny ebar ke tanaman
y ang ada didekatny a. Peny iangan dari gulma perlu juga
dilakukan karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman.
Pemberian pupuk juga dilakukan sesuai dengan jenis dan
kondisi tanamanny a. Intiny a, monitoring tanaman diperlukan
untuk mencegah kerusakan tanaman akibat hama dan
peny akit tanaman.
Panen dilakukan menurut tujuanny a, dikonsumsi sendiri atau
untuk dijual dalam jangka waktu tertentu. Jika dikonsumsi
langsung, sebaikny a dipanen pada kondisi optimal, jika dijual
dalam jangka waktu tertentu sebaikny a dipanen saat
setengah masak agar tidak mudah membusuk. Jadi perlu
diketahui teknologi pasca panen y ang tepat agar panenan
dapat dikonsumsi dalam kondisi terbaikny a.
Kerusakan-kerusakan y ang dapat terjadi saat/setelah panen
di antarany a, kerusakan f isik (misalny a akibat pendinginan
dan pemanasan), kerusakan mekanis (misalny a akibat
kerusakan dan benturan benda keras), kerusakan kimia
(berubahny a rasa buah), kerusakan f isiologis dan kerusakan
mikrobiologis (akibat bakteri, jamur dan jasad renik lainny a).
Secara umum kegiatan pasca panen meliputi proses-proses
sebagai berikut: pencucian/pembersihan,sortasi/seleksi,
pengelompokan, pengawetan, pengemasan, pengangkutan
dan peny impanan. Proses y ang dilakukan tergantung
tanaman y ang dipakai dan untuk keperluan apa.
Demikian sekilas tentang sistem pertanian v ertikultur.
Inf ormasi lebih jauh dapat dibaca pada buku-buku tentang
pertanian v ertikultur , misalny a VERTIKULTUR, Bercocok
tanam secara bertingkat karangan Ir. L.Widarto, atau silakan
menghubungi : PUSAT INFORMASI TEKNOLOGI TERAPAN
(PITT) ELSPPAT.
K