Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas penerapan e-learning dan modul dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Perguruan Cikini.
2. Peneliti melakukan penelitian quasi eksperimen dengan memberikan dua perlakuan yaitu penerapan e-learning dan modul pada pembelajaran. Hasilnya menunjukkan peningkatan hasil bel
1. Penerapan E-learning Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Tubagus Entus Madhadi)
ABSTRAK
Sejalan dengan perkembangan Teknologi
Informasi yang semakin pesat, kebutuhan akan
suatu konsep dan mekanisme belajar mengajar
berbasis TI (Teknologi Informasi) menjadi
tidak terelakkan lagi. Internet sudah menjadi
bahan referensi dalam melengkapi sumber
belajar. Bila pemanfaatan internet digunakan
sebagai sarana pembelajaran tentu membawa
pengaruh terjadinya proses transformasi
pendidikan konvensional ke bentuk digital,
baik secara isi dan sistemnya.
Saat ini konsep e-learning sudah banyak
diterima oleh masyarakat dunia, terbukti
dengan maraknya implementasi e-learning di
lembaga pendidikan maupun industri.
Selayaknya sekolah sebagai lembaga
pendidikan harus melihat nilai positif yang
berkembang sehingga pemanfaatan tersebut
dapat dirasakan secara optimal dan terarah
sebagai sebuah pendekatan pembelajaran
melalui media internet yang dikenal dengan
e-learning. Namun pemanfaatan e-learning
masih belum dimanfaatkan oleh sebagian besar
sekolah, khususnya yang teramati oleh peneliti
di SMK Perguruan Cikini. Hasil survei
sementara masalah yang ditemukan adalah
kurangnya proses kegiatan pembelajaran yang
diperoleh kelas XI Teknik Komputer dan
Jaringan (TKJ) SMK Perguruan Cikini, karena
sebagian besar siswa tersebut mengikuti
Pengalaman Kerja Lapangan (PKL) di
berbagai perusahaan.
Tindakan atas masalah tersebut mungkin dapat
diatasi dengan berbagai strategi pembelajaran,
salah satunya adalah penerapan e-learning.
Jika digunakan sebagai alat bantu diharapkan
materi pembelajaran yang tidak diperoleh
siswa dapat tersampaikan, selain itu penerapan
e-learning dapat juga melatih keterampilan
siswa dalam pemanfaatan ICT (Information
Communication Technology, sehingga siswa
akan terbiasa belajar atau mencari informasi
untuk meningkatkan pengetahuannya dan
pengaruhnya terhadap permasalahan yang
dihadapi tidak mempengaruhi minat siswa
dalam memahami materi secara optimal.
KERANGKA TEORI
Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi,
material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur
yang saling mempengaruhi mencapai tujuan
pembelajaran. Saeful Bahri dan Azwan Zain
(2006:10).
Agar tujuan pembelajaran tercapai,
perencanaan pembelajaran dapat dibuat
sedemikian rupa dengan mempertimbangkan
kebutuhan, karakteristik materi hingga
kemampuan daya terima siswa, salah satunya
pemanfaatan media sebagai alat bantu
penyampaian materi.
PENERAPAN E-LEARNING BERBASIS WEB DALAM UPAYA
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR INSTALASI SISTEM OPERASI
JARINGAN BERBASIS GUI (GRAPHICAL USER INTERFACE) DAN TEKS
(Penelitian Kelas XI Program Keahlian Teknik Komputer dan Jaringan
di SMK Perguruan Cikini)
M. Sutan Sholahuddin (5215125345)
Pembimbing Dr. SRI SUJANTI, M.Pd dan Drs. MUFTI MA’SUM M.Pd.
Universitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika
Penelitian ini bertujuan untuk membantu meningkatan penguasaan siswa terhadap materi
pembelajaran di kelas, peneliti melakukan penelitian di SMK Perguruan “Cikini” tentang penerapan
e-learning berbasis web pada pembelajaran instalasi sistem operasi jaringan. Selanjutnya apakah e-
learning yang akan di implementasikan mampu meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI TKJ di
SMK Perguruan “Cikini”, maka metode yang dipilih dalam penelitian adalah quasi eksperimen, yaitu
metode yang memberikan dua perlakuan yang berbeda. Dua perlakuan yang diberikan adalah
penerapan e-learning dan modul pada pembelajaran dikelas. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa
terdapat perbedaan yang signifikan antara siswa yang mendapatkan perlakuan e-learning
dibandingkan siswa yang mendapatkan perlakuan modul, presentasi ketercapaian kompetensi yang
dicapai e-learning sebesar 68,05% dan modul sebesar 57,5%.
Kata kunci : penerapan e-learning dan modul pada pembelajaran dikelas
2. Vol. 096, Agustus 2012: 1 - 7
Media Pembelajaran Interaktif
Menurut AECT (Association of Education and
Communication Technology) tentang media
adalah segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyampaikan pesan atau
informasi, dikutip oleh Azhar Arsyad (2011:3).
Di samping sebagai sistem penyampai atau
pengantar, media yang sering diganti dengan
kata mediator menurut Fleming adalah
penyebab atau alat yang turut ikut campur
tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya.
Istilah mediator media menunjukkan
fungsinya, yaitu mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak dalam proses belajar-
siswa dan isi pelajaran.
Berdasarkan uraian beberapa batasan tentang
media, berikut dikemukakan ciri-ciri umum
yang terkandung pada setiap batasan itu.
1. Penekanan media pendidikan terdapat
pada visual dan audio.
2. Media pendidikan memiliki pengertian
alat bantu pada proses belajar baik di
dalam maupun di luar kelas.
3. Media pendidikan digunakan dalam
rangka komunikasi dan interaksi guru dan
siswa dalam proses pembelajaran.
4. Media pendidikan dapat digunakan secara
masal, (misalnya: radio, televisi),
kelompok kecil (misalnya film, slide,
video, OHP), atau perorangan (misalnya:
modul, komputer, radio tape/kaset, video
recorder).
Menurut Sadiman mengambarkan proses
komunikasi yang berhasil dengan pemanfaatan
media sebagai pengantar.
Gambar 1. Proses Komunikasi yang berhasil
Tubagus hal.25
1. E-learning
Menurut Siahaan (2004), dalam ”penerapan e-
learning dalam pembelajaran” bahwa e-
learning merupakan suatu pengalaman belajar
yang disampaikan melalui teknologi
elektronika. Secara utuh e-
learning (pembelajaran elektronik) dapat
didefenisikan sebagai upaya menghubungkan
pebelajar (peserta didik) dengan sumber
belajarnya yang secara fisik terpisah atau
bahkan berjauhan namun dapat saling
berkomunikasi, berinteraksi atau berkolaborasi
secara langsung atau synchronous dan secara
tidak langsung atau asynchronous.
Rosenberg dikutip dari Herman (2011),
menekankan bahwa e-learning merujuk pada
penggunaan teknologi internet untuk
mengirimkan serangkaian solusi yang dapat
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan.
Hal ini senada dengan Cambell, Kamarga yang
intinya menekankan penggunaan internet
dalam pendidikan sebagai hakekat e-learning.
Pengembangan e-learning diharapkan mampu
mengatasi persoalan akan kurangnya proses
pembelajaran yang dilakukan dikelas, sehingga
dapat menjadi salah satu sarana belajar dan
komunikasi antara guru dan siswa guna
memantapkan materi pembelajaran yang telah
dilalui dan akan diterima siswa.
Gambar 2. Desain Visual WEB e-learning
mediacikini.com/login/index.php
WEB e-learning yang dibangun memililki
beberapa konten pembelajaran yaitu :
1. Home, sebagai pusat informasi.
2. Profile, sebagai Informasi admin.
3. Tutorial, (Materi ajar) adalah konten
untuk memuat beberapa sumber belajar.
4. Perangkat Pembelajaran, terdiri dari
Rencana pembelajaran, silabus dan
3. Penerapan E-learning Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Tubagus Entus Madhadi)
Program pembelajaran selama setahun
kedepan.
5. Serial linux OpenSuse, terdiri dari Serial
pembelajaran linux.
6. Video, terdiri dari video simulasi instalasi
sistem operasi jaringan.
Diharapkan banyaknya konten yang dimuat
mampu menarik minat siswa untuk
mempelajari materi pembelajaran instalasi
sistem operasi jaringan secara optimal.
2. Modul
Menurut Sumarno yang dikutip dari Nasution
(2005), modul adalah suatu unit yang lengkap
yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu
rangkaian kegiatan pembelajaran yang disusun
untuk membantu pebelajar mencapai sejumlah
tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara
khusus dan jelas.
Menurut Yunita dan Endang (2010), modul
adalah suatu cara pengorganisasian materi
pelajaran yang memperhatikan fungsi
pendidikan. Strategi pengorganisasian materi
pembelajaran mengandung squencing yang
mengacu pada pembuatan urutan penyajian
materi pelajaran, dan synthesizing yang
mengacu pada upaya untuk menunjukkan
kepada pebelajar keterkaitan antara fakta,
konsep, prosedur dan prinsip yang terkandung
dalam materipembelajaran.
Dari beberapa pendapat mengenai modul dapat
diasumsikan bahwa bmdul sebagai bahan ajar
akan sama efektifnya dengan pembelajaran
tatap muka menggunakan media. Hal ini
tergantung pada proses penulisan modul,
penulis modul yang baik seolah-olah sedang
mengajarkan kepada seorang peserta mengenai
suatu topik melalui tulisan. Segala sesuatu
yang ingin disampaikan oleh penulis saat
pembelajaran, dikemukakan dalam modul
yang ditulisnya, penggunaan modul dapat
dikatakan sebagai kegiatan tutorial secara
tertulis.
KERANGKA BERPIKIR
Pengembangan media pembelajaran e-learning
dan modul pada pembelajaran instalasi sistem
operasi jaringan kelas XI teknik komputer
jaringan di SMK Perguruan Cikini, didasarkan
pada terhambatnya proses belajar yang
diperoleh siswa kelas XI TKJ, hal tersebut
terjadi karena jadwal kegiatan belajar secara
bersamaan diikuti dengan kegiatan PKL yang
dampaknya mengurangi jam tatap muka yang
berlangsung di kelas, PKL yang diikuti siswa
kelas XI TKJ berlangsung selama 1-2 bulan
namun pelaksanaannya tidak dilakukan secara
bersama-sama tetapi adanya pergantian masa
PKL, jumlah siswa yang berkurang dan
bertambah membuat siswa kesulitan mengejar
materi pada pertemuan sebelumnya sehingga
mnyebabkan prestasi dan motivasi belajar
siswa selama 2 semester terakhir menurun,
guna meminimalisasi proses belajar yang telah
terlewati, kegiatan pembelajaran akan coba
dikemas dengan penerapan dua media
pembelajaran yang berbeda diantaranya
penerapan e-learning dan modul, keduanya
akan ditinjau sejauh mana peningkatan hasil
belajar yang diperoleh siswa kelas XI TKJ,
perolehan hasil belajar tersebut akan menjadi
pertimbangan media mana yang mampu
membantu siswa secara optimal sehingga
dapat diimplementasikan pada periode
pembelajaran mendatang.
Berdasarkan karakteristik masing-masing
media, beberapa ahli mengemukakan dua
media yang mampu memberikan kontribusi
yang positif terhadap peningkatan kualitas
pembelajaran yaitu e-learning dan modul,
penerapan e-learning yang disampaikan Ariani
dan Haryanto (2010:139), bahwa penggunaan
e-learning dimungkinkan pengembangannya
fleksibilitas belajar yang tinggi, artinya peserta
didik dapat mengakses bahan-bahan belajar
setiap saat dan berulang-ulang, peserta didik
juga dapat berkomunikasi dengan guru setiap
saat, dengan kondisi tersebut peserta didik
lebih memantapkan penguasaannya terhadap
materi pembelajaran, keunggulan lainya yang
dimiliki e-learning adalah tersedianya
berbagai media yang dapat dimuat sesuai
dengan karakteristik materi yang diberikan
seperti penggunaan video, simulasi dan
tutorial.
Sedangkan media pembelajaran melalui modul
menurut Nasution (2005), dengan
karakteristiknya yang bersifat fleksibel karena
materi modul dapat dipelajari oleh warga
belajar dengan cara dan kecepatan yang
berbeda. Selain itu tujuan pengembangan
modul dapat digunakan secara tepat dan
bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar; mengembangkan
kemampuan dalam berinteraksi langsung
4. Vol. 096, Agustus 2012: 1 - 7
dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya
yang memungkinkan siswa atau pebelajar
belajar mandiri sesuai kemampuan dan
minatnya.
Berdasarkan kelebihan yang telah
dikemukakan tentu kedua media baik
e-learning maupun modul memiliki
kekurangan, kekurangan tersebut yang
nantinya dapat terlihat setelah proses
pembelajaran berlangsung.
Pengunaan media pada materi instalasi sistem
operasi jaringan akan membutuhkan beberapa
simulasi dan praktek sehingga diperlukan
penyajian media yang mampu memuat
beragam karakteristik yang ada pada materi
tersebut, dalam hal ini e-learning yang
dibangun diduga dapat membantu
meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi instalasi sistem operasi jaringan, karena
materi yang dibuat dapat disajikan secara
beragam seperti pemanfaatan video dan
tutorial sesuai dengan karakteristik materinya,
disamping itu waktu akses tidak dibatasi
siswa dapat kapan saja mengakses situs
meskipun di luar jam sekolah sehingga
pemantapan akan materi lebih optimal.
METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Perguruan
Cikini yang berlokasi di jalan Alur Blok NN
No. 1 Plumpang, Jakarta Utara. Penelitian
berlangsung selama empat bulan pada
semester II tahun ajaran 2011/2012 yaitu mulai
Februari sampai Mei.
Metode yang digunakan dalam penelitian
adalah metode quasi eksperimen. Menurut
Arikunto (2003) penelitian eksperimen adalah
penelitian yang dimaksudkan untuk
mengetahui tentang ada tidaknya akibat dari
sesuatu yang dikenakan pada subyek yang
diselidiki atau dicari. Dalam metode ini
terdapat dua kelas yang diteliti yaitu kelas
eksperimen dan kelas kontrol, penggunaan
subyek tidak ditentukan secara random tetapi
menggunakan kelas yang telah ada.
Pengambilan sampel pada penelitian
menggunakan teknik Purposive Sampling,
yaitu sampel diambil berdasarkan
pertimbangan karakteristik yang hampir sama
serta jumlah siswa yang hampir sama. Sampel
yang diambil yaitu kelas XI-1 sebagai kelas
kontrol dan XI-2 sebagai kelas eksperimen.
Perlakuan
Metode eksperimen dalam penelitian
memberikan dua perlakuan yang berbeda
terhadap dua kelas. Kelas yang diberikan
media pembelajaran modul adalah kelas
kontrol, sedangkan kelas yang diberikan media
pembelajaran e-learning adalah kelas
eksperimen.
Penelitian dilaksanakan di kelas XI TKJ SMK
Perguruan Cikini yang terdiri dari 2 kelas,
yaitu kelas XI-1 KJ sebagai kelas kontrol
dengan media modul dan XI-2 KJ sebagai
kelas eksperimen dengan media e-learning.
Pengukuran
Pada pembelajaran instalasi sistem operasi
jaringan penguasaan materi yang diharapkan
setelah siswa memperoleh pengalaman belajar
yang meliputi penugasan LKS adalah
pemahaman mengkonfigurasi jaringan sistem
operasi. Untuk mengetahui penguasaan siswa
pada materi tersebut berdasarkan dua media
yang berbeda, dapat diukur dengan tes hasil
belajar dalam aspek kognitif melalui
klasifikasi Benyamin Bloom yang diuji dengan
tes pilihan ganda. Tipe soal yang digunakan
adalah jenjang mengingat (C1), mengerti (C2)
sampai pada jenjang menerapkan (C3).
Instrumen Penenlitian
Menurut Arikunto (2006), Instrumen
penelitian adalah alat atau fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
data agar pekerjaannya lebih mudah dan
hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat,
lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. Instrumen yang digunakan dalam
penelitian adalah berbentuk tes objektif
tujuannya untuk mengetahui hasil belajar
siswa sebelum dan sesudah pembelajaran, tes
objektif yang digunakan sebanyak 25 soal
yang telah disetujui oleh dosen ahli dan guru
pengajar.
Sebelum instrumen tersebut digunakan terlebih
dahulu dilakukan pengujian instrumen,
sehingga dapat diketahui seberapa besar
ketetapan dan ketepatan sebuah instrumen.
Pengujian instrumen tersebut meliputi:
1. Validitas
2. Tingkat Kesukaran
3. Daya Pembeda
5. Penerapan E-learning Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Tubagus Entus Madhadi)
4. Realibilitas
Berdasarkan hasil uji coba instrumen
sebanyak 25 soal didapatkan 20 soal yang
memiliki kriteria validitas sedang-tinggi,
dengan tingat ketetapan soal sebesar 0,513.
dengan kriteria soal yang sedang, maka soal
dapat digunakan sebagai alat ukur pada
penelitian.
Hipotesis Statistika
Hipotesis Statistika menggunakan uji satu
pihak kanan, perumusan yang umum untuk
uji pihak kanan mengenai rata-rata µ
berdasarkan H0 dan H1 adalah :
1. Ho : µ1 = µ2
2. H1 : µ1 > µ2
Keterangan:
µ1 = Rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan media e-learning
µ2 = Rata-rata hasil belajar siswa yang
menggunakan media modul
Uji Prasyarat Analisis
Sebelum menjawab beberapa pertanyaan
terkait rumusan masalah apakah e-learning
dapat meningkatkan hasil belajar instalasi
sistem operasi jaringan, terlebih dahulu
melalui tahap analisis yang meliputi:
1. Uji Normalitas, untuk mendeteksi
distribusi data dalam suatu variabel yang
akan digunakan dalam penelitian. Data
yang baik dan layak untuk membuktikan
model-model penelitian tersebut adalah
data yang memiliki distribusi normal.
2. Uji Homogenitas, untuk mengetahui
bahwa kelas kontrol dan eksperimen
mempunyai variansi homogen atau tidak.
3. Uji t, untuk mengetahui perbedaan antara
dua perlakuan yang diujikan sehingga
dapat menmastikan kesimpulan akhir
hipotesis dalam penelitian, pengujiannya
dapat dilakukan dengan rumus t-test
sebagai berikut, Sugiyono (2009) :
Rumus Separated Varians :
2
2
2
1
1
2
21
n
s
n
s
xx
t
Untuk uji hipotesis posttest, hasil thitung
tersebut selanjutnya dibandingkan dengan
harga ttabel. Berikut kriteria pengujian
hipotesis :
1. H0 ditolak dan H1 diterima bila thitung > ttabel,
maka dalam hal ini terdapat perbedaan
rata-rata hasil belajar antara kelas
eksperimen dengan kelas kontrol.
2. H0 diterima bila thitung ttabel, maka dalam
hal ini tidak terdapat perbedaan hasil
belajar antara kelas eksperimen dengan
kelas kontrol.
HASIL PENELITIAN
Setelah dilakukan posttest pada kelas kontrol
dan eksperimen didapat hasil perhitungan rata-
rata kelas kontrol sebesar 57,5 dan kelas
eksperimen sebesar 68,05. Berikut beberapa
tahap analisis data hasil penelitian:
Tabel 1. Hasil Rata-rata Posttest
Tubagus hal. 78
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan bahwa,
rata-rata nilai posttest antara kedua kelas
berbeda. Kelas kontrol yang menggunakan
media modul memperoleh rata-rata sebesar
57,5, sedangkan kelas eksperimen yang
menggunakan media e-learning sebesar 68,05.
Standar deviasi untuk kelas eksperimen yaitu
14,26 dan kelas kontrol 16,11. Varians untuk
kelas eksperimen 203 dan kelas kontrol 259,5.
Untuk perbandingan nilai rata-rata posttest
kelas eksperimen dan kelas kontrol dapat
dilihat pada diagram 1.
Diagram 1. Diagram Perbandingan Nilai
Posttest Rata-rata Kelas
Tubagus hal. 78
Berdasarkan data penelitian yang diperoleh,
selanjutnya dianalisis seberapa besar
6. Vol. 096, Agustus 2012: 1 - 7
efektifitas penerapan e-learning pada
pembelajaran sistem operasi jaringan dengan
memperhatikan pengolahan data dan pengujian
hipotesis pada tabel 2. berikut:
Tabel 2. Uji t menggunakan Separated Varians
Dengan taraf signifikan 95 % didapatkan ttabel
= 1,697
Didapatkan hasil thitung 2.081 > ttabel 1,697
Tubagus hal. 82
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis
didapatkan kesimpulan:
“Rata-rata hasil belajar instalasi sistem operasi
jaringan siswa yang menggunakan media
pembelajaran e-learning lebih tinggi dari pada
siswa yang menggunakan modul”.
Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan hasil belajar yang dicapai antara
kelas eksperimen yang menggunakan
e-learning dan kelas kontrol yang
menggunakan modul, ditunjukan dengan hasil
posttest yang telah dilalui siswa, seperti yang
ditunjukkan pada diagram 1, rata-rata hasil
belajar kelas eksperimen pada materi
pembelajaran instalasi sistem operasi jaringan
lebih tinggi mencapai 68,05, dibandingkan
dengan modul sebesar 57,5.
E-learning berpengaruh dalam meningkatkan
hasil belajar siswa karena memiliki kelebihan-
kelebihan seperti, siswa dituntut untuk dapat
belajar secara mandiri, e-learning
mempermudah interaksi antara peserta didik
dengan bahan materi, peserta didik dengan
guru maupun sesama peserta didik, peserta
didik dapat saling berbagi informasi dan dapat
mengakses bahan-bahan belajar setiap saat dan
berulang-ulang, dengan kondisi yang demikian
itu peserta didik dapat lebih memantapkan
penguasaannya terhadap materi pembelajaran.
Selain itu juga, pembelajaran melalui e-
learning dapat menampilkan gambar dan video
simulasi yang menambah ketertarikan siswa
untuk belajar mandiri.
Hal yang menyebabkan pembelajaran e-
learning pengaruhnya berbeda dengan
pengaruh pembelajaran modul terhadap hasil
belajar siswa adalah ketertarikan siswa
terhadap penggunaan internet karena
pembelajaran yang berlangsung selalu
memanfaatkan internet sebagai penguatan
materi ajar di kelas, hanya saja pemanfaatan e-
learning berbasis web baru terlaksana selama
penelitian berlangsung, melihat respon siswa
terhadap tugas mandiri yang diberikan hampir
seluruhnya kelas eksperimen mengerjakan
dibanding dengan kelas kontrol hal tersebut
ditunjukan dari pengumpulan tugas mandiri
yang diberikan setiap pertemuan.
Materi yang diberikan pada penelitian
merupakan konsep yang menarik minat dan
perhatian siswa karena minat individu
merupakan ketertarikan individu terhadap
sesuatu. Selain itu, perlakuan yang diberikan
pada kelas kontrol dan eksperimen tidak jauh
berbeda, yaitu adanya kesamaan penggunaan
komputer untuk menunjang proses belajar
kelompok dan praktek. Penggunaan komputer
pada kelas kontrol dan eksperimen mampu
menarik perhatian siswa karena siswa dapat
melihat secara langsung proses-proses yang
terjadi pada Instalasi sistem operasi jaringan.
Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari masih banyak kekurangan
dalam perjalanan penelitian menggunakan
metode quasi eksperimen, yaitu keterbatasan
untuk memisahkan kelas eksperimen dan kelas
kontrol untuk tidak saling mempengaruhi,
meskipun pada proses pembelajaran tidak
terlihat interaksi, namun diluar pembelajaran
peneliti tidak dapat memastikan bahwa kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat saling
berinteraksi dalam penggunaan media,
sehingga dalam menjawab tujuan penelitian
dapat diduga bias. Untuk menghindari dugaan
tersebut peneliti menyarankan pada peneliti
selanjutnya apabila menggunakan metode
quasi eksperimen perlu memantapkan dua
perlakuan yang masing-masing terpisah
mungkin akan lebih memperkuat hasil
penelitiannya.
7. Penerapan E-learning Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar (Tubagus Entus Madhadi)
KESIMPULAN
Penelitian yang dilaksanakan pada kelas XI-1
KJ dan XI-2 KJ di SMK Perguruan Cikini
Jakarta Utara dengan waktu pelaksanaan
penelitian pada semester genap tahun ajaran
2011/2012, yang berkenaan tentang hasil
belajar pada standar kompetensi instalasi
sistem operasi jaringan berbasis GUI dan teks
dengan kompetensi dasar konfigurasi jaringan
sistem operasi, siswa yang menggunakan
media pembelajaran e-learning lebih tinggi
dari pada siswa yang menggunakan media
modul.
Hasil belajar yang dicapai oleh siswa melalui
media pembelajaran e-learning pada standar
kompetensi instalasi sistem operasi jaringan
berbasis GUI dan teks dengan kompetensi
dasar konfigurasi jaringan sistem operasi di
kelas XI-2 KJ SMK Perguruan Cikini pada
semester genap tahun ajaran 2011/2012
mengalami peningkatan. Media pembelajaran
e-learning secara signifikan mampu
meningkatkan hasil belajar instalasi sistem
operasi jaringan dibandingkan dengan media
pembelajaran modul.
Dengan demikian penggunaan e-learning
dapat digunakan untuk meningkatkan
penguasaan siswa Kelas XI pada proses
pembelajaran yang akan mendatang khususnya
pada pembelajaran instalasi sistem operasi
jaringan Jurusan Teknik komputer Jaringan di
SMK Perguruan Cikini.
Implikasi
Berdasar hasil penelitian, ada beberapa hasil
yang perlu diperhatikan yaitu pengajaran
melalui pemanfaatan e-learning perlu
mempertimbangkan karakterisitik pada materi
pembelajaran yang akan disampaikan, apakah
materi pembelajaran tersebut dapat dimuat
atau dijalankan melalui e-learning. Namun
pola pengajarannya bisa dipertahankan
meskipun masih perlu penyempurnaan.
Besarnya pemanfaatan internet sebagai sumber
belajar belum mampu diimbagi dengan
pengawasan guru terhadap penyalahgunaan
internet, sehingga perlu perhatian dan arahan
sehingga pemanfaatn internet dapat optimal.
Saran
Memilih media yang tepat untuk pembelajaran
dapat berpengaruh pada peningkatan hasil
belajar siswa, karenanya penerapan e-learning
dapat menjadi salah satu alternatif yang dapat
dipilih untuk meningkatkan penguasaan siswa
pada materi instalasi sistem operasi jaringan.
Media pembelajaran e-learning dapat
dijadikan acuan dalam proses pembelajaran
yang lain, tetapi dalam pelaksanaannya perlu
disesuaikan dengan karakteristik materi yang
akan diajarkan maupun daya serap masing-
masing siswa.
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur
Penelitian. Jakarta: Rineka.
Arikunto, Suharsimi. (2006). “Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik”.
Bandung: Rineka Cipta.
Arsyad, Azhar. (2011). “Media Pembelajaran”.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Djamarah, B. & Zain, Aswan. (2006).
“Strategi Belajar Mengajar”. Jakarta:
Rineka Cipta.
Herman, Asep. (2011). “Mengenal E-
Learning”. [Online]. Tersedia:
http://www.asep-hs.web.ugm.ac.id.
Tanggal akses: 2 Desember 2011
Nasution. (2005). “Berbagai Dalam Proses
Belajar”. Jakarta: Bumi Aksara.
Niken Ariani, Dany Haryanto (2010),
“Pembelajaran Multimedia di sekolah
(Pedoman pembelajaran inspiratif,
konstruktif, dan prospektif)”. Jakarta:
Prestasi Pustaka, 2010
Siahaan, Sudirman. (2004). “E-Learning
(Pembelajaran elektronik) Sebagai Salah
Satu Alternatif Kegiatan Pembelajaran.
Sumber dari internet”. Tanggal akses: 2
Desember 2011.
Sugiyono, (2009). “Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D”.
Bandung: Alfabeta.
Yunita, N & Susilowati, E. (2010).
Pengembangan Modul. (Surakarta:
Pelatihan Pembuatan e-module bagi
Guru-guru IPA Biologi SMP se-Kota
Surakarta menuju Open Education
Resources).