SlideShare a Scribd company logo
1 of 7
Download to read offline
Proceeding 1 𝑠𝑡
Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No.
Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM BEHAVIOUR BASED
SAFETY (BBS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN SAFE
BEHAVIOUR PEKERJA DI PT. SPINDO UNIT IV,Tbk
Prodi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik
Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
Kreesna Adi Dharma. 1
*, Wiediartini, S.E., M.T. 2
, Binti Mualifatul R, S.Si., M.Si. 3
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia1*
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia 2
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia 3
Email: akreesna@yahoo.com1*
; wiwid@ppns.ac.id2*
; binti.mualifatul@gmail.com3*
;
Abstrak - PT. SPINDO Unit IV,Tbk adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa pembuatan pipa
baja spiral dan coating. Karena pada proses produksi menggunakan mesin dan pekerjaan di masing-masing gudang
mempunyai risiko kecelakaan kerja dan potensi sumber bahaya yang berbeda-beda, maka kecelakaan kerja bisa saja
terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat diduga sekalipun. Kecelakaan kerja sering diakibatkan oleh perilaku tidak aman.
Peningkatan pengelolaan K3 dengan memfokuskan pada unsafe behaviour menjadi salah satu cara agar kecelakaan
dapat dicegah dan zero accident dapat terwujud. Berdasarkan pengumpulan data, penelitian ini termasuk penelitian
observasional dengan objek penelitian operator kerja mill spiral, endfacing, repair yang berjumlah 64 pekerja dan
terdiri dari pekerja shift 1 dan shift 2. Program Behaviour Based Safety (BBS) menggunakan metode DOIT (Define,
Observe, Intervene, Test) selama 9 minggu dengan ketentuan base-line 2 minggu, intervene 4 minggu dan follow-up 3
minggu. Objek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu experimental workers dan monitoring workers.
Pengambilan data observasi menggunakan Critical Behaviour Checklist (CBC) serta penerapan surat tindak langgar
sebagai bentuk intervensi dengan konsekuensi yang memberikan hasil akhir berupa reward and punishment. Hasil uji
normalitas menggunakan uji statistik kolmogorov smirnov menunjukkan bahwa nilai P-value > α (0,05) untuk
masing-masing jenis pekerjaan, sehingga data yang diperoleh berdistribusi normal. Hasil uji paired t-test
menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku aman antara sebelum dan sesudah intervensi pada jenis pekerjaan
mill spiral, endfacing dan repair kelompok experimental workers. Hasil uji t-independent menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan perilaku aman pada jenis pekerjaan mill spiral dan repair kelompok experimental workers dengan
monitoring workers. Sedangkan untuk jenis pekerjaan endfacing pada kelompok experimental workers dan
monitoring workers tidak menunjukkan adanya perbedaan perilaku aman. Hasil uji regresi logistik biner pada
kelompok experimental workers shift 1 dan shift 2 setelah intervensi menunjukkan variabel pendidikan berpengaruh
terhadap perilaku aman dan tidak aman pekerja. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel variables in the equation
experimental workers setelah intervensi shift 1 dan shift 2 yang menunjukkan usia = 0,130, pendidikan = 0,033 dan
lama kerja = 0,238. Nilai sig variabel pendidikan < α = 0,05 sehingga berpengaruh terhadap perilaku aman dan tidak
aman pekerja.
Kata Kunci : unsafe behaviour, behaviour based safety, critical behaviour checklist, surat tindak langgar
1. PENDAHULUAN
PT. SPINDO Unit IV,Tbk telah
menerapkan berbagai cara dalam upaya menekan
angka kecelakaan kerja demi terwujudnya zero
accident di lingkungan kerja. Hal tersebut dapat
dibuktikan dengan sertifikat ISO 9001 dan
OHSAS 18001 yang telah dimiliki perusahaan,
namun kasus kecelakaan masih saja terjadi
hingga sekarang. Walaupun grafik kecelakaan
kerja tiap tahunnya sudah menunjukkan
penurunan yang cukup signifikan namun
perbaikan keselamatan dan kesehatan kerja harus
terus dikembangkan agar zero accident di area
kerja dapat benar-benar terpenuhi. Berdasarkan
beberapa penelitian, menjelaskan bahwa
kecelakaan kerja banyak terjadi akibat perilaku
tidak aman (unsafe behaviour) dimana angkanya
mencapai 80-95% (Cooper, 1999). Penelitian
lain yang dilakukan oleh DuPont Company
menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96%
disebabkan oleh unsafe behaviour dan 4%
disebabkan oleh unsafe condition. Dari
penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa
untuk mencegah kecelakaan kerja dapat
dilakukan dengan fokus mengurangi unsafe
behaviour. Identifikasi unsafe behaviour dapat
dilakukan dengan pendekatan berbasis perilaku
yaitu Behaviour Based Safety (BBS). Pada
penelitian ini peneliti membahas 5 permasalahan
dengan tujuan dapat menerapkan program BBS
dengan menggunakan metode DOIT, dapat
menerapkan surat tindak langgar sebagai bentuk
intervensi, mengetahui adanya perbedaan
perilaku aman pada tahap sebelum intervensi
dengan sesudah intervensi untuk kelompok
experimental workers, mengetahui perbedaan
perilaku aman antara kelompok experimental
workers dengan kelompok monitoring workers
Proceeding 1 𝑠𝑡
Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No.
Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
dan mengetahui variabel yang paling
berpengaruh terhadap safe behaviour pekerja
pada saat sebelum dan sesudah intervensi untuk
kelompok experimental workers.
2. METODOLOGI
2.1 Diagram Alir
Mulai
Identifikasi Masalah
Penetapan Tujuan, Rumusan
dan Manfaat Penelitian
Studi Literatur
1. Konsep BBS
2. Konsep Teknik Sampling
3. Konsep Uji Statistik
Studi Lapangan
Survey dan
Observasi Lapangan
Pengambilan Data Sekunder
1. HIRA
2. Schedule kerja
3. Data jumlah pekerja objek penelitian
4. Intruksi kerja (IK)
5. Laporan statistik kecelakaan kerja
6. Layout unit produksi
Penentuan Objek Penelitian
1. Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian
2. Penentuan Variabel
3. Penentuan Kelompok Observasi
- Experimental Workers
- Monitoring Workers
Penyusunan Critical Behaviour Checklist (CBC)
Pengambilan Data Primer
1. Brainstorming
2.Pengamatan Langsung
- Observasi awal (sebelum intervensi)
- Intervensi (memberi perlakuan khusus)
- Observasi akhir (setelah intervensi)
Uji Normalitas
Uji Regresi
Logistik Biner
Uji T-Berpasangan
Uji T-Independent
Analisis Hasil Uji
Kesimpulan dan Saran
Selesai
2.2 Teori Kecelakaan Kerja
Menurut teori Heinrich kecelakaan terdiri
atas lima faktor yang saling berhubungan yaitu;
kondisi kerja, kelalaian manusia, tindakan tidak
aman, kecelakaan dan cedera. Kelima faktor
tersebut seperti kartu domino yang diberdirikan.
Jika satu kartu jatuh, maka kartu tersebut akan
menimpa kartu lain hingga kelimanya akan jatuh
secara bersamaan. Kunci untuk mencegah
kecelakaan adalah dengan menghilangkan
tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari
lima faktor penyebab kecelakaan.
2.3 Tindakan Tidak Aman
Menurut Heinrich dalam Syaaf (2008),
tindakan tidak aman adalah tindakan atau
perbuatan dari seseorang atau beberapa orang
pekerja yang memperbesar kemungkinan
terjadinya kecelakaan terhadap pekerja.
Tindakan tidak aman yang sering dijumpai,
diantaranya adalah menjalankan yang bukan
tugasnya dan gagal meberikan peringatan,
menjalankan pesawat melebihi kecepatan,
melepaskan alat pengaman atau membuat alat
pengaman tidak berfungsi, membuat peralatan
yang rusak, tidak memakai alat pelindung diri,
memuat sesuatu secara berlebihan, menempatkan
sesuatu tidak pada tempatnya, mengangkat
berlebihan, posisi kerja yang tidak tepat,
melakukan perbaikan pada waktu mesin masih
berjalan, bersenda gurau, bertengkar, berada
dalampengaruh alcohol/ obat-obatan.
2.4 Definisi Perilaku
Perilaku adalah apa yang seseorang katakan
atau lakukan yang merupakan hasil dari
pikirannya, perasaannya, atau diyakininya
(Geller, 2001). Faktor penentu perilaku terbagi
atas 2 bagian yakni faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik
orang bersangkutan yang bersifat bawaan dan
berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.
Misalnya tingkat pengetahuan, kecerdasan,
persepsi, emosi, motivasi, jenis kelamin, dan
sebagainya. Faktor eksternal, meliputi
lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik.
Misalnya iklim, manusia, sosial, budaya,
ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya.
2.5 Total Safety Culture
Total Safety Culture” dapat tercapai
bilamana Setiap individu memegang keselamatan
sebagai “nilai” dan bukan hanya prioritas, setiap
individu bertanggung jawab untuk keselamatan
baik untuk diri mereka sendiri maupun orang lain
(rekan kerja), seluruh pekerja bersedia dan
mampu bertindak dalam segala hal atas rasa
tanggung jawab mereka sendiri, bahkan rasa
tanggung jawab haruslah melampaui dari tugas
yang telah diberikan (Perdue, 2000). Dari
penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa
untuk dapat meningkatkan kesadaran seluruh
pekerja mengenai pentingnya berbudaya atau
berperilaku aman maka dibutuhkan pendekatan
khusus yang melibatkan seluruh individu untuk
berpartisipasi dalam mewujudkannya baik itu
pemilik perusahaan, manajer, pengawas dan
pekerja itu sendiri. Pendekatan yang telah teruji
dan berhasil diterapkan adalah pendekatan
Behaviour Based Safety (BBS).
2.6 Safe Behaviour
Safe behaviour adalah sebuah prilaku yang
dikaitkan langsung dengan keselamatan,
misalnya pemakaian safety helmet ketika
memasuki area proyek, pemakaian safety gloves
ketika melakukan pekerjaan pengelasan,
pemakaian kacamata keselamatan pada jenis
kegiatan menggerinda, pemakaian body harness
Proceeding 1 𝑠𝑡
Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No.
Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
ketika bekerja diatas ketinggian dan berdiskusi
masalah keselamatan dengan rekan kerja atau
pimpinan. Menurut Suizer (1999) salah seorang
praktisi behaviour safety mengemukakan bahwa
para praktisi safety telah melupakan aspek utama
dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja
yaitu aspek behavioral para pekerja. Pernyataan
yang dikemukakan oleh Suizer juga diperkuat
oleh pendapat dari Dominic Cooper (1999),
Cooper berpendapat bahwa walaupun sulit untuk
di kontrol secara tepat, 80-95 persen dari seluruh
kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh
unsafe behaviour.
2.7 Pendekatan Behaviour Based Safety
(BBS) Untuk Mengurangi Unsafe
Behaviour
Menurut penelitian Cooper (1999)
mengidentifikasi adanya tujuh kriteria yang
sangat penting bagi pelaksanaan program
Behaviour Based Safety (BBS). Berikut tujuh
kriteria tersebut; melibatkan partisipasi karyawan
yang bersangkutan, memusatkan perhatian pada
unsafe behaviour yang spesifik, didasarkan pada
data hasil observasi, proses pembuatan keputusan
berdasarkan data, melibatkan intervensi secara
sistimatis dan observasional, menitikberatkan
pada umpan balik terhadap perilaku kerja dan
membutuhkan dukungan dari manajer.
2.8 Model ABC (Antecedent, Behaviour,
Consequence)
Menurut model ABC, perilaku dipicu oleh
beberapa rangkaian peristiwa antecedent (sesuatu
yang mendahului sebuah perilaku dan secara
kausal terhubung dengan perilaku itu sendiri) dan
diikuti oleh consequence (hasil nyata dari
perilaku bagi individu) yang dapat meningkatkan
atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut
akan terulang kembali. Analisis ABC membantu
dalam mengidentifikasi cara-cara untuk
mengubah perilaku dengan memastikan
keberadaan antecedent yang tepat dan
consequence yang mendukung perilaku yang
diharapkan (Fleming, M, & Lardner, 2002).
2.9 Proses DOIT (Define, Observe, Intervene,
Test)
E.Scott Geller (2001) menggagas empat
komponen yaitu DOIT sebagai proses aplikasi
pendekatan berbasis perilaku. Metode ini dapat
digunakan untuk mengidentifikasi dan mengubah
perilaku pekerja dalam proses Behaviour Based
Safety (BBS). DOIT memiliki makna yang
berarti Define (Menetapkan objek penelitian
yang akan diteliti), Observe (Mengamati/meneliti
objek/pekerja selama periode pra-intervensi
untuk menetapkan tujuan perubahan perilaku),
Intervene (memberikan perlakuan khusus kepada
objek/ pekerja yang diteliti agar dapat mengubah
target perilaku ke arah yang diinginkan) dan Test
(Mengukur dampak dari intervensi yang
dilakukan dengan cara terus melakukan
pengamatan dan pencatatan terhadap perilaku).
2.10 Penentuan Waktu Penerapan Behaviour
Based Safety
Waktu penelitian yang paling
memungkinkan dilaksanakan dalam penelitian
ini adalah selama 9 minggu dengan ketentuan
base-line 2 minggu, intervensi 4 minggu dan
follow-up 3 minggu (Li, Lu, Hse, Gray, &
Huang, 2015).
2.11 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2010) menegaskan bahwa
terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian
antara populasi dan sampel. Dalam penelitian
kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah
generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan
sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang
dipelajari dari sampel, kesimpulan akan
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel
yang diambil dari populasi harus betul-betul
representatif (mewakili).
2.12 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2010) teknik sampling
pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua
yaitu probability sampling dan non probability
sampling. Teknik pengambilan sampel yang
memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel merupakan teknik probability
sampling sedangkan Teknik pengambilan sampel
yang tidak memberi peluang atau kesempatan
bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel merupakan teknik
nonprobability sampling.
2.13 Uji Normalitas
Konsep dasar dari uji normalitas
kolmogorov smirnov adalah dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji
normalitasnya) dengan distribusi normal baku.
Distribusi normal baku adalah data yang telah
ditranformasikan kedalam bentuk Z-score dan
diasumsikan normal. jadi sebenarnya uji
kolmogorov smirnov adalah uji beda antara data
yang diuji normalitasnya dengan data normal
baku.
2.14 Uji Paired T-Test
Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah
salah satu metode pengujian hipotesis dimana
data yang digunakan tidak bebas (berpasangan).
Uji-t ini membandingkan satu kumpulan
pengukuran yang kedua dari contoh yang sama.
Uji ini sering digunakan untuk membandingkan
skor “sebelum” dan “sesudah” percobaan untuk
menentukan apakah perubahan nyata telah
terjadi. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada
Proceeding 1 𝑠𝑡
Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No.
Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
kasus yang berpasangan adalah satu individu
(objek penelitian) dikenai dua buah perlakuan
yang berbeda.
2.15 Uji T-Independent
Uji-t untuk sampel independent merupakan
prosedur uji t untuk sampel bebas dengan
membandingkan rata-rata dua kelompok kasus.
Kasus yang diuji bersifat acak. Pengujian
hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian
hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai
uji statistik.
2.16 Uji Regresi Logistik
Regresi logistik adalah suatu analisis
regresi yang digunakan untuk menggambarkan
hubungan antara variabel terikat (dependent)
dengan sekumpulan variabel bebas
(independent). Penggunaan analisis regresi
logistik adalah karena variabel dependent
bersifat dikotomi (tepat dan tidak tepat). Teknik
analisis dalam mengolah data ini tidak
memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi
klasik pada variabel bebasnya. Tidak seperti
regresi linier biasa, regresi logistik tidak
mengasumsikan hubungan antara variabel
independent dan dependent secara linier.
3. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Metode DOIT
Metode DOIT (Define, Observe, Intervene,
Test) digunakan untuk mengidentifikasi dan
mengubah perilaku pekerja dalam proses BBS.
Pada tahap define, peneliti menentukan objek
penelitian berdasarkan data kecelakaan kerja
tahun 2012-2015, HIRA, schedule kerja, data
jumlah pekerja objek penelitian, tata letak mesin
dan penempatan area kerja serta wawancara
sehingga didapatkan jenis pekerjaan mill spiral,
endfacing dan repair. Pada tahap observe,
peneliti melakukan pengamatan langsung
terhadap perilaku pekerja menggunakan alat
bantu yaitu Critical Behaviour Checklist (CBC).
Pengamatan yang dilakukan peneliti terbagi
menjadi dua tahap yaitu observasi awal (sebelum
intervensi) dan observasi akhir (sesudah
intervensi). Observasi dilakukan selama 4
minggu (2 minggu observasi awal dan 2 minggu
observasi akhir). Pengamatan dilakukan
sebanyak 3 kali dalam satu minggu. Lama waktu
pengamatan untuk satu harinya adalah 3 jam
pada pukul 08.00–11.00 WIB untuk shift pagi
dan pukul 19.00-22.00 WIB untuk shift malam.
Pada tahap intervensi, peneliti melakukan
penerapan surat tindak langgar selama 4 minggu
untuk memperoleh hasil akhir berupa reward and
punishment. Untuk tahapan test¸ peneliti
menggunakan uji statistik berupa uji normalitas
data kolmogorov smirnov, uji paired t-test, uji t-
independent dan uji regresi logistik biner dengan
3 variabel independent (usia, pendidikan, lama
kerja) dan 1 variabel dependen (perilaku aman
dan tidak aman pekerja).
3.2 Cara Kerja Surat Tindak Langgar
Sebagai Bentuk Intervensi
Surat tindak langgar digunakan peneliti
sebagai alat untuk dapat menentukan
konsekuensi yang akan diterima pekerja apabila
pekerja yang diberikan intervensi melakukan
pelanggaran. Menurut Friend dan Kohn (2007)
terdapat 5 langkah dalam pengamatan yang
diterapkan peneliti dalam memberikan
intervensi. Kelima langkah tersebut yaitu
menentukan, berhenti, memantau/analisa,
bertindak, melaporkan.
3.3 Uji Normalitas Data
Tabel 1. Uji Normalitas Observasi Awal Experimental
Workers
Jenis
Pekerjaan
Shift
Kerja
Kolmogorov
Smirnov
P-
Value
Mill Spiral
1 1.084 0.191
2 1.033 0.236
Endfacing
1 0.324 1.000
2 0.440 0.990
Repair
1 0.623 0.832
2 0.626 0.828
Tabel 2. Uji Normalitas Observasi Awal Monitoring Workers
Jenis
Pekerjaan
Shift
Kerja
Kolmogorov
Smirnov
P-
Value
Mill Spiral
1 0.908 0.382
2 0.892 0.404
Endfacing
1 0.420 0.994
2 0.301 1.000
Repair
1 0.988 0.283
2 0.817 0.517
Tabel 3. Uji Normalitas Observasi Akhir Experimental
Workers
Jenis
Pekerjaan
Shift
Kerja
Kolmogorov
Smirnov
P-
Value
Mill Spiral
1 0.432 0.992
2 0.460 0.984
Endfacing
1 0.727 0.666
2 0.384 0.999
Repair
1 0.871 0.433
2 0.871 0.433
Tabel 4. Uji Normalitas Observasi Akhir Monitoring Workers
Jenis
Pekerjaan
Shift
Kerja
Kolmogorov
Smirnov
P-
Value
Mill Spiral
1 1.035 0.235
2 1.141 0.148
Endfacing
1 0.500 0.964
2 0.429 0.993
Repair
1 0.749 0.629
2 0.843 0.476
Pada tabel 1 – 4 menunjukkan bahwa jenis
pekerjaan mill spiral, endfacing, repair untuk
kelompok experimental workers dan monitoring
workers shift 1 dan shift 2 baik sebelum
intervensi maupun setelah intervensi
menunjukkan sebaran data berdistribusi normal.
Hal tersebut terlihat dari nilai P-value > (α =
0,05).
Proceeding 1 𝑠𝑡
Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No.
Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
3.4 Uji Paired T-Test
Tabel 5. Paired T-test Experimental Workers Shift 1
Mean N St.Dev T P-
Value
Pair
1
72.8125 16 5.43373
-16.959 0.000
85.9375 16 4.67336
Pair
2
72.5 4 9.9536
-5.000 0.015
85 4 5.7735
Pair
3
66.9444 12 8.34343
-9.753 0.000
84.4444 12 5.3811
Tabel 6. Paired T-test Experimental Workers Shift 2
Mean N St.Dev T P-Value
Pair 1
67.9167 16 7.00529
-13.964 0.000
84.1667 16 4.5542
Pair 2
67.5 4 11.0135
-4.899 0.016
80.8333 4 5.69275
Pair 3
61.1111 12 9.46374
-9.950 0.000
81.1111 12 5.3811
Pada tabel 5 dan tabel 6 menunjukkan
bahwa nilai P-value pada masing-masing jenis
pekerjaan antara sebelum dengan sesudah
intervensi menunjukkan nilai P-value < α (0,05).
Hal tersebut menunjukkan bahwa tolak H0 yang
berarti terdapat perbedaan persentase perilaku
aman pada kelompok experimental workers
antara sebelum intervensi dengan sesudah
intervensi. Perbedaan perilaku aman antara
sebelum dan sesudah intervensi dikarenakan
terdapat penerapan intervensi yang telah
dilakukan peneliti sehingga memotivasi pekerja
untuk berperilaku aman. Bentuk intervensi yang
diberikan adalah surat tindak langgar.
3.6 Uji T-Independet
Tabel 7. Uji T-Independent Pekerja Mill Spiral
Kelompok N Mean T
P-
Value
Observasi
Akhir
Mill
Spiral
Shift 1
Experimental
Workers
16 85.9375
5.256 0.000
Monitoring
Workers
16 75.5208
Observasi
Akhir
Mill
Spiral
Shift 2
Experimental
Workers
16 84.1669
5.928 0.000
Monitoring
Workers
16 73.1250
Tabel 8. Uji T-Independent Pekerja Endfacing
Kelompok N Mean T
P-
Value
Observasi
Akhir
Endfacing
Shift 1
Experimental
Workers
4 85.0025
1.667 0.147
Monitoring
Workers
4 76.6667
Observasi
Akhir
Endfacing
Shift 2
Experimental
Workers
4 80.8325
1.746 0.131
Monitoring
Workers
4 71.6667
Tabel 9. Uji T-Independent Pekerja Repair
Kelompok N Mean T
P-
Value
Observasi
Akhir
Repair
Shift 1
Experimental
Workers
12 84.4442
4.214 0.000
Monitoring
Workers
12 75.0000
Observasi
Akhir
Repair
Shift 2
Experimental
Workers
12 81.1100
4.401 0.000
Monitoring
Workers
12 71.1111
Pada tabel 6-9 menunjukkan bahwa dari 3
jenis pekerjaan yang diteliti, hanya pekerja
endfacing kelompok experimental workers dan
monitoring workers yang tidak ada perbedaan
perilaku aman. Hal tersebut terlihat dari nilai P-
value > α (0,05) sehingga H0 diterima. Hal
tersebut dapat terjadi dikarenakan jumlah sampel
pada jenis pekerjaan endfacing kurang mewakili
dari populasi yang ada. Terbukti hanya
berjumlah 4 orang pekerja endfacing dalam
kelompok experimental workers dan 4 orang
pekerja endfacing dalam kelompok monitoring
workers. Walaupun data yang diperoleh
menunjukkan adanya perbedaan dari tiap
individunya akan tetapi bila jumlah sampel yang
diuji sedikit, akan berpengaruh terhadap hasil
dari uji t-independent yang diberikan. Selain itu,
bila dilihat dari data observasi akhir pada jenis
pekerjaan endfacing, persentase perilaku aman
yang dihasilkan dari tiap individu untuk
kelompok experimental workers dan kelompok
monitoring workers tidak menunjukkan
perbedaan yang terlalu signifikan.
3.7 Uji Regresi Logistik
Tabel 10. Variables In The Equation Experimental Workers
Setelah Intervensi Shift Kerja 1
B S.E. Wald Df Sig.
Step
1a
Usia -2.113 1.395 2.296 1 0.130
Pendidikan 3.000 1.405 4.559 1 0.033
Lama Kerja 2.194 1.858 1.394 1 0.238
Constant -1.701 4.551 0.140 1 0.708
Tabel 11. Variables In The Equation Experimental Workers
Setelah Intervensi Shift Kerja 2
B S.E. Wald Df Sig.
Step
1a
Usia -2.113 1.395 2.296 1 0.130
Pendidikan 3.000 1.405 4.559 1 0.033
Lama Kerja 2.194 1.858 1.394 1 0.238
Constant -1.701 4.551 0.140 1 0.708
Pada tabel 10 dan tabel 11 menunjukkan
signifikansi dari masing-masing variabel dari
model regresi logistik. Berdasarkan tabel 4.68
diketahui bahwa nilai signifikansi (P-value) dari
variabel usia sebesar 0,130, variabel lama kerja
sebesar 0,238, kedua nilai tersebut lebih besar
dari = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa
variabel usia dan lama kerja tidak berpengaruh
signifikan terhadap perilaku aman dan tidak
aman pekerja. Sedangkan untuk variabel
pendidikan pekerja nilai signifikansinya adalah
sebesar 0,033 nilai tersebut lebih kecil dari =
Proceeding 1 𝑠𝑡
Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No.
Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
pendidikan berpengaruh signifikan terhadap
perilaku aman dan tidak aman pekerja. faktor
pendidikan juga mempengaruhi kemampuan tiap
pekerja dalam beradaptasi. Hal itu terlihat dari
kemampuan tiap pekerja yang berbeda dalam
menyesuaikan diri terhadap inovasi baru berupa
(intervensi) yang diberikan. Kemampuan tiap
individu yang dimaksud dapat terlihat dari
tingkat pendidikan yang berbeda antar tiap
pekerjanya. Pendapat yang dikemukakan oleh
peneliti sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Helda (2007) dalam Faris &
Harianto (2014) yang menyatakan bahwa
pendidikan seorang tenaga kerja mempengaruhi
cara berpikir dalam menghadapi pekerjaannya,
termasuk cara pencegahan kecelakaan maupun
menghindari kecelakaan saat ia melakukan
pekerjaannya. Tingkat pendidikan merupakan
faktor predisposisi seseorang dalam berperilaku.
Pendidikan merupakan faktor yang mendasar
untuk memotivasi terhadap perilaku atau
memberikan referensi pribadi dalam pengalaman
belajar seseorang. Jadi tingkat pendidikan
seseorang menentukan luasnya pengetahuan serta
bagaimana seseorang tersebut bersikap dan
berperilaku. Seseorang yang berpendidikan
rendah akan susah untuk menyerap suatu inovasi
baru sehingga akan mempersulit dalam mencapai
perubahan seperti yang diharapkan. Selain itu,
bentuk dukungan dari pihak manajemen dirasa
juga berpengaruh terhadap perilaku pekerja
ditempat kerja. Bentuk dukungan dari pihak
manajemen dalam penelitian ini adalah
memberikan intervensi dengan konsekuensi
berupa reward and punishment. Frekuensi suatu
perilaku dapat meningkat atau menurun dengan
menetapkan konsekuensi yang mengikuti
perilaku tersebut (Fleming, M, & Lardner, 2002).
Dengan adanya intervensi, diharapkan mampu
menciptakan lingkungan kerja yang lebih
kondusif. lingkungan kerja yang lebih kondusif
diharapkan akan meningkatkan motivasi dalam
bekerja di tempat kerja (Andi, dkk, 2005).
4. KESIMPULAN
Dari hasil pengolahan dan analisa yang
telah dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa :
1. Metode DOIT memiliki makna yang berarti
Define (Menetapkan objek penelitian),
Observe (Mengamati/meneliti objek/pekerja
selama periode pra-intervensi untuk
menetapkan tujuan perubahan perilaku),
Intervene (memberikan perlakuan khusus
kepada objek/ pekerja yang diteliti agar
dapat mengubah target perilaku ke arah yang
diinginkan) dan Test (Mengukur dampak
dari intervensi yang dilakukan dengan cara
terus melakukan pengamatan dan pencatatan
terhadap perilaku).
2. Terdapat 5 langkah pengamatan yang
diterapkan peneliti dalam memberikan
intervensi menggunakan surat tindak
langgar. Kelima langkah tersebut yaitu
menentukan, berhenti, memantau/analisa,
bertindak, melaporkan.
3 Hasil uji t-berpasangan pada kelompok
experimental workers nilai P-value < α
(0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa
tolak H0 yang berarti terdapat perbedaan
persentase perilaku aman pada kelompok
experimental workers antara sebelum
intervensi dengan sesudah intervensi.
4. Hasil uji t-independent menunjukkan dari 3
jenis pekerjaan yang diteliti, hanya pekerja
endfacing kelompok experimental workers
dan monitoring workers yang tidak ada
perbedaan perilaku aman. Hal tersebut
terlihat dari nilai P-value > α (0,05) sehingga
H0 diterima.
5. Hasil uji regresi logistik biner pada
kelompok experimental workers shift 1
setelah intervensi menunjukkan nilai
signifikansi untuk varaibel umur,
pendidikan, lama kerja adalah 0,130; 0,033;
0,238 dan untuk shift 2 adalah 0,130; 0,033;
0,238. Hal ini menunjukkan bahwa dari
ketiga variabel bebas hanya variabel
pendidikan yang berpengaruh signifikan
terhadap variabel terikat dengan nilai
signifikansi (P-value) < α (0,05).
5. UCAPAN TERIMA KASIH
Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya
tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak, baik itu bantuan materi maupun
moril. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Kedua orang tua yang telah memberikan
dukungan materi, motivasi, kasih sayang,
do’a, dan nasehat hidup bagi penulis.
2. Ibu Wiediartini, S.E., M.T., selaku dosen
pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selama
penyelesaian jurnal tugas akhir.
3. Ibu Binti Mualifatul R, S.Si., M.Si., selaku
dosen pembimbing 2 yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan selama
penyelesaian jurnal tugas akhir.
4. Seluruh staff pengajar dan karyawan PPNS
atas bantuan, wawasan, serta ilmu bermanfaat
yang telah diberikan selama menempuh
pendidikan di kampus ini.
5. Senior Teknik K3 yang mau berbagi
pengalaman dan dukungan dalam pengerjaan
jurnal tugas akhir.
6. Teman-teman seperjuangan Teknik K3
angkatan tahun 2012 yang telah memberikan
motivasi, warna kehidupan, dan
kebersamaan.
7. Keluarga besar Teknik K3.
Proceeding 1 𝑠𝑡
Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No.
Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya
6. PUSTAKA
1. Cooper, M. (1999). What is Behavioural
Safety? http://www.behaviouralsafety.com.
2. Copper, et al. 2004. Exploratory Analysis Of
The Safety Climate and Safety Behaviour
Relationship. Journal of Safety Research: 35
(2004) 497-512.
3. E, B., Jr, F., & L, G. (1985). Practical Loss
Control Leadership. International Loss
Control Institute.
4. Faris, I. A., & Harianto, F. (2014). Pengaruh
Perilaku Tenaga Kerja dan Lingkungan
Kerja yang Dimoderasi Faktor Pengalaman
Kerja dan Tingkat Pendidikan Terhadap
Kecelakaan Kerja Konstruksi di Surabaya.
Inovasi Struktur dalam Menunjang
Konektivitas Pulau di Indonesia (pp. ISBN
978-979-99327-9-2). Surabaya: Seminar
Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya.
5. Fleming, M, & Lardner. (2002). Strategies to
Promote Safe Behaviour as Part of a Health
and Safety Management System. Norwich :
Health and Safety Executive
www.hse.gov.uk/research/crr_pdf/2002/crr02
430.pdf (sitasi tanggal 20 november 2015).
6. Friend, M.A. dan Kohn, J.P., 2007.
Fundamental of Occupational Safety and
Health. Fourth Edition. Government
Institutes. Lanham, Maryland. Toronto.
7. Geller, E. S. (2001). Behaviour based safety
in industry: realizing the large scale potential
of psychology to promote human welfare.
Applied and Preventive Psychology 10, 87-
105.
8. Li, H., Lu, M., Hse, S.-C., Gray, M., &
Huang, T. (2015). Proactive Behaviour
Based Safety Management For Construction
Safety. Safety Science 75, 107 - 117.
9. M.Al-Asfoor,May dan M.Al-Hemound Ali
(2006). A behavior based safety approach at
a Kuwait research institution. Journal of
safety research, 201-206.
10. Perdue, S. (2000). Beyond observation and
feedback: integrating behavioural safety
principles into other safety management
system.Proceedings of the 2000 American
Society of Profesional Engineers (ASSE)
Conference and Explosition.
11. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Panelitian.
Bandung: Alfabeta.
12. Suizer, A. B. (1999). Safe Behaviour; Fewer
Injuries. www.behaviour.org.
13. Syaaf, 2008. Analisis Perilaku Berisiko (At
Risk Behaviour) Pada Pekerja Pengelasan di
Kota X Tahun 2008. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.

More Related Content

What's hot

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Dwi D'affaires
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Reski Aprilia
 
Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)EVER RORING
 
Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Al Marson
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...Reski Aprilia
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaAl Marson
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Duwi susilo wibowo
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaRizal Triyandi
 
201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3ahmad fuadi
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaAl Marson
 
201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3ahmad fuadi
 
03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)
03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)
03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)Edi Sutanto
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Uwai Shakespeare
 
Dasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaanDasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaanArief Setiawan
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanRobby Firmansyah
 

What's hot (20)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
 
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada Pelaksa...
 
Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
Dasar kompetensi keahlian multimedia ( K3: KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA)
 
Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3Dasar – Dasar K3
Dasar – Dasar K3
 
Manajemen sdm
Manajemen sdmManajemen sdm
Manajemen sdm
 
K3 mekanik
K3 mekanikK3 mekanik
K3 mekanik
 
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
SISTEM DAN MEKANISME PENGELOLAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PELAKSA...
 
Pengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan KerjaPengawasan Kesehatan Kerja
Pengawasan Kesehatan Kerja
 
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
Keselamatan dan-kesehatan-kerja-k3
 
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan KerjaPresentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Presentasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
 
201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3201605 03-pengetahuan dasar k3
201605 03-pengetahuan dasar k3
 
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan KerjaPengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
Pengawasan Norma K3 Lingkungan Kerja
 
201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3201605 02-peraturan perundangan k3
201605 02-peraturan perundangan k3
 
03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)
03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)
03 k3 bagian 2 (K3 Bagian 1 adalah pertemuan Pertama)
 
Modul K3
Modul K3Modul K3
Modul K3
 
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
Materi orientasi dan pengertian k3 mg 1 01
 
Ppt k3lh-baru
Ppt k3lh-baruPpt k3lh-baru
Ppt k3lh-baru
 
Keselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerjaKeselamatan dan kesehatan kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja
 
Dasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaanDasar-dasar k3 teori kecelakaan
Dasar-dasar k3 teori kecelakaan
 
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam PerusahaanPengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
Pengembangan dan Aplikasi K3 dalam Perusahaan
 

Viewers also liked

J_A_Rogers_The_Five_Black_Presidents
J_A_Rogers_The_Five_Black_PresidentsJ_A_Rogers_The_Five_Black_Presidents
J_A_Rogers_The_Five_Black_Presidentskenyasue smart
 
Deepthi-Resume bglr 2015 (1)
Deepthi-Resume bglr 2015 (1)Deepthi-Resume bglr 2015 (1)
Deepthi-Resume bglr 2015 (1)Deepthi G.K
 
suzen's documents
suzen's documentssuzen's documents
suzen's documentssuzen mwila
 
Welcome to Institute of Management Studies
Welcome to Institute of Management StudiesWelcome to Institute of Management Studies
Welcome to Institute of Management Studiesamit kumar
 
assignement 2 800717795
assignement 2 800717795assignement 2 800717795
assignement 2 800717795Corry Cincotta
 
Copyright Registration BananaIP
Copyright Registration BananaIPCopyright Registration BananaIP
Copyright Registration BananaIPmybananaip
 
River Barge Competition Complete Jury Portfolio
River Barge Competition Complete Jury PortfolioRiver Barge Competition Complete Jury Portfolio
River Barge Competition Complete Jury PortfolioBianca Guevara
 
Management Business Plan
Management Business PlanManagement Business Plan
Management Business PlanRebecca Melendy
 
St. James Church - Energy Audit Report
St. James Church - Energy Audit ReportSt. James Church - Energy Audit Report
St. James Church - Energy Audit ReportMichael Clarke
 
My job shadow experience and professional interview
My job shadow experience and professional interviewMy job shadow experience and professional interview
My job shadow experience and professional interviewEric Patterson
 
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...Uofa_Unsada
 
Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...
Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...
Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...Dony Bagus Kharisma Putra
 
Materi Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self Motivation
Materi Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self MotivationMateri Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self Motivation
Materi Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self Motivationfirmansyahw
 
Tax Kenal Maka Tax Bayar
Tax Kenal Maka Tax BayarTax Kenal Maka Tax Bayar
Tax Kenal Maka Tax BayarMuhammad Noer
 
Pajak Untuk Negeri Kita
Pajak Untuk Negeri KitaPajak Untuk Negeri Kita
Pajak Untuk Negeri KitaMuhammad Noer
 

Viewers also liked (20)

J_A_Rogers_The_Five_Black_Presidents
J_A_Rogers_The_Five_Black_PresidentsJ_A_Rogers_The_Five_Black_Presidents
J_A_Rogers_The_Five_Black_Presidents
 
Deepthi-Resume bglr 2015 (1)
Deepthi-Resume bglr 2015 (1)Deepthi-Resume bglr 2015 (1)
Deepthi-Resume bglr 2015 (1)
 
suzen's documents
suzen's documentssuzen's documents
suzen's documents
 
JamesMwaipunguR
JamesMwaipunguRJamesMwaipunguR
JamesMwaipunguR
 
Digibarn-full-new
Digibarn-full-newDigibarn-full-new
Digibarn-full-new
 
FinalReportWeek4
FinalReportWeek4FinalReportWeek4
FinalReportWeek4
 
Welcome to Institute of Management Studies
Welcome to Institute of Management StudiesWelcome to Institute of Management Studies
Welcome to Institute of Management Studies
 
assignement 2 800717795
assignement 2 800717795assignement 2 800717795
assignement 2 800717795
 
Copyright Registration BananaIP
Copyright Registration BananaIPCopyright Registration BananaIP
Copyright Registration BananaIP
 
River Barge Competition Complete Jury Portfolio
River Barge Competition Complete Jury PortfolioRiver Barge Competition Complete Jury Portfolio
River Barge Competition Complete Jury Portfolio
 
Management Business Plan
Management Business PlanManagement Business Plan
Management Business Plan
 
St. James Church - Energy Audit Report
St. James Church - Energy Audit ReportSt. James Church - Energy Audit Report
St. James Church - Energy Audit Report
 
My job shadow experience and professional interview
My job shadow experience and professional interviewMy job shadow experience and professional interview
My job shadow experience and professional interview
 
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
PENGARUH KESELAMATAN KERJA DAN KESEHATAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA...
 
Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...
Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...
Materi Seminar Nasional K3 2014 (Pak Arief Zulkarnain ) - Concep and How to I...
 
Materi Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self Motivation
Materi Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self MotivationMateri Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self Motivation
Materi Presentasi Ke Sales Force - Dasar Self Motivation
 
With Or Without Tax
With Or Without TaxWith Or Without Tax
With Or Without Tax
 
Tax Kenal Maka Tax Bayar
Tax Kenal Maka Tax BayarTax Kenal Maka Tax Bayar
Tax Kenal Maka Tax Bayar
 
Pajak Untuk Negeri Kita
Pajak Untuk Negeri KitaPajak Untuk Negeri Kita
Pajak Untuk Negeri Kita
 
From Zero to Hero
From Zero to HeroFrom Zero to Hero
From Zero to Hero
 

Similar to Jurnal Kreesna BBS K3 2012 C

MATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptx
MATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptxMATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptx
MATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptxzamrimuttaqin
 
BBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptxBBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptxDian Bastian
 
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdfnagaganas1
 
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluBab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluEarly Yuni Manalu
 
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptxTugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptxRastraArifPradana
 
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...wanfadhilahwanhitam
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3melbon21
 
job safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasijob safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasibedjo2
 
Personil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptx
Personil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptxPersonil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptx
Personil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptxRizkyIndraAdiwijaya1
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanAulia Rizqi
 
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3Syaifi Al-Mahfudzi
 
Tugas makalah k3
Tugas makalah k3Tugas makalah k3
Tugas makalah k3RiniNew
 
BAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdfBAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdfImamkc
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaYayan Yanuar Rahman
 

Similar to Jurnal Kreesna BBS K3 2012 C (20)

56 220-1-pb
56 220-1-pb56 220-1-pb
56 220-1-pb
 
K3
K3K3
K3
 
MATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptx
MATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptxMATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptx
MATERI-KE-3-UPAYA-PENCEGAHAN-KECELAKAAN-KERJA.pptx
 
BBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptxBBS Training dr.pptx
BBS Training dr.pptx
 
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
2968-Article Text-7795-1-10-20191111.pdf
 
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni ManaluBab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
Bab II Tinjauan Pustaka Inspeksi K3 Alat Berat - Erli Yuni Manalu
 
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptxTugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
Tugas Besar OHSE_Kelompok 3.pptx
 
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
KAJIAN APLIKASI AMALAN KESELAMATAN DALAM KERJA-KERJA AMALI BINAAN DAN LANDSKA...
 
Zzzz
ZzzzZzzz
Zzzz
 
Makalah k3
Makalah k3Makalah k3
Makalah k3
 
pencegahan k3
pencegahan k3pencegahan k3
pencegahan k3
 
job safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasijob safey analisis dan job safety observasi
job safey analisis dan job safety observasi
 
Artikel berkumpulan GGGE2123
Artikel berkumpulan GGGE2123Artikel berkumpulan GGGE2123
Artikel berkumpulan GGGE2123
 
Personil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptx
Personil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptxPersonil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptx
Personil K3 Jenjang 4 UJI KOMPETENSI.pptx
 
Survey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke PerusahaanSurvey K3 ke Perusahaan
Survey K3 ke Perusahaan
 
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
Desain pembelajaran dick and carey pada mata diklat k3
 
Apd
ApdApd
Apd
 
Tugas makalah k3
Tugas makalah k3Tugas makalah k3
Tugas makalah k3
 
BAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdfBAB 1 Pendahuluan.pdf
BAB 1 Pendahuluan.pdf
 
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerjaM3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
M3 kb4 keamanan, kesehatan dan keselamatan kerja
 

Jurnal Kreesna BBS K3 2012 C

  • 1. Proceeding 1 𝑠𝑡 Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya ANALISIS EFEKTIFITAS PROGRAM BEHAVIOUR BASED SAFETY (BBS) DALAM UPAYA MENINGKATKAN SAFE BEHAVIOUR PEKERJA DI PT. SPINDO UNIT IV,Tbk Prodi Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Jurusan Teknik Permesinan Kapal, Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya Kreesna Adi Dharma. 1 *, Wiediartini, S.E., M.T. 2 , Binti Mualifatul R, S.Si., M.Si. 3 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia1* Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia 2 Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya, Surabaya, Indonesia 3 Email: akreesna@yahoo.com1* ; wiwid@ppns.ac.id2* ; binti.mualifatul@gmail.com3* ; Abstrak - PT. SPINDO Unit IV,Tbk adalah perusahaan manufaktur yang bergerak dibidang jasa pembuatan pipa baja spiral dan coating. Karena pada proses produksi menggunakan mesin dan pekerjaan di masing-masing gudang mempunyai risiko kecelakaan kerja dan potensi sumber bahaya yang berbeda-beda, maka kecelakaan kerja bisa saja terjadi sewaktu-waktu tanpa dapat diduga sekalipun. Kecelakaan kerja sering diakibatkan oleh perilaku tidak aman. Peningkatan pengelolaan K3 dengan memfokuskan pada unsafe behaviour menjadi salah satu cara agar kecelakaan dapat dicegah dan zero accident dapat terwujud. Berdasarkan pengumpulan data, penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan objek penelitian operator kerja mill spiral, endfacing, repair yang berjumlah 64 pekerja dan terdiri dari pekerja shift 1 dan shift 2. Program Behaviour Based Safety (BBS) menggunakan metode DOIT (Define, Observe, Intervene, Test) selama 9 minggu dengan ketentuan base-line 2 minggu, intervene 4 minggu dan follow-up 3 minggu. Objek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok yaitu experimental workers dan monitoring workers. Pengambilan data observasi menggunakan Critical Behaviour Checklist (CBC) serta penerapan surat tindak langgar sebagai bentuk intervensi dengan konsekuensi yang memberikan hasil akhir berupa reward and punishment. Hasil uji normalitas menggunakan uji statistik kolmogorov smirnov menunjukkan bahwa nilai P-value > α (0,05) untuk masing-masing jenis pekerjaan, sehingga data yang diperoleh berdistribusi normal. Hasil uji paired t-test menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku aman antara sebelum dan sesudah intervensi pada jenis pekerjaan mill spiral, endfacing dan repair kelompok experimental workers. Hasil uji t-independent menunjukkan bahwa terdapat perbedaan perilaku aman pada jenis pekerjaan mill spiral dan repair kelompok experimental workers dengan monitoring workers. Sedangkan untuk jenis pekerjaan endfacing pada kelompok experimental workers dan monitoring workers tidak menunjukkan adanya perbedaan perilaku aman. Hasil uji regresi logistik biner pada kelompok experimental workers shift 1 dan shift 2 setelah intervensi menunjukkan variabel pendidikan berpengaruh terhadap perilaku aman dan tidak aman pekerja. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel variables in the equation experimental workers setelah intervensi shift 1 dan shift 2 yang menunjukkan usia = 0,130, pendidikan = 0,033 dan lama kerja = 0,238. Nilai sig variabel pendidikan < α = 0,05 sehingga berpengaruh terhadap perilaku aman dan tidak aman pekerja. Kata Kunci : unsafe behaviour, behaviour based safety, critical behaviour checklist, surat tindak langgar 1. PENDAHULUAN PT. SPINDO Unit IV,Tbk telah menerapkan berbagai cara dalam upaya menekan angka kecelakaan kerja demi terwujudnya zero accident di lingkungan kerja. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan sertifikat ISO 9001 dan OHSAS 18001 yang telah dimiliki perusahaan, namun kasus kecelakaan masih saja terjadi hingga sekarang. Walaupun grafik kecelakaan kerja tiap tahunnya sudah menunjukkan penurunan yang cukup signifikan namun perbaikan keselamatan dan kesehatan kerja harus terus dikembangkan agar zero accident di area kerja dapat benar-benar terpenuhi. Berdasarkan beberapa penelitian, menjelaskan bahwa kecelakaan kerja banyak terjadi akibat perilaku tidak aman (unsafe behaviour) dimana angkanya mencapai 80-95% (Cooper, 1999). Penelitian lain yang dilakukan oleh DuPont Company menunjukkan bahwa kecelakaan kerja 96% disebabkan oleh unsafe behaviour dan 4% disebabkan oleh unsafe condition. Dari penelitian tersebut peneliti menyimpulkan bahwa untuk mencegah kecelakaan kerja dapat dilakukan dengan fokus mengurangi unsafe behaviour. Identifikasi unsafe behaviour dapat dilakukan dengan pendekatan berbasis perilaku yaitu Behaviour Based Safety (BBS). Pada penelitian ini peneliti membahas 5 permasalahan dengan tujuan dapat menerapkan program BBS dengan menggunakan metode DOIT, dapat menerapkan surat tindak langgar sebagai bentuk intervensi, mengetahui adanya perbedaan perilaku aman pada tahap sebelum intervensi dengan sesudah intervensi untuk kelompok experimental workers, mengetahui perbedaan perilaku aman antara kelompok experimental workers dengan kelompok monitoring workers
  • 2. Proceeding 1 𝑠𝑡 Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya dan mengetahui variabel yang paling berpengaruh terhadap safe behaviour pekerja pada saat sebelum dan sesudah intervensi untuk kelompok experimental workers. 2. METODOLOGI 2.1 Diagram Alir Mulai Identifikasi Masalah Penetapan Tujuan, Rumusan dan Manfaat Penelitian Studi Literatur 1. Konsep BBS 2. Konsep Teknik Sampling 3. Konsep Uji Statistik Studi Lapangan Survey dan Observasi Lapangan Pengambilan Data Sekunder 1. HIRA 2. Schedule kerja 3. Data jumlah pekerja objek penelitian 4. Intruksi kerja (IK) 5. Laporan statistik kecelakaan kerja 6. Layout unit produksi Penentuan Objek Penelitian 1. Menentukan Populasi dan Sampel Penelitian 2. Penentuan Variabel 3. Penentuan Kelompok Observasi - Experimental Workers - Monitoring Workers Penyusunan Critical Behaviour Checklist (CBC) Pengambilan Data Primer 1. Brainstorming 2.Pengamatan Langsung - Observasi awal (sebelum intervensi) - Intervensi (memberi perlakuan khusus) - Observasi akhir (setelah intervensi) Uji Normalitas Uji Regresi Logistik Biner Uji T-Berpasangan Uji T-Independent Analisis Hasil Uji Kesimpulan dan Saran Selesai 2.2 Teori Kecelakaan Kerja Menurut teori Heinrich kecelakaan terdiri atas lima faktor yang saling berhubungan yaitu; kondisi kerja, kelalaian manusia, tindakan tidak aman, kecelakaan dan cedera. Kelima faktor tersebut seperti kartu domino yang diberdirikan. Jika satu kartu jatuh, maka kartu tersebut akan menimpa kartu lain hingga kelimanya akan jatuh secara bersamaan. Kunci untuk mencegah kecelakaan adalah dengan menghilangkan tindakan tidak aman sebagai poin ketiga dari lima faktor penyebab kecelakaan. 2.3 Tindakan Tidak Aman Menurut Heinrich dalam Syaaf (2008), tindakan tidak aman adalah tindakan atau perbuatan dari seseorang atau beberapa orang pekerja yang memperbesar kemungkinan terjadinya kecelakaan terhadap pekerja. Tindakan tidak aman yang sering dijumpai, diantaranya adalah menjalankan yang bukan tugasnya dan gagal meberikan peringatan, menjalankan pesawat melebihi kecepatan, melepaskan alat pengaman atau membuat alat pengaman tidak berfungsi, membuat peralatan yang rusak, tidak memakai alat pelindung diri, memuat sesuatu secara berlebihan, menempatkan sesuatu tidak pada tempatnya, mengangkat berlebihan, posisi kerja yang tidak tepat, melakukan perbaikan pada waktu mesin masih berjalan, bersenda gurau, bertengkar, berada dalampengaruh alcohol/ obat-obatan. 2.4 Definisi Perilaku Perilaku adalah apa yang seseorang katakan atau lakukan yang merupakan hasil dari pikirannya, perasaannya, atau diyakininya (Geller, 2001). Faktor penentu perilaku terbagi atas 2 bagian yakni faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu karakteristik orang bersangkutan yang bersifat bawaan dan berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar. Misalnya tingkat pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi, jenis kelamin, dan sebagainya. Faktor eksternal, meliputi lingkungan sekitar, baik fisik maupun non-fisik. Misalnya iklim, manusia, sosial, budaya, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. 2.5 Total Safety Culture Total Safety Culture” dapat tercapai bilamana Setiap individu memegang keselamatan sebagai “nilai” dan bukan hanya prioritas, setiap individu bertanggung jawab untuk keselamatan baik untuk diri mereka sendiri maupun orang lain (rekan kerja), seluruh pekerja bersedia dan mampu bertindak dalam segala hal atas rasa tanggung jawab mereka sendiri, bahkan rasa tanggung jawab haruslah melampaui dari tugas yang telah diberikan (Perdue, 2000). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk dapat meningkatkan kesadaran seluruh pekerja mengenai pentingnya berbudaya atau berperilaku aman maka dibutuhkan pendekatan khusus yang melibatkan seluruh individu untuk berpartisipasi dalam mewujudkannya baik itu pemilik perusahaan, manajer, pengawas dan pekerja itu sendiri. Pendekatan yang telah teruji dan berhasil diterapkan adalah pendekatan Behaviour Based Safety (BBS). 2.6 Safe Behaviour Safe behaviour adalah sebuah prilaku yang dikaitkan langsung dengan keselamatan, misalnya pemakaian safety helmet ketika memasuki area proyek, pemakaian safety gloves ketika melakukan pekerjaan pengelasan, pemakaian kacamata keselamatan pada jenis kegiatan menggerinda, pemakaian body harness
  • 3. Proceeding 1 𝑠𝑡 Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya ketika bekerja diatas ketinggian dan berdiskusi masalah keselamatan dengan rekan kerja atau pimpinan. Menurut Suizer (1999) salah seorang praktisi behaviour safety mengemukakan bahwa para praktisi safety telah melupakan aspek utama dalam mencegah terjadinya kecelakaan kerja yaitu aspek behavioral para pekerja. Pernyataan yang dikemukakan oleh Suizer juga diperkuat oleh pendapat dari Dominic Cooper (1999), Cooper berpendapat bahwa walaupun sulit untuk di kontrol secara tepat, 80-95 persen dari seluruh kecelakaan kerja yang terjadi disebabkan oleh unsafe behaviour. 2.7 Pendekatan Behaviour Based Safety (BBS) Untuk Mengurangi Unsafe Behaviour Menurut penelitian Cooper (1999) mengidentifikasi adanya tujuh kriteria yang sangat penting bagi pelaksanaan program Behaviour Based Safety (BBS). Berikut tujuh kriteria tersebut; melibatkan partisipasi karyawan yang bersangkutan, memusatkan perhatian pada unsafe behaviour yang spesifik, didasarkan pada data hasil observasi, proses pembuatan keputusan berdasarkan data, melibatkan intervensi secara sistimatis dan observasional, menitikberatkan pada umpan balik terhadap perilaku kerja dan membutuhkan dukungan dari manajer. 2.8 Model ABC (Antecedent, Behaviour, Consequence) Menurut model ABC, perilaku dipicu oleh beberapa rangkaian peristiwa antecedent (sesuatu yang mendahului sebuah perilaku dan secara kausal terhubung dengan perilaku itu sendiri) dan diikuti oleh consequence (hasil nyata dari perilaku bagi individu) yang dapat meningkatkan atau menurunkan kemungkinan perilaku tersebut akan terulang kembali. Analisis ABC membantu dalam mengidentifikasi cara-cara untuk mengubah perilaku dengan memastikan keberadaan antecedent yang tepat dan consequence yang mendukung perilaku yang diharapkan (Fleming, M, & Lardner, 2002). 2.9 Proses DOIT (Define, Observe, Intervene, Test) E.Scott Geller (2001) menggagas empat komponen yaitu DOIT sebagai proses aplikasi pendekatan berbasis perilaku. Metode ini dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengubah perilaku pekerja dalam proses Behaviour Based Safety (BBS). DOIT memiliki makna yang berarti Define (Menetapkan objek penelitian yang akan diteliti), Observe (Mengamati/meneliti objek/pekerja selama periode pra-intervensi untuk menetapkan tujuan perubahan perilaku), Intervene (memberikan perlakuan khusus kepada objek/ pekerja yang diteliti agar dapat mengubah target perilaku ke arah yang diinginkan) dan Test (Mengukur dampak dari intervensi yang dilakukan dengan cara terus melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap perilaku). 2.10 Penentuan Waktu Penerapan Behaviour Based Safety Waktu penelitian yang paling memungkinkan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah selama 9 minggu dengan ketentuan base-line 2 minggu, intervensi 4 minggu dan follow-up 3 minggu (Li, Lu, Hse, Gray, & Huang, 2015). 2.11 Populasi dan Sampel Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian antara populasi dan sampel. Dalam penelitian kuantitatif, populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). 2.12 Teknik Sampling Menurut Sugiyono (2010) teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu probability sampling dan non probability sampling. Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel merupakan teknik probability sampling sedangkan Teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel merupakan teknik nonprobability sampling. 2.13 Uji Normalitas Konsep dasar dari uji normalitas kolmogorov smirnov adalah dengan membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi normal baku. Distribusi normal baku adalah data yang telah ditranformasikan kedalam bentuk Z-score dan diasumsikan normal. jadi sebenarnya uji kolmogorov smirnov adalah uji beda antara data yang diuji normalitasnya dengan data normal baku. 2.14 Uji Paired T-Test Uji-t berpasangan (paired t-test) adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Uji-t ini membandingkan satu kumpulan pengukuran yang kedua dari contoh yang sama. Uji ini sering digunakan untuk membandingkan skor “sebelum” dan “sesudah” percobaan untuk menentukan apakah perubahan nyata telah terjadi. Ciri-ciri yang paling sering ditemui pada
  • 4. Proceeding 1 𝑠𝑡 Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya kasus yang berpasangan adalah satu individu (objek penelitian) dikenai dua buah perlakuan yang berbeda. 2.15 Uji T-Independent Uji-t untuk sampel independent merupakan prosedur uji t untuk sampel bebas dengan membandingkan rata-rata dua kelompok kasus. Kasus yang diuji bersifat acak. Pengujian hipotesis dengan distribusi t adalah pengujian hipotesis yang menggunakan distribusi t sebagai uji statistik. 2.16 Uji Regresi Logistik Regresi logistik adalah suatu analisis regresi yang digunakan untuk menggambarkan hubungan antara variabel terikat (dependent) dengan sekumpulan variabel bebas (independent). Penggunaan analisis regresi logistik adalah karena variabel dependent bersifat dikotomi (tepat dan tidak tepat). Teknik analisis dalam mengolah data ini tidak memerlukan lagi uji normalitas dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Tidak seperti regresi linier biasa, regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan antara variabel independent dan dependent secara linier. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Metode DOIT Metode DOIT (Define, Observe, Intervene, Test) digunakan untuk mengidentifikasi dan mengubah perilaku pekerja dalam proses BBS. Pada tahap define, peneliti menentukan objek penelitian berdasarkan data kecelakaan kerja tahun 2012-2015, HIRA, schedule kerja, data jumlah pekerja objek penelitian, tata letak mesin dan penempatan area kerja serta wawancara sehingga didapatkan jenis pekerjaan mill spiral, endfacing dan repair. Pada tahap observe, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap perilaku pekerja menggunakan alat bantu yaitu Critical Behaviour Checklist (CBC). Pengamatan yang dilakukan peneliti terbagi menjadi dua tahap yaitu observasi awal (sebelum intervensi) dan observasi akhir (sesudah intervensi). Observasi dilakukan selama 4 minggu (2 minggu observasi awal dan 2 minggu observasi akhir). Pengamatan dilakukan sebanyak 3 kali dalam satu minggu. Lama waktu pengamatan untuk satu harinya adalah 3 jam pada pukul 08.00–11.00 WIB untuk shift pagi dan pukul 19.00-22.00 WIB untuk shift malam. Pada tahap intervensi, peneliti melakukan penerapan surat tindak langgar selama 4 minggu untuk memperoleh hasil akhir berupa reward and punishment. Untuk tahapan test¸ peneliti menggunakan uji statistik berupa uji normalitas data kolmogorov smirnov, uji paired t-test, uji t- independent dan uji regresi logistik biner dengan 3 variabel independent (usia, pendidikan, lama kerja) dan 1 variabel dependen (perilaku aman dan tidak aman pekerja). 3.2 Cara Kerja Surat Tindak Langgar Sebagai Bentuk Intervensi Surat tindak langgar digunakan peneliti sebagai alat untuk dapat menentukan konsekuensi yang akan diterima pekerja apabila pekerja yang diberikan intervensi melakukan pelanggaran. Menurut Friend dan Kohn (2007) terdapat 5 langkah dalam pengamatan yang diterapkan peneliti dalam memberikan intervensi. Kelima langkah tersebut yaitu menentukan, berhenti, memantau/analisa, bertindak, melaporkan. 3.3 Uji Normalitas Data Tabel 1. Uji Normalitas Observasi Awal Experimental Workers Jenis Pekerjaan Shift Kerja Kolmogorov Smirnov P- Value Mill Spiral 1 1.084 0.191 2 1.033 0.236 Endfacing 1 0.324 1.000 2 0.440 0.990 Repair 1 0.623 0.832 2 0.626 0.828 Tabel 2. Uji Normalitas Observasi Awal Monitoring Workers Jenis Pekerjaan Shift Kerja Kolmogorov Smirnov P- Value Mill Spiral 1 0.908 0.382 2 0.892 0.404 Endfacing 1 0.420 0.994 2 0.301 1.000 Repair 1 0.988 0.283 2 0.817 0.517 Tabel 3. Uji Normalitas Observasi Akhir Experimental Workers Jenis Pekerjaan Shift Kerja Kolmogorov Smirnov P- Value Mill Spiral 1 0.432 0.992 2 0.460 0.984 Endfacing 1 0.727 0.666 2 0.384 0.999 Repair 1 0.871 0.433 2 0.871 0.433 Tabel 4. Uji Normalitas Observasi Akhir Monitoring Workers Jenis Pekerjaan Shift Kerja Kolmogorov Smirnov P- Value Mill Spiral 1 1.035 0.235 2 1.141 0.148 Endfacing 1 0.500 0.964 2 0.429 0.993 Repair 1 0.749 0.629 2 0.843 0.476 Pada tabel 1 – 4 menunjukkan bahwa jenis pekerjaan mill spiral, endfacing, repair untuk kelompok experimental workers dan monitoring workers shift 1 dan shift 2 baik sebelum intervensi maupun setelah intervensi menunjukkan sebaran data berdistribusi normal. Hal tersebut terlihat dari nilai P-value > (α = 0,05).
  • 5. Proceeding 1 𝑠𝑡 Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 3.4 Uji Paired T-Test Tabel 5. Paired T-test Experimental Workers Shift 1 Mean N St.Dev T P- Value Pair 1 72.8125 16 5.43373 -16.959 0.000 85.9375 16 4.67336 Pair 2 72.5 4 9.9536 -5.000 0.015 85 4 5.7735 Pair 3 66.9444 12 8.34343 -9.753 0.000 84.4444 12 5.3811 Tabel 6. Paired T-test Experimental Workers Shift 2 Mean N St.Dev T P-Value Pair 1 67.9167 16 7.00529 -13.964 0.000 84.1667 16 4.5542 Pair 2 67.5 4 11.0135 -4.899 0.016 80.8333 4 5.69275 Pair 3 61.1111 12 9.46374 -9.950 0.000 81.1111 12 5.3811 Pada tabel 5 dan tabel 6 menunjukkan bahwa nilai P-value pada masing-masing jenis pekerjaan antara sebelum dengan sesudah intervensi menunjukkan nilai P-value < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tolak H0 yang berarti terdapat perbedaan persentase perilaku aman pada kelompok experimental workers antara sebelum intervensi dengan sesudah intervensi. Perbedaan perilaku aman antara sebelum dan sesudah intervensi dikarenakan terdapat penerapan intervensi yang telah dilakukan peneliti sehingga memotivasi pekerja untuk berperilaku aman. Bentuk intervensi yang diberikan adalah surat tindak langgar. 3.6 Uji T-Independet Tabel 7. Uji T-Independent Pekerja Mill Spiral Kelompok N Mean T P- Value Observasi Akhir Mill Spiral Shift 1 Experimental Workers 16 85.9375 5.256 0.000 Monitoring Workers 16 75.5208 Observasi Akhir Mill Spiral Shift 2 Experimental Workers 16 84.1669 5.928 0.000 Monitoring Workers 16 73.1250 Tabel 8. Uji T-Independent Pekerja Endfacing Kelompok N Mean T P- Value Observasi Akhir Endfacing Shift 1 Experimental Workers 4 85.0025 1.667 0.147 Monitoring Workers 4 76.6667 Observasi Akhir Endfacing Shift 2 Experimental Workers 4 80.8325 1.746 0.131 Monitoring Workers 4 71.6667 Tabel 9. Uji T-Independent Pekerja Repair Kelompok N Mean T P- Value Observasi Akhir Repair Shift 1 Experimental Workers 12 84.4442 4.214 0.000 Monitoring Workers 12 75.0000 Observasi Akhir Repair Shift 2 Experimental Workers 12 81.1100 4.401 0.000 Monitoring Workers 12 71.1111 Pada tabel 6-9 menunjukkan bahwa dari 3 jenis pekerjaan yang diteliti, hanya pekerja endfacing kelompok experimental workers dan monitoring workers yang tidak ada perbedaan perilaku aman. Hal tersebut terlihat dari nilai P- value > α (0,05) sehingga H0 diterima. Hal tersebut dapat terjadi dikarenakan jumlah sampel pada jenis pekerjaan endfacing kurang mewakili dari populasi yang ada. Terbukti hanya berjumlah 4 orang pekerja endfacing dalam kelompok experimental workers dan 4 orang pekerja endfacing dalam kelompok monitoring workers. Walaupun data yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan dari tiap individunya akan tetapi bila jumlah sampel yang diuji sedikit, akan berpengaruh terhadap hasil dari uji t-independent yang diberikan. Selain itu, bila dilihat dari data observasi akhir pada jenis pekerjaan endfacing, persentase perilaku aman yang dihasilkan dari tiap individu untuk kelompok experimental workers dan kelompok monitoring workers tidak menunjukkan perbedaan yang terlalu signifikan. 3.7 Uji Regresi Logistik Tabel 10. Variables In The Equation Experimental Workers Setelah Intervensi Shift Kerja 1 B S.E. Wald Df Sig. Step 1a Usia -2.113 1.395 2.296 1 0.130 Pendidikan 3.000 1.405 4.559 1 0.033 Lama Kerja 2.194 1.858 1.394 1 0.238 Constant -1.701 4.551 0.140 1 0.708 Tabel 11. Variables In The Equation Experimental Workers Setelah Intervensi Shift Kerja 2 B S.E. Wald Df Sig. Step 1a Usia -2.113 1.395 2.296 1 0.130 Pendidikan 3.000 1.405 4.559 1 0.033 Lama Kerja 2.194 1.858 1.394 1 0.238 Constant -1.701 4.551 0.140 1 0.708 Pada tabel 10 dan tabel 11 menunjukkan signifikansi dari masing-masing variabel dari model regresi logistik. Berdasarkan tabel 4.68 diketahui bahwa nilai signifikansi (P-value) dari variabel usia sebesar 0,130, variabel lama kerja sebesar 0,238, kedua nilai tersebut lebih besar dari = 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel usia dan lama kerja tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku aman dan tidak aman pekerja. Sedangkan untuk variabel pendidikan pekerja nilai signifikansinya adalah sebesar 0,033 nilai tersebut lebih kecil dari =
  • 6. Proceeding 1 𝑠𝑡 Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel pendidikan berpengaruh signifikan terhadap perilaku aman dan tidak aman pekerja. faktor pendidikan juga mempengaruhi kemampuan tiap pekerja dalam beradaptasi. Hal itu terlihat dari kemampuan tiap pekerja yang berbeda dalam menyesuaikan diri terhadap inovasi baru berupa (intervensi) yang diberikan. Kemampuan tiap individu yang dimaksud dapat terlihat dari tingkat pendidikan yang berbeda antar tiap pekerjanya. Pendapat yang dikemukakan oleh peneliti sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Helda (2007) dalam Faris & Harianto (2014) yang menyatakan bahwa pendidikan seorang tenaga kerja mempengaruhi cara berpikir dalam menghadapi pekerjaannya, termasuk cara pencegahan kecelakaan maupun menghindari kecelakaan saat ia melakukan pekerjaannya. Tingkat pendidikan merupakan faktor predisposisi seseorang dalam berperilaku. Pendidikan merupakan faktor yang mendasar untuk memotivasi terhadap perilaku atau memberikan referensi pribadi dalam pengalaman belajar seseorang. Jadi tingkat pendidikan seseorang menentukan luasnya pengetahuan serta bagaimana seseorang tersebut bersikap dan berperilaku. Seseorang yang berpendidikan rendah akan susah untuk menyerap suatu inovasi baru sehingga akan mempersulit dalam mencapai perubahan seperti yang diharapkan. Selain itu, bentuk dukungan dari pihak manajemen dirasa juga berpengaruh terhadap perilaku pekerja ditempat kerja. Bentuk dukungan dari pihak manajemen dalam penelitian ini adalah memberikan intervensi dengan konsekuensi berupa reward and punishment. Frekuensi suatu perilaku dapat meningkat atau menurun dengan menetapkan konsekuensi yang mengikuti perilaku tersebut (Fleming, M, & Lardner, 2002). Dengan adanya intervensi, diharapkan mampu menciptakan lingkungan kerja yang lebih kondusif. lingkungan kerja yang lebih kondusif diharapkan akan meningkatkan motivasi dalam bekerja di tempat kerja (Andi, dkk, 2005). 4. KESIMPULAN Dari hasil pengolahan dan analisa yang telah dilakukan, maka dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1. Metode DOIT memiliki makna yang berarti Define (Menetapkan objek penelitian), Observe (Mengamati/meneliti objek/pekerja selama periode pra-intervensi untuk menetapkan tujuan perubahan perilaku), Intervene (memberikan perlakuan khusus kepada objek/ pekerja yang diteliti agar dapat mengubah target perilaku ke arah yang diinginkan) dan Test (Mengukur dampak dari intervensi yang dilakukan dengan cara terus melakukan pengamatan dan pencatatan terhadap perilaku). 2. Terdapat 5 langkah pengamatan yang diterapkan peneliti dalam memberikan intervensi menggunakan surat tindak langgar. Kelima langkah tersebut yaitu menentukan, berhenti, memantau/analisa, bertindak, melaporkan. 3 Hasil uji t-berpasangan pada kelompok experimental workers nilai P-value < α (0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa tolak H0 yang berarti terdapat perbedaan persentase perilaku aman pada kelompok experimental workers antara sebelum intervensi dengan sesudah intervensi. 4. Hasil uji t-independent menunjukkan dari 3 jenis pekerjaan yang diteliti, hanya pekerja endfacing kelompok experimental workers dan monitoring workers yang tidak ada perbedaan perilaku aman. Hal tersebut terlihat dari nilai P-value > α (0,05) sehingga H0 diterima. 5. Hasil uji regresi logistik biner pada kelompok experimental workers shift 1 setelah intervensi menunjukkan nilai signifikansi untuk varaibel umur, pendidikan, lama kerja adalah 0,130; 0,033; 0,238 dan untuk shift 2 adalah 0,130; 0,033; 0,238. Hal ini menunjukkan bahwa dari ketiga variabel bebas hanya variabel pendidikan yang berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat dengan nilai signifikansi (P-value) < α (0,05). 5. UCAPAN TERIMA KASIH Terselesaikannya Tugas Akhir ini tentunya tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, baik itu bantuan materi maupun moril. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : 1. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan materi, motivasi, kasih sayang, do’a, dan nasehat hidup bagi penulis. 2. Ibu Wiediartini, S.E., M.T., selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyelesaian jurnal tugas akhir. 3. Ibu Binti Mualifatul R, S.Si., M.Si., selaku dosen pembimbing 2 yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan selama penyelesaian jurnal tugas akhir. 4. Seluruh staff pengajar dan karyawan PPNS atas bantuan, wawasan, serta ilmu bermanfaat yang telah diberikan selama menempuh pendidikan di kampus ini. 5. Senior Teknik K3 yang mau berbagi pengalaman dan dukungan dalam pengerjaan jurnal tugas akhir. 6. Teman-teman seperjuangan Teknik K3 angkatan tahun 2012 yang telah memberikan motivasi, warna kehidupan, dan kebersamaan. 7. Keluarga besar Teknik K3.
  • 7. Proceeding 1 𝑠𝑡 Conference of Safety Engineering and its Application ISBN No. Program Studi D4 Teknik Keselamatan dan Kesehatan Kerja Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya 6. PUSTAKA 1. Cooper, M. (1999). What is Behavioural Safety? http://www.behaviouralsafety.com. 2. Copper, et al. 2004. Exploratory Analysis Of The Safety Climate and Safety Behaviour Relationship. Journal of Safety Research: 35 (2004) 497-512. 3. E, B., Jr, F., & L, G. (1985). Practical Loss Control Leadership. International Loss Control Institute. 4. Faris, I. A., & Harianto, F. (2014). Pengaruh Perilaku Tenaga Kerja dan Lingkungan Kerja yang Dimoderasi Faktor Pengalaman Kerja dan Tingkat Pendidikan Terhadap Kecelakaan Kerja Konstruksi di Surabaya. Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia (pp. ISBN 978-979-99327-9-2). Surabaya: Seminar Nasional X – 2014 Teknik Sipil Its Surabaya. 5. Fleming, M, & Lardner. (2002). Strategies to Promote Safe Behaviour as Part of a Health and Safety Management System. Norwich : Health and Safety Executive www.hse.gov.uk/research/crr_pdf/2002/crr02 430.pdf (sitasi tanggal 20 november 2015). 6. Friend, M.A. dan Kohn, J.P., 2007. Fundamental of Occupational Safety and Health. Fourth Edition. Government Institutes. Lanham, Maryland. Toronto. 7. Geller, E. S. (2001). Behaviour based safety in industry: realizing the large scale potential of psychology to promote human welfare. Applied and Preventive Psychology 10, 87- 105. 8. Li, H., Lu, M., Hse, S.-C., Gray, M., & Huang, T. (2015). Proactive Behaviour Based Safety Management For Construction Safety. Safety Science 75, 107 - 117. 9. M.Al-Asfoor,May dan M.Al-Hemound Ali (2006). A behavior based safety approach at a Kuwait research institution. Journal of safety research, 201-206. 10. Perdue, S. (2000). Beyond observation and feedback: integrating behavioural safety principles into other safety management system.Proceedings of the 2000 American Society of Profesional Engineers (ASSE) Conference and Explosition. 11. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Panelitian. Bandung: Alfabeta. 12. Suizer, A. B. (1999). Safe Behaviour; Fewer Injuries. www.behaviour.org. 13. Syaaf, 2008. Analisis Perilaku Berisiko (At Risk Behaviour) Pada Pekerja Pengelasan di Kota X Tahun 2008. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.