1. ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
pertolonganNya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Melalui makalah ini,
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing yang turut membantu
terselesainya makalah ini.
Dalam Makalah ini kami membahas tentang Administrasi Pendidikan. Makalah
ini akan menjelaskan seluas-luasnya mengenai Administrasi Pendidikan yang kami
rangkum dari berbagi sumber baik melalui buku penunjang maupun dari sumber-
sumber lainnya.
Dalam kesempatan ini, penulis menghaturkan terimakasih yang dalam kepada
semua pihak yang telah membantu menyumbangkan ide dan pikiran mereka demi
terwujudnya makalah ini. Akhirnya saran dan kritik pembaca yang dimaksud untuk
mewujudkan kesempurnaan makalah ini penulis sangat hargai.
Untuk itu semoga makalah yang Kami buat ini dapat menjadi dasar dan acuan
agar kita menjadi lebih kreatif lagi dalam membuat suatu laporan atau makalah.
2. iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................ ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
A. Latar Belakang Perlunya Administrasi Pendidikaan............................................ 1
B. Pengertian Administrasi Pendidikan.................................................................... 1
C. Fungsi Administrasi Pendidikan........................................................................... 4
D. Tujuan Administrasi Pendidikan........................................................................... 7
E. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan.............................................. 8
F. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan...................................................... 8
G. Administrasi Kurikulum ........................................................................................ 9
H. Komponen-komponen Kurikulum......................................................................... 10
I. Pelaksanaan Kurikulum.......................................................................................... 11
PENUTUP.................................................................................................................. 14
3. 1
A. Latar Belakang Perlunya AdministrasiPendidikaan
Administrasi pendidikan mmerupakan sub sistem dari sistem pendidikan di
sekolah yang bertujuan menunjang pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan
efisien. Komponen utama dalam sistem pendidikan yang memegang peranan penting
dalam pencapaian tujuan pendidikan adalah guru. Oleh karena itu, guru juga
mempunyai peranan penting untuk melaksanakan fungsi administrasi seperti melakukan
perencanaan program-program sekolah, perencanaan kemajuan sekolah, perencanaan
sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan, perencanaan hubungan sekolah
denga masyarakat. Setiap kegiatan di sekolah perlu pengaturan dan penataan untuk
itulah administrasi pendidikan diperlukan.1
B. Pengertian Administrasi Pendidikan
Gie (1992) mengemukakan administrasi berasal dari bahasa
latin ad dan ministrate yang artinya melayani, membantu, menunjang, pencapaian
tujuan sehingga bebar-benar tercapai. Jadi administrasi menurut Gie (1992) adalah
segenap rangkaian kegiatan penataan terhadap pekerjaan pokok yang dilakukan oleh
sekelompok orang dalam kerjasama mencapai tujuan tertentu. Selanjutnya Siagian
(1986) medifinisikan administrasi sebagai keseluruhan proses kerjasama antaraa dua
orang atau lebih yang didasarkan atas rasional tertentu untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Nurhadi (1983) mengartikan administrasi sebagai suatu
kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama
sekelompok manusia yang tergabung dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan
bersama yang telah ditetapkan sebelumnya secara efektif dan efisien.
Pengertian administrasi pendidikan ditinjau dari berbagai aspek. Pertama,
administrasi pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan
pendidikan. Seperti kita ketahui, tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang
sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat
pengertian pendidikan yang dimaksud. Tujuan pendidikan dalam satu jam pelajaran di
kelas satu sekolah menengah pertama, misalnya, lebih mudah dirumuskan dan dicapai
dibandingkan dengan tujuan pendidikan luar sekolah untuk orang dewasa, atau tujuan
1 Syahril, dkk, 2009. Profesi Kependidikan, Padang:UNP Press
4. 2
pendidikan nasional. Jika tujuan itu kompleks, maka cara mencapai tujuan itu juga
kompleks, dan seringkali tujuan yang demikian itu tidak dapat dicapai oleh satu orang
saja, tetapi harus melalui kerja sama dengan orang lain, dengan segala aspek
kerumitannya.
Kedua, administrasi pendidikan mengandung pengertian proses untuk mencapai
tujuan pendidikan. Proses itu dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pemanduan, dan penilaian. Perencanaan meliputi kegiatan menetapkan apa yang ingin
dicapai, bagaimana mencapainya, berapa lama, berapa orang yang diperlukan dan
berapa banyak biaya. Perencanaan ini dibuat sebelum suatu tindakan dilaksanakan.
Ketiga, administrasi pendidikan dapat dilihat dengan kerangka berpikir sistem.
Sistem adalah keseluruhan yang terdiri dari bagian-bagian dan bagian-bagian itu
berinteraksi dalam sautu proses untuk mengubah masukan menjadi keluaran.
Dalam melihat sekolah sebagai sistem kita harus melihat (a) Masukannya,yaitu
bahan mentah yang berasal dari luar sistem yang akan diolah oleh sistem;dalam sistem
sekolah dasar masukan ini adalah anak-anak yang masuk sekolah dasar itu,(b)
prosesnya,yaitu kegiatan sekolah beserta aparatnya untuk mengolah masukan menjadi
keluaran. Contoh proses itu disekolah dasar adalah proses belajar mengajar,bimbingan
kepada murid,kegiatan pramuka,palang merah remaja,dan sebagainya. Untuk
melaksanakan proses ini disekolah haris ada sumber,baik tenaga,sarana,dan
prasarana,uang maupun waktu. Sumber ini seringkali dinamakan masukan
instrumental,dan c) keluaran,yaitu masukan yang telah diolah melalui proses tertentu.
Dalam hal ini berupa lulusan.
5. 3
Mutu lulusan akan tergantung kepada mutu masukan,masukan instrumental,dan
prises itu sendiri. Dengan demikian kemampuan awal murid,latar belakang murid,dan
keadaan orang tua murid sebagai masukan mentah. Mutu juga sangat bergantung pada
mutu guru,mutu sarana dan prasarana,mutu dan iklim kerjasama antar guru dengan
murid,guru dengan guru,serta guru dengan kepala sekolah,sebagai masukan
instrumental. Kesemua ini sangat menentukan kualitas sebuah lulusan.
Keempat, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi manajemen. Jika
administrasi dilihat dari sudut ini, perhatian tertuju kepada usaha untuk melihat apakah
pemanfaatan sumber-sumber yang ada dalam mencapai tujuan pendidikan sudah
mencapai sasaran yang ditetapkan dan apakah dalam pencapain tujuan itu tidak terjadi
pemborosan. Sumber yang dimaksud dapat berupa sumber manusia, uang, sarana, dan
prasarana maupun waktu.
Kelima, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi kepemimpinan. Yaitu
proses untuk mempengaruhi dan menggerakkan orang lain untuk bekerja lebih giat
kearah pencapaian tujuan.
Keenam, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari proses pengambilan
keputusan. Kita tahu bahwa melakukan kerja sama dan memimpin kegiatan sekelompok
orang bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap kali, administrator dihadapkan kepada
bermacam-macam masalah, dan ia harus memecahkan masalah itu.
Ketujuh, administrasi pendidikan juga dapat dilihat dari segi komunikasi.
Komunikasi dapat diartikan secara sederhana sebagai usaha untuk membuat orang lain
mengerti apa yang kita maksudkan dan kita juga mengerti apa yang dimaksudkan orang
lain itu.
Kedelapan, administrasi seringkali diartikan dalam pengertian yang sempit yaitu
kegaitan ketatausahaan yang intinya dalah kegiatan rutin catat-mencatat,
6. 4
mendokumentasikan kegiatan, menyelenggarakan surat-menyurat dengan segala aspeknya, serta mempersiapkan laporan.2
C. Fungsi Administrasi Pendidikan
Paparan tentang fungsi administrasi pendidikan terutama dalam konteks sekolah perlu dimulai dari tinjauan tentang tujuan
pendidikan. Hal ini disebabkan oleh adanya prinsip bahwa pada dasarnya kegiatan amdinistrasi pendidikan dimaksudkan untuk
pencapaian tujuan pendidikan itu. Tujuan itu dicapai dengan melalui serangkaian usaha, mulai dari perencanaan sampai
melaksanakan evaluasi terhadap usaha tersebut. Pada dasarnya fungsi administrasi merupakan proses pencapaian tujuan melalui
serangkaian usaha itu (Longenecker, 1964). Oleh karena itu, fungsi administrasi pendidikan dibicarakan sebagai serangkaian proses
kerja sama untuk mencapai tujuan pendidikan itu.3
1. Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan perlu dibicarakan di sini karena alasan sebagai berikut: a). tujuan pendidikan merupakan jabaran dari tujuan
pendidikan nasional. Oleh karena itu, pemahaman tentang hubungan keduanya perlu dilakukan. b), tujuan pendidikan merupakan titik
berangkat administrasi pendidikan pada jenjang sekolah, dan c), tujuan pendidikan itu juga merupakan tolak ukur keberhasilan
kegiatan administrasi pendidikan di jenjang pendidikan itu.
2. Proses sebagai fungsi administrasi pendidikan
Agar kegiatan dalam komponen administrasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan mencapai tujuan, kegiatan tersebut
harus dikelola melalui sesuatu tahapan proses yang merupakan daur (siklus), mulai dari perencanaan, pengorganisassi, pengarahan,
pengkoordinasian, pembiayaan, pemantauan, dan penilaian seperti telah disinggung secara garis besar pada bagian terdahulu.
2 Soetopo Hendyt dan Wasty Soemanto, Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Usaha Nasional,1982),h. 32.
3 Daryanto. 2001. Aministrasi Pendidikan. Jakarta:Rineka Cipta
7. 5
Fungsi Administrasi Pendidikan
Perencanaan Pengorganisasian Pengarahan Pengkoordinasian Pembiayaan Penilaian
pemilihan dari
sejumlah
alternatif tentang
penetapan
prosedur
pencapaian
keseluruhan
proses untuk
memilih dan
memilah orang-
orang (guru dan
personal sekolah
lainya) serta
mengalokasikan
prasarana dan
saran
suatu usaha
untuk menjaga
agar apa yang
telah
direncanakan
dapat berjalan
seperti yang
dikehendaki
sebagai usaha
untuk
menyatupadukan
kegiatan dari
berbagai individu
kegiatan
mendapatkan
biaya serta
mengelola
anggaran
pendapatan dan
belanja
pendidikan
menengah
seberapa jauh tujuan
yang telah ditetapkan
tercapai, serta
mengetahui kekuatan
dan kelemahan
program yang
dilaksanakan
Di bawah ini akan diuraikan proses tersebut lebih rinci.
a. Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan dari sejumlah alternatif tentang penetapan prosedur pencapaian, serta perkiraan sumber
yang dapat disediakan untuk mencapai tujuan tersebut. Yang dimaksud dengan sumber meliputi sumber manusia, material,
uang, dan waktu. Dalam perencanaan, kita mengenal beberapa tahap, yaitu tahap, a). identifikasi masalah, b) perumusan
masalah, c). penetapan tujuan, d). identifikasi alternatif, e). pemilihan alternatif, dan f). elaborasi alternatif.
b. Pengorganisasian
Pengorganisasian di sekolah dapat didefinisikan sebagai keseluruhan proses untuk memilih dan memilah orang-orang
(guru dan personal sekolah lainya) serta mengalokasikan prasarana dan sarana untuk menunjang tugas orang-orang itu dalam
8. 6
rangka mencapai tujuan sekolah. Termasuk di dalam kegiatan pengorganisasian adalah penetapan tugas, tanggung jawab, dan
wewenang orang-orang tersebut serta mekanisme kerjanya sehingga dapat menjadi tercapainya tujuan sekolah itu.
c. Pengarahan
Pengarahan diartikan sebagai suatu usaha untuk menjaga agar apa yang telah direncanakan dapat berjalan seperti
yang dikehendaki. Suharsimi Arikunto (1988) memberikan definisi pengarahan sebagai penjelasan, petunjuk, serta
pertimbangan dan bimbingan terhadap pra petugas yang terlibat, baik secara struktural maupun fungsional agar pelaksanaan
tugas dapat berjalan dengan lancar.
9. 7
d. Pengkoordinasian
Pengkoordinasian di sekolah diartikan sebagai usaha untuk menyatupadukan
kegiatan dari berbagai individu atau unit di sekolah agar kegiatan mereka berjalan
selaras dengan anggota atau unit lainnya dalam usaha mencapai tujuan sekolah.
e. Pembiayaan
Pembiayaan sekolah adalah kegiatan mendapatkan biaya serta mengelola
anggaran pendapatan dan belanja pendidikan menengah. Kegiatan ini dimulai dari
perencanaan biaya, usaha untuk mendapatkan dana yang mendukung rencana itu,
penggunaan, serta pengawasan penggunaan anggaran tersebut.
f. Penilaian
Dalam waktu-waktu tertentu, sekolah, pada umumnya atau anggota
organisasi seperti guru, kepala sekolah, dan murid pada khususnya harus
melakukan penilaian tentang seberapa jauh tujuan yang telah ditetapkan tercapai,
serta mengetahui kekuatan dan kelemahan program yang dilaksanakan. Secara
lebih rinci maksud penilaian adalah untuk: a) memperoleh dasar bagi
pertimbangan apakah pada akhir suatu periode kerja pekerjaan tersebut berhasil,
b). menjamin cara bekerja yang efektif dan efisien, c). memperoleh fakta-fakta
tentang kesurakan-kesukaran dan untuk menghidarkan situasi yang dapat
merusak, serta d). memajukan kesanggupan para guru dan orang tua murid dalam
mengembangkan organisasi sekolah.
D. Tujuan Administrasi Pendidikan
Tujuan administrasi pendidikan adalah meningkatkan efisiensi dan efektivitas
penyelnggaraan operasional pendidikan dalam mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan administrasi pendidikan di sekolah dapat dibedakan:
a. Tujuan jangka pendek
Agar tersusun dan terlaksanaanya suatu sistem pengelolaan instrumental
dari proses pendidikan guna mencapai hal-hal yang menjadi tujuan dari
pelaksanaan pendidikan di sekolah secara efektif dan efisien dan menunjang
tercapainya pendidikan di sekolah.
b. Tujuan jangka menengah
10. 8
Menunjang tercapainya tujuan institusional masing-masing jenis dan jenjang
pendidikan seperti digariskan oleh kurikulum.
c. Tujuan jangka panjang
Untuk menunjang tecapainya tujuan pendidikan nasional seperti yang
digariskan dalam undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem
pendidikan.4
E. Lingkup Bidang Garapan Administrasi Pendidikan
Dari uraian di atas, tampak bahwa administrasi pendidikan pada pokoknya adalah
semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang,
mengadakan, dan memanfaatkan sumber-sumber (manusia, uang, peralatan, dan waktu).
Tujuan pendidikan memberikan arah kegaitan serta kriteria keberhasilan kegiatan itu.
o Bidang administrasi material: kegiatan administrasi yang menyangkut bidang-bidang
materi. Seperti: ketatausahaan sekolah, administrasi keuangan, alat-alat perlengkapan.
o Bidang administrasi personal, yang mencakup di dalamnya persoalan guru dan
pegawai sekolah dan sebagainya.
o Bidang administrasi kurikulum, yang mencakup didalamnya pelaksanaan kurikulum,
pembinaan kurikulum, penyusunan silabus, perisapan harian, dan sebagainya.5
F. Peranan Guru dalam Administrasi Pendidikan
Tugas utama guru yaitu mengelola proses belajar-mengajar dalam suatu
lingkungan tertentu, yaitu sekolah. Sekolah merupakan subsistem pendidikan nasional
dan di samping sekolah, sistem pendidikan nasional itu juga mempunyai komponen-
komponen lainnya. Guru harus memahami apa yang terjadi dilingkungan kerjanya.6
Di sekolah guru berada dalam kegiatan administrasi sekolah, sekolah
melaksanakan kegiatannya untuk menghasilkan lulusan yang jumlah serta mutunya
telah ditetapkan. Dalam lingkup administrasi sekolah itu peranan guru amat penting.
Dalam menetapkan kebijaksanaan dan melaksanakan proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, pembiayaan dan penilaian kegiatan
kurikulum, kesiswaan, sarana dan prasarana, personalia sekolah, keuangan dan
4 Daryanto, Administrasi Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2001).h. 26.
5 Soetopo Hendyat dan Wasty Soemanto,1982. Pengatar Operasional Administrasi Pendidikan, Surabaya:
Usaha Nasional.
6 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, (Jakarta:Rineka Cipta,2004).H.119.
11. 9
hubungan sekolah-masyarakat, guru harus aktif memberikan sumbangan, baik pikiran
maupun tenaganya. Administrasi sekolah adalah pekerjaan yang sifatnya kolaboratif,
artinya pekerjaan yang didasarkan atas kerja sama, dan bukan bersifat individual. Oleh
karena itu, semua personel sekolah termasuk guru harus terlibat.7
G. Administrasi Kurikulum
Kurikulum merupakan panutan dalam penyelenggaraan proses belajar-mengajar
(selanjutnya disingkat PBM) di sekolah. Kualitas keluaran proses pendidikan antara lain
ditentukan oleh kurikulum dan efektivitas pelaksanaannya. Kurikulum itu harus sesuai
dengan filsafat dan cita-cita bangsa,perkembangan siswa,perkembangan ilmu dan
teknologi,serta kemajuan dan tuntutan masyarakat terhadap kualitas lulusan lembaga
pendidikan itu.
Pemahaman tentang konsep dasar pengelolaan kurikulum merupakan hal penting
bagi guru. Teori dan praktek pengembangan kurikulum yang dibicarakan dalam
administrasi pendidikan,berkenaan dengan pertanyaan bagaimana mengorganisasikan
sumber-sumber yang ada disekolah sehingga pengembangan kurikulum itu dapat
mencapai efektivitas dan efisiensi yang tinggi. Kurikulum adalah seperangkat bahan
pengalaman belajar siswa dengan segala pedoman pelaksanaannya yang tersusun secara
sistematik dan dipedomani oleh sekolah dalam kegiatan mendidik siswanya.
Perencanaan kurikulum sekolah oleh departemen Pendidikan dan Kebudayaan Tingkat
Pusat biasanya meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Penyusunan Kurikulum dan kelengkapan pedoman yang terdiri dari:
a. Ketentuan-ketentuan pokok
b. Garis-garis besar program pengajaran
c. Pedoman pelaksanaan kurikulum
2. Pedoman-pedoman teknis pelaksanaan kurikulum lainnya,antara lain pedoman
penyusunan dan kalender pendidikan,pedoman penyusunan program
pengajaran,pedoman penyusunan program pengajaran,pembagian tugas guru,dan
penyusunan jadwal pelajaran.
7 Soetjipto dan Raflis Koasai,2004. Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta.
12. 10
H. Komponen-komponen Kurikulum
a. Tujuan Institusional Sekolah
Tujuan institusional pendidikan suatu sekolah dijabarkan dari tujuan pendidikan
nasional. Didalam UUD 1945 Pasal 31 Ayat 2,disebutkan bahwa :”Pemerintah
mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran nasional,yang diatur
dengan undang-undang.”Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
1989,merupakan undang-undang yang dimaksud dalam UUD 1945 itu. Didalam UU
Nomor 2 Tahun 1989 itu disebutkan baha tujuan nasional pendidikan adalah
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya
,yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi
pekerti luhur,memiliki pengetahuan dan keterampilan,sehat jasmani dan
rohani,memiliki kepribadiannyang mantap dan mandiri,serta mempunyai rasa tanggung
jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.Tujuan nasional tersebut dijabarkan dalam
tujuan institusional,yaitu tujuan untuk setiap jenjang pendidikan. Peraturan pemerintah
Nomor 29 Tahun 1990 adalah peraturan yang mengatur institusi pendidikan.8
b. Struktur Program Kurikulum
1) Program Inti
Didalam menjalankan program inti di SMU,misalnya disebutkan bahwa susunan
program inti atas 15 jenis mata pelajaran yang masing-masing mempunyai jumlah bobot
yang berbeda,sesuai dengan fungsinya dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.
Bobot ini berkisar antara empat sampai 18 jam pelajaran.
2) Program Khusus
Program Khusus terdiri dari program A dan program B. Program A terdiri dari
A1(Fisika),A2 (Biologi),A3 (Ilmu Sosial),dan A4 (Pengetahuan Budaya), program A ni
dimulai pada semester ketiga. Program B dikembangkan untuk mempersiapkan siswa
terjun kemasyarakat. Oleh karena itu bidang-bidangnya disesuaikan dengan bidang yang
langsung berkaitan dengan kehidupan masyarakat,seperti kehutanan,jasa,kesejahteraan
keluarga,dan sebagainya.
c. Garis-garis Besar Program Pengajaran
8 Mu’in, Juhri Abdul. 2009. Landasan dan Wawasan Pendidikan.Metro: Lemlit UM Metro Press..
13. 11
GBPP adalah salah satu komponen dari perangkat kurikulum yang merupakan
pedoman bagi guru dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari dalam bidang pengajaran
disekolah. GBPP terdiri dari unsur-unsur 1.tujuan kurikuler,2.tujuan instruksional
umum,3.bahan pengajaran (pokok bahasan,sub pokok bahasan,dan uraian),4.program
(kelas,semester,alokasi waktu),5.metode,6.sarana/sumber,dan 7.penilaian.
I. Pelaksanaan Kurikulum
a. Penyusunan dan Pengembangan Satuan Pengajaran
Satuan pengajaran adalah suatu bentuk persiapan menajar secara mendeatail per
pokok bahasan yang disusun secara sistematik berdasarkan GBPP yang telah ada untuk
suatu mata pelajaran tertentu.pengembangan satuan pengajaran inin dimulai dari
pengembangan pengajaran dalam satuan semester. Tujuan penyusunan program
pengajaran antara lain menjabarkan bahan pengajaran yang akan disajikan guru dalam
proses belajar mengajar serta mengarahkan tugas yang harus ditempuh oleh guru agar
pengajaran dapat terlaksana secara bertahap dengan tepat. Fungsi program pengajaran
semester adalah sebagai pedoman penyelenggaraan pengajaran selama satu semester
dan sebagai bahan dalam pembinaan guru yang dilakukan oleh kepala sekolah dan atau
pengawas sekolah.
b. Prosedur Penyusunan Satuan Pengajaran
1) Mengisi identitas mata pelajaran
2) Menjabarkan tujuan pokok bahasan (tujuan instruksional umum)
3) Menjabarkan materi pengajaran dan pokok bahasan atau subpokok bahasan
sesuai dengan TIK
4) Mengalokasikan waktu pengajaran
5) Menetapkan langkah-langkah penyampaian secara lebih rinci
6) Menetapkan prosedur memperoleh balikan,baik balikan formatif melalui
monitoring atau balikan sumatif melalui tes bagian itu
7) Mengantisipasi perbaikan pengajaran
c. Pengembangan Satuan Pengajaran
Pembuatan satuan pengajaran yang sudah digunakan untuk mengajar perlu
dikembangkan lebih lanjut. Pengembangan ini dapat meliputi
penambahan,pengurangan,pengubahan dan penggantian. Oleh karena itu,guru dan
14. 12
kepala sekolah disarankan untuk selalu melakukan tilik ulang satuan pengajaran yang
telah dibuat itu.
d. Penggunaan Satuan Pengajaran Bukan Buatan Guru Sendiri
Dalam hal satuan pelajaran tidak dibuat sendiri oleh guru,guru perlu melakukan
hal-hal sebagai berikut:
1. Melihat kembali GBPP dan mencocokkan kesesuaian komponen dalam satuan
pelajaran dengan komponen dalam GBPP
2. Mencocokkan konsistensi antara tujuan umum dengan TIK,TIK dengan
bahan,metode, dan teknik evaluasi,serta sumber belajar.
3. Melakukan pertimbangan apakah satuan pelajaran dapat dilaksanakan dikelas
sejauh berhubungan dengan kemampuan awal siswa,fasilitas yang tersedia,dan
faktor pendukung lainnya.
4. Jika butir 3 belum memadai,maka guru harus melakukan penyesuaian terhadap
satuan pengajaran sehingga realistik dan dapat dilaksanakan. Proses penyesuaian
dapat melalui penambahan,pengurangan atau penggantian dari komponen yang
tidak sesuai.
e. Pelaksanaan Proses Belajar Mengajar
Aspek administrasi dari pelaksanaan proses belajar mengajar adalah
pengalokasian dan pengaturan sumber-sumber yang ada disekolah untuk
memungkinkan proses belajar-mengajar dapat dilakukan guru dengan seefektif
mungkin. Didalam melaksanakan proses balajr-mengajar,guru harus selalu waspada
terhadap gangguan yang mungkin terjadi karena keasalahan perencanaan fasislitas serta
sumber lain yang mendukung proses belajar-mengajar tersebut.
f. Pengaturan Ruang Belajar
Dalam pengaturan ruang belajar hendaknya diperhatikan hal-hal sebagai
berikut:1.Bentuk dan luas ruangan kelas,2.Bentuk serta ukuran bangku atau kursi dan
meja siswa,3. Jumlah siswa pada tingkat kelas yang bersangkutan,4. Jumlah tiap siswa
dalam tiap kelas,5. Jumlah kelompok dalam kelas,6. Jumlah siswa dalam tiap
kelompok,7. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan.
g. Kegiatan Kokurikuler dan Ekstrakurikuler
1. Kegiatan Kokurikuler
15. 13
Kegiatan kokurikuler adalah kegiatan yang dilakukan sekolah dengan penjatahan
waktu sesuai dengan pemerkayaan pelajaran. Kegiatan ini dilakukan diluar jam
pelajaran yang ditetapkan di dalam struktur program dan dimaksudkan agar siswa dapat
lebih mendalami dan memahami apa yang telah dipelajari dalam kegiatan
intrakurikuler. Kegiatan ini dapat berupa penugasan atau pekerjaan rumah yang
merupakan penunjang kegiatan intrakurikuler.
2. Kegiatan Ekstra Kurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam pelajaran biasa
(intrakurikuler) tidak erat terkait dengan pelajaran di sekolah. Dalam melakukan
kegiatan ekstrakurikuler banyak hal yang harus deperhatikan,diantranya adalah a)
materi kegiatan hendaknya dapat memberi manfaat bagi penguasaan bahan ajar bagi
siswa,b) sejauh mungkin tidak terlalu membebani siswa,c) memanfaatkanpotensi
lingkungan,alam,lingkungan budaya,kegiatan industri dan dunia usaha,dan d) tidak
mengganggu tugas pokok siswa juga guru.
16. 14
PENUTUP
A. Simpulan
Admnistrasi pendidikan bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan,
pengertian administrasi pendidikan dapat dirumuskan dari berbagai sudut pandang
kerja sama, proses kerja sama itu, sistem dan mekanismenya, manajemen,
kepemimpinan, proses pengambilan keputusan, komunikasi dan ketatausahaan.
Guru sangat berperan dalam administrasi pendidikan, tugas utama guru
yang sebagai pengelola dalam proses belajar mengajar di lingkungan tertentu,
yaitu sekolah