Tulisan ini membahas dampak kemajuan teknologi terhadap ilmu pengetahuan, di mana teknologi telah memunculkan berbagai bidang ilmu yang terkotak-kotak dan menghilangkan sikap kritis. Kemajuan teknologi juga telah menimbulkan masalah lingkungan, kesenjangan sosial, dan penyebaran radikalisme. Untuk itu, dibutuhkan pendekatan ilmu pengetahuan yang menyeluruh dan berperspektif sistem agar tekn
1. Tulisan ini merupakan kegelisahan sekaligus kritik terhadap sisi lain kemajuan, pengembangan, penerapan
dan pemanfaatan teknologi dan sains modern. Kata punah atau pemunahan dalam tulisan ini diartikan
seakan-akan tidak bersesuain antara harapan dan kenyataan yang ada. Atau proses, cara, perbuatan
memunahkan.
Judul dalam tulisan Ini mungkin kebanyakan orang mengganggap sebuah ilusi belaka. Tapi opini ini dapat
menjadi fakta yang tak terelakan jika kita menyimak kemajuan teknologi telah memunculkan terkotak-
kotaknya berbagai bidang keilmuan. Berbagai bidang ilmu menawarkan sudut pandangnya masing masing.
tembok-tembok keilmuan terlihat jelas. Dampaknya, melahirkan pengetahuan yang secara langsung
mengkotak kotakan penerapannya dalam kehidupan. Kemajuan teknologi juga berdampak pada kerusakan
lingkungan hidup, kesenjangan sosial ekonomi global yang sangat besar, apatisme dan depresi hidup
manusia serta tersebarnya radikalisme dan fanatisme buta. Dampak tersebut menuntut manusia untuk
mengubah cara berpikirnya.
Apa itu Ilmu Pengetahuan?
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm" yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan
penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat
berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
Ilmu pengertahuan menurut Helmy A. Kotto bahwa ilmu pengetahuan adalah suatu proses pembentukan
(konstruksi) pengetahuan yang terus menerus sampai dapat menjelaskan fenomena dan keberadaan alam
itu sendiri. Sedangkan Mappadjantji Amien, merumuskan bahwa ilmu pengetahuan adalah sesuatu yang
berawal dari pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang memiliki paradigma, objek
pengamatan, metode, dan media komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami
semesta untuk memanfaatkannya dan menemukenali diri untuk menggali potensi fitrawi guna mengenal
Allah.
Kemajuan Teknologi dan Punahnya Ilmu Pengetahuan
2. 2
KemajuanTeknologidanPunahnyaIlmuPengetahuan
Sedangkan menurut Syahruddin Kasim, menyatakan bahwa “ilmu pengetahuan” adalah pancaran hasil
metabolisme ragawi sebagai hidayah Sang Pencipta yang berasal dari proses interaksi fenomena fitrawi
melalui dimensi hati, akal, nafsu yang rasional, empirik dan hakiki dalam menjelaskan hasanah alam
semesta demi untuk menyempurnakan tanggung jawab kekhalifaan.
Tiga fungsi ilmu pengetahuan yang utama yaitu: Ilmu pengetahuan itu menjelaskan (explaining,
Describing), Meramalkan (prediction), Mengendalikan (controlling). Dengan syarat-syaratnya; Logis atau
masuk akal, Objektif, Metodik, Sistematik, berlaku umum atau universal, dan Kumulatif berkembang dan
tentative (ilmu pengetahuan selalu bertambah dengan hadirnya ilmu pengetahuan baru. Ilmu pengetahuan
yang terbukti salah harus diganti dengan pengetahuan yang benar (sifatnya tentatif).
Memunahkan ilmu?
Kita semua mengetahui, sekarang ini kita dihadapkan pada era disrupsi (perubahan). Salah satu tantangan
yang akan muncul pada era disrupsi ini punahnya ilmu pengetahuan karena munculnya berbagai
kecerdasan buatan. Selain itu tantangan lain yaitu masuk pada era keberlimpahan informasi dan
pengetahuan. Penerapan teknologi nano menjadi ancaman lain bagi ilmu pengetahuan dan kemanusiaan.
Ada beberapa hal yang masuk dalam konsep era disrupsi; Pembelajaran trans disiplin, kreativitas,
penerapan triple helix dan yang terpenting adalah value.
Tapi bukan hal disrupsi yang akan saya bahas pada tulisan ini, tapi saya coba menggurai dampak dari
kemajuan teknologi sebagai bagian dari produk ilmu pengetahuan.
Menurut Wikipedia, teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yang
diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia. Teknologi dipergunakan untuk
mempermudah kerja manusia. Harus diakui, perkembangan teknologi telah mengubah wajah dunia.
Berbagai sisi kehidupan manusia dipermudah, berkat kelahiran berbagai teknologi, mulai dari telepon,
pesawat, mesin cuci sampai dengan komputer. Harga yang harus dibayar pun juga cukup mahal, mulai
dari kerusakan alam sampai dengan berkembangnya apatisme dan depresi hidup manusia di tingkat
global.
Di dalam sejarahnya, teknologi berkembang dari tradisi pencerahan Eropa. Di dalam tradisi ini, hal menjadi
penting adalah; Pertama adalah budaya egaliter, atau kesetaraan antar manusia. Manusia memiliki
kedudukan setara di hadapan alam dan Tuhan. Kedua, pengembangan budaya berpikir kritis. Artinya,
pertanyaan harus terus diajukan terhadap tradisi maupun praktek-praktek sosial yang sudah ada. Tradisi
dan pola pikir lama bukanlah kebenaran mutlak yang harus disembah. Sebaliknya, ia justru harus
dipertanyakan ulang, supaya bisa menjawab perubahan jaman. Dengan berpikir kritis melahirkan budaya
berpikir logis. Dalam arti, logika adalah seni berpikir lurus. Membantu orang mengambil kesimpulan yang
lurus dari data-data yang ada. Logika menghindarkan orang dari prasangka dan kesalahan berpikir di
dalam pengambilan keputusan.
Ketiga, Pengembangan budaya berpikir rasional. Dalam arti ini, berpikir rasional adalah upaya untuk
memahami hubungan sebab akibat yang membentuk suatu peristiwa dengan menggunakan penalaran
akal sehat. Penjelasan mistik dan teologis dihindari. Rasionalitas adalah kunci dari tradisi Pencerahan
Eropa yang melahirkan teknologi dan sains modern.
Keempat, Pengembangan pola berpikir sistemik. Berpikir sistemik berarti melihat dari sudut pandang
keseluruhan. Pola pikir ini berkembang setelah perkembangan sains dan teknologi modern. Ia dilihat
3. 3
KemajuanTeknologidanPunahnyaIlmuPengetahuan
sebagai upaya untuk mengurangi sisi merusak dari teknologi. Di dalam pola berpikir sistemik, kepentingan
seluruh ekosistem, termasuk hewan dan tumbuhan, juga dilihat sebagai sesuatu yang amat penting.
Perkembangan teknologi dan sains modern lahir dari perkembangan budaya tertentu yang mendahuluinya.
Tanpa perubahan budaya secara mendasar, teknologi hanya menjadi gincu permukaan yang menutupi
borok di belakangnya. Teknologi bukan sebagai kebenaran tertinggi yang menjadi ukuran kemajuan ilmu
pengetahuan. Teknologi tanpa penguatan ilmu pengetahuan akan berubah menjadi ideologi yang
menghabisi kebebasan dan sikap hidup alamiah manusia.
Pola berpikir sistemik, yang amat dekat dengan spiritualitas universal, juga perlu dikembangkan pada
konteks ini. Jangan sampai kita terjatuh pada sikap naif buta terhadap perkembangan dan penerapan
teknologi. Kita tidak boleh lupa, bahwa teknologi modern adalah hasil ciptaan masyarakat dengan budaya
tertentu. Niat baik untuk mengembangkan teknologi, tetapi tidak mau mengubah budaya lama; tidak hanya
tak berguna, tetapi juga berbahaya. Kita semua harus memikirkan kembali hal ini; kita sering terlena
dengan kemajuan teknologi sekarang ini.
Kemajuan teknologi tidaklah selalu sempurna. Ia memiliki cacat mendasar yang melahirkan pengrusakan
alam secara masif, menganggu keseimbangan tatanan hidup manusia, penjajahan ekonomi terhadap
negara negara berkembang dan misikin. Ini tentunya harus menjadi catatan di dalam perkembangan
teknologi di tanah air.
Pada dasarnya ilmu pengetahuan merupakan upaya manusia dalam menjelaskan secara sistematis dan
teroganisir dari hasil pengamatan terhadap fenomena-fenomena alam ciptaan Allah SWT, sebagai ayat-
ayat karuniyah ilahi.”Science is the organized exploration of the universe and the systematic accumulatio of
knowledge.” Sedangkan teknologi adalah upaya sistematis dalam penerapan ilmu pengetahuan untuk
mempermudah pemenuhan hajat kebutuhan hidup manusia. “Technology is the purposeful application of
knowledge to solve problems and to meet human needs.”
Secara esensial tidak ada ilmu pengetahuan dan teknologi itu bertentangan dengan ajaran agama. Hanya
saja dalam proses kemajuan teknologi dan penerapannya yang terkait dengan nilai-nilai agama yang
bersifat spritual dan moral seringkali diabaikan. Akibatnya kehidupan sosial budaya, peradaban manusia,
kelestarian alam dan mahluk lainnya menjadi terganggu dan cenderung rusak.
Dalam penggunaan hasil teknologi informasi dan komunikasi misalnya, salah satu bentuk ketegangan dan
kemelut yang terjadi akibat dari penetrasi media informasi adalah hancurnya nilai-nilai tradisional yang
luhur dan masuknya nilai-nilai modern yang destruktif. Media informasi mutakhir sarat dengan pesan-pesan
yang mendorong gairah seksual (sexsual permissiveness) serta perilaku keras (aggressivasiness), budaya
konsumenisme, dan peradaban hidup sekuleristis.
George Orwel (1984) dalam novelnya bercerita bahwa perkembangan teknologi menimbulkan kegelisahan
unviersal dengan dikembangkan transfer embrio, genetic engineering dan teknologi komputer yang
memprogram robot, serta teknologi nuklir. Hal itu menjadikan negara yang maju teknologinya mempunyai
sense of power diangap yang paling penting berkuasa di dunia. Disamping itu kata dia bahwa dengan
teknologi, manusia cenderung serakah dengan memakan yang lemah (simbosis parasitik), serta
menimbulkan rasa ketergantungan manusia terhadap sains dan teknologi semakin kuat (obyektivitasi
manusia). Kehidupan dan peradaban manusia semakin individualistis, sekuleristis dalam pola kehidupan
materialistis.
4. 4
KemajuanTeknologidanPunahnyaIlmuPengetahuan
Masih banyak lagi produk teknologi yang disalah gunakan manusia tanpa batas moral yang mengakibatkan
malapetaka bagi kehidupan manusia banyak. Maka dirasa perlu dalam rekayasa budaya dan peradaban
manusia sebuah “kode ethik teknologi” karena kuncinya terletak pada diri manusianya. Dalam persoalan
dunia masa depan (Future World Problems) dinyatakan perlunya kontrol teknologi (Controle of Technology
Growth). Karena kenyataannya teknologi robot yang diprogram dengan komputer yang bertendensi
efisiensi mengakibatkan pengangguran semakin banyak. Orientasi kebendaan semakin menonjol,
kompetisi dalam kehidupan manusia semakin meningkat/ketat. Budaya hidup keras semakin meraba,
kesenjangan sosial semakin melebar, dan kecemburuan sosial semakin meningkat, maka pada gilirannya
gejolak sosial akan muncul dipermukaan sebagai malapetaka peradaban yang sebenarnya sama sekali
tidak dinginkan.
Berbagai bentuk teknologi ditemukan guna mempermudah kehidupan manusia. Namun, dengan
berjalannya waktu, berbagai tantangan baru yang lebih rumit datang mengunjungi. Empat tantangan
terbesar di era ini adalah masalah kerusakan lingkungan hidup, kesenjangan sosial ekonomi global yang
sangat besar, tersebarnya radikalisme dan kedangkalan moral dan agama. Empat tantangan tersebut
menuntut manusia untuk mengubah cara berpikirnya.
Dilain sisi, kemajuan teknologi telah memunculkan terkotak-kotaknya berbagai bidang keilmuan, berbagai
bidang ilmu menawarkan sudut pandangnya masing masing. tembok-tembok keilmuan terlihat jelas.
Dampaknya, melahirkan pengetahuan yang secara langsung mengkotak kotakan penerapannya dalam
kehidupan. Kemajuan dan perkembangan teknologi hendaknya mengembalikan Ilmu pengetahuan ke asal
muasal semua pengetahuan, yakni bersifat menyeluruh. Visinya adalah kesatuan, tujuannya adalah
memahami dengan lebih jernih dan kritis keadaan manusia, alam, dan dunia sekarang ini.
Kemajuan teknologi membuat sikap kritis keilmuan mulai memudar. Padahal, sikap kritis amatlah penting di
dalam pola pikir keilmuan. Melemahnya sikap kritis, membuat orang menerima begitu saja apa yang ia lihat
dan dengar. Orang tidak lagi mempertanyakan anggapan-anggapan tersembunyi yang ada di dalam cara
berpikirnya.
Sikap kritis adalah alat utama untuk pengembangan pengetahuan.Sikap kritis juga menjauhkan orang dari
kepatuhan buta. Radikalisme, fundamentalisme dan fanatisme lenyap secara alamiah di hadapan sikap
kritis. Mengajak orang untuk meninggalkan ilusi, serta melihat kenyataan sebagaimana adanya. Kesatuan
ilmu pengetahuan, dengan sikap kritis, akan mendorong pengetahuan melampaui batas-batasnya sendiri,
dan menyentuh kebijaksanaan.
Banyak orang mengira bahwa kemajuan teknologi telah menyelamatkan dunia. Memberi kita begitu banyak
kemudahan dalam hidup. Namun, apa artinya semua itu, jika keseimbangan kehidupan manusia
terganggu, bumi beserta isinya rusak; jutaan hewan dan tumbuhan menjadi korbannya, air, tanah, hutan
hancur? Apakah sebegitu pentingnya teknologi, sehingga menghancurkan alam, hewan dan tumbuhan
demi kenikmatan sesaat belaka, pada akhirnya, menghancurkan tatanan dan keseimbangan hidup
manusia dan alam. Jawabannya, ada pada cara berpikir dasar dari ilmu pengetahuan itu sendiri.
Kemajuan teknologi dan sains modern telah membuat manusia memisahkan-misahkan alam ke dalam
berbagai kelompok. Menganalisis segala sesuatu ke dalam kelompok-kelompok yang berbeda. Dengan
cara berpikir ini menyebabkan kehilangan pandangan keseluruhan tentang ilmu pengetahuan. Mereka bisa
memahami sesuatu melalui bagian-bagiannya, tetapi buta pada pandangan secara keseluruhan.
5. 5
KemajuanTeknologidanPunahnyaIlmuPengetahuan
Tak heran, seorang ahli biologi bisa bekerja sama dengan perusahaan yang hendak merusak hutan demi
memperoleh uang lebih banyak. Tak heran, ahli kimia bisa disuap untuk melakukan penelitian palsu untuk
menipu orang banyak. Tak heran, ahli pangan tidak paham, mengapa harga beras naik terus setiap
tahunnya. Ahli IT menciptakan software untuk menyebarkan data dan informasi palsu. Inilah orang-orang
cerdas yang sekaligus juga buta.
Cara berpikir ilmiah yang dikembangkan sekarang ini hendak memisahkan dan memanipulasi segala hal
yang ada di muka bumi ini. Merusak semuanya demi memperoleh cara baru untuk meraup keuntungan dan
kenikmatan sesaat. Cara berpikir ilmiah, yang dipuji banyak orang, ironisnya, justru menjadi biang keladi
kehancuran alam dan kehancuran manusia itu sendiri.
Mengapa demikian? Karena mereka melihat alam terpisah dan berbeda dari manusia Inilah yang disebut
sebagai pandangan subyek-obyek yang amat dalam mengakar di dalam cara berpikir ilmiah kekinian. Alam
dilihat sebagai bahan mentah. Diambil dan dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan serta keinginan
manusia yang tak terbatas. Jelas, pada akhirnya, alam akan hancur, dan manusia pun akan hancur
bersamanya.
Cara berpikir ilmiah yang memisahkan dan membeda-bedakan segalanya secara teoritis harus dihentikan,
karena menjadi biang keladi dari liarnya teknologi yang merusak tatanan sosial dan alam, termasuk hewan,
tumbuhan dan manusia itu sendiri. Jika kita terus memuja cara berpikir ilmiah tanpa sikap kritis, kita secara
tidak sadar telah ambil bagian dalam penghancuran segalanya.
Cara berpikir yang bisa dipertimbangkan dalam menyikapi kemajuan teknologi adalah memahami dan
membiarkan segala sesuatu apa adanya. tanpa manipulasi untuk kepentingan dan keinginan manusia
semata. Manusia sebagai bagian dari alam, dan alam juga dilihat sebagai bagian dari manusia. Keduanya
adalah satu dan sama. Ia tidak bisa dipisah-pisahkan.
Ilmu pengetahuan harus kembali di dudukan pada tempatnya semula, tidak dipahami sebagai sesuatu
yang terkotak kotak, seperti gaya berpikir dan analisis dibidang teknologi sekarang ini. Ilmu pengetahuan
yang sesungguhnya melihat alam dan manusia sebagai satu kesatuan. Teknologi bukanlah hal-hal yang
perlu dipuja dan dipuji, melainkan sebaliknya, ia perlu digugat dan dilampaui!
Walaupun peran technologi dan sains modern tetaplah amat besar bagi perkembangan dunia ilmu
pengetahuan. Tapi hal yang perlu dilakukan adalah perubahan paradigma, yaitu Paradigma baru
pengembangan, penerapan dan pemanfaatan teknologi dan sains modern agar tetap menjaga
keberlangsungan hidup manusia, kelestarian alam beserta isinya.
Ketika kemajuan ilmu pengetahuan hanya dimaknai dari satu sisi kemajuan teknologi tanpa melibatkan
Akal, pikiran, hati yang jernih dan agama didalamnya, maka yang akan terjadi adalah eksploitasi alam
semesta, perampasan hak atas individu berupa hilangnya pekerjaan manusia karena tergantikan dengan
mesin, hilangnya social human dan arogansi moralistic.
Negara yang dianggap sebagai bangsa maju dan modern – jika dilihat – dari sisi kemajuan teknologi,
industri. Ketika menggunakan pola pemikiran dalam memaknai kemajuan dan modernisasi tidak akan
pernah tercapai kedamaian dan kesejahteraan manusia, karena hal tersebut hanya menjadikan emperisme
materialistik sebagai standar dari peradaban dan pembangunan kemanusiaan.
6. 6
KemajuanTeknologidanPunahnyaIlmuPengetahuan
Oleh karena itu, ketika memaknai kemajuan teknologi dan sains modern harus sesuai dengan worldview
sebagai manusia yang religious moralistic–manusia yang memiliki sifat kebertuhanan dan kemanusiaan.
Dikatakan kebertuhanan karena manusia memiliki hak untuk menentukan kebenaran yang membawa pada
kebaikan dan penjagaan terhadap alam semesta serta mampu membedakan kebaikan dan keburukan.
Sedangkan kemanusiaan yang menjadikan dirinya berbeda dengan sifat kebinatangan yang rakus,
bermusuhan, merusak dan individualis (hanya untuk kepentingan dirinya). Manusia sebagai makhluk yang
memiliki moral, akhlak, adab atau tatakrama mampu bersosial dan memberikan manfaat untuk manusia
yang lain.
Kemajuan teknologi dan sains modern harus memiliki kompleksitas konsep baik dari sisi kemajuan materi
dan maknawi. Sisi kemajuan materi yang dimaksud berupa: tekhnologi, industrialisasi, perdagangan dan
seni, dsb. Sedangkan sisi maknawi berkaitan dengan nilai-nilai spiritualitas, kaidah-kaidah moralitas,
produk pemikiran, karya sastra, dsb.
Kemajuan teknologi dan sains modern tidak dapat meninggalkan salah satunya untuk bisa mewujudkan
kesejahteraan dan kemakmuran manusia. Jika melepaskan atau menonjolkan salah satunya akan tampak
kekurangannya dan tidak layak disebut sebagai produk ilmu pengetahuan yang sempurna. Bisa jadi suatu
bangsa maju dari sisi teknologi, industrialisasi, perdagangan, tetapi rusak tatanan social dan alam serta
hilang yang namanya nilai-nilai spiritual, maka akan terjadi kepincangan dalam hubungan manusia dengan
penciptanya yang kemudian akan melahirkan produk pemikiran sekuler dan memunculkan kaidah-kaidah
moralitas yang seakan-akan baik, namun sesungguhnya menghancurkan tatanan kehidupan manusia dan
alam semesta.
Pada titik ini, pengembangan dan pemanfaatan teknologi dan sains modern tidak lagi sekedar menjadi
kepentingan manusia semata. Keduanya menjadi alat untuk mengembangkan wawasan, kebijaksanaan
sekaligus mendorong perubahan kehidupan manusia dan kelestarian alam beserta isinya. Ke arah inilah
seharusnya dunia ilmu pengetahuan dibawa.
Kata kuncinya adalah ilmu pengetahuan adalah satu kesatuan yang tak memisahkan manusia, alam, dan
sang maha pencipta. Teknologi sebagai produk ilmu pengetahuan harus menghubungkan berbagai bidang
keilmuan sebagai satu kesatuan. Ini adalah pendekatan yang menyeluruh untuk menjawab berbagai
tantangan yang muncul di dunia sekarang ini. inilah yang harus semakin dikembangkan di era revolusi
industry 4.0