1. BAB II
BACKGROUNDS
2.1 Inventory
Persediaan adalah suatu aktiva yang meliputi barang – barang milik
perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam suatu periode usaha tertentu, atau
persediaan barang-barang yang masih dalam pengerjaan atau proses produksi,
ataupun persediaan bahan baku yang menunggu penggunanya dalam suatu proses
produksi.
Ada banyak alasan mengapa perusahaan memiliki persediaan, antara lain:
1. Untuk memenuhi permintaan konsumen yang telah diramalkan.
Karena permintaan tak diketahui dengan pasti, dapat dimiliki persediaan
tambahan yang dinamakan safety or buffer stock untuk memenuhi lonjakan
permintaan yang diramalkan. Faktor musim sangat berpengaruh terhadap
gejolak permintaan. Dengan demikian safety stock dapat menghindari shortage.
2. Untuk mendapatkan potongan harga jika membeli dalam jumlah banyak.
3. Untuk menghindari resiko akibat kenaikan harga.
4. Persediaan barang mentah dapat menjaga kelancaran produksi karena dapat
menghindari stock out jika terjadi kelambatan pengiriman, kerusuhan massa
atau bencana alam.
2.2 MRP
MRP adalah cara untuk menentukan jumlah parts, komponen, dan material yang
dibutuhkan untuk memproduksi suatu produk. MRP menyediakan informasi jadwal waktu
guna mengatur kapan & berapa banyak tiap material, parts, dan komponen dipesan atau
diproduksi.
2. DRP
Menurut Vincent Gaspersz (2004) Distribution Resource Planning (DRP) memberikan
kerangka kerja untuk menerapkan centralized push sistem dalam menejemen distribusi
inventori. Istilah DRP memiliki dua pengertian yang berbeda, yaitu: distribution
requirements planning dan distribution resource planning. Distribution Requirements
Planning berfungsi menentukan kebutuhan-kebutuhan untuk mengisi kembali inventori pada
branch warehouse. Sedangkan Distribution Resource Planning merupakan perluasan dari
distribustion requirements planning yang mencakup lebih dari sekedar sistem perencanaan
dan pengendalian pengisian kembali inventori, tetapi ditambah dengan perencanaan dan
pengendalian dari sumber-sumber yang terkait untuk meningkatkan performansi sistem.
Menurut Andre J Martin (1995) DRP adalah proses menetapkan kebutuhan lokasi Persediaan
dan memastikan bahwa pemenuhan sumber akan dapat memenuhi permintaan. Sedangkan
menurut Kenneth Lysons (2000) DRP adalah pengendalian inventori dan teknik Penjadwalan
yang menerapkan prinsip MRP pada distribusi inventori. Ini mungkin juga dipandang sebagai
metode penanganan penambahan stock pada lingkungan.
3. ERP
ERP adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa
yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan
dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Atau dengan
kata lain ERP digunakan untuk mengelola seluruh aktifitas perusahaan termasuk keuangan,
produksi, HRD, marketing, supply chain, logistics, dll. SAP adalah perusahaan yang
memiliki pangsa pasar (marketshare) terbesar di dunia untuk software ERP.
Karakter Sistem ERP sering disebut sebagai Back Office System yang mengindikasikan
bahwa pelanggan dan publik secara umum tidak dilibatkan dalam sistem ini. Berbeda dengan
Front Office System yang langsung berurusan dengan pelanggan seperti sistem untuk e-
Commerce , Customer Relationship Management (CRM), e-Government dan lain-lain.
4. JIT
Konsep Just In Time (JIT) adalah sistem manajemen fabrikasi modern yang dikembangkan
oleh perusahaan-perusahaan terbaik yang ada di Jepang, sejak awal tahun 1970an, JIT
pertama kali dikembangkan dan disempurnakan di pabrik Toyota Manufacturing oleh Taiichi
Ohno, oleh karena itu Taiichi Ohno sering disebut sebagai bapak JIT, Konsep JIT berprinsip
5. hanya memproduksi jenis-jenis barang yang diminta (what) sejumlah yang diperlukan (How
much) dan pada saat dibutuhkan (When) oleh konsumen. Just In Time (JIT) merupakan
keseluruhan filosofi dalam operasi manajemen dimana segenap sumber daya, termasuk
bahan baku dan suku cadang, personalia, dan fasilitas dipakai sebatas dibutuhkan.
Tujuannya adalah untuk mengangkat produktifitas dan mengurangi pemborosan.
SCM
Supply chain Management dapat didefinisikan sebagai sekumpulan aktifitas (dalam bentuk
entitas/fasilitas) yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari
bahan baku paling awal dari alam sampai produk jadi pada konsumen akhir. Menyimak dari
definisi ini, maka suatu supply chain terdiri dari perusahaan yang mengangkat bahan baku
dari bumi/alam, perusahaan yang mentransformasikan bahan baku menjadi bahan setengah
jadi atau komponen, supplier bahan-bahan pendukung produk, perusahaan perakitan,
distributor, dan retailer yang menjual barang tersebut ke konsumen akhir. Dengan definisi ini
6. tidak jarang supply chain juga banyak diasosiasikan dengan suatu jaringan value adding
activities.
Tujuan utama dari SCM adalah:
1. penyerahan / pengiriman produk secara tepat waktu demi memuaskan konsumen
2. mengurangi biaya
3. meningkatkan segala hasil dari seluruh supply chain (bukan hanya satu perusahaan)
4. mengurangi waktu
5. memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi
Komponen SCM dan Teknologi. Sistem SCM memiliki kemampuan sebagai berikut:
1. Aliran informasi bergerak sangat cepat dan akurat antara elemen jaringan supply chain
seperti: Pabrik, Suppliers, Pusat distribusi, Konsumen, dan sebagainya).
2. Informasi bergerak sangat cepat untuk menanggapi perpindahan produk
3. Setiap elemen dapat mengatur dirinya
4. Terjadi integrasi dalam proses permintaan dan penyelesaian produk
5. Kemampuan internet.