Anak yang diduga hepatitis akut harus diperiksa ALT (SGPT) dan AST (SGOT), jika hasilnya lebih dari 500 IU/L maka perlu dilakukan pemeriksaan lanjut untuk mengetahui penyebabnya seperti hepatitis virus, ambil sampel darah, cairan tubuh, dan feses untuk pemeriksaan lebih lanjut di laboratorium."
Alur skrining hepatitis akut di RSCM 5 Mei 2022.pdf
1. Anak usia £ terdapat satu
atau lebih gejala dibawah ini:
o Kuning
o Sakit perut akut
o Diare akut
o Mual/ muntah
o Penurunan kesadaran/ kejang
o Lesu/ malaise
o Myalgia/ arthralgia
Tegakkan diagnosis kerja
Lakukan penapisan COVID-19 dan MIS-C
Lakukan pemeriksaan penunjang sesuai
diagnosis kerja
+
Skrining SGOT dan SGPT
Terapkan:
o Kewaspadaan standar
o Cuci tangan 5 momen
o Penggunaan sarung tangan jika
berkontak dengan cairan tubuh
o Menggunakan masker
o Isolasi ruang sendiri
o Edukasi keluarga untuk
o Cuci tangan
o Membuang sisa makanan dan popok
sekali pakai pada tempatnya
SGOT atau SGPT > 500 IU/L
Lanjutkan ke alur penapisan probable kasus hepatitis
akut yang belum diketahui sebabnya (IDAI 2022)
Notifikasi Laboratorium Patologi Klinik untuk
melanjutkan pemeriksaan penapisan lanjutan
menggunakan sisa sampel
Alur Penapisan Pasien dengan Gejala Terduga Hepatitis Akut di
RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo
UPDATE 5 MEI 2022
2. Periksa ALT (SGPT) dan AST (SGOT)
Ada satu atau lebih gejala di bawah ini:
- Kuning
- Sakit perut akut
- Diare akut
- Mual/ muntah
- Penurunan kesadaran/ kejang
- Lesu/ malaise
- Myalgia/ arthralgia
Tidak
Ya
Anak usia £ 16 tahun STOP
Tidak
STOP
Tidak
Bila meningkat di atas normal, pantau
kadar ALT dan AST secara berkala
Kadar ALT (SGPT) atau AST (SGOT) > 500
U/L
Periksa
- IgM anti-HAV
- HBsAg
- IgM anti-HBc (bila HBsAg positif)
- Anti-HCV atau HCV RNA
- IgM anti-HDV (bila HBsAg positif)*
- IgM anti-HEV*
Hasil pemeriksaan minimal yang ada: †
- IgM anti-HAV negatif
- HBsAg negatif atau IgM anti-HBc negatif
(pada HBsAg positif)
- Anti-HCV atau HCV RNA negatif
PROBABLE HEPATITIS AKUT YANG BELUM
DIKETAHUI SEBABNYA §
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tata laksana sebagai hepatitis virus akut
ALUR PENAPISAN
KASUS PROBABLE
HEPATITIS AKUT YANG
BELUM DIKETAHUI
SEBABNYA PADA ANAK
* Saat ini pemeriksaan hepatitis D dan hepatitis E
belum tersedia secara luas di Indonesia.
† Karena keterbatasan pemeriksaan hepatitis D dan E,
skrining awal cukup diperiksakan terhadap hepatitis
A, B, dan C.
§ Wajib dilaporkan tanpa memandang penyebab yang
lain
Edisi 4 Mei 2022
3. ALUR PENATALAKSANAAN
KASUS PROBABLE HEPATITIS AKUT YANG BELUM DIKETAHUI SEBABNYA PADA ANAK
PROBABLE HEPATITIS AKUT YANG BELUM
DIKETAHUI SEBABNYA
- ALT (SGPT) atau AST (SGOT) > 500 U/L
- Minimal negatif hepatitis A-B-C
Kesadaran menurun?
INR > 1,5 INR ³ 2
Hepatitis fulminan
Tata laksana sebagai hepatitis fulminan
(Lihat Petunjuk Tata Laksana Hepatitis Fulminan)
- Konsul neurologi anak untuk kesadaran menurun
- Periksa hematologi rutin, elektrolit, ALT (SGPT), AST (SGOT),
Feritin, PT, INR, albumin, globulin, bilirubin total dan direk,
glukosa darah, amoniak, serologi SARS-CoV-2, PCR SARS-CoV-
2, IgG total, IgM HSV 1 dan 2, IgM CMV, biakan darah,
prokalsitonin, NS1/serologi dengue, serologi leptospira, atau
penyebab lainnya sesuai indikasi
- Ambil darah, dimasukkan masing-masing 3 ml ke dalam
tabung EDTA (tutup ungu) dan tabung merah, swab
tenggorok, swab anal, dan spesimen feses untuk pemeriksaan
panel virus. Spesimen disimpan untuk dikirim ke laboratorium
rujukan (keterangan di halaman selanjutnya)
Rawat PICU
Tata laksana sebagai hepatitis akut berat
(Lihat Petunjuk Tata Laksana Hepatitis Akut Berat)
- Konsul neurologi anak untuk kesadaran menurun
- Pantau kesadaran dan PT/INR berkala tiap 8 – 24 jam
- Periksa hematologi rutin, elektrolit, ALT (SGPT), AST
(SGOT), Feritin, PT, INR, albumin, globulin, bilirubin total
dan direk, glukosa darah, amoniak, serologi SARS-CoV-2,
PCR SARS-CoV-2, IgG total, IgM HSV 1 dan 2, IgM CMV,
biakan darah, prokalsitonin, NS1/serologi dengue, serologi
leptospira atau penyebab lainnya sesuai indikasi
- Ambll darah, dimasukkan masing-masing 3 ml ke dalam
tabung EDTA (tutup ungu) dan tabung merah, swab
tenggorok, swab anal, dan spesimen feses untuk
pemeriksaan panel virus. Spesimen disimpan untuk dikirim
ke laboratorium rujukan (keterangan di halaman
selanjutnya)
Ya Tidak
Ya Ya
Tidak Tidak
Tata laksana sebagai hepatitis akut berat
(Lihat Petunjuk Tata Laksana Hepatitis Akut Berat)
- Pantau kesadaran dan PT/INR berkala tiap 8 – 24 jam
- Periksa hematologi rutin, elektrolit, ALT (SGPT), AST
(SGOT), Feritin, PT, INR, albumin, globulin, bilirubin total
dan direk, glukosa darah, amoniak, serologi SARS-CoV-2,
PCR SARS-CoV-2, IgG total, IgM HSV 1 dan 2, IgM CMV,
biakan darah, prokalsitonin, NS1/serologi dengue, serologi
leptospira, atau penyebab lainnya sesuai indikasi
- Ambil darah, dimasukkan masing-masing 3 ml ke dalam
tabung EDTA (tutup ungu) dan tabung merah, swab
tenggorok, swab anal, dan spesimen feses untuk
pemeriksaan panel virus. Spesimen disimpan untuk dikirim
ke laboratorium rujukan (keterangan di halaman
selanjutnya)
Rawat isolasi
Edisi 4 Mei 2022
5. Jika SGOT atau SGPT > 500 U/L
• Notifikasi sisa sampel untuk pemeriksaan lanjutan laboratorium Patologi Klinik, isi CPOE Laboratorium,
berikan notifikasi via catatan dan telepon langsung ke laboratorium Patologi Klinik
• Pemeriksaan yang tidak ada di panel, dimintakan melalui form laboratorium manual
• Jika darah kurang, pengambilan darah ulang
• Tambahkan pemeriksaan swab nasofaring dan swab rektal (lihat panduan pengambilan sampel)
• Laboratorium patologi klinik:
• Simpan sisa sampel untuk pemeriksaan skrining lanjutan
• Mengirim pemeriksaan untuk skrining hepatitis E ke PMI
• Mengirim sampel EDTA, VTM swab nasofaring dan rektal ke laboratorium PRVKP
• Melakukan pemeriksaan cepat panel virus
• Jika pasien meninggal dalam waktu cepat lakukan swab postmortem dari nasofaring dan rektal
6. Pemeriksaan di RSCM
- IgM anti-HAV, HBsAg, anti-HCV
- Hematologi rutin
- Elektrolit
- ALT (SGPT), AST (SGOT) à sudah diperiksa di awal
- Ferritin
- PT, INR
- Albumin, globulin, bilirubin total dan direk, glukosa
darah
- Amoniak
- Serologi SARS-CoV-2
- PCR SARS-CoV-2
- IgG total
- IgM HSV 1 dan 2, IgM CMV
- Biakan darah
- Prokalsitonin
- NS1/serologi dengue (sesuai indikasi)
- Serologi leptospira (sesuai indikasi)
• Tabung EDTA : 1 buah (minimal 3 mL)
• Tabung serum : 1 buah (minimal 6 mL)
• Tabung sitrat : 1 buah (minimal 2 mL)
• Tabung Bactec : menyusul di keesokan hari
Dilakukan oleh ruang perawatan (bila di
IGD/ICU/Gedung A/Kiara) atau oleh petugas lab sesuai
jam sampling (bila di Gedung A)
• VTM : 1 buah
• Swab dacron : 2 buah
Dilakukan oleh petugas lab (untuk PCR SARS-CoV-2)
7. Pemeriksaan yang dikirim ke PRVKP
• Tabung EDTA : sisa dari laboratorium PK
• Tabung feses : 1 buah (minimal 5 mL)
• Tabung urin : 1 buah
• VTM non lysis buffer : 2 buah (swab rektal)
• Swab dacron : 2 buah
Dilakukan oleh ruang perawatan (bila di IGD/ICU/Gedung A/Kiara) untuk panel virus
• VTM lysis buffer : 1 buah (swab naso-orofaring sisa VTM dari laboratorium PK)
Dilakukan oleh petugas lab
SEMUA SAMPEL DITEMPEL STIKER IDENTITAS PASIEN, ASAL RS (RSCM), DAN WAKTU
PENGAMBILAN SPESIMEN
8. Pemeriksaan yang dikirim ke PMI
• Untuk IgM anti-HEV
• EDTA atau serum : sisa dari laboratorium PK (minimal 1 mL)
Dilakukan oleh ruang perawatan (bila di IGD/ICU/Gedung A/Kiara) atau oleh
petugas lab sesuai jam sampling (bila di Gedung A)
Pemeriksaan NAAT HEV ditunda menunggu diskusi terlebih dahulu
SEMUA SAMPEL DITEMPEL STIKER IDENTITAS PASIEN, ASAL RS (RSCM), DAN
WAKTU PENGAMBILAN SPESIMEN
9. Kesimpulan
Spesimen yang diambil di ruang perawatan
• Tabung EDTA : minimal 3 mL
• Tabung serum : 6 mL
• Tabung sitrat : 2 mL
• VTM non-lysis buffer (rektal) : 2 buah
• VTM lysis buffer (naso-orofaring) : 1 buah
• Feses : 1 tabung (minimal 5 mL)
• Urin : 1 tabung
• Bactec : menyusul di hari berikutnya
10. Alur pelaporan internal RSCM
• Untuk diisi oleh PPDS anak pasca pemeriksaan lengkap (selain panel
virus dan hepatitis E)
https://bit.ly/hepatitisakutanak
• Pengisian form Penyelidikan Epidemiologi (PE) maksimal 2x24 jam
pasca pemeriksaan lengkap untuk diteruskan ke Bidang Pelayanan
Medik à pelaporan ke PHEOC dan Dinkes Prov. DKI Jakarta
Print banyak form PE dan mudah diakses oleh nakes/PPDS
11. Contact Person
Bila ada kasus suspek langsung dinotifikasi ke DPJP IKA di bawah ini
• Divisi Gastrohepatologi KSM IKA:
• dr. Himawan Aulia Rahman, SpA
• dr. Fatima Safira Alatas, SpA(K), PhD
• Prof. Dr. dr. Hanifah Oswari, SpA(K)
• Divisi Infeksi dan Penyakit Tropik KSM IKA
• dr. Pratama Wicaksana, SpA
• dr. Nina Dwi Putri, SpA(K), MSc (Trop Paed)
• Laboratorium Patologi Klinik à langsung ke lab IGD atau lab 24 jam disebut suspek AHUO
• Dr. dr. Merci Monica Br. Pasaribu, SpPK(K)
• dr. Nuri Dyah Indrasari, SpPK(K)
• PRVKP UI
• Bpk. Ibnu
12. Cara pengambilan swab nasofaring
1. Persiapkan cryotube yang berisi media transport virus/VTM (Hanks BSS + Antibiotika), dapat juga digunakan VTM komersil yang siap pakai
(pabrikan).
2. Berikan label yang berisi Nama Pasien dan Kode Nomer Spesimen. Jika label bernomer tidak tersedia maka Penamaan menggunakan
Marker/Pulpen pada bagian berwarna putih di dinding cryotube. (Jangan gunakan Medium Hanks bila telah berubah warna menjadi Kuning).
3. Gunakan swab yang terbuat dari dacron/rayon steril dengan tangkai plastik atau jenis Flocked Swab (tangkai lebih lentur).
4. Pastikan tidak ada obstruksi (hambatan pada lubang hidung).
5. Miringkan kepala pasien ke belakang (70 derajat).
6. Dengan lembut dan perlahan masukkan usap meniti dengan poros fleksibel melalui lubang hidung sejajar dengan palatum (dasar hidung) sampai
terdapat tahanan.
7. Panjang swab yang masuk hingga mencapai nasofaring biasanya setara dengan jarak dari lubang hidung ke telinga pasien.
8. Putar perlahan swab, biarkan di tempatnya beberapa detik (5-10 detik) untuk menyerap lendir area nasofaring.
9. Cabut flocked swab secara perlahan
10. Lakukan pengambilan swab di hidung sisi lainnya
11. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam tabung yang berisi VTM
12. Patahkan tangkai plastik di daerah mulut tabung agar tabung dapat ditutup dengan rapat.
13. Pastikan label kode spesimen benar.
14. Tabung kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam plastik klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka Plastik Klip dibedakan/terpisah. Untuk
menghindari kontaminasi silang.
15. Simpan dalam suhu 2-8°C sebelum dikirim.
13. Cara pengambilan swab orofaring
1. Minta pasien membuka mulut
2. Minta pasien mengucapkan “AAA”
3. Gunakan spatel tongue untuk memperjelas visualisasi orofaring.
4. Masukkan flock swab hingga mencapai dinding posterior faring.
5. Swab pada kedua pilar tonsil dan posterior orofaring, hindari menyentuh lidah, gigi,
dan gusi.
6. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam tabung yang berisi VTM Bersama
dengan swab Nasofaring.
7. Patahkan tangkai plastik di daerah mulut tabung agar tabung dapat ditutup dengan
rapat. Pastikan label kode spesimen benar.
8. Tabung kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip. Jika ada lebih
dari 1 pasien, maka Plastik Klip dibedakan/terpisah. Untuk menghindari
kontaminasi silang.
14. Cara pengambilan swab rektal
1. Masukkan swab dakron 3–5 cm ke dalam rektum, putar ke dinding rektum beberapa kali.
2. Tempatkan swab ke dalam tabung transportasi spesimen Viral Transport Medium dan putar
selama sekitar 10 detik.
3. Tekan bagian ujung swab ke bagian dalam tabung untuk mengeluarkan cairan berlebih.
4. Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam tabung VTM yang dikhususkan untuk
swab rektal pertama.
5. Patahkan tangkai plastik di daerah mulut tabung agar tabung dapat ditutup dengan rapat.
Pastikan label kode spesimen benar dan diberikan catatan swab rektal 1.
6. Lakukan pengambilan spesimen swab rektal yang kedua sesuai dengan langkah 1 sampai
dengan 3
7. Masukkan swab rektal kedua kedalam VTM yang dikhususkan untuk swab rektal kedua.
8. Patahkan tangkai plastik di daerah mulut tabung VTM untuk rektal swab kedua agar tabung
dapat ditutup dengan rapat. Pastikan label kode spesimen benar dan diberikan catatan
swab rektal 2.
9. Tabung kemudian dililit parafilm dan masukkan ke dalam Plastik Klip bersama dengan
spesimen lainnya dari pasien yang sama. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka Plastik Klip
dibedakan/terpisah. Untuk menghindari kontaminasi silang dan permasalahan dalam
pencatatan, penerimaan dan penyimpanan spesimen di laboratorium.
15. Cara pengambilan feses
1. Gunakan sarung tangan.
2. Sebelum pengambilan sampel, minta anak buang air kecil
3. Alasi kloset dengan plastik atau gunakan pispot kering untuk menghindari kontaminasi
feses dengan air
4. Buang air besar (BAB) ke atas kertas penampungan feses dan lakukan pengambilan
sampel feses sebagai berikut : dengan menggunakan sendok yang terpasang pada
tutup tabung ambil feses pada beberapa lokasi yang berbeda,
5. Ambil feses sebanyak kurang lebih setengah volume tabung. Hati-hati jangan sampai
feses mengotori daerah sekeliling tabung. Taruh kembali sendok berisi feses ke dalam
tabung Tutup tabung sampai rapat (hingga tutup tidak dapat diputar lagi).
6. Tuliskan nama dan tanggal lahir anak pada label di plastik dan masukkan ke dalam
kotak transportasi sampel (box stereoform) berisi ice pack beku yang tersedia.
7. Kirim sampel ke laboratorium dalam kurun waktu 1-2 jam