2. PELAY. THD PEREMPUAN HAMIL
PERTOLONGAN OLEH
DUKUN
PEL. KES. REPRO
PERKEMBANGAN
(-) Dukungan : - Ilmu
- Teknologi
(+) Dukungan : - Tenaga Terampil
- Ilmu
- Teknologi
- Sistem Manajemen
STRATEGI PENDEKATAN RISIKO
3. INDONESIA
HASIL BLM SESUAI DG YG
DIHARAPKAN
BANYAK KELUARGA
Harus
MENGHADAPI
KENYATAAN PAHIT
KEMATIAN IBU/ BAYI
MENDAMBAKAN
KETURUNAN
4. Derajat Kesehatan blm Memuaskan
KB berhasil AKI
450/100.000 KH (1986)
421/100.000 KH (1992)
307/100.000 KH (2003)
Singapore 6/100.000 KH
Malaysia 39/100.000 KH
Thailand 44/100.000 KH
Brunei 0
Penyebab buruknya derajat kesehatan reproduksi
PUS
Sosio ekonomi
Pendidikan rendah
Budaya yg tdk mendukung (kesetaraan gender)
Sarana
Sistem manajemen kesehatan
Tidak merata
5. Proses Reproduksi : Pembuahan Kehamilan Persalinan
KARAKTERISTIK
IBU HAMIL
SARANA & SISTEM
PELAYANAN
HASIL
IBU & ANAK
RISIKO
TINGGI
BAIK BURUK
HASIL PROSES
REPRO
Penggunaan (-)
- Tdk Mau
- Tdk Mampu
Bergantung
6. Upaya Perbaikan
Memperbaiki karakteristik ibu hamil
Mengusahakan agar mau dan mampu
menggunakan sarana
Tepat waktu saat ibu dan anak masih
keadaan baik
7. Saat ini sistem pelayanan reproduksi
Materniti Care : - prenatal care
- intrapartum care - pasif
- post partum care - menunggu
- berbasis klinis
- sasaran individu
8. Sistem Pel. Reproduksi
Materniti Care
- Prenatal Care
- Intrapartum Care
- Postpartum Care
- Pasif
- Menunggu
- Berbasis klinis
- Secara individu
Kegiatan
gabungan
Pendekatan
Sosial
Komunitas
Semua perempuan
Potensial hamil
Ruang lingkup
- Strategi pendekatan risiko
- Sistem rujukan
- SMI
- Mother baby package
- Making pregnancy safer
9. KONSEP DASAR PEMIKIRAN SPR
Setiap masyarakat ada
- Komunitas
- Keluarga
- Individu
Disebabkan
Berbagai karakteristik
Faktor risiko
Sifat biologis
Genetis
Lingkungan
Psikososial
Dalam upaya pelayanan
kesehatan bersifat preventif
Dapat - dikenal
- diukur
Mempunyai kecenderungan
Sakit
Kecelakaan
Kematian
10. KEPENTINGAN MANAJEMEN
Kumpulan Faktor Risiko
Dlm bentuk score (dapat diukur)
dan dipakai untuk memperkirakan besar dan jenis kebutuhan pelayanan
Misal :
Ibu hamil - usia lanjut
- paritas tinggi
- TD tinggi
Risiko sangat tinggi
Akan mendapatkan kesulitan pada kehamilan atau
persalinan ibu/ anak
indikator
Besarannya pertolongan yg dibutuhkan preventif maupun
kuratif
11. SPR dimulai dg ditemukannya indikator-
indikator tersebut yg kemudian dijadikan
sebagai petunjuk untuk tindakan selanjutnya
Hipotesis SPR adalah makin akurat perhitungan
risiko, makin mudah dimengerti kebutuhan yg
diperlukan dan makin baik hasilnya
12. SISTEM PENDEKATAN RISIKO
SEBAGAI ALAT MANAJEMEN
(MANAGERIAL TOOLS)
FAKTOR RISIKO
(SCORES)
PEDOMAN
• Realokasi SDM
• Cakupan
• Rujukan
• Pelayanan keluarga
sbg
13. Bila ada kesamaan presepsi para pengambil
Kebijakan umum
• Pemerintah
• Depkes
• Pemda
Pelaksana teknis
• Jajaran kesehatan LSM
• Pengguna Pelkes
DILAKSANAKAN SECARA KONSISTEN
Hanya akan berhasil
diimplementasikan
14. Faktor Risiko
Sesuatu yang ada pada diri seseorang atau
komunitas, yang mungkin pada suatu waktu
dapat menyebabkan ketidaknyamanan,
kesakitan atau kematian
15. Ibu 40 th dg anak hidup 6
Selama ibu itu tidak hamil tidak menjadi masalah
Bila ibu hamil Ibu hamil dg risiko tinggi
tetapi
termasuk
Berdasarkan ilmu &
pengalaman
Kemungkinan besar akan mendapatkan penyulit
Kehamilan Persalinan Pasca salin
Kelainan letak
PL Previa
Partus lama Perdarahan
Ibu hamil ini mempunyai potensi untuk mendapatkan penyulit
Sebaiknya tidak boleh hamil
16. Ibu 25 th P1 anak umur 6 bulan
Bila hamil lagi berpotensi mendapatkan penyulit
Jarak antara dua kehamilan pendek
karena
Contoh lain
17. Contoh
KONTAP
Memberikan pelayanan KB
Untuk menghindari terjadinya penyulit kedua ibu tersebut
Pertama Kedua
MKET
UPAYA PREVENTIF
MENGHINDARI KEHAMILAN
BERISIKO TINGGI
SECARA POTENSIAL
BERISIKO
bermaksud
KOMPLIKASI KTD
UNSAFE ABORTION
KESAKITAN
KEMATIAN
U/ mendapatkan
18. FAKTOR RISIKO DALAM KESPRO
1. Faktor demografi : umur, paritas, tinggi badan.
2. Faktor medis biologis : underlying disease,
penyakit jantung.
3. Faktor riwayat obstetri : abortus habitualis,
komplikasi obstetri, SC, dll
4. Faktor lingkungan : polusi udara, kelangkaan air
bersih, penyakit endemis, dll
5. Faktor sosio ekonomi budaya : pendidikan,
penghasilan dan kepincangan gender.
No 1 – 4 yg benar-benar faktor risiko berpotensi
penyulit sebagai hubungan kausal (Rochyati)
No 5 memperburuk penyulit yang sudah ada
19. GRANDEMULTINYALAH YG MENYEBABKAN IBU MENDAPATKAN
PENYULIT LETAK LINTANG
Bila si ibu mau dan
mampu melakukan
Misal :
Prenatal yang benar
Persalinannya
tenaga dan tempat yg
memenuhi syarat
Bila si ibu tidak tahu
(pendidikan rendah)
tidak mampu (biaya)
Pilihan yg ada
hanyalah dukun
Distosia
Partus lama
Infeksi
Ruptur
Kematian
ibu dan anak
menyebabkan
Penyulit
dapat diatasi
Penyulit ≠
dapat diatasi
20. Manuaba menggunakan
Risiko rendah
Risiko meragukan
Risiko tinggi
Rochyati
Kelompok I ada potensi risiko tinggi/ ada potensi gawat obstetri (APGO)
Kelompok II ada risiko obstetri/ ada gawat obstetri (AGO)
Kelompok III ada gawat darurat obstetri (AGDO)
Pengelompokan atas dasar :
Pengalaman
Data empiris di daerah
Data demografi
Epidemiologi klinik
Sosio ekonomi budaya
21. Kelompok I APGO
7 terlalu :
Muda: usia hamil 16 tahun
Tua : usia baru hamil 35 tahun
Tua: hamil lagi > 35 tahun
Jauh : jarak anak sebelumnya 10 tahun
Dekat : jarak anak sebelumnya <2 tahun
Banyak : melahirkan > 4 kali
Pendek : tinggi ibu 145 cm
3 pernah:
Pernah melahirkan bedah caesar (SC)
Pernah melahirkan bedah vaginal ( VaE, FE)
Pernah gagal hamil terdahulu
22. KELOMPOK II AGO
8 macam :
kehamilan dengan penyakit ibu: asma, DM, jantung,
PMS, HIV/AIDS, malaria, dll
PE ringan
Kehamilan kembar
Hidramnion
Lewat waktu
IUFD
Letak sungsang
Letak lintang
23. Kelompok III : AGDO
Ada faktor risiko yang mengancam nyawa ibu
dan anak
Perdarahan dalam kehamilan (APB)
Preklamsia berat/ eklamsia
24. SKOR POEDJI ROCHYATI
Alat screening ibu hamil
Memberdayakan bumil, suami, keluarga, melalui
KIE agar : tahu – peduli – siap - gerak
KRR : jumlah skor 2
KRT : jumlah skor 6-10
KRST : jumlah skor ≥ 12
Cara skoring : Skor awal semua bumil :2
Tiap faktor risiko skor : 4 Kecuali : APB, PEB/E, SC,
Letsu/Letli : 8
25. Didalam kespro pengelompokan tanpa mencantumkan
bobot risikonya
P7 45 thn
P2 25 thn bekas SC
Tdk bentuk patologi
(kegawatan)
Perlu konseling
Bahaya faktor
risiko
Manfaat KB
(menetralisir FR)
Memberi pely KB
(informed
consent)
G8P7 45 thn
aterm
tanpa komplikasi
Belum ada
komplikasi
Potensial mendptkan
komplikasi > besar
Ibu dan keluarga
diberi informasi
tentang penyulit pd
saat persalinan nifas
PNC bisa di PKY
Persalinan di
PONEK
Bila sarana jauh
rujuk pk kehamilan
G8 P7 45 thn
Aterm, Pl previa,
Ibu/anak baik
Dpt terjadi
kegawatdaruratan
Tidak bisa dicegah
USG 28 Mgg
Persiapan
persalinan di
PONEK
G8P7 45 thn
Parturien
Aterm
Pl previa
Pre syok
Gawat janin
Dlm keadaan gawat
darurat
Tdk bisa dicegah
Tdk perlu terjadi
26. PROAKTIF – KOORDINATIF
SPR bisa berhasil bila bekerja secara konsisten, berpegang pd dua ciri yaitu
proaktif - koordinatif
KEGIATAN PROAKTIF BISA BERJALAN BILA ADA KERJASAMA KOORDINATIF SESAMA
UNIT KESEHATAN/ LINTAS SEKTORAL (ANTAR INSTANSI)
SIKAP PROAKTIF
PARA KADER
Aktif mencari ♀ berisiko
Hamil/ tdk hamil
Memberi konseling
Merujuk secara tepat
waktu/ tempat rujukan
PARA BIDAN
Aktif melatih – membina
Kader
Dukun
Posyandu
Tugas primer mengawasi,
mengamankan
Kehamilan
Persalinan
Nifas
RUMAH SAKIT DAERAH
Aktif membina puskesmas,
bidan swasta
Memberi asupan advokasi
– Pemda
Mampu menangani
darurat obstetri terutama
kasus rujukan
27. HUBUNGAN ANTARA SISTEM PENDEKATAN RISIKO
DAN SISTEM RUJUKAN
BERDASARKAN SKORING
FAKTOR RISIKO
BESAR JENIS WAKTU TEMPAT
PERTOLONGAN YG DIBUTUHKAN
Dapat memperkirakan
Harus mengetahui dg
tepat
Pertolong
an
Bisa didapat
Sehingga
Perempuan2 yg memerlukan
pertolongan tersebut
PERLU DIRUJUK
Melalui
SISTEM RUJUKAN
28. KELEMAHAN SPR
1. Tidak ada Zero Score, krn
keadaan patologi bisa terjadi
sewaktu-waktu.
2. Memberikan “Rasa Aman Semu”,
krn skoring dibuat pada
kehamilan, sedangkan kelainan
bisa terjadi pada partus/nifas.
29. Exp : G1, skor rendah, Aman, boleh partus
di dukun, --- Partus Lama --- Progn.
Buruk.
3.Nilai score tidak mutlak, krn bumil dgn
skor tinggi, bisa saja lahir spontan
tanpa komplikasi, baik utk ibu maupun
anak.
30. Exp. G10P9, 45 thn, Skor Tinggi,
Tidak Aman, partus harus di RS,
ternyata semuanya lancar.
4. Yang dirujuk hanya BUMIL yg
Berisiko, seharusnya PUS yg
mempunyai Faktor Risiko.
31. Kesimpulan
1. SPR kebijakan yg di gunakan sebagai managerial
tools mengamankan proses kehamilan, persalinan dan
nifas menurunkan angka kematian maternal perinatal
2. Nilai prediksi SPR tidak mutlak- semua
perempuan hamil mempunya kemungkinan
mendapat komplikasi
3. SPR masih memeliki kelemahan-
implementasinya disertai dengan kebijaksanaan
para petugasnya.