CV atau perseroan komanditer merupakan badan usaha yang sering digunakan oleh UKM di Indonesia karena proses pendiriannya yang relatif cepat dan murah dibandingkan dengan PT. CV dibentuk melalui kesepakatan para pendirinya dan tidak memerlukan persetujuan instansi pemerintah. Proses pendirian CV terdiri dari 7 tahap yaitu pembuatan akta, surat keterangan domisili, NPWP, surat keterangan terdaftar sebagai Wajib
1. Pendirian CV (Commanditaire Venootshap)
Perseroan komanditer (Commanditaire Venootshap) atau yang
biasa disebut CV, merupakan badan usaha yang umum
digunakan oleh pelaku usaha bisnis kecil maupun menengah
(UKM) yang ada Indonesia dan ada juga golongan besar yang
mendirikan CV. CV bukanlah badan hukum seperti PT, karena
tidak ada undang-undang yang secara khusus mengatur
perseroan ini. Perbedaan mendasarnya adalah dari modalnya,
dalam CV tidak disebutkan modal perusahaan dalam akta
perusahaan, tidak seperti PT. CV harus membuat kesepakatan
tersendiri atau catatan terpisah mengenai modal yang
disetorkan ke CV tersebut. Keuntungan membuka CV, yaitu :
Proses pendirian relatif lebih cepat dan mudah.
Tidak perlu mendapatkan pengesahan dari Menteri Hukum &
HAM RI maupun instalasi lainnya.
Biaya yang dibutuhkan lebih murah.
Bebas menggunakan nama perusahaan tanpa ada persetujuan
dari Menteri atau Instalasi terkait.
Salah satu pendiri berkeinginan untuk memilki tanggung jawab
penuh dalam melaksanakan kegiatan usahanya.
2. TAHAPAN PROSES PENDIRIAN CV
TAHAP 1. PEMBUATAN AKTA PENDIRIAN CV OLEH NOTARIS
TAHAP 2. SURAT KETERANGAN DOMISILI PERUSAHAAN
TAHAP 3. NPWP-NOMOR POKOK WAJIB PAJAK
TAHAP 4. SURAT KETERANGAN TERDAFTAR SEBAGAI WAJIB PAJAK
TAHAP 5. PENDAFTARAN KE PENGADILAN NEGERI
TAHAP 6. SIUP-SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN
TAHAP 7. TDP-TANDA DAFTAR PERUSAHAAN