SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Logika Matematika
Makalah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas
mata kuliah Bahasa Indonesia
Dosen : Indrya Mulyaningsih, M.Pd
Di susun oleh :
Wida Widaningsih (14121520528)
Tarbiyah MTK-C/smt 2
INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NUR JATI CIREBON
2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Logika bukanlah ilmu yang baru muncul. Perkuliahan Logika itu sendiri
sudah diberikan kepada mahasiswa lebih dari 10 tahun yang lalu. Orang yang
dikenal sebagai perintis atau pelopor logika Aristoteles yang hidup pada 348-322
SM.
Dalam mengadapi kehidupan sehari – hari dituntut untuk menggunakan
akal pikiran dalam setiap kegiatan dengan penuh pemikiran dan pertimbangan.
Oleh karena itu, harus mempunyai pola pikir yang tepat, akurat, rasional.
Sehingga dapat mengenal dan menghindari kesalahan logis.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari logika matematika ?
2. Apa yang dimaksud dengan kalimat pernyataan, kalimat terbuka dan
ingkaran ?
3. Apa yang dimaksud dengan disjungsi, konjungsi dan ingkarannya dan
bagaimana tabel kebenarannya ?
4. Apa yang dimaksud dengan implikasi, biimplikasi dan ingkarannya ?
5. Bagaimana aplikasi logika terhadap jaringan listrik ?
C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian logika matematika
2. Mengetahui kalimat pernyataan, kalimat terbuka dan ingkaran dalam
logika matematika
3. Memahami konsep disjungsi, konjungsi dan ingkarannya beserta tabel
kebenarannya
1
Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung : TARSITO, 1986), halaman, 2.
4. Memahami konsep implikasi, biimplikasi dan ingkarannya beserta tabel
kebenarannya
5. Mengetahui aplikasi logika matematika terhadap jaringan listrik
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Logika
2
Secara etimologis, istilah Logika berasal dari kata “logos” (Yunani)
yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga mengandung makna
ilmu pengetahuan. Dalam arti luas Logika adalah sebuah metode dan prinsip yang
dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran
yang salah.
Theoprastus (371-287 sM), memberi sumbangan terbesar dalam logika
ialah penafsirannya tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah
sifat asasi dari setiap kesimpulan.
3
Logika mempelajari dan meneliti apakah sebuah penalaran yang kita
lakukan tepat atau tidak. Untuk dapat berfikir dengan tepat (correct), logika
menawarkan pada kita sejumlah aturan atau kaidah yang harus diperhatikan agar
kesimpulan yang kita peroleh hasilnya tepat.
B. Pernyataan, Kalimat Terbuka dan Ingkaran
4
Pernyataan adalah kalimat tertutup yang memiliki nilai benar saja atau
salah saja, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. 5
Pernyataan harus dibedakan
dari kalimat biasa. Tidak semua kalimat termasuk pernyataan. Kalimat biasa bisa
merupakan perintah, pernyataan, kalimat yang kabur pengertiannya, atau kalimat
yang mempunyai arti ganda.
Perhatikan contoh berikut :
2
Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung: TARSITO, 1986 ), halaman, 2.
3
Ibid
4
Nur Aksin, Miyanto, Detik – Detik Ujian Nasional Matematika, ( Klaten: PT. Intan Pariwara,
2012 ), halaman 1.
5
Eka Setyanto, Matematika Untuk SMA/MA, ( Surakarta: Pustaka Manggala, 2006 ), halaman, 3.
a. 6 adalah bilangan genap
b. 4 + 5 > 10
Kalimat diatas bernilai benar untuk (a) dan bernilai salah untuk (b).
Sebagai perbandingan perhatikan kalimat berikut :
a. Tolong ambilkan buku!
b. Nasi uduk rasanya enak.
6
Kalimat – kalimat diatas tidak dapat dinilai apakah benr atau salah.
Sehingga bukan merupakan pernyataan. Pernyataan yang benar dikatakan
mempunyai nilai kebenaran benar (B), sedangkan pernyataan yang salah
dikatakan mempunyai nilai kebenaran salah (S).
7
Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel/peubah,
sehingga belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar/salah). Nilai
kebenaran sesuatu kalimat terbuka tergantung pada variabel yang digantikan.
Perhatiakn contoh berikut :
a. , akan menjadi pernyataan yang benar jika x = 1
b. akan menjadi pernyataan yang benar
jika x diganti dengan 0, 1, 2, 3, 4. Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah
.
8
Ingkaran atau negasi merupakan suatu pernyataan p adalah pernyataan
~p, yang bernilai salah (S) jika p bernilai benar (B) dan bernilai benar (B) jika p
bernilai salah (S). ~p dibaca “bukan p” atau “tidak benar p”.
p ~p
B S
6
Eka Setyanto, Loc.cit.
7
Eka Setyanto, Loc.cit.
8
Nur Aksin, Miyanto, Loct,cit.
S B
Perhatikan contoh berikut :
Tentukan ingkaran dari pernyataan dibawah ini :
a. p : 4 5 = 20
Ingkarannya : ~p : 4 20
b. p : 2 adalah bilangan prima.
Ingkarannya : ~p : 2 adalah bukan bilangan prima.
C. Disjungsi, Konjungsi, dan Ingkarannya
1. Nilai dan Tabel Kebenaran Disjungsi
9
Jika terdapat dua pernyataan masing – masing p dan q dihubungkan
dengan kata hubung “atau”, maka pernyataan “p atau q” disebut disjungsi
yang dinotasikan dengan “p q”.
Berikut ini adalah tabel kebenaran disjungsi “p q”
p q p q
B B B
B S B
S B B
S S S
Perhatiakan contoh berikut :
Kamera adalah alat visual.
9
Eka Setyanto, Matematika Untuk SMA/MA, ( Surakarta: Pustaka Manggala, 2006 ), halaman, 5.
Kamera adalah alat audial.
Jadi, kamera adalah alat visual atau alat audial.
2. Nilai dan Tabel Kebenaran Konjungsi
10
Dengan menghubungkan dua pernyataan tunggal sehingga
menajadi pernyataan majemuk (compound statement). 11
Jika pernyataan p
dan q dihubungkan dengan kata hubung “dan” maka pernyataan “p dan q”
disebut konjungsi yang dinotasikan dengan “p q”.
Berikut ini adalah tabel kebenaran konjungsi “p q”
p q p q
B B B
B S S
S B S
S S S
Perhatiakan contoh berikut :
q : 3 adalah bilangan prima ganjil.
q : 2 adalah bilangan prima genap.
p q : 3 adalah bilangan prima ganjil dan 2 adalah bilangan prima genap
3. Ingkaran Disjungsi dan Konjungsi
a. Ingkaran Disjungsi
12
Ingakaran dari disjungsi : ~(p q) adalah ~p ~q. Hal ini
dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran sebagai berikut.
10
Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung: TARSITO, 1986 ), halaman, 2.
11
Eka Setyanto, Op. cit., halaman 5.
12
Eka Setyanto, Op. cit., halaman 7.
p q ~p ~q p q ~(p q) ~p ~q
B B S S B S S
B S S B B S S
S B B S B S S
S S B B S B B
b. Ingkaran Konjungsi
Adapun ingkaran konjungsi ~(p q) adalah ~p ~q atau
~(p q) ≡ ~p ~q. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran
sebagai berikut.
p q ~p ~q p q ~(p q) ~p ~q
B B S S B S S
B S S B S B B
S B B S S B B
S S B B S B B
D. Implikasi, Biimplikasi, dan Ingkarannya
1. Implikasi (Pernyataan Bersyarat)
13
Implikasi merupakan pernyataan majemuk yang berasal dari
pernyataan p dan q dalam bentuk “jika p, maka q”. Pernyataan p disebut
anteseden, sedangkan pernyataan q disebut konsekuen.
14
Implikasi “jika p, maka q” bisa dilambangkan dengan “q p”
yang dapat dibaca : p hanya jika q, p jika q, p syarat cukup q, q syarat perlu
bagi p.
Berikut ini adalah tabel kebenaran implikasi p q
13
Eka Setyanto, Matematika Untuk SMA/MA, ( Surakarta: Pustaka Manggala, 2006 ), halaman, 9.
14
Ibid
p q p q
B B B
B S S
S B B
S S B
2. Biimplikasi (Ekuivalensi)
15
Biimplikasi merupakan pernyataan majemuk dalam bentuk “p
jika dan hanya jika q” yang lambangkan p q. Biimplikasi p q dapat
juga dibaca : jika p maka q dan jika q maka p, p syarat perlu dan cukup bagi
q, q syarat perlu dan cukup bagi p.
Berikut ini adalah tabel kebenaran biimplikasi p q
p q p q p q q p (p q) (p q)
B B B B B B
B S S S B S
S B S B S S
S S B B B B
3. Ingkaran Implikasi dan Biimplikasi
a. Ingkaran Implikasi
16
Dengan menggunakan tabel kebenaran dapat dibuktikan
bahwa ingkaran dari p q adalah p ~q dapat ditulis : ~( p q) ≡ (p
~q ). Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran sebagai
berikut.
15
Ibid., halaman 10.
16
Ibid
p q ~q p q ~( p q) p ~q
B B S B S S
B S B S B B
S B S B S S
S S B B S S
b. Ingkaran Biimplikasi
17
Dengan menggunakan tabel kebenaran dapat dibuktikan
bahwa ingkaran dari p q adalah (p ~q) (~p q) dapat ditulis :
~ (p q) ≡ (p ~q) (~p q). Hal ini dapat dibuktikan dengan
tabel kebenaran sebagai berikut.
p q ~p ~q p q ~(p q) p ~q q ~p (p ~q) (~p q)
B B S S B S S S S
B S S B S B B S B
S B B S S B S B B
S S B B B S S S S
E. Aplikasi logika dalam Jaringan Listrik
18
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam
satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik
lainnya. Arus listrik memiliki dua muatan yaitu muatan positif dan muatan
negatif.
17
Ibid., halaman 11
18
Forum Guru Indonesia, Sistem Kebut Semalam SNMPTN, ( Jakarta: PT. Suka Buku, 2010 ),
halaman, 138.
19
Pada jaringan listrik ada 2 macam hubungan pokok, yaitu : hubungan
seri dan paralel. Dalam pengaplikasian logika hubungan seri dapat digambarkan
seperti berikut :
p q
20
Pada hubungan seri diatas, arus listrik dinyatakan dengan tanda panah.
Jika tombol p ditutup, demikian pula q, maka mengalirlah arus listrik. Namun jika
salah satu atau kedunya kita buka, maka arus listrik jelas tidak mengalir.
Dengan mendefinisikan b terbuka dan t tertutup, kita dapat menyusun
tabel hubungan seri seperti berikut :
p q ARUS
t t Ada
t b Tidak ada
b t Tidak ada
b B Tidak ada
21
Jika kita perhatikan, ternyata tabel ini sama dengan tabel yang sudah
kita buat sebelumnya, yakni tabel “ konjungsi “. Bila t diganti dengan B dan b
diganti dengan S, sedangkan “ ada arus “ diartikan sebagai B, dan “ tidak ada arus
“ diartikan sebagai S, maka adanya persamaan antara kedua tabel tersebut.
Untuk hubungan parallel, dapat digambarkan sebagai berikut :
p
q
19
Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung: TARSITO, 1986 ), halaman, 22.
20
Ibid., halaman, 23.
21
Ibid
22
Ada tidaknya arus yang mengalir, dapat dilihat lewat diagram diatas.
Jika salah satu dari kedua tombol p dan q atau sekaligus kedua – duannya tertutup,
maka mengalirlah arus. Arus tidak mengalir jika hanya p dan q semuanya terbuka.
Dengan demikian dapat membuat tabel hubungan parallel seperti dibawah ini:
p q ARUS
t t Ada
t b Ada
b t Ada
b B Tidak ada
Tabel ini sama dengan tabel disjungsi , jika t kita ganti dengan B,
sedangkan b diganti dengan S.
22
Ibid
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis, istilah Logika berasal dari kata “logos” (Yunani) yang
berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga mengandung makna ilmu
pengetahuan. Dalam arti luas Logika adalah sebuah metode dan prinsip yang
dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran
yang salah.
Logika bisa digunakan dalam kehidupan sehari – hari, terutama dalam
mengadapi berbagai persoalan. Biasanya terjadi kekeliruan terhadap persoalan
tersebut, sehingga dengan menggunakan konsep logika bisa mengatasi dan
memberi jalan keluar dengan menggunakan hukum atau aturan yang harus
digunakan. Logika bisa diaplikasikan dengan ilmu pengetahuan yang lainnya,
untuk mempermudah memahami pengetahuan yang sedang di pelajari.
DAFTAR PUSTAKA
Aksin Nur, Miyanto. 2012. Detik – Detik Ujian Nasional Matematika. Klaten: PT.
Intan Pariwara.
Forum Guru Indonesia. 2010. Sistem Kebut Semalam SNMPTN. Jakarta: PT.
Suka Buku.
Kusumah S Yahya. 1986. Logika Matematika Elementer. Bandung: TRASITO.
Setyanto Eka. 2006. Matematika Untuk SMA/MA. Surakarta: Cv. Pustaka
Manggala.

More Related Content

What's hot

Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
Nasifah LasMana
 
Logika matematika-1
Logika matematika-1Logika matematika-1
Logika matematika-1
Anto Jurang
 
Ekuivalensi logika
Ekuivalensi logikaEkuivalensi logika
Ekuivalensi logika
rizqitohopi
 
Pernyataan majemuk
Pernyataan  majemukPernyataan  majemuk
Pernyataan majemuk
pooeetry
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
Rosmarosyam
 

What's hot (20)

Makalah logika matematika
Makalah logika matematikaMakalah logika matematika
Makalah logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
logika matematika SMA
logika matematika SMAlogika matematika SMA
logika matematika SMA
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Logika matematika-1
Logika matematika-1Logika matematika-1
Logika matematika-1
 
Ppt logika mtk
Ppt logika  mtkPpt logika  mtk
Ppt logika mtk
 
Ekuivalensi logika
Ekuivalensi logikaEkuivalensi logika
Ekuivalensi logika
 
Logika
LogikaLogika
Logika
 
Pernyataan majemuk
Pernyataan  majemukPernyataan  majemuk
Pernyataan majemuk
 
Materi Logika Matematika
Materi Logika MatematikaMateri Logika Matematika
Materi Logika Matematika
 
Sunblog
SunblogSunblog
Sunblog
 
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
Modul matematika Mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sriwijaya 2015
 
8. rpp1
8. rpp18. rpp1
8. rpp1
 
logika matematika
logika matematikalogika matematika
logika matematika
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717Materilogika 181021060717
Materilogika 181021060717
 
Proclus dan Wallis pada geometri Euclid
Proclus dan Wallis pada geometri EuclidProclus dan Wallis pada geometri Euclid
Proclus dan Wallis pada geometri Euclid
 
P2 logika pernyataan dan nilai kebenaran
P2 logika pernyataan dan nilai kebenaranP2 logika pernyataan dan nilai kebenaran
P2 logika pernyataan dan nilai kebenaran
 

Similar to B.indonesia

powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
Suryo Wedo Susilo
 
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)
lena6712
 
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...
lena6712
 
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
taufiq99
 

Similar to B.indonesia (20)

Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
Mathematicallogic
MathematicallogicMathematicallogic
Mathematicallogic
 
powerpoint logika matematika
powerpoint logika matematikapowerpoint logika matematika
powerpoint logika matematika
 
Matematika diskrit
Matematika diskritMatematika diskrit
Matematika diskrit
 
Implikasi dan biimplikasi
Implikasi dan biimplikasiImplikasi dan biimplikasi
Implikasi dan biimplikasi
 
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika MatematikaKata Hubung Kalimat Logika Matematika
Kata Hubung Kalimat Logika Matematika
 
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKAKAPITA SELEKTA MATEMATIKA
KAPITA SELEKTA MATEMATIKA
 
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi InversLogika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
Logika Matematika, Fungsi dan Fungsi Invers
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)
 
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...
Rs11 g kelompok 12_ira fajriani yulitasari_292011356(2)...
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
Kelas x bab 7
Kelas x bab 7Kelas x bab 7
Kelas x bab 7
 
logika-matematika_edit.ppt
logika-matematika_edit.pptlogika-matematika_edit.ppt
logika-matematika_edit.ppt
 
Logika Matematika.pptx
Logika Matematika.pptxLogika Matematika.pptx
Logika Matematika.pptx
 
Bab 9-logika-matematika
Bab 9-logika-matematikaBab 9-logika-matematika
Bab 9-logika-matematika
 
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
Pengantar dasar matematika (FUNGSI)
 
Logika matematika
Logika matematikaLogika matematika
Logika matematika
 
Materi Matematika
Materi MatematikaMateri Matematika
Materi Matematika
 
Materi Semester 2
Materi Semester 2Materi Semester 2
Materi Semester 2
 

B.indonesia

  • 1. Logika Matematika Makalah ini di ajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Bahasa Indonesia Dosen : Indrya Mulyaningsih, M.Pd Di susun oleh : Wida Widaningsih (14121520528) Tarbiyah MTK-C/smt 2 INSITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NUR JATI CIREBON 2013
  • 2. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang 1 Logika bukanlah ilmu yang baru muncul. Perkuliahan Logika itu sendiri sudah diberikan kepada mahasiswa lebih dari 10 tahun yang lalu. Orang yang dikenal sebagai perintis atau pelopor logika Aristoteles yang hidup pada 348-322 SM. Dalam mengadapi kehidupan sehari – hari dituntut untuk menggunakan akal pikiran dalam setiap kegiatan dengan penuh pemikiran dan pertimbangan. Oleh karena itu, harus mempunyai pola pikir yang tepat, akurat, rasional. Sehingga dapat mengenal dan menghindari kesalahan logis. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian dari logika matematika ? 2. Apa yang dimaksud dengan kalimat pernyataan, kalimat terbuka dan ingkaran ? 3. Apa yang dimaksud dengan disjungsi, konjungsi dan ingkarannya dan bagaimana tabel kebenarannya ? 4. Apa yang dimaksud dengan implikasi, biimplikasi dan ingkarannya ? 5. Bagaimana aplikasi logika terhadap jaringan listrik ? C. Tujuan 1. Mengetahui pengertian logika matematika 2. Mengetahui kalimat pernyataan, kalimat terbuka dan ingkaran dalam logika matematika 3. Memahami konsep disjungsi, konjungsi dan ingkarannya beserta tabel kebenarannya 1 Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung : TARSITO, 1986), halaman, 2.
  • 3. 4. Memahami konsep implikasi, biimplikasi dan ingkarannya beserta tabel kebenarannya 5. Mengetahui aplikasi logika matematika terhadap jaringan listrik
  • 4. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Logika 2 Secara etimologis, istilah Logika berasal dari kata “logos” (Yunani) yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga mengandung makna ilmu pengetahuan. Dalam arti luas Logika adalah sebuah metode dan prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah. Theoprastus (371-287 sM), memberi sumbangan terbesar dalam logika ialah penafsirannya tentang pengertian yang mungkin dan juga tentang sebuah sifat asasi dari setiap kesimpulan. 3 Logika mempelajari dan meneliti apakah sebuah penalaran yang kita lakukan tepat atau tidak. Untuk dapat berfikir dengan tepat (correct), logika menawarkan pada kita sejumlah aturan atau kaidah yang harus diperhatikan agar kesimpulan yang kita peroleh hasilnya tepat. B. Pernyataan, Kalimat Terbuka dan Ingkaran 4 Pernyataan adalah kalimat tertutup yang memiliki nilai benar saja atau salah saja, tetapi tidak sekaligus benar dan salah. 5 Pernyataan harus dibedakan dari kalimat biasa. Tidak semua kalimat termasuk pernyataan. Kalimat biasa bisa merupakan perintah, pernyataan, kalimat yang kabur pengertiannya, atau kalimat yang mempunyai arti ganda. Perhatikan contoh berikut : 2 Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung: TARSITO, 1986 ), halaman, 2. 3 Ibid 4 Nur Aksin, Miyanto, Detik – Detik Ujian Nasional Matematika, ( Klaten: PT. Intan Pariwara, 2012 ), halaman 1. 5 Eka Setyanto, Matematika Untuk SMA/MA, ( Surakarta: Pustaka Manggala, 2006 ), halaman, 3.
  • 5. a. 6 adalah bilangan genap b. 4 + 5 > 10 Kalimat diatas bernilai benar untuk (a) dan bernilai salah untuk (b). Sebagai perbandingan perhatikan kalimat berikut : a. Tolong ambilkan buku! b. Nasi uduk rasanya enak. 6 Kalimat – kalimat diatas tidak dapat dinilai apakah benr atau salah. Sehingga bukan merupakan pernyataan. Pernyataan yang benar dikatakan mempunyai nilai kebenaran benar (B), sedangkan pernyataan yang salah dikatakan mempunyai nilai kebenaran salah (S). 7 Kalimat terbuka adalah kalimat yang memuat variabel/peubah, sehingga belum dapat ditentukan nilai kebenarannya (benar/salah). Nilai kebenaran sesuatu kalimat terbuka tergantung pada variabel yang digantikan. Perhatiakn contoh berikut : a. , akan menjadi pernyataan yang benar jika x = 1 b. akan menjadi pernyataan yang benar jika x diganti dengan 0, 1, 2, 3, 4. Jadi, himpunan penyelesaiannya adalah . 8 Ingkaran atau negasi merupakan suatu pernyataan p adalah pernyataan ~p, yang bernilai salah (S) jika p bernilai benar (B) dan bernilai benar (B) jika p bernilai salah (S). ~p dibaca “bukan p” atau “tidak benar p”. p ~p B S 6 Eka Setyanto, Loc.cit. 7 Eka Setyanto, Loc.cit. 8 Nur Aksin, Miyanto, Loct,cit.
  • 6. S B Perhatikan contoh berikut : Tentukan ingkaran dari pernyataan dibawah ini : a. p : 4 5 = 20 Ingkarannya : ~p : 4 20 b. p : 2 adalah bilangan prima. Ingkarannya : ~p : 2 adalah bukan bilangan prima. C. Disjungsi, Konjungsi, dan Ingkarannya 1. Nilai dan Tabel Kebenaran Disjungsi 9 Jika terdapat dua pernyataan masing – masing p dan q dihubungkan dengan kata hubung “atau”, maka pernyataan “p atau q” disebut disjungsi yang dinotasikan dengan “p q”. Berikut ini adalah tabel kebenaran disjungsi “p q” p q p q B B B B S B S B B S S S Perhatiakan contoh berikut : Kamera adalah alat visual. 9 Eka Setyanto, Matematika Untuk SMA/MA, ( Surakarta: Pustaka Manggala, 2006 ), halaman, 5.
  • 7. Kamera adalah alat audial. Jadi, kamera adalah alat visual atau alat audial. 2. Nilai dan Tabel Kebenaran Konjungsi 10 Dengan menghubungkan dua pernyataan tunggal sehingga menajadi pernyataan majemuk (compound statement). 11 Jika pernyataan p dan q dihubungkan dengan kata hubung “dan” maka pernyataan “p dan q” disebut konjungsi yang dinotasikan dengan “p q”. Berikut ini adalah tabel kebenaran konjungsi “p q” p q p q B B B B S S S B S S S S Perhatiakan contoh berikut : q : 3 adalah bilangan prima ganjil. q : 2 adalah bilangan prima genap. p q : 3 adalah bilangan prima ganjil dan 2 adalah bilangan prima genap 3. Ingkaran Disjungsi dan Konjungsi a. Ingkaran Disjungsi 12 Ingakaran dari disjungsi : ~(p q) adalah ~p ~q. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran sebagai berikut. 10 Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung: TARSITO, 1986 ), halaman, 2. 11 Eka Setyanto, Op. cit., halaman 5. 12 Eka Setyanto, Op. cit., halaman 7.
  • 8. p q ~p ~q p q ~(p q) ~p ~q B B S S B S S B S S B B S S S B B S B S S S S B B S B B b. Ingkaran Konjungsi Adapun ingkaran konjungsi ~(p q) adalah ~p ~q atau ~(p q) ≡ ~p ~q. Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran sebagai berikut. p q ~p ~q p q ~(p q) ~p ~q B B S S B S S B S S B S B B S B B S S B B S S B B S B B D. Implikasi, Biimplikasi, dan Ingkarannya 1. Implikasi (Pernyataan Bersyarat) 13 Implikasi merupakan pernyataan majemuk yang berasal dari pernyataan p dan q dalam bentuk “jika p, maka q”. Pernyataan p disebut anteseden, sedangkan pernyataan q disebut konsekuen. 14 Implikasi “jika p, maka q” bisa dilambangkan dengan “q p” yang dapat dibaca : p hanya jika q, p jika q, p syarat cukup q, q syarat perlu bagi p. Berikut ini adalah tabel kebenaran implikasi p q 13 Eka Setyanto, Matematika Untuk SMA/MA, ( Surakarta: Pustaka Manggala, 2006 ), halaman, 9. 14 Ibid
  • 9. p q p q B B B B S S S B B S S B 2. Biimplikasi (Ekuivalensi) 15 Biimplikasi merupakan pernyataan majemuk dalam bentuk “p jika dan hanya jika q” yang lambangkan p q. Biimplikasi p q dapat juga dibaca : jika p maka q dan jika q maka p, p syarat perlu dan cukup bagi q, q syarat perlu dan cukup bagi p. Berikut ini adalah tabel kebenaran biimplikasi p q p q p q p q q p (p q) (p q) B B B B B B B S S S B S S B S B S S S S B B B B 3. Ingkaran Implikasi dan Biimplikasi a. Ingkaran Implikasi 16 Dengan menggunakan tabel kebenaran dapat dibuktikan bahwa ingkaran dari p q adalah p ~q dapat ditulis : ~( p q) ≡ (p ~q ). Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran sebagai berikut. 15 Ibid., halaman 10. 16 Ibid
  • 10. p q ~q p q ~( p q) p ~q B B S B S S B S B S B B S B S B S S S S B B S S b. Ingkaran Biimplikasi 17 Dengan menggunakan tabel kebenaran dapat dibuktikan bahwa ingkaran dari p q adalah (p ~q) (~p q) dapat ditulis : ~ (p q) ≡ (p ~q) (~p q). Hal ini dapat dibuktikan dengan tabel kebenaran sebagai berikut. p q ~p ~q p q ~(p q) p ~q q ~p (p ~q) (~p q) B B S S B S S S S B S S B S B B S B S B B S S B S B B S S B B B S S S S E. Aplikasi logika dalam Jaringan Listrik 18 Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam satuan waktu. Muatan listrik bisa mengalir melalui kabel atau penghantar listrik lainnya. Arus listrik memiliki dua muatan yaitu muatan positif dan muatan negatif. 17 Ibid., halaman 11 18 Forum Guru Indonesia, Sistem Kebut Semalam SNMPTN, ( Jakarta: PT. Suka Buku, 2010 ), halaman, 138.
  • 11. 19 Pada jaringan listrik ada 2 macam hubungan pokok, yaitu : hubungan seri dan paralel. Dalam pengaplikasian logika hubungan seri dapat digambarkan seperti berikut : p q 20 Pada hubungan seri diatas, arus listrik dinyatakan dengan tanda panah. Jika tombol p ditutup, demikian pula q, maka mengalirlah arus listrik. Namun jika salah satu atau kedunya kita buka, maka arus listrik jelas tidak mengalir. Dengan mendefinisikan b terbuka dan t tertutup, kita dapat menyusun tabel hubungan seri seperti berikut : p q ARUS t t Ada t b Tidak ada b t Tidak ada b B Tidak ada 21 Jika kita perhatikan, ternyata tabel ini sama dengan tabel yang sudah kita buat sebelumnya, yakni tabel “ konjungsi “. Bila t diganti dengan B dan b diganti dengan S, sedangkan “ ada arus “ diartikan sebagai B, dan “ tidak ada arus “ diartikan sebagai S, maka adanya persamaan antara kedua tabel tersebut. Untuk hubungan parallel, dapat digambarkan sebagai berikut : p q 19 Yaya S. Kusumah, Logika Matematika Elementer, ( Bandung: TARSITO, 1986 ), halaman, 22. 20 Ibid., halaman, 23. 21 Ibid
  • 12. 22 Ada tidaknya arus yang mengalir, dapat dilihat lewat diagram diatas. Jika salah satu dari kedua tombol p dan q atau sekaligus kedua – duannya tertutup, maka mengalirlah arus. Arus tidak mengalir jika hanya p dan q semuanya terbuka. Dengan demikian dapat membuat tabel hubungan parallel seperti dibawah ini: p q ARUS t t Ada t b Ada b t Ada b B Tidak ada Tabel ini sama dengan tabel disjungsi , jika t kita ganti dengan B, sedangkan b diganti dengan S. 22 Ibid
  • 13. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Secara etimologis, istilah Logika berasal dari kata “logos” (Yunani) yang berarti kata, ucapan, pikiran secara utuh, atau bisa juga mengandung makna ilmu pengetahuan. Dalam arti luas Logika adalah sebuah metode dan prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah. Logika bisa digunakan dalam kehidupan sehari – hari, terutama dalam mengadapi berbagai persoalan. Biasanya terjadi kekeliruan terhadap persoalan tersebut, sehingga dengan menggunakan konsep logika bisa mengatasi dan memberi jalan keluar dengan menggunakan hukum atau aturan yang harus digunakan. Logika bisa diaplikasikan dengan ilmu pengetahuan yang lainnya, untuk mempermudah memahami pengetahuan yang sedang di pelajari.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Aksin Nur, Miyanto. 2012. Detik – Detik Ujian Nasional Matematika. Klaten: PT. Intan Pariwara. Forum Guru Indonesia. 2010. Sistem Kebut Semalam SNMPTN. Jakarta: PT. Suka Buku. Kusumah S Yahya. 1986. Logika Matematika Elementer. Bandung: TRASITO. Setyanto Eka. 2006. Matematika Untuk SMA/MA. Surakarta: Cv. Pustaka Manggala.