SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
TUGAS MAKALAH
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Disusun Oleh:
WIBOWO LAKSANA
(18412266)
Dosen Pembimbing :
INA HELIANY ,SH.,MH
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
TEKNIK ELEKTRO
UNIVERSITAS GUNADARMA
2014/2015
DAFTAR ISI
Daftar Isi ....................................................................................................................................2
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang...........................................................................................................3
BAB II : PERUMUSAN MASALAH........................................................................................3
BAB III : PEMBAHASAN
1. Istilah Teknis.....................................................................................................4
2. Visi Secara Paradigmatik.................................................................................5
3. Missi ...................................................................................................................6
4. Aspek Ontologis Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan...............…...7
5. Aspek Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan.....................................8
6. Aspek Aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan...........................................8
BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan ....................................................................................................................9
Daftar Pustaka
BAB I : PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian sebagai citizenship education, secara
substantif dan pedagogis didesain untuk mengembangkan warganegara yang cerdas dan baik
untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Sampai saat ini bidang itu sudah menjadi bagian
inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam lima status.
Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah.Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan
tinggi.Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam
kerangka program pendidikan guru.Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas
dalam bentuk Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau
sejenisnya yang pernah dikelola oleh Pemerintah sebagai suatun crash program.Kelima, sebagai
kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang
dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan
dalam status pertama, kedua, ketiga, dan keempat.Dalam status pertama, yakni sebagai mata
pelajaran di sekolah, pendidikan kewarganegaraan telah mengalami perkembangan yang
fluktuatif, baik dalam kemasan maupun substansinya.
BAB II : PERUMUSAN MASALAHAN
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dirasakan: rentan terhadap pengaruh
perubahan dalam kehidupan politik, tidakajek dalam sistem kurikulum dan pembelajarannya;
pendidikan gurunya yang cenderung terlalu memihak pada tuntutan formal-kurikuler di sekolah
dan kurang memperhatikan pengembangan pendidikan kewarganegaraan sebagai bidang kajian
pendidikan disiplin ilmu, epistemologi pendidikan kewarganegaraan tidak berkembang dengan
pesat, pembelajaran sosial nilai Pancasila yang cenderung berubah peran dan fungsi menjadi
proses indoktrinasi ideologi negara, tidak kokohnya dan tidak koherennya landasan ilmiah
pendidikan kewarganegaraan sebagai program pendidikan demokrasi.Dalam penelitian itu
dirumuskan pertanyaan penelitian.Bagaimana profil konseptual sistemik pendidikan
kewarganegaraan dilihat dari berbagai pemikiran para teoritisi dan persepsi praktisi pendidikanm
kewarganegaraan?
BAB III : PEMBAHASAN
1. Istilah Teknis
Ada tiga istilah teknis yang banyak digunakan, yakni civics, civic education, dan
citizenship education. Istilah civics merupakan istilah yang paling tua sejak digunakan
pertama kalinya oleh Chreshore pada tahun 1886 dalam Somantri (1969) untuk menunjukkan
the science of citizenship yang isinya antara lain mempelajari hubungan antarwarganegara
dan hubungan antara warganegara dengan negara. Saat ini istilah itu masih dipakai sebagai
nama mata pelajaran yang berdiri sendiri atau terintegrasi dalam kurikulum sekolah dasar di
Perancis dan Singapura; dan dalam kurikulum sekolah lanjutan di Perancis, Italia, Hongaria,
Jepang, Netherlands, Singapura, Spanyol, dan USA. Di Indonesia istilah civics pernah
digunakan dalam kurikulum SMP dan SMA tahun 1962, kurikulum SD tahun 1968, dan
kurikulum PPSP IKIP Bandung tahun 1973. Mulai pada tahun 1900-an di USA
diperkenalkan istilah citizenship education dan civic education yang digunakan secara
bertukar-pakai, untuk menunjukkan program pendidikan karakter, etika dan kebajikan atau
pengembangan fungsi dan peran politik dari warganegara dan pengembangan kualitas
pribadi. Sedangkan Allen (1960) dan NCSS menggunakan istilah citizenship education
dalam arti yang lebih luas, yakni sebagai produk keseluruhan program pendidikan atau all
positive influences yang datang dari proses pendidikan formal dan informal. Kini istilah civic
education lebih banyak digunakan di USA serta beberapa negara baru di Eropa timur yang
mendapat pembinaan profesional dari Center for Civic Education dan Universitas mitra
kerjanya di USA, untuk menunjukkan suatu program pendidikan di sekolah yang terintegrasi
atau suatu mata pelajaran yang berdiri sendiri. Sedangkan di Indonesia istilah civic education
masih dipakai untuk label mata kuliah di Jurusan atau Progran Studi PPKN dan nama LSM
Center for Indonesian Civic Education. Istilah civic education cenderung digunakan secara
spesifik sebagai mata pelajaran dalam konteks pendidikan formal.Sedangkan istilah
citizenship education cenderung digunakan dalam dua pengertian. Pertama, digunakan di UK
dalam pengertian yang lebih luas sebagai overarching concept yang di dalamnya termasuk
civic education sebagai unsur utama disamping program pendidikaan kewarganegaraan di
luar pendidikan formal seperti site of citizenship atau situs kewarganegaraan, seperti juga
dikonsepsikan sebelum itu oleh Alleh (1962) dan NCSS (1972). Kedua, digunakan di USA,
terutama oleh NCSS, dalam pengertian sebagai the essence or core atau inti dari social
studies.Di Indonesia istilah citizenship education belum pernah digunakan dalam tataran
formal instrumentasi pendidikan, kecuali sebagai wacana akademis di kalangan komunitas
ilmiah pendidikan IPS.Yang konsisten menggunakan istilah citizenship education atau
education for citizenship adalah UK. Sedangkan negara lain yang diketahui menggunakannya
secara adaptif adalah Netherlands. Sebagai batasan penulis menerjemahkan civic education
dan citizenship education ke dalam istilah yang sama namun berbeda dalam
carapenulisannya. Istilah civic education diterjemahkan menjadi Pendidikan
Kewarganegaraan (memakai huruf besar di awal) dan citizenship education diterjemahkan
menjadi pendidikan kewarganegaraan (semuanya dengan huruf kecil).Istilah Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn) menunjuk pada suatu mata pelajaran, sedangkan pendidikan
kewarganegaraan (PKn) menunjuk pada kerangka konseptual sistemik program pendidikan
untuk kewarganegaraan yang demokratis.Konsep pendidikan kewarganegaraan disebut juga
sistem pendidikan kewarganegaraan (spkn/SPKn) yang dapat ditulis dengan semuanya huruf
besar atau huruf kecil.
2. Visi Secara Paradigmatik
Citizenship education memiliki visi sosio-pedagogis mendidik warganegara ang
demokratis dalam konteks yang lebih luas, yang mencakup konteks pendidikan formal dan
pendidikan non-formal, seperti yang secara konsisten diterapkan di UK.dangkan civic
education secara umum memiliki visi formal-pedagogis untuk mendidik arganegara yang
demokratis dalam konteks pendidikan formal, seperti secara adaptif diterapkan di USA.
Indonesia, yakni PPKn memiliki visi formal-pedagogis sebagai mata pelajaran sosial di
sekolah dan perguruan tinggi sebagai wahana pendidikan nilai Pancasila.Bertolak dari kajian
teoritik dan diskusi reflektif, dirumuskan visi pendidikan kewarganegaraan” dalam arti luas,
yakni sebagai sistem pendidikan kewarganegaraan agar berfungsi dan berperan sebagai :
1. Program kurikuler dalam konteks pendidikan formal dan non-formal,
2. Program aksi sosial-kultural dalam konteks kemasyarakatan,
3. Sebagai bidang kajian ilmiah dalam wacana pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial.
Visi ini mengandung dua dimensi, yakni :
1. Dimensi substantif berupa muatan pembelajaran(content and learning experiences) dan
obyek telaah serta obyek pengembangan.
2. Dimensi proses berupa penelitian dan pembelajaran (aspek epistemologi dan aksiologi).
Khusus dalam visinya sebagai bidang kajian ilmiah pendidikan kewarganegaraan secara
epistemologis merupakan synthetic discipline atau integrated knowledge system, atau cross-
disciplinary study, atau kajian multidimensional. Penulis menempatkan pendidikan
kewarganegaraan atau sistem pendidikan kewarganegaraan sebagai kajian lintas-bidang
keilmuan, yang secara substantif ditopang terutama oleh ilmu politik dan ilmu-ilmu sosial,
serta humaniora, dan secara pedagogis diterapkan dalam dunia pendidikan persekolahan dan
masyarakat. Secara filosofik tubuh pengetahuan pendidikan kewarganegaran ini dilandasi
oleh tilikan reconstructed philosophy of education yang secara adaptif mengakomodasikan
tilikan filsafat pendidikan perennialism, essentialism, progressivism, dan recontructionism.
Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas-bidang keilmuan ini pada
dasarnya telah memenuhi kriteria dasar-formal suatu disiplin yakni mempunyai community
of scholars, a body of thinking, speaking, and writing; a method of approach to knowledge
dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem nilai. Ia merupakan suatu disiplin
terapan yang bersifat deskriptif-analitik, dan kebijakan-pedagogis. Jika dilihat dari
pandangan Kuhn (1970) secara paradigmatik, pendidikan kewarganegaraan baru memasuki
pre-paradigmatic phase atau proto science. Untuk dapat menggapai statusnya sebagai normal
science diperlukan berbagai penelitian dan pengembangan lebih lanjut oleh anggota
komunitas ilmiah “pendidikan kewarganegaraan” sehingga dapat melewati proses artikulasi
sosialisasi-pengakuan-falsifikasi-validasi-pengakuan sebagai disiplin yang matured.
3. Missi
Secara konseptual “pendidikan kewarganegaraan” atau citizenship education merupakan
bidang kajian ilmiah pendidikan disiplin ilmu sosial yang bersifat “lintas-bidang keilmuan”
dengan intinya ilmu politik, yang secara paradigmatik memiliki saling-keterpautan yang
bersifat komplementatif dengan pendidikan ilmu sosial secara keseluruhan. Dalam hal ini,
bahwa :
a) social studies berpijak terutama pada konsep-konsep dan metode berpikir ilmu-ilmu
sosial secara keseluruhan, sedang citizenship education berpijak terutama pada ilmu
politik dan sejarah;
b) salah satu dimensi dari social studies adalah citizenship education, khususnya dalam
upaya pengembangan intelligent social actor.
Dalam konteks proses reformasi menuju Indonesia baru dengan konsepsi masyarakat
madani sebagai tatanan ideal sosial-kulturalnya, maka pendidikan kewarganegaraan
mengemban missi: sosio-pedagogis, sosio-kultural, dan substantif-akademis. Missi sosio-
pedagogis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makluk sosial
menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, demokratis, taat hukum, beradab, dan religius.
Missi sosio-kultural adalah memfasilitasi perwujudan cita-cita, sistem kepercayaan/nilai,
konsep, prinsip, dan praksis demokrasi dalam koteks pembangunan masyarakat madani
Indonesia melalui pengembangan partisipasi warganegara secara cerdas dan
bertanggungjawab melalui berbagai kegiatan sosio-kultural secara kreatif yang bermuara
pada tumbuh dan berkembangnya komitmen moral dan sosial kewarganegaraan. Sedangkan
missi substantif-akademis adalah mengembangkan struktur atau tubuh pengetahuan
pendidikan kewarganegaraan, termasuk di dalamnya konsep, prinsip, dan generalisasi
mengenai dan yang berkenaan dengan civic virtue atau kebajikan kewarganegaraan dan civic
culture atau budaya kewarganegaraan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (fungsi
epistemologis) dan memfasilitasi praksis sosio-pedagogis dan sosio-kultural dengan hasil
penelitian dan pengembangannya itu (fungsi aksiologis). Perwujudan ketiga missi tersebut
akan memfasilitasi pengembangan pendidikan kewarganegaraan sebagai proto science
menjadi disiplin baru dan dalam waktu bersamaan secara sinergistik akan dapat
meningkatkan kualitas isi dan proses pendidikan kewarganegaraan sebagai program kurikuler
pendidikan demokrasi dan kegiatan sosio-kultural dalam koteks makro pendidikan nasional.
4. Aspek Ontologis Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan
Kewarganegaraan memiliki dua dimensi ontologi, yakni obyek telaah dan obyek
pengembangan.Yang dimaksud dengan obyek telaah adalah keseluruhan aspek idiil,
instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan eksternal
mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran PPKn di sekolah dan di luar sekolah, serta
format gerakan sosial-kutural kewarganegaraan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud
dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah sosio-psikologis peserta didik, yakni
ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik yang menyangkut status, hak, dan
kewajibannya sebagai warganegara, yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara
programatik guna mencapai kualitas warganegara yang “cerdas, dan baik, dalam arti
demokratis, religius, dan berkeadaban dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
5. Aspek Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan
Aspek epistemologi pendidikan kewarganegaraan berkaitan erat dengan aspek ontologi
pendidikan kewarganegaraan, karena memang proses epistemologis, yang pada dasarnya
berwujud dalam berbagai bentuk kegiatan sistematis dalam upaya membangun pengetahuan
bidang kajian ilmiah pendidikan kewarganegaraan sudah seharusnya terkait pada obyek
telaah dan obyek pengembangannya. Kegiatan epistemologis pendidikan kewarganegaraan
mencakup metodologi penelitian dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian
digunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui:
1) metode penelitian kuantitatif yang menonjolkan proses pengukuran dan generalisasi
untuk mendukung proses konseptualisasi
2) metode penelitian kualitatif yang menonjolkan pemahaman holistik terhadap
fenomena alamiah untuk membangun suatu teori.
Sedangkan, metodologi pengembangan digunakan untuk mendapatkan paradigma
pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna mengembangkan aspek-aspek sosial-
psikologis peserta didik, dengan cara mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan
kontekstual pendidikan. Tercatat berbagai kegiatan epistemologis penelitian, pengembangan,
dan penelitian dan pengembangan.
6. Aspek Aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan
Yang termasuk ke dalam aspek aksiologi pendidikan kewarganegaraan adalah berbagai
manfaat dari hasil penelitian dan pengembangan dalam bidang kajianpendidikan
kewarganegaraan yang telah dicapai, bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan
persekolahan dan pendidikan tenaga kependidikan.Hasil-hasil penelitian dan pengembangan
social studies, citizenship education dan civic education” dalam dunia persekolahan banyak
memberi manfaat dalam merancang program pendidikan guru, meningkatkan kualitas
kemampuan guru, meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan kualitas sarana
dan sumber belajar, dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan.
BAB IV : PENUTUP
Kesimpulan
1. Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu tubuh atau sistem pengetahuan yang
memiliki:
a) ontologi civic behavior dan civic culture yang bersifat multidimensional (filosofis,
ilmiah, kurikuler, dan sosial kultural);
b) epistemologi research, development, and diffusion dalam bentuk kajian ilmiah dan
pengembangan program kurikuler, prilaku dan konteks sosial kultural warganegara, serta
komunikasi akademis, kurikuler, dan sosial dalam rangka penerapan hasil kajian ilmiah
dan pengembangan kurikuler dan instruksional dalam praksis pendidikan demokrasi
untuk warganegara di sekolah dan masyarakat;
c) aksiologi untuk memfasilitasi pengembangan body of knowledge sistem pengetahuan
atau disiplin pendidikan kewarganegaraan; melandasi dan memfasilitasi pengembangan
dan pelaksanaan pendidikan demokrasi di sekolah dan luar sekolah; dan membingkai
serta memfasilitasi berkembangnya koridor proses demokratisasi secara sosial kultural
dalam masyarakat.
2. Secara paradigmatik sistem pendidikan kewarganegaraan memiliki tiga komponen, yakni :
a) kajian ilmiah pendidikan ilmu kewarganegaraan;
b) program kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan;
c) gerakan sosial-kultural kewarganegaraan, yang secara koheren bertolak dari esensi dan
bermuara pada upaya pengembangan pengetahuan kewarganegaraan, nilai dan sikap
kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan.
7. Secara kontekstual logika internal dan dinamika eksternal sistem pendidikan
kewarganegaraan dipengaruhi oleh aspek-aspek pengetahuan intraseptif berupa
Agama dan Pancasila; pengetahuan ekstraseptif ilmu, teknologi, dan seni; cita-
cita, Nilai, konsep, prinsip, dan praksis demokrasi; masalah-masalah
kontemporer Indonesia; kecenderungan dan masalah globalisasi; dan kristalisasi
civic virtue dan civic culture untuk masyarakat madani Indonesia-masyarakat
negara kebangsaan Indonesia yang berdemokrasi konstitusional.
8. Aspek esensial yang menjadi faktor perekat (integrating forces) dari ketiga komponen sistem
pendidikan kewarganegaraan sehingga membentuk suatu kerangka paradigmatik yang
koheren adalah konsep warganegara yang cerdas, demokratis, taat hukum, beradab, dan
religius yang dikristalisasikan menjadi 90 butir perangkat kompetensi
kewarganegaraan(pengetahuan kewarganegaraan, ahlak/sikap kewarganegaraan, dan
keterampilan kewarganegaraan) yang berkembang secara dinamis.
DAFTAR PUSTAKA
http://yuyuskardiman.ppknunj.org/wp-content/uploads/sites/3/2013/03/cived-sbg-wahana-pend.-
demokrasi.doc

More Related Content

What's hot

Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaMuchlis Soleiman
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaLestari Moerdijat
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarErvina Cranberry's
 
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif PancasilaHarmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasilanovipridayantiii
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaSabam Sitinjak
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintahAbid Zamzami
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIAmeikaa
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraFenti Anita Sari
 
PKN BAB 5 KELAS 8
PKN BAB 5  KELAS 8 PKN BAB 5  KELAS 8
PKN BAB 5 KELAS 8 Raechan Anam
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraAmphie Yuurisman
 
Kelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesia
Kelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesiaKelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesia
Kelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesiaapotek agam farma
 
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptPPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptMuhamad Yogi
 
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaLukman Priasmoro
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)M Abdul Aziz
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalismeRizal Komarudin
 

What's hot (20)

3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia3. perkembangan ham di dunia
3. perkembangan ham di dunia
 
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesiaImplementasi sistem sosial budaya indonesia
Implementasi sistem sosial budaya indonesia
 
hukum Adat
hukum Adathukum Adat
hukum Adat
 
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat IndonesiaKemajemukan Masyarakat Indonesia
Kemajemukan Masyarakat Indonesia
 
Ekonomi lingkungan
Ekonomi lingkunganEkonomi lingkungan
Ekonomi lingkungan
 
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasarMakalah ilmu sosial dan budaya dasar
Makalah ilmu sosial dan budaya dasar
 
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif PancasilaHarmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia  Dalam Perspektif Pancasila
Harmonisasi Hak & Kewajiban Asasi Manusia Dalam Perspektif Pancasila
 
Kelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusiaKelas xii hak azasi manusia
Kelas xii hak azasi manusia
 
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
(3 4) kedudukan, kewenangan dan tindakan hukum pemerintah
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 
Makalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negaraMakalah hubungan antar lembaga negara
Makalah hubungan antar lembaga negara
 
PKN BAB 5 KELAS 8
PKN BAB 5  KELAS 8 PKN BAB 5  KELAS 8
PKN BAB 5 KELAS 8
 
SK-KD PKN SMP-MTs
SK-KD PKN SMP-MTsSK-KD PKN SMP-MTs
SK-KD PKN SMP-MTs
 
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi NegaraMakalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
Makalah: UUD 1945 Sebagai Konstitusi Negara
 
Kelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesia
Kelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesiaKelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesia
Kelompok 2 ppt kasus pelanggaran ham di indonesia
 
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.pptPPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
PPT BAGIAN 1 PANCASILA.ppt
 
Hukum agraria
Hukum agraria   Hukum agraria
Hukum agraria
 
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbukaModul pancasila sbg ideologi terbuka
Modul pancasila sbg ideologi terbuka
 
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
Politik dan Strategi Nasional - PKn (Makalah)
 
Power point nasionalisme
Power point nasionalismePower point nasionalisme
Power point nasionalisme
 

Similar to Tugas Pkn

DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptxDIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptxNabilaSalsabila99
 
Modul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sdModul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sdYoni Mahardhika
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxNawazzZz
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxNawazzZz
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi Nugraha
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi Nugraha
 
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docxklmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docxMuhammadNurulMubin1
 
Bahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptx
Bahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptxBahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptx
Bahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptxMeTube4
 
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraanTugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraansawaludin
 
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptxPERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptxPeriHeriyanto1
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdferlyn22
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4firnawatisuwandi
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4noviashsh
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4denaekarina
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasRizmanz Rizky
 
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.pptP. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.pptFanofGMhikaru
 
Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)
Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)
Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)Fakhrudin Sujarwo
 

Similar to Tugas Pkn (20)

DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptxDIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
 
Modul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sdModul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sd
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
 
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptxPPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
PPT RESUME HMK KONSEP DASAR IPS (FIX).pptx
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docxklmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
klmpk 3 dasar sosiologi ilmu pendidikan.docx
 
Bahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptx
Bahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptxBahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptx
Bahan Ajar MATA KULIAH PENDIDIKAN ILMU SOSIAL.pptx
 
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraanTugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
Tugas bab i landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan
 
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptxPERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
PERKEMBANGAN IPS DI INDONESIA 2018.pptx
 
Ppt kurikulum
Ppt kurikulumPpt kurikulum
Ppt kurikulum
 
Mengajar ips di sd
Mengajar ips di sdMengajar ips di sd
Mengajar ips di sd
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
 
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
Pengertian ips & hakikat ips kelompok.4
 
KONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptxKONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptx
KONSEP PEMBELAJARAN IPS.pptx
 
Bab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asasBab iii landasan dan asas
Bab iii landasan dan asas
 
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.pptP. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
P. Pembelajaran IPS Kelas Rendah.ppt
 
Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)
Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)
Sosiologi X; RPP (Kurikulum 2013)
 

More from Вибово Лаксоно

More from Вибово Лаксоно (6)

Pedoman penyusunan-proposal-usaha
Pedoman penyusunan-proposal-usahaPedoman penyusunan-proposal-usaha
Pedoman penyusunan-proposal-usaha
 
Estimasi Biaya Pemuatan Pintu Otomatis
Estimasi Biaya Pemuatan Pintu OtomatisEstimasi Biaya Pemuatan Pintu Otomatis
Estimasi Biaya Pemuatan Pintu Otomatis
 
Tugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasionalTugas makalah ketahanan nasional
Tugas makalah ketahanan nasional
 
Tugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantaraTugas makalah wawasan nusantara
Tugas makalah wawasan nusantara
 
Iptek pada pertambangan
Iptek pada pertambanganIptek pada pertambangan
Iptek pada pertambangan
 
Iptek untuk perindustrian
Iptek untuk perindustrianIptek untuk perindustrian
Iptek untuk perindustrian
 

Recently uploaded

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxdpp11tya
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)MustahalMustahal
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatArfiGraphy
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptxPPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
PPT PERUBAHAN LINGKUNGAN MATA PELAJARAN BIOLOGI KELAS X.pptx
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajatLatihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
Latihan Soal bahasa Indonesia untuk anak sekolah sekelas SMP atau pun sederajat
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

Tugas Pkn

  • 1. TUGAS MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Disusun Oleh: WIBOWO LAKSANA (18412266) Dosen Pembimbing : INA HELIANY ,SH.,MH FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS GUNADARMA 2014/2015
  • 2. DAFTAR ISI Daftar Isi ....................................................................................................................................2 BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang...........................................................................................................3 BAB II : PERUMUSAN MASALAH........................................................................................3 BAB III : PEMBAHASAN 1. Istilah Teknis.....................................................................................................4 2. Visi Secara Paradigmatik.................................................................................5 3. Missi ...................................................................................................................6 4. Aspek Ontologis Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan...............…...7 5. Aspek Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan.....................................8 6. Aspek Aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan...........................................8 BAB IV : PENUTUP Kesimpulan ....................................................................................................................9 Daftar Pustaka
  • 3. BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Pendidikan kewarganegaraan dalam pengertian sebagai citizenship education, secara substantif dan pedagogis didesain untuk mengembangkan warganegara yang cerdas dan baik untuk seluruh jalur dan jenjang pendidikan. Sampai saat ini bidang itu sudah menjadi bagian inheren dari instrumentasi serta praksis pendidikan nasional Indonesia dalam lima status. Pertama, sebagai mata pelajaran di sekolah.Kedua, sebagai mata kuliah di perguruan tinggi.Ketiga, sebagai salah satu cabang pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial dalam kerangka program pendidikan guru.Keempat, sebagai program pendidikan politik yang dikemas dalam bentuk Penataran Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Penataran P4) atau sejenisnya yang pernah dikelola oleh Pemerintah sebagai suatun crash program.Kelima, sebagai kerangka konseptual dalam bentuk pemikiran individual dan kelompok pakar terkait, yang dikembangkan sebagai landasan dan kerangka berpikir mengenai pendidikan kewarganegaraan dalam status pertama, kedua, ketiga, dan keempat.Dalam status pertama, yakni sebagai mata pelajaran di sekolah, pendidikan kewarganegaraan telah mengalami perkembangan yang fluktuatif, baik dalam kemasan maupun substansinya. BAB II : PERUMUSAN MASALAHAN Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dirasakan: rentan terhadap pengaruh perubahan dalam kehidupan politik, tidakajek dalam sistem kurikulum dan pembelajarannya; pendidikan gurunya yang cenderung terlalu memihak pada tuntutan formal-kurikuler di sekolah dan kurang memperhatikan pengembangan pendidikan kewarganegaraan sebagai bidang kajian pendidikan disiplin ilmu, epistemologi pendidikan kewarganegaraan tidak berkembang dengan pesat, pembelajaran sosial nilai Pancasila yang cenderung berubah peran dan fungsi menjadi proses indoktrinasi ideologi negara, tidak kokohnya dan tidak koherennya landasan ilmiah pendidikan kewarganegaraan sebagai program pendidikan demokrasi.Dalam penelitian itu dirumuskan pertanyaan penelitian.Bagaimana profil konseptual sistemik pendidikan kewarganegaraan dilihat dari berbagai pemikiran para teoritisi dan persepsi praktisi pendidikanm kewarganegaraan?
  • 4. BAB III : PEMBAHASAN 1. Istilah Teknis Ada tiga istilah teknis yang banyak digunakan, yakni civics, civic education, dan citizenship education. Istilah civics merupakan istilah yang paling tua sejak digunakan pertama kalinya oleh Chreshore pada tahun 1886 dalam Somantri (1969) untuk menunjukkan the science of citizenship yang isinya antara lain mempelajari hubungan antarwarganegara dan hubungan antara warganegara dengan negara. Saat ini istilah itu masih dipakai sebagai nama mata pelajaran yang berdiri sendiri atau terintegrasi dalam kurikulum sekolah dasar di Perancis dan Singapura; dan dalam kurikulum sekolah lanjutan di Perancis, Italia, Hongaria, Jepang, Netherlands, Singapura, Spanyol, dan USA. Di Indonesia istilah civics pernah digunakan dalam kurikulum SMP dan SMA tahun 1962, kurikulum SD tahun 1968, dan kurikulum PPSP IKIP Bandung tahun 1973. Mulai pada tahun 1900-an di USA diperkenalkan istilah citizenship education dan civic education yang digunakan secara bertukar-pakai, untuk menunjukkan program pendidikan karakter, etika dan kebajikan atau pengembangan fungsi dan peran politik dari warganegara dan pengembangan kualitas pribadi. Sedangkan Allen (1960) dan NCSS menggunakan istilah citizenship education dalam arti yang lebih luas, yakni sebagai produk keseluruhan program pendidikan atau all positive influences yang datang dari proses pendidikan formal dan informal. Kini istilah civic education lebih banyak digunakan di USA serta beberapa negara baru di Eropa timur yang mendapat pembinaan profesional dari Center for Civic Education dan Universitas mitra kerjanya di USA, untuk menunjukkan suatu program pendidikan di sekolah yang terintegrasi atau suatu mata pelajaran yang berdiri sendiri. Sedangkan di Indonesia istilah civic education masih dipakai untuk label mata kuliah di Jurusan atau Progran Studi PPKN dan nama LSM Center for Indonesian Civic Education. Istilah civic education cenderung digunakan secara spesifik sebagai mata pelajaran dalam konteks pendidikan formal.Sedangkan istilah citizenship education cenderung digunakan dalam dua pengertian. Pertama, digunakan di UK dalam pengertian yang lebih luas sebagai overarching concept yang di dalamnya termasuk civic education sebagai unsur utama disamping program pendidikaan kewarganegaraan di luar pendidikan formal seperti site of citizenship atau situs kewarganegaraan, seperti juga dikonsepsikan sebelum itu oleh Alleh (1962) dan NCSS (1972). Kedua, digunakan di USA,
  • 5. terutama oleh NCSS, dalam pengertian sebagai the essence or core atau inti dari social studies.Di Indonesia istilah citizenship education belum pernah digunakan dalam tataran formal instrumentasi pendidikan, kecuali sebagai wacana akademis di kalangan komunitas ilmiah pendidikan IPS.Yang konsisten menggunakan istilah citizenship education atau education for citizenship adalah UK. Sedangkan negara lain yang diketahui menggunakannya secara adaptif adalah Netherlands. Sebagai batasan penulis menerjemahkan civic education dan citizenship education ke dalam istilah yang sama namun berbeda dalam carapenulisannya. Istilah civic education diterjemahkan menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (memakai huruf besar di awal) dan citizenship education diterjemahkan menjadi pendidikan kewarganegaraan (semuanya dengan huruf kecil).Istilah Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) menunjuk pada suatu mata pelajaran, sedangkan pendidikan kewarganegaraan (PKn) menunjuk pada kerangka konseptual sistemik program pendidikan untuk kewarganegaraan yang demokratis.Konsep pendidikan kewarganegaraan disebut juga sistem pendidikan kewarganegaraan (spkn/SPKn) yang dapat ditulis dengan semuanya huruf besar atau huruf kecil. 2. Visi Secara Paradigmatik Citizenship education memiliki visi sosio-pedagogis mendidik warganegara ang demokratis dalam konteks yang lebih luas, yang mencakup konteks pendidikan formal dan pendidikan non-formal, seperti yang secara konsisten diterapkan di UK.dangkan civic education secara umum memiliki visi formal-pedagogis untuk mendidik arganegara yang demokratis dalam konteks pendidikan formal, seperti secara adaptif diterapkan di USA. Indonesia, yakni PPKn memiliki visi formal-pedagogis sebagai mata pelajaran sosial di sekolah dan perguruan tinggi sebagai wahana pendidikan nilai Pancasila.Bertolak dari kajian teoritik dan diskusi reflektif, dirumuskan visi pendidikan kewarganegaraan” dalam arti luas, yakni sebagai sistem pendidikan kewarganegaraan agar berfungsi dan berperan sebagai : 1. Program kurikuler dalam konteks pendidikan formal dan non-formal, 2. Program aksi sosial-kultural dalam konteks kemasyarakatan, 3. Sebagai bidang kajian ilmiah dalam wacana pendidikan disiplin ilmu pengetahuan sosial. Visi ini mengandung dua dimensi, yakni :
  • 6. 1. Dimensi substantif berupa muatan pembelajaran(content and learning experiences) dan obyek telaah serta obyek pengembangan. 2. Dimensi proses berupa penelitian dan pembelajaran (aspek epistemologi dan aksiologi). Khusus dalam visinya sebagai bidang kajian ilmiah pendidikan kewarganegaraan secara epistemologis merupakan synthetic discipline atau integrated knowledge system, atau cross- disciplinary study, atau kajian multidimensional. Penulis menempatkan pendidikan kewarganegaraan atau sistem pendidikan kewarganegaraan sebagai kajian lintas-bidang keilmuan, yang secara substantif ditopang terutama oleh ilmu politik dan ilmu-ilmu sosial, serta humaniora, dan secara pedagogis diterapkan dalam dunia pendidikan persekolahan dan masyarakat. Secara filosofik tubuh pengetahuan pendidikan kewarganegaran ini dilandasi oleh tilikan reconstructed philosophy of education yang secara adaptif mengakomodasikan tilikan filsafat pendidikan perennialism, essentialism, progressivism, dan recontructionism. Pendidikan kewarganegaraan sebagai suatu bentuk kajian lintas-bidang keilmuan ini pada dasarnya telah memenuhi kriteria dasar-formal suatu disiplin yakni mempunyai community of scholars, a body of thinking, speaking, and writing; a method of approach to knowledge dan mewadahi tujuan masyarakat dan warisan sistem nilai. Ia merupakan suatu disiplin terapan yang bersifat deskriptif-analitik, dan kebijakan-pedagogis. Jika dilihat dari pandangan Kuhn (1970) secara paradigmatik, pendidikan kewarganegaraan baru memasuki pre-paradigmatic phase atau proto science. Untuk dapat menggapai statusnya sebagai normal science diperlukan berbagai penelitian dan pengembangan lebih lanjut oleh anggota komunitas ilmiah “pendidikan kewarganegaraan” sehingga dapat melewati proses artikulasi sosialisasi-pengakuan-falsifikasi-validasi-pengakuan sebagai disiplin yang matured. 3. Missi Secara konseptual “pendidikan kewarganegaraan” atau citizenship education merupakan bidang kajian ilmiah pendidikan disiplin ilmu sosial yang bersifat “lintas-bidang keilmuan” dengan intinya ilmu politik, yang secara paradigmatik memiliki saling-keterpautan yang bersifat komplementatif dengan pendidikan ilmu sosial secara keseluruhan. Dalam hal ini, bahwa :
  • 7. a) social studies berpijak terutama pada konsep-konsep dan metode berpikir ilmu-ilmu sosial secara keseluruhan, sedang citizenship education berpijak terutama pada ilmu politik dan sejarah; b) salah satu dimensi dari social studies adalah citizenship education, khususnya dalam upaya pengembangan intelligent social actor. Dalam konteks proses reformasi menuju Indonesia baru dengan konsepsi masyarakat madani sebagai tatanan ideal sosial-kulturalnya, maka pendidikan kewarganegaraan mengemban missi: sosio-pedagogis, sosio-kultural, dan substantif-akademis. Missi sosio- pedagogis adalah mengembangkan potensi individu sebagai insan Tuhan dan makluk sosial menjadi warganegara Indonesia yang cerdas, demokratis, taat hukum, beradab, dan religius. Missi sosio-kultural adalah memfasilitasi perwujudan cita-cita, sistem kepercayaan/nilai, konsep, prinsip, dan praksis demokrasi dalam koteks pembangunan masyarakat madani Indonesia melalui pengembangan partisipasi warganegara secara cerdas dan bertanggungjawab melalui berbagai kegiatan sosio-kultural secara kreatif yang bermuara pada tumbuh dan berkembangnya komitmen moral dan sosial kewarganegaraan. Sedangkan missi substantif-akademis adalah mengembangkan struktur atau tubuh pengetahuan pendidikan kewarganegaraan, termasuk di dalamnya konsep, prinsip, dan generalisasi mengenai dan yang berkenaan dengan civic virtue atau kebajikan kewarganegaraan dan civic culture atau budaya kewarganegaraan melalui kegiatan penelitian dan pengembangan (fungsi epistemologis) dan memfasilitasi praksis sosio-pedagogis dan sosio-kultural dengan hasil penelitian dan pengembangannya itu (fungsi aksiologis). Perwujudan ketiga missi tersebut akan memfasilitasi pengembangan pendidikan kewarganegaraan sebagai proto science menjadi disiplin baru dan dalam waktu bersamaan secara sinergistik akan dapat meningkatkan kualitas isi dan proses pendidikan kewarganegaraan sebagai program kurikuler pendidikan demokrasi dan kegiatan sosio-kultural dalam koteks makro pendidikan nasional. 4. Aspek Ontologis Pendidikan Kewarganegaraan Pendidikan Kewarganegaraan memiliki dua dimensi ontologi, yakni obyek telaah dan obyek pengembangan.Yang dimaksud dengan obyek telaah adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan eksternal
  • 8. mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran PPKn di sekolah dan di luar sekolah, serta format gerakan sosial-kutural kewarganegaraan masyarakat. Sedangkan yang dimaksud dengan obyek pengembangan adalah keseluruhan ranah sosio-psikologis peserta didik, yakni ranah kognitif, afektif, konatif, dan psikomotorik yang menyangkut status, hak, dan kewajibannya sebagai warganegara, yang perlu dimuliakan dan dikembangkan secara programatik guna mencapai kualitas warganegara yang “cerdas, dan baik, dalam arti demokratis, religius, dan berkeadaban dalam konteks kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. 5. Aspek Epistemologi Pendidikan Kewarganegaraan Aspek epistemologi pendidikan kewarganegaraan berkaitan erat dengan aspek ontologi pendidikan kewarganegaraan, karena memang proses epistemologis, yang pada dasarnya berwujud dalam berbagai bentuk kegiatan sistematis dalam upaya membangun pengetahuan bidang kajian ilmiah pendidikan kewarganegaraan sudah seharusnya terkait pada obyek telaah dan obyek pengembangannya. Kegiatan epistemologis pendidikan kewarganegaraan mencakup metodologi penelitian dan metodologi pengembangan. Metodologi penelitian digunakan untuk mendapatkan pengetahuan baru melalui: 1) metode penelitian kuantitatif yang menonjolkan proses pengukuran dan generalisasi untuk mendukung proses konseptualisasi 2) metode penelitian kualitatif yang menonjolkan pemahaman holistik terhadap fenomena alamiah untuk membangun suatu teori. Sedangkan, metodologi pengembangan digunakan untuk mendapatkan paradigma pedagogis dan rekayasa kurikuler yang relevan guna mengembangkan aspek-aspek sosial- psikologis peserta didik, dengan cara mengorganisasikan berbagai unsur instrumental dan kontekstual pendidikan. Tercatat berbagai kegiatan epistemologis penelitian, pengembangan, dan penelitian dan pengembangan. 6. Aspek Aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan Yang termasuk ke dalam aspek aksiologi pendidikan kewarganegaraan adalah berbagai manfaat dari hasil penelitian dan pengembangan dalam bidang kajianpendidikan
  • 9. kewarganegaraan yang telah dicapai, bagi dunia pendidikan, khususnya pendidikan persekolahan dan pendidikan tenaga kependidikan.Hasil-hasil penelitian dan pengembangan social studies, citizenship education dan civic education” dalam dunia persekolahan banyak memberi manfaat dalam merancang program pendidikan guru, meningkatkan kualitas kemampuan guru, meningkatkan kualitas proses pembelajaran, meningkatkan kualitas sarana dan sumber belajar, dan meningkatkan kualitas penelitian dan pengembangan. BAB IV : PENUTUP Kesimpulan 1. Pendidikan kewarganegaraan merupakan suatu tubuh atau sistem pengetahuan yang memiliki: a) ontologi civic behavior dan civic culture yang bersifat multidimensional (filosofis, ilmiah, kurikuler, dan sosial kultural); b) epistemologi research, development, and diffusion dalam bentuk kajian ilmiah dan pengembangan program kurikuler, prilaku dan konteks sosial kultural warganegara, serta komunikasi akademis, kurikuler, dan sosial dalam rangka penerapan hasil kajian ilmiah dan pengembangan kurikuler dan instruksional dalam praksis pendidikan demokrasi untuk warganegara di sekolah dan masyarakat; c) aksiologi untuk memfasilitasi pengembangan body of knowledge sistem pengetahuan atau disiplin pendidikan kewarganegaraan; melandasi dan memfasilitasi pengembangan dan pelaksanaan pendidikan demokrasi di sekolah dan luar sekolah; dan membingkai serta memfasilitasi berkembangnya koridor proses demokratisasi secara sosial kultural dalam masyarakat. 2. Secara paradigmatik sistem pendidikan kewarganegaraan memiliki tiga komponen, yakni : a) kajian ilmiah pendidikan ilmu kewarganegaraan; b) program kurikuler Pendidikan Kewarganegaraan;
  • 10. c) gerakan sosial-kultural kewarganegaraan, yang secara koheren bertolak dari esensi dan bermuara pada upaya pengembangan pengetahuan kewarganegaraan, nilai dan sikap kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan. 7. Secara kontekstual logika internal dan dinamika eksternal sistem pendidikan kewarganegaraan dipengaruhi oleh aspek-aspek pengetahuan intraseptif berupa Agama dan Pancasila; pengetahuan ekstraseptif ilmu, teknologi, dan seni; cita- cita, Nilai, konsep, prinsip, dan praksis demokrasi; masalah-masalah kontemporer Indonesia; kecenderungan dan masalah globalisasi; dan kristalisasi civic virtue dan civic culture untuk masyarakat madani Indonesia-masyarakat negara kebangsaan Indonesia yang berdemokrasi konstitusional. 8. Aspek esensial yang menjadi faktor perekat (integrating forces) dari ketiga komponen sistem pendidikan kewarganegaraan sehingga membentuk suatu kerangka paradigmatik yang koheren adalah konsep warganegara yang cerdas, demokratis, taat hukum, beradab, dan religius yang dikristalisasikan menjadi 90 butir perangkat kompetensi kewarganegaraan(pengetahuan kewarganegaraan, ahlak/sikap kewarganegaraan, dan keterampilan kewarganegaraan) yang berkembang secara dinamis.