SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
LANDASAN ILMIAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN<br />Nama : Sawaludin, S.PdNIM : 1006995Mata Kuliah : Perbandingan Civic EducationDosen : Prof. Dr. Dasim Budimansyah, M.Si<br />,[object Object]
Pendidikan Kewaragangeraan (civic education) merupakan subjek pembelajaran yang mengemban misi untuk membentuk kpribadian bangsa, yakni sebagai upaya sadar dalam “nation and character building”. Dalam konteks ini peran Pendidikan Kewarganegara (PKn) bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat strategis. Suatu negara demokratis pada akhirnya harus berstandar pada pengetahuan, keterampilan dan kebajikan dari warganegaranya dan orang-orang yang mereka pilih untuk menduduki jabatan publik.
Warganegara yang demokratis merupakan salah satu kecenderungan nasional dan menglobal. Upaya tersebut dilakukan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, baik dalam pengertian citizenship education maupun civic education. Namun, bagaimana landasan ilmiah Pendidikan Kewarganegaraan tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut pada bab ini akan dibahas perkembangan citizenship education dan civic education, yang mencakup perkembangan historis epistimologis terutama di Amerika Serikat dan di Indonesia sendiri. Selanjutnya akan dibahas pula unsur-unsur yang menopang Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu kajian ilmiah, yakni unsur ontologi, epistimologi, maupun aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan dan kajian tentang bagamana kaitan PKn dan masyarakat multikultural.
PEMBAHASAN
Perkembangan Citizenship Education dan Civic Education
Perkembangan Historis EpitimologisSecara historis-epistemologis, Amerika Serikat (USA) dapat dicatat sebagai negara perintis kegiatan akademis dan kurikuler dalam pengembangan konsep dan paradigma quot;
citizenship educationquot;
 dan quot;
civic educationquot;
. Untuk pertama kalinya, yakni pada pertengahan tahun 1880-an di USA mulai diperkenalkan mata pelajaran quot;
Civicsquot;
 sebagai mata pelajaran di sekolah yang berisikan materi mengenai pemerintahan. Selanjutnya lahir sebutan-sebutan lain seperti civic education dan citizenship education. Istilah-istilah quot;
civics, dan quot;
civic educationquot;
, lebih cenderung digunakan dalam makna yang serupa untuk mata pelajaran di sekolah yang memiliki tujuan utama mengembangkan siswa sebagai warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). quot;
Citizenship educationquot;
 lebih cenderung digunakan dalam visi yang lebih luas untuk menunjukkan quot;
instructional effectsquot;
 dan quot;
nurturant effectsquot;
 dari keseluruhan proses pendidikan terhadap pembentukan karakter individu sebagai warganegara yang cerdas dan baik (smart and good citizen).<br />Menyimak perkembangan “civic” dan “civic education” itu, Winataputra (1978) memandangnya sebagai suatu studi tentang pemerintahan yang dilaksanakan disekolah, yang merupakan mata pelajaran tentang bagaimana pemerintahan demokrasi dilaksanakan dan dikembangkan, serta bagamana warga negara seyogyanya melkasanakan hak dan kewajibannya dan penuh rasa tanggung jawab. Adapun “civic education/citizenship education” merupakan program pembelajaran yang memiliki tujuan utama mengembangkan pengetahuan, sikap dan keterampilan sehingga siswa menajdi warganegara yang baik, melalui pengalaman belajar yang dipilih dan diorganisasikan atas dasar konsep-konsep ilmu politik.<br />Dilihat visi lain perkembangan quot;
citizenship educationquot;
 dan quot;
civic educationquot;
, dalam kenyataannya secara historis-epistemologis tidak bisa dipisahkan dari perkembangan pemikiran tentang quot;
social studies/social studies educationquot;
, seperti dapat dilihat di USA. Mengenai saling keterkaitan antara quot;
citizenship educationquot;
 dan quot;
civic educationquot;
 dan quot;
social studiesquot;
, pada dasarnya ada dua pandangan utama. Pandangan pertama melihat quot;
citizenship educationquot;
 dan quot;
civic educationquot;
 sebagai bagian dari 'social studiesquot;
, dan pandangan kedua melihat quot;
citizenship education' dan quot;
civic educationquot;
 sebagai esensi atau inti dari quot;
social studiesquot;
, sebagaamana Barr, Bart, dan shermis (1978)  mengatakan bahwa “social studies” disikapi sebagai perpaduan ilmu-ilmu sosial dan humaniora untuk tujuan pembelajaran dalam rangka “citizenship education”. Di situ “citizenship education” ditempatkan sebagai esensi atau tujuan akhir dari “social studies”. Sementara itu secara epistemologis, sesungguhnya quot;
social studies' juga memiliki kaitan sangat erat dengan quot;
social sciencesquot;
. Karena itu kedudukannya dan keterkaitannya satu sama lain juga perlu dipahami dengan jelas.<br />,[object Object],Abdulkarim (2011) menggambarkan perkembangan pendidikan kewarganegaraan dari tahun 1960-an sampai saat ini, sebagai berikut: <br />Civics/Kewargaan Negara SMA/SMP 62, SD 68, SMP 1969,  SMA 1969 (Pendidikan Ideologi/Politik)<br /> Pendidikan Kewargaan Negara (PKN) SD 68, PPSP 73 (Pendidikan Ideologi Pancasila dan UUD 1945)<br /> Pendidikan Moral Pancasila (PMP) SD, SMP,SMU 1975, 1984 (Pendidikan Berbasis P-4)<br /> Pendidikan Pancasila DAN Kewarganegaraan (PPKn) SD, SMP, SMU 1994-sekarang (Pendidikan Nilai Pancaasila)<br />Pendidikan Kewarganegaraan PT 2002 – Sekarang (Pendidikan Sistem Ketatanegaraan RI)<br />Pendidikan Kewarganegaraan SD, SMP, SMU, PT<br />(PKn) sesuai UU RI 20 tahun 2003 (Pendidikan Demokrasi Konstitusional dan Kebangsaan Indonesia)<br />Mencermati perkembangan itu, sampai sejauh ini baik istilah yang dipakai, misi dan isi mata pelajaran quot;
Civicsquot;
/Pengetahuan Kewargaan Negara, Pendidikan Kewargaan Negara, Pendidikan Moral Pancasila, dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan Pendidikan Kewarganegaraan yang berkembang selama hampir empat dasawarsa (1960-sampai sekarang) menunjukkan terjadinya inkonsistensi pemikiran yang secara mendasar mencerminkan terjadinya krisis konseptual, yang tentunya berdampak pada terjadinya krisis operasional kurikuler. Keadaan ini mirip dengan situasi yang juga pernah dialami di Amerika Serikat, dimana quot;
Civics, Civic Education, Citizenship Education, Social Studies/Social Science Educationquot;
 sejak kelahirannya tahun 1880-an sampai dengan terbitnya dokumen akademis NCSS (1994) 'Curriculum Standards for Social Studies: Expectations of Excellencequot;
 dan dokumen akademis Civitas (1994) ‘National Standards for Civics and Government’. Tampaknya mereka telah berhasil mengatasi krisis konseptual dan kurikuler. Setidaknya mereka kini telah mencapai suatu konsensus akademis dan programatik yang pada gilirannya akan memandu terjadinya proses kurikulum yang Iebih koheren. Bagi Indonesia konsensus serupa sangatlah penting dan didambakan untuk mendapatkan paradigma yang  cocok mengenai pendidikan bidang sosial di sekolah. <br />,[object Object]
Obyek Telaahan PKn
Objek telaah adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan eksternal mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah, serta format gerakan sosial-kutural kewarganegaraan masyarakat.

More Related Content

What's hot

Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaAhmad Royhan Nst
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptAisyah Turidho
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAdayurikaperdana19
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi NegaraMuslimin B. Putra
 
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of LawHak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Lawsri rahayu
 
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaKonsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaApri'Leo Pasoepati
 
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiPancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiOman Syahroni Somad
 
Good governance (tata pemerintahan yang baik)
Good governance (tata pemerintahan yang baik)Good governance (tata pemerintahan yang baik)
Good governance (tata pemerintahan yang baik)Gandoes Wt
 
Bab i hakikat pendidikan kewarganegaraan
Bab i hakikat pendidikan kewarganegaraanBab i hakikat pendidikan kewarganegaraan
Bab i hakikat pendidikan kewarganegaraanSyaiful Ahdan
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIAmeikaa
 
Politik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan SejarahnyaPolitik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan SejarahnyaYusuf Darismah
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negaraMardiah Ahmad
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaSusanti Susanti
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanRico Afrinando
 
Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA salsa moyara
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAMuhamad Yogi
 

What's hot (20)

Hak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasilaHak asasi manusia dalam pancasila
Hak asasi manusia dalam pancasila
 
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara pptPancasila Sebagai Dasar Negara ppt
Pancasila Sebagai Dasar Negara ppt
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILAPENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
PENGANTAR PENDIDIKAN PANCASILA
 
Obyek Hukum Administrasi Negara
Obyek Hukum Administrasi  NegaraObyek Hukum Administrasi  Negara
Obyek Hukum Administrasi Negara
 
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of LawHak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
Hak Asasi Manusia (HAM) dan Rule Of Law
 
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi IndonesiaKonsep dan prinsip demokrasi Indonesia
Konsep dan prinsip demokrasi Indonesia
 
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasiPancasila sebagai paradigma_reformasi
Pancasila sebagai paradigma_reformasi
 
Good governance (tata pemerintahan yang baik)
Good governance (tata pemerintahan yang baik)Good governance (tata pemerintahan yang baik)
Good governance (tata pemerintahan yang baik)
 
Pengantar
Pengantar Pengantar
Pengantar
 
Bab i hakikat pendidikan kewarganegaraan
Bab i hakikat pendidikan kewarganegaraanBab i hakikat pendidikan kewarganegaraan
Bab i hakikat pendidikan kewarganegaraan
 
Materi kewarganegaraan
Materi kewarganegaraanMateri kewarganegaraan
Materi kewarganegaraan
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 
Hukum Tata Pemerintahan
Hukum Tata PemerintahanHukum Tata Pemerintahan
Hukum Tata Pemerintahan
 
Politik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan SejarahnyaPolitik islam dan Sejarahnya
Politik islam dan Sejarahnya
 
2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara2. hak dan kewajiban warga negara
2. hak dan kewajiban warga negara
 
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasilaJelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
Jelaskan dengan contoh landasan historis pada landasan pedidikan pacasila
 
Bedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal KewarganegaraanBedah Soal Kewarganegaraan
Bedah Soal Kewarganegaraan
 
Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA Makalah HAK ASASI MANUSIA
Makalah HAK ASASI MANUSIA
 
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIAPANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
PANCASILA DALAM KONTEKS KETATANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
 

Viewers also liked (20)

E commerce
E commerceE commerce
E commerce
 
Kreativitas pkm pnb
Kreativitas pkm pnbKreativitas pkm pnb
Kreativitas pkm pnb
 
Pertemuan Pertama
Pertemuan PertamaPertemuan Pertama
Pertemuan Pertama
 
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasihPpksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
Ppksk pedoman penyusunan prakerin kinasih
 
Masalah Perhitungan Y
Masalah Perhitungan YMasalah Perhitungan Y
Masalah Perhitungan Y
 
Peran pendidik
Peran pendidikPeran pendidik
Peran pendidik
 
Kepemimpinan organisasi industri multi nasional
Kepemimpinan organisasi industri multi nasionalKepemimpinan organisasi industri multi nasional
Kepemimpinan organisasi industri multi nasional
 
Pembelajaran Mastery Learning
Pembelajaran Mastery LearningPembelajaran Mastery Learning
Pembelajaran Mastery Learning
 
Hatta
HattaHatta
Hatta
 
Judul Masuk Pertama
Judul Masuk PertamaJudul Masuk Pertama
Judul Masuk Pertama
 
124856874 membangun-budaya-birokrasi
124856874 membangun-budaya-birokrasi124856874 membangun-budaya-birokrasi
124856874 membangun-budaya-birokrasi
 
Pro forma bmm3105
Pro forma bmm3105Pro forma bmm3105
Pro forma bmm3105
 
Bahan uji publik kurikulum2013
Bahan uji publik kurikulum2013Bahan uji publik kurikulum2013
Bahan uji publik kurikulum2013
 
Buku1pkbguru 120221185458-phpapp02
Buku1pkbguru 120221185458-phpapp02Buku1pkbguru 120221185458-phpapp02
Buku1pkbguru 120221185458-phpapp02
 
Membangun kapasitas riset kepala lan..versi ripto
Membangun kapasitas riset kepala lan..versi riptoMembangun kapasitas riset kepala lan..versi ripto
Membangun kapasitas riset kepala lan..versi ripto
 
KAK studi kelayakan jalan tol
KAK studi kelayakan jalan tolKAK studi kelayakan jalan tol
KAK studi kelayakan jalan tol
 
Cara penggunaan power point per slide
Cara penggunaan power point per slideCara penggunaan power point per slide
Cara penggunaan power point per slide
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Memperoleh Pegawai
Memperoleh PegawaiMemperoleh Pegawai
Memperoleh Pegawai
 
Lupa password edmodo
Lupa password edmodoLupa password edmodo
Lupa password edmodo
 

Similar to PKn Multikultural

pkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.pptpkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.pptuniqruhama
 
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptxDIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptxNabilaSalsabila99
 
Modul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sdModul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sdYoni Mahardhika
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnHariyatunnisa Ahmad
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiAnang Sarbaini
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013LiFluor
 
Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)
Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)
Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)Iqbalrmd
 
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamP kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamAnang Sarbaini
 
PPT 2 PPKN.pdf
PPT 2 PPKN.pdfPPT 2 PPKN.pdf
PPT 2 PPKN.pdfng915542
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi Nugraha
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi Nugraha
 
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar smaKurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar smamir_din
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdferlyn22
 

Similar to PKn Multikultural (20)

pkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.pptpkn di SD modul 3.ppt
pkn di SD modul 3.ppt
 
PPT PENDIDIKAN DASAR.pptx
PPT PENDIDIKAN DASAR.pptxPPT PENDIDIKAN DASAR.pptx
PPT PENDIDIKAN DASAR.pptx
 
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptxDIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
DIMENSI PENDIDIKAN KEARGANEGARAAN.pptx
 
Modul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sdModul 3 pembelajaran p kn di sd
Modul 3 pembelajaran p kn di sd
 
Kewarganegaraan
KewarganegaraanKewarganegaraan
Kewarganegaraan
 
Mengajar ips di sd
Mengajar ips di sdMengajar ips di sd
Mengajar ips di sd
 
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKnAnalisis Pengembangan Kurikulum PKn
Analisis Pengembangan Kurikulum PKn
 
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKnAnalisis Materi dan Kurikulum PKn
Analisis Materi dan Kurikulum PKn
 
Pkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilaiPkn perspektif pendidikan nilai
Pkn perspektif pendidikan nilai
 
Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013Dokumen kurikulum 2013
Dokumen kurikulum 2013
 
Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)
Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)
Pendidikan kewarganegaraan (Pengantar)
 
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlamP kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
P kn perspektif pendidikan nilai fkip unlam
 
PPT 2 PPKN.pdf
PPT 2 PPKN.pdfPPT 2 PPKN.pdf
PPT 2 PPKN.pdf
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)Alfi nugraha 2 ib03(fix)
Alfi nugraha 2 ib03(fix)
 
Jati diri p kn
Jati diri p knJati diri p kn
Jati diri p kn
 
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar smaKurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
Kurikulum sma 2013 dan kompetensi dasar sma
 
Tugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempurTugas pkn siap tempur
Tugas pkn siap tempur
 
083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf083911004_bab2.pdf
083911004_bab2.pdf
 
Pendidikan nilai-di-era-global 2010
Pendidikan nilai-di-era-global 2010Pendidikan nilai-di-era-global 2010
Pendidikan nilai-di-era-global 2010
 

PKn Multikultural

  • 1.
  • 2. Pendidikan Kewaragangeraan (civic education) merupakan subjek pembelajaran yang mengemban misi untuk membentuk kpribadian bangsa, yakni sebagai upaya sadar dalam “nation and character building”. Dalam konteks ini peran Pendidikan Kewarganegara (PKn) bagi keberlangsungan kehidupan berbangsa dan bernegara sangat strategis. Suatu negara demokratis pada akhirnya harus berstandar pada pengetahuan, keterampilan dan kebajikan dari warganegaranya dan orang-orang yang mereka pilih untuk menduduki jabatan publik.
  • 3. Warganegara yang demokratis merupakan salah satu kecenderungan nasional dan menglobal. Upaya tersebut dilakukan melalui Pendidikan Kewarganegaraan, baik dalam pengertian citizenship education maupun civic education. Namun, bagaimana landasan ilmiah Pendidikan Kewarganegaraan tersebut ? Untuk menjawab pertanyaan tersebut pada bab ini akan dibahas perkembangan citizenship education dan civic education, yang mencakup perkembangan historis epistimologis terutama di Amerika Serikat dan di Indonesia sendiri. Selanjutnya akan dibahas pula unsur-unsur yang menopang Pendidikan Kewarganegaraan sebagai suatu kajian ilmiah, yakni unsur ontologi, epistimologi, maupun aksiologi Pendidikan Kewarganegaraan dan kajian tentang bagamana kaitan PKn dan masyarakat multikultural.
  • 6.
  • 8. Objek telaah adalah keseluruhan aspek idiil, instrumental, dan praksis pendidikan kewarganegaraan yang secara internal dan eksternal mendukung sistem kurikulum dan pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan di sekolah dan di luar sekolah, serta format gerakan sosial-kutural kewarganegaraan masyarakat.
  • 9.
  • 10. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), pendidikan kewarganegaraan merupakan nama mata pelajaran wajib untuk kurikulum pendidikan dasar dan menengah dan mata kuliah wajib untuk kurikulum pendidikan tinggi (Pasal 37). Ketentuan ini lebih jelas dan diperkuat lagi pada Pasal 37 bagian Penjelasan dari Undang-Undang tersebut bahwa “Pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air”. Dengan adanya ketentuan UU tersebut maka kedudukan pendidikan kewarganegaraan sebagai basis pengembangan masyarakat multikultural dalam sistem pendidikan di Indonesia semakin jelas dan mantap.
  • 11. Secara epistimologis, pendidikan kewarganegaraan dikembangkan dalam tradisi citizenship education yang tujuannya sesuai dengan tujuan nasional masing-masing negara. Namun secara umum, tujuan negara mengembangkan pendidikan kewarganegaraan adalah agar setiap warganegara menjadi warganegara yang baik (to be good citizenship), yakni warganegara yang memiliki kecerdasan, baik intelektual, emosional, sosial, maupun spiritual; memiliki rasa bangga dan tanggung jawab; dan mampu berpartisipasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara agar tumbuh rasa kebangsaan dan cinta tanah air.
  • 12. Terkait dengan pendidikan multikultural, Pendidikan Kewarganegaraan memiliki peranan penting dalam rangka mempersiapkan peserta didik menjadi warganegara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk mempertahankan negara kesatuan Republik Indonesia. Hal tersebut sejalan dengan tujuan pendidikan multikultural di Indonesia sebagaimana dikemukakan oleh Tilaar (2004:192), yaitu membina pribadi-pribadi bangsa Indonesia yang mempunyai kebudayaan sukunya masing-masing, memelihara dan mengembangkannya, serta sekaligus membangun bangsa indonesia dengan kebudayaan Indonesia sebagaimana yang diamanatkan di dalam UUD 1945.
  • 13. Di samping itu, arti penting pendidikan kewarganegaraan bagi pendidikan multikultural di Indonesia didasarkan atas lima dimensi pendidikan multikultural sebagaimana dikemukakan oleh Bank (Tilaar, 2004:138), yaitu:
  • 14. content integration, mengintegrasikan berbagai budaya dan kelompok untuk mengilustrasikan konsep mendasar, generalisasi dan teori dalam mata pelajaran/disiplin ilmu.
  • 15. the knowledge construction process, membawa siswa untuk memahami implikasi budaya ke dalam sebuah mata pelajaran (disiplin)
  • 16. an equity paedagogy, menyesuaikan metode pengajaran dengan cara belajar siswa dalam rangka memfasilitasi prestasi akademik siswa yang beragam baik dari segi ras, budaya ataupun sosial.
  • 17. prejudice reduction, mengidentifikasi karakteristik ras siswa dan menentukan metode pengajaran mereka.
  • 18. empowering school culture, melatih kelompok untuk berpartisipasi, berinteraksi dengan seluruh staf dan siswa yang berbeda etnis dan ras dalam upaya menciptakan budaya akademik.
  • 19. Kelima dimensi tersebut, memerlukan dukungan kompetensi/karakteristik yang harus nampak pada diri warganegara. Cogan (1998:115) mengkonstruksi karakteritik yang harus dimiliki warganegara sebagai berikut:
  • 20. the ability to look at and approach problems as a member of a global society(kemampuan mengenal dan mendekati masalah sebagai warga masyarakat global)
  • 21. the ability to work with others in a cooperative way and to take responsibility for one’s roles/duties within society (kemampuan bekerjasama dengan orang lain dan memikul tanggung jawab atas peran atau kewajibannya dalam masyarakat)
  • 22. the ability to understand, accept, appreciate and tolerate cultural differences(kemampuan untuk memahami, menerima, dan menghormati perbedaan-perbedaan budaya)
  • 23. the capacity to think in a critical and systemic way (kemampuan berpikir kritis dan sistematis)
  • 24. the willingness to resolve conflict and in a non-violent manner  (kemampuan menyelesaikan konflik dengan cara damai tanpa kekerasan)
  • 25. the willingness to change one’s lifestyle and consumption habits to protect the environment (kemampuan mengubah gaya hidup dan pola makanan pokok yang sudah biasa guna melindungi lingkungan)
  • 26. the ability to be sensitive towards and to defend human rights (eg, rights of women, ethnic minorities, etc), and (memiliki kepekaan terhadap dan mempertahankan hak asasi manusia (seperti hak kaum wanita, minoritas etnis, dsb)
  • 27.
  • 29. Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pengembangan konsep dan paradigma "citizenship education" dan "civic education" dirintis dan dikembangkan sebagai kegiatan akademis dan kurikuler oleh Amerika Serikat (USA) pada tahun 1880-an. Istilah-istilah "civics, dan "civic education", lebih cenderung digunakan dalam makna yang serupa untuk mata pelajaran di sekolah yang memiliki tujuan utama mengembangkan siswa sebagai warga negara yang cerdas dan baik (smart and good citizen). Sedangkan di Indonesia “civic” mulai dikembangkan dan dimasukkan dalam kurikulum sekolah pada tahun 1960-an.
  • 30. Selain itu, berdasarkan uraian diatas juga kita dapat mengetahui pendidikan multikultural melalui pendidikan kewarganegaraan menemukan relevansinya untuk konteks Indonesia. Sebagai sebuah konsep, pendidikan multikultural sejalan dengan semangat semboyan bangsa Indonesia “Bhinneka Tunggal Ika”. Semboyan yang sangat adil dan demokratis ini memiliki pengertian bahwa Indonesia merupakan salah satu bangsa di dunia yang terdiri dari beragam suku dan ras, yang mempunyai budaya, bahasa, dan agama yang berbeda-beda tetapi dalam kesatuan Indonesia. Semboyan ini mengandung seni manajemen untuk mengatur keragaman Indonesia (the art of managing diversity).Daftar Pustaka<br />Budimansyah dan Suryadi. (2008). PKn dan masyarakat multikultural. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.<br />Winataputra dan Budimansyah. (2007). Civic Education: Konteks, Landasan, Bahan Ajar dan Kultur Kelas. Bandung: Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan SPs UPI.<br />Abdulkarim. (2011). Disampaikan pada perkulyahan Inovasi Pendidikan Kewarganegaraan tanggal 06 Februari 2011.<br />