Dokumen tersebut membahas tentang penguasaan bahasa manusia sebagai makhluk sosial yang membutuhkan komunikasi dengan orang lain. Bahasa merupakan alat komunikasi utama manusia yang dipelajari secara bertahap melalui lingkungan sejak usia dini. Penguasaan bahasa dapat dilakukan secara aktif maupun pasif, dan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti kesehatan, kecerdasan, lingkungan sosial e
1. Penguasaan Bahasa
OLEH DIAN PADA JUNI 6, 2011
Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan orang lain dalam hidupnya karena
manusia tidak akan mampu hidup sendiri tanpa bantuan orang lain. Oleh karena itu,
manusia memerlukan alat yaitu bahasa sebagai sarana komunikasi antar- manusia
dalam menjalin kerja sama, menyampaikan pikiran dan gagasan untuk berhubungan
dengan orang lain.
Bahasa merupakan alat komunikasi bagi manusia untuk menyampaikan pikiran
dan perasaan yang dilakukan melalui proses belajar. Seseorang berbahasa tidak dapat
secara tiba-tiba memiliki tata bahasa dalam otaknya lengkap dengan kaidahnya, tetapi
proses belajar bahasa bagi seseorang diperoleh melalui lembaga pendidikan dan
lingkungan yang mempengaruhi seseorang untuk menggunakan bahasa yang dipakai
sesuai dengan kaidah-kaidah atau aturan-aturan bahasa dilingkungan pemakai bahasa
tersebut. Proses belajar penguasaan bahasa dilakukan secara bertahap melalui
pengenalan terhadap benda-benda yang ada di sekitar lingkungan untuk membentuk
kosakata. Penguasaan bahasa adalah sistem lambang bunyi yang abitrer dipergunakan
untuk menentukan bentuk fonologis suatu kata oleh kata lain (Harimurti, 1982:165).
Penguasaan bahasa dapat dilakukan secara aktif dan pasif. Penguasaan
bahasa secara aktif adalah kemampuan untuk mengungkapkan pikiran dan gagasan
dengan menggunakan bahasa yang baik melalui lisan dan tulis. Seseorang berbahasa
secara aktif yaitu seseorang mampu mengungkapkan gagasan dan pikiran kepada
orang lain, serta mampu memahami dan mengerti bahasa orang lain baik secara lisan
maupun tulisan.
Tahap pengusaan bahasa pada anak dipengaruhi oleh perkembangan jiwa dan
usia anak. Pada waktu anak belajar berbahasa ia harus mendengarkan lebih dahulu
kata-kata atau kalimat yang diujarkan orang lain (Pateda, 1994:63). Kata-kata dan
kalimat yang diujarkan orang lain dihubungannya dengan proses berpikir, kegiatan,
benda yang disaksikan. Ini berarti anak menghubung-hubungkan apa yang ia dengar
dan ia lihat melalui proses berpikir yang kemudian diungkapkan dalam bentuk kata atau
kalimat yang sederhana. Proses penguasaan bahasa bagi anak murid kelas satu
Sekolah Dasar dilakukan melalui permainan yaitu menerapkan suatu teknik pengajaran
pada anak yang berupa belajar sambil bermain. Anak diperkenalkan sesuatu yang ada
dilingkungan disekelilingnya baik berupa benda maupun suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang dengan harapan anak mampu mengenal benda dan kegiatan yang dilakukan
seorang.anak bisa menyebutkan melalui bentuk kata atau kalimat untuk memperkaya
2. kosakata yang dimiliki oleh anak. Penguasaan kosakata pada anak dipengaruhi kondisi
anak dalam belajar berbicara dan status orang tua.
Pengaruh kondisi anak dalam belajar berbicara, merupakan keterampilan yang
harus dipelajari. Berbicara terdiri atas, pertama kemampuan mengeluarkan bunyi-bunyi
tertentu dalam kombinasi yang dikenal sebagai kata. Untuk mengasah keterampilan itu
diperlukan proses belajar yang membutuhkan waktu cukup lama dan dilakukan secara
bertahap. Kondisi yang menimbulkan anak perbedaan dalam belajar berbicara ada dua
belas macam, tetapi yang sangat berpengaruh besar pada anak hanya lima macam,
yaitu (1)Kesehatan, anak yang sehat lebih cepat belajar berbicara dari pada anak yang
tidak sehat, karena motivasinya lebih kuat untuk menjadi anggota kelompok sosial dan
berkomunikasi dengan anggota kelompok tersebut. (2)Kecerdasan, anak yang memiliki
kecerdasan tinggi belajar berbicara lebih cepat dan memperlihatkan penguasaan
bahasa lebih unggul daripada anak yang tingkat kecerdasannya rendah. (3)Keadaan
sosial ekonomi, anak dari kelompok yang keadaan sosialnya ekonominya tinggi lebih
mudah belajar berbicara, mengungkapkan dirinya lebih baik, dan lebih banyak berbicara
daripada anak dari keadaan sosial ekonominya lebih rendah. Utamanya adalah bahwa
anak dari kelompok yang lebih tinggi banyak didorong untuk berbicara dan lebih banyak
melakukannya. (4) Keinginan untuk berkomunikasi dengan orang lain semakin kuat
motivasinya anak untuk belajar berbicara, dan semakin bersedia menyisihkan waktu dan
usaha yang diperlukan untuk belajar. (5)Hubungan dengan teman sebaya, semakin
banyak hubungan anak dengan teman sebayanya, semakin besar keinginan mereka
untuk diterima sebagai anggota kelompok sebaya, akan semakin kuat motivasinya
mereka untuk belajar berbicara (Hurlock, 1991: 186).
Status orang tua mempengaruhi penguasaan kata pada anak Naluri manusia
untuk selalu hidup bersamadan berhubungan dengan sesamanya. Sebagai makhluk
sosial manusia tidak mungkin hidup tanpa bantuan orang lain. Hubungan terus menerus
mengakibatkan pola pergaulan yang disebut interaksi sosial, yaitu hubungan-hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut baik hubungan antar orang perorang, antar
kelompok manusia, maupun antar orang perorang dengan kelompok manusia
(Soekanto, 1990:67). Hubungan pergaulan manusia didalam masyarakat akan
menimbulkan kelompok-kelompok sosial seperti keluarga, desa, pegawai, pedagang
dan petani. Kelompok sosial tersebut terikat norma-norma di masyarakat yang pada
hakekatnya bertujuan untuk menghasilkan hidup bersama yang tertib dan tenang antar
anggotanya.
Seorang manusia sebagai anggota suatu kelompok sosial dalam kehidupan di
masyarakat mempunyai status sosial tertentu. Kedudukan atau status didalam sosiologi
diartikan sebagai kelompok atau posisi suatu kelompok dalam hubungannya dengan
3. kelompok lain. Dengan demikian status sosial artinya posisi seseorang secara umum
dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan
pergaulannya, prestise dan hak-haknya, serta kewajiban-kewajibannya (Soekanto,
1990:285). Pada penelitian ini dihubungkan dengan status sosial yang terkecil yaitu
keluarga yang dalam hal ini adalh orangtua. Status sosial orang tua dikaitkan dengan
kemampuan anak sebagai leksikon (Kosa kata) dilihat dari segi pendidikan dan
pekerjaan orang tua, karena dua hal ini yang sangat berpengaruh pada diri anak dalam
penguasaan kosakata untuk belajar berbahasa bagi anak. Pendidikan orang tua
memegang peran yang sangat penting bagi perkembangan bahasa anak. Bahasa bagi
anak merupakan sarana yang paling utama untuk berkomunikasi dengan teman
sebayanya, sehingga anak dalam berkomunikasi dengan orang lain harus memiliki
perbendaharaan kosakata yang cukup bagi anak. Apabila kosa kata yang dimiliki anak
kurang maka anak akan lambat dalam perkembangan berbahasanya.Ini tergantung dari
peran orang tua untuk melatih anak dalam belajar berbicara. Pengaruh orang tua
terhadap perkembangan bahasa tergantung dari proses yang diberikan orang tua pada
anak. Cara yang dilakukan orang tua untuk mengembangkan potensi kosakata yang
dimiliki anak adalah memperkenalkan nama-nama benda yang sering digunakan sehari-
hari yang ada dilingkungan tempat tinggal untuk mendukung pengetahuan anak
terhadap nama benda yang lebih banyak guna meningkatkan penguasaan kosakata
benda, anak juga diberikan fasilitas yang lengkap dan cukup memadai untuk
mendukung penguasaan kosakata pada anak berupa alat peraga tentang pengenalan
lingkungan terhadap gambar-gambar benda yang ada disekitar lingkungan untuk
melatih anak dalam perkembangan kemampuan bahasa dan daya pikir.
Daftar bacaan:
Harimurti. 1982. Kamus Linguistik. Jakarta: PT Gramedia.
Pateda, Mansuer. 1994. Linguistik Sebagai Pengantar. Bandung: Angkasa.
Soekanto, Soerjono, Agustina Leoni. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada.