2. Tugas Tambang Terbuka
Soal :
1. Apa hubungan rumus BSER dengan SR dalam Tambang Terbuka?
Jawaban :
Hubungan BSER dan SR adalah sebagai berikut :
A. Stripping Ratio (SR)
Stripping ratio (SR) menunjukkan perbandingan antara volume
(tonase) tanah penutup yang harus dibongkar untuk mendapatkan satu ton
batubara pada areal yang akan ditambang. Rumusan umum yang sering
digunakan untuk menyatakan perbandingan ini dapat dilihat pada persamaan
berikut :
SR = Total Volume OB / Total Tonase Batubara
Total Volume OB di dapatkan dengan menggunakan rumus kerucut
terpancung.
- Rumus Kerucut Terpancung
= V : L / 3 (S1 + S2 + ( S1 + S2) I ^ 2 )
Keterangan:
V = Volume cadangan
L = Jarak S1 dan S2
S1 = Luas Penampang Atas
S2 = Luas Penampang Alas
Untuk mencari total volume OB, maka tahapan yang dilakukan adalah
membuat penampang. Dimana jika diketahui jarak sebenarnya di lapangan
adalah 200m dan pada peta 1.8, maka didapatkan skala= 200/1.8= 111.11.
3. Untuk mendapatkan interval perpenampang, jika diketahui arah sebarannya 50
m.
Maka:
- 1.8 = 200
- X 50
- X = (1.8 x 50 ) / 200 = 0.45 cm
Setelah mendapatkan skala dan interval, tahap selanjutnya adalah mencari L
yaitu jarak S1 dan S2. L = skala x interval = 111.11 x 0.45 = 49.9995. Untuk
mencari S1 dan S 2 ( L).
L = ( jumlah kotak pada mm block x 25 ) X (0.1 x skala) ^2
Tahap terakhir adalah dengan mencari volume OB dengan menggunakan
metode kerucut terpancung pada rumus di atas. Volume OB tersebut dihitung
perpenampang dan nanti akan dijumlahkan sehingga menjadi total volume
OB. Cara mencari Total Volume Batubara sama dengan mencari Total
Volume OB yaitu dengan metode kerucut terpancung. Dengan skala, interval
penampang juga sama seperti di atas, yang membedakan hanya mencari S1
dan S2 ( L) .
L = ( jumlah kotak pada mm block x 1 ) X (0.1 x skala) ^2.
Setelah di dapatkan total volume batubara maka dikalikan dengan berat jenis
batubara yaitu 1.3 yang biasa disebut dengan tonase. Setelah semuanya telah
diketahui baik Volume OB dan Tonase BB, maka di gunakanlah rumus
Striping Ratio (SR).
Setelah menghitung perbandingan dan total volume pada SR, maka
akan dilanjutkan perhitungan berikutnya yaitu perhitungan BSER (Break Even
Stripping Ratio).
4. B. Break Even Stripping Ratio (BSER)
Yaitu perbandingan antara keuntungan kotor dengan ongkos pembuangan OB.
Cost penggalian bijih
BESR = ---------------------------------------
Cost pengupasan OB
Untuk memilih system penambangan digunakan istilah BESR-1 bagi open
pit yaitu overall stripping ratio.
1. BESR-1 > 1 = Tambang terbuka
2. BESR-1 < 1 = Tambang dalam
3. BESR = 2 = Bisa Tambang terbuka/Tambang dalam
Kemudian setelah ditentukan yang dipilih Tambang terbuka maka dalam
rangka pengembangan rencana penambangan tiap tahap digunakan istilah
economic stripping ratio (BESR-2).
Recovable value/ton ore - Production cost/ton ore
BESR-2 = -----------------------------------------------------------------------
Stripping cost/ton ore
BESR-2 untuk menentukan maksimal berapa ton waste yang
disingkirkan untuk memperoleh 1 ton ore agar tahap penambangan ini masih
memberikan keuntungan (max allowable stripping ratio) dan untuk
menentukan batas pit (pit limit).
5. Kesimpulan :
BESR merupakan kelanjutan dari tahapan SR, dimana dalam tahap
BESR ini berkaitan dengan biaya-biaya seperti biaya produksi, BBM, biaya
administrasi & umum, ajih & upah, investasi jalan, pelabuhan dan lain-lain.
Hasil pendapatan, ongkos produksi, serta biaya striping cost tersebut
di masukan dalam penghitungan BESR. Bila diketahui nilai BESR lebih besar
dari Striping Ratio maka diasumsikan bahwa tambang tersebut menggunakan
metode tambang terbuka. Dan jika diketahui nilai SR lebih besar dari nilai
BESR maka diasumsikan bahwa tambang tersebut termasuk tambang bawah
tanah, tetapi dilihat juga berdasarkan faktor-faktor lainnya.