Tiga kalimat doa untuk mendoakan anak yang meninggal dunia agar menjadi pahala bagi orang tuanya, dimasukkan ke surga bersama Nabi Ibrahim, dan terhindar dari neraka.
1. Ya Allah, jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala dan simpanan bagi kedua orang tuanya dan
pemberi syafa'at yang dikabulkan do'anya. Ya Allah, dengan musibah ini, beratkanlah timbangan
amal keduanya (orang tuanya) dan berilah pahala yang agung. Anak ini kumpulkan dengan orang-orang
yang shaleh dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim. Peliharalah dia dengan rahmat -
Mu dari siksaan neraka jahim.
اَللَّهُمَّ أَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبِْ
Ya Allah, lindungilah dia dari siksa kubur.” [1]
2. اَللَّهُمَّ ثَقِِّلْ بِهِ مَوَازِيْ ن هَُمَا وَأَعْظِمْ بِهِ أُجُوْ اَََُُ، وَأَ قِْْْه .اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ ف رََطًا وَذُخْرًا لِوَالِدَيْهِ، وَشَفِيْ عًا مَُُابًا
بِصَالِحِ الْمُؤْمِنِيَْْ، وَاجْعَلْهُ فِِْ كَفَالَةِ إِبْ رَاهِيْمَ، وَقِهِ بِرَحَْْتِكَ ع ذَابَ ا يَِِْْْمِ، وَأَبْدِلْهُ اََ اًَ خَيْ رًا مِنْ ا هَِِ،
وَأَهْلاً خَيْ رًا مِنْ أَهْلِهِ، اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لأَسْلاَفِنَا، وَأَفْ رَاطِنَا وَمَنْ سَب قََ نَا بِ اْلإِيَْْانِ
“Ya Allah! Jadikanlah kematian anak ini sebagai pahala pendahulu dan simpanan bagi kedua
orang tuanya dan pemberi syafaat yang dikabulkan doanya. Ya Allah! Dengan musibah ini,
beratkanlah timbangan perbuatan mereka dan berilah pahala yang agung. Anak ini
kumpulkan dengan orang-orang yang shalih dan jadikanlah dia dipelihara oleh Nabi Ibrahim.
Peliharalah dia dengan rahmatMu dari siksaan Neraka Jahim. Berilah rumah yang lebih baik
dari rumahnya (di dunia), berilah keluarga (di Surga) yang lebih baik daripada keluarganya
(di dunia). Ya Allah, ampunilah pendahulu-pendahulu kami, anak-anak kami, dan orang-orang
yang mendahului kami dalam keimanan.” [2]
اَللَّهُمَّ اجْعَلْهُ لَنَا فَ رَطًا وَسَلَفًا وَأَجْرًا
“Ya Allah! Jadikan kematian anak ini sebagai simpanan pahala dan amal baik serta pahala
buat kami” [3]
[1]HR. Malik dalam Al-Muwaththa’ I/288, Ibnu Abi Syaibah dalam Al-Mushannaf 3/217, dan
Al-Baihaqi 4/9. Syu’aib Al-Arnauth menyatakan, isnad hadits di atas shahih dalam tahqiqnya
terhadap Syarhus Sunnah, karya Al-Baghawi 5/357
[2]Lihat Al-Mughni, karya Ibnu Qudamah 3/416 dan Ad-Durusul Muhimmah li ‘Aammatil
Ummah, oleh Syaikh Abdul Aziz bin Abdillah bin Baz, halaman 15
[3]HR. Al-Baghawi dalam Syarhus Sunnah 5/357, Abdurrazaq no. 6588 dan Al- Bukhari
meriwayatkan hadits tersebut secara mu’allaq dalam Kitab Al-Janaiz, 65 bab Membaca
Fatihatul Kitab Atas Jenazah 2/113.