SlideShare a Scribd company logo
1 of 24
PELAKSANAAN PUTUSAN MA
NOMOR 70P/HUM/2013
PENGENAAN PPN ATAS BARANG HASIL PERTANIAN
DARI KEGIATAN USAHA DI BIDANG PERTANIAN,
PERKEBUNAN, DAN KEHUTANAN
Direktorat Peraturan Perpajakan I
DIREKTORAT JENDERAL PAJAK
SE-24/PJ/2014
25 Juli 2014
Latar Belakang
01
Pertimbangan Sidang
02
Kesimpulan Pendapat MA
Saat Berlaku03
Implikasi Perpajakan
04
Penutup
05
Pokok Bahasan
Lampiran
06
4
Latar Belakang
Bagian 01
Impor dan atau Penyerahan
Barang Kena Pajak Tertentu
yang Bersifat Strategis yang
Dibebaskan dari Pengenaan
PPN
Pasal 1 ayat (1)
huruf c
BKP tertentu
yang bersifat
strategis adalah
barang hasil
pertanian.
Pasal 1 ayat (2)
huruf a
barang hasil
pertanian adalah
barang yang
dihasilkan dari
kegiatan usaha di
bidang pertanian,
perkebunan dan
kehutanan.
Pasal 2 ayat (1)
huruf f
atas impor
Barang Kena
Pajak Tertentu
yang bersifat
strategis berupa
barang hasil
pertanian
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 1 angka 1
huruf c
dibebaskan dari
pengenaan PPN
Pasal 2 ayat (2)
huruf c
atas penyerahan
BKPTertentu
yang bersifat
strategis berupa
barang hasil
pertanian
sebagaimana
dimaksud dalam
Pasal 1 angka 1
huruf c
dibebaskan dari
pengenaan PPN.
Uji Materi
PP 12/2001
PP 43/2002
PP 46/2003 PP 31/2007PP 7/2007
5
Latar Belakang (cont.)
Bagian 01
PEMOHON
KAMAR DAGANG
INDONESIA
Diwakili :
1. Suryo B. Sulistio
(Ketua Umum)
1. Hariyadi Sukamdani
(Wakil Ketua Umum)
TERMOHON
PRESIDEN RI
Dikuasakan kepada :
1. Menteri Hukum & HAM
2. Menteri Keuangan
3. Menteri Perdagangan
4. Menteri Pertanian
5. Jaksa Agung
Pemohon Termohon Hakim
• PP 31/2007 tanpa hak telah
memberikan pembebasan PPN.
• Pasal yang diuji materil
bertentangan dengan prinsip dasar
UU PPN sebagai pajak atas
konsumsi yang pengenaannya
bertingkat.
• Sejak awal, UU PPN membedakan
barang menjadi 2: BKP dan Bukan
BKP.
• Pasal 16B ayat (1) UU PPN
mengatur tentang BKP yang
mendapat fasilitas dibebaskan.
• tidak bertentangan dengan UU
PPN, karena terutang PPN namun
dibebaskan.
• Pasal-pasal tersebut bertentangan
dengan UU PPN dan UU 12/2011
• PPN adalah pajak atas konsumsi
dalam negeri, maka pemikul beban
pajak adalah konsumen, bukan
PKP.
• KADIN tidak konsisten karena
KADIN yang mengusulkan
pembebasan PPN atas barang
pertanian pada 2005.
• Pembebasan PPN semata-mata
untuk medorong sektor ekonomi
berprioritas tinggi, dunia usaha dan
pembangunan nasional.
Bagian 02
Pertimbangan Sidang
Pemohon Termohon Hakim
• Kewenangan Pemerintah
mengklasifikasikan barang
strategis dari mana?
• Terdapat perluasan makna barang
tertentu yang bersifat strategis
dalam penjelasan Pasal 16B.
• BKP strategis merupakan bagian
dari BKP tertentu.
• Penjelasan Pasal 16B ayat (1)
huruf j semata-mata untuk
menampung pemberian fasilitas
PPN.
• BKP strategis karena 35%
penduduk Indonesia berprofesi di
Bidang Pertanian, Perkebunan dan
Kehutanan (BPS).
• Penentuan BKP strategis sudah
dimintakan konsultasi ke DPR
• fasilitas PPN diberikan secara
terbatas seperti Pasal 16B ayat (1)
huruf a s.d. e UU PPN. Sedangkan
Penjelasan Pasal 16B
menyebutkan fasilitas terbatas
untuk kegiatan dalam huruf a s.d o.
• Penjelasan barang strategis hanya
ada pada huruf I yaitu “mendorong
pembangunan nasional dengan
membantu tersedianya barang
yang bersifat strategis seperti
bahan baku kerajinan perak.
Melemahkan daya saing karena tidak
dapat mengkreditkan PM
Prinsip UU PPN perlakuan yg sama
kepada semua Wajib Pajak. Dengan
perlakuan yg sama ke semua
pengusaha di bidang pertanian,
perkebunan dan kehutanan
Pengkreditan PM mengandung
makna bahwa PKP bukan pemikul
beban pajak dan pengembalian
pajak yang telah dibayar (dengan
mekanisme PK-PM) dapat
membantu keuangan PKP
Pertimbangan Sidang (cont)
Bagian 02
Pemohon Termohon Hakim
• BKP strategis bukanlah fasilitas
yang benar-benar diperlukan untuk
mendorong perkembangan dunia
usaha
• Pembebasan PPN bertujuan untuk
meningkatkan penerimaan melalui
cascading effect (pajak berganda).
• Pembebasan PPN dapat diberikan
untuk barang yang sangat
bermanfaat.
• Berlaku equal treatment terhadap
semua wajib pajak.
• Pembebasan PPN mengurangi
penerimaan negara
• Benchmark: Filipina dan Thailand
memberikan fasilitas pembebasan
PPN atas barang hasil pertanian,
perkebunan dan kehutanan.
• Seluruh petani atau kelompok
petani di atas batasan omzet
tertentu harus menjadi PKP.
Namun, posisi tawar petani yang
rendah, menjadikan petani yg
menanggung PPN.
• Penetapan barang pertanian
sebagai barang tertentu yang
bersifat strategis telah
menimbulkan cascading effect di
tingkat pengusaha CPO.
• Terjadi pelemahan daya saing dari
pengusaha CPO, antara lain
karena harga ekspornya tidak steril
dari PPN Masukan.
• Pengenaan PPN hasil pertanian
tidak merugikan para petani,
mengingat ada batasan pengusaha
kecil, sehingga petani belum tentu
perlu menjadi PKP.
Pertimbangan Sidang (cont)
Bagian 02
9
UU PPN dan PP 31/2007 memiliki
perbedaan perintah pasal sehingga
bertentangan dengan UU 10/2004 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan yang menyatakan materi muatan
PP harus sejalan dengan UU.
PP 31/2007UU PPN 17/10/2013 25/02/2014 22/07/201423/04/2014
Permohonan Putusan Dikirim Berlaku
Pasal 8 ayat 2 Peraturan MA Nomor 01 Tahun 2011
Dalam hal 90 hari setelah putusan MA tersebut dikirim
kepada Badan atau Pejabat TUN yang mengeluarkan
Peraturan Perundang-undangan tersebut, ternyata
Pejabat yang bersangkutan tidak melaksanakan
kewajibannya, demi hukum Peraturan Perundang-
undangan yang bersangkutan tidak mempunyai kekuatan
hukum.
Kesimpulan Pendapat MA Saat Berlaku
Bagian 03
10
Sejak
22 Juli 2014
ketentuan
pasal-pasal dalam
PP 31/2007
yang diuji materi,
tidak
mempunyai
kekuatan
hukum.
Arahan Direktur Jenderal Pajak:
 Sosialisasi di Wilayah Kerja masing-masing
 Pelayanan dan pengawasan atas penyerahan, impor,
dan/atau ekspor
 Identifikasi dan inventarisasi permasalahan serta resiko
 Mengambil langkah yang diperlukan untuk solusi atas
permasalahan
 Koordinasi dengan Direktorat Peraturan Perpajakan I
(Subdit Peraturan PPN Industri)
Sehubungan dengan pengenaan PPN di sektor pertanian,
perkebunan dan kehutanan sebagai implikasi pelaksanaan
putusan MA
DJP menerbitkan SE-24/PJ/2014 tanggal 25 Juli 2014
Implikasi Perpajakan
Bagian 04
11
Implikasi Perpajakan (BKP)
Jenis Barang BKP/Non
BKP
Dasar
Beras, gabah, jagung,
sagu dan kedelai
Non BKP Pasal 4A ayat
(2) huruf b UU
PPN
Barang hasil Pertanian
lainnya dalam Lampiran
PP 31/2007
1. Buah-buahan dan
sayur-sayuran
2. Selain buah-buahan
dan sayur-sayuran
Non BKP
BKP
Pasal 4A ayat
(2) huruf b UU
PPN
Putusan MA
No-
70P/HUM/2013
 Apakah ada masa
transisi?
 Buah?
 Sayur?
 PPN atas cicilan BKP
setelah putusan
MA?
Bagian 04
12
Implikasi Perpajakan (PKP)
<= 4,8 M
Tidak wajib PKP >4,8 M
Wajib PKP
Peredaran Usaha/Omzet
PMK – 197/PMK.03/2013
 Kapan mulai menghitung
batasan penyerahan Rp 4,8
M?
 Sudah PKP tetapi belum
memungut PPN sejak
tanggal 22 Juli 2014?
Bagian 04
Direktorat Jenderal
Pajak
DIREKTORAT PERATURAN
PERPAJAKAN I
Lt. 9 Gd. Utama DJP
Jalan Gatot Subroto 40-42
Jakarta Selatan 12190
Tel: +6221 5250208
Ext. 50910
terima kasih
Penutup
Bagian 05
14
No. Komoditi Implikasi Perpajakan
I. Perkebunan
1 Kakao BKP yang dikenai PPN
2 Kopi BKP yang dikenai PPN
3 Kelapa sawit BKP yang dikenai PPN
4 Aren BKP yang dikenai PPN
5 Jambu Mede BKP yang dikenai PPN
6 Lada BKP yang dikenai PPN
7 Pala BKP yang dikenai PPN
8 Cengkeh BKP yang dikenai PPN
9 Karet BKP yang dikenai PPN
10 Teh BKP yang dikenai PPN
11 Tembakau BKP yang dikenai PPN
Bagian 06
Lampiran SE-24/PJ/2014
15
No. Komoditi Implikasi Perpajakan
12 Tebu BKP yang dikenai PPN
13 Kapas BKP yang dikenai PPN
14 Kapuk BKP yang dikenai PPN
15 Rami, Rosella, Jute, Kenaf, Abaca dan lainnya BKP yang dikenai PPN
16 Kayumanis BKP yang dikenai PPN
17 Kina BKP yang dikenai PPN
18 Panili BKP yang dikenai PPN
19 Nilam BKP yang dikenai PPN
20 Jarak Pagar BKP yang dikenai PPN
21 Sereh BKP yang dikenai PPN
22 Atsiri BKP yang dikenai PPN
Lampiran SE-24/PJ/2014
Bagian 06
16
No. Komoditi Implikasi Perpajakan
23 Kelapa BKP yang dikenai PPN
24 Tanaman Perkebunan dan sejenisnya BKP yang dikenai PPN
II. Hortikultura
A. Buah-buahan
1 Pisang Bukan BKP (Ps 4A)
2 Jeruk Bukan BKP (Ps 4A)
3 Mangga Bukan BKP (Ps 4A)
4 Salak Bukan BKP (Ps 4A)
5 Nanas Bukan BKP (Ps 4A)
6 Belimbing Bukan BKP (Ps 4A)
7 Manggis Bukan BKP (Ps 4A)
Lampiran SE-24/PJ/2014
Bagian 06
17
No. Komoditi Implikasi Perpajakan
II. Hortikultura
A. Buah-buahan
8 Rambutan Bukan BKP (Ps 4A)
9 Durian Bukan BKP (Ps 4A)
10 Melon, semangka, pepaya dan sejenisnya Bukan BKP (Ps 4A)
11 Duku, bangkuang, nangka, cempedak, dan
sejenisnya
Bukan BKP (Ps 4A)
B. Sayur-sayuran
1 Sayuran daun Bukan BKP (Ps 4A)
2 Sayuran buah Bukan BKP (Ps 4A)
3 Sayuran umbi Bukan BKP (Ps 4A)
Lampiran SE-24/PJ/2014
Bagian 06
18
No. Komoditi Implikasi Perpajakan
II. Hortikultura
B. Sayur-sayuran
4 Sayuran jamur Bukan BKP (Ps 4A)
C. Tanaman Hias dan Obat
1 Tanaman hias BKP yang dikenai PPN
2 Tanaman potong BKP yang dikenai PPN
3 Tanaman obat BKP yang dikenai PPN
Lampiran SE-24/PJ/2014
Bagian 06
19
No. Komoditi Implikasi Perpajakan
III. Tanaman Pangan
1 Padi (merang, sekam, bekatul, dedak) BKP yang dikenai PPN
2 Jagung (tongkol, bonggol, daun, klobot,
batang)
BKP yang dikenai PPN
3 Kacang tanah BKP yang dikenai PPN
4 Ubi kayu BKP yang dikenai PPN
5 Ubi jalar
6 Kacang hijau, gude, dan kacang lainnya BKP yang dikenai PPN
7 Talas, garut, gembili dan umbi lainnya BKP yang dikenai PPN
Lampiran SE-24/PJ/2014
Bagian 06
20
No. Komoditi Implikasi Perpajakan
IV. Hasil Hutan
A. Hasil Hutan Kayu
1 Kayu BKP yang dikenai PPN
2 Kelapa sawit (kayunya) BKP yang dikenai PPN
3 Karet (kayunya) BKP yang dikenai PPN
4 Bambu BKP yang dikenai PPN
B. Hasil Hutan Bukan Kayu
1 Rotan BKP yang dikenai PPN
2 Gaharu BKP yang dikenai PPN
3 Agathis BKP yang dikenai PPN
4 Shorea BKP yang dikenai PPN
5 Kemiri BKP yang dikenai PPN
6 Tengkawang BKP yang dikenai PPN
Lampiran SE-24/PJ/2014
Bagian 06
21
Copy Putusan MA terkait
kembali
22
Copy Putusan MA terkait
kembali
23
Copy Putusan MA terkait
Kembali
24
Alur Logika Hukum Pertimbangan Hakim
PPN
dibebaskan
Mekanisme
PK-PM tidak
berjalan
PPN yang
ditanggung
lebih besar
Cash flow WP
terpengaruh
PM dibiayakan
sehingga
menjadi cost
dan
menurunkan
daya saing.
Pemohon
merasa dirugikan
Cascading Effect

More Related Content

What's hot

Permensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalPermensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalIdnJournal
 
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikananpengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikananNoorvita Ika Mardianti
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Operator Warnet Vast Raha
 
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Moehammad Bambang Soegeng
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Ismed Nur
 
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010ppbkab
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010ibeth_rtk
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranandika_combat
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbandika_combat
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Achmad Wahid
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Probolinggo Property
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 hersu12345
 
Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019syahrunNazil1
 
Materi adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkunganMateri adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkunganNaimnukke
 

What's hot (20)

Permensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journalPermensos 14 tahun 2012 idn journal
Permensos 14 tahun 2012 idn journal
 
85 pmk.03 2019
85 pmk.03 201985 pmk.03 2019
85 pmk.03 2019
 
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikananpengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
pengalihan sarana prasarana aset bidang kelautan dan perikanan
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
 
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
Pengantar tek pertambangan-02 pendapatan negara sektor pertambangan dalam per...
 
Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011Permendagri nomor-21-tahun-2011
Permendagri nomor-21-tahun-2011
 
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
Perbup no.-23-ttg-pedoman-umum-penyaluran-belanja-tidak-terduga-btt-ta-2010
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010
 
Kependudukan
KependudukanKependudukan
Kependudukan
 
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoranPeraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
Peraturan daerah kabupaten ketapang nomor 11 tahun 2011 tentang pajak restoran
 
Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010Pp 71 tahun_2010
Pp 71 tahun_2010
 
Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011Permen no.21 thn 2011
Permen no.21 thn 2011
 
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtbPerda no.-3-tahun-2011 bphtb
Perda no.-3-tahun-2011 bphtb
 
Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008Kab bombana 20_2008
Kab bombana 20_2008
 
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
Kota probolinggo 2_2011.docx pajak
 
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006 Perubahan permendagri 13 tahun 2006
Perubahan permendagri 13 tahun 2006
 
Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019Salinan perda apbd ta 2019
Salinan perda apbd ta 2019
 
Analisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan PajakAnalisis Ksesenjangan Pajak
Analisis Ksesenjangan Pajak
 
Materi adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkunganMateri adm. kependudukan & kebij lingkungan
Materi adm. kependudukan & kebij lingkungan
 

Similar to 1 se 24 pertanian kebun hutan

Tata laksana plb per 02 03 itw
Tata laksana plb per 02 03 itwTata laksana plb per 02 03 itw
Tata laksana plb per 02 03 itwEty Puspitasari
 
Kelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmKelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmardi1390
 
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiKasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiDinny Gamalasari
 
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIORESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIONeea Niio
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNNeea Niio
 
Bagian 5 selvi
Bagian 5 selviBagian 5 selvi
Bagian 5 selvienjiem
 
BIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptx
BIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptxBIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptx
BIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptxRezkyPrayudi1
 
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Didi Sadili
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharairmans36
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Asep suryadi
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Ffffffffffffffebri2nd
 
Draft Revisi Permen LHK 38-2019.PDF
Draft Revisi Permen LHK 38-2019.PDFDraft Revisi Permen LHK 38-2019.PDF
Draft Revisi Permen LHK 38-2019.PDFMasMicky
 

Similar to 1 se 24 pertanian kebun hutan (20)

Tata laksana plb per 02 03 itw
Tata laksana plb per 02 03 itwTata laksana plb per 02 03 itw
Tata laksana plb per 02 03 itw
 
Kelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bmKelompok ppn & ppn bm
Kelompok ppn & ppn bm
 
PPN A_2023_Sesi 1.pptx
PPN A_2023_Sesi 1.pptxPPN A_2023_Sesi 1.pptx
PPN A_2023_Sesi 1.pptx
 
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi TrisaktiKasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
Kasus Indosat Tbk (Kelompok 2) - Maksi Trisakti
 
Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22Makalah PPh pasal 22
Makalah PPh pasal 22
 
SOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdfSOP KEUANGAN.pdf
SOP KEUANGAN.pdf
 
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIORESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
RESUME MATERI PERPAJAKAN DALAM PENGELOLAAN DANA APBN - 5 MEI 2015 BY NEEA NIIO
 
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBNResume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
Resume materi pajak dalam pengelolaan dana APBN
 
Bagian 5 selvi
Bagian 5 selviBagian 5 selvi
Bagian 5 selvi
 
Mat brev-a
Mat brev-aMat brev-a
Mat brev-a
 
Pertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajakPertemuan 8 pajak
Pertemuan 8 pajak
 
BIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptx
BIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptxBIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptx
BIMTEK BKC ILEGAL FIX Kota BDG.pptx
 
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
Pengelolaan Penerimaan Negara Bukan Pajak PNBP dari Pemanfaatan Kawasan Konse...
 
Pph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendaharaPph 22 dan ppn bendahara
Pph 22 dan ppn bendahara
 
Tkdn industri
Tkdn industriTkdn industri
Tkdn industri
 
Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22Penjelasan PPh pasal 22
Penjelasan PPh pasal 22
 
Fffffffffffff
FffffffffffffFffffffffffff
Fffffffffffff
 
Pendapatan negara dan hibah
Pendapatan negara dan hibahPendapatan negara dan hibah
Pendapatan negara dan hibah
 
Draft Revisi Permen LHK 38-2019.PDF
Draft Revisi Permen LHK 38-2019.PDFDraft Revisi Permen LHK 38-2019.PDF
Draft Revisi Permen LHK 38-2019.PDF
 
08a fasilitas cukai
08a fasilitas cukai08a fasilitas cukai
08a fasilitas cukai
 

1 se 24 pertanian kebun hutan

  • 1. PELAKSANAAN PUTUSAN MA NOMOR 70P/HUM/2013 PENGENAAN PPN ATAS BARANG HASIL PERTANIAN DARI KEGIATAN USAHA DI BIDANG PERTANIAN, PERKEBUNAN, DAN KEHUTANAN Direktorat Peraturan Perpajakan I DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SE-24/PJ/2014 25 Juli 2014
  • 2.
  • 3. Latar Belakang 01 Pertimbangan Sidang 02 Kesimpulan Pendapat MA Saat Berlaku03 Implikasi Perpajakan 04 Penutup 05 Pokok Bahasan Lampiran 06
  • 4. 4 Latar Belakang Bagian 01 Impor dan atau Penyerahan Barang Kena Pajak Tertentu yang Bersifat Strategis yang Dibebaskan dari Pengenaan PPN Pasal 1 ayat (1) huruf c BKP tertentu yang bersifat strategis adalah barang hasil pertanian. Pasal 1 ayat (2) huruf a barang hasil pertanian adalah barang yang dihasilkan dari kegiatan usaha di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan. Pasal 2 ayat (1) huruf f atas impor Barang Kena Pajak Tertentu yang bersifat strategis berupa barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c dibebaskan dari pengenaan PPN Pasal 2 ayat (2) huruf c atas penyerahan BKPTertentu yang bersifat strategis berupa barang hasil pertanian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 1 huruf c dibebaskan dari pengenaan PPN. Uji Materi PP 12/2001 PP 43/2002 PP 46/2003 PP 31/2007PP 7/2007
  • 5. 5 Latar Belakang (cont.) Bagian 01 PEMOHON KAMAR DAGANG INDONESIA Diwakili : 1. Suryo B. Sulistio (Ketua Umum) 1. Hariyadi Sukamdani (Wakil Ketua Umum) TERMOHON PRESIDEN RI Dikuasakan kepada : 1. Menteri Hukum & HAM 2. Menteri Keuangan 3. Menteri Perdagangan 4. Menteri Pertanian 5. Jaksa Agung
  • 6. Pemohon Termohon Hakim • PP 31/2007 tanpa hak telah memberikan pembebasan PPN. • Pasal yang diuji materil bertentangan dengan prinsip dasar UU PPN sebagai pajak atas konsumsi yang pengenaannya bertingkat. • Sejak awal, UU PPN membedakan barang menjadi 2: BKP dan Bukan BKP. • Pasal 16B ayat (1) UU PPN mengatur tentang BKP yang mendapat fasilitas dibebaskan. • tidak bertentangan dengan UU PPN, karena terutang PPN namun dibebaskan. • Pasal-pasal tersebut bertentangan dengan UU PPN dan UU 12/2011 • PPN adalah pajak atas konsumsi dalam negeri, maka pemikul beban pajak adalah konsumen, bukan PKP. • KADIN tidak konsisten karena KADIN yang mengusulkan pembebasan PPN atas barang pertanian pada 2005. • Pembebasan PPN semata-mata untuk medorong sektor ekonomi berprioritas tinggi, dunia usaha dan pembangunan nasional. Bagian 02 Pertimbangan Sidang
  • 7. Pemohon Termohon Hakim • Kewenangan Pemerintah mengklasifikasikan barang strategis dari mana? • Terdapat perluasan makna barang tertentu yang bersifat strategis dalam penjelasan Pasal 16B. • BKP strategis merupakan bagian dari BKP tertentu. • Penjelasan Pasal 16B ayat (1) huruf j semata-mata untuk menampung pemberian fasilitas PPN. • BKP strategis karena 35% penduduk Indonesia berprofesi di Bidang Pertanian, Perkebunan dan Kehutanan (BPS). • Penentuan BKP strategis sudah dimintakan konsultasi ke DPR • fasilitas PPN diberikan secara terbatas seperti Pasal 16B ayat (1) huruf a s.d. e UU PPN. Sedangkan Penjelasan Pasal 16B menyebutkan fasilitas terbatas untuk kegiatan dalam huruf a s.d o. • Penjelasan barang strategis hanya ada pada huruf I yaitu “mendorong pembangunan nasional dengan membantu tersedianya barang yang bersifat strategis seperti bahan baku kerajinan perak. Melemahkan daya saing karena tidak dapat mengkreditkan PM Prinsip UU PPN perlakuan yg sama kepada semua Wajib Pajak. Dengan perlakuan yg sama ke semua pengusaha di bidang pertanian, perkebunan dan kehutanan Pengkreditan PM mengandung makna bahwa PKP bukan pemikul beban pajak dan pengembalian pajak yang telah dibayar (dengan mekanisme PK-PM) dapat membantu keuangan PKP Pertimbangan Sidang (cont) Bagian 02
  • 8. Pemohon Termohon Hakim • BKP strategis bukanlah fasilitas yang benar-benar diperlukan untuk mendorong perkembangan dunia usaha • Pembebasan PPN bertujuan untuk meningkatkan penerimaan melalui cascading effect (pajak berganda). • Pembebasan PPN dapat diberikan untuk barang yang sangat bermanfaat. • Berlaku equal treatment terhadap semua wajib pajak. • Pembebasan PPN mengurangi penerimaan negara • Benchmark: Filipina dan Thailand memberikan fasilitas pembebasan PPN atas barang hasil pertanian, perkebunan dan kehutanan. • Seluruh petani atau kelompok petani di atas batasan omzet tertentu harus menjadi PKP. Namun, posisi tawar petani yang rendah, menjadikan petani yg menanggung PPN. • Penetapan barang pertanian sebagai barang tertentu yang bersifat strategis telah menimbulkan cascading effect di tingkat pengusaha CPO. • Terjadi pelemahan daya saing dari pengusaha CPO, antara lain karena harga ekspornya tidak steril dari PPN Masukan. • Pengenaan PPN hasil pertanian tidak merugikan para petani, mengingat ada batasan pengusaha kecil, sehingga petani belum tentu perlu menjadi PKP. Pertimbangan Sidang (cont) Bagian 02
  • 9. 9 UU PPN dan PP 31/2007 memiliki perbedaan perintah pasal sehingga bertentangan dengan UU 10/2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang- undangan yang menyatakan materi muatan PP harus sejalan dengan UU. PP 31/2007UU PPN 17/10/2013 25/02/2014 22/07/201423/04/2014 Permohonan Putusan Dikirim Berlaku Pasal 8 ayat 2 Peraturan MA Nomor 01 Tahun 2011 Dalam hal 90 hari setelah putusan MA tersebut dikirim kepada Badan atau Pejabat TUN yang mengeluarkan Peraturan Perundang-undangan tersebut, ternyata Pejabat yang bersangkutan tidak melaksanakan kewajibannya, demi hukum Peraturan Perundang- undangan yang bersangkutan tidak mempunyai kekuatan hukum. Kesimpulan Pendapat MA Saat Berlaku Bagian 03
  • 10. 10 Sejak 22 Juli 2014 ketentuan pasal-pasal dalam PP 31/2007 yang diuji materi, tidak mempunyai kekuatan hukum. Arahan Direktur Jenderal Pajak:  Sosialisasi di Wilayah Kerja masing-masing  Pelayanan dan pengawasan atas penyerahan, impor, dan/atau ekspor  Identifikasi dan inventarisasi permasalahan serta resiko  Mengambil langkah yang diperlukan untuk solusi atas permasalahan  Koordinasi dengan Direktorat Peraturan Perpajakan I (Subdit Peraturan PPN Industri) Sehubungan dengan pengenaan PPN di sektor pertanian, perkebunan dan kehutanan sebagai implikasi pelaksanaan putusan MA DJP menerbitkan SE-24/PJ/2014 tanggal 25 Juli 2014 Implikasi Perpajakan Bagian 04
  • 11. 11 Implikasi Perpajakan (BKP) Jenis Barang BKP/Non BKP Dasar Beras, gabah, jagung, sagu dan kedelai Non BKP Pasal 4A ayat (2) huruf b UU PPN Barang hasil Pertanian lainnya dalam Lampiran PP 31/2007 1. Buah-buahan dan sayur-sayuran 2. Selain buah-buahan dan sayur-sayuran Non BKP BKP Pasal 4A ayat (2) huruf b UU PPN Putusan MA No- 70P/HUM/2013  Apakah ada masa transisi?  Buah?  Sayur?  PPN atas cicilan BKP setelah putusan MA? Bagian 04
  • 12. 12 Implikasi Perpajakan (PKP) <= 4,8 M Tidak wajib PKP >4,8 M Wajib PKP Peredaran Usaha/Omzet PMK – 197/PMK.03/2013  Kapan mulai menghitung batasan penyerahan Rp 4,8 M?  Sudah PKP tetapi belum memungut PPN sejak tanggal 22 Juli 2014? Bagian 04
  • 13. Direktorat Jenderal Pajak DIREKTORAT PERATURAN PERPAJAKAN I Lt. 9 Gd. Utama DJP Jalan Gatot Subroto 40-42 Jakarta Selatan 12190 Tel: +6221 5250208 Ext. 50910 terima kasih Penutup Bagian 05
  • 14. 14 No. Komoditi Implikasi Perpajakan I. Perkebunan 1 Kakao BKP yang dikenai PPN 2 Kopi BKP yang dikenai PPN 3 Kelapa sawit BKP yang dikenai PPN 4 Aren BKP yang dikenai PPN 5 Jambu Mede BKP yang dikenai PPN 6 Lada BKP yang dikenai PPN 7 Pala BKP yang dikenai PPN 8 Cengkeh BKP yang dikenai PPN 9 Karet BKP yang dikenai PPN 10 Teh BKP yang dikenai PPN 11 Tembakau BKP yang dikenai PPN Bagian 06 Lampiran SE-24/PJ/2014
  • 15. 15 No. Komoditi Implikasi Perpajakan 12 Tebu BKP yang dikenai PPN 13 Kapas BKP yang dikenai PPN 14 Kapuk BKP yang dikenai PPN 15 Rami, Rosella, Jute, Kenaf, Abaca dan lainnya BKP yang dikenai PPN 16 Kayumanis BKP yang dikenai PPN 17 Kina BKP yang dikenai PPN 18 Panili BKP yang dikenai PPN 19 Nilam BKP yang dikenai PPN 20 Jarak Pagar BKP yang dikenai PPN 21 Sereh BKP yang dikenai PPN 22 Atsiri BKP yang dikenai PPN Lampiran SE-24/PJ/2014 Bagian 06
  • 16. 16 No. Komoditi Implikasi Perpajakan 23 Kelapa BKP yang dikenai PPN 24 Tanaman Perkebunan dan sejenisnya BKP yang dikenai PPN II. Hortikultura A. Buah-buahan 1 Pisang Bukan BKP (Ps 4A) 2 Jeruk Bukan BKP (Ps 4A) 3 Mangga Bukan BKP (Ps 4A) 4 Salak Bukan BKP (Ps 4A) 5 Nanas Bukan BKP (Ps 4A) 6 Belimbing Bukan BKP (Ps 4A) 7 Manggis Bukan BKP (Ps 4A) Lampiran SE-24/PJ/2014 Bagian 06
  • 17. 17 No. Komoditi Implikasi Perpajakan II. Hortikultura A. Buah-buahan 8 Rambutan Bukan BKP (Ps 4A) 9 Durian Bukan BKP (Ps 4A) 10 Melon, semangka, pepaya dan sejenisnya Bukan BKP (Ps 4A) 11 Duku, bangkuang, nangka, cempedak, dan sejenisnya Bukan BKP (Ps 4A) B. Sayur-sayuran 1 Sayuran daun Bukan BKP (Ps 4A) 2 Sayuran buah Bukan BKP (Ps 4A) 3 Sayuran umbi Bukan BKP (Ps 4A) Lampiran SE-24/PJ/2014 Bagian 06
  • 18. 18 No. Komoditi Implikasi Perpajakan II. Hortikultura B. Sayur-sayuran 4 Sayuran jamur Bukan BKP (Ps 4A) C. Tanaman Hias dan Obat 1 Tanaman hias BKP yang dikenai PPN 2 Tanaman potong BKP yang dikenai PPN 3 Tanaman obat BKP yang dikenai PPN Lampiran SE-24/PJ/2014 Bagian 06
  • 19. 19 No. Komoditi Implikasi Perpajakan III. Tanaman Pangan 1 Padi (merang, sekam, bekatul, dedak) BKP yang dikenai PPN 2 Jagung (tongkol, bonggol, daun, klobot, batang) BKP yang dikenai PPN 3 Kacang tanah BKP yang dikenai PPN 4 Ubi kayu BKP yang dikenai PPN 5 Ubi jalar 6 Kacang hijau, gude, dan kacang lainnya BKP yang dikenai PPN 7 Talas, garut, gembili dan umbi lainnya BKP yang dikenai PPN Lampiran SE-24/PJ/2014 Bagian 06
  • 20. 20 No. Komoditi Implikasi Perpajakan IV. Hasil Hutan A. Hasil Hutan Kayu 1 Kayu BKP yang dikenai PPN 2 Kelapa sawit (kayunya) BKP yang dikenai PPN 3 Karet (kayunya) BKP yang dikenai PPN 4 Bambu BKP yang dikenai PPN B. Hasil Hutan Bukan Kayu 1 Rotan BKP yang dikenai PPN 2 Gaharu BKP yang dikenai PPN 3 Agathis BKP yang dikenai PPN 4 Shorea BKP yang dikenai PPN 5 Kemiri BKP yang dikenai PPN 6 Tengkawang BKP yang dikenai PPN Lampiran SE-24/PJ/2014 Bagian 06
  • 21. 21 Copy Putusan MA terkait kembali
  • 22. 22 Copy Putusan MA terkait kembali
  • 23. 23 Copy Putusan MA terkait Kembali
  • 24. 24 Alur Logika Hukum Pertimbangan Hakim PPN dibebaskan Mekanisme PK-PM tidak berjalan PPN yang ditanggung lebih besar Cash flow WP terpengaruh PM dibiayakan sehingga menjadi cost dan menurunkan daya saing. Pemohon merasa dirugikan Cascading Effect