Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1) Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi kurikulum, termasuk ruang lingkup, jenis, prosedur, dan model evaluasi kurikulum.
2) Evaluasi kurikulum bertujuan untuk mengukur pencapaian tujuan kurikulum dan mengetahui hambatan, serta menilai keberhasilan pelaksanaan kurikulum.
3) Terdapat berbagai jenis evaluasi kurikulum seperti evaluasi konteks,
1. CURRICULUM AND MATERIAL
DEVELOPMENT
Lecturer by
Erlik Widiyani Styati.S.Pd,. M.Pd.
DEPARTMENT OF ENGLISH TEACHING
THE FACULTY OF LETTERS AND ARTS EDUCATION
IKIP PGRI MADIUN
2011
2. Evalusi Kurikulum
D. RUANG LINGKUP EVALUASI KURIKULUM
Evaluasi kurikulum adalah proses penerapan prosedur ilmiah untuk
menentukan nilai atau efektivitas suatu kegiatan dalam membuat keputusan tentang
program kurikulum. Bertujuan untuk mengukur tercapainya tujuan dan mengetahui
hambatan-hambatan dalam pencapaian tujuan kurikulum, mengukur dan
membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui potensi keberhasilannya,
memonitor dan mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi masalah yang
timbul, menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan
pengembangan lebih lanjut, mengukur dampak kurikulum bagi kinerja TKPD
(Bushnell dalam Harris dan Desimone: 1994).
Evaluasi merupakan kebutuhan dan mutlak diperlukan dalam suatu sistem
kurikulum, karena berkaitan langsung dengan setiap komponen dalam sistem
instruksional, dalam seluruh tahapan disain, dan pengembangan kurikulum. Asumsi
dasar yang digunakan dalam evaluasi kurikulum dapat berupa spesifik yang ditujukan
kepada pengukuran potensi dan kinerja manusia dalam hal ini tenaga kependidikan.
Ruang lingkup evaluasi kurikulum mencangkup beberapa hal yaitu standar isi dan
standar kompetensi lulusan. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi
yang di tuangkan dalam syarat kompetensi lulusan yang harus di penuhi siswa. Standar isi
berkenaan kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender pendidikan.
Menurut Guba dan Lincoln bahwa Evaluasi dinyatakan sebagai suatu proses memberikan
pertimbangan mengenai nilai dan arti sesuatu yang dipertimbangkan. Sesuatu
Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa kinerja kurikulum secara
keseluruhan ditinjau dari berbagai kriteria. Indikator kinerja yang dievaluasi adalah
efektivitas, relevansi, efesiensi dan kelaikan (feasibility) program. Tujuan evaluasi kurikulum
dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian tujuan pendidikan yang ingin
diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan, indikator kinerja yang akan dievaluasi
disini adalah efektivitas program. Diadakannya evaluasi di dalam proses pengembangan
kurikulum dimaksudkan untuk keperluan:
a. Perbaikan Program
Peranan evaluasi disini lebih bersifat konstruktif, karena informasi hasil
evaluasi dijadikan input bagi perbaikan yang diperlukan di dalam program kurikulum
yang sedang dikembangkan.
b. Pertanggungjawaban kepada berbagai pihak
Pertanggungjawaban ini baik pada pihak yang mensponsori kegiatan
pengembangan kurikulum, maupun pihak yang menjadi konsumen kurikulum yang
telah dikembagkan.
c. Penentuan tindak hasil pengembangan.
Aspek-aspek mana dari kurikulum tersebut yang masih perlu diperbaiki
maupun disesuaikan, strategi yang bagaimana dalam penyebarannya ditempuh dan
persyaratan apa yang perlu disiapkan.
3. E. JENIS, PROSEDUR DAN MODEL-MODEL EVALUASI KURIKULUM
Konsep nilai dan arti dalam suatu evaluasi kurikulum memiliki makna yang
berbeda. Pertimbangan nilai adalah pertimbangan yang ada dalam kurikulum itu
sendiri. Dalam arti apakah program dalam kurikulum itu dapat dimengerti oleh guru
atau tidak. Sedangkan konsep Arti berhubungan dengan kebermaknaan suatu
kurkulum. Misalnya apakah kurikulum yang dinilai memberikan arti untuk
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, apakah kurikulum itu dapat merubah cara
belajar siswa kepada yang lebih baik.
Jenis evaluasi kurikulum berdasarkan bentuk evaluasi terdiri dari empat
kelompok yaitu :
1) Evaluasi konteks
Evaluasi konteks berkaitan erat dengan berbagai aspek yang melahirkan suatu
dokumen atau kurikulum. Need assessment merupakan bentuk dari evaluasi
konteks. Jenis evaluasi ini adalah mengenai kesesuain ide kurikulum dengan
lingkungan sosial budaya dimana kurikulum dilaksanakan. Evaluasi ini di
arahkan juga terdapat terhadap dukungan masyarakat terhadap sekolah.
Dukungan masyarakat dapat berupa bantuan keuangan fasilitas belajar dan
partisipasi dalam kegiatan belajar.
2) evaluasi dokumen
Objek evaluasinya adalah sesuatu yang tertulis dapat dikaji berulang kali
tanpa terpengaruh oleh keterbatasan waktu yang dimiliki pihak pengembang
dokumen atau pelaksana dari keputusan dalam dokumen. Evaluasi dokumen
yang dihasilkan oleh satuan pendidikan pada dasarnya tidak berbeda dengan
evaluasi dokumen pada ruang lingkup evaluasi kurikulum.
3) evaluasi proses
evaluasi proses berkenaan dengan kegiatan utama pendidikan yang di tandai
oleh adanya interaksi dan komunikasi yang sangat terencana antara komponen
pendidikan yaitu guru, peserta didik dengan sumber belajar.
4) evaluasi produk atau hasil
evaluasi produk atau hasil merupakan evaluasi yang dibedakan atas evaluasi
output dan outcomes. Evaluasi output merupakan hasil langsung yang
dimiliki oleh peserta didik dari suatu proses pembelajaran di suatu satuan
pendidikan. Sedangkan evaluasi outcomes adalah hasil setelah beberapa saat
yang bersangkutan menyelesaikan prose spendidikannya di sebuah satuan
pendidikan.
Evaluasi kurikulum berdasarkan posisi evaluator terdiri dari internal dan eksternal.
Evaluasi internal adalah evaluasi yang dilakukan didalam. Evaluasi ini banyak dilakukan
untuk penyempurnaan dokumen kurikulum dan penyempurnaan proses implementasi
kurikulum. Evaluasi eksternal adalah evaluasi yang dilakukan diluar. Evaluasi ini dilakukan
untuk mengetahui proses atau implementasi kurikulum dan hasil kurikulum. Fungsinya untuk
4. menemukan faktor-faktor yang memperkuat dan memperlemah implementasi kurikulum.
Evaluasi ini dapat dilakukan guru dan kepala sekolah.
Prosedur evaluasi kurikulum dikemukakan secara singkat sebagai berikut :
a) Kajian terhadap evaluasi
Tujuan kajian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman terhadap karakteristik
kurikulum. Evaluator harus mempelajari secara mendalam latar belakang lahirnya
kurikulum yang digunakan untuk dokumen kurikulum, proses implementasi dan
evaluasi hasil.
b) Pengembangan proposal
Tujuannya untuk digunakan apakah evaluasi yang digunakan evaluasi kualitatif dan
evaluasi kuantitatif.
c) Pertemuan/diskusi proposal dengan penggunaan jasa evaluasi
Diskusi ini dilaksanakan untuk mengetahui apakah kurikulum yang akan dievaluasi
dilanjutka apa tidak.
d) Revisi proposal
Setelah diskusi adanya beberapa komponen yans yang harus direvisi.
e) Rekrutmen personalia
Jika dalam proposal sudah ada anggotanya maka harus dicantumkan dalam proposal
tersebut. Apabila belum ada maka rekrutmen ini dapat dilakukan.
f) Pengurusan persyaratan administrasi
Dalam evaluasi kurikulum dibutuhkan formalitas administrasi. Evaluator harus
mendapatkan izin dari pengguna kurikulum, pimpinan sekolah, dan pejabat terkait
masalah keamanan sosial politik.
g) Pengorganisasian pelaksanaan
Kegiatan manajemen yang tingkat kerumitannya ditentukan oleh ruang lingkup
pekerjaan evaluasi dan jumlah evaluator yang terlibat.
h) Analisis data
Hal ini merupakan tindak lanjut proses pengumpulan data evaluasi dengan
menggunakan model kualitatif dan kuantitatif.
i) Penulisan laporan
Penulisan laporan dilakukan oleh evaluator dan tim evaluator. Format penulisan
laporan sesuai dengan format yang sudah disepakati sejak awal. Ada 2 jenis laporan
yaitu laporan eksekutif dan laporan lengkap. Laporan eksekutif dikembangkan untuk
dibaca oleh para eksekutif pada umumnya memiliki waktu yang terbatas.laporan in
lebih lengkap dari abstrak dan merupakan ringkasan dari laporan lengkap.
j) Pembahasan laporan dengan pemakai jasa
Memeriksa kelengkapan laporan. Dalam hal ini ada pembahasan jika pengguna jasa
memerlukan tambahan informasi yang memang tercantum dalam kontrak.
5. k) Penulisan laporan akhir
Penulisan dari hasil revisi yang harus dilakukan evaluator ketika terjadi pembahasan
laporan dengan pengguna jasa.
Menurut ahli kurikulum diantaranya Oliva (1988), menjelaskan bahwa pengembangan
kurikulum merupakan proses yang tidak pernah berakhir, meliputi perencanaan,
implementasi dan evaluasi. Maka evaluasi itu sendiri merupakan bagian yang terintegrasi
dalam suatu proses pengembangan kurikulum. Rumusan tentang tujuan evaluasi
dikemukakan oleh Purwanto an Atwi (1999: 75) yaitu:
(1) mengukur tercapainya tujuan dan mengetahuai hambatan-hambatan dalam pencapaian
tujuan kurikulum
(2) mengukur dan membandingkan keberhasilan kurikulum serta mengetahui potensi
keberhasilannya
(3) memonitor dan mengawasi pelaksanaan program, mengidentifikasi permasalahan yang
timbul
(4) menentukan kegunaan kurikulum, keuntungan, dan kemungkinan pengembangannya lebih
lanjut
(5) mengukur dampak kurikulum bagi peningkatan kinerja SDM.
6. KESIMPULAN
Pada dasarnya proses evaluasi kurikulum ditunjukan untuk mengevaluasi sejauhmana
program-program pembelajaran yang mencakup intrakurikuler, ekstrakurikuler dan ko-
kurikuler telah terealisasikan dalam pembelajaran yang dikembangkan guru atau belum.
Lebih jauh bahwa output yang dihasilkan dari realisasi program kurikulum dalam bentuk
pembelajaran tersebut harus menggambarkan tujuan-tujuan semula yang dirumuskan dalam
kurikulum.
7. Referensi
Erlik Widiyani Styati. S.Pd,. M.Pd. 2011. Curriculum and Material Development 1.
Madiun: LE_Swastika Press
Oemar Hamlik, (1998), Evaluasi Kurikulum. Bandung : Mandar Madju.
Stufflebeam., Daniel,L., and Shinkfield, Anthony, J. (1985). Systematic Evaluation. Boston:
Kluwer-Nijhoff Publishing.