Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Dokumen tersebut membandingkan routing statis dan dinamis, menjelaskan perbedaan antara dua metode routing dan protokol routing dinamis seperti RIP, IS-IS, EIGRP. Juga dijelaskan tentang tabel routing dan contoh tabel routing.
1. ROUTING STATIS VS
ROUTING DINAMIS
Kelompok 4 :
Anwar Ladiku 10215077
Bondan Abiyoga W.H 10215048
Galih Seto Ratri 10215071
M. Rinaldi Hasanudin 10215053
Tri Bayu Kusnadi 10215080
2. ROUTING STATIS
Routing Statis adalah sebuah router yang memiliki tabel routing statik yang di setting secara
manual oleh para administrator jaringan. Routing static pengaturan routing paling sederhana
yang dapat dilakukan pada jaringan komputer. Menggunakan routing statik murni dalam
sebuah jaringan berarti mengisi setiap entri dalam forwarding table di setiap router yang
berada di jaringan tersebut
4. KELEBIHAN ROUTING STATIS
1) Lebih aman daripada dynamic routing terhadap metode spoofing
2) Tidak ada overhead (waktu pemrosesan) pada CPU router (router lebih murah
dibandingkan denga router dinamis)
3) Tidak ada bandwidth yang digunakan di antara router.
4) Routing statis menambah keamanan, karena administrator dapat memilih untuk mengisikan
akses routing ke jaringan tertentu saja.
5. KEKURANGAN ROUTING STATIS
1) Rentan terhadap kesalahan penulisan -lebih merepotkan dibandingkan dynamic routing
2) Administrasi harus benar-benar memahami internetwork dan bagaimana setiap router dihubungkan
untuk dapat mengkonfigurasikan router dengan benar.
3) Jika sebuah network ditambahkan ke internetwork, Administrasi harus menambahkan
sebuah route kesemua router secara manual.
4) Routing statis tidak sesuai untuk network-network yang besar karena menjaganya akan menjadi sebuah
pekerjaan full-time sendiri
6. ROUTING DINAMIS
Routing Dinamis merupakan type Routing dimana Router dapat mempelajari sendiri Rute yang terbaik
yang akan ditempuhnya untuk meneruskan paket dari sebuah network ke network lainnya. Administrator
tidak menentukan rute yang harus ditempuh oleh paket-paket tersebut. Administrator hanya menentukan
bagaimana cara router mempelajari paket, dan kemudian router mempelajarinya sendiri.
8. KELEBIHAN ROUTING DINAMIS
1.Hanya mengenalkan alamat network yang terhubung langsung dengan routernya.
2. Tidak perlu mengetahui semua alamat network yang ada.
3. Bila terjadi penambahan suatu network baru tidak perlu semua router mengkonfigurasi. Hanya router-
router yang berkaitan.
4. Lebih mudah untuk mengatur network yang besar. Akan memilih jalur lain yang ada bila suatu jalur
rusak.
9. KEKURANGAN ROUTING DINAMIS
1. Beban kerja router lebih berat karena selalu memperbarui ip table pada tiap waktu tertentu.
2. Kecepatan pengenalan network terbilang lama karena router membroadcast ke semua router hingga ada
yang cocok.
3. Setelah konfigurasi harus menunggu beberapa saat agar setiap router mendapat semua Alamat IP yang
ada.
4. Susah melacak permasalahan pada suatu topologi jaringan lingkup besar.
5. Update ARP table dibagikan ke semua komputer, berarti mengkonsumsi - butuh RAM untuk
menentukan jalur terbaik bila terjadi down -bandwith jalur ditentukan oleh sistem, bukan admin.
10. MACAM – MACAM PROTOCOL ROUTING DINAMIS
Routing RIP
Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam
jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini
diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-
Vector Routing. Pertama kali didefinisikan dalam RFC 1058 (1988). Protokol ini telah dikembangkan
beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai
sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju,
seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS. RIP juga telah diadaptasi untuk
digunakan dalam jaringan IPv6, yang dikenal sebagai standar RIPng (RIP Next Generation / RIP generasi
berikutnya), yang diterbitkan dalam RFC 2080 (1997).
11. Routing IS-IS
Intermediate System to Intermediate System (IS-IS) adalah routing protokol yang dirancang untuk
memindahkan informasi secara efisien dalam jaringan komputer , sekelompok komputer yang terhubung
secara fisik atau perangkat sejenis. Ia menyelesaikan ini dengan menentukan yang terbaik rute untuk
datagrams melalui jaringan packet-switched .
Protokol ini didefinisikan dalam ISO / IEC 10589: 2002 sebagai standar internasional dalam Open System
Interconnection desain referensi (OSI). Meskipun awalnya standar ISO, IETF ulang protokol di RFC
1142. RFC 1142 telah direklasifikasi sebagai "bersejarah" oleh RFC 7142 karena kembali menerbitkan
sebuah rancangan ISO daripada standar ISO, menyebabkan kebingungan industri.
IS-IS telah disebut " de facto standar untuk layanan besar tulang punggung jaringan operator."
12. Routing EIGRP
Enhanced Interior Gateway Routing Protocol (EIGRP) adalah lanjutan jarak-vector routing protokol
yang digunakan pada jaringan komputer untuk meng- automatisasi routing yang keputusan dan
konfigurasi. Protokol ini dirancang oleh Cisco Systems sebagai protokol proprietary, hanya tersedia pada
router Cisco. Fungsi parsial dari EIGRP dikonversi menjadi sebuah standar terbuka pada tahun 2013 dan
diterbitkan dengan statusnya informasi sebagai RFC 7868 pada tahun 2016.
EIGRP digunakan pada router untuk berbagi rute dengan router lain dalam sama sistem otonom . Tidak
seperti protokol routing lain terkenal, seperti RIP , EIGRP hanya mengirim update inkremental ,
mengurangi beban kerja pada router dan jumlah data yang perlu dikirimkan.
13. TABEL PERBEDAAN ROUTING STATIS DAN ROUTING DINAMIS
Routing Statis Routing Dinamis
Berfungsi pada protocol IP Berfungsi pada inter-routing protocol
Router tidak dapat membagi informasi routing Router membagi informasi routing secara otomatis
Routing table dibuat dan dihapus secara manual Routing table dibuat dan dihapus secara otomatis
Tidak menggunakan routig protocol Terdapat routing protocol, seperti RIP atau OSPF
Microsoft mendukung multihomed system seperti
router
Microsoft mendukung RIP untuk IP dan IPX/SPX
14. TABEL ROUTING
Tabel Routing adalah tabel yang berisi tentang data jalur pada router sehingga router dapat
berkomunikasi atau tukar menukar data dengan network yang berbeda. Tabel ini berisikan Ip – Ip yang
akan dituju pada router, sehingga router dapat memilih jalur yang lebih efektif untuk mengirim data.
Tabel Routing hanya memberikan informasi sedang routing algoritma yang menganalisa dan mengatur
routing table. Intinya, router hanya tahu cara menghubungkan nertwork atau subnet yang terubung
langsung dengan router tersebut.
15. Setiap entri pada tabel routing setidaknya terdiri dari 2 item yaitu :
1) Destination address, adalah address sebuah network yang dapat dijangkau oleh router. Router dapat
memiliki satu atau lebih jalur (rute) untuk menuju network yang sama, atau sekelompok subnet dengan
panjang subnet bervariasi yang disatukan dibawah address network dengan nomor major yang sama.
2) Pointer to the destination, penunjuk yang mengindikasikan bahwa network tujuan (Destination
Address) terhubung langsung dengan router, atau mengindikasikan address router lain yang terhubung
pada network tujuan, router yang berada pada satu hop lebih dekat pada destination disebut sebagai router
next-hop.
16. PENJELASAN ISI TABEL ROUTING
Ada 2 item yang harus dimasukan oleh table routing untuk mengirim paket data, diantaranya:
1. Destination Address
Destination Address merupakan sebuah alamat pada jaringan yang dapat dijangkau oleh router.
2. Pointer to the Destination
Pointer to the Destination merupakan penunjuk yang akan memberitahukan bahwa jaringan atau network
yang dituju dapat terhubung dengan router.
Router akan menyesuaikan informasi yang terdapat pada table routing sebelum mengirimkan ke alamat
tujuan sehingga tidak ada yang namanya salah sasaran dalam mengirimkan paket data.
17. Berikut adalah urutan pada tabel routing untuk menyesuaikan alamat tujuan:
· Host Address
· Subnet
· Group of Subnet
· Major Network Number
· Group of Major Network Numbers
· Default Address
Jika data yang dikirimkan oleh pengirim ke alamat atau jaringan yang dituju tidak sesuai dengan entri diatas maka paket
data yang telah dikirimkan oleh pengirim akan dibuang dan pengirim data akan diberikan pesan oleh router bahwa data
yang dikirim telah di drop karena ketidaksesuain dan terjadi kesalahan pengalamatan pada address source pengirim. Tabel
Routing pada umumnya berisi informasi tentang:
· Alamat Network Tujuan
· Interface Router yang terdekat dengan network tujuan
· Metric, yaitu sebuah nilai yang menunjukkan jarak untuk mencapai network tujuan. Metric tersebut menggunakan teknik
berdasarkan jumlah lompatan (Hop Count).