Konsep - konsep dasar bidang kajian perilaku motorik
1. Konsep – Konsep Dasar
Bidang Kajian Perilaku Motorik
Topan Irawan Alfian
( 19850046 )
2 B
MAGISTER PENJAS STKIP PASUNDAN CIMAHI
2. A. Istilah – Istilah Dalam Lingkup Prilaku Motorik
1. Perilaku Motorik ( motor behavior )
Merupakan suartu istilah yang bersifat umum yang
mencakup istilah
1. Belajar motoric ( motor learning )
2. Penampilan ( performance )
3. Kontrol motoric ( motor control )
Istilah tersebut menghimpun suatu pengertian
yang bulat tentang gejala perilaku nyata yang
teramati yang ditampilkan melalui gerakan otot-
otot atau anggota tubuh di bawah control system
persyarafan.
2. Kontrol Motorik ( motor control )
Merupakan satu wilayah studi yang
menitikberatkan kajiannya pada factor-factor
yang mengontrol mekanisme dalam
pelaksanaan suatu keterampilan.
Bidang studi ini menekankan pada pendekatan
fisiologis.
3. 3. Keterampilan ( skill )
Keterampilan sebagai tugas gerak ( task ),
sehingga terampil di artikan sebagai respon
terhadap stimulus yang dapat di jabarakan secara
kuantitatif atau kualitatif. Orang yang terampil
akan memperlihatkan kualitas gerak yang tinggi
dan gerakan yang mantap.
Keterampilan dianggap sebagai indicator dari
tingkat penguasaan atau kemahiran.
4. Kemampuan motoric ( motor ability )
Kemampuan motoric lebih teat disebut sebagai
kapasitas dari seseorang yang berkaitan dengan
pelaksanaan dan peragaan suatu keterampilan
yang relative melekat setalah masa kanak-kanak.
Faktor biologis dianggap sebagai kekuatan utama
yang berpengaruh terhadapa kemampuan motoric
dasar seseorang.
Keseimbangan, kecepatan reaksi, fleksibilitas
adalah contoh dari kemampuan dasar yang
penting untuk melaksanakan berbagai
keterampilan dalam olahraga.
4. B. Klasifikasi Respon Motorik
1. Keterampilan “kasar’ (gross skill) dan Keterampilan “halus” (fine skill)
Kedua keterampilan tersebut berada dalam sebuah kontinum, bukan sebagai dikhotomi.
Bagaimana membedakannya, terutama atas dasar ukuran besar otot yang terlibat, jumlah tenaga
yang dikerahkan, atau lebarnya ruang yang dipakai untuk melaksanakan gerakannya ( Cratty, 1973).
Gerakan tubuh seorang atlet pada waktu memukul bola dalam tenis, melempar cakram, menendang
bola misalnya merupakan tergolong keterampilan kasar yang membutuhkan pengorganisasian otot-
otot besar diseertai pengerahan tenaga yang banyak.
Dalam keterampilan halus yang digunakan ialah sekelompok otot-otot kecil, seperti jari-jari,
tangan, lengan dan sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata-tangan.
5. 2. Keterampilan Diskrit, Serial dan Kontinus
Keterampilan diskrit adalah segala keterampilan yang dapat dikenal saat permulaannya dan saat berakhir.
Keterampilan menendang bola, melempar lembing, memeukul cock tergolong keterampilan diskrit.
Ciri lain ketrampilandiskrit dilakukan secara cepat dan sering membutuhkan dukungan kemampuan
kognitif.
Keterampilan Diksrit
• Dikenal saat mulai dan
berakhir
• Memukul bola
• Menendang bola
Keterampilan Serial
• Aksideskrit menjadi satu
• Senam indah
• Main
Keterampilan Kontinus
• Tak dikenal saat mulai dan
berakhir
• Mengemudi mobil
• Berenang
6. 3. Keterampilan “terbuka” (open skill) dan Keterampilan “tertutup” (closed skill)
Keterampilan juga dapat diklasifikasi atas dasar pelaksanaan gerak dan interaksinya dengan lingkungan.
Karena itu ada keterampilan terbuka dan tertutup.
Dengan kata lain, penggolongan kedua keterampulan itu berdasarkan kenyataan seberapa jauh lingkungan
dapat di prediksi selama peragaan gerak (Poulton,1975)
Keterampilan Terbuka
Faktor lingkungan tak dapat diprediksi
Gulat
Menembak Burung
Keterampilan Tertutup
Faktor lingkungan dapat diprediksi
Bowling
Menulis
7. C. Konsep Belajar Motorik
Menurut Oxendine (1968),
menggambarkan belajar sebgai :
1. Akumulasi pengetahuan
2. Penyempurnaan dalam suatu kegiatan
3. Pemecahan suatu masalah
4. Penyesuaian dengan situasi yang
berubah
Menurut Schmidt (1982)
Belajar Motorik adalah seperangkat proses
yang bertalian dengan latihan atau
pengalaman yang mengantarkan ke arah
perubahan, permanen dalam perilaku
terampil.
8. Dalam psikologi kognitif dijelaskan, sebuah proses adalah seperangkat kejadian atau peristiwa yang
berlangsung bersama, menghasilkan beberapa perilaku tertentu.
Sama halnya dengan belajar keterampilan motoric, didalamnya terlibat suatu proses yang menyumbang
kepada perubahan dalam perilaku motoric sebagai hasil dari berlatih.
Fakus belajar motoric ialah perubahan yang terjadi dalam organisme yang memungkinkannya untuk
melakukan sesuatu yang berbeda dengan sebelumnya.
Menurut Morgan & King 1971 definisi belajar sebagai perubahan yang relative permanen dalam perilaku
sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.
Menurut Schmidt 1982 berpendapat belajar motoric adalah seperangkat proses yang mengantarkan ke arah
perubahan perilaku.
Jadi, belajar bukan suatu perubahan perilaku, belajar adalah proses yang mendukung terjadinya perubahan
semacam itu.
1. Belajar sebagai sebuah Proses
9. 2. Belajar Motorik adalah Hasil Langsung dari Latihan
Perubahan perilaku motoric berupa keterampilan dipahami sebagai hasil dari latihan dan
pengalaman.
Perbedaan perubahan yang terjadi karena factor kematangan dan pertumbuhan.
Peningkatan kekuatan, daya tahan, atau kemampuan fisik lainnya dapat menyebabkan
peningkatan keterampilan seseorang dalam cabang olahraga, sehingga dapat dibuat
kesimpulan yang salah bahwa perubahan itu karena belajar.
10. 3. Belajar Motorik Tak Teramati Secara Langsung
Proses yang terjadi di balik perubahan keterampilan itu mungkin sekali amat kompleks
dalam system persyarafan, seperti misalnya bagaimana informs sensoris diproses,
diorganisasi dan kemudian diubah menjadi pola gerak otot.
Perubahan itu semuanya tak dapat diamati secara langsung, dan karena itu hanya dapat
ditafsirkan eksistensinya dari perubahan yang terjadi dalam ketrampilan atau perilaku
motoric.
11. 4. Belajar menghasilkan kapabilitas untuk bereaksi (kebiasaan)
Pembahasan belajar motoric juga dapat ditinjau dari munculnya kapabilitas untuk
melakukan suatu tugas dengan terampil.
Tujuan latihan ialah untuk memperkuat atau memantapkan jumlah perubahan yang
terdapat pada kondisi internal.
Istilah kapabilitas berimplikasi pada keadaan sebagai berikut:
a. Jika telah tercipta kebiasaan dan kebiasaan itu kuat.
b. Keterampilan dapat diperagakan jika terdapat kondisi yang mendukung
c. Jika kondisinya tidak mendukung (misalnya lelah), ketermpilan yang dimaksud tak
akan terjadi.
12. 5. Belajar Motoric Relatife Permanen
Ciri lain dari belajar motoric adalah relative permanen. Hasil belajar itu relative bertahan
hingga waktu relative lama.
Perubahan terjadi dalam waktu cepat, meskipun hanya menempuh waktu beberapa
menit. Manakala kita belajar dan berlatih, maka kita tak pernah sama dengan keadaan
sebelumnya. Dan belajar menghasilkan perubahan relative permanen.
Seberapa lama keterampilan itu melekat?
Meskipun sukar ditetapkan secara kuantitatif, apakah sela satu bulan, bertahun-tahun
atau hanya 2-3 hari, untuk kebutuhan analisis kita dapat menegaskan, belajar akan
menghasilakan beberapa efek yang melekat.
13. 6. Belajar motorik bisa menimbulkan efek negatif
Bahwa belajar akan menimbulkan efek positif, yakni penyempurnaan keterampilan tau
penampilan gerak seseorang.
Kegiatan belajar atau berlatih justru bukan mendorong terjadinya peningkatan
keterampilan, tapi malah menghambat terjadinya perubahan.
Pengalaman buruk seperti cidera yang cukup fatal dapat menyebabkan seseorang
meninggalkan kegiatan itu untuk selama-lamanya. Dia mungkin berpendapat kegiatan
olahraga yang dipelajarinya tidak cocok dengan bakatnya.
Gejala inilah yang kita maksudkan sebagai perubahan negatif dalam perkembangan
keterampilan.
14. 7.Kurva hasil belajar
Kurva belajar adalah grafik yang menggambarkan penguasaan kapabilitas untuk
bereaksi dalam satu jenis tugas setelah dilakukan berulang-ulang.
Untuk kebutuhan praktis atas dasar penampilan nyata itulah dapat ditafsirkan
kemajuan, kemandegan atau kemunduran hasil belajar yang dicapai seseorang pada
suatu waktu
Pembuatan kurva belajar itu atas dasar runtutan hasil belajar. Penggambarannya
dapat dilakukan secara perorangan atau secara berkelompok
15. D. Beberapa Isu Dalam Belajar Motorik
Isu yang masih hangat antara lain tentang efek dari “massed practice” terhadap
penguasaan suatu keterampilan.
Yang merupakan pokok masalah ialah,
Apakah ada perbedaan nyata tentang efek “massed practice” dan “distributed practice”
terhadap penguasaan suatu keterampilan ?
Isu lainnya yakni tentang usaha dalam belajar
16. E. Motor Educability
Menurut Cratty, 1964
Motor educability di artikan sebagai kemampuan umum untuk mempelajari tugas
secara cepat dan cermat.
Analog dengan konsep dalam psikologi yakni inteligensi, istilah motor educability
juga sering di sebut dalam istilah lain yakni general motor intelligence
17. F. Elemen – Elemen penting Dalam Belajar
Pendekatan psikologi seperti dipaparkan oleh Oxendine ( 1968 , mengungkapkan
beberapa elemen penting dalam belajar yaitu :
Ada makhluk hidup yang termotivasi
Ada insentif yang menuntun ke arah pemuasan motif tertentu
Ada hambatan yang mencegah untuk diperolehnya insentif itu segera
Ada usaha / kegiatan dari organisme yang bersangkutan untuk memperoleh insentif
itu
Bagi Oxendine ( 1968 )misalnya, makhluk hidup itu memiliki kapasitas belajar baik pada
golongan yang lebih rendah maupun tinggi. Perbedaannya terletak pada kapasitas dan
tipe belajar
18. Berdasarkan pendekatan psikologi juga diidentifikasi langkah – langkah
belajar. Mengutip pendapat Woodruff ( 1948 ), Oxendine (1968) memaparkan
langkah belajar sebagai berikut :
1. Adanya motivasi pada diri seseorang
2. Terdapat suatu tujuan yang berkaitan dengan motivasi
3. Ketegangan bangkit dan meningkat
4. Pencarian tindakan yang tepat untuk mencapai tujuan
5. Seseorang memilih dan memantapkan tindakan yang tepat untuk mecapai tujuan
6. Perilaku yang tidak sesuai tidak diulangi kembali
Masalahnya ialah apakah langkah – langkah tersebut di atas cocok dengan proses belajar
keterampilan baru atau penyempurnaan tahap berikutnya ?
Woodruff ( 1948 ) cenderung membuat kesimpulan bahwa ururtan dari rangkaian
langkah tersebut ialah relevan untuk kedua hal tersebut