SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
1




                                  Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan
                                  suatu alternatif bijaksana dalam upaya memenuhi kebutuhan
                                  nutrisi bagi ternak. Dua aspek yang terkait dengan pemanfaatan
                                  limbah sebagai pakan ternak adalah ketersediaan bahan baku
                                  penyusun ransum bagi ternak dengan nilai ekonomis yang tinggi
                                  dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan.
                                  Limbah sebagai bahan pakan selalu dikaitkan dengan harga yang
                                  murah dan kualitas yang rendah, akan tetapi faktanya ada
                                  beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum limbah digunakan
                                  seperti ketersediaan, kontinuitas pengadaan, kandungan gizi,
                                  kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat racun atau zat
                                  anti nutrisi, serta perlu tidaknya bahan diolah sebelum dapat
                                  digunakan sebagai pakan ternak.
                                  Limbah yang biasanya dapat dijadikan sebagai bahan baku
                                  ternak berasal dari limbah pertanian, limbah hasil pertanian,
                                  limbah perkebunan, limbah pengolahan hasil pertanian dan
                                  perkebunan, limbah ternak dan peternakan, limbah perikanan
                                  dan beberapa limbah yang berasal dari rumah tangga. Besaran
                                  pemanfaatan limbah sangat tergantung pada potensi limbah baik
                                  secara kuantitas maupun kualitas yang dapat dimanfaatkan.
                                  Aspek kuantitas terkait dengan jumlah limbah yang dihasilkan
                                  dari suatu proses produksi dan persentase penggunaannya
                                  sebagai bahan penyusun ransum. Aspek kualitas lebih
                                  ditekankan pada nilai nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh
                                  ternak untuk meningkatkan produksi dan produktivitas.


© 2008. R. Murni, Suparjo, Akmal, BL. Ginting. BUKU AJAR TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK PAKAN.
LABORATORIUM MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI
POTENSI LIMBAH SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK
                                    Daya dukung limbah sebagai bahan baku pakan mampu
                                    memenuhi 3 aspek pola penyediaan bahan pakan yaitu aspek
                                    kuantitas (jumlah), kualitas (mutu) dan kontinuitas (kesinambungan).
                                    Pemenuhan aspek kualitas untuk beberapa jenis limbah baru
                                    dapat tercapai setelah bahan mengalami beberapa perlakuan.
Tabel 2. Produksi beberapa komoditas pertanian dan perkebunan di Indonesia pada tahun 2004 (ton) , jenis dan
                                                                                                  1


         estimasi produksi limbah (persen) dari produk utama.
                                          2




                     Komoditi                      Produksi         Jenis Limbah        Estimasi Limbah
 Jagung (Zea mays)                                  11.225.243    dedak                      8-10
                                                                  tongkol                     10
 Kedelai (Glycine soya)                                 723.483   bungkil                   70-75
 Mangga (Mangifera indica)                            1.437.665   biji                      50-55
 Nenas (Annanas comocus)                                709.918   limbah nenas              60-80
 Padi (Oryza sativa)                                54.088.468    beras pecah                4-5
                                                                  dedak                       10
                                                                  sekam                     15-17
                                                                  jerami                     100
 Ubijalar (Ipomoea batatas)                          1.901.802    batang+daun               24-65
 Ubikayu (Manihot esculenta)                        19.424.707    daun                       6-8
                                                                  onggok                    55-59
 Kakao (Theobroma cocoa)                               644.245    kulit biji                 5-10
                                                                  kulit buah                  70
 Kapas (Gossypium spp.)                                  6.702    bungkil biji              40-45
 Karet (Hevea brasiliensis)                          2.065.817    bungkil biji              55-60
 Kelapa (Cocos nucifera)                             3.229.251    bungkil                   35-40
 Kelapa Sawit (Elaeis guineensis)                   11.806.550    lumpur                       2
                                                                  serat                       12
                                                                  bungkil inti                 2
 Tebu (Saccharum officinarum)                         2.171.714   bagase                    12-15
                                                                  pucuk                     15-20
                                                                  molase                     3-4
1. Deptan.   2006 2. Anonimous. 1988.
                                    Aspek kuantitas didukung oleh produksi limbah dan hasil
                                    sampingan yang mengikuti pola produksi, produktivitas dan luas
                                    areal tanam dalam menghasilkan produk utama. Jumlah limbah
                                    yang dihasilkan meningkat seiring dengan peningkatan salah
                                    satu atau ketiga komponen itu. Kesinambungan ketersediaan
                                    limbah terjamin selama proses produksi produk utama berjalan
                                    sepanjang tahun. Konversi pemanfaatan lahan kurang produktif
                                    sebagai lahan pertanian dan perkebunan akan meningkatkan
                                    limbah dan hasil sampingan yang dikeluarkan. Tabel 2



                                                    Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah        |10
menampilkan produksi beberapa komoditi pertanian dan
                                      estimasi jumlah limbah yang dihasilkan dari produk utama.
                                      Limbah tanaman padi, baik limbah lapangan maupun limbah
                                      pengolahan memberikan kontribusi yang paling besar dalam
                                      penyediaan bahan baku pakan. Estimasi limbah yang
                                      dikeluarkan dari penanaman padi dengan produksi gabah pada
                                      tahun 2004 sebesar 54.088.468 ton (Tabel 2) adalah 2.2 juta ton
                                      beras pecah, 5.4 juta ton dedak, 8.7 juta ton sekam dan 54 juta
                                      ton jerami.
                                      Limbah pertanian dan perkebunan mempunyai potensi yang
                                      besar sebagai sumber bahan pakan ternak ruminansia yang
                                      dicirikan dengan rendah kandungan protein tetapi tinggi
                                      kandungan serat. Fraksi serat tersusun atas komponen yang
                                      mempunyai sedikit kelarutan dan dapat didegradasi oleh
                                      mikroba rumen. Limbah agroidustri kemungkinan besar lebih
                                      sesuai digunakan sebagai bahan pakan ternak monogastrik
                                      karena mempunyai kandungan serat relatif lebih rendah dan
                                      dapat digunakan sebagai sumber protein dan energi. Kesesuaian
                                      pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak dan kandungan
                                      nutrisi disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Prioritas pemanfaatan limbah untuk pakan ternak

                       Sumber                               Karakteristik                      Ternak
   konsentrat protein dan energi (dedak, bungkil       energi tinggi        babi, ayam, itik, sapi laktasi
 kelapa, bungkil kedelai)                              protein tinggi
   limbah pertanian kualitas baik (daun ubi kayu)      energi tinggi        babi, ayam, itik, sapi laktasi dan
                                                       protein tinggi       digunakan sebagai suplemen
   limbah pertanian kualitas sedang (daun ubi jalar)   protein medium       babi, ternak ruminansia, unta dan keledai
   limbah pertanian kualitas rendah                    protein rendah       ternak ruminansia, unta, keledai
                                                       berserat

                                      Besaran jumlah limbah yang dapat digunakan dalam ransum
                                      sangat ditentukan oleh kualitas limbah dan bahan campuran
                                      ransum lainnya, kebutuhan nutrisi ternak, kondisi lingkungan,
                                      kondisi ternak dan penampilan ternak yang diharapkan. Daya
                                      dukung limbah terhadap penyediaan bahan baku pakan dapat
                                      diestimasi dengan melihat kebutuhan bahan kering (Tabel 4),
                                      batasan penggunaan (Tabel 5) dalam ransum ternak dan
                                      persentase penggunaan limbah (Tabel 6) sebagai bahan pakan
                                      ternak.
Tabel 4. Kebutuhan bahan kering ransum ternak per hari

              Jenis Ternak                             Dewasa                                 Muda
Ruminansia dan Kuda                                          8 kg/UT                                   4 kg/ekor
Babi                                                   5 000 gr/ekor                               2 500 gr/ekor
Unggas                                                  100 gr/ ekor                                  50 gr/ekor

                                                         Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah            |11
Tabel 5. Jumlah optimum penggunaan beberapa limbah dalam ransum beberapa jenis ternak
                      Limbah                            Jenis Ternak                    Level Optimum
 Tepung Darah                                     babi                                         3
 Ekskreta Unggas                                  unggas                                     5-15
                                                  domba                                     20-30
                                                  sapi                                        30
 Bungkil Biji Jarak                               kerbau                                      30
                                                  domba                                       10
 Kulit Buah Coklat                                domba                                       30
                                                  sapi                                        35
 Biji Mangga                                      sapi muda                                   20
                                                  sapi jantan                                 40
                                                  sapi betina                                 10
 Serat Sawit                                      domba                                       30
 Dedak Nenas                                      unggas                                      15
 Kulit Padi                                       domba                                        5
 Bungkil Biji Karet                               babi                                      20-40
                                                  unggas                                      20
                                                  sapi                                      20-30
 Bagase Tebu                                      Sapi                                        10
 Bekatul                                          unggas                                      10
                                                  babi                                         5
                                                  ruminansia                                  30
 Dedak                                            unggas                                       5
                                                  babi                                         5
                                                  ruminansia                                  30
 Bungkil Kelapa                                   unggas                                       5
                                                  babi                                         5
                                                  ruminansia                                  40
 Janggal Jagung                                   ruminansia                                  10
 Jerami Sereal                                    ruminansia                                  20
 Jerami kacang-kacangan                           ruminansia                                  40

Tabel 6. Produksi bahan kering dan angka penggunaan jerami dan pucuk tanaman
                                             Produksi Bahan Kering
   Jerami dan Pucuk dari Tanaman                                                  Angka Penggunaan (%)
                                                 (ton/ha/tahun)
 Padi                                                  2.5                                   70
 Jagung                                                6.0                                   70
 Tebu                                                  4.0                                   80
 Ubi Kayu                                              1.0                                   30
 Ubi Jalur                                             1.5                                   80
 Kacang Tanah                                          2.5                                   60
 Kacang Kedelai                                        2.5                                   60
 Sorgum                                                6.0                                   30




                                                   Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah        |12
FAKTOR PEMBATAS PEMANFAATAN LIMBAH
                         I. Kandungan Serat Kasar dan Lignin
                         Kendala utama pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan
                         sebagai pakan ternak adalah nilai nutrisi dan kecernaan yang
                         rendah. Lignin secara fisik dan kimia merupakan faktor utama
                         penyebab ketidakmampuan ternak mencerna bahan pakan.
                         Lignin secara kimia berikatan dengan komponen karbohidrat
                         struktural (Gambar 3) dan secara fisik bertindak sebagai
                         penghalang proses perombakan dinding sel oleh mikroba rumen.



                              selulosa



                                  lignin



                           hemiselulosa




                         Gambar 3. Hubungan antara lignin, selulosa dan hemiselulosa (Boudet dkk. 2003)
                         Kandungan serat kasar yang tinggi merupakan faktor pembatas
                         utama pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan bagi ternak non
                         ruminansia, berbeda dengan ternak ruminansia yang mampu
                         memanfaatkan selulosa sebagai sumber energi utama dalam
                         menyokong pertumbuhan, produksi dan reproduksi.
                         Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel
                         tanaman dan hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni
                         di alam, melainkan berikatan dengan bahan lain, yaitu lignin dan
                         hemiselulosa membentuk suatu lignoselulosa. Dinding sel
                         tanaman muda terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan pektin.
                         Seiring dengan perkembangannya lignin menjadi bagian dari
                         dinding sel. Lignin berikatan dengan hemiselulosa dan senyawa
                         fenol lainnya melalui ikatan kovalen (Gambar 4) namun ikatan
                         yang terjadi antara selulosa dengan lignin belum diketahui secara
                         lengkap.
                         Struktur berkristal serta adanya lignin dan hemiselulosa
                         disekeliling selulosa merupakan hambatan utama dalam
                         menghidrolisis selulosa. Kristalisasi selulosa dan pengerasan
                         fibril selulosa oleh lignin membentuk suatu senyawa

                                            Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah          |13
lignoselulosa yang keras. Efisiensi pemanfaatan selulosa sebagai
                              sumber energi bagi ternak ruminansia sangat tergantung pada
                              kemampunan ternak untuk memutus ikatan yang memproteksi
                              selulosa dari serangan enzim selulase. Selulosa dan hemiselulosa
                              pada lignoselulosa tidak dapat dihidrolisis oleh enzim selulase
                              dan hemiselulase kecuali lignin yang ada pada substrat
                              dilarutkan, dihilangkan atau dikembangkan terlebih dahulu.

  A     CH3OH                     B          CH3OH                               C
                                                                                            CH3OH
  – O – CH                             – O – CH         H         OH
                                                                                     – O – CH
       HC – O – C = O                      HC – O – C
                                                            OH                              HCOH
                    O
                                                              O
                    OH
H3CO         H3CO             O    H3CO                            O
                                                                               CH2OH
        O                OH                  O              Xyl – Xyl – Xyl                        OCH3
                                                                                       O    O
                         Xyl – Xyl – Xyl                                          OH OH
                                                              Man-Glu-Man



                              Gambar 4. Tipe ikatan antara lignin dan polisakarida. A. benzyl ester, B. benzyl
                              ether, C. fenil glikosida (Kogel-Knabner 2002)
                              Lignoselulosa merupakan komponen utama tanaman yang
                              menggambarkan jumlah sumber bahan organik yang dapat
                              diperbaharui. Lignoselulosa terdiri dari selulosa, hemiselulosa,
                              lignin (Howard dkk. 2003) dan beberapa bahan ekstraktif lain
                              (Taherzadeh 1999). Semua komponen lignoselulosa terdapat
                              pada dinding sel tanaman. Susunan dinding sel tanaman terdiri
                              dari lamela tengah (M), dinding primer (P) serta dinding
                              sekunder (S) yang terbentuk selama pertumbuhan dan
                              pendewasaan sel yang terdiri dari lamela transisi (S1), dinding
                              sekunder utama (S2) dan dinding sekunder bagian dalam (S3)
                              (Gambar 5).
                                                                                                          Fiber Direction




                                                                         Selulosa
                                                                       Hemiselulosa
                                                              Matrix lignin-hemiselulosa

                              Gambar 5. Konfigurasi dinding sel tanaman (Perez dkk. 2002)


                                                  Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah          |14
Dinding primer mempunyai ketebalan 0.1-0.2μm dan
                 mengandung jaringan mikrofibril selulosa yang mengelilingi
                 dinding sekunder yang relatif lebih tebal (Chahal dan Chahal
                 1998). Selulosa pada setiap lapisan dinding sekunder terbentuk
                 sebagai lembaran tipis yang tersusun oleh rantai panjang residu
                 β-D-glukopiranosa yang berikatan melalui ikatan β-1,4 glukosida
                 yang disebut serat dasar (elementary fiber). Sejumlah serat dasar jika
                 terjalin secara lateral akan membentuk mikrofibril. Mikrofibril
                 mempunyai struktur dan orientasi yang berbeda pada setiap
                 lapisan dinding sel (Perez dkk. 2002). Lapisan dinding sekunder
                 terluar (S1) mempunyai struktur serat menyilang, lapisan S2
                 mempunyai mikrofibril yang paralel terhadap poros lumen dan
                 lapisan S3 mempunyai mikrofibril yang berbentuk heliks.
                 Mikrofibril dikelilingi oleh hemiselulosa dan lignin (Chahal dan
                 Chahal 1998). Bagian antara dua dinding sel disebut lamela
                 tengan (M) dan diisi dengan hemiselulosa dan lignin.
                 Hemiselulosa dihubungkan oleh ikatan kovalen dengan lignin.
                 Selulosa secara alami terproteksi dari degradasi dengan adanya
                 hemiselulosa dan lignin.
                 1. Selulosa
                 Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel
                 tanaman. Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat
                 tinggi sekitar 35-50% dari berat kering tanaman (Lynd dkk.
                 2002). Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan β-1,4
                 glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar selulosa (Gambar 6)
                 berupa suatu selobiosa yaitu dimer dari glukosa. Rantai panjang
                 selulosa terhubung secara bersama melalui ikatan hidrogen dan
                 gaya van der Waals (Perez dkk. 2002).




bangun dasar selulosa
         ikatan hidrogen intramolekul
          pada selulosa kristalin alami
                antara O-3-H dan O-5’




                       Gambar 6. Unit dasar dan supermolekul selulosa (Kogel-Knabner 2002)


                                   Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah            |15
Selulosa mengandung sekitar 50-90% bagian berkristal dan
sisanya bagian amorf. Ikatan β-1,4 glukosida pada serat selulosa
dapat dipecah menjadi monomer glukosa dengan cara hidrolisis
asam atau enzimatis. Kesempurnaan pemecahan selulosa pada
saluran pencernaan ternak tergantung pada ketersediaan enzim
pemecah selulosa yaitu selulase. Saluran pencernaan manusia
dan ternak non ruminansia tidak mempunyai enzim yang
mampu memecah ikatan β-1,4 glukosida sehingga tidak dapat
memanfaatkan selulosa. Ternak ruminansia dengan bantuan
enzim yang dihasilkan mikroba rumen dapat memanfaatkan
selulosa sebagai sumber energi. Pencernaan selulosa dalam sel
merupakan proses yang kompleks yang meliputi penempelan sel
mikroba pada selulosa, hidrolisis selulosa dan fermentasi yang
menghasilkan asam lemak terbang.
2. Hemiselulosa
Hemiselulosa merupakan kelompok polisakarida heterogen
dengan berat molekul rendah. Jumlah hemiselulosa biasanya
antara 15 dan 30 persen dari berat kering bahan lignoselulosa.
Hemiselulosa relatif lebih mudah dihidrolisis dengan asam
menjadi monomer yang mengandung glukosa, mannosa,
galaktosa, xilosa dan arabinosa.       Hemiselulosa mengikat
lembaran serat selulosa membentuk mikrofibril yang
meningkatkan stabilitas dinding sel. Hemiselulosa juga berikatan
silang dengan lignin membentuk jaringan kompleks dan
memberikan struktur yang kuat.




Gambar 7. Molekul hemiselulosa (Kogel-Knabner 2002)
3. Lignin
Lignin merupakan polimer dengan struktur aromatik yang
terbentuk melalui unit-unit penilpropan yang berhubungan
secara bersama oleh beberapa jenis ikatan yang berbeda. Lignin
sulit didegradasi karena mempunyai struktur yang kompleks dan
heterogen yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa
dalam jaringan tanaman. Lebih dari 30 persen tanaman tersusun


                   Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah   |16
atas lignin yang memberikan bentuk yang kokoh dan
           memberikan proteksi terhadap serangga dan patogen.
           Disamping memberikan bentuk yang kokoh terhadap tanaman,
           lignin juga membentuk ikatan yang kuat dengan polisakarida
           yang melindungi polisakarida dari degradasi mikroba dan
           membentuk struktur lignoselulosa.
           Lignin terutama terkonsentrasi pada lamela tengah dan lapisan
           S2 dinding sel yang terbentuk selama proses lignifikasi jaringan
           tanaman. Lignin tidak hanya mengeraskan mikrofibril selulosa,
           juga berikatan secara fisik dan kimia dengan hemiselulosa.




Para Kumaril Alkohol    Koniferil Alkohol            Sinapil Alkohol   Model Kerangka C

           Gambar 8. Satuan penyusun lignin (Steffen 2003)
           Lignin terbentuk melalui polimerasi tiga dimensi derivat
           (Gambar 8) dari sinamil alkohol terutama ρ-kumaril, coniferil
           dan sinafil alkohol dengan bobot molekul mencapai 11.000
           (Gambar 9). Lignin yang melindungi selulosa bersifat tahan
           terhadap hidrolisis karena adanya ikatan arilalkil dan ikatan eter.
           Pembentukan lignin terjadi secara intensif setelah proses
           penebalan dinding sel terhenti. Pembentukan dimulai dari
           dinding primer dan dilanjutkan ke dinding sekunder. Faktor
           lignin dalam membatasi fermeabilitas dinding sel tanaman dapat
           dibedakan menjadi efek kimia dan efek fisik. Efek kimia, yaitu
           hubungan lignin-karbohidrat dan asetilisasi hemiselulosa. Lignin
           secara fisik membungkus mikrofibril dalam suatu matriks
           hidrofobik dan terikat secara kovalen dengan hemiselulosa.
           Hubungan lignin karbohidrat berperan dalam mencegah
           hidrolisis selulosa.




                               Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah      |17
Gambar 9. Struktur lignin (Kogel-Knabner 2002)
4. Silika
Silika merupakan unsur struktural untuk melengkapi lignin
dalam memperkuat dan mengeraskan dinding sel. Silika terdapat
dalam dinding sel dan mengisi ruang antar sel. Pada tanaman
sereal kandungan abu yang tinggi biasanya sejalan dengan kadar
silikanya. Kandungan silika pada tanaman tergantung pada jenis
tanaman, tanah, ketersediaan air dan iklim. Peran silika
(silifikasi) dan lignin (lignifikasi) dalam memperkokoh tanaman
lebih tinggi bersama-sama dibanding sendiri-sendiri.
II. Antinutrisi dan Kontaminan
Lignin merupakan faktor utama dalam membatasi nilai nutisi
dan kecernaan bahan pakan kasar. Beberapa tanaman juga
mempunyai mekanisme internal lain untuk mempertahankan
diri dari faktor eksternal. Tanaman dapat menghasilkan
substansi yang bersifat toksin (Tabel 7) bagi organisme lain dan
membatasi nilai nutrisi bahan. Substansi itu bekerja sebagai
inhibitor baik dengan mengganggu proses metabolisme ternak
maupun menghambat kerja bakteri rumen.




                     Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah   |18
Tabel 7. Beberapa Faktor Pembatas Penggunaan Limbah
                      Tipe Bahan Pakan                                          Toksin Utama
 Limbah, daun dan batang pisang                            Tannin
 Daun, kulit singkong                                      HCN (17,5 mg/100g daun)
 Bungkil jarak                                             Asam Ricinoleat (0,2%)
 Kulit biji coklat                                         Theobromine
 Kulit + pulp kopi                                         Kafein dan tannin (2.8% BK)
 Bungkil biji kapas                                        Gosipol (0.05-0.20%)
 Kapok                                                     Asam sikloponopenoid
 Biji Mangga                                               Tannin (5-10%)
 Lumpur sawit                                              Abu (12-26%)
 Bungkil biji karet                                        HCN (9 mg/100g)
 Daun teh sisa                                             Tannin (12%)

                                 1. Sianogen
                                 Sianogen merupakan kelompok senyawa sekunder yang terdapat
                                 pada tanaman dalam bentuk sianogen glukosida. Terdapat 3
                                 jenis sianogen yang telah berhasil diidentifikasi yaitu amygladin
                                 (benzaldehide cyanohidrin glucoside), dhurin (p-hydroxibenzaldehide cyanohidrin
                                 glucoside) dan linamarin (acetone cyanohidrin glucoside). Amygladin
                                 banyak terdapat pada biji buah-buahan, dhurin pada sorgum dan
                                 linamarin pada ketela pohon. Toksisitas sianogen tergantung
                                 pada hasil hidrolisis sianogen menjadi asam sianida (HCN).
                                 Sifat racun sianida bukan dalam bentuk asam sianida tetapi
                                 dalam bentuk ion sianida (CN-). Linamarin pada ketela pohon
                                 oleh enzim linamarase dihidrolisis dan menghasilkan asam sianida
                                 (Gambar 10). Keracunan sianida terjadi karena sianida
                                 bersenyawa dengan sitokrom oksidase sehingga sel jaringan
                                 tidak dapat menggunakan oksigen. Tingkat keracunan HCN pada
                                 ternak tergantung pada kandungan HCN dalam pakan, jumlah
                                 pakan yang dikonsumsi dan kondisi ternak. Kandungan HCN
                                 dapat dihilangkan atau dikurangi jumlahnya dengan perlakuan
                                 pengeringan, pemotongan, perendaman, pengukusan dan
                                 fermentasi.




                                                      Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah     |19
O-Glu                                         OH
                  linamarase
HC
 3           CN                          HC3                CN       +      glukosa
       CH    3
                                                CH      3


Linamarin                             aseton sianohidrin
                          Hydroxinitrile lyase


                                                   O
                                                                 + HC ≡ N
                                            H C CH
                                               3            3


                                          aseton   asam sianida
                  Gambar 10. Katabolisme linamarin pada ketela pohon (Siritunga dkk. 2004)
                  2. Gosipol
                  Gosipol (C30H30O8) merupakan senyawa toksik yang terdapat
                  pada kelenjar pigmen biji, akar dan daun tanaman kapas.
                  Gosipol biji kapas ada dua macam yaitu gosipol bebas yang
                  bersifat racun dan gosipol terikat yang tidak berbahaya. Gosipol
                  memiliki gugus fungsional yang reaktif terhadap senyawa di
                  dalam tubuh, terutama yang memiliki gugus amina dan ion besi
                  sehingga mengganggu reaksi biokimia tubuh.
                  Jumlah gosipol bebas dalam biji kapas sangat beragam yang
                  dipengaruhi oleh spesies tanaman, iklim, tanah dan pemupukan.
                  Biji kapas utuh lebih banyak mengandung gosipol bebas.
                  Kandungan gosipol bungkil biji kapas tergantung pada teknik
                  ektraksi yang digunakan. Pengepresan ditambah penggunaan
                  panas akan meningkatkan pengikatan protein sehingga terjadi
                  konversi gosipol bebas (bentuk toksis) menjadi bentuk terikat.
                  Ekstrasi dengan pelarut tanpa menggunakan panas kandungan
                  gosipol bebas pada bungkil 10 kali lebih tinggi dibandingkan
                  pengepresan dengan panas.
                  Gosipol mempengaruhi kerja hati, jantung, saluran reproduksi,
                  abomasum dan ginjal. Ternak monogastrik sangat rentan
                  terhadap keracunan gosipol. Ternak ruminansia mempunyai
                  toleransi yang lebih tinggi terhadap kandungan gosipol bebas
                  karena gosipol berikatan dengan protein di dalam rumen.
                  3. Aflatoksin
                  Aflatoksin terutama terdapat pada bungkil kelapa, bungkil
                  kacang tanah, biji kapas, bungkil biji kapas dan singkong yang
                  telah lama disimpan. Aflatoxin dihasilkan oleh jamur Aspergillus
                  flavus dan A. Parasiticus. Kapang      A. flavus   lebih banyak
                  mengkontaminasi biji kapas sementara A.paraticus lebih umum
                  terdapat pada bungkil kacang tanah. Kapang A. flavus pada kondisi
                  tertentu juga menghasilkan Cyclopiazonic acid (CPA). Aflatoksin
                  menimbulkan keracunan dan menurunkan produktivitas ternak.

                                     Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah          |20
Keracunan aflatoksin dapat dihindari dengan penyimpanan yang
    baik.
    4. Fitat
    Fitat merupakan senyawa siklik yang terdiri dari 6 grup fosfat
    (Gambar 11a) dengan rumus kimia C6H18O24P6. Fitat berperan
    sebagai cadangan fosfor yang terdapat pada sereal dan legum.
    Kandungan fitat dalam tanaman tergantung pada fosfat yang
    tersedia dimana kelebihan fosfat disimpan dalam bentuk garam
    fitat. Kandungan fitat pada legum sekitar 5% dari bahan kering
    (Shi dkk. 2004). Fitat mempunyai sifat sebagai chelating agent
    terutama terhadap ion bervalensi 2 seperti Mg, Ca, Fe dan Zn
    (Gambar 11b) yang dapat mengurangi ketersediaan mineral.




a                                       b


    Gambar 11. Struktur fitat (a) dan chelate fitat (b) pada pH netral (Shi dkk. 2004)
    Fitat dapat dianggap sebagai antinutrisi karena mempunyai
    pengaruh yang merugikan. Fitat dapat menurunkan ketersediaan
    mineral yang terikat dan menghambat pertumbuhan. Fitat dari
    tanaman berikatan dengan mineral esensial dalam saluran
    pencernaan menyebabkan mineral tidak dapat diabsorbsi.
    5. Tannin
    Tannin merupakan senyawa polifenol yang mempunyai sifat
    dapat berikatan dengan protein atau polimer lain (selulosa,
    hemiselulosa, pektin) untuk membentuk senyawa kompleks yang
    stabil. Tannin yang dikandung tanaman berkisar dari 16 sampai
    35 persen dan dapat menurunkan palatabilitas ransum dan
    pencernaan protein.
    III. Kadar Air, Faktor Geografis dan Musim
    Beberapa jenis limbah yang dihasilkan dari pengolahan hasil
    pertanian memiliki kandungan air yang sangat tinggi. Limbah
    agroindustri cenderung lebih disukai oleh ternak dan kaya akan

                         Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah              |21
zat makanan, tetapi karena mengandung air yang tinggi bahan
cenderung cepat mengalami fermentasi dan busuk kecuali segera
dikeringkan atau diolah. Ampas tahu, ampas bir dan onggok
merupakan contoh limbah yang mempunyai kadar air tinggi dan
cepat mengalami kerusakan. Bahan pakan dengan kadar air yang
tinggi merupakan media yang sempurna bagi pertumbuhan
jamur, kapang dan bakteri.
Lokasi limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi sering
terkonsentrasi pada suatu daerah. Pemanfaatan limbah di daerah
lain memerlukan pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan
pendahuluan yang memerlukan biaya.
Kendala lain adalah beberapa jenis limbah dihasilkan secara
musiman mengikuti pola tanam produk utama. Limbah jenis ini
sering tersedia secara bersamaan diberbagai daerah sehingga
memerlukan perlakuan dan fasilitas penyimpanan agar dapat
digunakan dikemudian hari.




              Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah   |22

More Related Content

Similar to PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK PAKAN TERNAK

MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...dewi inne kumalasari
 
natural farming.pdf
natural farming.pdfnatural farming.pdf
natural farming.pdfKamilHaiyat1
 
bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx
bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptxbahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx
bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptxHerwenita
 
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaMakalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaBondan the Planter of Palm Oil
 
Agroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpaduAgroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpaduSupriyanto4bio
 
PPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptx
PPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptxPPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptx
PPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptxArdiansyahSyafaat1
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2PPGhybrid3
 
Integrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan SapiIntegrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan SapiMakbulSiregar
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisHeri Cahyono
 
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha Ardiwinata
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha ArdiwinataPemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha Ardiwinata
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha ArdiwinataKamilia Nur Asyaro Aida
 
2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdf
2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdf2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdf
2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdfafriyanto13
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Ramadan66
 
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptxppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptxMuhammadnurIbrahim3
 

Similar to PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK PAKAN TERNAK (20)

PTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.pptPTT-Padi YESS 2023.ppt
PTT-Padi YESS 2023.ppt
 
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
 
pertanian terpadu
pertanian terpadupertanian terpadu
pertanian terpadu
 
natural farming.pdf
natural farming.pdfnatural farming.pdf
natural farming.pdf
 
bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx
bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptxbahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx
bahan tayang re-entry BBSDLP3.pptx
 
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesiaMakalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
Makalah_32 Makalah diskusi 2 perspektif tanaman obat di indonesia
 
Agroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpaduAgroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpadu
 
PPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptx
PPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptxPPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptx
PPT HASIL SUFAJRI SUAIB-1.pptx
 
AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2AT Modul 5 kb 2
AT Modul 5 kb 2
 
Integrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan SapiIntegrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan Sapi
 
PPT.analisis kritis
PPT.analisis kritisPPT.analisis kritis
PPT.analisis kritis
 
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha Ardiwinata
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha ArdiwinataPemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha Ardiwinata
Pemanfaatan Limbah Pertanian (Part 1) oleh Dr. Asep Nugraha Ardiwinata
 
Presentation2
Presentation2Presentation2
Presentation2
 
2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdf
2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdf2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdf
2302-Article Text-3745-2-10-20230730.pdf
 
Prospek Agribisnis
Prospek AgribisnisProspek Agribisnis
Prospek Agribisnis
 
Penelitian tanaman
Penelitian tanamanPenelitian tanaman
Penelitian tanaman
 
Proposal Derivat
Proposal DerivatProposal Derivat
Proposal Derivat
 
Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
 
Slide Tesis MEP UGM
Slide Tesis MEP UGMSlide Tesis MEP UGM
Slide Tesis MEP UGM
 
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptxppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
ppt tekben presentasi ujian praktikum-1.pptx
 

Recently uploaded

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024budimoko2
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiIntanHanifah4
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaNadia Putri Ayu
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisNazla aulia
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 

Recently uploaded (20)

PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
Petunjuk Teknis Aplikasi Pelaksanaan OSNK 2024
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajiiEdukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
Edukasi Haji 2023 pembinaan jemaah hajii
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional DuniaKarakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
Karakteristik Negara Brazil, Geografi Regional Dunia
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara InggrisKelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
Kelompok 4 : Karakteristik Negara Inggris
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK PAKAN TERNAK

  • 1. 1 Pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak merupakan suatu alternatif bijaksana dalam upaya memenuhi kebutuhan nutrisi bagi ternak. Dua aspek yang terkait dengan pemanfaatan limbah sebagai pakan ternak adalah ketersediaan bahan baku penyusun ransum bagi ternak dengan nilai ekonomis yang tinggi dan membantu mengurangi pencemaran lingkungan. Limbah sebagai bahan pakan selalu dikaitkan dengan harga yang murah dan kualitas yang rendah, akan tetapi faktanya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum limbah digunakan seperti ketersediaan, kontinuitas pengadaan, kandungan gizi, kemungkinan adanya faktor pembatas seperti zat racun atau zat anti nutrisi, serta perlu tidaknya bahan diolah sebelum dapat digunakan sebagai pakan ternak. Limbah yang biasanya dapat dijadikan sebagai bahan baku ternak berasal dari limbah pertanian, limbah hasil pertanian, limbah perkebunan, limbah pengolahan hasil pertanian dan perkebunan, limbah ternak dan peternakan, limbah perikanan dan beberapa limbah yang berasal dari rumah tangga. Besaran pemanfaatan limbah sangat tergantung pada potensi limbah baik secara kuantitas maupun kualitas yang dapat dimanfaatkan. Aspek kuantitas terkait dengan jumlah limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi dan persentase penggunaannya sebagai bahan penyusun ransum. Aspek kualitas lebih ditekankan pada nilai nutrisi yang dapat dimanfaatkan oleh ternak untuk meningkatkan produksi dan produktivitas. © 2008. R. Murni, Suparjo, Akmal, BL. Ginting. BUKU AJAR TEKNOLOGI PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK PAKAN. LABORATORIUM MAKANAN TERNAK FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS JAMBI
  • 2. POTENSI LIMBAH SEBAGAI BAHAN PAKAN TERNAK Daya dukung limbah sebagai bahan baku pakan mampu memenuhi 3 aspek pola penyediaan bahan pakan yaitu aspek kuantitas (jumlah), kualitas (mutu) dan kontinuitas (kesinambungan). Pemenuhan aspek kualitas untuk beberapa jenis limbah baru dapat tercapai setelah bahan mengalami beberapa perlakuan. Tabel 2. Produksi beberapa komoditas pertanian dan perkebunan di Indonesia pada tahun 2004 (ton) , jenis dan 1 estimasi produksi limbah (persen) dari produk utama. 2 Komoditi Produksi Jenis Limbah Estimasi Limbah Jagung (Zea mays) 11.225.243 dedak 8-10 tongkol 10 Kedelai (Glycine soya) 723.483 bungkil 70-75 Mangga (Mangifera indica) 1.437.665 biji 50-55 Nenas (Annanas comocus) 709.918 limbah nenas 60-80 Padi (Oryza sativa) 54.088.468 beras pecah 4-5 dedak 10 sekam 15-17 jerami 100 Ubijalar (Ipomoea batatas) 1.901.802 batang+daun 24-65 Ubikayu (Manihot esculenta) 19.424.707 daun 6-8 onggok 55-59 Kakao (Theobroma cocoa) 644.245 kulit biji 5-10 kulit buah 70 Kapas (Gossypium spp.) 6.702 bungkil biji 40-45 Karet (Hevea brasiliensis) 2.065.817 bungkil biji 55-60 Kelapa (Cocos nucifera) 3.229.251 bungkil 35-40 Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) 11.806.550 lumpur 2 serat 12 bungkil inti 2 Tebu (Saccharum officinarum) 2.171.714 bagase 12-15 pucuk 15-20 molase 3-4 1. Deptan. 2006 2. Anonimous. 1988. Aspek kuantitas didukung oleh produksi limbah dan hasil sampingan yang mengikuti pola produksi, produktivitas dan luas areal tanam dalam menghasilkan produk utama. Jumlah limbah yang dihasilkan meningkat seiring dengan peningkatan salah satu atau ketiga komponen itu. Kesinambungan ketersediaan limbah terjamin selama proses produksi produk utama berjalan sepanjang tahun. Konversi pemanfaatan lahan kurang produktif sebagai lahan pertanian dan perkebunan akan meningkatkan limbah dan hasil sampingan yang dikeluarkan. Tabel 2 Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |10
  • 3. menampilkan produksi beberapa komoditi pertanian dan estimasi jumlah limbah yang dihasilkan dari produk utama. Limbah tanaman padi, baik limbah lapangan maupun limbah pengolahan memberikan kontribusi yang paling besar dalam penyediaan bahan baku pakan. Estimasi limbah yang dikeluarkan dari penanaman padi dengan produksi gabah pada tahun 2004 sebesar 54.088.468 ton (Tabel 2) adalah 2.2 juta ton beras pecah, 5.4 juta ton dedak, 8.7 juta ton sekam dan 54 juta ton jerami. Limbah pertanian dan perkebunan mempunyai potensi yang besar sebagai sumber bahan pakan ternak ruminansia yang dicirikan dengan rendah kandungan protein tetapi tinggi kandungan serat. Fraksi serat tersusun atas komponen yang mempunyai sedikit kelarutan dan dapat didegradasi oleh mikroba rumen. Limbah agroidustri kemungkinan besar lebih sesuai digunakan sebagai bahan pakan ternak monogastrik karena mempunyai kandungan serat relatif lebih rendah dan dapat digunakan sebagai sumber protein dan energi. Kesesuaian pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan ternak dan kandungan nutrisi disajikan pada Tabel 3. Tabel 3. Prioritas pemanfaatan limbah untuk pakan ternak Sumber Karakteristik Ternak konsentrat protein dan energi (dedak, bungkil energi tinggi babi, ayam, itik, sapi laktasi kelapa, bungkil kedelai) protein tinggi limbah pertanian kualitas baik (daun ubi kayu) energi tinggi babi, ayam, itik, sapi laktasi dan protein tinggi digunakan sebagai suplemen limbah pertanian kualitas sedang (daun ubi jalar) protein medium babi, ternak ruminansia, unta dan keledai limbah pertanian kualitas rendah protein rendah ternak ruminansia, unta, keledai berserat Besaran jumlah limbah yang dapat digunakan dalam ransum sangat ditentukan oleh kualitas limbah dan bahan campuran ransum lainnya, kebutuhan nutrisi ternak, kondisi lingkungan, kondisi ternak dan penampilan ternak yang diharapkan. Daya dukung limbah terhadap penyediaan bahan baku pakan dapat diestimasi dengan melihat kebutuhan bahan kering (Tabel 4), batasan penggunaan (Tabel 5) dalam ransum ternak dan persentase penggunaan limbah (Tabel 6) sebagai bahan pakan ternak. Tabel 4. Kebutuhan bahan kering ransum ternak per hari Jenis Ternak Dewasa Muda Ruminansia dan Kuda 8 kg/UT 4 kg/ekor Babi 5 000 gr/ekor 2 500 gr/ekor Unggas 100 gr/ ekor 50 gr/ekor Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |11
  • 4. Tabel 5. Jumlah optimum penggunaan beberapa limbah dalam ransum beberapa jenis ternak Limbah Jenis Ternak Level Optimum Tepung Darah babi 3 Ekskreta Unggas unggas 5-15 domba 20-30 sapi 30 Bungkil Biji Jarak kerbau 30 domba 10 Kulit Buah Coklat domba 30 sapi 35 Biji Mangga sapi muda 20 sapi jantan 40 sapi betina 10 Serat Sawit domba 30 Dedak Nenas unggas 15 Kulit Padi domba 5 Bungkil Biji Karet babi 20-40 unggas 20 sapi 20-30 Bagase Tebu Sapi 10 Bekatul unggas 10 babi 5 ruminansia 30 Dedak unggas 5 babi 5 ruminansia 30 Bungkil Kelapa unggas 5 babi 5 ruminansia 40 Janggal Jagung ruminansia 10 Jerami Sereal ruminansia 20 Jerami kacang-kacangan ruminansia 40 Tabel 6. Produksi bahan kering dan angka penggunaan jerami dan pucuk tanaman Produksi Bahan Kering Jerami dan Pucuk dari Tanaman Angka Penggunaan (%) (ton/ha/tahun) Padi 2.5 70 Jagung 6.0 70 Tebu 4.0 80 Ubi Kayu 1.0 30 Ubi Jalur 1.5 80 Kacang Tanah 2.5 60 Kacang Kedelai 2.5 60 Sorgum 6.0 30 Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |12
  • 5. FAKTOR PEMBATAS PEMANFAATAN LIMBAH I. Kandungan Serat Kasar dan Lignin Kendala utama pemanfaatan limbah pertanian dan perkebunan sebagai pakan ternak adalah nilai nutrisi dan kecernaan yang rendah. Lignin secara fisik dan kimia merupakan faktor utama penyebab ketidakmampuan ternak mencerna bahan pakan. Lignin secara kimia berikatan dengan komponen karbohidrat struktural (Gambar 3) dan secara fisik bertindak sebagai penghalang proses perombakan dinding sel oleh mikroba rumen. selulosa lignin hemiselulosa Gambar 3. Hubungan antara lignin, selulosa dan hemiselulosa (Boudet dkk. 2003) Kandungan serat kasar yang tinggi merupakan faktor pembatas utama pemanfaatan limbah sebagai bahan pakan bagi ternak non ruminansia, berbeda dengan ternak ruminansia yang mampu memanfaatkan selulosa sebagai sumber energi utama dalam menyokong pertumbuhan, produksi dan reproduksi. Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman dan hampir tidak pernah ditemui dalam keadaan murni di alam, melainkan berikatan dengan bahan lain, yaitu lignin dan hemiselulosa membentuk suatu lignoselulosa. Dinding sel tanaman muda terdiri dari selulosa, hemiselulosa dan pektin. Seiring dengan perkembangannya lignin menjadi bagian dari dinding sel. Lignin berikatan dengan hemiselulosa dan senyawa fenol lainnya melalui ikatan kovalen (Gambar 4) namun ikatan yang terjadi antara selulosa dengan lignin belum diketahui secara lengkap. Struktur berkristal serta adanya lignin dan hemiselulosa disekeliling selulosa merupakan hambatan utama dalam menghidrolisis selulosa. Kristalisasi selulosa dan pengerasan fibril selulosa oleh lignin membentuk suatu senyawa Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |13
  • 6. lignoselulosa yang keras. Efisiensi pemanfaatan selulosa sebagai sumber energi bagi ternak ruminansia sangat tergantung pada kemampunan ternak untuk memutus ikatan yang memproteksi selulosa dari serangan enzim selulase. Selulosa dan hemiselulosa pada lignoselulosa tidak dapat dihidrolisis oleh enzim selulase dan hemiselulase kecuali lignin yang ada pada substrat dilarutkan, dihilangkan atau dikembangkan terlebih dahulu. A CH3OH B CH3OH C CH3OH – O – CH – O – CH H OH – O – CH HC – O – C = O HC – O – C OH HCOH O O OH H3CO H3CO O H3CO O CH2OH O OH O Xyl – Xyl – Xyl OCH3 O O Xyl – Xyl – Xyl OH OH Man-Glu-Man Gambar 4. Tipe ikatan antara lignin dan polisakarida. A. benzyl ester, B. benzyl ether, C. fenil glikosida (Kogel-Knabner 2002) Lignoselulosa merupakan komponen utama tanaman yang menggambarkan jumlah sumber bahan organik yang dapat diperbaharui. Lignoselulosa terdiri dari selulosa, hemiselulosa, lignin (Howard dkk. 2003) dan beberapa bahan ekstraktif lain (Taherzadeh 1999). Semua komponen lignoselulosa terdapat pada dinding sel tanaman. Susunan dinding sel tanaman terdiri dari lamela tengah (M), dinding primer (P) serta dinding sekunder (S) yang terbentuk selama pertumbuhan dan pendewasaan sel yang terdiri dari lamela transisi (S1), dinding sekunder utama (S2) dan dinding sekunder bagian dalam (S3) (Gambar 5). Fiber Direction Selulosa Hemiselulosa Matrix lignin-hemiselulosa Gambar 5. Konfigurasi dinding sel tanaman (Perez dkk. 2002) Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |14
  • 7. Dinding primer mempunyai ketebalan 0.1-0.2μm dan mengandung jaringan mikrofibril selulosa yang mengelilingi dinding sekunder yang relatif lebih tebal (Chahal dan Chahal 1998). Selulosa pada setiap lapisan dinding sekunder terbentuk sebagai lembaran tipis yang tersusun oleh rantai panjang residu β-D-glukopiranosa yang berikatan melalui ikatan β-1,4 glukosida yang disebut serat dasar (elementary fiber). Sejumlah serat dasar jika terjalin secara lateral akan membentuk mikrofibril. Mikrofibril mempunyai struktur dan orientasi yang berbeda pada setiap lapisan dinding sel (Perez dkk. 2002). Lapisan dinding sekunder terluar (S1) mempunyai struktur serat menyilang, lapisan S2 mempunyai mikrofibril yang paralel terhadap poros lumen dan lapisan S3 mempunyai mikrofibril yang berbentuk heliks. Mikrofibril dikelilingi oleh hemiselulosa dan lignin (Chahal dan Chahal 1998). Bagian antara dua dinding sel disebut lamela tengan (M) dan diisi dengan hemiselulosa dan lignin. Hemiselulosa dihubungkan oleh ikatan kovalen dengan lignin. Selulosa secara alami terproteksi dari degradasi dengan adanya hemiselulosa dan lignin. 1. Selulosa Selulosa merupakan komponen utama penyusun dinding sel tanaman. Kandungan selulosa pada dinding sel tanaman tingkat tinggi sekitar 35-50% dari berat kering tanaman (Lynd dkk. 2002). Selulosa merupakan polimer glukosa dengan ikatan β-1,4 glukosida dalam rantai lurus. Bangun dasar selulosa (Gambar 6) berupa suatu selobiosa yaitu dimer dari glukosa. Rantai panjang selulosa terhubung secara bersama melalui ikatan hidrogen dan gaya van der Waals (Perez dkk. 2002). bangun dasar selulosa ikatan hidrogen intramolekul pada selulosa kristalin alami antara O-3-H dan O-5’ Gambar 6. Unit dasar dan supermolekul selulosa (Kogel-Knabner 2002) Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |15
  • 8. Selulosa mengandung sekitar 50-90% bagian berkristal dan sisanya bagian amorf. Ikatan β-1,4 glukosida pada serat selulosa dapat dipecah menjadi monomer glukosa dengan cara hidrolisis asam atau enzimatis. Kesempurnaan pemecahan selulosa pada saluran pencernaan ternak tergantung pada ketersediaan enzim pemecah selulosa yaitu selulase. Saluran pencernaan manusia dan ternak non ruminansia tidak mempunyai enzim yang mampu memecah ikatan β-1,4 glukosida sehingga tidak dapat memanfaatkan selulosa. Ternak ruminansia dengan bantuan enzim yang dihasilkan mikroba rumen dapat memanfaatkan selulosa sebagai sumber energi. Pencernaan selulosa dalam sel merupakan proses yang kompleks yang meliputi penempelan sel mikroba pada selulosa, hidrolisis selulosa dan fermentasi yang menghasilkan asam lemak terbang. 2. Hemiselulosa Hemiselulosa merupakan kelompok polisakarida heterogen dengan berat molekul rendah. Jumlah hemiselulosa biasanya antara 15 dan 30 persen dari berat kering bahan lignoselulosa. Hemiselulosa relatif lebih mudah dihidrolisis dengan asam menjadi monomer yang mengandung glukosa, mannosa, galaktosa, xilosa dan arabinosa. Hemiselulosa mengikat lembaran serat selulosa membentuk mikrofibril yang meningkatkan stabilitas dinding sel. Hemiselulosa juga berikatan silang dengan lignin membentuk jaringan kompleks dan memberikan struktur yang kuat. Gambar 7. Molekul hemiselulosa (Kogel-Knabner 2002) 3. Lignin Lignin merupakan polimer dengan struktur aromatik yang terbentuk melalui unit-unit penilpropan yang berhubungan secara bersama oleh beberapa jenis ikatan yang berbeda. Lignin sulit didegradasi karena mempunyai struktur yang kompleks dan heterogen yang berikatan dengan selulosa dan hemiselulosa dalam jaringan tanaman. Lebih dari 30 persen tanaman tersusun Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |16
  • 9. atas lignin yang memberikan bentuk yang kokoh dan memberikan proteksi terhadap serangga dan patogen. Disamping memberikan bentuk yang kokoh terhadap tanaman, lignin juga membentuk ikatan yang kuat dengan polisakarida yang melindungi polisakarida dari degradasi mikroba dan membentuk struktur lignoselulosa. Lignin terutama terkonsentrasi pada lamela tengah dan lapisan S2 dinding sel yang terbentuk selama proses lignifikasi jaringan tanaman. Lignin tidak hanya mengeraskan mikrofibril selulosa, juga berikatan secara fisik dan kimia dengan hemiselulosa. Para Kumaril Alkohol Koniferil Alkohol Sinapil Alkohol Model Kerangka C Gambar 8. Satuan penyusun lignin (Steffen 2003) Lignin terbentuk melalui polimerasi tiga dimensi derivat (Gambar 8) dari sinamil alkohol terutama ρ-kumaril, coniferil dan sinafil alkohol dengan bobot molekul mencapai 11.000 (Gambar 9). Lignin yang melindungi selulosa bersifat tahan terhadap hidrolisis karena adanya ikatan arilalkil dan ikatan eter. Pembentukan lignin terjadi secara intensif setelah proses penebalan dinding sel terhenti. Pembentukan dimulai dari dinding primer dan dilanjutkan ke dinding sekunder. Faktor lignin dalam membatasi fermeabilitas dinding sel tanaman dapat dibedakan menjadi efek kimia dan efek fisik. Efek kimia, yaitu hubungan lignin-karbohidrat dan asetilisasi hemiselulosa. Lignin secara fisik membungkus mikrofibril dalam suatu matriks hidrofobik dan terikat secara kovalen dengan hemiselulosa. Hubungan lignin karbohidrat berperan dalam mencegah hidrolisis selulosa. Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |17
  • 10. Gambar 9. Struktur lignin (Kogel-Knabner 2002) 4. Silika Silika merupakan unsur struktural untuk melengkapi lignin dalam memperkuat dan mengeraskan dinding sel. Silika terdapat dalam dinding sel dan mengisi ruang antar sel. Pada tanaman sereal kandungan abu yang tinggi biasanya sejalan dengan kadar silikanya. Kandungan silika pada tanaman tergantung pada jenis tanaman, tanah, ketersediaan air dan iklim. Peran silika (silifikasi) dan lignin (lignifikasi) dalam memperkokoh tanaman lebih tinggi bersama-sama dibanding sendiri-sendiri. II. Antinutrisi dan Kontaminan Lignin merupakan faktor utama dalam membatasi nilai nutisi dan kecernaan bahan pakan kasar. Beberapa tanaman juga mempunyai mekanisme internal lain untuk mempertahankan diri dari faktor eksternal. Tanaman dapat menghasilkan substansi yang bersifat toksin (Tabel 7) bagi organisme lain dan membatasi nilai nutrisi bahan. Substansi itu bekerja sebagai inhibitor baik dengan mengganggu proses metabolisme ternak maupun menghambat kerja bakteri rumen. Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |18
  • 11. Tabel 7. Beberapa Faktor Pembatas Penggunaan Limbah Tipe Bahan Pakan Toksin Utama Limbah, daun dan batang pisang Tannin Daun, kulit singkong HCN (17,5 mg/100g daun) Bungkil jarak Asam Ricinoleat (0,2%) Kulit biji coklat Theobromine Kulit + pulp kopi Kafein dan tannin (2.8% BK) Bungkil biji kapas Gosipol (0.05-0.20%) Kapok Asam sikloponopenoid Biji Mangga Tannin (5-10%) Lumpur sawit Abu (12-26%) Bungkil biji karet HCN (9 mg/100g) Daun teh sisa Tannin (12%) 1. Sianogen Sianogen merupakan kelompok senyawa sekunder yang terdapat pada tanaman dalam bentuk sianogen glukosida. Terdapat 3 jenis sianogen yang telah berhasil diidentifikasi yaitu amygladin (benzaldehide cyanohidrin glucoside), dhurin (p-hydroxibenzaldehide cyanohidrin glucoside) dan linamarin (acetone cyanohidrin glucoside). Amygladin banyak terdapat pada biji buah-buahan, dhurin pada sorgum dan linamarin pada ketela pohon. Toksisitas sianogen tergantung pada hasil hidrolisis sianogen menjadi asam sianida (HCN). Sifat racun sianida bukan dalam bentuk asam sianida tetapi dalam bentuk ion sianida (CN-). Linamarin pada ketela pohon oleh enzim linamarase dihidrolisis dan menghasilkan asam sianida (Gambar 10). Keracunan sianida terjadi karena sianida bersenyawa dengan sitokrom oksidase sehingga sel jaringan tidak dapat menggunakan oksigen. Tingkat keracunan HCN pada ternak tergantung pada kandungan HCN dalam pakan, jumlah pakan yang dikonsumsi dan kondisi ternak. Kandungan HCN dapat dihilangkan atau dikurangi jumlahnya dengan perlakuan pengeringan, pemotongan, perendaman, pengukusan dan fermentasi. Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |19
  • 12. O-Glu OH linamarase HC 3 CN HC3 CN + glukosa CH 3 CH 3 Linamarin aseton sianohidrin Hydroxinitrile lyase O + HC ≡ N H C CH 3 3 aseton asam sianida Gambar 10. Katabolisme linamarin pada ketela pohon (Siritunga dkk. 2004) 2. Gosipol Gosipol (C30H30O8) merupakan senyawa toksik yang terdapat pada kelenjar pigmen biji, akar dan daun tanaman kapas. Gosipol biji kapas ada dua macam yaitu gosipol bebas yang bersifat racun dan gosipol terikat yang tidak berbahaya. Gosipol memiliki gugus fungsional yang reaktif terhadap senyawa di dalam tubuh, terutama yang memiliki gugus amina dan ion besi sehingga mengganggu reaksi biokimia tubuh. Jumlah gosipol bebas dalam biji kapas sangat beragam yang dipengaruhi oleh spesies tanaman, iklim, tanah dan pemupukan. Biji kapas utuh lebih banyak mengandung gosipol bebas. Kandungan gosipol bungkil biji kapas tergantung pada teknik ektraksi yang digunakan. Pengepresan ditambah penggunaan panas akan meningkatkan pengikatan protein sehingga terjadi konversi gosipol bebas (bentuk toksis) menjadi bentuk terikat. Ekstrasi dengan pelarut tanpa menggunakan panas kandungan gosipol bebas pada bungkil 10 kali lebih tinggi dibandingkan pengepresan dengan panas. Gosipol mempengaruhi kerja hati, jantung, saluran reproduksi, abomasum dan ginjal. Ternak monogastrik sangat rentan terhadap keracunan gosipol. Ternak ruminansia mempunyai toleransi yang lebih tinggi terhadap kandungan gosipol bebas karena gosipol berikatan dengan protein di dalam rumen. 3. Aflatoksin Aflatoksin terutama terdapat pada bungkil kelapa, bungkil kacang tanah, biji kapas, bungkil biji kapas dan singkong yang telah lama disimpan. Aflatoxin dihasilkan oleh jamur Aspergillus flavus dan A. Parasiticus. Kapang A. flavus lebih banyak mengkontaminasi biji kapas sementara A.paraticus lebih umum terdapat pada bungkil kacang tanah. Kapang A. flavus pada kondisi tertentu juga menghasilkan Cyclopiazonic acid (CPA). Aflatoksin menimbulkan keracunan dan menurunkan produktivitas ternak. Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |20
  • 13. Keracunan aflatoksin dapat dihindari dengan penyimpanan yang baik. 4. Fitat Fitat merupakan senyawa siklik yang terdiri dari 6 grup fosfat (Gambar 11a) dengan rumus kimia C6H18O24P6. Fitat berperan sebagai cadangan fosfor yang terdapat pada sereal dan legum. Kandungan fitat dalam tanaman tergantung pada fosfat yang tersedia dimana kelebihan fosfat disimpan dalam bentuk garam fitat. Kandungan fitat pada legum sekitar 5% dari bahan kering (Shi dkk. 2004). Fitat mempunyai sifat sebagai chelating agent terutama terhadap ion bervalensi 2 seperti Mg, Ca, Fe dan Zn (Gambar 11b) yang dapat mengurangi ketersediaan mineral. a b Gambar 11. Struktur fitat (a) dan chelate fitat (b) pada pH netral (Shi dkk. 2004) Fitat dapat dianggap sebagai antinutrisi karena mempunyai pengaruh yang merugikan. Fitat dapat menurunkan ketersediaan mineral yang terikat dan menghambat pertumbuhan. Fitat dari tanaman berikatan dengan mineral esensial dalam saluran pencernaan menyebabkan mineral tidak dapat diabsorbsi. 5. Tannin Tannin merupakan senyawa polifenol yang mempunyai sifat dapat berikatan dengan protein atau polimer lain (selulosa, hemiselulosa, pektin) untuk membentuk senyawa kompleks yang stabil. Tannin yang dikandung tanaman berkisar dari 16 sampai 35 persen dan dapat menurunkan palatabilitas ransum dan pencernaan protein. III. Kadar Air, Faktor Geografis dan Musim Beberapa jenis limbah yang dihasilkan dari pengolahan hasil pertanian memiliki kandungan air yang sangat tinggi. Limbah agroindustri cenderung lebih disukai oleh ternak dan kaya akan Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |21
  • 14. zat makanan, tetapi karena mengandung air yang tinggi bahan cenderung cepat mengalami fermentasi dan busuk kecuali segera dikeringkan atau diolah. Ampas tahu, ampas bir dan onggok merupakan contoh limbah yang mempunyai kadar air tinggi dan cepat mengalami kerusakan. Bahan pakan dengan kadar air yang tinggi merupakan media yang sempurna bagi pertumbuhan jamur, kapang dan bakteri. Lokasi limbah yang dihasilkan dari suatu proses produksi sering terkonsentrasi pada suatu daerah. Pemanfaatan limbah di daerah lain memerlukan pengumpulan, pengangkutan dan pengolahan pendahuluan yang memerlukan biaya. Kendala lain adalah beberapa jenis limbah dihasilkan secara musiman mengikuti pola tanam produk utama. Limbah jenis ini sering tersedia secara bersamaan diberbagai daerah sehingga memerlukan perlakuan dan fasilitas penyimpanan agar dapat digunakan dikemudian hari. Potensi dan Faktor Pembatas Pemanfaatan Limbah |22