SlideShare a Scribd company logo
1 of 41
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS GAJAH PUTIH
kuliah umum
PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK
MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KOPI ARABIKA ORGANIK
Disampaikan pada Kuliah Umum:
SUSTAINABILITY OF COFFEE GAYO
Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Putih, Takengon
Takengon, 21 Juni 2022
Oleh:
Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS.
Pusat Riset Kopi dan Kakao Aceh, LPPM dan
Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
PROFIL KOPI INDONESIA
Kopi Indoensia
1.247.000 ha;
685.000 ton/th
Luas
Areal
Produksi
Kopi Robusta
(927.000 ha (77,25%)
Kopi Arabika
(320.000 ha (22,75%)
Kopi Robusta
(518.000 ton (75,62%)
Kopi Arabika
(167.000 ton (24,38%)
1
• Perkebun Rakyat 96%.
• Perkebunan Besar
Swasta 2%.
• Perkebunan Besar
Negara 2%.
Kopi Aceh
(125.668 ha;
68.493 ton/th)
(BPS Aceh, 2020)
Luas Areal
Produksi
Kopi Robusta
(24.063 ha -- 19,15%)
Kopi Arabika
(101.605 ha -- 80,85%)
Kopi Robusta
(11.486 ton -- 16,77%)
Kopi Arabika
(57.007 ton -- 83,23%
%)
Kebun Rakyat
(100%)
2
PROFIL KOPI ACEH
Kopi DTG
(101.605 ha;
86.360 ton/th)
(PRKKA, 2021)
Luas Areal
Produksi
Kopi Robusta
(8.544 ha -- 8,41%)
Kopi Arabika
(93.061 ha -- 91,59%)
Kopi Robusta
(5.860 ton -- 6,79%)
Kopi Arabika
(80.500 ton -- 93,21%)
Kebun Rakyat
(100%)
78.158
KK
3
PROFIL KOPI DTG
4
Peta
Kebun Kopi DTG
5
PERMASALAHAN
Peremajaan/Revitaslisasi
Rehabilitasi/Perbaikan Kebun
Intensifikasi/Opt. Perawatan
Penyesuaian Varietas
Riset Varietas (breeding)
Pengolahan Terpadu (Pabrikasi)
PRODUKTIVITAS
RENDAH
CITARASA
TIDAK KONSISTEN
Kopi tua/rusak berat/Terbengkalai
Perawatan tidak Optimal
Habitat/Ketinggian Tempat Berbeda
Pengolahan Petani/Pengumpul
Varietas Variatif/Bukan Unggul
Petani Menjadi Anggota Keperasi
Primer/Sekunder Terpadu
Riset Varietas (breeding),
Pengolahan/fermentasi
Tata Kelola Kebun Kopi Organik
Rantai Pemasaran Panjang
Citarasa Variatif/Bukan Unggul
Harga
Tidak Stabil
Umum Penyebab Program
Adaptasi dan Mitigasi
Perubahan Iklim (climate change)
Kopi rusak sedang/ringan
Permasalahan Umum, Penyebab dan Tawaran Program
Adanya Glyposat Melampaui Ambang
Produsen kopi di Aceh
Tengah dan Bener Meriah:
72.000 RT petani (KK):
• Tidak semua organik
• 21 SPO (25.000 RT petani –
34,72%)
• SPO > 5 tahun ikut sistem
fairtrade.
Permintaan pasar (persyaratan
pembangunan dan pengelolaan kebun kopi
organik; dikelola organik, ekonomi hijau) :
• Persyaratan lingkungan.
• Kesejahteraan dan berkeadilan,
• Penggunaan bahan berbahaya.
• Perubahan iklim.
• Pengeloaan limbah.
• Tahun 2020, komisi Eropa mengharuskan
residu herbisida glifosat ≤ 0,01 mg kg-1
(0,01 ppm).
• Berlaku untuk semua produsen,
termasuk produsen konvensional
Fakta Lapangan ?
6
Kopi DTG vs Permintaan
Pasar
Fakta Lapangan:
• 5 tahun terakhir, ada pelanggaran persyaratan pembangunan
lingkungan kebun kopi organik sesuai kriteria organik.
• SPO dan anggotanya belum semua mematuhi kriteria tsb.
• Di luar kemampuan individu mematuhinya --- tidak semua petani
sebagai anggota SPO bersertifikat organik dan tidak semuanya
menanam kopi.
• Agrokimia berbahaya digunakan petani untuk mengendalikan
gulma, hama dan penyakit, terutama di tanaman sayuran ---
pestisida, herbisida, dan pupuk anorganik.
• Pengelolaan limbah RT, terutama limbah plastik belum dilakukan
dan belum diedukasi secara baik.
7
EUROFIAN COMMISSION
Pertanian organik
memperbolehkan
pemakaian pupuk dan
pestisida maupun zat
aditif/tambahan dan input
lain, tetapi dengan dosis
sangat dibatasi.
USDA
Pertanian organik merupa-
kan penerapan seperangkat
budidaya pertanian yang
mendukung pemulihan
sumberdaya alam dan
memperhatikan kelestarian
lingkungan yang meberikan
keseimbangan ekosistem.
INDONESIA
SNI 6729 (2013), sistem pertain-
an organik melarang pengguna-
an pupuk dan bahan kimia
(pestisida dan herbisida) dalam
budidaya tanaman pangan dan
perkebunan, serta penggunaan
pakan dan hormon sintetik pada
budidaya ternak (BSN, 2013)
8
PERTANIAN ORGANIK
GREEN ECONOMY ?
Definisi:
9
Green Economy:
Ekonomi hijau (green economy): suatu gagasan ekonomi yang bertujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, dan
sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan.
Ekonomi hijau = perekonomian rendah atau tidak menghasilkan emisi
karbondioksida terhadap lingkungan, hemat sumberdaya alam, berkeadilan
social, dan mensejahterakan petani.
Fase 1: Inisiatif PRK Indonesia telah diadopsi ke dalam RPJMN 2020-2024.
Fase 2: Fase implementasi.
Kopi Organik:
Persepsi masyarakat adalah pertanaman
kopi yang dikelola tanpa memberikan
pupuk anorganik, herbisida, insektisida,
dan fungisida, sehingga tanaman kopi
tumbuh kerdil, produktivitas dan mutu
rendah --- kopi konvensional.
Kopi organik adalah kopi yang diproduksi
dengan cara-cara yang ekologis, ekonomis,
berkelanjutan, berkualitas, dan aman dari
bahaya bahan-bahan kimia yang beracun.
10
Kopi Organik di DTG:
Dataran Tinggi Gayo (Aceh Tengah) sudah
dideklarasikan sebagai suatu wilayah penghasil
(produsen) kopi organik pada tahun 1995.
Deklarasi ini berawal dari hasil penelitian
(survei) profil kopi Arabika Gayo pada tahun
1992 – 1994, yang dilaksanakan oleh Proyek
Penelitian dan Pengembangan Kopi Aceh (PPPKI
Jember).
Prosiding Gelar Teknologi Kopi Arabika Organik
(Proyek Penelitian dan Pengembagan Teknik
Produksi dan Pasca Panen Kopi Arabika Aceh, Badan
Litbang Pertanian)
11
Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim:
1. Ditanam klon yang sesuai habitat (ketinggian
tempat) --- G1, G2, G3, P88, Robusta, dll.
2. Kopi harus ada naungan (terbaik Lamtoro
ditanam sebelum penanaman kopi).
3. Kondisi saat ini jarak tanam lebih rapat (2,5 m x
2,5 m; 2,5 m x 2,0 m; 2,0 m x 2,0 m, dan lainnya).
4. Diberikan pupuk organik dengan jumlah cukup
(10 - 12 ton per hektar atau 6 - 8 kg per batang
per tahun).
5. Pupuk organik dapat diperkaya dengan mikro-
organisme, terutama mikoriza dan pelarut P.
6. Gunakan pestisida nabati bila ada hama dan
penyakit.
7. Gulma disiangi dan dibabat (tidak disemprot).
12
Penggunaan Pupuk Organik:
Penggunaan pupuk organik sebagai masukan
utama dalam pengelolaan kebun kopi organik.
Pupuk organik diutamakan sumber bahan baku
lokal, seperti kulit kopi, siangan gulma,
pangkasan kopi dan lamtoro penaung, bahan-
bahan lainnya, termasuk limbah rumah tangga
petani dan integrasi ternak besar.
13
Sumber Lokal Pupuk Organik di DTG:
1. Kulit kopi (pulp dan husk) (5 : 1) = 5 - 6 ton/ha/tahun
2. Pangkasan lamtoro (1 kali per tahun) = 6 – 8 ton/ha/tahun
3. Hasil siangan gulma (3 – 4 kali per tahun) = 4 – 6 ton/ha/tahun
4. Pupuk (dipelihara 2 ekor/ha) = 8 – 10 t/ha/tahun (isendentil)
5. Sampah rumah tangga (disortir) = 2 – 3 ton/tahun)
Total bahan baku : 18 – 23 ton/tahun (7 – 9 ton/ha/tahun (tidak
cukup, maka dapat diperkaya) (belum termasuk pupuk kandang)
Nomor 1 - 3, dan bahan lainnya (penguat teras) tersedia di lapangan.
Nomor 4 dan 5, perlu dihitung dan proses lanjut sebelum digunakan.
14
Metode Pemberian Bahan Organik:
1. Dimasukan ke dalam lubang tanaman sebelum tanaman kopi di
tanam.
2. Ditebar/ditabur di sekeliling batang kopi (setiap batang),
sesuaikan distribusi horizontal akar kopi.
3. Dimasukan ke dalam rorak (untuk tanaman kopi yang sudah
ditanam (setiap batang), disesuaikan distribusi vertical akar kopi.
4. Dimasukan ke dalam biopori (156 – 220 lubang biopori/ha).
Bahan organik juga berfungsi untuk menyimpan air.
15
16
Rantai Nilai Kopi
Produsen yang
mengelola
kebun hingga
menghasilkan
biji kopi
Petani
Pelaku usaha yang
membeli dan meng-
ekspor biji kopi dan
produk intermidiet-
nya ke luar negeri
Pedagang/
Eksportir Industri pengolah
yang memproses
biji kopi menjadi
produk intermediet
Prosesor
Pelaku usaha
yang mengolah
biji kopi menjadi
produk akhir
Perusahaan/
Kedai
PROSPEK PEMASARAN KOPI ORGANIK
17
Pasar Kopi
● Perlu mengikuti kecenderungan permintaan pasar
- Pasar kopi --- pasar komersial atau pasar khusus.
● Perlu mengikuti kecenderungan (trend) gaya konsumen.
Mutu kurang diperhatikan
Volume/kuantitas skala besar
Harga berfluktuasi
Mutu sangat diperhatikan
Volume/kuantitas skala kecil
Harga lebih tinggi
18
Prospek Pasar Kopi Organik
Perubahan Gaya Hidup
Pergeseran Pola Konsumen
Harga berfluktuasi
PELUANG BISNIS?
Trend Gaya Hidup
Back to Nature
Program go Organic
19
Tuntutan Konsumen Kopi
Keamanan Pangan
1. Bahaya mikrobiologis:
Serangga, jamur, bakteri,
parasite, dll.
2. Bahaya kimia: toksit tipe A,
pencemaran pestisida,
herbisida, logam berat, dll.
3. Bahaya fisik: benda asing,
kotoran, kerusakan fisik, dll.
Persyaratan Standar Mutu
1. SNI dan standar mutu
lainnya
2. Persyaratan lain sesuai
perjanjian antara penjual
dan pembeli.
Kelestarian Lingkungan
1. Sertifikasi
2. Indikasi geografis
20
Pemasok Kopi Organik
Wilayah Negara Produsen (Geovannucci, 2009)
1. Amerika Tengah dan Utara Costa Rica, Elsavador, Guatemala, Honduras,
Mexiko, Nicaragua, Panama, dan US (Hawaii)
2. Amerika Selatan dan Karibia Brazil, Cuba, Tobago, Ecuador, Columbia, Venezuela,
Haiti, Republik Dominica, Bolivia, dan Trinidad.
3. Afrika Burundi, Cameron, Ethopia, Ghana, Madagaskar,
Malawi, Rwanda, Togo, Tanzania, Uganda, Tanzania.
4. Asia China, Timor Leste, India, Indonesia, Laos,
Srilangka, Nepal, Phillipina, Thailand, Vietnam.
SURVEI PENGELOLAAN SAMPAH
RUMAH TANGGA PETANI DI DTG
21
22
Penelitian
(survei) di
17 kecamatan
Aceh Tengah
11 kecamatan
- Linge
- Atu Lintang
- Pegasing
- Lut Tawar
- Bintang
- Kebayakan
- Bebesen
- Bies
- Kute Panang
- Silih Nara
- Rusip Antara
Bener Meriah
6 kecamatan
- Pintu Rime
- Gajah Putih
- Bukit
- Bandar
- Mesidah
- Bener Kelifah
Tahapan
1. Ditetapkan 17 kecamatan sentra kebun kopi petani target --- didasarkan
ketinggian tempat (rendah, sedang, dan tinggi seriap kabupaten).
2. Ditetapkan 1 - 4 desa setiap kecamatan --- didasarkan ketinggian
tempat (rendah, sedang, tinggi setiap kecamatan).
3. Ditetapkan 1 - 4 RT petani kopi Arabika --- didasarkan ketinggian tempat
(rendah, sedang, dan tinggi, setiap desan).
4. Petani anggota SPO organik (fairtrade) --- didasarkan SPO.
5. Para pihak yang diperkirakan dapat memberikan informasi terkait
pengelolaan sampah RT (Dinas, PPL, dll).
6. RT petani yang terpilih sebanyak 199 RT petani, terdiri dari 165 RT
petani non anggota koperasi organik dan 34 RT petani anggota koperasi
organik.
23
24
25
Wawancara selain Petani:
● Untuk mendapat informasi lebih detil, faktor pendorong maupun
penghambat pengelolaan sampah, di samping menggunakan
kuesioner, juga dilakukan wawancara dengan birokrasi dan
berbagai elemen pemerintah dan masyarakat.
● Untuk memahami dan menelusuri terkait regulasi di daerah
terkait penggunaan pengelolaan sampah, maka dilakukan
wawancara dengan elemen pemerintah dan masyarakat;
Pemerintah Daerah, PPL dan ICS, Koperasi dan eskportir,
Asosiasi kopi, dan pemerhati kopi.
14.57
36.63
41.21
13.57
< 32 33-44 45-56 > 56
Umur Responden (%)
21.11 22.61
50.25
6.53
SD SMP SMA D/S
Pendidikan Reponden (%)
36.18
45.23
13.07
5.53
< 13 14-25 26-38 > 39
Pengalaman Bertani (%)
21.11
39.70
30.15
8.54
< 1.250 1300-2.250 2.300-3.250 > 3.300
Pendapatan Responden (%)
26
Profil
Petani
Responden
4.04
52.26
39.65
4.05
< 2 2 - 3 4 - 5 > 6
Jumlah Tanggungan Responden
(%)
67.86
21.88
4.02 1.79 4.45
Baik Rusak
Ringan
Rusak
Sedang
Rusak Berat Tua/tidak
Produktif
Kondisi Kebun (%)
• Kepemilikan lahan kebun kopi; 98,56% lahan milik sendiri, dan 1,44%
petani penggarap/bagi hasil.
• Rata-rata luas kepemilikan lahan adalah 1,30 - 1,60 ha per RT petani.
27
Profil
Petani
Responden
a. Tersedia di kebun kopi (kulit kopi --- pulp, husk, hasil siangan
gulma, hasil pangkasan kopi, hasil pangkasan naungan, dan
beberapa petani kopi ada memelihara ternak.
b. Mudah dibuat, sortir, ditumpuk dan dibiarkan terdekomposisi
sebagai pupuk.
c. Mengurangi pencemaran lingkungan.
d. Aplikasi di kebun dengan dosis tidak perlu khusus.
Faktor pendorong para petani menggunakan bahan
organik, terutama bahan baku sumber lokal adalah:
28
Menurut petani responden pengelolaan kebun kopi secara organik dapat
dilakukan secara baik dengan cara:
a. Menanam klon kopi tahan serangan hama dan penyakit, habitat yang
sesuai, mengatur jarak tanam, dan naungan dikelola dengan benar.
b. Sampah kebun dikembalikan ke dalam kebun kopi. Kulit kopi, pangkasan
lamtoro dan kopi, pangkasan Vetiver, siangan gulma (1 : 1 : 3 : 1), total 8
ton/ha/tahun (Karim, et al. 1999).
c. Pemberian pupuk organik sumber lokal sebanyak 12 ton/ha/tahun dapat
meningkatkan produksi kopi sebesar 30-45% (Karim, et al., 2021), pupuk
organik ini dapat diperkaya dengan mikroorganisme pelarut P (Hifnalisa,
et al., 2018).
d. Sampah RT disortir, diolah, dikomposkan dan gunakan sebagai pupuk
kebun kopi.
Pendekatan Alternatif Biologis oleh Petani
dan Potensinya Replikasi
29
Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
a. Secara umum sampah rumah tangga di pedesaan belum dikelola
oleh Pemerintah Daerah, kecuali di kota kabupaten dan kota
kecamatan.
b. Pemerintah terbatas sarana prasarana dan tenaga.
c. Belum mengeluarkan kebijakan dengan peraturan pengelolaan
sampah anorganik.
d. Sampah rumah tangga telah mulai dikelola oleh masyarakat
secara mandiri. Masyarakat berharap Pemerintah Daerah hadir
membantu masyarakat mengelola sampah rumah tangga:
(i) sekitar 78% RT petani mengharapkan sosialisasi teknis
pengelolaan sampah di desa-desa.
(ii) sekitar 25-30% RT petani mengharapkan bantuan Pemerintah
Daerah mengelola sampah RT tersebut.
30
83.42
48.19
51,81
46.51
16.58
20.59
79.41
74.07
DIKELOLA DITUMPUK DAN BAKAR SORTIR KOMPOS BERSERAK
Pengelolaan Sampah RT (%)
Total Faitrade
Total 199
(100%)
31
Pengelolaan
Limbah RT
32
Dijual, Didaur Ulang
(di luar lokasi)
Sampah Organik
(diolah)
Pencemaran
Tidak Dikelola
(berserak/bertabur)
33 RT (16,58%)
Dikomposkan
51 RT (54,26%)
Aplikasi sebagai Pupuk di
Kebun Kopi (tidak standar)
Kulit Kopi (pulp, husk);
Sampah Kebun, dll
Ditumpuk dan Dibakar Habis
(Pencemaran), 72 RT (43,37%)
Dikelola
(secara sederhana)
166 RT (83,42%)
Sampah Disortir
94 RT (56,63%)
Pupuk Organik
Sampah
Rumah Tangga
- Pengumpul/Pmulung
- Dinas Kebersihan dan
Lingkungan Hidup
Diagram Ali Pengelolaan Sampah Rumah Tangga
Sampah Non-organik
(plastik, botol plastik,
kaleng, kaca, botol kaca, dll)
33
Dibiarkan Berserak (16,58%) 34
Dikumpul dan Dibakar (43,37%) 35
Disortir dan Dikomposkan (54,26%) 36
a. Masyarakat/petani telah mengelola
sampah secara sederhana.
b. Perlu regulasi lokal untuk memantapkan
pengelolaan sampah rumah tangga.
c. Petani perlu diarahkan, diedukasi, dan
dibina secara berkelanjutan.
d. Di tingkat Pemerintah Daerah perlu
menerbitkan regulasi pengelolaan
sampah rumah tangga.
e. Pemerintah Daerah perlu menyediakan
fasilitas sortasi dan pengolahan sampah.
63.33
23.62
11.06
Belum Ada Ada Tidak Tau
Regulasi Pengelolaan
Sampah RT (%)
37
Tantangan dan Peluang Pengelolaan Sampah
di Tingkat Rumah Tangga Petani dan
Pemerintah Daerah di Daerah
Tinjauan Peraturan Daerah
Hasil penelusuran, peneliti menemukan regulasi umum dalam bentuk
draft, yaitu:
1. Rancangan Peraturan Gubernur Aceh tentang Perlindungan dan
Tata Kelola Kopi Arabika Gayo sebagai Kopi Spesialti (diinisiasi
oleh MPKG, sejak tahun 2020).
2. Rancangan Qanun Kabupaten Bener Meriah tentang Perlindungan
Kopi Gayo (diinisiasi oleh DPRK Bener Meriah, tahun 2021).
3. Rancangan Qanun Kabupaten Bener Meriah tentang
Penyelenggaraan Pertanian Organik (diinisiasi oleh kelompok
masyarakat Bener Meriah, sejak tahun 2020)
38
sekiandanterimakasih
39

More Related Content

Similar to Pengelolaan Sampah

SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxSLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxInfluencerMuda
 
PUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..pptPUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..pptDwiAkangDwi
 
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805Dedet Naswira
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...NurdinUng
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2maemunahmuchtar
 
Buku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroBuku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroSiti Mariyam
 
1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk Organik
1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk Organik1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk Organik
1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk OrganikMasyarakat Produktif
 
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Purwandaru Widyasunu
 
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptxPembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptxdaniel muttaqin
 
Pertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaPertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaJean Tambunan
 
25442461 business-plan-paling-baru
25442461 business-plan-paling-baru25442461 business-plan-paling-baru
25442461 business-plan-paling-baruPT. BEHAESTEX
 
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.pptPAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.pptEmailgamer0104gmailc
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxnovitawale
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariAndre Cool
 

Similar to Pengelolaan Sampah (20)

SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptxSLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
SLIDE ECO FARMING REF 13 OKT 20.pptx
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
PUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..pptPUPUK ORGANIK..ppt
PUPUK ORGANIK..ppt
 
Presentasi kompos
Presentasi komposPresentasi kompos
Presentasi kompos
 
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
Cairan Hayati Bioboost Solusi Dunia Pertanian 085769500805
 
Bptpjakarta
BptpjakartaBptpjakarta
Bptpjakarta
 
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
Peningkatan kualitas pupuk organik produksi pokta rukun sejahtera desa bualo ...
 
Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2Ss. penglolaan agroekosistem2
Ss. penglolaan agroekosistem2
 
Pupuk Organik.ppt
Pupuk Organik.pptPupuk Organik.ppt
Pupuk Organik.ppt
 
Power point
Power pointPower point
Power point
 
Buku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroBuku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agro
 
1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk Organik
1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk Organik1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk Organik
1. Mengubah Sisa Makanan Jadi Pupuk Organik
 
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
Manfaat futuristik azolla dan lemna untuk pertanian dan lingkungan tropika ed...
 
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptxPembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
Pembuatan PPk Org [Autosaved].pptx
 
Pertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan ManfaatnyaPertanian Organik dan Manfaatnya
Pertanian Organik dan Manfaatnya
 
25442461 business-plan-paling-baru
25442461 business-plan-paling-baru25442461 business-plan-paling-baru
25442461 business-plan-paling-baru
 
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.pptPAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
PAPARAN KOPI SEMINAR INDUSTRI PENGOLAHAN KOPI 2014.ppt
 
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptxMateri Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
Materi Bimtek Hortikultura di Kabupaten Nagekeo 2022.pptx
 
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dariPkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
Pkmgt 2011-rochiyat-sendok edibel dari
 
P15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptxP15-16 Final.pptx
P15-16 Final.pptx
 

Recently uploaded

Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturAhmadAffandi36
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxMuhamadIrfan190120
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxyoodika046
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiIhsanGaffar3
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptxVinaAmelia23
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madyadedekhendro370
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxArisatrianingsih
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPusatKeteknikanKehut
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfYoyokSuwiknyo
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasissupi412
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptAchmadDwitamaKarisma
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxssuserdfcb68
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika3334230074
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxHeruHadiSaputro
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxAndimarini2
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...rororasiputra
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdffitriAnnisa54
 

Recently uploaded (19)

Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufakturBahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
Bahan kuliah elemen mesin semester 2 rekayasa manufaktur
 
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptxperbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
perbedaan jalan raya dan rel bahasa Indonesia.pptx
 
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptxPresentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
Presentation Bisnis Teknologi Modern Biru & Ungu_20240429_074226_0000.pptx
 
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung KonstruksiContoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
Contoh PPT Pelaksanaan Pekerjaan Gedung Konstruksi
 
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get CytotecAbortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
Abortion Pills In Doha // QATAR (+966572737505 ) Get Cytotec
 
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
397187784-Contoh-Kasus-Analisis-Regresi-Linear-Sederhana.pptx
 
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman MadyaPelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
Pelaksana Lapangan Pekerjaan Bangun air Limbah Permukiman Madya
 
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptxppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
ppt hidrolika_ARI SATRIA NINGSIH_E1A120026.pptx
 
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdfGambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
Gambar Rencana TOYOMARTO KETINDAN Malang jawa timur.pdf
 
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdfPengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
Pengeloaan Limbah NonB3 KLHK-Upik-090921.pdf
 
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdfGambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
Gambar kerja TUREN KETAWANG malang jawa timur.pdf
 
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan KonsultasiJual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
Jual Cytotec Di Batam Ori 👙082122229359👙Pusat Peluntur Kandungan Konsultasi
 
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.pptKalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
Kalor dan Perpindahan Kalor presentasi.ppt
 
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptxPPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
PPT AHLI MADYA BANGUNAN GEDUNGggggg.pptx
 
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistikaPengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
Pengujian (hipotesis) pak aulia ikhsan dalam ilmu statistika
 
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptxPPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
PPT PELAKSANA LAPANGAN PERPIPAAN MADYA - IWAN SYAHRONI.pptx
 
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptxUTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
UTILITAS BANGUNAN BERUPA PENANGKAL PETIR.pptx
 
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
Lecture 02 - Kondisi Geologi dan Eksplorasi Batubara untuk Tambang Terbuka - ...
 
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdfPengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
Pengolahan Kelapa Sawit 1 pabrik pks.pdf
 

Pengelolaan Sampah

  • 1.
  • 2. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS GAJAH PUTIH kuliah umum PENGELOLAAN LIMBAH RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG KEBERLANJUTAN KOPI ARABIKA ORGANIK Disampaikan pada Kuliah Umum: SUSTAINABILITY OF COFFEE GAYO Fakultas Pertanian, Universitas Gajah Putih, Takengon Takengon, 21 Juni 2022 Oleh: Prof. Dr. Ir. Abubakar Karim, MS. Pusat Riset Kopi dan Kakao Aceh, LPPM dan Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala
  • 3. PROFIL KOPI INDONESIA Kopi Indoensia 1.247.000 ha; 685.000 ton/th Luas Areal Produksi Kopi Robusta (927.000 ha (77,25%) Kopi Arabika (320.000 ha (22,75%) Kopi Robusta (518.000 ton (75,62%) Kopi Arabika (167.000 ton (24,38%) 1 • Perkebun Rakyat 96%. • Perkebunan Besar Swasta 2%. • Perkebunan Besar Negara 2%.
  • 4. Kopi Aceh (125.668 ha; 68.493 ton/th) (BPS Aceh, 2020) Luas Areal Produksi Kopi Robusta (24.063 ha -- 19,15%) Kopi Arabika (101.605 ha -- 80,85%) Kopi Robusta (11.486 ton -- 16,77%) Kopi Arabika (57.007 ton -- 83,23% %) Kebun Rakyat (100%) 2 PROFIL KOPI ACEH
  • 5. Kopi DTG (101.605 ha; 86.360 ton/th) (PRKKA, 2021) Luas Areal Produksi Kopi Robusta (8.544 ha -- 8,41%) Kopi Arabika (93.061 ha -- 91,59%) Kopi Robusta (5.860 ton -- 6,79%) Kopi Arabika (80.500 ton -- 93,21%) Kebun Rakyat (100%) 78.158 KK 3 PROFIL KOPI DTG
  • 7. 5 PERMASALAHAN Peremajaan/Revitaslisasi Rehabilitasi/Perbaikan Kebun Intensifikasi/Opt. Perawatan Penyesuaian Varietas Riset Varietas (breeding) Pengolahan Terpadu (Pabrikasi) PRODUKTIVITAS RENDAH CITARASA TIDAK KONSISTEN Kopi tua/rusak berat/Terbengkalai Perawatan tidak Optimal Habitat/Ketinggian Tempat Berbeda Pengolahan Petani/Pengumpul Varietas Variatif/Bukan Unggul Petani Menjadi Anggota Keperasi Primer/Sekunder Terpadu Riset Varietas (breeding), Pengolahan/fermentasi Tata Kelola Kebun Kopi Organik Rantai Pemasaran Panjang Citarasa Variatif/Bukan Unggul Harga Tidak Stabil Umum Penyebab Program Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim (climate change) Kopi rusak sedang/ringan Permasalahan Umum, Penyebab dan Tawaran Program Adanya Glyposat Melampaui Ambang
  • 8. Produsen kopi di Aceh Tengah dan Bener Meriah: 72.000 RT petani (KK): • Tidak semua organik • 21 SPO (25.000 RT petani – 34,72%) • SPO > 5 tahun ikut sistem fairtrade. Permintaan pasar (persyaratan pembangunan dan pengelolaan kebun kopi organik; dikelola organik, ekonomi hijau) : • Persyaratan lingkungan. • Kesejahteraan dan berkeadilan, • Penggunaan bahan berbahaya. • Perubahan iklim. • Pengeloaan limbah. • Tahun 2020, komisi Eropa mengharuskan residu herbisida glifosat ≤ 0,01 mg kg-1 (0,01 ppm). • Berlaku untuk semua produsen, termasuk produsen konvensional Fakta Lapangan ? 6 Kopi DTG vs Permintaan Pasar
  • 9. Fakta Lapangan: • 5 tahun terakhir, ada pelanggaran persyaratan pembangunan lingkungan kebun kopi organik sesuai kriteria organik. • SPO dan anggotanya belum semua mematuhi kriteria tsb. • Di luar kemampuan individu mematuhinya --- tidak semua petani sebagai anggota SPO bersertifikat organik dan tidak semuanya menanam kopi. • Agrokimia berbahaya digunakan petani untuk mengendalikan gulma, hama dan penyakit, terutama di tanaman sayuran --- pestisida, herbisida, dan pupuk anorganik. • Pengelolaan limbah RT, terutama limbah plastik belum dilakukan dan belum diedukasi secara baik. 7
  • 10. EUROFIAN COMMISSION Pertanian organik memperbolehkan pemakaian pupuk dan pestisida maupun zat aditif/tambahan dan input lain, tetapi dengan dosis sangat dibatasi. USDA Pertanian organik merupa- kan penerapan seperangkat budidaya pertanian yang mendukung pemulihan sumberdaya alam dan memperhatikan kelestarian lingkungan yang meberikan keseimbangan ekosistem. INDONESIA SNI 6729 (2013), sistem pertain- an organik melarang pengguna- an pupuk dan bahan kimia (pestisida dan herbisida) dalam budidaya tanaman pangan dan perkebunan, serta penggunaan pakan dan hormon sintetik pada budidaya ternak (BSN, 2013) 8 PERTANIAN ORGANIK GREEN ECONOMY ? Definisi:
  • 11. 9 Green Economy: Ekonomi hijau (green economy): suatu gagasan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesetaraan sosial masyarakat, dan sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan secara signifikan. Ekonomi hijau = perekonomian rendah atau tidak menghasilkan emisi karbondioksida terhadap lingkungan, hemat sumberdaya alam, berkeadilan social, dan mensejahterakan petani. Fase 1: Inisiatif PRK Indonesia telah diadopsi ke dalam RPJMN 2020-2024. Fase 2: Fase implementasi.
  • 12. Kopi Organik: Persepsi masyarakat adalah pertanaman kopi yang dikelola tanpa memberikan pupuk anorganik, herbisida, insektisida, dan fungisida, sehingga tanaman kopi tumbuh kerdil, produktivitas dan mutu rendah --- kopi konvensional. Kopi organik adalah kopi yang diproduksi dengan cara-cara yang ekologis, ekonomis, berkelanjutan, berkualitas, dan aman dari bahaya bahan-bahan kimia yang beracun. 10
  • 13. Kopi Organik di DTG: Dataran Tinggi Gayo (Aceh Tengah) sudah dideklarasikan sebagai suatu wilayah penghasil (produsen) kopi organik pada tahun 1995. Deklarasi ini berawal dari hasil penelitian (survei) profil kopi Arabika Gayo pada tahun 1992 – 1994, yang dilaksanakan oleh Proyek Penelitian dan Pengembangan Kopi Aceh (PPPKI Jember). Prosiding Gelar Teknologi Kopi Arabika Organik (Proyek Penelitian dan Pengembagan Teknik Produksi dan Pasca Panen Kopi Arabika Aceh, Badan Litbang Pertanian) 11
  • 14. Adaptasi dan Mitigasi Perubahan Iklim: 1. Ditanam klon yang sesuai habitat (ketinggian tempat) --- G1, G2, G3, P88, Robusta, dll. 2. Kopi harus ada naungan (terbaik Lamtoro ditanam sebelum penanaman kopi). 3. Kondisi saat ini jarak tanam lebih rapat (2,5 m x 2,5 m; 2,5 m x 2,0 m; 2,0 m x 2,0 m, dan lainnya). 4. Diberikan pupuk organik dengan jumlah cukup (10 - 12 ton per hektar atau 6 - 8 kg per batang per tahun). 5. Pupuk organik dapat diperkaya dengan mikro- organisme, terutama mikoriza dan pelarut P. 6. Gunakan pestisida nabati bila ada hama dan penyakit. 7. Gulma disiangi dan dibabat (tidak disemprot). 12
  • 15. Penggunaan Pupuk Organik: Penggunaan pupuk organik sebagai masukan utama dalam pengelolaan kebun kopi organik. Pupuk organik diutamakan sumber bahan baku lokal, seperti kulit kopi, siangan gulma, pangkasan kopi dan lamtoro penaung, bahan- bahan lainnya, termasuk limbah rumah tangga petani dan integrasi ternak besar. 13
  • 16. Sumber Lokal Pupuk Organik di DTG: 1. Kulit kopi (pulp dan husk) (5 : 1) = 5 - 6 ton/ha/tahun 2. Pangkasan lamtoro (1 kali per tahun) = 6 – 8 ton/ha/tahun 3. Hasil siangan gulma (3 – 4 kali per tahun) = 4 – 6 ton/ha/tahun 4. Pupuk (dipelihara 2 ekor/ha) = 8 – 10 t/ha/tahun (isendentil) 5. Sampah rumah tangga (disortir) = 2 – 3 ton/tahun) Total bahan baku : 18 – 23 ton/tahun (7 – 9 ton/ha/tahun (tidak cukup, maka dapat diperkaya) (belum termasuk pupuk kandang) Nomor 1 - 3, dan bahan lainnya (penguat teras) tersedia di lapangan. Nomor 4 dan 5, perlu dihitung dan proses lanjut sebelum digunakan. 14
  • 17. Metode Pemberian Bahan Organik: 1. Dimasukan ke dalam lubang tanaman sebelum tanaman kopi di tanam. 2. Ditebar/ditabur di sekeliling batang kopi (setiap batang), sesuaikan distribusi horizontal akar kopi. 3. Dimasukan ke dalam rorak (untuk tanaman kopi yang sudah ditanam (setiap batang), disesuaikan distribusi vertical akar kopi. 4. Dimasukan ke dalam biopori (156 – 220 lubang biopori/ha). Bahan organik juga berfungsi untuk menyimpan air. 15
  • 18. 16 Rantai Nilai Kopi Produsen yang mengelola kebun hingga menghasilkan biji kopi Petani Pelaku usaha yang membeli dan meng- ekspor biji kopi dan produk intermidiet- nya ke luar negeri Pedagang/ Eksportir Industri pengolah yang memproses biji kopi menjadi produk intermediet Prosesor Pelaku usaha yang mengolah biji kopi menjadi produk akhir Perusahaan/ Kedai PROSPEK PEMASARAN KOPI ORGANIK
  • 19. 17 Pasar Kopi ● Perlu mengikuti kecenderungan permintaan pasar - Pasar kopi --- pasar komersial atau pasar khusus. ● Perlu mengikuti kecenderungan (trend) gaya konsumen. Mutu kurang diperhatikan Volume/kuantitas skala besar Harga berfluktuasi Mutu sangat diperhatikan Volume/kuantitas skala kecil Harga lebih tinggi
  • 20. 18 Prospek Pasar Kopi Organik Perubahan Gaya Hidup Pergeseran Pola Konsumen Harga berfluktuasi PELUANG BISNIS? Trend Gaya Hidup Back to Nature Program go Organic
  • 21. 19 Tuntutan Konsumen Kopi Keamanan Pangan 1. Bahaya mikrobiologis: Serangga, jamur, bakteri, parasite, dll. 2. Bahaya kimia: toksit tipe A, pencemaran pestisida, herbisida, logam berat, dll. 3. Bahaya fisik: benda asing, kotoran, kerusakan fisik, dll. Persyaratan Standar Mutu 1. SNI dan standar mutu lainnya 2. Persyaratan lain sesuai perjanjian antara penjual dan pembeli. Kelestarian Lingkungan 1. Sertifikasi 2. Indikasi geografis
  • 22. 20 Pemasok Kopi Organik Wilayah Negara Produsen (Geovannucci, 2009) 1. Amerika Tengah dan Utara Costa Rica, Elsavador, Guatemala, Honduras, Mexiko, Nicaragua, Panama, dan US (Hawaii) 2. Amerika Selatan dan Karibia Brazil, Cuba, Tobago, Ecuador, Columbia, Venezuela, Haiti, Republik Dominica, Bolivia, dan Trinidad. 3. Afrika Burundi, Cameron, Ethopia, Ghana, Madagaskar, Malawi, Rwanda, Togo, Tanzania, Uganda, Tanzania. 4. Asia China, Timor Leste, India, Indonesia, Laos, Srilangka, Nepal, Phillipina, Thailand, Vietnam.
  • 23. SURVEI PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA PETANI DI DTG 21
  • 24. 22 Penelitian (survei) di 17 kecamatan Aceh Tengah 11 kecamatan - Linge - Atu Lintang - Pegasing - Lut Tawar - Bintang - Kebayakan - Bebesen - Bies - Kute Panang - Silih Nara - Rusip Antara Bener Meriah 6 kecamatan - Pintu Rime - Gajah Putih - Bukit - Bandar - Mesidah - Bener Kelifah
  • 25. Tahapan 1. Ditetapkan 17 kecamatan sentra kebun kopi petani target --- didasarkan ketinggian tempat (rendah, sedang, dan tinggi seriap kabupaten). 2. Ditetapkan 1 - 4 desa setiap kecamatan --- didasarkan ketinggian tempat (rendah, sedang, tinggi setiap kecamatan). 3. Ditetapkan 1 - 4 RT petani kopi Arabika --- didasarkan ketinggian tempat (rendah, sedang, dan tinggi, setiap desan). 4. Petani anggota SPO organik (fairtrade) --- didasarkan SPO. 5. Para pihak yang diperkirakan dapat memberikan informasi terkait pengelolaan sampah RT (Dinas, PPL, dll). 6. RT petani yang terpilih sebanyak 199 RT petani, terdiri dari 165 RT petani non anggota koperasi organik dan 34 RT petani anggota koperasi organik. 23
  • 26. 24
  • 27. 25 Wawancara selain Petani: ● Untuk mendapat informasi lebih detil, faktor pendorong maupun penghambat pengelolaan sampah, di samping menggunakan kuesioner, juga dilakukan wawancara dengan birokrasi dan berbagai elemen pemerintah dan masyarakat. ● Untuk memahami dan menelusuri terkait regulasi di daerah terkait penggunaan pengelolaan sampah, maka dilakukan wawancara dengan elemen pemerintah dan masyarakat; Pemerintah Daerah, PPL dan ICS, Koperasi dan eskportir, Asosiasi kopi, dan pemerhati kopi.
  • 28. 14.57 36.63 41.21 13.57 < 32 33-44 45-56 > 56 Umur Responden (%) 21.11 22.61 50.25 6.53 SD SMP SMA D/S Pendidikan Reponden (%) 36.18 45.23 13.07 5.53 < 13 14-25 26-38 > 39 Pengalaman Bertani (%) 21.11 39.70 30.15 8.54 < 1.250 1300-2.250 2.300-3.250 > 3.300 Pendapatan Responden (%) 26 Profil Petani Responden
  • 29. 4.04 52.26 39.65 4.05 < 2 2 - 3 4 - 5 > 6 Jumlah Tanggungan Responden (%) 67.86 21.88 4.02 1.79 4.45 Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Tua/tidak Produktif Kondisi Kebun (%) • Kepemilikan lahan kebun kopi; 98,56% lahan milik sendiri, dan 1,44% petani penggarap/bagi hasil. • Rata-rata luas kepemilikan lahan adalah 1,30 - 1,60 ha per RT petani. 27 Profil Petani Responden
  • 30. a. Tersedia di kebun kopi (kulit kopi --- pulp, husk, hasil siangan gulma, hasil pangkasan kopi, hasil pangkasan naungan, dan beberapa petani kopi ada memelihara ternak. b. Mudah dibuat, sortir, ditumpuk dan dibiarkan terdekomposisi sebagai pupuk. c. Mengurangi pencemaran lingkungan. d. Aplikasi di kebun dengan dosis tidak perlu khusus. Faktor pendorong para petani menggunakan bahan organik, terutama bahan baku sumber lokal adalah: 28
  • 31. Menurut petani responden pengelolaan kebun kopi secara organik dapat dilakukan secara baik dengan cara: a. Menanam klon kopi tahan serangan hama dan penyakit, habitat yang sesuai, mengatur jarak tanam, dan naungan dikelola dengan benar. b. Sampah kebun dikembalikan ke dalam kebun kopi. Kulit kopi, pangkasan lamtoro dan kopi, pangkasan Vetiver, siangan gulma (1 : 1 : 3 : 1), total 8 ton/ha/tahun (Karim, et al. 1999). c. Pemberian pupuk organik sumber lokal sebanyak 12 ton/ha/tahun dapat meningkatkan produksi kopi sebesar 30-45% (Karim, et al., 2021), pupuk organik ini dapat diperkaya dengan mikroorganisme pelarut P (Hifnalisa, et al., 2018). d. Sampah RT disortir, diolah, dikomposkan dan gunakan sebagai pupuk kebun kopi. Pendekatan Alternatif Biologis oleh Petani dan Potensinya Replikasi 29
  • 32. Pengelolaan Sampah Rumah Tangga a. Secara umum sampah rumah tangga di pedesaan belum dikelola oleh Pemerintah Daerah, kecuali di kota kabupaten dan kota kecamatan. b. Pemerintah terbatas sarana prasarana dan tenaga. c. Belum mengeluarkan kebijakan dengan peraturan pengelolaan sampah anorganik. d. Sampah rumah tangga telah mulai dikelola oleh masyarakat secara mandiri. Masyarakat berharap Pemerintah Daerah hadir membantu masyarakat mengelola sampah rumah tangga: (i) sekitar 78% RT petani mengharapkan sosialisasi teknis pengelolaan sampah di desa-desa. (ii) sekitar 25-30% RT petani mengharapkan bantuan Pemerintah Daerah mengelola sampah RT tersebut. 30
  • 33. 83.42 48.19 51,81 46.51 16.58 20.59 79.41 74.07 DIKELOLA DITUMPUK DAN BAKAR SORTIR KOMPOS BERSERAK Pengelolaan Sampah RT (%) Total Faitrade Total 199 (100%) 31
  • 35. Dijual, Didaur Ulang (di luar lokasi) Sampah Organik (diolah) Pencemaran Tidak Dikelola (berserak/bertabur) 33 RT (16,58%) Dikomposkan 51 RT (54,26%) Aplikasi sebagai Pupuk di Kebun Kopi (tidak standar) Kulit Kopi (pulp, husk); Sampah Kebun, dll Ditumpuk dan Dibakar Habis (Pencemaran), 72 RT (43,37%) Dikelola (secara sederhana) 166 RT (83,42%) Sampah Disortir 94 RT (56,63%) Pupuk Organik Sampah Rumah Tangga - Pengumpul/Pmulung - Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Diagram Ali Pengelolaan Sampah Rumah Tangga Sampah Non-organik (plastik, botol plastik, kaleng, kaca, botol kaca, dll) 33
  • 37. Dikumpul dan Dibakar (43,37%) 35
  • 39. a. Masyarakat/petani telah mengelola sampah secara sederhana. b. Perlu regulasi lokal untuk memantapkan pengelolaan sampah rumah tangga. c. Petani perlu diarahkan, diedukasi, dan dibina secara berkelanjutan. d. Di tingkat Pemerintah Daerah perlu menerbitkan regulasi pengelolaan sampah rumah tangga. e. Pemerintah Daerah perlu menyediakan fasilitas sortasi dan pengolahan sampah. 63.33 23.62 11.06 Belum Ada Ada Tidak Tau Regulasi Pengelolaan Sampah RT (%) 37 Tantangan dan Peluang Pengelolaan Sampah di Tingkat Rumah Tangga Petani dan Pemerintah Daerah di Daerah
  • 40. Tinjauan Peraturan Daerah Hasil penelusuran, peneliti menemukan regulasi umum dalam bentuk draft, yaitu: 1. Rancangan Peraturan Gubernur Aceh tentang Perlindungan dan Tata Kelola Kopi Arabika Gayo sebagai Kopi Spesialti (diinisiasi oleh MPKG, sejak tahun 2020). 2. Rancangan Qanun Kabupaten Bener Meriah tentang Perlindungan Kopi Gayo (diinisiasi oleh DPRK Bener Meriah, tahun 2021). 3. Rancangan Qanun Kabupaten Bener Meriah tentang Penyelenggaraan Pertanian Organik (diinisiasi oleh kelompok masyarakat Bener Meriah, sejak tahun 2020) 38