SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
Model usahatani integrasi yang tepat perlu dilihat
dari komoditas ternak yang mampu memanfaatkan
limbah kulit kakao, serta kemudahan petani dalam
mengaplikasikan teknologi tersebut.
Dalam model usahatani integrasi, pemeliharaan disarankan
dilaksanakan dengan pola intensif.
Peningkatan Kualitas Nutrisi Limbah Kulit Buah Kakao dan
Daun Lamtoro Melalui Fermentasi Sebagai Basis Protein
PakanIkan Nila
OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS TANAMAN KAKAO DAN
KAMBING MELALUI PERBAIKAN BUDIDAYA SECARA
TERINTEGRASI
Optimalisasi pengelolaan tanaman kakao dengan
pengendalian hama penyakit yang tepat, pemupukan (kimia
dan organik) yang sesuai dan perbaikan pasca panen
mampu meningkatkan produksi kakao yang semula 351,5
kg/0.5ha/thn menjadi 650,6/0.5ha/thn.
Pada inovasi teknologi pakan hijauan ternak kambing yang
diambil dari fermentasi kulit buah kakao juga menunjukkan
bobot akhir dari 3,8kg/ekor menjadi 6,6kg/ekor
 Integrasi antara kakao dan kambing
 Integrasi antara kakao dan pohon penaung yaitu gamal (positif)
dan kelapa dalam (negatif)
 Aplikasi teknik budidaya dan pengendalian hama penyakit
(sarungisasi) yang tepat
 Teknologi pemeliharaan kambing.
ᴥ Hasil analisis menunjukkan bahwa limbah kulit kakao yang 44 juta
kg yang dapat disuplai sebagai pakan untuk 243 ribu ekor kambing atau
53% dari populasi kambing di NTT selama 3 bulan.
Kontribusi dari limbah ternak kambing berupa pupuk kandang
sebanyak 231 juta kg dapat memupuk tanaman kakao seluruhnya (34
juta pohon) bahkan surplus atau memiliki nilai ekonomi sebesar 183
milyar dana yang dipakai untuk mengadakan pupuk organik.
Pola usaha tani yang diterapkan tersebut dapat menekan dampak dari
cekaman lingkungan yang menyebabkan gagal panen.
ᴥ Berdasarkan data status nutrisi tersebut maka kulit buah kakao dapat
memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan (> 10%)
ᴥPemberian kulit buah kakao pada masing-masing status fisiologi dapat
mensubtitusikan pakan rumput sebanyak 70% dan 30% dari gamal dan
lamtoro
PEMANFAATAN KULIT BUAH KAKAO YANG DIFERMENTASI
DENGAN KAPANG (Phanerochaete chrysosporium) SEBAGAI
PENGGANTI HIJAUAN DALAM RANSUM TERNAK KAMBING
MEI FADLI 1206113820
Penggunaan kulit buah kakao tanpa difermentasi maupun di
fermentasi dengan kapang Phanerochaete chrysosporium dapat
digunakan sebagai pakai alternatif pengganti rumput gajah tanpa
melihatkan pengaruh nyata terhadap konsumsi berat kering,
konsumsi bahan organik dan pertambahan bobot badan ternak
kambing.
Fermentasi kulit buah kakao dengan kapang P.chrysosporium
mampu menurunkan kandungan lignin pada buah kakao sebesar
7.12%
DAMPAK TEKNOLOGI SISTEM USAHATANI INTEGRASI KAKAO
DAN KAMBING TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN
PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN DONGGALA SULAWESI
TENGAH
(Kambing dikandangkan)
Tingkat adopsi dan difusi teknologi sistem usahatani integrasi
kakao dan kam-bing masih rendah, hanya 36,84% . Begitu juga
dengan adopsi inovasi teknologi budidaya dan pemeliharaan
kambing serta pakan hijauan namun tetap dapat meningkatkan
produktivitas kakao 11,44% dan pendapatan usahatani kakao
3,55%.
PENGARUH PRIMATANI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN
PETANI PERKEBUNAN DIKECAMATAN BUSUNG BIU
SITI MUNAWAROH 1206113864
Model intergrasi antara tanaman perkebunan dan kambing dapat
meningkatkan pendapatan petani karena limbah dari tanaman dapat
dijadikan pakan ternak dan limbah dari kotoran dijadikan pupuk
organik fan urine dari kambing dimanfaatkan sebagai pupuk organik
cair, sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan
Menurut Guntoro (2012), dalam satu perkebunan dapat menampung
25-28 ekor ternak sehingga mampu mensuplai pupuk organik padat
dan cair dengan kebutuhan tanaman yaitu 12 ton/ha/thn.
PENERAPAN INTEGRASI USAHA TANAMAN DAN TERNAK
SERTAKEBUTUHAN PENYULUHAN PERTANIAN (Kasus Integrasi
Usaha Kakao dan Sapi di Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh
Kota)
EKA PRATAMA 1206113724
Penerapan teknologi berbagai komponen sistem integrasi
menunjukan hasil yang bervariasi. Adopsi teknologi yang
cenderung baik adalah pada teknologi budidaya tanaman
dan ternak, sedangkan adopsi teknologi pengolahan limbah
masih rendah. Hal ini mengindikasikan sistem integrasi yang
diterapkan belum mampu secara maksimal memanfaatkan
limbah tanaman dan limbah ternak sebagai sumber input
internal dalam usaha tani.
PERCEPATAN ADOPSI TEKNOLOGI PHT KAKAO DI SULAWESI
SELATAN
Hama dan penyakit utama tanaman kakao antara lain penggerek buah
kakao (PBK), pengisap buah Helopeltis spp., penyakit busuk buah
dan penyakit VSD.
Berdampak kepada hasil produksi biji maupun kulit untuk pakan
ternak baik secara kualitatif dan kuantitatif
Perlu dilakukan beberapa pendekatan PHT seperti :
1. Penggunaan varietas tahan (klon DRC 16 (kakao mulia), Sca 6, Sca
12 dan hibrida Sca 6 x DRC 16, dll)
2. Teknik Pemangkasan yang tepat pada tanaman kakao dan penaung
Hama (PBK dan Helopeltis spp. berkembang pada tajuk-tajuk
tanaman kakao tertutup rapat dan rimbun)
3. Sanitasi
4. Konservasi dan Pemanfaatan musuh alami
5. Aplikasi pestisida biologi/hayati dan atau
6. Aplikasi pestisida kimia secara tepat dan bijaksana
Bibit Kakao 1450 kg × @Rp 12.000/kg = Rp 17. 400.000
Perawatan a. Pupuk Urea 200 Kg = Rp 240.000
b. Pupuk Kcl 150 Kg = Rp 373.000
c. Pupuk SP-36 100 = Rp 180.000
d. Insektisida 3 liter = Rp 135.000
e. Herbisida 5 Liter = Rp 195.000
f. Plastik pembungkus buah 45 pak = Rp 520.000
g.Dan lain-lain = Rp 2.000.00
Panen 250 kg/ 4 bulan ×@Rp 10.500/kg = Rp 26.250.000
Jumlah Pengeluaran = Rp 21.170.000,-
Jumlah Penerimaan = Rp 5.080.000
Usaha Kambing
Kambing Dewasa 30 Ekor×@Rp 400.000 ekor = Rp 12.000.000
Perawatan a. Penyusutan Kandang 4 Bulan = Rp 80.000
b. Pakan Ternak (Hijauan+Kulit Kakao) tidak beli
c. Obat 15 kali @Rp10.000 = Rp 150.000
d. Biaya tak terduga = Rp 300.000
Jumlah Pengeluaran = Rp 12.530.00
Jumlah Pendapatan Usaha Ternak = Rp 13.500.000
Jumlah Penerimaan = Rp 970.000
Usaha Ikan Nila
Bibit Ikan Nila 3000 Ekor × @Rp 400/ekor = Rp 12.000.000
Perawatan a. Pupuk Kandang 2 ton = Rp 400.000
b. Pengapuran 1 ton = Rp 300.000
c. Urea 75 Kg = Rp 90.000
d. TSP 25 Kg = Rp 45.000
e. Pakan = Rp 500.000
d. Dan lain-lain = Rp 3.500.000
Jumlah Pengeluaran = Rp 13.235.00
Jumlah Pendapatan Usaha Ikan = Rp 15.535.000
Jumlah Penerimaan = Rp. 2.300.000
Ternak
kambing di
budidayakan
di pinggir kiri
tanaman
kakao
Ikan Nila di
budidaakan
di sebelah
kanan
perkenunan
Kakao
Kesimp
ulan
Model usaha tani terpadu dengan menerapkan integrasi
kambing dan kakao memiliki prospek yang cukup besar
dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani jika
penerapannya dilakukan dengan aplikasi teknik budidaya
disertai dengan pengendalian hama penyakit yang tepat
begitu juga dengan perawatan hewan ternak kambing
serta pembuatan pupuk hijauan harus tepat jika tidak,
hasil yang maksimal tidak akan diperoleh

More Related Content

What's hot

pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi
pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi
pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi PTPN VI
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernaklombkTBK
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMuhammad Eko
 
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasTeknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasRamaiyulis Ramai
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanGusti Rusmayadi
 
Potensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalPotensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalEmi Suhaemi
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Jajat Rohmana
 
Pemanfaatan sumber daya alam bidang peternakan
Pemanfaatan sumber daya alam bidang peternakanPemanfaatan sumber daya alam bidang peternakan
Pemanfaatan sumber daya alam bidang peternakansylvianidya
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANRepository Ipb
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakDediKusmana2
 
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi PotongIntegrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi PotongBBPP_Batu
 
Diversifikasi pangan pendorong konsumsi b2 sa
Diversifikasi pangan  pendorong konsumsi b2 saDiversifikasi pangan  pendorong konsumsi b2 sa
Diversifikasi pangan pendorong konsumsi b2 saBP4K
 

What's hot (20)

pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi
pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi
pemulian ternak 4 sumber informasi seleksi
 
Pakan dan Hijauan kambing
Pakan dan Hijauan kambingPakan dan Hijauan kambing
Pakan dan Hijauan kambing
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
 
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi PotongStrategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
Strategi Pemeliharaan Ternak Sapi Potong
 
Pengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembalaPengelolaan padang gembala
Pengelolaan padang gembala
 
Sumber Daya Peternakan
Sumber Daya PeternakanSumber Daya Peternakan
Sumber Daya Peternakan
 
MANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASANMANAJEMEN PENETASAN
MANAJEMEN PENETASAN
 
Mikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansiaMikroba rumen ruminansia
Mikroba rumen ruminansia
 
Pembuatan silase
Pembuatan silasePembuatan silase
Pembuatan silase
 
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi BiogasTeknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
Teknologi Pengolahan Limbah Peternakan menjadi Biogas
 
Tabel hartadi
Tabel hartadiTabel hartadi
Tabel hartadi
 
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakanV. adaptasi lingkungan dalam peternakan
V. adaptasi lingkungan dalam peternakan
 
Potensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokalPotensi pelestarian unggas lokal
Potensi pelestarian unggas lokal
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Pemanfaatan sumber daya alam bidang peternakan
Pemanfaatan sumber daya alam bidang peternakanPemanfaatan sumber daya alam bidang peternakan
Pemanfaatan sumber daya alam bidang peternakan
 
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATANTEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
TEKNIK PERSILANGA,N BUATAN
 
Pakan Ternak Ruminansia
Pakan Ternak RuminansiaPakan Ternak Ruminansia
Pakan Ternak Ruminansia
 
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternakSni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
Sni 3178-2013-dedak-padi-bahan-pakan-ternak
 
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi PotongIntegrasi Tebu dan Sapi Potong
Integrasi Tebu dan Sapi Potong
 
Diversifikasi pangan pendorong konsumsi b2 sa
Diversifikasi pangan  pendorong konsumsi b2 saDiversifikasi pangan  pendorong konsumsi b2 sa
Diversifikasi pangan pendorong konsumsi b2 sa
 

Similar to pertanian terpadu

APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...Gufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...dewi inne kumalasari
 
Buku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroBuku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroSiti Mariyam
 
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternakMemanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternakGufroni Arsjad Lalu Muhammad
 
Integrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan SapiIntegrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan SapiMakbulSiregar
 
Agroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpaduAgroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpaduSupriyanto4bio
 
Integrasi tan pangan
Integrasi tan panganIntegrasi tan pangan
Integrasi tan panganBBPP_Batu
 
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnyaBio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnyaBagas Prayitna
 
Kadin Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809
Kadin   Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809Kadin   Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809
Kadin Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809Bio Perforasi
 
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Bio Perforasi
 
Sorgum & ubi kayu sebagai 3 f
Sorgum & ubi kayu sebagai 3 fSorgum & ubi kayu sebagai 3 f
Sorgum & ubi kayu sebagai 3 fSuryadi Buyrami
 

Similar to pertanian terpadu (20)

Proposal Derivat
Proposal DerivatProposal Derivat
Proposal Derivat
 
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
APLIKASI TEKNOLOGI MODEL MODEL PENGEMBANGAN SISTEM INTEGRASI PETERNAKAN PERKE...
 
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
MAKALAH PERMASALAHAN USAHA AGRIBISNIS MENGATASI PERMASALAHAN PAKAN DI INDONES...
 
Rdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasutRdhp bioindustri pasut
Rdhp bioindustri pasut
 
Bebek terpadu
Bebek terpaduBebek terpadu
Bebek terpadu
 
Buku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agroBuku kawasan tekno agro
Buku kawasan tekno agro
 
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternakMemanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
Memanfaatkan hasil samping perkebunan untuk ternak
 
Integrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan SapiIntegrasi Nenas dan Sapi
Integrasi Nenas dan Sapi
 
Agroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpaduAgroindustri bioetanol sorgum terpadu
Agroindustri bioetanol sorgum terpadu
 
Integrasi tan pangan
Integrasi tan panganIntegrasi tan pangan
Integrasi tan pangan
 
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptxPPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
PPT PRODUK BIOETANOL KETAN HITAM_KELOMPOK 9_5J.pptx
 
Ternak potong
Ternak potongTernak potong
Ternak potong
 
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnyaBio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
Bio energi berbasis jagung dan pemanfaatan limbahnya
 
INOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNIINOVASI PADI TNI
INOVASI PADI TNI
 
Kadin Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809
Kadin   Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809Kadin   Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809
Kadin Industri Pengolahan Teh Peluang & Tantangan 50809
 
Rptp integrasi 2018
Rptp integrasi  2018Rptp integrasi  2018
Rptp integrasi 2018
 
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
Prospek Jagung & Kedela Kadin (Thomas Dharmawan)
 
Makalah sosial-ekonomi-budaya
Makalah sosial-ekonomi-budayaMakalah sosial-ekonomi-budaya
Makalah sosial-ekonomi-budaya
 
Sorgum & ubi kayu sebagai 3 f
Sorgum & ubi kayu sebagai 3 fSorgum & ubi kayu sebagai 3 f
Sorgum & ubi kayu sebagai 3 f
 
15787-31634-1-SM.pdf
15787-31634-1-SM.pdf15787-31634-1-SM.pdf
15787-31634-1-SM.pdf
 

pertanian terpadu

  • 1.
  • 2. Model usahatani integrasi yang tepat perlu dilihat dari komoditas ternak yang mampu memanfaatkan limbah kulit kakao, serta kemudahan petani dalam mengaplikasikan teknologi tersebut. Dalam model usahatani integrasi, pemeliharaan disarankan dilaksanakan dengan pola intensif.
  • 3.
  • 4. Peningkatan Kualitas Nutrisi Limbah Kulit Buah Kakao dan Daun Lamtoro Melalui Fermentasi Sebagai Basis Protein PakanIkan Nila
  • 5. OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS TANAMAN KAKAO DAN KAMBING MELALUI PERBAIKAN BUDIDAYA SECARA TERINTEGRASI Optimalisasi pengelolaan tanaman kakao dengan pengendalian hama penyakit yang tepat, pemupukan (kimia dan organik) yang sesuai dan perbaikan pasca panen mampu meningkatkan produksi kakao yang semula 351,5 kg/0.5ha/thn menjadi 650,6/0.5ha/thn. Pada inovasi teknologi pakan hijauan ternak kambing yang diambil dari fermentasi kulit buah kakao juga menunjukkan bobot akhir dari 3,8kg/ekor menjadi 6,6kg/ekor
  • 6.  Integrasi antara kakao dan kambing  Integrasi antara kakao dan pohon penaung yaitu gamal (positif) dan kelapa dalam (negatif)  Aplikasi teknik budidaya dan pengendalian hama penyakit (sarungisasi) yang tepat  Teknologi pemeliharaan kambing.
  • 7. ᴥ Hasil analisis menunjukkan bahwa limbah kulit kakao yang 44 juta kg yang dapat disuplai sebagai pakan untuk 243 ribu ekor kambing atau 53% dari populasi kambing di NTT selama 3 bulan. Kontribusi dari limbah ternak kambing berupa pupuk kandang sebanyak 231 juta kg dapat memupuk tanaman kakao seluruhnya (34 juta pohon) bahkan surplus atau memiliki nilai ekonomi sebesar 183 milyar dana yang dipakai untuk mengadakan pupuk organik. Pola usaha tani yang diterapkan tersebut dapat menekan dampak dari cekaman lingkungan yang menyebabkan gagal panen.
  • 8. ᴥ Berdasarkan data status nutrisi tersebut maka kulit buah kakao dapat memenuhi kebutuhan untuk pertumbuhan (> 10%) ᴥPemberian kulit buah kakao pada masing-masing status fisiologi dapat mensubtitusikan pakan rumput sebanyak 70% dan 30% dari gamal dan lamtoro
  • 9. PEMANFAATAN KULIT BUAH KAKAO YANG DIFERMENTASI DENGAN KAPANG (Phanerochaete chrysosporium) SEBAGAI PENGGANTI HIJAUAN DALAM RANSUM TERNAK KAMBING MEI FADLI 1206113820 Penggunaan kulit buah kakao tanpa difermentasi maupun di fermentasi dengan kapang Phanerochaete chrysosporium dapat digunakan sebagai pakai alternatif pengganti rumput gajah tanpa melihatkan pengaruh nyata terhadap konsumsi berat kering, konsumsi bahan organik dan pertambahan bobot badan ternak kambing. Fermentasi kulit buah kakao dengan kapang P.chrysosporium mampu menurunkan kandungan lignin pada buah kakao sebesar 7.12%
  • 10. DAMPAK TEKNOLOGI SISTEM USAHATANI INTEGRASI KAKAO DAN KAMBING TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN PETANI DI KABUPATEN DONGGALA SULAWESI TENGAH (Kambing dikandangkan) Tingkat adopsi dan difusi teknologi sistem usahatani integrasi kakao dan kam-bing masih rendah, hanya 36,84% . Begitu juga dengan adopsi inovasi teknologi budidaya dan pemeliharaan kambing serta pakan hijauan namun tetap dapat meningkatkan produktivitas kakao 11,44% dan pendapatan usahatani kakao 3,55%.
  • 11. PENGARUH PRIMATANI TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN PETANI PERKEBUNAN DIKECAMATAN BUSUNG BIU SITI MUNAWAROH 1206113864 Model intergrasi antara tanaman perkebunan dan kambing dapat meningkatkan pendapatan petani karena limbah dari tanaman dapat dijadikan pakan ternak dan limbah dari kotoran dijadikan pupuk organik fan urine dari kambing dimanfaatkan sebagai pupuk organik cair, sehingga dapat menekan biaya yang dikeluarkan Menurut Guntoro (2012), dalam satu perkebunan dapat menampung 25-28 ekor ternak sehingga mampu mensuplai pupuk organik padat dan cair dengan kebutuhan tanaman yaitu 12 ton/ha/thn.
  • 12. PENERAPAN INTEGRASI USAHA TANAMAN DAN TERNAK SERTAKEBUTUHAN PENYULUHAN PERTANIAN (Kasus Integrasi Usaha Kakao dan Sapi di Kecamatan Harau Kabupaten Lima Puluh Kota) EKA PRATAMA 1206113724 Penerapan teknologi berbagai komponen sistem integrasi menunjukan hasil yang bervariasi. Adopsi teknologi yang cenderung baik adalah pada teknologi budidaya tanaman dan ternak, sedangkan adopsi teknologi pengolahan limbah masih rendah. Hal ini mengindikasikan sistem integrasi yang diterapkan belum mampu secara maksimal memanfaatkan limbah tanaman dan limbah ternak sebagai sumber input internal dalam usaha tani.
  • 13. PERCEPATAN ADOPSI TEKNOLOGI PHT KAKAO DI SULAWESI SELATAN Hama dan penyakit utama tanaman kakao antara lain penggerek buah kakao (PBK), pengisap buah Helopeltis spp., penyakit busuk buah dan penyakit VSD. Berdampak kepada hasil produksi biji maupun kulit untuk pakan ternak baik secara kualitatif dan kuantitatif Perlu dilakukan beberapa pendekatan PHT seperti : 1. Penggunaan varietas tahan (klon DRC 16 (kakao mulia), Sca 6, Sca 12 dan hibrida Sca 6 x DRC 16, dll) 2. Teknik Pemangkasan yang tepat pada tanaman kakao dan penaung Hama (PBK dan Helopeltis spp. berkembang pada tajuk-tajuk tanaman kakao tertutup rapat dan rimbun) 3. Sanitasi 4. Konservasi dan Pemanfaatan musuh alami 5. Aplikasi pestisida biologi/hayati dan atau 6. Aplikasi pestisida kimia secara tepat dan bijaksana
  • 14.
  • 15. Bibit Kakao 1450 kg × @Rp 12.000/kg = Rp 17. 400.000 Perawatan a. Pupuk Urea 200 Kg = Rp 240.000 b. Pupuk Kcl 150 Kg = Rp 373.000 c. Pupuk SP-36 100 = Rp 180.000 d. Insektisida 3 liter = Rp 135.000 e. Herbisida 5 Liter = Rp 195.000 f. Plastik pembungkus buah 45 pak = Rp 520.000 g.Dan lain-lain = Rp 2.000.00 Panen 250 kg/ 4 bulan ×@Rp 10.500/kg = Rp 26.250.000 Jumlah Pengeluaran = Rp 21.170.000,- Jumlah Penerimaan = Rp 5.080.000
  • 16. Usaha Kambing Kambing Dewasa 30 Ekor×@Rp 400.000 ekor = Rp 12.000.000 Perawatan a. Penyusutan Kandang 4 Bulan = Rp 80.000 b. Pakan Ternak (Hijauan+Kulit Kakao) tidak beli c. Obat 15 kali @Rp10.000 = Rp 150.000 d. Biaya tak terduga = Rp 300.000 Jumlah Pengeluaran = Rp 12.530.00 Jumlah Pendapatan Usaha Ternak = Rp 13.500.000 Jumlah Penerimaan = Rp 970.000
  • 17. Usaha Ikan Nila Bibit Ikan Nila 3000 Ekor × @Rp 400/ekor = Rp 12.000.000 Perawatan a. Pupuk Kandang 2 ton = Rp 400.000 b. Pengapuran 1 ton = Rp 300.000 c. Urea 75 Kg = Rp 90.000 d. TSP 25 Kg = Rp 45.000 e. Pakan = Rp 500.000 d. Dan lain-lain = Rp 3.500.000 Jumlah Pengeluaran = Rp 13.235.00 Jumlah Pendapatan Usaha Ikan = Rp 15.535.000 Jumlah Penerimaan = Rp. 2.300.000
  • 18. Ternak kambing di budidayakan di pinggir kiri tanaman kakao Ikan Nila di budidaakan di sebelah kanan perkenunan Kakao
  • 19. Kesimp ulan Model usaha tani terpadu dengan menerapkan integrasi kambing dan kakao memiliki prospek yang cukup besar dalam meningkatkan produksi dan pendapatan petani jika penerapannya dilakukan dengan aplikasi teknik budidaya disertai dengan pengendalian hama penyakit yang tepat begitu juga dengan perawatan hewan ternak kambing serta pembuatan pupuk hijauan harus tepat jika tidak, hasil yang maksimal tidak akan diperoleh