Pascapemberlakuan UU Desa, perlu perubahan cara pandang secara fundamental terkait keberadaan gampong (desa) di Aceh, terutama terkait kedudukan dan hubungan mukim-gampong
Permen PANRB Nomor 3 Tahun 2023 - Tentang Penetapan Angka Kredit
! 2017.09.25 revolusi mental berdesa di aceh muhammad taufik abda
1. 1
REVOLUSI MENTAL BERDESA ;
Perspektif UU Desa dalam Konteks
Keistimewaan dan Kekhususan Aceh
Disampaikan Dalam Pelatihan Pra Tugas Pendamping Lokal Desa Tahun 2017,
Tanggal 25 September 2017 di Banda Aceh
Yang dilaksanakan oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Gampong Provinsi Aceh
Oleh :
Muhammad Taufik Abda
(Pengkhidmat Adat, Gampong dan Mukim)
2. Revolusi
Mental
Berdesa
Bagaimana Memaknai Tiga Kata Kunci
Berikut :
# Revolusi :
Perubahan yang Mendasar
(Fundametal)
# Revolusi Mental :
Perubahan cara pandang,
pola pikir, sikap, perilaku dan
cara kerja
# Revolusi Mental Berdesa :
(Sebagai Satu Kesatuan
Gagasan)
3. Revolusi
Mental
Berdesa
Bagaimana Menghubungkan Perspektif
Revolusi Mental dalam Konteks Aceh ?
1. Aceh yang berstatus Provinsi
bersifat istimewa dengan
kewenangan khusus;
2. Aceh yang memiliki dana otsus
hingga tahun 2027;
3. Aceh dengan perolehan dana
desa terbanyak ke-3 se-
Indonesia (6.474 Gampong/
Desa) ;
4. Aceh pascakonflik dan tsunami
5. Aceh jadi daerah termiskin No. 1
se-Sumatera dan No. 4 se-
Indonesia (2017)
Aceh
4. Integritas
Etos Kerja
Gotong
Royong
Apa Nilai Instrumental Utama
Revolusi Mental ?
Integritas :
Kesesuaian antara apa yang dikatakan
dengan apa yang diperbuat dan
berprilaku jujur, dapat dipercaya,
berkarakter dan konsisten berpegang
teguh pada prinsip- prinsip kebenaran,
moral dan etika.
Etos Kerja :
Sebuah sikap yang berorientasi pada
hasil yang terbaik, semangat tinggi
dalam berdaya saing, optimis, produktif
dan inovatif.
Gotong Royong :
Sebuah keyakinan melakukan kegiatan
secara bersama dan bersifat sukarela
dan dikerjakan secara cepat, solidaritas,
peka, efektif dan efisien.
Sumber Rujukan Penting : RPJM Nasional 2014-
2019, Inpres No. 12/2016 tentang GNRM, Peta Jalan
GRMN Kemenko PMK, Pergub Jateng 31/2016.
5. Integritas
:Jujur,
Dipercaya,
Bertangung
Jawab,
Konsisten
Etos Kerja : Optimis,
Daya Saing, Inovatif,
Kreatif, Produktif,
Efisien, Efektif
Gotong
Royong :
Kerjasama,
Peka Sosial,
Solidaritas,
Kemaslahan
Bagaimana Melihat Nilai Instrumental Utama
Revolusi Mental dalam Konteks Aceh?
Integritas
Meuadab (Akhlak Individual)
Meuadat (Akhlak Komunal)
Etos Kerja => Adat Hareukat
#Na Hek, Na Hak
#Pang Ulee Buet Ibadat, Pang Ulee
Hareukat Meugo.
Gotong Royong => Meusaraya
#Putoh Ngon Meupakat, Kuwat
Ngon Meuseuraya
6. Prinsip-Prinsip Meusaraya (Gotong Royong)
Berdasarkan Pengalaman di Gampong dan Mukim
• Masalah Bersama/Kepentingan Bersama diselesaikan
Secara Bersama (Lingkup Keluarga, Lingkungan Tempat
Tinggal hingga Negara)
• Keputusan Bersama;
• Berbagi Sumberdaya (Gagasan, Tenaga, Uang, Barang
termasuk bahan dan peralatan);
• Bekerja Bersama disertai berbagi peran;
• Kerelawanan (tanpa pamrih, tanpa bayaran);
• Partisipatif (perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi);
• Murah dan Mudah (Efisien dan Efektif).
7. Pilar Gerakan Revolusi Mental
Keluarga
Masyarakat
Dunia
Pendidikan
Dunia Usaha
Penyelenggara
Negara
8. Dari Mana Kita Memulai
Gerakan Revolusi Mental ?
Negara
Lingkungan
Kerja
Lingkungan
Tempat
Tinggal
Keluarga
Diri
1. Tetangga
2. Dusun
3. Gampong/Desa
4. Mukim
5. Kecamatan
6. Kabupaten/Kota
7. Aceh
11. Memaknai Gampong dan Mukim di Aceh
(Desa dan Federasi Desa )
1. Sebagai Identitas ;
2. Sebagai Alamat Kebudayaan;
3. Sebagai Ruang Hidup;
4. Sebagai Kampung Halaman;
5. Sebagai Arena Kontestasi dan Konflik;
6. Sebagai Lembaga Pemerintahan;
7. Sebagai Wilayah;
8. Sebagai Ruang Implementasi Kebijakan dan Program
Pembangunan;
9. …
(Beberapa hal tersebut di atas, sering dimaknai juga dengan tradisi
berdesa dan imaji mental lama berdesa; Sutoro Eko, 2016)
12. 12
Jejak Keberadaan Gampong dan Mukim di Aceh
(Dari Masa Ke Masa)
Masa Pra Aceh
Darussalam
Masa Aceh Darussalam
Masa Kolonial Belanda
dan Jepang
Masa Pasca Kolonial II
( Era Reformasi)
Khususnya
Pascapengesahan UU
Desa (Fokus Kajian Kita)
Masa Pascakolonial I
( Era Orde Lama dan Orde Baru)
13. Kesadaran Historis dan Yuridis terkait Desa
Pascareformasi dalam UU Pemda (No 22/1999 )
“Bahwa Undang-Undang No.5 Tahun 1979 tentang
Pemerintahan Desa (Lembaran Negara Tahun 1979)
No. 56; Tambahan Lembaran Negara Nomor 3153)
yang menyeragamkan nama, bentuk, susunan dan
kedudukan pemerintahan Desa, tidak sesuai dengan
jiwa UUD 1945 dan perlunya mengakui serta
menghormati hak asal-usul Daerah yang bersifat
Istimewa sehingga perlu diganti “
(Konsideran Menimbang Huruf C, UU 22/1999 tentang
Pemerintahan Daerah)
14. Kerangka Pikir Analisis Peraturan Perundang-Undangan yang
Mempengaruhi Dinamika Gampong/Desa dan Mukim
(Pascareformasi)
UUD 1945 Psl 18,18 A & B
Psl 18, 18 A & B
Psl 18 B (2)
UU 44/1999
UU 18/2001
UU 32/2004 UU 1/2015
UU 23/2014
UU 6/2014
UU 11/2006
UU SEKTORAL
UU 5/1960
UU 41/1999
GAMPONG
DAN
MUKIM
UU ?
15. Perbandingan Landasan Konstitusional
UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh, UU 6/2014 tentang Desa
dan UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah
UUD 1945 UU 11/2006 Tentang
Pemerintahan Aceh
UU 6/2014 Tentang Desa UU 23/2014 Tentang
Pemerintahan Daerah
Pasal 1 x x √
Pasal 1 ayat (1) √ x x
Pasal 4 x x √
Pasal 5 Ayat (1) √ √ √
Pasal 17 Ayat (1) & (3) x x √
Pasal 18 √ √ √
Pasal 18 A √ x √
Pasal 18 B Ayat (1) & (2) √ x √
Pasal 18 B Ayat (2) x √ X
Pasal 20 √ √ √
Pasal 22 D Ayat (2) x √ √
Pasal 22 E Ayat (2) x x V
Catatan : UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh memiliki sandaran konstitusional yang kuat, terutama Pasal 18
A, Pasal 18 B ayat (1) dan Pasal 18 B ayat (2) di bandingkan UU 6/2014 tentang Desa.
16. Jejak UU Desa
2005 : Pemerintah dan DPR bersepakat memecah UU 34/2004
tentang Pemda menjadi 3 UU : UU Pemda, UU Pilkadasung dan UU
Desa;
2007 : Pemerintah menyiapkan Nasakah Akademik dan RUU Desa;
Januari 2012 : Presiden menerbitkan Ampres dan menyerahkan
RUU Desa kepada DPR . Kemudian DPR membentuk Pansus RUU
Desa;
18 Desember 2013 : RUU Desa disahkan menjadi UU Desa dalam
Sidang Paripurna DPR;
15 Januari 2014 : UU Desa disahkan oleh Presiden dan diundangan
dengan No. 6 tahun 2014;
2017 : UU Desa, telah diatur lebih lanjut dalam PP, Permendagri,
Permendes DTT, Permenkeu, Perda , Perbup/Perwal dan
Perdes/Qanun Gampong.
17. Ketentuan Gampong dan Mukim
Menurut Peraturan Perundang-Undangan
(Sebagai Basis Implementasi Gerakan Revolusi Mental Berdesa di Aceh)
Gampong Rujukan Peraturan
Perundang-Undangan
Mukim Rujukan Peraturan Perundang-
Undangan
Unsur Wilayah Pasal 2 UU 11/2006 Unsur Wilayah Pasal 2 UU 11/2006
Lembaga Pemerintahan Pasal 115, 116, 117 UUPA.
Qanun Aceh No. 5 /2003
tentang Pemerintahan
Gampong yang sekarang
diatur dalam berbagai Qanun
Kabupaten/Kota tentang
Pemerintahan Gampong
Lembaga Pemerintahan Pasal 114 UUPA. Juga sesuai
dengan Qanun Aceh No. 4/2003
tentang Pemerintahan Mukim
yang sekarang diatur dalam
berbagai Qanun
Kabupaten/Kota tentang
Pemerintahan Mukim.
Tempat Kedudukan
Lembaga Adat (Keuchik,
Imeum Meunasah, Tuha
Peut)
Pasal 6 dan 7 UU No. 44/1999
dan Pasal 98 UU No. 11/2006.
Secara rinci juga diatur dalam
Qanun Aceh No. 9 /2008
tentang Penyelenggaraan
Kehidupan Adat dan Adat
Istiadat, Qanun Aceh No.
10/2008 tentang Lembaga
Adat
Tempat Kedudukan
Lembaga Adat (Imeum
Mukim , Imeum Chik, Tuha
Peut, Tuha Lapan, Panglima
Laot, Syahbanda, Haria
Peukan, Keujruen Blang,
Peutua Seuneubok, Pawang
Glee, Keuchik, Imeum
Meunasah, )
Pasal 6 dan 7 UU No. 44/1999
dan Pasal 98 UU No. 11/2006.
Secara rinci juga diatur dalam
Qanun Aceh No. 9 /2008
tentang Penyelenggaraan
Kehidupan Adat dan Adat
Istiadat, Qanun Aceh No.
10/2008 tentang Lembaga Adat
Kesatuan Masyarakat
Hukum
Pasal 1 Angka 20 UU 11/2006 Kesatuan Masyarakat
Hukum
Pasal 1 Angka 19 UU 11/2006
Kesatuan Masyarakat
Hukum Adat
Perda Prop Dista Aceh No.
5/1996
18. MEMAHAMI KONSEPSI WILAYAH PEMERINTAHAN DI ACEH
Menurut Peraturan Perundang-Undangan
(Sebagai Basis Implementasi Gerakan Revolusi Mental Berdesa di Aceh)
N
o
Susunan Wilayah
Pemerintahan
Wilayah
Otonom
Wilayah
Administratif
Wilayah
Kerja
Wilayah Adat
UU 11/2006 pasal 2 UU 11/2006, UU
23/2014, UU 6/2014
(Kesatuan Masyarakat
Hukum)
UU 11/2006, UU
23/2014, UU 6/2014
UU 11/2006,
UU 23/2014,
UU 6/2014
UU 11/2006, UU 23/2014,
UU 6/2014
Berdasarkan kekhususan
Aceh yang bersifat istimewa
Desentralisasi
dan/atau atau
Devolusi
Dekonsentrasi
dan/atau Delegasi
Hak Asal-Usul dan/atau Hak
Tradisional (Hak Bawaan)
1 Provinsi Aceh Ya
(Otonomi Khusus)
Ya Ya Tidak
2 Kab/Kota Ya
(Otonomi Daerah)
Ya Ya Tidak
3 Kecamatan Tidak Tidak Ya Tidak
4 Mukim Ya
(Otonomi Asli)
Ya Ya Ya
5 Gampong Ya
(Otonomi Asli)
Ya Ya Ya
19. KONSEKWENSI LOGIS MASING-MASING
KONSEPSI WILAYAH PEMERINTAHAN DI ACEH
Menurut Peraturan Perundang-Undangan
No Susunan
Wilayah
Pemerintahan
Konsekwensi
Wilayah
Otonom
Konsekwensi Wilayah
Administratif
Konsek
wensi
Wilayah Kerja
Konsekwensi
Wilayah Adat
1 Provinsi Aceh Qanun Aceh
Pergub
Surat Keputusan
Gubernur
Alokasi Dana
Adm Pemerintahan
Adm Pembangunan (RPJP, RPJM, RKP,
APBA, RTRW, Musrenbang)
Adm Kemasyarakatan
Alokasi Dana
Wilayah Kerja
Gubernur
Wilayah Kerja SKPA
2 Kab/Kota Qanun Kab/Kota
Perbup/Perwal
SK Bupati/Walikota
Alokasi Dana
Adm Pemerintahan
Adm Pembangunan (RPJP, RPJM, RKP,
APBK, RTRW, Musrenbang)
Adm Kemasyarakatan
Alokasi Dana
Wilayah Kerja
Bupati/Walikolta
Wilayah Kerja SKPK
3 Kecamatan Wilayah Kerja Camat
sebagai SKPK
4 Mukim Qanun Mukim
Peraturan Imeum
Mukim
SK Imeum Mukim
Alokasi Dana
Adm Pemerintahan
Adm Pembangunan (RPJP, RPJM, RKP,
APBM, RTRW, Musrenbang)
Adm Kemasyarakatan
Pemberdayaan Masyarakat
Alokasi Dana
Wilayah Kerja
Imeum Mukim
Wilayah Kerja
Perangkat
Mukim/Lembaga
Adat
Aturan Adat
(Hukum Adat &
Adat Istiadat)
Lembaga Adat
Peradilan Adat
5 Gampong Qanun Gampong
Peraturan Keuchik
Peraturan Bersama
Keuchik
SK Keuchik
Alokasi Dana
Adm Pemerintahan
Adm Pembangunan (RPJP, RPJM, RKP,
APBG, RTRW, Musrenbang)
Adm Kemasyarakatan
Pemberdayaan Masyarakat
Alokasi Dana
Wilayah Kerja
Keuchik
Wilayah Kerja
Perangkat Gampong
Aturan Adat
(Hukum Adat &
Adat Istiadat)
Lembaga Adat
Peradilan Adat
20. KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN LEMBAGA PEMERINTAHAN DI ACEH
Menurut UUD 1945 dan UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh
Presiden
Gubernur
Bupati/
Walikota
Imeum
Mukim
Keuchik
Camat
SK
SK
SK
SK
SK
Negara
Provinsi
Kabupaten/
Kota
Kecamatan
Gampong
Mukim
Satu Sistem
Pemerintahan
Adat
21. MEMAKNAI MUKIM-GAMPONG
Menurut UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh
dan UU 6/2014 tentang Desa
• Memaknai Mukim-Gampong sebagai Subjek Hukum UU
6/2014 tentang Desa
• Kedudukan dan Hubungan Mukim-Gampong menurut
UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh
• Model Desa dalam Konteks Mukim-Gampong Menurut
UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh dan UU
6/2014 tentang Desa
22. Ketentuan tentang Desa
Menurut Pasal 1 angka 1 UU No. 6/2014 tentang Desa
• Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa adalah
Kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas
wilayah yang berwenang utk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat
setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal-
usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan NKRI.
23. MEMAKNAI MUKIM-GAMPONG
Sebagai Subjek Hukum UU 6/2014 tentang Desa
• Gampong adalah sebutan desa di Aceh dalam bentuk tunggal ;
dimaknai satu desa (tidak seluruh konsep dan aturan tentang
desa = gampong);
• Mukim dapat dimaknai desa dalam bentuk jamak
(persekutuan/federasi/gabungan) gampong; persekutuan
beberapa desa. Menurut UU Desa dapat dimaknai juga sebagai
Kawasan Perdesaan dan Badan Kerjasama Antar Desa.
• Kesimpulan :
(1) Gampong dan Mukim adalah subjek hukum UU 6/2014
tentang Desa, baik diatur secara eksplisit maupun implisit;
(2) Pemerintah Aceh memiliki kewenangan prosedural untuk
menyesuaikan pedoman penyelenggaraan UU Desa dengan UU
11/2006 tentang Pemerintahan Aceh.
24. KEDUDUKAN DAN HUBUNGAN MUKIM-GAMPONG
Menurut UU No. 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh
• Gampong atau nama lain adalah kesatuan masyarakat
hukum yang berada di bawah mukim dan dipimpin oleh
keuchik atau nama lain yang berhak menyelenggarakan
urusan rumah tangga sendiri.
• Mukim adalah kesatuan masyarakat hukum di bawah
kecamatan yang terdiri atas gabungan beberapa gampong
yang mempunyai batas wilayah tertentu yang dipimpin oleh
imeum mukim atau nama lain dan berkedudukan langsung
di bawah camat.
• Kesimpulan : Kedudukan Gampong dan Mukim bersifat
Hierarki . Sedangkan hubungannya bersifat Federatif.
25. MODEL DESA DALAM KONTEKS MUKIM-GAMPONG
Menurut UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh
dan UU 6/2014 tentang Desa
• Model Desa terdiri dari : Desa Otonom, Desa Administratif dan
Desa Adat (Sutoro Eko,2014);
• Gampong dan Mukim adalah dapat disebut model desa
(tunggal atau jamak) sebagai desa otonom, desa administratif
dan desa adat sekaligus (model integrasi);
• Kesimpulan : Gampong dan Mukim adalah model desa yang
dapat disebut Hierarki-Integrasi-Federatif.
Catatan :
Desa Otonom, kewenangannya berbasis kewenangan skala lokal desa (asas
subsidiaritas);
Desa Administratif, kewenangannya berbasis penugasan oleh pemerintah atasan
(supra desa);
Desa Adat, kewenanganya berbasis hak asal-usul (asas rekognisi), yang wujud
implementasinya dilakukan bersama dengan gampong/desa lain dalam satu
wilayah mukim (federasi gampong/desa). Lihat slide ke-27.
26. Opsi Pembangunan Desa dalam UU Desa
(Singkronisasi dan Harmonisasi Mukim-Gampong)
Bab IX
Pembangunan Desa
Bab IX bagian ke-1
Pembangunan Lokal
Skala Desa (Desa
Membangun)
Bab IX bagian ke-2
Pembangunan
Kawasan Perdesaan
(Membangun Desa)
26
Pendekatan
Gampong
Pendekatan
Mukim
27. USULAN KONSEP PEMBAGIAN KEWENANGAN MUKIM-GAMPONG
Berdasarkan Kewenangan Hak Asal-Usul dan/atau Hak Tradisional
(Otonomi Asli) dengan Mempertimbangkan Urusan Pemerintahan
No Wilayah
Adat
Doktrik Basis
Kewenangan
Kategori
Kewenangan
Rancangan Pembagian Kewenangan untuk Mengatur
dan Mengurus Urusan Pemerintahan Berdasarkan
Asas Desentralisasi dan Dekonsentrasi (UU 11/2006 &
PP 3/2015) dengan Mengacu Kepada Hak Asal-Usul
dan/atau Hak Tradisionalnya (Hak Bawaan), Terutama
terkait Program Pemberdayaan dan Pembangunan
Berbasis Mukim-Gampong.
1 Mukim Mengatur Hubungan
Manusia dgn Alam
(Berbasis Ruang).
Keputusan melalui
Musyawarah Mukim
Sumber Daya
Alam (Kawasan
Lindung dan
Budidaya)
Bidang : (1) Kelautan & Perikanan, (2) Pertanian, (3)
Pangan, (4) Kehutanan , (5) PU & Penataan Ruang, (6)
Pertanahan, (7) Lingkungan Hidup, (8) Perhubungan, (9)
Pariwisata, (10) Energi & Sumber Daya Mineral, (11)
Perdagangan, (12) Perindustrian, (13) Penanaman Modal.
2 Gampong Mengatur Hubungan
Manusia dengan
Sesama (Berbasis
Orang). Keputusan
dapat melalui
Musyawarah
Gampong saja
Non Sumber
Daya Alam
(Kawasan
Hunian).
Mengutip
Sanusi, 2015
yang merujuk
El-Hakimy
1981, Rusdi
1987 & Djuned
2004
Bidang : (1) Pendidikan, (2) Kesehatan, (3) Perumahan &
Permukiman, (4) Ketentraman & Ketertiban Umum serta
Perlindungan Masyarakat, (5) Sosial, (6) Tenaga Kerja, (7)
Pemberdayaan Perempuan & Perlindungan Anak, (8)
Kependudukan & Catatan Sipil, (9) Pemberdayaan
Masyarakat dan Gampong, (10) Pengendalian Penduduk &
KB, (11) Komunikasi & Informatika, (12) Koperasi, Usaha
Kecil & Menengah, (13) Kepemudaan & Keolahragaan, (14)
Statistik, (15) Persandian,
(16) Kebudayaan, (17) Perpustakaan, (18) Kearsipan,
(19) Transmigrasi.
28. Contoh Struktur
Pemerintahan Mukim
(Berdasarkan Beberapa Qanun Kab/Kota tentang Pemerintahan Mukim)
Musyawarah
Mukim
Imeum
Mukim
Imeum
Chik
Tuha
Peut
SekretarisTuha
Lapan
Panglima
Uteun
Peutua
Seuneubok
Keujruen
Blang
Haria Peukan Peutua
Krueng
Panglima
Laot
Keuchik
+ Imeum
Meunasah
❶ ❷ ❸ ❹ ❺ ❻
Keuchik
+ Imeum
Meunasah
Keuchik
+ Imeum
Meunasah
Keuchik
+ Imeum
Meunasah
Keuchik
+ Imeum
Meunasah
Keuchik
+ Imeum
Meunasah
Keuchik
+ Imeum
Meunasah
29. Contoh Struktur
Pemerintahan Gampong
(Berdasarkan Beberapa Qanun Kab/Kota tentang Pemerintahan Gampong)
Musyawarah
Gampong
Keuchik
Imeum
Meunasah
Tuha
Peut
SekretarisTuha
Lapan
Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Kepala
Urusan
Kepala
Urusan
Kepala
Urusan
Ketua
Pemuda
Kepala
Dusunc
Kepala
Dusun
Kepala
Dusun
Kepala
Dusun
Kepala
Dusun
30. Struktur Organisasi dan Tata Kerja (SOTK)
Pemerintah Desa
(Berdasarkan Permendagri No. 84/2015 tentang SOTK Pemerintah Desa)
Kepala Desa
Sekretariat
Desa
Kepala Seksi Kepala Seksi Kepala Seksi
Kepala
Urusan
Kepala
Urusan
Kepala
Urusan
Kepala
Dusun
Kepala
Dusun
Kepala
Dusun
Kepala
Dusun
Kepala
Dusun
31. CATATAN KRITIS IMPLIKASI UU DESA DI ACEH
• UU Desa berimplikasi serius dan mengkhawatirkan , terutama terkait
ketentuan UU tentang Gampong, Mukim dan Adat di Aceh, baik
terkait benturan pengaturan maupun terganggunya hubungan
Mukim-Gampong , termasuk hubungan Mukim-Gampong dengan
Pemerintah Kab/Kota dan Pemerintah Aceh;
• Pemerintah Aceh mesti membuat aturan pelaksana UU Desa secara
khusus untuk diberlakukan di Aceh, baik berbentuk Qanun Payung
ataupun Pergub dalam rangka singkronisasi dan harmonisasi dengan
UU 11/2006 tentang Pemerintahan Aceh. Artinya UU Desa tidak
secara mutlak berlaku di Aceh, tapi dengan mengacu pada UU
11/2006 tentang Pemerintahan Aceh.
• Pendampingan Program Pemberdayaan Masyarakat di Aceh mesti
dilakukan dengan mempertimbangkan kawasan berbasis Mukim
(Gabungan/Persekutuan/Federasi Gampong)
33. NO KABUPATEN/KOTA
LUAS WILAYAH (Km2) JUMLAH KECAMATAN JUMLAH MUKIM JUMLAH GAMPONG
1 2 3 7 8 9
1 ACEH SELATAN 3.84160 18 43 260
2 ACEH TENGGARA 4.23143 16 51 385
3 ACEH TIMUR 6.28601 24 58 513
4 ACEH TENGAH 4.31839 14 20 295
5 ACEH BARAT 2.92795 12 32 322
6 ACEH BESAR 2.96900 23 68 604
7 P I D I E 3.08695 23 94 727
8 ACEH UTARA 3.23686 27 67 852
9 SIMEULUE 2.05148 10 29 138
10 ACEH SINGKIL 2.18500 11 16 116
11 BIREUEN 1.90120 17 75 609
12 ACEH BARAT DAYA 1.49060 9 20 132
13 GAYO LUES 5.71958 11 25 136
14 ACEH JAYA 3.81299 9 21 172
15 NAGAN RAYA 3.36372 10 30 222
16 ACEH TAMIANG 1.95672 12 27 213
17 BENER MERIAH 1.45409 10 27 232
18 PIDIE JAYA 1.07360 8 34 222
19 BANDA ACEH 6,136 9 17 90
20 SABANG 15,300 2 7 18
21 LHOKSEUMAWE 18,106 4 9 68
22 LANGSA 26,241 5 6 66
23 SUBULUSSALAM 1.39100 5 8 82
J U M L A H 57.95600 289 784 6.474 33
Jumlah Gampong/Desa dan Mukim (Federasi
Gampong/Desa) di Aceh, 2017
34. Aceh
Kab/
Kota
Keca-
mata
n
MU
KIM
Gam
pong
Gam
pong
Gam
pong
Skala Peta Makin Besar
Detil Ruang Makin TInggi
Hirarkhi & Detil Ruang di Aceh
Pola Ruang
Struktur Ruang
Keterpaduan+Hamonisasi
Hutan : Panglima Uteun
Kebun : Petua Seuneubok
Laut/pantai : Panglima Laot
Lhok
Sawah : Keujreun Blang
Sungai : Peutua Krueng
Tambak : ?????
Pereweran/Padang Meurabe :
?????
35. Status Gampong/Desa di Aceh
berdasarkan Indeks Desa Membangun
Desa Tertinggal
=
?
Desa
Berkembang
=
?
Desa Maju =
?
Desa Mandiri
= ?
Desa Sangat
Tertinggal =
?
Aceh : 6.474
Gampong/Desa
(2017)
36. Memaknai Tujuan Berdesa dan
Gampong Berdaya
Tujuan Berdesa
1. Desa Bertenaga Secara
Sosial;
2. Desa Berdaulat Secara
Politik;
3. Desa Mandiri Secara
Ekonomi;
4. Desa Bermartabat Secara
budaya
Gampong Berdaya
1. Berdaya Secara Spiritual;
2. Berdaya Secara Pengetahuan
dan Kearifan;
3. Berdaya Secara Budaya;
4. Berdaya Secara Sosial;
5. Berdaya Secara Ekonomi;
6. Berdaya Secara Politik;
7. Berdaya Secara Ekologi;
Memaknai Tujuan Berdesa (Konteks Nasional) dan Gampong Berdaya (Konteks
Aceh) Sebagaimana Tersebut di Atas dapat Dianggap Sebagai Imaji Mental Baru
Berdesa di Aceh
37. Salah Satu Sandingan Pendekatan Pemberdayaan Masyarakat Aceh
berbasis Mukim-Gampong dengan Prinsip Pembangunan
Berkelanjutan (Sosial-Ekonomi-Ekologi)
Diadopsi dengan Modifikasi Model Brundtland Report, 1987
Berdaya
Secara
Sosial
Berdaya
Secara
Ekologi
Berdaya
Secara
Ekonomi
Pemberdayaan
Masyarakat
38. Salah Satu Kerangka Pendekatan Pendampingan Gampong
Pascatsunami di Aceh Menuju Gampong Berdaya
Pasca Gempa dan Tsunami 2004
39. 39
Salah Satu Contoh Peta Gampong/Desa di Aceh
yang Pernah Kami Fasilitasi (2006) --JKMA dan YRBI --
40. Faktor-Faktor Kunci yang Mempengaruhi Keberlanjutan dan
Keberhasilan Pendampingan Mewujudkan
Tujuan Berdesa dan Gampong Berdaya
1. KEPEMIMPINAN Gagasan (Kreatif dan Solutif) dan Tindakan
(Teladan);
2. KEPUTUSAN berdasarkan Musyawarah-Mufakat
(Konsensus);
3. KELEMBAGAAN memiliki tugas dan fungsi jelas,
berkapasitas dan solid (inter dan antar lembaga);
4. KOMUNITAS Mukim-Gampong yang solid dan partisipatif;
5. KEBIJAKAN yang adil dan memihak masyarakat;
6. KEUANGAN yang otonom, transparan dan akuntabel;
7. KOLABORASI (Tindakan Kerjasama) Multipihak, Multiaktor
dan Multisektor
42. Transformasi Model Pendekatan Pemberdayaan
Masyarakat , Gampong dan Mukim di Aceh
Kelompok Gampong Mukim Gampong
Gampong
Gampong
Model 1 Model 2 Model 3
Kelp
Kelp
Kelp
Kelp
Kelp
Kelp
Kelp
Kelp
Kelp
43. SRATEGI INTERVENSI PROGRAM PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DI ACEH BERBASIS MUKIM-GAMPONG
(Diadopsi dengan Modifikasi Model Roem Topatimasang, 2014)
Biaya Produksi
Beban Hidup
Biaya Rumah Tangga
Potensi Bencana &
Konflik
TURUNKAN
Tabungan Meningkat
Investasi Meningkat
Mandiri
Sejahtera
MASYARAKAT
NAIKKAN
Volume Usaha
Nilai Produksi
Pendapatan
44. Kerangka Kerjasama
Program Pemberdayaan Masyarakat di Aceh
PERENCANAAN
PROGRAM
MELALUI
MUSYAWARAH
MUKIM-
GAMPONG
TRANSFORMASI
KEBIJAKAN
TRANSFORMASI
SOSIAL
PEMERINTAH
KOMUNITAS
TINDAKAN
BERSAMA
(KOLABORASI)
45. Bentang Alam (Tapak) :
Pendekatan Wilayah Kelola Mukim
dan Lembaga Adat Pengelolanya
Uteun (Hutan) Panglima Uteun
Seuneubok Peutua Seuneubok
Krueng (Sungai) Peutua Krueng
Blang (Sawah) Keujruen Blang
Neuheun (Tambak) ? ? ?
Laot (Laut) Panglima Laot
46. Bentang Alam (Tapak) :
Pendekatan Wilayah Kelola Adat
Masyarakat dan Lembaga Adat
Pengelolanya
Bur Perutenen
Peruweren
Aih Aunen
Blang Penjemuren
Pembagian Kawasan Adat
di Kabupaten Gayo Lues
48. Konsep Pengembangan Kawasan/Klaster Perikanan
Budidaya berbasis Mukim-Gampong di Aceh
(Keterkaitan Usaha Hulu-Hilir dalam Meningkatkan Produktifitas dan
Daya Saing Komoditi Unggulan)
Unit Usaha
Produksi
(Pembesaran Ikan)
Unit Usaha
Pendukung Proses
Produksi
Pembenihan
Pendederan
Toko Saprodi
(Pakan, Obat2an,
Dll)
Unit Usaha
Distribusi &
Pemasaran
Pengangkutan
Pedagang
Pengumpul,
Pedagang Besar
Rumah
Makan/Restoran
Unit Usaha
Pengolahan
Unit Usaha Jasa Pendukung : Penelitian dan Pengembangan,
Pelatihan,
49. 7
LANGKAH
REVITALISASI
PERIKANAN
BUDIDAYA
Pemetaan Masalah di Kawasan Perikanan Budidaya
Perumusan Solusi Intervensi (Revitalisasi)
Pemetaan Kawasan dan Lahan Perikanan Budidaya
Pemetaan Sarana dan Prasarana
Penyusunan ID Tambak
Fasilitasi Penataan dan Penguatan Kelembagaan
Fasilitasi Penguatan Kapasitas Pembudidaya
(Bimbingan Teknis, , Magang, Studi Banding,dll)
Fasilitasi Penyusunan Dokumen Rencana Investasi
Jangka Menengah (RPIJM) Periode 5 Tahun
Fasilitasi Akses Permodalan
Fasilitasi Penyusunan Dokumen SID dan DED
Desain Teknis Sarana dan Prasarana
Fasilitasi Penataan & Rehabilitasi Sarana/Prasarana
Fasilitasi Penyediaan Agro Input dan Teknologi
Produksi dan Pendampingan
Audit CBIB (Cara Budidaya Ikan yang Baik)
Fasilitasi Penyediaan Teknologi Panen & Pascapanen
Fasilitasi Akses Pasar
PEMETAAN MASALAH
DAN SOLUSI
PEMETAAN KAWASAN
DAN LAHAN
PENGUATAN
KELEMBAGAAN
PENYUSUNAN RPIJM
DAN AKSES MODAL
PENATAAAN SARANA
DAN PRASARANA
AGRO INPUT DAN
PRODUKSI
PASCAPRODUKSI
(PANEN & PASCAPANEN)
1
2
3
4
5
6
7
Rancangan Tahapan
Pengembangan Kawasan Komoditi Unggulan
Perikanan Budidaya berbasis Klaster Mukim di Aceh
51. Kawasan Komoditi Unggulan
Perikanan Budidaya Berbasis
Mukim adalah
Perpaduan Konsep Klaster
dan Adat
(Belajar dari Praktik Baik di
Sawah/Blang)
KESIMPULAN:
52. Kerangka Kerja Keberlanjutan Pengembangan
Komoditi Unggulan Perikanan Budidaya
berbasis Klaster Mukim di Aceh
(Modifikasi Refleksi Pengalaman 40 tahun LPTP,
Ahmad Mahmudi: 2016
(1)
Percontohan
(Membangun
Inisiasi)
(2)
Penyempurnaan
(Melahirkan
Model)
(3)
Pengembangan
(Perluasan di
Kawasan
Sekitar)
(4)
Replikasi
(Terapan
di
Kawasan
Terpisah)