Dokumen tersebut membahas tentang evaluasi diri bagi perawat yang bertujuan untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan diri serta cara melindungi pasien. Evaluasi diri dilakukan secara berkala secara formal maupun informal untuk mempertahankan kualitas asuhan keperawatan. Dokumen juga membahas tanggung jawab etis perawat terhadap peralatan rumah sakit dan cara menghadapi asuhan keperawatan yang buruk.
2. Hubungan erat dg pengembangan karir, aspek
hukum dan pendidikan berkelanjutan
Evaluasi diri bertujuan:
- dapat diketahuinya kelemahan, kekurangan
dan kelebihan diri sbg praktisi
- cara untuk melindungi pasien dari pemberian
perawatan yg buruk
- agar menjadi perawat yg kompeten dlm
memberikan asuhan keperawatan
Evaluasi dirisesuatu yg tidak mudah, dilakukan
secara periodik,
3. Tujuan mempertahankan konsistensi kualitas
asuhan keperawatan yg tinggi sebagai tanggung
jawab etis.
Dilakukan secara formal maupun informal
Informal saling mengamati perilaku sesama
rekan, biasanya cenderung subjektif thd teman
dekat. Pemberian teguran halus / memanggil
dan memberi contoh yang benar mengubah
perilaku. Bila 2 x melakukan, beri info pd rekan
yg salah tsb. Bila menyangkal, beri info kpd
pengawas atas sepengetahuan rekan tsb.
4. Formal evaluasi berdasar standar praktik
keperawatan dan kriteria hasil. Dilakukan
dengan cara : konferensi, wawancara dg
pasien atau staf, observasi langsung pasien,
audit berdasar catatan pasien.
5. Kebiasaan mengutip (pilfering) barang2 kecil
dianggap sebagian orang bukan mencuri.
Kebiasaan mengutip akan merugikan institusi
dan pasien secara etis tidak dibenarkan
Tenaga perawat mempunyai tanggung jawab
terhadap peralatan dan barang di tempat
kerja.
6. Bila pasien atau orang lain meminta pendapat
perawat tentang dokter mana yang paling
baik perawat sebaiknya memberikan
informasi beberapa dokter.
Perawat tidak boleh memberikan kritik-
kritiknya tentang dokter kepada pasien
Bila pasien tetap bertanya kemukakan
sebagai pilihan pribadi perawat saja
Bila perawat tidak tahu kepada siapa untuk
dirujuk, sebaiknya perawat tidak mengambil
keputusan.
7. Ellys & Hartley (1980) menjelaskan langkah2
saat perawat menghadapi asuhan yang buruk:
1. Kumpulkan informasi yg lengkap dan absah
2. Ketahui sistem kekuasaan dan tanggung
jawab tempat kerja, baik formal atau
informal.
3. Bawa permasalahan kepada pengawass
terbawah.
8. Pendekatan lainnya dg cara :
- Sukarelawan menjadi tim panitia penilai
kelompok
- Gunakan sistem informal, diskusikan
permasalahan dengan orang yg dipercaya
mempunyai pengaruh dlm sistem.
- Jalur formal diskusi dg pengawas terbawah,
bila tidak berhasil lanjut ke pengawas tertinggi
atau dewan direksi
- Bila tidak bisa juga mengundurkan diri karena
akan selalu konflik dg standar etik dan nilai
pribadi.
9. Hasil penelitian Sciortino (1992) pertentangan
antara peran formal dan aktual perawat
Perawat dituntut mampu melakukan pekerjaan
yang bukan menjadi kewenangannya, cth :
pengobatan
Perawat dlm posisi sulit terutama saat bertugas
di daerah perifer
Resiko ketidakcukupan pengetahuan ilmu
biomedis kesalahan (cth: penegakkan diagnosis
yg tdk tepat, penggunaan antibiotik yg tdk
benar, injeksi yg tdk sesuai prosedur)