Dokumen tersebut membahas mengenai influencer marketing sebagai strategi pemasaran digital di era modern. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain pengaruh besar influencer dalam mempengaruhi minat beli konsumen, dan banyak perusahaan yang menggunakan jasa influencer untuk promosi produknya karena tingginya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap rekomendasi dari influencer. Selain itu, dokumen juga menjelaskan peranan sosial media influencer dalam

1. 112
Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-
Concept, Basel, Switzerland. This article is an open access
article distributed under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution.
https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id
Proceedings
E – ISSN :
ISBN :
Halaman : 112-117
INFLUENCER MARKETING SEBAGAI STRATEGI PEMASARAN DIGITAL ERA
MODERN : STUDI LITERATURE
Deni hermawan1
, Indra Maulana2
, Ela Laela3
1,2,3STIE DR KHEZ Muttaqien
Email : denih1799@gmail.comi1
ndra.maulana@gmail.com2
elaakbar75@gmail.com3
Abstrak : Pada saat ini salah satu factor keberhasihan pemasaran di
media social yaitu menggunakan Influencer Marketing.Inluencer
Marketing sendiri yaitu seseorang atau individu yang memiliki
pengaruh terhadap audiens tertentu untuk menjadi bagian promosi
produk dengan tujuan meningkatkan jangkauan,penjualan, dan
hubungan dengan konsumen. Penelitian ini bertujuan untuk
menyajikan terkait influencer marketing sebagai strategi
pemasaran digital. Penelitian ini menggunakan metode tinjuan
literature sistematis. Data penelitian di peroleh melalui pencarian
internet pada beberapa jurnal yang terkait terbitan tahun 2011 –
2020. Jumlah jurnal yang di analisis sebanyak 14 jurnal. Hasil dari
penelitian ini menunjukan bahwa menggunakan influencer
marketing pada saat ini berpengaruh positif sebagai strategi
pemasaran digital serta bisa memangkas pengeluaran biaya yang
diginakan untuk promosi. Selain itu influencer marketing juga
dapat meningkatkan citra merek (Brand image) secara efektif.
Published: 28 Februari 2022
Publisher’s Note: Eqien -
Concept stays neutral with regard
to jurisdictional claims in
published maps and institutional
affiliations.
Kata Kunci Influencer Marketing, Media social, Pemasaran
INTRODUCTION
Revolusi industry 4.0 memberikan
pengaruh besar, terhadap dinamika sosial yang
sering dikaitkan dengan berbagai perubahan
secara regular. Teknologi informasi internet
sebagai bagian dari teknologi tersebut dapat
memberikan manfaat positif ataupun negativ
tergantung bagaimana individu tersebut
menggunakannya. Pada saat ini individu
pengusaha sering memanfaatkan teknologi
seperti sosial media yang merupakan bagian dari
strategi pemasaran digital melalui bantuan
influencer marketing untuk mempromosikan
produk yang dimiliki setiap perusahaan yang
menjalankan usahanya. Dari kondisi tersebut
penyebaran konten sangat berpengaruh besar
terhadap naiknya tingkat penjualan pada suatu
produk, terlebih di era digital seperti ini e-
comerce secara signifikan meningkatkan
aktivitas jual beli, karena mudahnya masyarakat
mengakses informasi mengenai produk yang
mereka inginkan. Maraknya aktivitas jual beli di
e-commerce di Indonesia salah satunya

2. 113
Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-
Concept, Basel, Switzerland. This article is an open access
article distributed under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution.
https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id
disebabkan oleh penyebaran konten branding
yang dilakukan oleh sosial media influencer.
Sosial Media adalah sebuah wadah yang
memungkinkan manusia berinteraksi secara
online tanpa dibatasi ruang dan waktu. Sosial
Media memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap perubahan soaial di masyarakat,
khususnya di generasi milenial. Pengguna
internet di Indonesia pada rentan usia 15 – 19
tahun mencapai 91%, lalu pada rentan usia 20 –
24 tahun sebesar 88,5%, 25 – 29 tahun sebesar
82,7%, 30 – 34 tahun sebesar 76,5%, dan 35 – 39
tahun sebesar 68,5%.
Influencer marketing adalah proses
mengidentifikasi dan mengaktifkan individu-
individu yang memiliki pengaruh terhadap target
audiens tertentu untuk menjadi bagian dari
kampanye produk dengan tujuan peningkatan
jangkauan, penjualan , dan hubungan dengan
konsumen” (Sudha & Sheena, 2017:6)
Pemanfaatan Influencer marketing yang
semakin diminati memegang peranan penting
dalam promosi. Penggunaan Influencer
marketing efektif mendorong konsumen untuk
membeli produk saat itu juga. 49% konsumen
bergantung pada rekomendasi Influencer untuk
keperluan keputusan pembelian dan pencarian
google Influencer marketing mencapai 1500%
dalam tiga tahun terakhir (www.ekrutmedia.com
21 Maret 2020).
Pada era revolusi industri saat ini siapapun
dapat meng-influence orang banyak, bahkan
mereka bisa menjadi trendsetter, yang artinya
semua orang memungkinkan untuk dapat menjadi
pusat perhatian orang banyak. Hal itu sering kali
disebut dengan konsep microcelebrity, yaitu gaya
baru online performance yang melihat tindakan
peningkatan popularitas melalui teknologi web
seperti video, blog, situs jejaring sosial (Senft,
2011).
Fenomena sosial media influencer yang
sedang marak saat ini memberikan pengaruh
yang besar terhadap pola konsumsi masyarakat.
Besarnya konsumsi masyarakat akan produk
yang dipromosikan oleh sosial media influencer
sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi digital. Hal ini didukung dengan tingkat
kepercayaan terhadap sosial media sebanyak
51% pada tahun 2018 (Edelmen, 2018).
Kepercayaan yang dibangun oleh sosial media
influencer dengan para pengikutnya tersebut
menyebabkan konsumsi akan suatu brand
meningkat.
Dari branding yang dilakukan oleh sosial
media influencer terdapat pengaruh kuat antara
promosi yang mereka lakukan terhadap minat
minat beli konsumen, dimana influencer
meningkatkan minat pembelian sebesar 89,7%
(Astuti, 2016). Karena tingginya pengaruh
tersebut, banyak perusahaan menggunakan
influencer untuk meningkatkan engagemend dari
produk yang dijual. Daya tarik yang dimunculkan
influencer berdasarkan kredibilitas, kemampuan
komunikasi, dan tingginya atensi public terhadap
influencer tersebut yang diamati dari banyaknya
jumlah pengikut di media sosial mereka dapat
meningkatkan pengenalan produk kepada
masyarakat luas serta tingkat pemasaran.
Dari data tersebut maka penelitian ini
bertujuan mengetahui bagaimana cara influencer
marketing melakukan pemasaran digital di era
modern.
MATERIALS & METHODS
Penelitian ini menggunakan SLR
(Systematic literature review) atau bisa disebut
metode tinjauan Pustaka dengan mendefinisikan,
menilai, dan menginterpretasikan hasil-hasil
penemuan atau topik penelitian yang dimaksud
untuk menjabarkan. Metode studi literature ini
dilakukan dengan mempelajari 14 judul artikel
jurnal yang berhubungan dengan influencer
marketing sebagai strategi pemasaran digital di
era modern terbitan tahun 2011-2020.

3. 114
Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-
Concept, Basel, Switzerland. This article is an open access
article distributed under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution.
https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id
RESULT AND DISCUTION
Eksistensi Microcelebrity dan Perannya
Sebagai Social Media Influencer
Perkembangan teknologi di bidang
media komunikasi semakin memudahkan orang
saat ini untuk lebih mengembangkan potensinya,
terutama dalam bentuk ekspresi diri. Seiring
dengan meningkatnya jumlah pengguna media
sosial akibat kemajuan teknologi , kondisi
munculnya microstars semakin mudah
ditemukan. Sebagai proses dan teknik yang
membantu mengubah seseorang menjadi selebriti
(Sadasri, 2017).
Pengguna internet di Indonesia pada
tahun 2018 mencapai 171.176.716 jiwa dengan
pertumbuhan sebesar 27.916.716 dari tahun
2017. Sebanyak 24,7% menggunakan internet
untuk berkomunukasi lewat pesan dan 18,9%
digunakan untuk social media seperti Facebook,
Twitter, dan Youtube (APJII, 2018). Lebih dari
setengah pengguna internet untuk tujuan
komunikasi di Indonesia berumur 19-34 tahun
(49,52%). Pengguna tersebut biasanya disebut
kaum milenial atau generasi Y dan Z yang
memiliki tingkat ketergantungan yang tinggi
terhadap dunia digital sejak mereka lahir dan
digunakan untuk menghimpun berbagai macam
opini serta mempengaruhi audiens
(Nurhandayani dkk,2019)
Usia
Pengguna
Internet
Bukan
Pengguna
Internet
10-14 66,2 33,8
15-19 91 9
20-24 88,5 11,5
25-29 82,7 17,3
30-34 76,5 23,5
35-39 68,5 31,5
Tabel I
Pengguna Internet
Tahun 2018 Berdasarkan Umur (%)
Berdasarkan tabel di atas maka eksistensi
microcelebrity sangat terfasilitasi. Hal ini di
perkuat oleh Miller (2011), dimana hampir 40%
dari seluruh video online ditonton di Youtube dan
1
/3 populasi Amerika menunjukan adanya
konsentrasi audiens online kedalam sejumlah
situs. Setiap social media memiliki daya tarik
tersendiri tergantung dari cara para penyedia
informasi menempatkan konten dan target
audiens yang ingin didapatkan. Adanya
monetisasi dalam konten mempengaruhi
bagaimana cara microcelebrity untuk
menunjukan eksistensinya.
Tingginya pengaruh monetisasi di
manfaatkan oleh para penyedia jasa layanan jual
beli untuk menggunakan microcelebrity. Mereka
memanfaatkannya untuk mempromosikan
dagangannya. Umumnya microcelebrity ini
dianggap sebagai influencer di social media
tertentu. Hal ini disebabkan para influencer
memiliki kemampuan untuk membangun
komunitas sebagai alat mempromosikan suatu
produk dengan cara promosi yang mereka miliki.
Sebuah survey statistik dari majalah Forbes
mengungkapkan bahwa 92% konsumen lebih
percaya kepada influencer dibandingkan iklan.
Kebutuhan akan adanya promosi oleh social
media influencer salah satunya disebabkan oleh
jumlah pembeli online di Indonesia yang tiap
tahun meningkat. Peningkatan ini menjadi ladang
bagi para penjual untuk memasarkan produknya
secara online, dengan bantuan influencer, public
relation and communication manager, pada
tahun 2018 jumlah pembeli onlie mecapai 11,9%

4. 115
Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-
Concept, Basel, Switzerland. This article is an open access
article distributed under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution.
https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id
dari total dari total populasi yang ada di Indonesia
dan mengalami peningkatan yang pesat dimana
pada tahun 2016 mencapai 9,6% dan tahun 2017
mencapai 10,7%. Tingginya persentase pengguna
ini menunjukan bahwa di era digital ini
pemasaran telah bergeser dari tradisional ke
virtual (Smith, 2017).
Pada penelitian mengenai Pengaruh Promosi
Online Terhadap Minat Beli Konsumen oleh
Astuti (2016), influencer mempengaruhi minat
beli sebesar 89,7%. Hasil penelitian tesebut
menunjukan bahwa suatu konten yang bersifat
komersil didukung oleh adanya influencer
dengan teknik penawaran dan penjualan tertentu,
maka akan menghasilkan dampak yang signifikan
pada persepsi pembeli mengenai suatu barang
atau brand tertentu (Booth dan Matic,2011)
Saat ini banyak sekali situs layanan jual beli
online (e-commerce) di Indonesia. Dari seluruh
pengguna internet selama tahun 2018, sebanyak
46,6% pernah menungjungi e-commerce dengan
konsentrasi pengguna di tampilkan pada tabel
berikut.
E-commerce
Jumlah
pengungjung
(%)
Shopee 11,2
Bukalapak 8,4
Lazada 6,7
Tokopedia 4,3
Traveloka 2,3
Lainnya 13,2
Tidak pernah
membuka e-
commerce
53,4
Tabel II
Konten e-commerce yang sering
diginakan untuk pembelian secara online
tahun 2018.
Dari survey yang dilakukan APJII (2018)
tersebut salah satu e-commerce menggunakan
influencer selama periode promosi untuk
meningkatkan minat pemjualan. Hasilnya tingkat
pembelian meningkat secara signifikan selama
promosi berlangsung dengan kenaikan jumlah
transaksi mencapai 3,22%.
Pengaruh Influencer di Dunia Digital
Keterikatan influencer dengan followers
Timbulnya engagement antara influencer
dan flollowers terjadi karena komunikasi yang
dibangun secara konsisten oleh influencer dengan
reputasi yang cocok dengan produk yang
ditawarkan. Terdapat tiga aspek yang dilihat dari
seorang influencer, yaitu Reach yang
menunjukan jumlah followers yang dimiliki
influencer, kemudian Resonance yang
memperlihatkan tinggkat keterikatan followers
dengan konten yang dibuat oleh influencer,
seperti seberapa aktif followers membagikan lagi
kontan yang ditampilkan oleh influencer, yang
ketiga yaitu Relevance yang menggambarkan
kesamaan nilai-nilai yang diyakini influencer dan
brand image produk. Kesamaan tersebut juga
dapat berupa konten yang ditampilkan influencer
dengan memperhatikan value, budaya, dan
demografis yang sesuai dengan target brand
tersebut (Solis, 2012)
Dengan adanya tiga aspek tersebut
bawasanya influencer memiliki kekuatan untuk
mempengaruhi, menggiring opini, dan sikap

5. 116
Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-
Concept, Basel, Switzerland. This article is an open access
article distributed under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution.
https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id
followers secara online melalui social media, oleh
karena itu influencer dapat sangat berdampat
pada citra suatu produk ataupun brand (Evalina
dan Handayani, 2018)
Kredibilitas
Umumnya seorang influencer memiliki
tiga peran utama, diantaranya adalah to inform, to
persuade, dan to entertain, Fungsi to inform
berkaitan dengan adanya e-commerce bertujuan
menginformasikan suatu produk atu brand ke
audiens sehingga mereka tertarik membeli
produk tersebut. Dari adanya fungsi to persuade,
influencer berusaha meyakinkan audiens
menerima sudut pandangnya, sedangkan to
entertain berfungsi untuk menghibur sehingga
konten yang disediakan bersifat persuasive dan
pesan yang ingin disampaikan dari produk tau
brand dapat diterima dengan baik (Sugiharto
dkk,2018).
Kredibilitas yang dimiliki influencer
dalam mempromosikan suatu produk
menyebabkan meningkatkan pada brand
awareness masyarakat akan suatu produk atau
brand, sehingga dapat mendatangkan calon
konsumen terlebih bila followers dari influencer
terlibat secara aktif dalam membatu pemasaran
sehingga dapat mempengaruhi tingkat penjualan
produk kepada konsumen secara efektif (Evelina
dan Fitrie, 2018).
CONCLUSION
Tingkat penggunaan internet tiap tahunnya
meningkat memfasilitasi microcelebrity
untuk menunjukan dirinya melalui konten
yang ia posting di internet. Hal ini di perkuat
dengan penggunaan internet untuk
komunikasi dan social media. Microcelebrity
umumnya dianggap sebagai influencer yang
memiliki kemampuan membangun
komunitas untuk mempromosikan suatu
produk dengan fungsi yang merka miliki.
Dari adanya fungsi yang mereka miliki pada
tahun 2016 penelitian yang dilakukan oleh
Astuti, influencer mempengaruhi minat beli
sebesar 89,7%. Ini menunjukan bahwa pada
era digital ini pemasaran melalui influencer
berpengaruh signifikan, selain itu dapat
meningkatkan citra merek (Brand image)
secara efektif.
REFERENSCES
APJII. 2018. Penetrasi dan Profil Perilaku
Pengguna Internet Indonesia. Laporan
Survei. Jakarta: Indonesian Internet
Service Provider Association.
Astuti, R.L. M. B. 2016. Pengaruh Promosi
Online dan Celebrity Endorser terhadap
Minat Beli Konsumen Tas Online Shop
Fani House. Skripsi. Semarang:
Universitas Diponegoro.
AS. Lengkawati. Pengaruh Influencer
Marketing Terhadap Keputusan
Pembelian. Diakses dari
www.ekrutmedia.com 21 Maret 2020
Booth dan Matic, J. A. 2011. Mapping and
Leveraging Influencers in Social Media to
Shape Corporate Brand Perceptions.
Corporate Communications. Vol 16 (3):
184 - 191.
Edelman. 2018. Tingkat Kepercayaan Publik
Terhadap Media Sosial/Mesin Pencari dan
Jurnalis (2012-2018).
Evelina, L. W. dan F. Handayani.2018.
Penggunaan Digital Influencer dalam
Promosi Produk (Studi Kasus Akun
Instagram @bylizzieparra). Warta ISKI.
Vol 01 (01): 71-82.
Forbes, 2016. Influencers are the New Brands.
Diakses dari forbes.com tanggal 10
Januari 2022 pukul 09.30 WIB
Miller, Vincent. (2011). Understanding Digital
Culture. New Delhi: Sage.
Nurhandayani A., R. Syarief, dan M. Najib.
2019. The Impact of Social Media
Influencer and Brand Images to Purchase
Intention. Journal of Applied
Management (JAM). Vol 17 (4): 650-662.

6. 117
Copyright: © 2022 by the authors. Licensee Eqien-
Concept, Basel, Switzerland. This article is an open access
article distributed under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution.
https://eqien-concept.stiemuttaqien.ac.id
Sadasri, L.M. 2017. Selebriti Mikro di Media
Baru Kajian Presentasi Diri Dalam Vlog
Selebriti Mikro. Jurnal Penelitian
Komunikasi dan Opini Publik. Hal 167-
181.
Senft, Theresa M. 2011. Camgirls: Celebrity &
Community In The Age of Social
Networks. New York: Peter Lang.
Smith dan Daniel R. 2017. The Tragedy of Self
in Digitised Popular Culture: The
Existensial Consequences of Digital
Fame on YouTube. SAGE Journals:
Qualitative Research. 1-16.
Solis, B. 2012. The Rise of Digital Influence.
Diakses dari https://techcrunch.com/
Sugiharto, S.A. dan M. R. Ramadhana. 2018.
Pengaruh Kredibilitas Influencer terhadap
Sikap pada Merek (Studi pada Mahasiswa
Fakultas Komunikasi dan Bisnis
Universitas Telkom). Jurnal Ilmu Politik
dan Komunikasi. Vol 8(2): 1-9