SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Download to read offline
1
Malam Terakhir
(Sotoba Komachi)
Karya : Yukio Mishima
Diterjemahkan oleh Toto Sudarto Bachtiar
Para Pelaku:
PEREMPUAN TUA
PENYAIR
Laki-Laki Pertama
Laki-Laki Kedua
Laki-Laki Ketiga
Perempuan Pertama
Perempuan Kedua
Perempuan Ketiga
Agen Polisi
Beberapa Penari
Beberapa Pasangan Kekasih
Beberapa Pengemis
Beberapa Pelayan Rumah Makan
PEREMPUAN TUA
Satu ditambah satu, dua, dua ditambah dua lagi, empat… (Dia memegang sebuah puntung
rokok di bawah cahaya lampu, dan ketika dilihatnya rokok itu masih cukup panjang, dia
kemudian pergi menuju pasangan kekasih di sebelah kirinya untuk meminta api. Sesudah
itu dia duduk lagi dan mengisap rokoknya. Setelah beberapa isap dia memadamkan lagi
sigaretnya, dan melemparkannya ke samping puntung-puntung rokok lainnya di atas
sehelai kertas Koran. Kemudian dia mulai menghitung lagi) Satu ditambah satu, dua; dua
ditambah dua, empat…
PENYAIR : (Pergi berdiri di belakang perempuan tua itu dan memperhatikan apa yang
sedang dilkukannya)
PEREMPUAN TUA
Kau mau merokok ? Silakan.
PENYAIR
Terima kasih.
2
PEREMPUAN TUA
Masih ada keperluan lainnya ? Mungkin ada yang ingin kau sampaikan ?
PENYAIR
Tidak. Tidak begitu penting soalnya.
PEREMPUAN TUA
Aku tahu kau siapa. Kau seorang penyair. Itulah keahlianmu.
PENYAIR
Rupanya kau tahu betul keadaanku. Ya, sekali-sekali aku menulis sajak. Tentu. Tetapi itu
bukan bisnis, bukan perusahaan.
PEREMPUAN TUA
Begitu pendaptmu? Pasti karena kau tidak bisa menjual sajak-sajakmu, bukan? Kau masih
muda, bukan? Tetapi kau tidak akan lama lagi hidup. Tampak malaikat maut sudah
tercoreng di atas keningmu.
PENYAIR
Apa pekerjaanmu di masa yang lalu? Peramal? Dapatkah kau meramal melalui garis
tangan, melalui kerut-kerut pada muka?
PEREMPUAN TUA
Mungkin… Aku melihat begitu banyak manusia dalam hidupku, sehingga muka mereka itu
tidak bicara apa-apa lagi kepadaku… Duduklah! Aku kira kau sudah tidak begitu tetap lagi
berdiri.
PENYAIR
Ini disebabkan karena aku baru saja minum-minum.
PEREMPUAN TUA
Eh… Selagi kau masih hidup kau harus berdiri dengan kedua kakimu di atas tanah.
PENYAIR
Dengarlah, ada sesuatu yang sangat ingin kuketahui selama ini, sehingga terpaksa aku
harus menanyakannya padamu. Mengapa kau saban malam datang ke mari pada waktu
yang sama dan mengusir semua pasangan itu dari bangku mereka?
PEREMPUAN TUA
Bangku itu bukan milikmu sendiri, bukan? Mau apa kau sebenarnya? Apakah kau seorang
pengembara? Apakah kau harus meminta sedekah kepada orang-orang yang duduk di sini?
3
PENYAIR
Tidak. Tetapi bangku itu tidak bisa menyampaikan kejengkelannya. Karena akulah yang
harus menyampaikannya untuk dia.
PEREMPUAN TUA
Aku tak pernah mengusir orang. Mereka dengan sendirinya pergi menjauh kalau aku
duduk di sini. Lihat saja, bangku ini bisa diduduki oleh empat orang.
PENYAIR
Malah hari bangku-bangku itu untuk orang-orang yang sedang berkasih-kasihan. Kalau aku
malam-malam melewati taman ini dan pada setiap bangku aku melihat pasangan semacam
itu duduk di atasnya, dalam hatiku aku selalu merasa bukan main tenteramnya. Kalau aku
melewati mereka maka aku berjalan dengan bersijingkat. Bahkan kalau aku merasa letih,
atau tiba-tiba aku kehilangan ilham, sehingga aku mau duduk untuk mengumpulkan
gagasan-gagasanku, akupun tidak melakukannya. Karena rasa hormatku kepada… Tetapi
kau langsung saja duduk. Telah berapa lama sebenarnya kau biasa datang ke mari?
PEREMPUAN TUA
Ah, sekarang baru aku mengerti maksudmu! Tempat ini agaknya merupakan padang
perburuanmu. Engkau datang ke mari untuk keperluan perusahaanmu.
PENYAIR
Perusahaanku? Apa maksudmu sebenarnya?
PEREMPUAN TUA
Yah, maksudku, kau di sini mengumpulkan kesan-kesan, impresi-impresi yang kemudian
kau olah menjadi sajak-sajak.
PENYAIR
Jangan beromong-kosong! Teman, orang-orang yang berkasih-kasihan, lentera-lentera…
apakah kau betul-betul mengira aku menulis tentang soal-soal konyol itu?
PEREMPUAN TUA
Kalau waktunya sudah cukup lama berlalu, maka soa-soal itu tidak akan konyol lagi.
Cobalah sebutkan padaku satu soal yang pada waktunya tidak bersifat konyol.
PENYAIR
Kau punya gagasan-gagasan yang betul-betul menarik! Kau hampir-hampir berhasil
memaksaku untuk mengajukan suatu pembelaan bagi bangku ini.
PEREMPUAN TUA
4
Ya Tuhan, kau betul-betul menjemukan! Kau Cuma mau berkata bahwa aku terlalu hina
untuk bangku ini. Atau bukan begitu barangkali?
PENYAIR
Terlalu hina? Kau seorang yang murtad!
PEREMPUAN TUA
Jalan fikiran remaja masa kini betul-betul bagus! Aku terpaksa harus mengatakannya.
PENYAIR
Dengarkan sekarang… Aku tidak lebih dari kelihatannya, seorang kuli tinta, yang isteri
untuk mengurus pun tidak punya. Tetapi ada sesuatu yang kuhormati: yakni dunia ini,
sebagaimana terpantul dalam mata anak-anak muda yang sedang jatuh cinta, dan yang
seratus kali lebih indah dari kenyataan – ya, aku menaruh rasa hormat kepadanya.
Lihatlah, mereka sedikit pun tidak tahu bahwa kita sedang memperbincangkan mereka.
Mereka sedang melambung ke langit, sampai di atas bintang-bintang. Bahkan wajah
mereka pun bersinar laksana bintang. Dan bangku di sini ini, bangku ini ibarat sebuah
tangga yang menuji ke langit, menara pengawas paling tinggi di dunia, suatu pos pengenal
yang paling baik. Kalau ada seorang pemuda yang duduk di sini bersama gadinya, maka
dia akan dapat emlihat semua kota di dunia. Tetapi kalau aku berdiri di sini, maka aku
tidak melihat apa-apa, tidak melihat suatupun… Atau lebih baik… tentu saja aku selalu
melihat sesuatu … sejumlah bangku… seorang lelaki dengan lentera saku, aku kira dia
seorang agen polisi… Dua buah mobil yang saling berpapasan. Tanpa mengurangi sorot
lampunya. Dan apa itu? Sebuah mobil penuh dengan bunga-bunga! Seniman-seniman yang
baru kembali dari konser? Atau suatu upacara penguburan? Hanya itulah yang dapat
kulihat.
PEREMPUAN TUA
Omong-kosong! Aneh sekali kau bisa menaruh hormat kepada hal-hal semacam itu! Maka
aku bisa mengerti kalau kau menulis sajak-sajak yang tidak dibeli orang.
PENYAIR
Bukan, bukan. Justeru oleh karena itu aku tidak pernah duduk di atas bangku-bangku itu.
Selama kau dan aku duduk di atasnya maka bangku-bangku itu tidak lain kecuali bangku-
bangku kayu yang papa. Tetapi apabila mereka duduk di atasnya maka bangku itu akan
menjadi semacam kenangan. Dan bangku itu bisa menjadi lebih empuk dari sebuah dipan
dan hangat oleh percikan-percikan api yang keluar dari pelukan-pelukan mereka… Kalau
kau duduk di sini maka semuanya menjadi begitu dingin seperti makam, bangku-bangku itu
seakan-akan batu nisan. Aku tidak tahan.
PEREMPUAN TUA
Kau masih muda, masih plonco sekali, kau tidak melihat benda-benda itusebagaimana
5
adanya.. Kau beranggapan bahwa bangku-bangku tu menjadi hidup jika ada seorang
pemuda tolol bersama pacarnya duduk di atasnya. Janganlah begitu bodoh! Mereka saling
memeluk di atas makam mereka. Lihat, betapa pucatnya mereka, betapa pucat-lesinya
mereka, dalam cahaya hijau yang melalui daun-daun menyelinap dari jalan. Mata mereka
terpejam. Tidakkah mereka kelihatan sebagai mayat? Mereka mati selagi bercumbu. Benar,
benar bau bunga. Bunga-bunga di taman malam hari baunya sama kuat dengan bunga-
bunga di dalam peti mati. Dan semua pasangan yang sedang jatuh cinta itu membiarkan
dirinya terkubur dalam bau bunga-bunga itu. Satu-satunya yang hidup di sini ialah kau dan
aku.
PENYAIR
Apakah kau kira dirimu lucu? Apakah kau betul-betul beranggapan bahwa kau hidup dan
mereka tidak?
PEREMPUAN TUA
Tentu saja. Sekarang umurku sembilan puluh sembilan tahun, tetapi lihatlah, betapa
sehatnya aku!
PENYAIR
Sembilan puluh sembilan?
PEREMPUAN TUA
Ya, perhatikan aku baik-baik!
PENYAIR
Mengerikan. Segala kerut-kerut itu.
PEREMPUAN PERTAMA
Mengapa engkau? Mengapa kau bersikap begitu sekonyong-konyong?
LAKI-LAKI PERTAMA
Mari, kita pergi. Nanti kita masuk angin!
PEREMPUAN PERTAMA
Tidak, kau kelihatannya seperti merasa jemu sekali!
LAKI-LAKI PERTAMA
Tidak, sama sekali tidak. Aku justeru teringat akan sesuatu, akan sesuatu yang
menyenangkan.
6
PEREMPUAN PERTAMA
Begitu? Kalau begitu teringat akan apa?
LAKI-LAKI PERTAMA
Akan ayam-ayamku. Ayam-ayam itu besok pasti akan bertelur sebutir.
PEREMPUAN PERTAMA
Apa maksudmu berkata begitu?
LAKI-LAKI PERTAMA
Apa maksudmu berkata begitu? Tidak ada. Sama sekali tidak ada.
PEREMPUAN PERTAMA
Jadi, kau tidak bermaksud apa-apa! Tetapi bagiku itu ada artinya. Itu berarti bahwa
hubungan kita putus.
LAKI-LAKI PERTAMA
Ayuh, cepatlah. Lihat trem terakhir itu sudah datang. Kita mesti lari.
PEREMPUAN PERTAMA
Kau selalu memakai dasi yang jelek!
PEREMPUAN TUA
Syukurlah! Kedua orang itu setidak-tidaknya menjadi hidup lagi!
PENYAIR
Bintang-bintang di langit mereka telah sirna. Mengapa kau berani mengatakan bahwa baru
sekarang mereka menjadi hidup lagi?
PEREMPUAN TUA
Aku tahu bagaimana kelihatannya muka seseorang yang baru kembali lagi kepada
kehidupan… Aku cukup sering melihatnya. Muka semacam itu memperlihatkan kejemuan
yang luar biasa dan pemandangan semacam itu menyenangkan hatiku… Lama berselang,
ketika aku masih muda, aku baru merasa hidup kalau aku merasa pusing. Aku baru merasa
hidup kalau aku lupa sama sekali akan diriku. Kemudian aku sadar kalau aku keliru. Kalau
kau masih punya perasaan, bahwa hidup di dunia ini sangat menyenangkan – kalau bunga
yang paling kecil masih nampak seperti sebuah katedral dank au mengira bahwa burung-
burung merpati yang terbang melintas bernyanyi dengan suara manusia… kalau setiap
orang yang kaujumpai dengan gembira mengucapkan ‘selamat siang’ kepadamu dan
benda-benda yang sepuluh tahun yang lalu sia-sia saja kaucari tiba-tiba berdiri
menantikanmu di lemari dapur… kalau semua gadis nampak seperti permaisuri, dan
7
mawar-mawar sudah bersemi lagi pada semak-semak yang layu… ya, dan semua itu adalah
hal-hal yang paling tidak sepuluh hari sekali pernah kau alami ketika aku masih muda
dahulu, maka… tetapi tidak kalau aku sekarang teringat lagi akan hal itu, maka aku pun
tahu bahwa semua itu adalah penipuan terhadap diri sendiri, sehingga kebusukan dalam
segalanya saja pun aku tidak dapat melihatnya, karena aku seolah-olah mati… semakin
jelek anggurnya, semakin cepat kau menjadi mabuk. Di tengah-tengah kemabukanku, di
tengah-tengah perasaan dan air mataku – aku mati. Sesudah itu sikapku untuk tidak
minum-minum lagi sebagai azazku. Itulah seluruh rahasia hidupku yang panjang. Fikiranku
sehat.
PENYAIR
Amboi! Tetapi kalau begitu apa sebenarnya makna hidup?
PEREMPUAN TUA
Apa sebabnya aku hidup? Bukankah kenyataan kehadiranku dengan sendirinya sudah
merupakan suatu makna? Aku bukanlah seekor kuda yang berlari-lari untuk mendapatkan
gula-gula! Kuda-kuda memang untuk disuruh berlari, tetapi manusia?
PENYAIR
“Lajulah, lajulah kuda kecilku. Jangan melihat ke kanan atau ke kiri…”
PEREMPUAN TUA
“Ikuti saja bayang-bayang. Bekas jalan kereta…”
PENYAIR
Kalau matahari terbenam, baying-bayang jadi lebih panjang.
PEREMPUAN TUA
Bayang-bayangnya melengkung. Bayang-bayang itu hilang dalam kelam malam. (Selagi
mereka berbicara, pasangan-pasangan yang sedang kasih-kasihan di kanan-kiri mereka
sama berdiri tegak dari bangku mereka dan pergi)
PENYAIR
Wahai, Ibu, masih ada sesuatu yang ingin kutanyakan… Siapa namamu sebenarnya?
PEREMPUAN TUA :
Mereka dulu memanggilku Komachi.
PENYAIR
Siapa yang memanggilmu begitu?
PEREMPUAN TUA
8
Semua laki-laki yang pernah memuja kecantikanku telah meninggal. Dan sekarang aku
punya peraaan, bahwa setiap orang yang mengatakan aku cantik harus meninggal.
PENYAIR
Kalau begitu aku mujur. Aku baru berjumpa denganmu setelah kau berumur sembilan
puluh sembilan tahun!
PEREMPUAN TUA
Benar, kau beruntung… Tetapi hanya seorang gila seperti kau mungkin menyangka bahwa
setiap perempuan cantik jadi jelek dengan berlalunya tahun. Tetapi itu suatu kekeliruan
besar. Seorang perempuan cantik akan tetap perempuan cantik selalu. Juga kalau
sekarang ini aku nampanya jelek, sebenarnya aku ini hanya perempuan cantik yang jelek
belaka. Aku sudah begitu sering, dan dari sekian banyak fihak, mendengar betapa
mempesona kelihatannya aku, sehingga selama tujuh puluh, delapan puluh tahun terakhir
ini aku tak punya kebutuhan lagi untuk berpikir lain tentang hal itu. Aku masih selalu
memandang diriku sebagai seorang perempuan cantik yang mempesona.
PENYAIR
Mestinya adalah suatu beban yang berat untuk menjadi seorang yang cantik… aku dapat
memahaminya. Seorang laki-laki yang pernh mengalami peperangan, selama-lamanya
tetap terkenang akan peperangan. Sudah barang tentu dahulu kau pernah cantik…
PEREMPUAN TUA
Apa katamu? Aku masih tetap cantik!
PENYAIR
Ya ya, tentu saja, aku mengerti. Mengapa kau tidak mau bercerita barang sedikit mengenai
masa remajamu kepadaku. Apa yang pernah kau alami delapan puluh – atau barangkali
sembilan puluh tahun. Ceritakanlah, apa yang telah terjadi delapan puluh tahun yang lalu.
PEREMPUAN TUA
Delapan puluh tahun yang lalu aku baru berumur sembilan belas tahun. Kapten Fukaksa
dari pasukan pengawal Kaisar. Sangat terpsona olehku.
PENYAIR
Bagaimana kalau aku berbuat seolah-olah aku kapten itu – siapa namanya tadi?
PEREMPUAN TUA
Jangan berangan-angan! Dia seratus kali lebih tampan dan lebih gagah daripada kau…
Benar, dan ketika itu aku berkata kepadanya, bahwa aku akan memenuhi keinginannya
yang paling luhur, kalau dia sudah seratus kali mengunjungiku. KEmudian tibalh malam
yang keseratus itu. Ketika itu di kebun istana Rokumee diselenggarakan sebuah pesta, dan
9
semua orang yang gemar akan kesenangan duniawi hadir. Aku agak merasa letih karena
udara pana di dalam, dan aku duduk di atas sebuah bangku, untuk menghirup hawa
segar… Astaga…! Orang-orang dari seluruh kota kelihatnnya mengadakan rendevous di
sini.
PENYAIR
Maksudmu para wanita dan pria yang gagah-gagah itu?
PEREMPUAN TUA
Tentu saja! Bagaimana kalau kita berdansa pada irama wals sekarang ini agar yang lain
menjadi kesal?
PENYAIR
Aku berdansa dengn kau?
PEREMPUAN TUA
Jangan lupa: kau Kapten Fukaksa sekarang. (tiga pasang remaja, yang berpakaian menurut
mode tahun 1880, muncul sambil berdansa dengan irama wals.perempuan tua dan penyair
itu juga berdansa. ketika musik berhenti, orang-orang lainnya berkerumun mengelilingi
perempuan tua itu)
PEREMPUAN PERTAMA
Komachi! Kau kelihatan sangat cantik lagi malam ini!
PEREMPUAN KEDUA
Kau membuatku iri. Dari mana kau peroleh pakaianmu yang indah itu?
PEREMPUAN TUA
Tentu saja dari Paris! Aku telah mengirimkan ukuran-ukuran tubuhku kepada Maison
Piquet dan kemudian menyuruh membuat pakaian itu di sana.
PEREMPUAN PEREMPUAN
Benar begitu?
PEREMPUAN KETIGA
Ya, kalau tidak begitu tidak mungkin. Apa yang mereka buat di Jepang sini selalu begitu
kampungan.
LAKI-LAKI PERTAMA
Tidak sangsi lagi. Mengapa harus kau pusingkan? Kau mau tidak mau harus mendatangkan
pakaianmu dari luar negeri.
10
LAKI-LAKI KEDUA
Tepat. Danitu juga berlaku buat kami. Adakah kalian melihat rok yang di pakai Perdana
Menteri semalam? London. Kota ini masih tetap merupakan kiblat buat pakaian laki-laki.
(Sambil tertawa dan bercakap-cakap, perempuan-perempuan itu membentuk sebuah
lingkaran di seputar perempuan tua dan penyair itu. ketiga laki-laki itu duduk di atas
sebuah bangku sambil bercakap-cakap)
LAKI-LAKI KETIGA
Komachi betul-betul mempesona!
PEREMPUAN KETIGA
Memang, dalam sinar bulan seperti sekarang ini seorang tukang tenung pun akan kelihatan
cantik!
LAKI-LAKI PERTAMA
Ya, tetapi dalam sinar matahari yang terang benderang sekalipun Komachi akan kelihatan
cantik, dan dalam sinar bulan jadinya dia kelihatan betul-betul seperti bidadari, dan…
LAKI-LAKI KEDUA
Ya, dan anda akan kehilangan kata-kata anda.
LAKI-LAKI KETIGA
Ya, dan dia pandai pula menjauhkan para pria dari dirinya! Dan karenanya mereka banyak
pula bergunjing tentang dia…
LAKI-LAKI PERTAMA
Dia betul-betul seorang ‘dara’ maksudku dia masih perawan. Ini sungguh-sungguh apa
yang biasa kaunamakan suatu ‘histoire scandaleuse’!
LAKI-LAKI KEDUA
Kapten Fukaksa sangat tergila-gila kepadanya. Adakah kalian melihat betapa pucat dan
kurusnya dia? Seolah-olah dia tidak pernah makan apa-apa.
LAKI-LAKI KETIGA
Sehari-harian dia tidak berbuat lain kecuali menulis sajak-sajak untuk Komachi, dan tugas-
tugasnya sebagai perwira sama sekali dilalaikan. Justeru suatu hal yang aneh bahwa, para
perwira pengawal lainnya masih mau bergaul dengan dia!
LAKI-LAKI PERTAMA
Apakah salah satu dari kita masih mungkin mendapat kesempatan menurut pendapatmu?
LAKI-LAKI KEDUA
11
Haha! Yang kucapai tidak mungkin lebih jauh dari suatu ‘espoir’, aku Cuma bisa berharap.
LAKI-LAKI KETIGA
Tidak, mengenai hal itu aku tidak punya pengharapan lebih besar daripada ‘une sardino’.
LAKI-LAKI PERTAMA
Ya, aku akan lebih cepat sampai di dalam kaleng atau jarring, daripada di tempat
tidurnya… Dan begitu pula keadaannya dengan aku. Ah! Yang paling menjengkelkan dari
ikat pinggang Eropah dia selalu menjadi terlalu sempit setelah makan.
(dua orang pelayan muncul. yang seorang menghidangkan sebuah baki dengan cocktail,
yang seorang lagi menghidangkan sebuah baki dengan hors d’oeuvres. semua orang
mengambil hidangan. hanya penyair itu memandang seperti terpukau kepada perempuan
tua. ketiga orang perempuan itu, sambil memegang sebuah gelas di tangannya masing-
masing, duduk di atas sebuah bangku yang terletak berhadapan denganbangku para laki-
laki itu)
PEREMPUAN TUA
Aku mendengar bunyi gemercik air di suatu tempat, tetapi aku tidak melihat apa-apa.
Aneh rasanya seperti sedang hujan nun di kejauhan.
LAKI-LAKI PERTAMA
Suaranya merdu sekali! Begitu jernih laksana gemercik mata air.
PEREMPUAN PERTAMA
Kalau mendengar dia berbicara kedengarannya seperti sedng membacakan sajak-sajak.
PEREMPUAN TUA
Mereka sekarang sedang berdansa! Bayang-bayang mereka berlintasan sepanjang kaca-
kaca jendela dan malam menjadi terang dan gelap. Bagaikan api yang sedang meruak dan
padam.
LAKI-LAKI KEDUA
Tidakkah kau sependapat bahwa suaranya mengandung gairah? Suara yang menghujam
dalam ke dalam hatimu?
PEREMPUAN KEDUA
Aku seorang perempuan, tetapi aku menggigil kedinginan kalau aku mendengar suaranya.
PEREMPUAN TUA
12
Wahai! Kau dengar lonceng-lonceng itu? Kau dengar roda-roda itu, derap kuku-kuku kuda
itu? … kereta siapakah gerangan? Aku masih belum melihat orang dari kalangan istana.
Lonceng itu kedengarannya seperti lonceng kereta Kaisar. Amboi, alangkah pengapnya di
sini, bau itu…
LAKI-LAKI KETIGA
Komachi membuat semua perempuan lain di sekitar dirinya menjadi pucat.
PEREMPUAN KETIGA
tetapi itu keji sekali. dia tak tanggung-tanggung mencuri warna tas tanganku!
(musik mengumandangkan lagu wals baru. semua orang menyimpan kembali gelas masing-
masing di atas baki pelayan dan mereka mulai berdansa lagi. perempuan tua dan penyair
itu masih tetap berdiri dengan sikap yang sama)
PENYAIR
Semua betul-betul ajaib…
PEREMPUAN TUA
Apanya yang ajaib?
PENYAIR
Entahlah … Aku …
PEREMPUAN TUA
Jangan kau katakana! Jangan kau coba mencari kata-kata! Aku tahu apa yang mau
kaukatakan…
PENYAIR
Kau.. kau begitu…
PEREMPUAN TUA
Begitu… cantik! Bukankah itu yang mau kaukatakan? Jangan kau katakana! Barangsiapa
mengatakannya umurnya tidak akan panjang lagi. Aku peringatkan!
PENYAIR
Tetapi…
PEREMPUAN TUA
Kalau kau masih saying kepada hidupmu… diamlah!
PENYAIR
Tidak. Ini betul-betul terlalu aneh! Kita tidak bisa memberi nama lain kecuali keajaiban!
13
PEREMPUAN TUA
Betul begitu? Apakah yang semacam itu sekarang disebut keajaiban? Padahal itu
merupakan suatu yang paling biasa di dunia.
PENYAIR
Tetapi kerut-kerut itu…
PEREMPUAN TUA
Apa? Adakah kerut-kerut pada mukaku?
PENYAIR
Tetapi memang itu yang mau kukatakan barusan! Sekarang aku tidak melihat kerut-kerut
lagi pada mukamu.
PEREMPUAN TUA
Tentu saja tidak! Mana mungkin pula seorang laki-laki selama sertus malam bisa memuja
tukang tenung yang keriput?... Jangan lagi kita bicara tentang hal itu. Mari kita berdansa.
(Mereka berdansa bersama-sama. pelayan-pelayan itu pergi. satu pasangan ke empat
muncul. kemudian keempat pasangan itu duduk di atas kursi, sambil berbisik-bisik mesra)
PEREMPUAN TUA
Kau letih?
PENYAIR
Tidak.
PEREMPUAN TUA
Kau kelihatan payah sekali.
PENYAIR
Aku selalu kelihatan begitu.
PEREMPUAN TUA
Apakah itu suatu jawaban?
PENYAIR
Sekarang adalah malam keseratus.
PEREMPUAN TUA
Namun…
14
PENYAIR
Apa yang mau kaukatakan…
PEREMPUAN TUA
Mengapa mukamu tiba-tiba berubah? Ada apa?
PENYAIR
Tidak ada apa-apa. Aku merasa sedikit pusing.
PEREMPUAN TUA
Bagaimana kalau kita masuk?
PENYAIR
Jangan. Aku lebih senang tinggal di sini. Di dalam sana terlalu rebut untukku.
PEREMPUAN TUA
Musik telah berhenti. Alangkah sunyinya tiba-tiba.
PENYAIR
Ya, yang masih tinggal sekarang haya kesunyian.
PEREMPUAN TUA
Apa yang kau fikirkan?
PENYAIR
Tidak ada. Tetapi mungkin juga ada. Aku punya firasat yang aneh barusan. Firasatku
berkata, seolah-olah kita berdua sekarang harus berpisah, untuk kemudian kita baru
bertemu lagi setelah seratus tahun yang akan datang, mungkin sedikit kurang dari satu
abad.
PEREMPUAN TUA
Kalau begitu kita harus bertemu lagi di mana? Di kuburan barangkali? Atau di neraka? Aku
kira itulah yang paling masuk akal.
PENYAIR
Tunggu! Ada sesuatu yang tiba-tiba muncul dibenakku!... Sebentar! Rasanya tempatnya
ama seperti di sini. Aku akan melihatmu kembali di tempat yang sama seperti ini.
PEREMPUAN TUA
15
Sebuah taman…, lentera-lentera gas, bangku-bangku, pasangan-pasangan yang sedang
jatuh cinta…
PENYAIR
Ya, segala akan sama pula. Hanya satu hal saja yang ingin kuketahui… kau dan aku akan
bagaimana kelihatannya kelak.
PEREMPUAN TUA
Aku tidak percaya bahwa aku akan jadi bertambah tua lagi.
PENYAIR
Boleh jadi akulah yang tidak akan jadi tua.
PEREMPUAN TUA
Delapan puluh tahun setelah hari ini… Niscaya di dunia ini sudah banyak yang akan
berubah bukan?
PENYAIR
Hanya yang dibuat oleh manusia yang akan berubah… Sebuah mawar akan tetap sebuah
mawar juga delapan puluh tahun yang akan datang.
PEREMPUAN TUA
Aku ingin sekali tahu, apakah di Tokio nanti masih akan ada kebun-kebun sunyi seperti
ini.
PENYAIR
Rumput dan rumput liar akan menyelimuti semua kebun yang ada…
PEREMPUAN TUA
Tetapi burung-burung akan merasa betah di situ.
PENYAIR
Seluruh sinar bulan di dunia akan memancar di atas kebun-kebun itu.
PEREMPUAN TUA
Dan kalau kau naik ke atas sebuah bangku dan kemudian kau memandang ke sekitar,
maka kau akan melihat semua lampu di kota, dan ketika itu akan terasa olehmu seolah-
olah kau sedang memandang semua lampu di dunia.
PENYAIR
Kata-kata apa yang akan kita ucapkan, kalau kita bertemu lagi seratus tahun yang akan
datang?
16
PEREMPUAN TUA
Menurut hematku, kira-kira seperti: Sayang sekali kita tak pernah saling berhubungan!
PENYAIR
Apakah kau benar-benar akan menepati janjimu?
PEREMPUAN TUA
Janjiku?
PENYAIR
Ya, janji malam kesertus itu.
PEREMPUAN TUA
Apakah kau meragukannya? Setelah segala apa yang pernah kukatakan paamu
PENYAIR
Ya, malam ini keinginanku pasti akan terpenuhi. NAmun alangkah anehnya peraaan ini.
Begitu menawarkan hati. Seolah-olah di tanganmu kau tiba-tiba memunyai sesuatu, yang
sudah lama, sudah lama sekali kau inginkan.
PEREMPUAN TUA
Aku kira, untuk seorang laki-laki perasaan semacam itu mengerikan mestinya.
PENYAIR
Perwujudan mimpi-mimpiku… dan barangkali akan datang pula harinya di mana aku pun
akan merasa jemu terhadapmu! Tetapi kalau seorang laki-laki juga bisa merasa jemu
terhadap orang semacam kau, kehidupan sesudah mati itu niscaya bukan main
mengerikannya! Dan betapa tak tertanggungkan hari-hari dan bulan-bulan yang tak
berakhir itu sampai aku mati! Suatu kejemuan yang abadi!
PEREMPUAN TUA
Hentikanlah !... Diamlah!.
PENYAIR
Tidak mungkin.
PEREMPUAN TUA
Ini sudah terlalu gila sekarang. Mengapa kau harus memaksa dirimu untuk meneruskan
sesuatu yang sebenarnya sama sekali tidak kauinginkan?
17
PENYAIR
Siapa yang bisa mengatakan bahwa aku tidak menginginkan? Aku merasa sangat bahagia!
Aku merasa, seolah-olah aku sertamerta akan bisa terbang ke langit, - namun sekaligus
dengan itu aku pun merasa bukan kepalang sedihnya.
PEREMPUAN TUA
Engkau terlalu bernafsu.
PENYAIR
Apakah kau betul-betul tidak akan berbuat sesuatu, kalau sudah mulai menjemukanku?
PEREMPUAN TUA
Aku sama sekali tidak akan mengacuhkannya. Dalam hal itu akan segera ada laki-laki lain
yang akan mendambkanku selama seratus malam. Keadaan semacam itu tidak akan
membuatku jemu.
PENYAIR
Aku tidak akan peduli, kalau sekarang aku harus segera mati. Kesempatan seperti ini
hanya sekali saja dialami manusia selama hidupnya… Bagiku peristiwa itu akan kualami
malam ini.
PEREMPUAN TUA
Jangan kau mulai lagi beromong-kosong!
PENYAIR
Malam ini atau tidak sama sekali! Tubuhku menggigil, kalau aku teringat bahwa aku harus
melampaui malam ini seperti dahulu. Dengan perempuan-perempuan lain. Yang kugauli.
Fikiran akan hal itu tidak bisa kutanggungkan!
PEREMPUAN TUA
Tetapi seseorang hidup tidak hanya untuk mati!
PENYAIR
Siapa yang akan mengatakannya? Boleh jadi manusia mati untuk hidup.
PEREMPUAN TUA
Itu Cuma cara mengucapkan semata. Cara mengucapkan yang teramat konyol!
PENYAIR
18
Tolonglah aku. Menurutmu, apa yang harus kulakukan?
PEREMPUAN TUA
Pergilah! Itulah satu-satunya yang bisa kaulakukan.
PENYAIR
Tidak, dengarlah! Beberapa jam lagi bahkan mungkin beberapa menit lagi akan datang
saatnya yang tiada akan menjadi ada duanya lagi di dunia ini. Di tengah malam matahari
akan terbit. Sebuah kapal dengan layer terkembang penuh akan mengarungi jalan-jalan.
Sejak masa kanak-kanak aku telah bermimpi akan hal itu. Entah mengapa. Sebuah kapal
layar raksasa menderu di tengah-tengah kebun, pecahan ombaknya gemuruh di antara
daun-daun pepohonan, dan di atas segala gemuruh kapal itu bertengger burung-burung
kecil… Dalam mimpi itu aku merasa begitu bahagia sehingga jatungku berhenti berdetak.
PEREMPUAN TUA
Rupanya engkau terlalu banyak minum!
PENYAIR
Kau tidak percaya? Malam ini juga, beberapa menit lagi sesuatu yang mustahil akan terjadi.
PEREMPUAN TUA
Hal-hal yang mustahil tidak akan terjadi!
PENYAIR
Aneh… Mukamu…
PEREMPUAN TUA
Beberapa perkataan lagi dan dia harus mati. Aneh sekali? Mukaku? Lihatlah! Lihat betapa
jelek mukaku jadinya dengan segala kerut itu! Datanglah lebih dekat, bukalah matamu!
PENYAIR
Kerut-kerut? Kerut-kerut apa?
PEREMPUAN TUA
Lihatlah! Pakaian compang-camping! Baunya busuk! Penuh dengan kutu. Dan lihatlah
tanganku, betapa menggigilnya tangan itu! Dan betapa panjang dan kotornya kukuku!
Tidak!
PENYAIR
Bau wangi semerbak dari tubuhmu! Warna kukumu bagai putik-putik seruni!
PEREMPUAN TUA
19
Dan ini, lihat buah dadaku! Warnanya coklat dan mongering! Buah dada seorang
perempuan tidak boleh nampak seerti itu! Rabalah! Raba! Hampa dan layu!
PENYAIR
Alangkah nikmatnya tubuhmu!
PEREMPUAN TUA
Umurku sembilan puluh sembilan tahun! Bangunlah! Nyalangkan matamu! Perhatikan aku
baik-baik!
PENYAIR
Akhirnya! Akhirnya aku teringat…
PEREMPUAN TUA
Kau ingat?
PENYAIR
Ya,… begitulah. Engkau dulu seorang perempuan tua berumur sembilan puluh sembilan
tahun! Kepalamu penuh kerut-kerut. Matamu berair dan pakaianmu bau busuk.
PEREMPUAN TUA
Dulu? Tidakkah kau lihat, bahwa aku masih tetap betina tua?
PENYAIR
Aneh! … Matamu sejuk jernih bagaikan mata gadis dua puluh tahun dan bau wangi yang
mempesona terpancar dari pakaianmu. Engkau menjadi muda lagi!
PEREMPUAN TUA
Jangan katakana! Bukankah ku telah memperingatkanmu? Tidak tahukah kau apa yang
akan terjadi kalau kau mengatakan aku cantik?
PENYAIR
Kalau aku berpendapat bahwa sesuatu cantik, maka aku harus mengatakannya, sekalipun
aku harus mati karenanya.
PEREMPUAN TUA
Gila! Demi Tuhan, janganlah kau berkata lagi! Aku mohon! Katakan saja yang lainnya!
Bagaimana terusnya, dengan saat yang baru aja kau katakana tadi.
PENYAIR
20
Baiklah! Aku akan mengatakannya.
PEREMPUAN TUA
Jangan, jangan, jangan kau lakukan hal itu!
PENYAIR
Saatnya telah tiba! Saat yang sudah kutunggu selama sembilan puluh sembilan malam,
sembilan puluh sembilan tahun yang berkepanjangan.
PEREMPUAN TUA
Matamu menyala-nyala! Jangan kau lakukan! Janganlah kau mengatakan. Aku mohon!
PENYAIR
Aku harus mengataknnya padamu, Komachi! Engkau cantik! Engkau perempuan paling
cantik di dunia. Dan kecantikanmu tidak akan memudar, sekalipun sudah seribu tahun.
PEREMPUAN TUA
Jangan katakan! Jangan katakan! Engkau pasti akan menyeal!
PENYAIR
Aku tidak akan menyesal!
PEREMPUAN TUA
Kau gila! Aku melihat tanda kematian telah tercoreng di atas keningmu.
PENYAIR
Aku tidak mau mati!
PEREMPUAN TUA
Aku telah melakukan segala apa yang aku bisa untuk melindungimu.
PENYAIR
Kedua tangan dan kakiku telah menjadi dingin… Aku tahu pasti, seratus tahun lagi kita
akan bertemu kembali di sini, di tempat yang sama.
PEREMPUAN TUA
Lagi-lagi menunggu seratus tahun!
(penyair itu jatuh ke tanah dan meninggal. tirai-tirai hitam di latar-belakang serentak
bergeser. perempuan tua itu duduk di atas bangku dan memandang nanap ke depan.
sesudah itu dia mulai lagi memilih-milih puntung-puntung rokoknya. selagi dia sibuk
dengan itu, seorang agen polisi muncul. dia membungkuk di atas mayat penyair itu)
21
AGEN POLISI
Mabuk. Bedebah… pemabuk-pemabuk! Ayo bangun! Di rumah binimu sedang menunggu.
Lekas pulang sehingga dia bisa membaringkanmu di atas sarangnya… atau mungkinkah
dia mati? … Persetan, dia mati! Hai, Mak tua… adakah kau melihatnya jatuh? Kau
melihatnya tadi?
PEREMPUAN TUA (Menengadah sejenak)
Dia terjatuh beberapa waktu yang lalu.
AGEN POLISI
Dia masih hangat.
PEREMPUAN TUA
Itu berarti dia baru saja meninggal.
AGEN POLISI
Ya, aku memang pintar sekali! Aku bertanya kepadamu apakah kau melihatnya ketika dia
jatuh. Jam berapa ketika kau datang ke mari?
PEREMPUAN TUA
Kira-kira setengah jam yang lalu. Dia sudah mabuk dan mulai gatal tangannya.
AGEN POLISI
Gatal tangannya? Terhadapmu? Jangan melucu!
PEREMPUAN TUA (Merasa terhina)
Apakah itu begitu aneh! Itu Seuatu yang sangat wajar!
AGEN POLISI
Oh, kuharap saja kau mampu melindungi dirimu!
PEREMPUAN TUA
Ah, aku tidak apa-apa. Dia Cuma agak menggangu. Untuk beberapa saat dia merengek-
rengek padaku, dan sesudah itu dia tiba-tiba jatuh, terjerembab. Aku kira dia telah jatuh
tertidur.
AGEN POLISI
Hai! Kalian di sana! Tidak tahukah kalian bahwa di taman ini kalian tidak boleh tidur? Di
sini bukan tempat penampungan orang-orang tak berumah! Ke sini! Aku perlu beberapa
laki-laki untuk membantuku. (DUA ORANG itu mengangkat PENYAIR dan
menggotongnya pergi dari situ)
22
PEREMPUAN TUA (Membungkuk lagi di atas puntung-puntung rokoknya dan dengan
seksama memilih-milih puntung-puntung rokok itu)
Satu ditambah satu, dua… dua ditambah dua, empat. Satu ditambah satu, dua dan dua
ditambah dua, empat….
LAYAR

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

cinta
cintacinta
cinta
 
Lirik lagu jawam campur sari
Lirik lagu jawam campur sariLirik lagu jawam campur sari
Lirik lagu jawam campur sari
 
Puisi cinta
Puisi cintaPuisi cinta
Puisi cinta
 
Akulah pengongsi rasa...
Akulah pengongsi rasa...Akulah pengongsi rasa...
Akulah pengongsi rasa...
 
PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"PUISI "antologi Maghfur Amien"
PUISI "antologi Maghfur Amien"
 
Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)Puisi safira dita a.(30)
Puisi safira dita a.(30)
 
Puisi tanpa judul
Puisi tanpa judulPuisi tanpa judul
Puisi tanpa judul
 
Hmmm a ku
Hmmm a kuHmmm a ku
Hmmm a ku
 
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
Lirik Lagu Rhoma Irama LENGKAP A-Z (260+ Lagu)
 
Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur AmienAntologi Puisi Egois Maghfur Amien
Antologi Puisi Egois Maghfur Amien
 
Lirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimboLirik lagu 2 bimbo
Lirik lagu 2 bimbo
 
Jika al quran bisa bicara
Jika al quran bisa bicaraJika al quran bisa bicara
Jika al quran bisa bicara
 
Sahabat dari dunia lain
Sahabat dari dunia lainSahabat dari dunia lain
Sahabat dari dunia lain
 
Puisi 3
Puisi 3Puisi 3
Puisi 3
 
LIRIK Lagu lagu
LIRIK Lagu laguLIRIK Lagu lagu
LIRIK Lagu lagu
 
Kumpulan puisi
Kumpulan puisiKumpulan puisi
Kumpulan puisi
 
Hubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisiHubungan intertekstual antar dua puisi
Hubungan intertekstual antar dua puisi
 
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario dramaAntologi puisi, cerpe, dan skenario drama
Antologi puisi, cerpe, dan skenario drama
 
Puisi
PuisiPuisi
Puisi
 
Biar saja lirik
Biar saja lirikBiar saja lirik
Biar saja lirik
 

Similar to MalamTerakhir

Similar to MalamTerakhir (20)

08. Imaji Musim Gugur
08. Imaji Musim Gugur08. Imaji Musim Gugur
08. Imaji Musim Gugur
 
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra IndonesiaSASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
SASTRA INDONESIA: Beberapa contoh karya sastra Indonesia
 
Cerpe
CerpeCerpe
Cerpe
 
Mudah datang dan medah pergi
Mudah datang dan medah pergiMudah datang dan medah pergi
Mudah datang dan medah pergi
 
lagu-e28093-lagu-tematik.ppt
lagu-e28093-lagu-tematik.pptlagu-e28093-lagu-tematik.ppt
lagu-e28093-lagu-tematik.ppt
 
Lagu – lagu tematik
Lagu – lagu tematikLagu – lagu tematik
Lagu – lagu tematik
 
Dan lainnya sebagiannya
Dan lainnya sebagiannyaDan lainnya sebagiannya
Dan lainnya sebagiannya
 
Puisi citraan penglihatan
Puisi citraan penglihatanPuisi citraan penglihatan
Puisi citraan penglihatan
 
bung!
bung!bung!
bung!
 
Biarkan Cinta Kami Bersemi
Biarkan Cinta Kami BersemiBiarkan Cinta Kami Bersemi
Biarkan Cinta Kami Bersemi
 
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
Sepasang mata yang menyimpan duka (noer mursidi)
 
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainalAnalisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
Analisis stilistika pada cerpen penglihatan karya mashdar zainal
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
 
Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)Dermaga (lan fang)
Dermaga (lan fang)
 
Lakon Remaja Ibu Bumi
Lakon Remaja Ibu BumiLakon Remaja Ibu Bumi
Lakon Remaja Ibu Bumi
 
Cerita tentang hana..
Cerita tentang hana..Cerita tentang hana..
Cerita tentang hana..
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)Hujan pagi (dwicipta)
Hujan pagi (dwicipta)
 
Penyair muda, istri muda (leo kelana)
Penyair muda, istri muda (leo kelana)Penyair muda, istri muda (leo kelana)
Penyair muda, istri muda (leo kelana)
 
Penyair muda, istri muda (leo kelana)
Penyair muda, istri muda (leo kelana)Penyair muda, istri muda (leo kelana)
Penyair muda, istri muda (leo kelana)
 

More from Syamsul Noor

Mutiara hitam kho ping hoo
Mutiara hitam kho ping hooMutiara hitam kho ping hoo
Mutiara hitam kho ping hooSyamsul Noor
 
Cinta bernoda darah
Cinta bernoda darahCinta bernoda darah
Cinta bernoda darahSyamsul Noor
 
Constructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuries
Constructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuriesConstructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuries
Constructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuriesSyamsul Noor
 
Pada suatu hari karya arifin c noer
Pada suatu hari karya arifin c noerPada suatu hari karya arifin c noer
Pada suatu hari karya arifin c noerSyamsul Noor
 
Manuskrip nusantara di saint petersburg
Manuskrip nusantara di saint petersburgManuskrip nusantara di saint petersburg
Manuskrip nusantara di saint petersburgSyamsul Noor
 
Kiyosaki retire young retire rich
Kiyosaki retire young retire richKiyosaki retire young retire rich
Kiyosaki retire young retire richSyamsul Noor
 
The cashflowquadrant
The cashflowquadrantThe cashflowquadrant
The cashflowquadrantSyamsul Noor
 
Berpikir dan berjiwa besar
Berpikir dan berjiwa besarBerpikir dan berjiwa besar
Berpikir dan berjiwa besarSyamsul Noor
 
Uu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaranUu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaranSyamsul Noor
 
Uu no 8 th1999 perlindungan konsumen
Uu no 8 th1999 perlindungan konsumenUu no 8 th1999 perlindungan konsumen
Uu no 8 th1999 perlindungan konsumenSyamsul Noor
 
Uu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerahUu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerahSyamsul Noor
 
Uu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanUu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanSyamsul Noor
 
Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)
Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)
Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)Syamsul Noor
 
Tenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamkaTenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamkaSyamsul Noor
 
Negara gagal mengelola_konflik_novri susan
Negara gagal mengelola_konflik_novri susanNegara gagal mengelola_konflik_novri susan
Negara gagal mengelola_konflik_novri susanSyamsul Noor
 
Meadows of gold and mines of gems by el mas'udi
Meadows of gold and mines of gems by el mas'udiMeadows of gold and mines of gems by el mas'udi
Meadows of gold and mines of gems by el mas'udiSyamsul Noor
 
05 a modern history of the islamic world
05 a modern history of the islamic world05 a modern history of the islamic world
05 a modern history of the islamic worldSyamsul Noor
 
Sumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noerSumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noerSyamsul Noor
 

More from Syamsul Noor (20)

Mutiara hitam kho ping hoo
Mutiara hitam kho ping hooMutiara hitam kho ping hoo
Mutiara hitam kho ping hoo
 
Cinta bernoda darah
Cinta bernoda darahCinta bernoda darah
Cinta bernoda darah
 
Suling emas
Suling emasSuling emas
Suling emas
 
Bu Kek Siansu
Bu Kek SiansuBu Kek Siansu
Bu Kek Siansu
 
Constructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuries
Constructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuriesConstructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuries
Constructing the polity of sriwijaya in the 7th – 8th centuries
 
Pada suatu hari karya arifin c noer
Pada suatu hari karya arifin c noerPada suatu hari karya arifin c noer
Pada suatu hari karya arifin c noer
 
Manuskrip nusantara di saint petersburg
Manuskrip nusantara di saint petersburgManuskrip nusantara di saint petersburg
Manuskrip nusantara di saint petersburg
 
Kiyosaki retire young retire rich
Kiyosaki retire young retire richKiyosaki retire young retire rich
Kiyosaki retire young retire rich
 
The cashflowquadrant
The cashflowquadrantThe cashflowquadrant
The cashflowquadrant
 
Berpikir dan berjiwa besar
Berpikir dan berjiwa besarBerpikir dan berjiwa besar
Berpikir dan berjiwa besar
 
Uu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaranUu 32 2002_penyiaran
Uu 32 2002_penyiaran
 
Uu no 8 th1999 perlindungan konsumen
Uu no 8 th1999 perlindungan konsumenUu no 8 th1999 perlindungan konsumen
Uu no 8 th1999 perlindungan konsumen
 
Uu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerahUu32 2004 pemerintahan daerah
Uu32 2004 pemerintahan daerah
 
Uu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinanUu1 1974 perkawinan
Uu1 1974 perkawinan
 
Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)
Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)
Syeikh abdus samad al palembani (1704-1789 m)
 
Tenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamkaTenggelamnya kapal van der wijck hamka
Tenggelamnya kapal van der wijck hamka
 
Negara gagal mengelola_konflik_novri susan
Negara gagal mengelola_konflik_novri susanNegara gagal mengelola_konflik_novri susan
Negara gagal mengelola_konflik_novri susan
 
Meadows of gold and mines of gems by el mas'udi
Meadows of gold and mines of gems by el mas'udiMeadows of gold and mines of gems by el mas'udi
Meadows of gold and mines of gems by el mas'udi
 
05 a modern history of the islamic world
05 a modern history of the islamic world05 a modern history of the islamic world
05 a modern history of the islamic world
 
Sumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noerSumur tanpa dasar arifin c. noer
Sumur tanpa dasar arifin c. noer
 

Recently uploaded

Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...Neta
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................teeka180806
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikssuser328cb5
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfachsofyan1
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot
 

Recently uploaded (8)

Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari IniNila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
Nila88 : Situs Slot Gacor Scatter Hitam Mahjong & Link Slot Resmi Hari Ini
 
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
IDMPO : SITUS TARUHAN BOLA ONLINE TERPERCAYA, KEMENANGAN DI BAYAR LUNAS Arnet...
 
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
MONITORING DAN EVALUASI PROGRAM PPI CILOTO oke.pp...............................
 
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari IniJasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
Jasatoto99 : Daftar Situs Slot Gacor Maxwin & Situs Slot Terbaru Hari Ini
 
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolikMAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
MAKALAH agama.11docx.docx. ppt agama katolik
 
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari IniSizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
Sizi99 : Situs Judi Slot Online Gacor Terpercaya & Slot Terbaik Hari Ini
 
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdfPEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
PEDOMAN PENYELENGGARAAN BEASISWA LPPD JATIM - 2024.pdf
 
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang MaxwinBento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
Bento88slot : Situs Judi Slot Online Gacor Hari Ini Viral Gampang Maxwin
 

MalamTerakhir

  • 1. 1 Malam Terakhir (Sotoba Komachi) Karya : Yukio Mishima Diterjemahkan oleh Toto Sudarto Bachtiar Para Pelaku: PEREMPUAN TUA PENYAIR Laki-Laki Pertama Laki-Laki Kedua Laki-Laki Ketiga Perempuan Pertama Perempuan Kedua Perempuan Ketiga Agen Polisi Beberapa Penari Beberapa Pasangan Kekasih Beberapa Pengemis Beberapa Pelayan Rumah Makan PEREMPUAN TUA Satu ditambah satu, dua, dua ditambah dua lagi, empat… (Dia memegang sebuah puntung rokok di bawah cahaya lampu, dan ketika dilihatnya rokok itu masih cukup panjang, dia kemudian pergi menuju pasangan kekasih di sebelah kirinya untuk meminta api. Sesudah itu dia duduk lagi dan mengisap rokoknya. Setelah beberapa isap dia memadamkan lagi sigaretnya, dan melemparkannya ke samping puntung-puntung rokok lainnya di atas sehelai kertas Koran. Kemudian dia mulai menghitung lagi) Satu ditambah satu, dua; dua ditambah dua, empat… PENYAIR : (Pergi berdiri di belakang perempuan tua itu dan memperhatikan apa yang sedang dilkukannya) PEREMPUAN TUA Kau mau merokok ? Silakan. PENYAIR Terima kasih.
  • 2. 2 PEREMPUAN TUA Masih ada keperluan lainnya ? Mungkin ada yang ingin kau sampaikan ? PENYAIR Tidak. Tidak begitu penting soalnya. PEREMPUAN TUA Aku tahu kau siapa. Kau seorang penyair. Itulah keahlianmu. PENYAIR Rupanya kau tahu betul keadaanku. Ya, sekali-sekali aku menulis sajak. Tentu. Tetapi itu bukan bisnis, bukan perusahaan. PEREMPUAN TUA Begitu pendaptmu? Pasti karena kau tidak bisa menjual sajak-sajakmu, bukan? Kau masih muda, bukan? Tetapi kau tidak akan lama lagi hidup. Tampak malaikat maut sudah tercoreng di atas keningmu. PENYAIR Apa pekerjaanmu di masa yang lalu? Peramal? Dapatkah kau meramal melalui garis tangan, melalui kerut-kerut pada muka? PEREMPUAN TUA Mungkin… Aku melihat begitu banyak manusia dalam hidupku, sehingga muka mereka itu tidak bicara apa-apa lagi kepadaku… Duduklah! Aku kira kau sudah tidak begitu tetap lagi berdiri. PENYAIR Ini disebabkan karena aku baru saja minum-minum. PEREMPUAN TUA Eh… Selagi kau masih hidup kau harus berdiri dengan kedua kakimu di atas tanah. PENYAIR Dengarlah, ada sesuatu yang sangat ingin kuketahui selama ini, sehingga terpaksa aku harus menanyakannya padamu. Mengapa kau saban malam datang ke mari pada waktu yang sama dan mengusir semua pasangan itu dari bangku mereka? PEREMPUAN TUA Bangku itu bukan milikmu sendiri, bukan? Mau apa kau sebenarnya? Apakah kau seorang pengembara? Apakah kau harus meminta sedekah kepada orang-orang yang duduk di sini?
  • 3. 3 PENYAIR Tidak. Tetapi bangku itu tidak bisa menyampaikan kejengkelannya. Karena akulah yang harus menyampaikannya untuk dia. PEREMPUAN TUA Aku tak pernah mengusir orang. Mereka dengan sendirinya pergi menjauh kalau aku duduk di sini. Lihat saja, bangku ini bisa diduduki oleh empat orang. PENYAIR Malah hari bangku-bangku itu untuk orang-orang yang sedang berkasih-kasihan. Kalau aku malam-malam melewati taman ini dan pada setiap bangku aku melihat pasangan semacam itu duduk di atasnya, dalam hatiku aku selalu merasa bukan main tenteramnya. Kalau aku melewati mereka maka aku berjalan dengan bersijingkat. Bahkan kalau aku merasa letih, atau tiba-tiba aku kehilangan ilham, sehingga aku mau duduk untuk mengumpulkan gagasan-gagasanku, akupun tidak melakukannya. Karena rasa hormatku kepada… Tetapi kau langsung saja duduk. Telah berapa lama sebenarnya kau biasa datang ke mari? PEREMPUAN TUA Ah, sekarang baru aku mengerti maksudmu! Tempat ini agaknya merupakan padang perburuanmu. Engkau datang ke mari untuk keperluan perusahaanmu. PENYAIR Perusahaanku? Apa maksudmu sebenarnya? PEREMPUAN TUA Yah, maksudku, kau di sini mengumpulkan kesan-kesan, impresi-impresi yang kemudian kau olah menjadi sajak-sajak. PENYAIR Jangan beromong-kosong! Teman, orang-orang yang berkasih-kasihan, lentera-lentera… apakah kau betul-betul mengira aku menulis tentang soal-soal konyol itu? PEREMPUAN TUA Kalau waktunya sudah cukup lama berlalu, maka soa-soal itu tidak akan konyol lagi. Cobalah sebutkan padaku satu soal yang pada waktunya tidak bersifat konyol. PENYAIR Kau punya gagasan-gagasan yang betul-betul menarik! Kau hampir-hampir berhasil memaksaku untuk mengajukan suatu pembelaan bagi bangku ini. PEREMPUAN TUA
  • 4. 4 Ya Tuhan, kau betul-betul menjemukan! Kau Cuma mau berkata bahwa aku terlalu hina untuk bangku ini. Atau bukan begitu barangkali? PENYAIR Terlalu hina? Kau seorang yang murtad! PEREMPUAN TUA Jalan fikiran remaja masa kini betul-betul bagus! Aku terpaksa harus mengatakannya. PENYAIR Dengarkan sekarang… Aku tidak lebih dari kelihatannya, seorang kuli tinta, yang isteri untuk mengurus pun tidak punya. Tetapi ada sesuatu yang kuhormati: yakni dunia ini, sebagaimana terpantul dalam mata anak-anak muda yang sedang jatuh cinta, dan yang seratus kali lebih indah dari kenyataan – ya, aku menaruh rasa hormat kepadanya. Lihatlah, mereka sedikit pun tidak tahu bahwa kita sedang memperbincangkan mereka. Mereka sedang melambung ke langit, sampai di atas bintang-bintang. Bahkan wajah mereka pun bersinar laksana bintang. Dan bangku di sini ini, bangku ini ibarat sebuah tangga yang menuji ke langit, menara pengawas paling tinggi di dunia, suatu pos pengenal yang paling baik. Kalau ada seorang pemuda yang duduk di sini bersama gadinya, maka dia akan dapat emlihat semua kota di dunia. Tetapi kalau aku berdiri di sini, maka aku tidak melihat apa-apa, tidak melihat suatupun… Atau lebih baik… tentu saja aku selalu melihat sesuatu … sejumlah bangku… seorang lelaki dengan lentera saku, aku kira dia seorang agen polisi… Dua buah mobil yang saling berpapasan. Tanpa mengurangi sorot lampunya. Dan apa itu? Sebuah mobil penuh dengan bunga-bunga! Seniman-seniman yang baru kembali dari konser? Atau suatu upacara penguburan? Hanya itulah yang dapat kulihat. PEREMPUAN TUA Omong-kosong! Aneh sekali kau bisa menaruh hormat kepada hal-hal semacam itu! Maka aku bisa mengerti kalau kau menulis sajak-sajak yang tidak dibeli orang. PENYAIR Bukan, bukan. Justeru oleh karena itu aku tidak pernah duduk di atas bangku-bangku itu. Selama kau dan aku duduk di atasnya maka bangku-bangku itu tidak lain kecuali bangku- bangku kayu yang papa. Tetapi apabila mereka duduk di atasnya maka bangku itu akan menjadi semacam kenangan. Dan bangku itu bisa menjadi lebih empuk dari sebuah dipan dan hangat oleh percikan-percikan api yang keluar dari pelukan-pelukan mereka… Kalau kau duduk di sini maka semuanya menjadi begitu dingin seperti makam, bangku-bangku itu seakan-akan batu nisan. Aku tidak tahan. PEREMPUAN TUA Kau masih muda, masih plonco sekali, kau tidak melihat benda-benda itusebagaimana
  • 5. 5 adanya.. Kau beranggapan bahwa bangku-bangku tu menjadi hidup jika ada seorang pemuda tolol bersama pacarnya duduk di atasnya. Janganlah begitu bodoh! Mereka saling memeluk di atas makam mereka. Lihat, betapa pucatnya mereka, betapa pucat-lesinya mereka, dalam cahaya hijau yang melalui daun-daun menyelinap dari jalan. Mata mereka terpejam. Tidakkah mereka kelihatan sebagai mayat? Mereka mati selagi bercumbu. Benar, benar bau bunga. Bunga-bunga di taman malam hari baunya sama kuat dengan bunga- bunga di dalam peti mati. Dan semua pasangan yang sedang jatuh cinta itu membiarkan dirinya terkubur dalam bau bunga-bunga itu. Satu-satunya yang hidup di sini ialah kau dan aku. PENYAIR Apakah kau kira dirimu lucu? Apakah kau betul-betul beranggapan bahwa kau hidup dan mereka tidak? PEREMPUAN TUA Tentu saja. Sekarang umurku sembilan puluh sembilan tahun, tetapi lihatlah, betapa sehatnya aku! PENYAIR Sembilan puluh sembilan? PEREMPUAN TUA Ya, perhatikan aku baik-baik! PENYAIR Mengerikan. Segala kerut-kerut itu. PEREMPUAN PERTAMA Mengapa engkau? Mengapa kau bersikap begitu sekonyong-konyong? LAKI-LAKI PERTAMA Mari, kita pergi. Nanti kita masuk angin! PEREMPUAN PERTAMA Tidak, kau kelihatannya seperti merasa jemu sekali! LAKI-LAKI PERTAMA Tidak, sama sekali tidak. Aku justeru teringat akan sesuatu, akan sesuatu yang menyenangkan.
  • 6. 6 PEREMPUAN PERTAMA Begitu? Kalau begitu teringat akan apa? LAKI-LAKI PERTAMA Akan ayam-ayamku. Ayam-ayam itu besok pasti akan bertelur sebutir. PEREMPUAN PERTAMA Apa maksudmu berkata begitu? LAKI-LAKI PERTAMA Apa maksudmu berkata begitu? Tidak ada. Sama sekali tidak ada. PEREMPUAN PERTAMA Jadi, kau tidak bermaksud apa-apa! Tetapi bagiku itu ada artinya. Itu berarti bahwa hubungan kita putus. LAKI-LAKI PERTAMA Ayuh, cepatlah. Lihat trem terakhir itu sudah datang. Kita mesti lari. PEREMPUAN PERTAMA Kau selalu memakai dasi yang jelek! PEREMPUAN TUA Syukurlah! Kedua orang itu setidak-tidaknya menjadi hidup lagi! PENYAIR Bintang-bintang di langit mereka telah sirna. Mengapa kau berani mengatakan bahwa baru sekarang mereka menjadi hidup lagi? PEREMPUAN TUA Aku tahu bagaimana kelihatannya muka seseorang yang baru kembali lagi kepada kehidupan… Aku cukup sering melihatnya. Muka semacam itu memperlihatkan kejemuan yang luar biasa dan pemandangan semacam itu menyenangkan hatiku… Lama berselang, ketika aku masih muda, aku baru merasa hidup kalau aku merasa pusing. Aku baru merasa hidup kalau aku lupa sama sekali akan diriku. Kemudian aku sadar kalau aku keliru. Kalau kau masih punya perasaan, bahwa hidup di dunia ini sangat menyenangkan – kalau bunga yang paling kecil masih nampak seperti sebuah katedral dank au mengira bahwa burung- burung merpati yang terbang melintas bernyanyi dengan suara manusia… kalau setiap orang yang kaujumpai dengan gembira mengucapkan ‘selamat siang’ kepadamu dan benda-benda yang sepuluh tahun yang lalu sia-sia saja kaucari tiba-tiba berdiri menantikanmu di lemari dapur… kalau semua gadis nampak seperti permaisuri, dan
  • 7. 7 mawar-mawar sudah bersemi lagi pada semak-semak yang layu… ya, dan semua itu adalah hal-hal yang paling tidak sepuluh hari sekali pernah kau alami ketika aku masih muda dahulu, maka… tetapi tidak kalau aku sekarang teringat lagi akan hal itu, maka aku pun tahu bahwa semua itu adalah penipuan terhadap diri sendiri, sehingga kebusukan dalam segalanya saja pun aku tidak dapat melihatnya, karena aku seolah-olah mati… semakin jelek anggurnya, semakin cepat kau menjadi mabuk. Di tengah-tengah kemabukanku, di tengah-tengah perasaan dan air mataku – aku mati. Sesudah itu sikapku untuk tidak minum-minum lagi sebagai azazku. Itulah seluruh rahasia hidupku yang panjang. Fikiranku sehat. PENYAIR Amboi! Tetapi kalau begitu apa sebenarnya makna hidup? PEREMPUAN TUA Apa sebabnya aku hidup? Bukankah kenyataan kehadiranku dengan sendirinya sudah merupakan suatu makna? Aku bukanlah seekor kuda yang berlari-lari untuk mendapatkan gula-gula! Kuda-kuda memang untuk disuruh berlari, tetapi manusia? PENYAIR “Lajulah, lajulah kuda kecilku. Jangan melihat ke kanan atau ke kiri…” PEREMPUAN TUA “Ikuti saja bayang-bayang. Bekas jalan kereta…” PENYAIR Kalau matahari terbenam, baying-bayang jadi lebih panjang. PEREMPUAN TUA Bayang-bayangnya melengkung. Bayang-bayang itu hilang dalam kelam malam. (Selagi mereka berbicara, pasangan-pasangan yang sedang kasih-kasihan di kanan-kiri mereka sama berdiri tegak dari bangku mereka dan pergi) PENYAIR Wahai, Ibu, masih ada sesuatu yang ingin kutanyakan… Siapa namamu sebenarnya? PEREMPUAN TUA : Mereka dulu memanggilku Komachi. PENYAIR Siapa yang memanggilmu begitu? PEREMPUAN TUA
  • 8. 8 Semua laki-laki yang pernah memuja kecantikanku telah meninggal. Dan sekarang aku punya peraaan, bahwa setiap orang yang mengatakan aku cantik harus meninggal. PENYAIR Kalau begitu aku mujur. Aku baru berjumpa denganmu setelah kau berumur sembilan puluh sembilan tahun! PEREMPUAN TUA Benar, kau beruntung… Tetapi hanya seorang gila seperti kau mungkin menyangka bahwa setiap perempuan cantik jadi jelek dengan berlalunya tahun. Tetapi itu suatu kekeliruan besar. Seorang perempuan cantik akan tetap perempuan cantik selalu. Juga kalau sekarang ini aku nampanya jelek, sebenarnya aku ini hanya perempuan cantik yang jelek belaka. Aku sudah begitu sering, dan dari sekian banyak fihak, mendengar betapa mempesona kelihatannya aku, sehingga selama tujuh puluh, delapan puluh tahun terakhir ini aku tak punya kebutuhan lagi untuk berpikir lain tentang hal itu. Aku masih selalu memandang diriku sebagai seorang perempuan cantik yang mempesona. PENYAIR Mestinya adalah suatu beban yang berat untuk menjadi seorang yang cantik… aku dapat memahaminya. Seorang laki-laki yang pernh mengalami peperangan, selama-lamanya tetap terkenang akan peperangan. Sudah barang tentu dahulu kau pernah cantik… PEREMPUAN TUA Apa katamu? Aku masih tetap cantik! PENYAIR Ya ya, tentu saja, aku mengerti. Mengapa kau tidak mau bercerita barang sedikit mengenai masa remajamu kepadaku. Apa yang pernah kau alami delapan puluh – atau barangkali sembilan puluh tahun. Ceritakanlah, apa yang telah terjadi delapan puluh tahun yang lalu. PEREMPUAN TUA Delapan puluh tahun yang lalu aku baru berumur sembilan belas tahun. Kapten Fukaksa dari pasukan pengawal Kaisar. Sangat terpsona olehku. PENYAIR Bagaimana kalau aku berbuat seolah-olah aku kapten itu – siapa namanya tadi? PEREMPUAN TUA Jangan berangan-angan! Dia seratus kali lebih tampan dan lebih gagah daripada kau… Benar, dan ketika itu aku berkata kepadanya, bahwa aku akan memenuhi keinginannya yang paling luhur, kalau dia sudah seratus kali mengunjungiku. KEmudian tibalh malam yang keseratus itu. Ketika itu di kebun istana Rokumee diselenggarakan sebuah pesta, dan
  • 9. 9 semua orang yang gemar akan kesenangan duniawi hadir. Aku agak merasa letih karena udara pana di dalam, dan aku duduk di atas sebuah bangku, untuk menghirup hawa segar… Astaga…! Orang-orang dari seluruh kota kelihatnnya mengadakan rendevous di sini. PENYAIR Maksudmu para wanita dan pria yang gagah-gagah itu? PEREMPUAN TUA Tentu saja! Bagaimana kalau kita berdansa pada irama wals sekarang ini agar yang lain menjadi kesal? PENYAIR Aku berdansa dengn kau? PEREMPUAN TUA Jangan lupa: kau Kapten Fukaksa sekarang. (tiga pasang remaja, yang berpakaian menurut mode tahun 1880, muncul sambil berdansa dengan irama wals.perempuan tua dan penyair itu juga berdansa. ketika musik berhenti, orang-orang lainnya berkerumun mengelilingi perempuan tua itu) PEREMPUAN PERTAMA Komachi! Kau kelihatan sangat cantik lagi malam ini! PEREMPUAN KEDUA Kau membuatku iri. Dari mana kau peroleh pakaianmu yang indah itu? PEREMPUAN TUA Tentu saja dari Paris! Aku telah mengirimkan ukuran-ukuran tubuhku kepada Maison Piquet dan kemudian menyuruh membuat pakaian itu di sana. PEREMPUAN PEREMPUAN Benar begitu? PEREMPUAN KETIGA Ya, kalau tidak begitu tidak mungkin. Apa yang mereka buat di Jepang sini selalu begitu kampungan. LAKI-LAKI PERTAMA Tidak sangsi lagi. Mengapa harus kau pusingkan? Kau mau tidak mau harus mendatangkan pakaianmu dari luar negeri.
  • 10. 10 LAKI-LAKI KEDUA Tepat. Danitu juga berlaku buat kami. Adakah kalian melihat rok yang di pakai Perdana Menteri semalam? London. Kota ini masih tetap merupakan kiblat buat pakaian laki-laki. (Sambil tertawa dan bercakap-cakap, perempuan-perempuan itu membentuk sebuah lingkaran di seputar perempuan tua dan penyair itu. ketiga laki-laki itu duduk di atas sebuah bangku sambil bercakap-cakap) LAKI-LAKI KETIGA Komachi betul-betul mempesona! PEREMPUAN KETIGA Memang, dalam sinar bulan seperti sekarang ini seorang tukang tenung pun akan kelihatan cantik! LAKI-LAKI PERTAMA Ya, tetapi dalam sinar matahari yang terang benderang sekalipun Komachi akan kelihatan cantik, dan dalam sinar bulan jadinya dia kelihatan betul-betul seperti bidadari, dan… LAKI-LAKI KEDUA Ya, dan anda akan kehilangan kata-kata anda. LAKI-LAKI KETIGA Ya, dan dia pandai pula menjauhkan para pria dari dirinya! Dan karenanya mereka banyak pula bergunjing tentang dia… LAKI-LAKI PERTAMA Dia betul-betul seorang ‘dara’ maksudku dia masih perawan. Ini sungguh-sungguh apa yang biasa kaunamakan suatu ‘histoire scandaleuse’! LAKI-LAKI KEDUA Kapten Fukaksa sangat tergila-gila kepadanya. Adakah kalian melihat betapa pucat dan kurusnya dia? Seolah-olah dia tidak pernah makan apa-apa. LAKI-LAKI KETIGA Sehari-harian dia tidak berbuat lain kecuali menulis sajak-sajak untuk Komachi, dan tugas- tugasnya sebagai perwira sama sekali dilalaikan. Justeru suatu hal yang aneh bahwa, para perwira pengawal lainnya masih mau bergaul dengan dia! LAKI-LAKI PERTAMA Apakah salah satu dari kita masih mungkin mendapat kesempatan menurut pendapatmu? LAKI-LAKI KEDUA
  • 11. 11 Haha! Yang kucapai tidak mungkin lebih jauh dari suatu ‘espoir’, aku Cuma bisa berharap. LAKI-LAKI KETIGA Tidak, mengenai hal itu aku tidak punya pengharapan lebih besar daripada ‘une sardino’. LAKI-LAKI PERTAMA Ya, aku akan lebih cepat sampai di dalam kaleng atau jarring, daripada di tempat tidurnya… Dan begitu pula keadaannya dengan aku. Ah! Yang paling menjengkelkan dari ikat pinggang Eropah dia selalu menjadi terlalu sempit setelah makan. (dua orang pelayan muncul. yang seorang menghidangkan sebuah baki dengan cocktail, yang seorang lagi menghidangkan sebuah baki dengan hors d’oeuvres. semua orang mengambil hidangan. hanya penyair itu memandang seperti terpukau kepada perempuan tua. ketiga orang perempuan itu, sambil memegang sebuah gelas di tangannya masing- masing, duduk di atas sebuah bangku yang terletak berhadapan denganbangku para laki- laki itu) PEREMPUAN TUA Aku mendengar bunyi gemercik air di suatu tempat, tetapi aku tidak melihat apa-apa. Aneh rasanya seperti sedang hujan nun di kejauhan. LAKI-LAKI PERTAMA Suaranya merdu sekali! Begitu jernih laksana gemercik mata air. PEREMPUAN PERTAMA Kalau mendengar dia berbicara kedengarannya seperti sedng membacakan sajak-sajak. PEREMPUAN TUA Mereka sekarang sedang berdansa! Bayang-bayang mereka berlintasan sepanjang kaca- kaca jendela dan malam menjadi terang dan gelap. Bagaikan api yang sedang meruak dan padam. LAKI-LAKI KEDUA Tidakkah kau sependapat bahwa suaranya mengandung gairah? Suara yang menghujam dalam ke dalam hatimu? PEREMPUAN KEDUA Aku seorang perempuan, tetapi aku menggigil kedinginan kalau aku mendengar suaranya. PEREMPUAN TUA
  • 12. 12 Wahai! Kau dengar lonceng-lonceng itu? Kau dengar roda-roda itu, derap kuku-kuku kuda itu? … kereta siapakah gerangan? Aku masih belum melihat orang dari kalangan istana. Lonceng itu kedengarannya seperti lonceng kereta Kaisar. Amboi, alangkah pengapnya di sini, bau itu… LAKI-LAKI KETIGA Komachi membuat semua perempuan lain di sekitar dirinya menjadi pucat. PEREMPUAN KETIGA tetapi itu keji sekali. dia tak tanggung-tanggung mencuri warna tas tanganku! (musik mengumandangkan lagu wals baru. semua orang menyimpan kembali gelas masing- masing di atas baki pelayan dan mereka mulai berdansa lagi. perempuan tua dan penyair itu masih tetap berdiri dengan sikap yang sama) PENYAIR Semua betul-betul ajaib… PEREMPUAN TUA Apanya yang ajaib? PENYAIR Entahlah … Aku … PEREMPUAN TUA Jangan kau katakana! Jangan kau coba mencari kata-kata! Aku tahu apa yang mau kaukatakan… PENYAIR Kau.. kau begitu… PEREMPUAN TUA Begitu… cantik! Bukankah itu yang mau kaukatakan? Jangan kau katakana! Barangsiapa mengatakannya umurnya tidak akan panjang lagi. Aku peringatkan! PENYAIR Tetapi… PEREMPUAN TUA Kalau kau masih saying kepada hidupmu… diamlah! PENYAIR Tidak. Ini betul-betul terlalu aneh! Kita tidak bisa memberi nama lain kecuali keajaiban!
  • 13. 13 PEREMPUAN TUA Betul begitu? Apakah yang semacam itu sekarang disebut keajaiban? Padahal itu merupakan suatu yang paling biasa di dunia. PENYAIR Tetapi kerut-kerut itu… PEREMPUAN TUA Apa? Adakah kerut-kerut pada mukaku? PENYAIR Tetapi memang itu yang mau kukatakan barusan! Sekarang aku tidak melihat kerut-kerut lagi pada mukamu. PEREMPUAN TUA Tentu saja tidak! Mana mungkin pula seorang laki-laki selama sertus malam bisa memuja tukang tenung yang keriput?... Jangan lagi kita bicara tentang hal itu. Mari kita berdansa. (Mereka berdansa bersama-sama. pelayan-pelayan itu pergi. satu pasangan ke empat muncul. kemudian keempat pasangan itu duduk di atas kursi, sambil berbisik-bisik mesra) PEREMPUAN TUA Kau letih? PENYAIR Tidak. PEREMPUAN TUA Kau kelihatan payah sekali. PENYAIR Aku selalu kelihatan begitu. PEREMPUAN TUA Apakah itu suatu jawaban? PENYAIR Sekarang adalah malam keseratus. PEREMPUAN TUA Namun…
  • 14. 14 PENYAIR Apa yang mau kaukatakan… PEREMPUAN TUA Mengapa mukamu tiba-tiba berubah? Ada apa? PENYAIR Tidak ada apa-apa. Aku merasa sedikit pusing. PEREMPUAN TUA Bagaimana kalau kita masuk? PENYAIR Jangan. Aku lebih senang tinggal di sini. Di dalam sana terlalu rebut untukku. PEREMPUAN TUA Musik telah berhenti. Alangkah sunyinya tiba-tiba. PENYAIR Ya, yang masih tinggal sekarang haya kesunyian. PEREMPUAN TUA Apa yang kau fikirkan? PENYAIR Tidak ada. Tetapi mungkin juga ada. Aku punya firasat yang aneh barusan. Firasatku berkata, seolah-olah kita berdua sekarang harus berpisah, untuk kemudian kita baru bertemu lagi setelah seratus tahun yang akan datang, mungkin sedikit kurang dari satu abad. PEREMPUAN TUA Kalau begitu kita harus bertemu lagi di mana? Di kuburan barangkali? Atau di neraka? Aku kira itulah yang paling masuk akal. PENYAIR Tunggu! Ada sesuatu yang tiba-tiba muncul dibenakku!... Sebentar! Rasanya tempatnya ama seperti di sini. Aku akan melihatmu kembali di tempat yang sama seperti ini. PEREMPUAN TUA
  • 15. 15 Sebuah taman…, lentera-lentera gas, bangku-bangku, pasangan-pasangan yang sedang jatuh cinta… PENYAIR Ya, segala akan sama pula. Hanya satu hal saja yang ingin kuketahui… kau dan aku akan bagaimana kelihatannya kelak. PEREMPUAN TUA Aku tidak percaya bahwa aku akan jadi bertambah tua lagi. PENYAIR Boleh jadi akulah yang tidak akan jadi tua. PEREMPUAN TUA Delapan puluh tahun setelah hari ini… Niscaya di dunia ini sudah banyak yang akan berubah bukan? PENYAIR Hanya yang dibuat oleh manusia yang akan berubah… Sebuah mawar akan tetap sebuah mawar juga delapan puluh tahun yang akan datang. PEREMPUAN TUA Aku ingin sekali tahu, apakah di Tokio nanti masih akan ada kebun-kebun sunyi seperti ini. PENYAIR Rumput dan rumput liar akan menyelimuti semua kebun yang ada… PEREMPUAN TUA Tetapi burung-burung akan merasa betah di situ. PENYAIR Seluruh sinar bulan di dunia akan memancar di atas kebun-kebun itu. PEREMPUAN TUA Dan kalau kau naik ke atas sebuah bangku dan kemudian kau memandang ke sekitar, maka kau akan melihat semua lampu di kota, dan ketika itu akan terasa olehmu seolah- olah kau sedang memandang semua lampu di dunia. PENYAIR Kata-kata apa yang akan kita ucapkan, kalau kita bertemu lagi seratus tahun yang akan datang?
  • 16. 16 PEREMPUAN TUA Menurut hematku, kira-kira seperti: Sayang sekali kita tak pernah saling berhubungan! PENYAIR Apakah kau benar-benar akan menepati janjimu? PEREMPUAN TUA Janjiku? PENYAIR Ya, janji malam kesertus itu. PEREMPUAN TUA Apakah kau meragukannya? Setelah segala apa yang pernah kukatakan paamu PENYAIR Ya, malam ini keinginanku pasti akan terpenuhi. NAmun alangkah anehnya peraaan ini. Begitu menawarkan hati. Seolah-olah di tanganmu kau tiba-tiba memunyai sesuatu, yang sudah lama, sudah lama sekali kau inginkan. PEREMPUAN TUA Aku kira, untuk seorang laki-laki perasaan semacam itu mengerikan mestinya. PENYAIR Perwujudan mimpi-mimpiku… dan barangkali akan datang pula harinya di mana aku pun akan merasa jemu terhadapmu! Tetapi kalau seorang laki-laki juga bisa merasa jemu terhadap orang semacam kau, kehidupan sesudah mati itu niscaya bukan main mengerikannya! Dan betapa tak tertanggungkan hari-hari dan bulan-bulan yang tak berakhir itu sampai aku mati! Suatu kejemuan yang abadi! PEREMPUAN TUA Hentikanlah !... Diamlah!. PENYAIR Tidak mungkin. PEREMPUAN TUA Ini sudah terlalu gila sekarang. Mengapa kau harus memaksa dirimu untuk meneruskan sesuatu yang sebenarnya sama sekali tidak kauinginkan?
  • 17. 17 PENYAIR Siapa yang bisa mengatakan bahwa aku tidak menginginkan? Aku merasa sangat bahagia! Aku merasa, seolah-olah aku sertamerta akan bisa terbang ke langit, - namun sekaligus dengan itu aku pun merasa bukan kepalang sedihnya. PEREMPUAN TUA Engkau terlalu bernafsu. PENYAIR Apakah kau betul-betul tidak akan berbuat sesuatu, kalau sudah mulai menjemukanku? PEREMPUAN TUA Aku sama sekali tidak akan mengacuhkannya. Dalam hal itu akan segera ada laki-laki lain yang akan mendambkanku selama seratus malam. Keadaan semacam itu tidak akan membuatku jemu. PENYAIR Aku tidak akan peduli, kalau sekarang aku harus segera mati. Kesempatan seperti ini hanya sekali saja dialami manusia selama hidupnya… Bagiku peristiwa itu akan kualami malam ini. PEREMPUAN TUA Jangan kau mulai lagi beromong-kosong! PENYAIR Malam ini atau tidak sama sekali! Tubuhku menggigil, kalau aku teringat bahwa aku harus melampaui malam ini seperti dahulu. Dengan perempuan-perempuan lain. Yang kugauli. Fikiran akan hal itu tidak bisa kutanggungkan! PEREMPUAN TUA Tetapi seseorang hidup tidak hanya untuk mati! PENYAIR Siapa yang akan mengatakannya? Boleh jadi manusia mati untuk hidup. PEREMPUAN TUA Itu Cuma cara mengucapkan semata. Cara mengucapkan yang teramat konyol! PENYAIR
  • 18. 18 Tolonglah aku. Menurutmu, apa yang harus kulakukan? PEREMPUAN TUA Pergilah! Itulah satu-satunya yang bisa kaulakukan. PENYAIR Tidak, dengarlah! Beberapa jam lagi bahkan mungkin beberapa menit lagi akan datang saatnya yang tiada akan menjadi ada duanya lagi di dunia ini. Di tengah malam matahari akan terbit. Sebuah kapal dengan layer terkembang penuh akan mengarungi jalan-jalan. Sejak masa kanak-kanak aku telah bermimpi akan hal itu. Entah mengapa. Sebuah kapal layar raksasa menderu di tengah-tengah kebun, pecahan ombaknya gemuruh di antara daun-daun pepohonan, dan di atas segala gemuruh kapal itu bertengger burung-burung kecil… Dalam mimpi itu aku merasa begitu bahagia sehingga jatungku berhenti berdetak. PEREMPUAN TUA Rupanya engkau terlalu banyak minum! PENYAIR Kau tidak percaya? Malam ini juga, beberapa menit lagi sesuatu yang mustahil akan terjadi. PEREMPUAN TUA Hal-hal yang mustahil tidak akan terjadi! PENYAIR Aneh… Mukamu… PEREMPUAN TUA Beberapa perkataan lagi dan dia harus mati. Aneh sekali? Mukaku? Lihatlah! Lihat betapa jelek mukaku jadinya dengan segala kerut itu! Datanglah lebih dekat, bukalah matamu! PENYAIR Kerut-kerut? Kerut-kerut apa? PEREMPUAN TUA Lihatlah! Pakaian compang-camping! Baunya busuk! Penuh dengan kutu. Dan lihatlah tanganku, betapa menggigilnya tangan itu! Dan betapa panjang dan kotornya kukuku! Tidak! PENYAIR Bau wangi semerbak dari tubuhmu! Warna kukumu bagai putik-putik seruni! PEREMPUAN TUA
  • 19. 19 Dan ini, lihat buah dadaku! Warnanya coklat dan mongering! Buah dada seorang perempuan tidak boleh nampak seerti itu! Rabalah! Raba! Hampa dan layu! PENYAIR Alangkah nikmatnya tubuhmu! PEREMPUAN TUA Umurku sembilan puluh sembilan tahun! Bangunlah! Nyalangkan matamu! Perhatikan aku baik-baik! PENYAIR Akhirnya! Akhirnya aku teringat… PEREMPUAN TUA Kau ingat? PENYAIR Ya,… begitulah. Engkau dulu seorang perempuan tua berumur sembilan puluh sembilan tahun! Kepalamu penuh kerut-kerut. Matamu berair dan pakaianmu bau busuk. PEREMPUAN TUA Dulu? Tidakkah kau lihat, bahwa aku masih tetap betina tua? PENYAIR Aneh! … Matamu sejuk jernih bagaikan mata gadis dua puluh tahun dan bau wangi yang mempesona terpancar dari pakaianmu. Engkau menjadi muda lagi! PEREMPUAN TUA Jangan katakana! Bukankah ku telah memperingatkanmu? Tidak tahukah kau apa yang akan terjadi kalau kau mengatakan aku cantik? PENYAIR Kalau aku berpendapat bahwa sesuatu cantik, maka aku harus mengatakannya, sekalipun aku harus mati karenanya. PEREMPUAN TUA Gila! Demi Tuhan, janganlah kau berkata lagi! Aku mohon! Katakan saja yang lainnya! Bagaimana terusnya, dengan saat yang baru aja kau katakana tadi. PENYAIR
  • 20. 20 Baiklah! Aku akan mengatakannya. PEREMPUAN TUA Jangan, jangan, jangan kau lakukan hal itu! PENYAIR Saatnya telah tiba! Saat yang sudah kutunggu selama sembilan puluh sembilan malam, sembilan puluh sembilan tahun yang berkepanjangan. PEREMPUAN TUA Matamu menyala-nyala! Jangan kau lakukan! Janganlah kau mengatakan. Aku mohon! PENYAIR Aku harus mengataknnya padamu, Komachi! Engkau cantik! Engkau perempuan paling cantik di dunia. Dan kecantikanmu tidak akan memudar, sekalipun sudah seribu tahun. PEREMPUAN TUA Jangan katakan! Jangan katakan! Engkau pasti akan menyeal! PENYAIR Aku tidak akan menyesal! PEREMPUAN TUA Kau gila! Aku melihat tanda kematian telah tercoreng di atas keningmu. PENYAIR Aku tidak mau mati! PEREMPUAN TUA Aku telah melakukan segala apa yang aku bisa untuk melindungimu. PENYAIR Kedua tangan dan kakiku telah menjadi dingin… Aku tahu pasti, seratus tahun lagi kita akan bertemu kembali di sini, di tempat yang sama. PEREMPUAN TUA Lagi-lagi menunggu seratus tahun! (penyair itu jatuh ke tanah dan meninggal. tirai-tirai hitam di latar-belakang serentak bergeser. perempuan tua itu duduk di atas bangku dan memandang nanap ke depan. sesudah itu dia mulai lagi memilih-milih puntung-puntung rokoknya. selagi dia sibuk dengan itu, seorang agen polisi muncul. dia membungkuk di atas mayat penyair itu)
  • 21. 21 AGEN POLISI Mabuk. Bedebah… pemabuk-pemabuk! Ayo bangun! Di rumah binimu sedang menunggu. Lekas pulang sehingga dia bisa membaringkanmu di atas sarangnya… atau mungkinkah dia mati? … Persetan, dia mati! Hai, Mak tua… adakah kau melihatnya jatuh? Kau melihatnya tadi? PEREMPUAN TUA (Menengadah sejenak) Dia terjatuh beberapa waktu yang lalu. AGEN POLISI Dia masih hangat. PEREMPUAN TUA Itu berarti dia baru saja meninggal. AGEN POLISI Ya, aku memang pintar sekali! Aku bertanya kepadamu apakah kau melihatnya ketika dia jatuh. Jam berapa ketika kau datang ke mari? PEREMPUAN TUA Kira-kira setengah jam yang lalu. Dia sudah mabuk dan mulai gatal tangannya. AGEN POLISI Gatal tangannya? Terhadapmu? Jangan melucu! PEREMPUAN TUA (Merasa terhina) Apakah itu begitu aneh! Itu Seuatu yang sangat wajar! AGEN POLISI Oh, kuharap saja kau mampu melindungi dirimu! PEREMPUAN TUA Ah, aku tidak apa-apa. Dia Cuma agak menggangu. Untuk beberapa saat dia merengek- rengek padaku, dan sesudah itu dia tiba-tiba jatuh, terjerembab. Aku kira dia telah jatuh tertidur. AGEN POLISI Hai! Kalian di sana! Tidak tahukah kalian bahwa di taman ini kalian tidak boleh tidur? Di sini bukan tempat penampungan orang-orang tak berumah! Ke sini! Aku perlu beberapa laki-laki untuk membantuku. (DUA ORANG itu mengangkat PENYAIR dan menggotongnya pergi dari situ)
  • 22. 22 PEREMPUAN TUA (Membungkuk lagi di atas puntung-puntung rokoknya dan dengan seksama memilih-milih puntung-puntung rokok itu) Satu ditambah satu, dua… dua ditambah dua, empat. Satu ditambah satu, dua dan dua ditambah dua, empat…. LAYAR