Studi ini membandingkan fitur klinis dan temuan laboratorium pada infeksi COVID-19 dan influenza A dan B pada anak-anak. COVID-19 cenderung menyerang anak yang lebih tua dibanding influenza, dengan gejala demam dan batuk yang lebih jarang. Temuan laboratorium seperti leukopenia dan trombositopenia lebih umum pada influenza. Tingkat perawatan intensif lebih tinggi pada COVID-19 meskipun tidak ada perbedaan lainnya dalam perawatan.
1. Comparison of clinical features and
laboratory findings of coronavirus disease
2019 and influenza A and B infectionsin
children: a single-center study
Presented By
Nita Anugerawati N / C105211004
Journal Reading
Infection and Tropical Diseases Division
Supervisor
dr. Ninny Meutia Pelupessy, Sp.A
DEPARTMENT OF PEDIATRIC
UNIVERSITY OF HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
2. ABSTRACT
Background: As the coronavirus disease 2019 (COVID-19) outbreak continues to evolve, it is
crucially important for pediatricians to be aware of the differences in demographic and clinical
features between COVID-19 and influenza A and B infections.
Purpose: This study analyzed and compared the clinical features and laboratory findings of
COVID-19 and influenza Aand Binfections inchildren.
Methods: This retrospective study evaluated the medical data of 206 pediatric COVID-19 and
411 pediatric seasonal influenzaA orB patients.
3. Results: COVID-19 patients were older than seasonal influenza patients (median [interquartile range], 7.75
[2–14] years vs. 4 [2–6] years). The frequency of fever and cough in COVID-19 patients was lower than that
of seasonal influenza patients (80.6% vs. 94.4%, P<0.001 and 22.8 % vs. 71.5%, P<0.001, respectively).
Ageusia (4.9%) and anosmia (3.4%) were present in only COVID-19 patients. Leukopenia, lymphopenia, and
thrombocytopenia were encountered more frequently in influenza patients than in COVID-19 patients (22.1%
vs. 8.5%, P=0.029; 17.6% vs. 5.6%, P=0.013; and 13.2% vs. 5.6%, P=0.048, respectively). Both groups showed
significantly elevated monocyte levelsin the complete blood count (70.4% vs. 69.9%, P=0.511). Major chest x-
ray findings in COVID-19 patients included mild diffuse ground-glass opacity and right lower lobe infiltrates.
There were no statistically significant intergroup differences in hospitalization or mortality rates; however,
the intensivecareunitadmissionratewashigheramongCOVID-19 patients(2.4%vs.0.5%,P=0.045).
Conclusion: In this study, pediatric COVID-19 patients showed a wide range of clinical presentations
ranging from asymptomatic/mild to severe illness. We found no intergroup differences in hospitalization
rates, oxygen requirements, or hospital length of stay; however, the intensive care unit admission rate was
higheramongCOVID-19patients.
Keywords:Child,Influenza,Monocyte,SARS-CoV-2infection
ABSTRACT
5. PURPOSE
to analyze laboratory
findings of SARS-
CoV-2 and seasonal
influenza A and B
infections
to compare clinical
features laboratory
findings of SARS-
CoV-2 and
seasonal influenza
A and B infections
6. Retrospective study
Group 1 : children with COVID-19
infection or influenza A and B
infection who presented to
Baskent University Hospital
Pediatric Emergency department
(December 2017 - March 2018)
with fever and/or respiratory
symptoms and tested positive for
influenza A or B infection
• Clinical features : the
Pearson chi-square test
and Fisher exact test
• Continuous variables :
Student t test
ANALYSIS
METHODS
Group 2 : children who
presented to the same
emergency unit with fever
and/or respiratory complaints
(March 12 and December 31,
2020) and tested positive for
COVID-19
hematology analyzer :
WBC, platelets, neutrophil,
lymphocyte, andmonocyte
10. Ageusia (4.9%) and
anosmia (3.4%) : the main
symptom cf COVID 19
patients
Cutaneous manifestations
of COVID-19 : urticaria,
vesicular exanthema,
erythematous exanthema,
and maculopapular rash
COVID-19 patients with
underlying medical
conditions should be
followed carefully
it is difficult to use
parameters (leukopenia,
lymphopenia, and elevated
CRP) for differential
diagnosis
DISCUSSIONS
11. DISCUSSION
COVID-19 (moderate or severe) ➔ ↑ Monocyte
The initial surge of specific monocyte ➔ less severe
COVID-19 infection
Macrolides were the mainstay treatment for COVID-
19
Azithromycin ➔ Clinical improvement (59.3% within 24-
72 hours of starting the macrolides treatment)
12. CONCLUSIONS
The symptoms of children with COVID-19:
exhibited respiratory and/or
gastrointestinal symptoms, neurological
manifestations, olfactory/gustatory
dysfunctions, elevated monocytes, mildly
elevated CRP, and unilateral or diffuse
abnormalities onchestx-ray.
small sample size, retrospective
nature, and lack of flow cytometric
analysis of monocyte subsets
LIMITATION
CONCLUSION
mild diffuse ground-glass opacity and lower
lobe infiltrates: specific to COVID-19
infections
14. I. UMUM
NO PENILAIAN CHECK LIST PENILAIAN YA TIDAK
1 Judul Makalah a. Tidak terlalu panjang atau tidak terlalu pendek
b. Menggambarkan isi utama penelitian
c. Cukup menarik
d. Tanpa singkatan, selain yang baku
2 Abstrak a. Abstrak terstruktur
b. Mencakup komponen IMRAC (Introduction, methods, Results,
Conclussion)
c. Secara keseluruhan abstrak informatif
d. Tanpa singkatan, selain yang baku
e. Kurang dari 250 kata
(287)
3 Pendahuluan a. Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukannya penelitian
b. Paragraf berikut menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian
c. Didukung oleh pustaka yang kuat & relevan
4 Metode a. Disebutkan design, tempat dan waktu penelitian
b. Disebutkan populasi sumber (populasi terjangkau)
c. Dijelaskan kriteria pemilihan subyek (inklusi & eksklusi)
d. Disebutkan cara pemilihan subjek (teknik sampling)
e. Disebutkan perkiraan besar sampel & alasannya
f. Perkiraan besar sampel dihitung dengan rumus yang sesuai
g. Observasi, pengukuran serta intervensi dirinci sehingga orang lain
dapat mengulanginya
h. Ditulis rujukan bila teknik pengukuran tidak dirinci
i. Definisi istilah & variable penting dikemukakan
j. Ethical clearance diperoleh
k. Disebutkan rencana analisis, batas kemaknaan & power penelitian
15. I. UMUM
NO PENILAIAN CHECK LIST PENILAIAN YA TIDAK
5. Hasil a. Disertakan tabel karakteristik subjek penelitian
b. Karakteristik subjek yang penting (data awal) dibandingkan kesetaraannya
c. Dilakukan uji hipotesis(statistik) untuk kesetaraannya
d. Disebutkan jumlah subjek yang diteliti
e. Dijelaskan subyek yang dropout dengan alasannya
f. Ketepatan numerik dinyatakan dengan benar
g. Penulisan tabel dilakukan dengan tepat
h. Semua hasil di dalam tabel disebutkan dalam naskah
i. Semua outcome yang penting disebutkan dalam hasil
j. Subyek yang drop out diikutkan dalam analisis
k. Analisis dilakukan dengan uji statistik yang sesuai
l. Ditulis hasil uji statistik, derajat kebebasan (degree of freedom), dan nilai p
m. Disertakan interval kepercayaan
n. Dalam hasil disertakan komentar & pendapat
6. Diskusi a. Semua hal yang relevan dibahas
b. Tidak sering diulang hal yang dikemukakan pada hasil
c. Dibahas keterbatasan penelitian, dan dampaknya terhadap hasil
d. Disebutkan penyimpangan protokol, dan dampaknya terhadap hasil
e. Diskusi dihubungkan dengan pertanyaan penelitian
f. Dibahas hubungan hasil dengan teori/hasil penelitian terdahulu
g. Dibahas hubungan hasil dengan praktek klinis
h. Efek samping dikemukakan dan dibahas
i. Disebutkan hasil tambahan selama diobservasi
j. Disertakan simpulan utama penelitian
k. Simpulan didasarkan pada data penelitian
l. Disebutkan generalisasi hasil penelitian
m. Disertakan saran penelitian selanjutnya
16. II. KHUSUS
A. PENILAIAN VALIDITAS PENELITIAN
1. Apakah disebut latar belakang dilakukan penelitian dengan jelas?
Ya, yaitu wabah penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) terus berkembang,
sangat penting bagi dokter anak untuk menyadari perbedaan fitur demografis
dan klinis antara COVID-19 dan infeksi influenza A dan B.
2. Apakah disebut kriteria inklusi studi yang disertakan dalam penelitian dan cara
penelusuran pustaka yang relevan?
Iya, Kriteria inklusi yaitu Kelompok 1 : anak-anak dengan infeksi COVID-19
yang dikonfirmasi atau infeksi influenza A dan B yang datang ke departemen
Gawat Darurat Anak Rumah Sakit Universitas Baskent antara Desember 2017
dan Maret 2018. Kelompok 2 : anak-anak yang datang ke unit gawat darurat
dengan demam dan/atau keluhan pernapasan dengan atau tanpa riwayat
kontak antara 12 Maret dan 31 Desember. 2020 dan dinyatakan positif COVID-
19 dengan uji reaksi berantai reverse transcriptase-polymerase real-time
3. Apakah dilakukan telaah validitas setiap studi yang disertakan?
Ya dilakukan telaah validitas dengan metode deteksi WBC, trombosit, neutrofil,
limfosit, dan monosit serta X-ray dada
17. 4. Apakah hasil masing-masing studi lebih kurang konsisten satu dengan yang lain?
Hasil masing-masing studi tentang konsistensi satu dengan yang lainnya yang dapat dilihat
pada Table 1, 2 & 3 yang menunjukan tidak ada perbedaan antarkelompok dalam tingkat
rawat inap, kebutuhan oksigen, atau lama tinggal di rumah sakit; namun, tingkat penerimaan
unit perawatan intensif lebihtinggi di antara pasien COVID-19.
5. Unsur PICO
P : Pasien anak (2-14 tahun)
I : COVID 19
C : Influenza A & B
O : gambaranklinis dan temuan laboratorium
18. 2. PENILAIAN PENTINGNYA HASIL PENELITIAN
Dengan hasil penelitian ini maka dapat diketahui perbedaan gambaran klinis
dan temuan laboratorium dari infeksi COVID-19 dan influenza A dan B pada
anak-anak.
3. PENILAIAN KEMAMPUTERAPAN HASIL PENELITIAN
1. Apakah pasien kita mirip dengan karakteristik pasien pada penelitian?
Ya, di tempat kita saat ini banyak ditemukan anak usia 2-14 tahun mengalami
infeksi COVID 19 dan influenza A dan B . Sehingga perlu diketahui perbedaan
gambaranklinis dan temuan laboratorium.
2. Apakah terapi tersebut tersedia, terjangkau dan dapat diterima pasien ?
Ya, saat ini sudah mulai dilakukan pengukuran WBC, trombosit, neutrofil,
limfosit, dan monosit serta pencitraan X-ray dada
19. PENILAIAN VALIDITAS PENELITIAN PROGNOSIS /
FAKTOR RISIKO
1.Apakah awal penelitian didefinisikan dengan jelas?
•Ya,tujuan penelitian ini adalah menganalisis dan membandingkan gambaran
klinis dan temuan laboratorium dari infeksi COVID-19 dan influenza A dan B
pada anak-anak
Apakah menyatakan disain penelitian dengan jelas?
•Ya,penelitian ini merupakan studi kohort retrospektif, dilakukan menggunakan
data dari rekam medis departemen Gawat Darurat Anak Rumah Sakit
Universitas Baskent pada Desember 2017 - Maret 2018 (kelompok 1) serta 12
Maret - 31 Desember. 2020 (kelompok 2).
1.Apakah pembanding dinyatakan dengan jelas?
• Tidak disebutkan pembanding penelitian sebelumnya
20. 1.Apakah pemantauan (follow-up) pasien dilakukan cukup
Panjang dan lengkap?
•Follow up dilakukan cukup lengkap namun waktunya tidak cukup Panjang
sehingga tidak jelas apakah perbaikan klinis dikaitkan dengan pengobatan
atau sifat membatasi diri dari infeksi COVID-19 pada anak-anak
Apakah diidentifikasi dengan jelas kelompok dengan prognosis
yang berbeda?
•Ya,pasien mendapatkan perlakuan dengan durasi terapi yang berbeda
1.Apakah outcome dinilai dengan kriteri aobjektif?
•Ya dilakukan telaah validitas dengan metode deteksi WBC, trombosit,
neutrofil, limfosit, dan monosit serta X-ray dada
PENILAIAN VALIDITAS PENELITIAN
PROGNOSIS / FAKTOR RISIKO
21. PENILAIAN PENTINGNYA HASIL STUDI PROGNOSIS /
FAKTOR RISIKO
1.Apakah Outcome/ hasil dipaparkan secara jelas?
• Ya, peneliti menggunakan nilai p secara jelas.
Seberapa besarkah ketepatan estimasi outcome yang didapat
dengan nilai OR, RR, PR dengan nilai 95% CI?
• Jurnal ini menyatakan bahwa studi merupakan retrospektif cohort namun
nilai RR dan CI tidak dicantumkan dalam jurnal.
22. PENILAIAN KEMAMPUTERAPAN HASIL STUDI
PROGNOSIS / FAKTOR RISIKO
1.Apakah pasienkitamiripdengansubjekyangditeliti?
• Ya, di tempat kita saat ini banyak ditemukan anak usia 2-14 tahun mengalami
infeksi COVID 19 dan influenza A dan B . Sehingga perlu diketahui perbedaan
gambaran klinis dan temuan laboratorium.
Apakah bukti ini akan mempunyai pengaruh penting secara klinis
terhadap kesembuhan pasien?
• Ya, karena dapat diketahui perbedaan gambaran klinis dan temuan laboratorium
dari infeksi COVID-19 dan influenza A dan B pada anak-anak, sehingga dapat
ditentukan terapi dan diagnosis yang tepat
Apakah simpulan tentang hasil studi tersebut berguna bagi pasien
dalam tatalaksana secara keseluruhan?
•Ya, kita dapat mengetahui presentasi klinis dari COVID 19 dan influenza A & B
serta , kebutuhan oksigen, atau lama tinggal di rumah sakit; dan tingkat
penerimaan unit perawatan intensif
23. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik
TERIMA
KASIH
Editor's Notes
Latar belakang:Karena wabah penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) terus berkembang, sangat penting bagi dokter anak untuk menyadari perbedaan fitur demografis dan klinis antara COVID-19 dan infeksi influenza A dan B.
Tujuan:Studi ini menganalisis dan membandingkan gambaran klinis dan temuan laboratorium dari infeksi COVID-19 dan influenza A dan B pada anak-anak.
Metode:Studi retrospektif ini mengevaluasi data medis dari 206 pasien COVID-19 pediatrik dan 411 pasien influenza A atau B
Hasil:Pasien COVID-19 lebih tua dari pasien influenza (median [kisaran interkuartil], 7,75[2–14] tahun vs. 4 [2–6] tahun). Frekuensi demam dan batuk pada pasien COVID-19 lebih rendah dibandingkan dengan pasien influenza musiman (80,6% vs 94,4%, P<0,001 dan 22,8% vs 71,5%,P<0,001, masing-masing). Ageusia (4,9%) dan anosmia (3,4%) hanya ada pada pasien COVID-19.
Leukopenia, limfopenia, dan trombositopenia lebih sering ditemukan pada pasien influenza daripada pasien COVID-19 (22,1% vs 8,5%, P=0,029; 17,6% vs. 5,6%,P=0,013; dan 13,2% vs.
5,6%,P= 0,048, masing-masing). Kedua kelompok menunjukkan tingkat monosit yang meningkat secara signifikan dalam hitung darah lengkap (70,4% vs 69,9%, P= 0,511). Temuan rontgen dada utama pada pasien COVID-19 termasuk opasitas ground-glass difus ringan dan infiltrat lobus kanan bawah. Tidak ada perbedaan antarkelompok yang signifikan secara statistik dalam rawat inap atau angka kematian; namun, tingkat penerimaan unit perawatan intensif lebih tinggi di antara pasien COVID-19 (2,4% vs 0,5%,P
=0,045).
Kesimpulan:Dalam penelitian ini, pasien COVID-19 anak menunjukkan berbagai presentasi klinis mulai dari penyakit asimtomatik/ringan hingga parah. Kami tidak menemukan perbedaan antarkelompok dalam tingkat rawat inap, kebutuhan oksigen, atau lama tinggal di rumah sakit; namun, tingkat penerimaan unit perawatan intensif lebih tinggi di antara pasien COVID-19.
Kata kunci:Anak, Influenza, Monosit, Infeksi SARS-CoV-2
Latar Belakang :
Saat wabah penyakit coronavirus 2019 (COVID-19) berlanjut sangat penting untuk menyadari perbedaan fitur demografi dan klinis antara COVID-19 dan infeksi influenza A dan B. Diagnosis banding COVID-19 dan influenza dini dapat mengarah pada pengobatan yang tepat dengan obat-obatan yang tepat sekaligus dapat mengurangi penularan infeksi COVID-19 di komunitas. diferensiasi awal kedua infeksi pada populasi anak sangat penting selama musim dengan tingkat infeksi yang tinggi karena tes diagnostik untuk setiap infeksi virus tidak dapat dilakukan dengan cepat.
Tujuan :
untuk menganalisis temuan laboratorium SARS-CoV-2 dan infeksi musiman influenza A dan B.
untuk membandingkan gambaran klinis temuan laboratorium SARS-CoV-2 dan infeksi musiman influenza A dan B.
Studi retrospektif
Kelompok pertama yaitu anak-anak yang datang ke departemen Gawat Darurat Anak Rumah Sakit Universitas Baskent antara Desember 2017 dan Maret 2018 dengan gejala demam dan/atau pernapasan dan dinyatakan positif terinfeksi influenza A atau B dengan tes antigen influenza cepat berbasis imunoassay fluoresen.
Kelompok kedua yaitu anak-anak yang datang ke unit gawat darurat yang sama dengan demam dan/atau keluhan pernapasan dengan atau tanpa riwayat kontak antara 12 Maret dan 31 Desember. 2020 dan dinyatakan positif COVID-19 dengan uji reaksi berantai reverse transcriptase-polymerase real-time dari usap nasofaring
hematology analyzer digunakan untuk pengukuran WBC, trombosit, neutrofil, limfosit, dan monosit.
Gambaran klinis kelompok COVID-19 dan kelompok influenza dibandingkan dengan menggunakan uji chi-square Pearson dan uji eksak Fisher untuk variabel kategori. Variabel kontinu dibandingkan dengan menggunakan uji t.
Pasien COVID-19 lebih tua dari pasien influenza yaitu 7,75[2–14] tahun vs. 4 [2–6] tahun). Frekuensi demam dan batuk pada pasien COVID-19 lebih rendah dibandingkan dengan pasien influenza musiman (80,6% vs 94,4%, P<0,001 dan 22,8% vs 71,5%,P<0,001, masing-masing). Ageusia (4,9%) dan anosmia (3,4%) hanya ada pada pasien COVID-19.
Leukopenia, limfopenia, dan trombositopenia lebih sering ditemukan pada pasien influenza daripada pasien COVID-19 (22,1% vs 8,5%, P=0,029; 17,6% vs. 5,6%,P=0,013; dan 13,2% vs. 5,6%,P= 0,048, masing-masing). Kedua kelompok menunjukkan tingkat monosit yang meningkat secara signifikan dalam hitung darah lengkap (70,4% vs 69,9%, P= 0,511). Temuan rontgen dada utama pada pasien COVID-19 termasuk opasitas ground-glass difus ringan dan infiltrat lobus kanan bawah.
Tidak ada perbedaan antarkelompok yang signifikan secara statistik dalam rawat inap atau angka kematian; namun, tingkat penerimaan unit perawatan intensif lebih tinggi di antara pasien COVID-19 (2,4% vs 0,5%, P=0,045).
ageusia dan anosmia adalah gejala utama yang muncul pada masing-masing 4,9% dan 3,4% pasien COVID-19, sedangkan tidak satu pun dari gejala ini muncul pada kasus influenza
Ada bukti yang berkembang tentang manifestasi kulit COVID-19 pada anak- anak dan orang dewasa, dengan manifestasi yang paling umum dilaporkan adalah urtikaria, eksantema vesikular, eksantema eritematosa, dan ruam makulopapular
pasien COVID-19 dengan kondisi medis yang mendasari seperti gagal ginjal kronis, sindrom Down dengan kelainan jantung bawaan dan gagal hati kronis harus diikuti dengan hati- hati.
lebih sering terjadi pada pasien influenza A dan B dalam penelitian kami. Oleh karena itu, sulit untuk menggunakan parameter ini untuk diagnosis banding pada pasien anak. Leukopenia dan limfopenia dianggap sebagai temuan laboratorium utama pada pasien COVID-19 dewasa dan secara langsung terkait dengan tingkat keparahan penyakit ketika hadir dengan peningkatan reaktan fase akut seperti CRP.22)Namun, leukopenia, limfopenia, dan peningkatan CRP
Monosit adalah kontributor penting dari kekebalan bawaan serta sistem kekebalan adaptif dalam tubuh manusia. kasus COVID-19 dengan gejala sedang atau berat telah meningkatkan monosit secara nyata dalam jumlah darah lengkap
Lonjakan awal subset monosit spesifik dalam jumlah darah tepi pasien COVID-19 pediatrik dapat dikaitkan dengan infeksi COVID-19 yang kurang parah pada populasi anak.
Makrolida adalah pengobatan andalan untuk infeksi COVID-19 dalam penelitian kami karena kemungkinan efek imunomodulator, anti-inflamasi, dan antivirus
Pasien secara acak diberikan azitromisin (10 mg/kg/hari selama 1 hari, kemudian 5 mg/kg/hari selama 4 hari) atau klaritromisin (14 mg/kg/hari selama 7 hari). Perbaikan klinis diamati pada 59,3% pasien dalam waktu 24 hingga 72 jam setelah memulai pengobatan makrolida.
anak-anak dengan COVID-19 sebagian besar menunjukkan gejala pernapasan dan/atau gastrointestinal, manifestasi neurologis, disfungsi olfaktorius/gustatorik, peningkatan monosit, peningkatan CRP ringan, dan kelainan unilateral atau difus pada rontgen dada.
ground-glass opacity difus ringan dan infiltrat lobus bawah spesifik untuk infeksi COVID-19
ukuran sampel yang kecil, sifat retrospektif, dan kurangnya analisis aliran cytometric dari himpunan bagian monosit adalah keterbatasan utama